Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Perubahan

MrJohan

Suka Semprot
Daftar
3 May 2019
Post
9
Like diterima
1
Bimabet
Nubi minta izin untuk membuat cerita.
Dari judulnya mungkin agan-agan sekalian sudah bisa menebak ceritanya.
Ya, ini adalah cerita tentang perubahan Saki Yoshida.
Mungkin banyak yang sudah tahu sama cewek ini, dan buat yg belum tahu.
"Saki Yoshida adalah karakter utama dari manga hentai terkenal karya Shindo L. Saki Yoshida awalnya adalah gadis culun yang tak memiliki teman, yang kemudian berubah menjadi pelacur dan pecandu. Semenjak merubah penampilan, hidupnya terus menderita hingga akhirnya saat sedang hamil dia memakai banyak kokain dan mati dalam keadaan yang sangat menyedihkan."

Nah bagaimana jika seandainya saat Saki dihajar oleh segerombolan anak sekolahan, muncul seseorang yang menolongnya?
Nah itulah premis cerita yang ane buat.
Ok tanpa perlu berbasa basi lagi, inilah ceritanya.


Disclaimer : Saki Yoshida, Hayato, dan karakter Emergence lainnya adalah milik Shindo L.


Saki POV
"Ahhh... ahhh... Saki, kau memang pelacur kotor... ahhh..."
"Tapi jepitan memekmu... Ahh... benar-benar seperti pelacur kelas atas..."
Gembel yg kotor itu terus-terusan menggarap tubuhku dengan sangat kasar, padahal aku sudah memohon agar dia melakukannya dengan lembut agar tak menyakiti bayiku. Bau tubuhnya benar-benar membuatku ingin muntah, tapi mau bagaimana lagi, aku harus melakukan ini demi biaya persalinan bayiku. Desahanku semakin liar saat gembel itu menarik rambutku hingga wajahku terangkat. Dengan masih menyodok-nyodokkan kontolnya dari belakang, dia melumat mulutku dengan ganasnya. Hingga akhirnya sodokannya makin cepat.
"Ahhhh... Saki... aku keluar.... AHhh Ahhh AAARRRRGGGHHH....."
Gembel itu menyodokkan kontolnya sedalam-dalamnya dan kemudian mengeluarkan spermanya didalam memekku. Saking dalamnya sodokannya, aku sampai bisa merasakan cairan spermanya masuk kedalam rahimku, tempat bayiku bersemayam.
Setelah puas menyemprotkan spermanya, diapun ambruk diatas tubuhku dan membuatku sulit bergerak, karena saat ini kami ada dirumah kardus sempit milik gembel ini.
Diapun kemudian bangun dan mengambil celananya yang entah sudah berapa lama tak dicucinya, dan diapun mengeluarkan uangnya, dan melemparkannya kepadaku.
"Terima kasih Saki." Ucapnya sambil memasang pakaiannya.
Aku yang masih kelelahan akibat persetubuhan tadi mancoba bergerak dan merogoh tasku untuk mengambil 'sesuatu'
"Hei, yang benar saja? Kau sedang hamil lho?" Kata gembel itu saat melihatku mengambil plastik kecil dan sebuah suntikan.
"Aku tidak bisa... tanpa ini aku akan mati." Kataku sambil memegang kedua benda terkutuk itu.
Akupun segera mengikatkan ikat pinggangku kelenganku, lalu menyuntikkan benda haram itu. Sesaat kemudian aku merasa kepalaku ringan seakan tak terjadi apa-apa.
"Kau benar-benar aneh saat sedang naik." Kata gembel itu saat melihatku tertawa sambil menangis seperti orang gila.

Setelah aku kembali normal, akupun pergi ke loker tempat aku menyimpan uang hasil 'kerja'ku untuk persalinan nanti. Kusisihkan uangnya untuk kusimpan, dan sisanya kupakai untuk membeli 'keperluanku'. Setelah kembali mengunci lokernya, akupun menyusuri jalan mencari 'penjual' dan seseorang memberitahuku lokasi 'penjual' dan akupun berjalan kearah yang dimaksud. Sesampai disana, terlihat beberapa orang berkumpul, akupun menghampiri mereka.
"Ugh.. bau..." Kata salah satu dari mereka. Akupun teringat, sudah berapa hari aku tidak mandi, ditambah beberapa jam yang lalu aku digarap oleh gembel, tentu saja aroma tubuhku sangat tidak sedap.
"Aku kesini ingin bertemu dengan Obata." Ucapku.
Kemudian seorang pria yang mencolok dengan rambut pirang menghampiriku.
"Mau apa kau mencariku?" Tanyanya.
"Kudengar kau menjual kokain. Aku ingin membelinya." Jawabku.
Dia menatapku dengan tatapan hina.
"Kalau masalah uang, aku membawanya kok. Kumohon, aku memerlukannya" Kataku memelas sambil bersimpuh dikakinya.
Diapun mengeluarkan plastik kecil dan melemparkannya kepadaku.
"Terima kasih banyak... dengan ini aku..."
"Sudah... sana!, lain kali jika kau mau beli, mandi dulu." Hardiknya.
"Setidaknya ini cukup untuk beberapa hari." Pikirku.
Namun tak lama kemudian perutku berbunyi, sedangkan uangku sudah habis, dan akupun terpaksa kembali ke loker untuk mengambil uang. Sesampai disana, saat aku hendak mengambil uang, sebuah suara mengagetkanku.
"Wah uangmu banyak juga."
Akupun segera berpaling. Kulihat segerombolan anak SMA, beberapa diantara mereka ada cewek.
Merasakan ada bahaya, aku segera mengambil tasku yang berisi uang untuk persalinanku dan lari, namun salah satu dari mereka menarik tasku hingga akhirnya uangku berhamburan.
"Woaahh... banyak sekali uangnya." Kata salah satu cewek.
"Mana mungkin gembel punya banyak uang, dia pasti mencurinya." Kata cewek satunya.
"A-aku tidak mencurinya. Itu adalah hasil kerjaku." Suaraku bergetar karena takut.
Tiba-tiba salah satu cowok menarik rambutku dan berkata.
"Mana ada maling mengaku. Kau harus diberi pelajaran."
Mereka memukuli tanpa menghiraukan keadaanku yang sedang hamil. Bahkan ketika aku memohon agar tak memukul perutku, salah satu cewek malah dengan teganya menendang perutku. Mereka menelanjangiku dan memasukkan botol minuman kedalam memekku.
Aku terus memohon kepada mereka agar tak menyakiti bayiku, namun mereka tak mempedulikanku dan akupun pasrah.
Setelah puas menghajarku, mereka mengambil semua uangku, tertawa bangga seakan mereka baru saja melakukan hal yang patut dibanggakan.
Uang yang sudah kukumpulkan dengan susah payah untuk anakku sudah raib, dan ada kemungkinan bayiku tak selamat karena kejadian itu. Akupun meratapi nasibku, dan mulai menyesali perbuatanku. Seandainya aku tetap culun seperti dulu, mungkin ini tak akan terjadi. Aku ingin menjadi seperti dulu. Menjadi Saki Yoshida yang lugu, Saki Yoshida yang culun. Akupun melihat kearah kaca, dan dipantulan kaca terlihat diriku yang dulu sedang tertawa bahagia dengan kedua orang tuaku.
Aku marah pada diriku sendiri, mengutuk diriku sendiri, kemudian menampar kaca itu hingga pecah berkeping-keping.
Tiba-tiba terpikir dalam pikiranku, lebih baik aku mati saja. Akupun merogoh saku dan mengambil kokain yang baru kubeli tadi.
Kumasukkan semua kedalam suntikan. Maafkan ibumu yang lemah dan tak berguna ini nak

0o0o
Seorang pria paruh baya nampak berjalan menyusuri jalanan yang ramai, dia menenteng sebuah foto dan bertanya kepada orang-orang.
"Apa anda pernah melihat orang ini?"
Namun reaksi yang diterimanya sama, tak ada yang tahu.
Hingga akhirnya dia berpapasan dengan segerombol anak SMA.
"Mungkin ini hanya perasaanku saja, atau memang aku pernah gembel yang kita hajar tadi. Kata salah satu cowok.
"Entahlah." Kata salah satu cewek.
Pria paruh baya itupun menghampiri mereka.
"Permisi, aku mau bertanya, apa kalian pernah melihat orang ini?" Kata pria itu sambil memperlihatkan foto yang dipegangnya.
Sontak para murid SMA itu saling memandang satu sama lain dengan tatapan ketakutan. Mereka tersadar saat melihat foto itu yg tak lain adalah foto Saki. Gembel yang mereka hajar tadi tak lain adalah bekas teman sekolah mereka, Saki.
"Tidak, kami tidak pernah liat." Kata seorang cowok dengan nada datar seakan tak terjadi apa-apa.
Seakan tak yakin, pria tua itu melihat kearah cowok itu.
"Kau yakin?" Tanyanya.
Merekapun mengangguk.
"Baiklah kalau begitu, terima kasih."
Namun pria itu merasa ada yang disembunyikan oleh anak-anak SMA itu.
Saat anak-anak SMA itu berpaling, pria itu kembali memanggil mereka.
"Kalau aku tak salah dengar, tadi kalian membicara gembel yang kalian hajar ya?" Ucapnya.
Deg!
Mereka semuapun gugup tak ada yang menjawab.
"Aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu. Saat kalian melihat foto ini, ekspresi wajah kalian langsung berubah."
"I-itu.. karena S-Saki-"
"Lanjutkan." Kata pria itu.
"Saki adalah bekas teman sekolah kami, tapi dia sudah lama berhenti." Kata cowok yg berbohong tadi.
"Y-ya, dan tiba-tiba ada orang mencarinya, kami takut jika Saki melakukan sesuatu yang membuat kami tertimpa masalah." Sambung cewek disebelahnya.
"Hm... Baiklah kalau begitu, tapi kejadian ini harus kusampaikan kepada orang tua kalian." Kata pria itu mengambil ponselnya. Saat hendak menelpon, anak-anak SMA itupun lari tunggang langgang. Namun beruntung, dengan sigap pria itu menangkap salah satunya yg adalah cewek.
Cewek itu memberontak minta tangannya dilepas. Hingga akhirnya cewek itu berteriak.
"AKU TAK TAHU KALAU ITU SAKI, JIKA TAHU ITU SAKI, AKU TAK AKAN SETUJU UNTUK MERAMPAS UANG UNTUK BAYINYA DAN MENGHAJARNYA. TAPI AKU BERSUMPAH, AKU TAK IKUT-IKUTAN MENYAKITINYA."
Mendengar pengakuan cewek itu pria itu segera menarik tangan cewek itu.
"KUMOHON, JANGAN BAWA AKU KEKANTOR POLISI."
"Katakan dimana dia berada!" Kata pria itu.
"DI LOKER DEKAT STASIUN KERETA BAWAH TANAH."
"Antarkan aku kesana." Perintah pria itu.
Dengan diantar cewek tersebut, pria paruh paruh baya itu menyusuri stasiun kereta bawah tanah. Hingga akhirnya mereka mendengar isak tangis.
"Maafkan ibumu yang lemah dan tak berguna ini."
Mendengar suara itu, mereka mempercepat langkah, dan dari jauh mereka melihat Saki yang telah babak belur memegang sebuah suntikan. Pria paruh baya itu segera melepas tangan cewek itu dan berlari menghampiri Saki. Saat Saki hendak menyuntikkan kokain tersebut, pria itu mengambil suntikan dari tangan Saki.
"Tidak... kembalikan... tanpa itu...."
Pria itu segera memeluk Saki dan menelpon ambulan.

0o0o
Saki POV
"Ma? Kenapa mama menangis?" Tanya seorang anak perempuan padaku.
Akupun tersenyum kearah anakku dan menjawab.
"Mama hanya teringat kejadian menyedihkan sebelum kau lahir."
"Menyedihkan bagaimana?" Tanya anakku penasaran.
"Dulu mama sangat lemah dan hanya melihat sesuatu dari luarnya, hingga akhirnya mama terperosok kejurang yang sangat dalam." Jawabku dengan air mata yg menetes.
Anakkupun menghapus air mataku dan berkata.
"Yang sudah biarlah berlalu, sekarang aku ada disini bersama mama."
"Uumm... karena kau ada disini, mama akan menjalani hidup yang lebih baik bersamamu, Hana."
Akupun memeluk anak perempuanku tersebut.

0o0o​

Dokter keluar dari ruangan dan berkata.
"Pasien selamat, namun kami tak bisa menjamin keselamatan janinnya, karena perutnya terbentur dengan sangat keras."
Mendengar hal itu, nampak seorang wanita terkulai lemas.
"Saki, maafkan ibu. Ibu salah karena tak mempercayaimu."
Pria paruh baya yang menemukan Saki tadi segera membantu ibu Saki berdiri dan membawanya kekursi. Ibu Saki sangat menyesal karena sudah mengusir Saki dari rumah dan lebih percaya pada suaminya.
"Sebaiknya ibu berdo'a semoga Saki dan bayinya baik-baik saja." Kata dokter.


-To Be Continued-

Mohon maaf kalau sedikit berantakan karena ini pertama kalinya menulis cerita lewat HP
Mohon kritik dan sarannya. :kk:

See You Next Time :kangen:
 
well, bagi yg uda baca manganya...
niatnya mau coli malah banjir airmata pas endingnya...
wkwkwkwk
(termasuk gua)
 
interesting....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd