Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERPEN Perkosaan Istriku Yang Alim

Bimabet
Awal Rencana Perkosaan Vania
Posting satu lagi.
Mulustrasi Vania

Mulustrasi Melisa

Mulustrasi Vania Tanpa Cadar

Aku dendi umur 50 tahun, memiliki istri bernama melisa. Keseharian melisa menggunakan hijab. Ya meski melisa bukan type seorang akhwat.

Seminggu yang lalu aku memergoki istriku selingkuh dengan tetanggaku. Aku shock dan marah.

Di rumah aku uring-uringan tetapi aku tidak mau membongkar dan membuka aib keluargaku. Perselingkuhan istriku tetap aku tutup-tutupi seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Untung saja di rumah ada istri ponakanku vania, melihat dia perasaanku adem. Kemarahan yang tadi meledak-ledak seakan-akan sirna.

Ya meski aku jarang sekali mengobrol dengannya. Maklum dia adalah akhwat bercadar. Sikap malu-malunya membuatku tertarik dengannya.

Tapi aku mencoba sadar, dia adalah istri ponakanku. Tidak mungkin aku merusak keluarga mereka. Apalagi sampai berbuat kurang ajar dengan vania.

Pagi nia, kok buru-buru amat mau kemana? Tanyaku.

Oh ini om, ada keperluan mendadak ke rumah ummi maksum. Besok akan diadakan pengajian di rumah beliau. Jawab vania.

Kulihat vania menuntun motornya, menstarternya lalu menghilang dari pandanganku. Rumah ummi maksum agak jauh dari rumah yang kami tinggali, meski masih satu kompleks.

Dadaku berdesir, melihat mata vania aku menelan ludah. Ingin sekali aku singkap cadarnya dan aku lumat bibirnya. Kutepok jidatku, apa-apaan sih kamu den kataku mencoba sadar.

Lalu aku pergi ke dalam berpapasan dengan istriku.

Mau kemana ma? Tanyaku.

Ini, mau bantu-bantuin buat pengajian pa. Kata istriku.

Oalah kenapa tadi gak barengan sama nia? Tanyaku.

Aduh mama gak tau pa kalo nia juga ke rumah ummi maksum. Istriku cengengesan.

Lalu istriku pergi begitu saja setelah mengobrol sebentar denganku. Tapi aneh gelagat istriku sepertinya dia berbohong. Sekarang dia memakai kaos ketat dengan celana jeans ketat, dipadukan dengan hijab pendek yang menampakkan cetakan payudaranya yang mengkal.

Ah paling kau mau kencan sama selingkuhanmu ma, tebakku dalam hati.

Saking penasarannya aku membuntuti istriku, istriku tidak tau kalau mobil di belakangnya adalah aku.

Istriku masuk ke dalam rumah pak amir. Motornya masuk ke dalam gerbang rumah pak amir yang mewah.

Ah siyal, cuma sampai disini aku bisa membuntuti istriku. Karena aku tidak menyerah, kutunggu saja istriku.

Setelah tidak begitu lama, ada mobil mewah keluar dari gerbang. Kulihat dari kaca yang terbuka istriku duduk di samping pak amir.

Kuikuti mobil itu, ntah mau kemana mereka. Kini mobil sudah memasuki kota. Aku kesal, hampir saja aku kehilangan jejak mereka.

Kondisi jalanan hari ini cukup padat, aku kesulitan mengejar mereka. Ya aku salah, seharusnya aku membawa sepeda motor agar aku bisa leluasa mengejar mereka.

Nah, akhirnya mobil yang ditumpangi istriku bisa terkejar. Mobil itu memasuki parkiran hotel.

Kubuntuti mereka, sudah mirip detektif aja aku. Pikirku.

Tapi setelah aku ikut check in kamar hotel, bingung bagaimana caranya aku bisa mengintip ke kamar sebelah.

Akhirnya usahaku sia-sia, bukan hanya buang-buang uang. Keinginanku melihat apa yang dilakukan istriku tidak membuahkan hasil.

Di rumah aku hanya bisa mengocok membayangkan istriku disenggamai oleh pak amir.

Memang suami gila aku, yang seharusnya aku cemburu justru aku nafsu membayangkan persetubuhan istriku yang terlarang.

Kulihat vania memarkirkan motornya ke garasi rumah. Oh ternyata vania baru pulang pikirku.

Assalamualaikum om. Sapa vania.

Waalaikum salam. Jawabku.

Senang sekali aku mendengar salam dari vania. Pikiran-pikiran cabulku seakan-akan hilang tetapi tidak lama.

Kini aku berpikir, bagaimana caranya aku bisa menaklukkan vania.

Malam ini kuajak beberapa orang temanku, ada 10 orang. Kita merencanakan bagaimana caranya memperkosa vania.

Karena halaman rumah belakang meski kompleks cukup luas. Jadi kita bisa nongkrong bebas di belakang rumah.

Mata teman-temanku jelalatan memperhatikan vania.

Tunggu om nia, lihat om akan menaklukkanmu. Kamu akan mendesah dan menjadi penggila kontol. Kataku dalam hati.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Gangbang Yang Nikmat
Mulustrasi Vania


Sekarang aku yang masih memakai outfit lengkap sedang duduk di atas karpet. 12 pejantanku termasuk suamiku berdiri mengelilingiku. Penis-penis itu digesek-gesekkan ke cadarku, kupejamkan mataku. Rasanya merinding, sampai vaginaku basah.

Rendi memegang kepalaku lalu menyingkap cadarku. Kumasukkan penis besar rendi sampai ke kerongkonganku.

Uhuk, uhuk. Aku terbatuk-batuk melepas penis rendi dari kulumanku.

Bergantian ku kulum penis om dendi. Tanganku juga memegang penis-penis yang mengelilingiku. Kukucok bergantian.

Tidak sampai lima menit ke dua belas lelakiku bergantian aku kocok, aku kulum.

Lebih dari satu jam, penis-penis yang menyetubuhi mulutku menyemburkan laharnya ke dalam mulutku. Kuhisap dalam-dalam, kutelan sperma dua belas lelakiku sampai habis.

Ridwan menindihku, gamisku disingkapkan. Tangan ridwan menarik celana dalamku kesamping.

Bles, penis ridwan masuk ke dalam vaginaku.

Tanganku direntangkan oleh ridwan, dipegang sambil digenjot habis-habisan.

Nafasku ngos-ngosan, ditambah ridwan menciumku dengan beringas.

Ah Elm, rid sudah, sudah. Cadarku yang masih terpasang belepotan ludah ridwan.

Aku digilir bergantian, yang terakhir adalah suamiku.

Suamiku menarikku duduk. Kita berciuman dengan tanganku memegang pundak suamiku.

Cadarku dibukanya, kita kembali berciuman dengan panas. Dan tangan-tangan pejantanku menggerayangiku.

Ada yang mencium pipiku, kepalaku yang tertutup hijab. Ada yang meremas payudaraku yang besar yang masih tertutup hijab panjang, gamis dan BH.

Budi menggendongku ke kamar, dia menindihku dengan beringas. Sekujur tubuhku habis diremas, diciumi dan dijilat.

Muah, muah, srup. Bunyi ciuman budi ke seluruh tubuhku.

11 pejantanku yang lain menyusul kita ke kamar. Aku kembali digerayangi oleh mereka.

Hijabku dilepas budi, rambut panjangku terurai saat aku terduduk bersimpuh di atas ranjang.

Budi, ridwan, suamiku, om dendi, rendi bersama-sama menciumi wajahku. Leherku dan telingaku sampai digigit oleh mereka.

Aw sakit, jangan digigit. Jeritku.

Aku ditelentangkan kembali, gamisku diangkat sepinggang. Celana dalamku pun dilepas. Kurasakan benda kasar menggesek-gesek bibir vaginaku.

Ahhh, apa ini. Aku mencoba melihat. Ternyata rendi menjilati vaginaku.

Tubuhku melengkung, tanganku meremasi rambut rendi.

Ahhh, crot crot. Aku orgasme yang pertama.

Nafasku ngos-ngosan. Kulihat ke dua belas pejantanku hanya mengelilingiku melihat aku ngos-ngosan bernafas.

Melihat payudaraku yang naik turun, rendi dan ridwan mendekatiku. Hijabku disingkapkan. Payudaraku yang menyembul diremas oleh mereka.

Ahhhh, ssssst. Aku mendesis.

Kancing depan gamisku ditarik dengan paksa. Satu persatu lima kancing depan gamisku terlepas.

Payudaraku yang masih tertutup BH naik turun menahan gejolak nafsu. Rendi menarik BHku. Pletak.

Sekarang terlihat payudaraku yang besar dengan aerola coklat lebar mengelilingi putingku yang lumayan besar mengacung.

Rendi dan ridwan menyusu ke payudaraku seperti bayi. Dihisap-hisap putingku seakan-akan keluar asinya.

Kakiku diangkat, ntah siapa.

Hegk, aduh. Vaginaku dimasuki penis ntah oleh siapa. Aku tidak bisa melihat karena tertutup oleh tubuh ridwan dan rendi.

Tubuhku terlonjak-lonjak digenjot bergantian dalam kondisi masih memakai outfit lengkap kecuali cadarku.

Tanganku yang direntangkan, menampakkan ketekku yang basah oleh keringat. Suamiku mengendus-endus keteku. Menghisap-hisap, menjilat.

Ahhhh, ssssttt. Abi.

Tubuhku melengking, crot crot. Aku orgasme yang ke dua kali.

TAMAT.
 
Terakhir diubah:
Tukang Bakso Menyusu Di Payudaraku
Mulustrasi Vania


Aku sekarang sedang mengandung, tapi aku tidak tau anak ini anak siapa. Suamiku bisa menerima kondisiku. Toh dia juga diam saja dan ikut menyetubuhiku saat banyak lelaki menjamahku.

Duh wanginya, suamiku memelukku dari belakang sambil tangannya melingkar di atas perutku. Mengelus-elusnya pelan.

Aku tersenyum lalu menoleh ke belakang, cup. Suamiku mengecup bibirku.

Di usia kandunganku sekarang, payudaraku membesar karena mulai memproduksi susu.

Setelah suamiku memelukku, dia duduk di meja makan. Seperti hari-hari sebelumnya aku menyiapkan makanan.

Ngomong-ngomong suamiku sekarang sudah stabil, halusinasi yang dia dengar sudah tidak lagi mengganggu. Aku pun ikut senang.

Saat aku berdiri di pinggir meja makan, tiba-tiba ada tangan yang memelukku dari belakang. Ternyata itu rendi. Rendi mencium pipiku yang saat ini tidak memakai cadar, hanya hijab lebar yang menutupi tubuhku sampai ke panggul.

Muah, wangi bener nih mbak nia. Celetuk Rendi sambil tangannya meremas payudaraku.

Eh pagi-pagi udah nafsu aja sih sama istri orang, aku cemberut. Dari remasan rendi gamisku basah. Air susuku merembes BH sampai-sampai gamisku pun ikut basah.

Nah kan, asiku keluar. Aku cemberut lalu membalikkan tubuhku dan menatap rendi dengan tatapan manja.

Gemes deh, cup. Rendi mencium pipiku. Lalu lagi, cup mencium bibirku.

Suamiku geleng-geleng saja melihat kelakuan sepupunya yang nafsu banget melihatku.

Kalian ini pagi-pagi udah mau mesum. Kata suamiku tersenyum.

Abisnya nia bikin aku nafsu terus bang. Tangan rendi kembali meremas payudaraku saat aku dalam posisi menata makanan untuk sarapan di meja.

Aduh rendi tangannya ya, aku masih menata makanan nih. Mulutku kumanyunkan.

Nah kan bikin gemes, rendi memelukku lagi mencium bibirku dari belakang sekejap.

Sudah sarapan dulu, sarapan akunya nanti ya. Aku cekikikan tertawa sambil mulutku aku tutup dengan tangan.

Baik tuan putri, muah. Rendi kembali mencium pipiku.

Sekarang rendi duduk di samping suamiku. Kita sarapan pagi dengan nasi goreng telor.

Nyam, nyam. Enak nia, padahal cuma nasgor. Masakannya aja enak, apalagi orangnya. Rendi tertawa.

Heh, apaan sih? Pagi-pagi udah mesum. Aku masih manyun cemberut dengan sedikit menggelendot manja.

Pagi ini kita sarapan diselingi obrolan, candaan mesum. Suamiku tidak marah. Justru suamiku mencoba mengimbangi. Ya meski suamiku itu orangnya kaku, tidak bisa bercanda.

Setelah sarapan selesei, aku membereskan piring-piring dan kubawa ke dapur.

Rendi mengikutiku dari belakang, dia membantu mencuci piring kotor.

Sini nia aku bantuin, kata rendi.

Aku terharu, rendi ternyata gentle banget.

Makasih ya, kataku tersenyum.

Kuseka keringat di keningku. Rendi mendekat, melap keningku dengan tanganku.

Kasian bidadariku, setelah melap keningku dia menata hijabku agar rapi.

Hari ini aku sendirian di rumah, suamiku dan rendi berangkat kerja. Kesibukanku seperti biasanya, hanya bersih-bersih rumah. Meski abi bilang aku jangan terlalu capek. Aku turuti kata-katanya, setelah bersih-bersih kuhabiskan waktu hari ini dengan menonton tv.

Acara tv hari ini jelek-jelek, aku gonta-ganti channel tv karena tidak ada yang bagus.

Daripada tidak ada kerjaan aku mencoba menonton bokep. Kuambil laptopku di kamar, kutonton bokep jepang dengan genre cuckold.

Aku tertawa sendiri cekikikan, mengingat diriku sendiri yang sungguh nakal. Awalnya diperkosa, eh sekarang malah doyan penis. Eh bukan kontol. Kututup mulutku karena menahan tawa.

Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah sore. Masih beberapa jam lagi suamiku dan rendi pulang.

Aku merasa bosan sekali, menonton bokep tadi hanya nonton saja. Tidak ada keinginan untuk masturbasi.

Rasanya bersetubuh langsung lebih nikmat daripada sekedar solo karier dengan jari.

Huh karena bosan aku menuju ke luar rumah. Kulihat di jalan ada pedagang bakso.

Buru-buru aku masuk ke dalam rumah, kupakai cadarku.

Pak bakso, kupanggil penjual bakso agak keras.

Oh iya bu, penjual bakso mendorong gerobaknya yang kutaksir umurnya 50 tahun.

Aku makan bakso di halaman rumahku. Agak ribet juga makan memakai cadar seperti ini. Tapi terpaksa karena aku beli bakso memakai mangkuk pak johan. Iya tadi aku tanya-tanya siapa namanya. Ternyata pak johan itu duda. Anaknya sudah banyak yang merantau di berbagai kota. Pak johan merantau ke kotaku sendirian.

Terima kasih ya pak, aku membayar bakso sambil mengembalikan mangkuknya.

Sama-sama mbak, pak johan tersenyum ramah.

Secara tidak sengaja aku melihat sorot mata pak johan. Dia berulangkali melirikku.

Ehm, ada apa ini, pikirku. Padahal aku menutup auratku.

Setelah masuk ke rumah aku mencoba berkaca, emm tidak ada yang aneh. Hanya saja perutku terlihat membuncit. Astaghfirullah aku baru sadar kalo payudaraku membesar. Ya sebelumnya sudah besar, sekarang jadi tambah besar lagi.

Aku tertawa lagi tahu ada yang nafsu melihat payudaraku.

Cepat-cepat aku keluar rumah, pak johan belum jauh mendorong gerobaknya.

Kapanggil pak johan. Pak sini, aku memanggilnya.

Pak johan kebingungan, lalu mendorong gerobaknya ke arah rumah. Oh iya bu.

Setelah sampai di halaman rumah, tangan pak johan aku gandeng ke dalam rumah.

Astaghfirullah, aku nekat banget. Gara-gara nafsu aku jadi lupa siapa diriku.

Aku duduk di atas sofa, pak duduk sini.

Hijab panjangku sudah tersampir ke pundak. Kancing depan gamisku aku buka pelan-pelan.

Eh i ibu mau ngapain? Mata pak johan melotot melihat gundukan payudaraku yang besar masih tertutup BH.

Pletak, kubuka BHku. Kini terpampang payudaraku yang orang-orang bilang tobrut sudah terpampang di depan lelaki bukan suamiku dan dia adalah tukang bakso.

Hisap putingku pak, aku menggelendot manja.

Hah? Pak johan masih tidak percaya. I ibu gak papa kan? Pak johan meyakinkan diri.

Enggak pak, aku pegang tangan pak johan untuk memegang payudaraku.

Tangan pak johan perlahan meremas payudaraku.

Ahhh iya begitu pak. Desahku.

Pak johan mulai berani meremas dengan keras, air susuku meluber.

Kupegang kepala pak johan agar mendekat ke arahku. Kita berciuman dalam kondisi aku masih memakai cadar.

Tangan pak johan tak henti-hentinya meremas payudaraku. Asinya membasahi perutku.

Banyak banget non susunya yang keluar, pak johan menatap perutku tidak percaya.

Sini pak, hisap susuku pak. Ahhhh.

Kuremas payudaraku sendiri. Sebelum mulut pak johan mencaplok semua payudaraku. Meski mulut pak johan tidak akan bisa menampung payudaraku yang besar.

Aku tertawa melihat pak johan. Lalu pak johan menghisap putingku seperti bayi.

Iya, hisap terus pak. Ahhh.

Sekarang aku terduduk di sofa dengan pak johan disampingku menyusu ke payudaraku.

Kudengar gerbang di buka, mobil suamiku sudah masuk ke dalam rumah.

Kepala pak johan tetap aku tahan.

Langkah kaki suamiku sudah terdengar. Setelah memasuki ruangan suamiku melihat pak johan menyusu ke payudaraku.

Suamiku tersenyum, assalamualaikum umi.

Eh waalaikum salam abi.

Sudah pak lanjut saja gak papa.

Suamiku masuk ke dalam rumah tanpa rasa marah sedikit pun.

Pak johan sepertinya heran, karena menggaruk-garuk kepalanya sendiri.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Jadi Artis Bokep
Mulustrasi Vania


Aku deni, umurku 35 tahun. Sedangkan istriku ulfania rahma an nissa, biasa dipanggil vania dengan huruf depan v. Sekarang berumur 23 tahun, selisih umur cukup jauh denganku. Kesehariannya selalu memakai gamis lebar, hijab panjang dan cadar. Memang aku dan istriku agamis, berasal dari keluarga agamis juga.

Hanya saja, kondisi telah mengubah kami, terutama istriku. Sekarang istriku tidak hanya melayaniku sebagai suaminya tetapi juga lelaki lain yang dia mau.

Sampai suatu ketika, ada tawaran dari teman dari luar negeri pekerjaan yang cukup membuatku kaget untuk istriku. Istriku ditawari bermain film dewasa di US, karena jarang film dewasa US dengan genre hijab yang benar-benar natural. Terkesan pemainnya memaksakan diri, bahkan tidak tau bagaimana muslimah bercadar itu. Parahnya outfit yang mereka pakai, kadang membuat aku merasa kurang puas. Ya aku sering nonton film-film biru US meski sebenarnya aku lebih suka JAV.

Hari minggu aku dan istriku terbang ke US, setelah aku selesai mengurus paspor, visa dll.

Di US istriku disambut dengan baik, banyak yang memperlakukan istriku dengan sopan. Mereka tau kalo istriku adalah asli muslimah dan akhwat bercadar bukan bohongan.

Waktu syuting pun tiba, istriku beradegan gangbang dengan 2 afro amerika.

Aku merinding membayangkan betapa besar penis mereka.

Istriku memakai gamis hitam, serta niqab hitam duduk bersimpuh. Gamisnya yang lebar mekar seperti gaun. Terlihat cantik di pandang.

Kulihat ada perasaan gugup di wajah istriku, keringat di keningnya membasahi bandana yang dipakai istriku.

Satu persatu negro itu mendekati istriku. Mengelilingi istriku sambil tangan mereka menggerayangi tubuhnya. Tidak hanya menggerayangi, remasan-remasan aku lihat juga intens dilakukan oleh mereka.

Ahhhh, desis istriku.

Satu persatu dari mereka sudah telanjang bulat, penisnya yang bak monster membuat istriku menutup mulutnya yang tertutup cadar.

Aku pun juga kaget melihat penis mereka. Apakah penis itu muat masuk ke dalam vagina istriku. Perasaan khawatirku pun muncul.

Gamis hitam istriku disibakkan sampai terlihat paha mulus istriku. Mereka menjamah paha istriku, mengelus-elusnya. Lalu kepala istriku ditarik, bibir tebal negro itu melumat habis bibir istriku yang tertutup cadar.

Istriku dipangku, negro yang lain melepas celana dalam istriku.

Pantatnya diremas-remas dari belakang. Secara refleks istriku menunggingkan pantatnya. Belahan pantat istriku dibuka dengan meremas pantat istriku kanan kiri lalu menariknya ke samping.

Bles, istriku menjerit saat penis negro yang memangkunya masuk ke dalam vaginanya.

Aw, ahhhhhhh. Istriku menggigit pundak negro yang memangku istriku. Mungkin karena saking sakitnya.

Aku jadi tidak tega, tapi kita sudah dibayar.

Sekarang giliran negro yang satunya, penisnya tidak kalah panjang.

Berulangkali anus istriku diberi pelumas ludahnya, digesek-gesekkan, dicolok-colok. Sampai istriku siap dan penis negro itu siap dimasukkan.

Ahhh, sakiiittt. Ah ah ah.

Dua negro itu mendorong dengan pelan, hanya sampai setengah batang dua negro itu yang bisa masuk ke dalam vagina istriku yang sempit.

Secara perlahan istriku sudah bisa beradaptasi, justru sekarang istriku yang berinisiatif mendorong pantatnya ke belakang, memutarnya. Lalu memajukan pantatnya agar penis negro yang memangkunya masuk lebih dalam ke dalam vaginanya.

Ahhhhh, istriku mendongak ke atas. Tangannya mencengkram kuat pundak negro yang memangkunya. Ternyata namanya adalah jimmy. Dan negro yang menganal istriku bernama robert.

Persenggamaan mereka cukup lambat, kulihat vagina istriku terbuka lebar. Labianya sampai keluar menyerupai kelopak bunga berwarna merah.

Robert membuka gamis istriku dengan menarik resleting dipunggung ke bawah. Terlihat punggung istriku yang mulus. Robert mengelus pundak istriku, menciumnya. Tangannya melepas BH yang dipakai istriku. Terlihat payudara istriku yang besar menggantung dengan puting mencuat seukuran ruas jempol tangan.

Ahhhh, robert. Istriku mendesah saat payudara istriku diremas dengan keras. Putingnya diremas-remas, sampai air susunya meluber.

Ya istriku baru melahirkan beberapa bulan yang lalu. Jadi masih memproduksi susu karena anak kami masih berumur beberapa bulan.

Genjotan jimmy dan robert masih intens. Karena istriku bosan dengan gaya senggama mereka. Istriku memegang pipi jimmy, istriku menyibakkan cadarnya dan mereka berciuman dengan panas.

Ahhhhh, srrrrt, srrrt. Istriku orgasme yang pertama. Tubuhnya diangkat, melengking, otomatis penis panjang itu keluar dari vaginanya meski agak susah payah.

Lalu dua negro itu kembali menggenjot istriku sampai istriku orgasme berkali-kali.

Kulihat istriku sudah lemas tak berdaya. Jimmy menelentangkan istriku di karpet. Penis besar itu memasuki lubang surgawi istriku lagi.

Tubuh istriku terguncang-guncang, matanya terpejam. Dan payudaranya terayun-ayun ke kiri kanan.

Sekarang giliran robert yang menggenjot istriku.

Istriku menggigit jarinya, emmmm eh. Istriku mendesah.

Tangannya yang mengepal menandakan istriku akan mencapai orgasme lagi.

Kulihat kru film menelan ludah melihat persenggamaan istriku dan dua negro itu.

Film pun diakhiri dengan orgasme istriku yang terakhir disusul ejakulasi jimmy dan robert.

Saat syuting sudah selesei, istriku kesulitan berjalan. Kupapah dia untuk memasuki mobil.

Mobilku melesat ke arah hotel. Inilah perjalananku dengan vania istriku yang sekarang menjadi satu-satunya artis porno akhwat bercadar yang berasal dari asia tenggara di industri film biru US.

TAMAT
 
Terakhir diubah:
Benih-Benih Cinta


Perjalanan hubungan terlarangku dengan om dendi tidak sekedar hubungan seksual semata. Bukan waktu yang singkat memupuk perasaan cinta dan nafsu menjadi satu.

Kisah itu sejak pertamakali aku menikah dengan mas deni.

Saat ijab qabul tiba, pernikahan kami hampir saja batal karena aku pingsan saat ijab qabul akan dimulai. Untung saja pernikahan kami sudah sah, setelah itu aku tak sadarkan diri.

Om dendi lah yang sibuk menolongku, membawaku ke rumah sakit. Ditemani rendi dan kerabat mas deni yang lain.

Mas deni pun juga ikut membawaku ke rumah sakit. Di rumah sakit, tidak hanya mas deni yang menjagaku, ada om dendi dan rendi juga.

Ntah dimulai sejak kapan, ada perasaan lain saat aku bertemu dengan om dendi. Dari semua orang yang menolongku hanya om dendi yang aku lihat terlihat cemas. Padahal dia bukan suamiku.

Pernah saat aku terbangun, waktu aku masih di rumah sakit. Aku lihat om dendi tidur di sebelahku. Ada mas deni juga tetapi tetap saja aku trenyuh melihat om dendi.

Saat terbangun, wajahnya yang tua terlihat kelelahan. Aku merasa tidak tega, status kita hanya sebagai menantu ponakan.

Hampir seminggu aku di rumah sakit, ketika aku pulang om dendilah yang sibuk dengan persiapan pulangku.

Om dendi yang mendorong kursi rodaku, aneh bukan? Lalu dimana suamiku? Dia masih di kantor.

Dan ngomong-ngomong meski aku akhwat bercadar, aku tidak punya pikiran negatif apa pun saat aku berada dekat lelaki lain ajnabi. Aku dan mas deni cenderung moderat dalam menyikapi itu.

Dari situ kedekatanku dengan om dendi tidak ada sekat yang membatasi. Saat itu om dendi juga menjaga sikap, tutur katanya.

Bahkan dia menjaga agar kulit kita tidak saling bersentuhan.

Aku tersenyum, saat melihat beliau mendorong kursi rodaku dengan hati-hati. Takut melewati batas sampai-sampai om dendi yang mahramku tidak bisa menjaga norma-norma yang patut dalam agama.

Pernah om dendi akan memapahku, dia kebingungan bagaimana caranya agar tidak menyentuhku.

Aduh gimana ini nia, om dendi kebingungan.

Udah gapapa om gapapa, jangan dibikin ribet. Kataku.

Tapi kan kamu akhwat bercadar, beneran gapapa om memapahmu ke kursi roda?

Aku pun tersenyum, gapapa om. Emang om tega sama istri ponakan sendiri harus merangkak ke kursi roda sendiri?

Ah sebentar, omku memanggil suster agar memapahku ke kursi roda.

Karena sikap lucu om dendi aku geleng-geleng kepala.

Om om, aku yang bercadar kek gini aja gak sekaku itu dalam beragama.

Om hanya menjaga marwah saja nia, karena om laki-laki dan kamu perempuan. Sebenarnya jarak kita sekarang terlalu dekat. Dan itu sedikit melenceng secara syar'i.

Aku pun tertawa menutup mulutku yang tertutup cadar. Cieee sekarang udah pindah profesi sebagai ustadz nih ye.

Ya gak gitu nia, gak harus ustadz untuk menjalankan syariat secara benar.

Iya iya, yauda ayo om kita pulang.

Eh rendi, rendi baru datang ke rumah sakit. Disusul risa dan tante melisa.

Kursi rodaku di dorong risa, aku menengok ke belakang ke belakang.

Makasih ya ris, kataku.

Iya mbak, santai aja kek sama siapa aja. Risa tertawa.

Kita pun pulang ke rumah naik mobil milik rendi.

Lalu dimana suamiku? Inilah awal kekecewaanku. Dan aku dengan om dendi semakin dekat.

Di rumah risa lah yang merawatku sampai aku bisa berjalan lagi. Tetapi dibalik layar, yang berkorban banyak tentu saja om dendi.

Sampai suatu saat om dendi bisa berpikir moderat. Dia tidak lagi menjaga jarak. Bahkan dia sudah tidak sungkan-sungkan lagi memapahku, menidurkanku di atas ranjang.

Apa ada rasa cemburu dari tante melisa? Aku tidak tau.

Pernah, aku lihat tante melisa melihat om dendi menyuapiku. Bahkan sampai memapahku ke kamar mandi.

Ada wajah tidak senang di wajah tante melisa. Hanya saja aku tidak mau berpikir negatif karena aku dan om dendi tidak ada hubungan apa-apa. Apalagi melakukan perbuatan tidak senonoh.

Sudah om sampe sini saja, kataku. Saat itu aku dipapah om dendi menuju kamar mandi.

Ya sudah, kamu bisa kan berjalan sendiri? Tanya om dendi.

Bisa om, aku pun merambat ke tembok, mencoba berjalan menuju kamar mandi.

Bagaimana dengan mas deni? Dia percaya dengan dendi dan menitipkan aku ke om dendi dan risa saat mas deni bekerja.

Om dendi bukan pengangguran meski di rumah, beliau punya beberapa karyawan di tempat usahanya. Ada tiga toko miliknya di kota.

Pernah secara gak sengaja saat aku akan dipapah om dendi, karena lantai licin aku terjatuh. Saking tidak siaganya, pegangan om dendi terlepas. Lalu om dendi dengan sigap menangkapku saat terjatuh.

Tubuhku memeluk tubuh om dendi, mukaku yang tanpa cadar, hijab dengan rambut basahku berada tepat di depan wajah om dendi.

Eh, ma maaf. Kata om dendi, mencoba bersikap wajar.

Gapapa om, makasih ya. Aku tersenyum.

Lalu om dendi memapahku sampai ke ranjang.

Sekarang aku sudah memakai hijabku lagi, tanpa cadar.

Om dendi keluar kamar sebentar lalu membawakan makanan ke kamarku.

Karena aku sudah bisa makan sendiri, akhirnya aku makan sendiri. Tidak lagi disuapi oleh om dendi.

Om dendi pun keluar kamarku dan perasaan sayang mulai tumbuh di dadaku.

Aku pun tersenyum haru.

TAMAT
 
Cinta Yang Aneh


Bukan perkosaan yang aku harapkan, yang aku inginkan adalah kedekatanku dengan om dendi. Tapi om dendi justru berlawanan dengan perasaan yang aku rasakan. Dia memperkosaku dengan rendi dan teman-temannya.

Apakah hatiku sakit? Sakit, sakit banget. Tetapi rasa sayangku ke om dendi mengalahkan segalanya. Aku mulai pasrah diperlakukan secara tidak senonoh. Itu karena aku cinta dengan om dendi.

Ah, ah om, om dendi mencium pipiku dan penisnya menggenjot vaginaku.

Saat om dendi mencium telingaku yang tidak tertutup cadar dan hijab. Aku tarik wajah om dendi, aku dekatkan wajahku ke telinga om dendi.

Kenapa om dendi melakukan ini? Aku berbisik sambil aku menangis. Aku cinta sama om. Air mataku menetes.

Seketika om dendi menghentikan menggenjotku. Beliau mencabut penisnya dari vaginaku.

Beliau berdiri dalam keadaan telanjang, dengan amarah om dendi berteriak. Bubar, bubar.

Teman-teman om dendi ketakutan melarikan diri satu persatu.

Rendi pun berdiri diam mematung.
.
Aku dipeluk oleh om dendi dengan erat. Maafkan aku nia. Om dendi menangis sesenggukan.

Sudah, sudah om, jangan menangis. Aku gapapa, semua salahku tidak jujur dari awal.

Om dendi mengambil pakaianku yang berserakan. Kupakai pakaianku kecuali cadarku.

Aku terduduk di lantai, menatap mata om dendi yang berada di depanku.

Tanganku memegang kepala om dendi, kudekatkan bibirku. Dan cup, kukecup bibir om dendi.

Ciuman kita semakin intens, dari ciuman biasa menjadi lumatan.

Rendi tetap memandang kami mematung, tidak berani mendekat.

Aku pun tersenyum ke arah rendi. Bang sini, panggilku. Rendi mendekat, ikut menciumi wajahku.

Tangan om dendi memegang payudaraku, payudaraku diremas lembut. Begitu juga rendi, dia juga meremas payudaraku.

Giliran kutatap rendi, sekarang aku berciuman panas dengan rendi juga.

Lumatan demi lumatan, bertukar ludah. Sampai-sampai decakan ludah kami menggema ke seluruh ruangan.

Om dendi dan anaknya bergiliran mencium bibirku, sampai aku kuwalahan.

Mereka berdua menghentikan mencium bibirku, kutatap mata bapak dan anak di sampingku. Lalu aku menatap om dendi, i love you om.

I love you too, jawab om dendi.



TAMAT
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Lamaran Mas Deni Adalah Kebebasanku
Posting satu lagi.


Sebelum aku menjadi istri mas deni, aku kurang pergaulan. Orang tuaku sangat over protektif denganku, demi kebaikanku juga. Aku berasal dari keluarga yang taat agama jadi sejak kecil interaksiku sangat terbatas apalagi dengan lelaki ajnabi.

Sejak aku di madrasah diniyah, aku sudah memakai niqab dan cadar. Ya memang aku tidak pernah mondok, hanya sekolah di sekolah yang mirip pondok. Setiap hari kitab kuning selalu jadi santapanku sehari-hari.

Di sekolah, antara murid laki-laki dan perempuan dipisah. Sangat mirip pondok kan? Tetapi berbeda karena aku setiap hari pulang.

Saat aku semakin dewasa menuju baligh, ayahku semakin protektif denganku. Iya aku dibelikan hp oleh ayah tetapi kontak hpku selalu dicheck, apakah ada kontak cowok atau tidak.

Setelah pulang sekolah, aku dikurung dalam rumah. Untung saja ada internet, seenggaknya aku bisa melihat dunia luar melalui internet.

Sedih? Sedih banget. Kadang aku frustasi. Mau curhat masalahku pun aku tidak bisa karena aku anak tunggal.

Di usiaku yang menginjak 20 tahun pun, orang tuaku tetap memperlakukanku sama seperti aku masih kecil. Gerak-gerikku diawasi. Stress, stress banget. Hidup seperti di dalam penjara.

Pernah aku ingin kabur saat usiaku menginjak 22 tahun, tetapi ibu mencegahku. Aku dimarahi habis-habisan karena aku bilang ingin bekerja ke luar kota.

Aku lari ke kamar, meringkuk di pojokan kamarku menangis sesenggukan.

Pernah aku berpikir, bagaimana ada laki-laki yang akan melamarku kalo aku dipenjara seperti ini. Untung saja ada medsos yang menjadi awal perkenalanku dengan mas deni yang pada akhirnya menjadi suamiku.

Hai dek apa kabar? Mas deni menyapaku melalui fitur chat di medsos.

Baik mas, mas sendiri gimana kabarnya? Aku mencoba menanyakan kabarnya juga, sekedar basa-basi.

Baik juga dek, Alhamdulillah.

Percakapan kami semakin akrab, sampai-sampai aku dan mas deni sudah seperti pacaran virtual. Meski sebenarnya aku pun enggan pacaran virtual, karena aku tidak pacaran. Impianku adalah langsung menikah dan suamiku membawaku kabur dari neraka yang memenjarakanku ini.

Besok aku sekeluarga ke rumahmu ya dek, coba shareloc. Kata mas deni.

Hah? Beneran mas? Mas mau melamarku? Aku masih tidak percaya.

Iya dek, mas pengen buru-buru melamar adek. Kata mas deni.

Emm, kenapa mas suka sama aku kan mas belum tau wajahku? Tanyaku penasaran.

Mas suka sikap adek, adek baik dan santun. Itu yang menjadi daya tarik adek. Kata mas deni.

Aku takut, takut mas deni menyesal. Banyak kekuranganku mas. Aku hanya lulusan diniyah, tidak cantik dan gendut. Perasaan minder masih menyelimuti pikiranku.

Jangan bilang gitu adek, kecantikan tidak selalu dilihat dari penampilan fisik kan. Mas deni menghiburku.

Ah bohong, cowok-cowok di luar sana tetap yang menjadi incaran cewek cantik. Dan aku cadaran mas, mas akan menyesal setelah cadar aku buka. Mas gak akan menemukan bidadari, mas hanya akan melihat perempuan buruk rupa sepertiku. Aku tetap rendah diri.

Hush, gak boleh begitu. Sudah-sudah, mas gak suka adek bicara seperti itu. Adek itu cantik, hanya orang bodoh yang bilang adek itu jelek. Mas deni tetap menghiburku.

Setelah percakapan itu, aku memberanikan diri mengirim foto selfieku ke mas deni. Aku tidak mau mas deni kecewa karena membeli kucing dalam karung.

Dengan perasaan deg degan aku pergi ke belakang rumah yang agak gelap. Kufoto wajahku di kegelapan, hanya ada lampu LED hpku saja yang menerangi wajahku.

Ku kirim fotoku dengan perasaan deg-degan, maafkan aku Tuhan.

Tidak begitu lama, chatku dibalas oleh mas deni.

Ini kamu dek? Subhanallah, kamu gak jelek dek, kamu cantik.

Beneran mas aku cantik? Aku sangat senang dipuji mas deni cantik.

Akhirnya waktu yang ditunggu sudah tiba, keluarga mas deni datang berkunjung. Dan aku resmi dikhitbah mas deni.

Hatiku sangat senang, saat itu aku memakai hijab, cadar dan gamis berwarna coklat. Dengan handshock menutupi kulitku yang kuning langsat. Wajahku menunduk, dengan perasaan malu, senang bercampur sedih. Akhirnya aku bebas.

Terima kasih penyelamatku.


TAMAT
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd