Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan & Mimpi (No Sara)

Status
Please reply by conversation.
Part 13 : End of Chapter One

~POV Nadya~


Hancur harapanku… Hancur hatiku…
Aku yang memimpikan masa depan dengan Bimo, berjalan bersama, selalu beriringan menjalani hidup ini sudah berakhir. Selingkuh… hal yang ga bisa aku maafkan, namun aku ga tau sejauh apa dia menjalani hubungan dengan wanita itu. Apa aku terlalu emosi kepada Bimo, sedangkan aku sendiri kalau kuliah juga sering kalau sekedar nebeng temen cowok kalau mau ke fotocopy atau beliin makan buat temen temen yang lain kalau pas lagi ada acara di kampus.

Ini semua gara gara mas Anton yang selalu mengompori orang tuaku dan tentunya aku sendiri terpengaruh oleh kata katanya. Apakah ini sebenernya cara Anton untuk menjauhkanku dengan Bimo?
Nasi sudah menjadi bubur, aku telah mengakhiri hubunganku dengan Bimo secara sepihak. Ada penyesalan dari dalam hatiku, memutuskan sesuatu saat kondisi emosi memang bukan yang terbaik. Maafkan aku Bim….

Aku pulang dari Café dengan perasaan kecewa, sedih dan menyesal….
“Habis dari mana kamu Nad?” tanya ayahku yang sedang santai membaca buku di teras
“Habis ketemu Bimo yah….” Jawabku kepada Ayah
“Apa? Ketemu Bimo lagi?” kata Ayahku dengan Nada yg sedikit keras
“Udah yah tenang ga usah marah… aku udah putus sama Bimo.. aku udah ga pacaran sama Bimo. Ayah seneng kan? Ini kan yg ayah mau?” jawabku dengan suara sedih menahan isak tangis
“Baguslah……. Biar kamu bisa sama Anton” jawab Ayahku
“Yah….. kalau memang ayah mau aku sama lelaki yang sederajat, Nadya akan cari yabg terbaik tapi bukan Anton juga yah.. Nadya akan cari sendiri” jawabku membela diri agar tidak melulu diminta untuk sama Anton
“Yaah terserah kamu yang jelas jangan sama Bimo, jangan sama orang bodoh dan jangan sama orang miskin.” Kata ayah yang menyudutkanku
“Yaa ayah…. Nadya mau masuk dulu ahh.. capek” kataku kepada Ayah.

Saat aku masuk ke dalam kamar, entah mengapa air mataku keluar sendiri membasahi pipiku. Lalu ku kunci pintu kamarku, kuputar musik dengan speaker yang agak kencang supaya orang dari luar kamar tidak mendengar kalau aku menangis..
Aku duduk di ujung kasurku, duduk dibawah menyender dengan posisi lutut dilipat dan wajahku bertumpu pada tanganku yang berada diatas lutut..

“Bim….. maafin Nadya… Nadya masih belum pengen pisah… Nadya masih sayang, masih cinta sama Bimo….”
“hiiikss hiiikkss….”
“Tapi mungkin ini yang terbaik buat kamu Bim… biar kamu bisa bahagia, biar kamu ga sedih dan marah…. Semoga kamu bisa menemukan kebahagiaanmu Bim… hiikkss hikksss”
“Doakan aku semoga kuat dan bisa secepatnya move on dari kamu Bim…”
“hiiiksss hiiksss………”

Suasana ini bertambah sedih saat lagu berganti ke lagu milik glenn fredly dengan Judul Januari…

“hiikkksss…. Bim….. Maafin Nadya……..”
“Bimooo… huuu huuuuuuuu… Nadya masih sayang sama Bimo”

Setelahnya lagu lagu galau yg diputar di playlist entah secara kebetulan atau bagaimana lagu Glenn Fredly yang terkenal dengan lagu kesedihan dan galaunya yang keputar… padahal aku selalu pake mode shuffle…
Dari mulai Januari, Terserah, Akhir Cerita Ini, Kasih Putih, Sekali Ini Saja…… mewarnai kesedihan hariku saat ini….

Glenn Fredly – Sekali Ini Saja
Bersamamu
Kulewati
Lebih dari seribu malam
Bersamamu
Yang kumau
Namun kenyataannya tak sejalan
Tuhan bila masih 'ku diberi kesempatan
Izinkan aku untuk mencintanya
Namun bila waktuku telah habis dengannya

Biar cinta hidup sekali ini saja

“Bim……. Maafin Nadya yaaah……”

------------------
Sambil dengerin lagunya kalau mau terbawa suasana suhu
------------------


~Back to Bimo~


“Fan....... aku udah di depan kos....” aku kirim pesan ke Fani, setelah dari Kafe tadi aku bingung mau kemana. Aku butuh tempat cerita, tapi kalau cerita ke cowok ga mungkin pasti diledekin.
“Haaaah? Kok tiba tiba sih Bim? Bentar.....” Jawab Fani. Kemudian tak berselang lama dia keluar dengan pakaian seadanya.
“Kamu mau kesini ga bilang bilang... aku belum mandi tau. Mau ngajak kemana?” kata Fani protes kepadaku

“Hehehe.. yaudah mandi sana aku tungguin” jawabku
“Yaudah kamu masuk aja dulu, nunggu di teras kos ada tempat duduknya juga kok, jangan di jalan gini” Kata Fani mengajakku masuk dan memintaku menunggu di teras
“Bentar yaaa aku mandi sama siap siap dulu, setengah jam laaah yaaa. Hehe” Kata Fani
Kemudian aku menunggunya sambil main game Clash of Clans, tahun segitu game COC yg masih populer cuy. Main sampai Fani benar benar keluar dari kamarnya.

“Bim... Yuk.... Mau kemana kita?” tanya Fani
“Cantiknyaa... beda sama yang tadi Fan. Hehe” jawabku sambil terkagum melihat dia yang sudah dandan cantik dan wangi
“Yeee... malah ngeledek, jadi jalan ga nih? Kalau ga jadi aku masuk lagi aja deh..” kata Fani dengan Nada ngambek
“Iya iya Fan...... kamu belum makan kan? Sekalian makan aja mau?” tanyaku kepada Fani
“Yaudah yuuuk.. mau makan dimana?” tanya Fani
“Sushi St*ry mau? Kalau mahal aku traktir aja gapapa..” ajakku kepada Fani
“Engga.... bayar sendiri sendiri aja Bim... Kan aku cuman temen bukan siapa siapa kamu” kata Fani



Kamipun menuju ke Sushi St*ry yang berada di jl Gejayan, sushi murah yang enak dan cocok dikantong mahasiswa jika dibandingkan Sushi T*i jelas jauh beda kualitas dan harganya. Ga sanggup aku kalau sekarang ngajakin makan disana, jebol duit jajanku sebulan dalam sehari.
Aku memesan Donburi dan Takoyaki, sedangkan Fani memesan Tokyo Spring. Minumnya tentunya Ocha yang murah.
“Tumben kamu ngajakin aku makan Bim? Ada apa? Mau ada yang diceritain?” tanya Fani
“Hehehe.. tau aja kamu Fan. Aku udahan sama Nadya.” Jawabku
“Loh.... Sejak Kapan?” tanya Fani penasaran

“Sebenernya sejak semalem waktu basket, tapi semalem cuman minta break aja. Tapi tadi sore dia memutuskan untuk udahan. Gara garanya cowok yang semalem aku pukul itu ngadu ke orang tua Nadya. Jadi keadaan semakin suram, akunya udah ga direstui, malah ngehajar cowok yang direstui. Yaudah mau gimana lagi Fan, Nadya merasa berat dapat tekanan dari orang tuanya. Satu hal lagi sih yg bikin dia mutusin buat udahan......” kataku menjelaskan ke Fani dan berhenti sesaat untuk menghela nafas tampak Fani masih memperhatikan..

“Gara gara dia tau aku jalan sama kamu Fan, dia pikir aku selingkuh. Foto yg diambil sewaktu di toko buku beneran Anton kirim ke Nadya. Jadi semuanya ini salahku Fan........ mungkin aku sama dia belum berjodoh. Sudah selesai Fan... aku butuh temen cerita makanya aku langsung ke kosmu buat ngajak jalan.. buat cerita juga sih.... kalau aku cerita ke temen temen cowokku pasti cuman diledekin ga bikin tentram di hati” ucapku kepada Fani

“Bim.... Maaf ya, aku ga bermaksud buat ngeganggu hubungan kalian. Maaf juga aku jadi tertuduh pihak ketiga yang merusak kepercayaan cewekmu. Apa lebih baik aku ngejauh aja ya Bim? Biar kalian bisa balikan gitu.... aku ga bakal ganggu hubungan kalian deh janji.. setelah ini kita ga perlu jalan berdua lagi. Gimana?” kata Fani yang merasa bersalah karena hubungan berakhir
“Jangan Fan..........” kataku sambil berusaha meyakinkan dia untuk tidak menghindar dariku. Kupegang tangannya dan kutatap matanya dalam seakan memohon untuk dia jangan pergi

“Kenapa Bim? Kamu lagi keadaan kayak gini juga... aku ga mau jadi pelampiasanmu.. Aku takut rasa kecewamu dan emosimu yang belum stabil setelah kamu kehilangan Nadya, kamu cuman mempermainkan perasaanku. Jujur aku baper Bim deket sama kamu, cuman aku tau diri kamu masih ada pacar. Aku ga berusaha ngerebut kamu dari Nadya juga kok. Mendingan kamu tenangin dirimu dulu deh..” kata Fani dengan penuh perasaan

“Aku ga bakal ada kesempatan buat balikan lagi dengan Nadya Fan, keputusannya udah bulat dia tidak ragu ragu dengan keputusannya. Dia sendiri yang bilang akan membuka pintu hati untuk Anton cowok yang direstui keluarganya. Aku bisa apa Fan? Dari segala sisi aku udah kalah... aku udah ga ada kesempatan. Aku harus move on.... aku rasa memang bakalan lama aku move on dari Nadya. Tapi kamu jangan ngejauh please.... aku masih butuh kamu Fan untuk berbagi” kataku menjelaskan dan memohon kepada Fani

“Itu bukan perasaanmu Bim, itu emosimu. Kamu tenangin diri dulu setelah ini, iya aku janji ga bakalan pergi. Cuman aku mohon sama kamu, kamu dateng lagi ke aku saat kamu bener bener udah move on ya Bim. Sebulan lagi kita Ujian Akhir Semester (UAS), pikirkan dulu apa yang paling penting buat masa depanmu. Tenangin pikiranmu, fokus ke Ujianmu, setelah itu kamu boleh kalau mau mikirin aku Bim.” Jawab Fani dengan penuh perasaan dan memegang tanganku.

Disaat kami sedang ngobrol serius makanan datang dan membantu mengalihkan obrolan dari hati. Saat kami makan, kami jadi merasa canggung satu sama lain, fokus ke makanan dan belum bicara lagi setelah itu. Tampaknya Fani punya topik pembicaraan lain . . . . .
“Eh Bim, dadamu gimana? Masih sakit?” tanya Fani kepadaku
“Udah engga begitu sakit sih Fan.. cuman kayaknya memar di dalem, kalau disentuh atau kesenggol gitu masih kerasa nyut nyutan. Aku belum bisa tidur tengkurep juga nih sekarang” jawabku

“Cepet sembuh yaaaa.... kemarin mainmu bagus banget Bim, ternyata seru juga ya kemarin, angkanya kejar kejaran terus...” kata Fani
“Iya Fan makasih.... iyalah itu 2 tim fakultas terbaik saat ini Fan, katanya seniorku 2 kali Final di Porseni FT sama FK yg menang FK terus. Kayaknya Porseni besok kita ada kesempatan buat menang Fan” jawabku
“iyaaa bisa menang, asal kalian jangan berantem lagi aja. Masak gara gara cewek bisa berantem. Duh duh duh... payah” jawab Fani meledekku

“Udahh jangan diungkit lagi.... Liat aja besok, pasti Finalnya seru kalau semisal kita ketemu di Final”
“Ups....... soryyy” kata Fani sambil menutup mulutnya.
Kami pun berbincang sambil makan hingga makanannya habis

“Bim..... habis ini mau kemana?” tanya Fani
“Ga tau Fan.. kamu ada ide?” tanyaku balik
“Kamu butuh hiburan Bim.. mumpung masih sore, mau ga ke Bukit Bintang?” kata Fani mengajakku untuk melihat suasana malam jogja dari atas dan melihat langit bertabur bintang
“Yaudah yuuuk” tanpa berlama lama kamipun segera menyelesaikan makan dan menuju ke bukit bintang.

-------------


Suasana di Bukit Bintang sudah gelap, karena perjalanan lumayan lama 1jam lah dari Gejayan. Kami memilih tempat duduk yang paling dekat dengan tepi bangunan biar mendapatkan pemandangan yang jelas.
“Kamu suka ke tempat kayak gini Fan?” tanyaku kepada Fani
“Bim..... Lihat deh kebawah.. apa yang kamu lihat?” tanya Fani
“Cuman lampu Fan.. apa lagi yg bisa diliat dari ketinggian sejauh ini” jawabku
“Yaudah sama.... hahahahaha” jawab Fani aku kira ada kata kata mutiara yang bakal keluar dari mulutnya

“Kirain ada apa Fan..... aneh ahhh kamu... ga lucu... wuuuuu” kataku sambil tersenyum melihat dia ketawa
“Nahh.... gitu doooong senyum, daritadi cemberut melulu deh perasaan” “yang udah mah udah..... lewatin aja bim, tiap masalah ga harus ada solusinya. Ada yg perlu diselesaikan ada yang perlu ditinggalkan dan lupakan. Naaah ini masalahmu solusinya cuman Lupakan!” kata Fani menasehatiku
“Iyaaa fan.. makasih yaaa” jawabku.
Karena Fani ga bawa jaket, melihat dia tampak kedinginan karena udara malam, aku berinisiatif untuk melepas jaketku dan melingkarkannya ke tubuh Fani.
“Makasih Bim......” jawab Fani dan tersenyum kepadaku

Aku duduk menghadap ke bawah. Pemandangan lampu kota dari atas sedikit menentramkan Hati. Kemudian Fani duduk disebelahku dan kepalanya bersandar di pundakku. Aku menengok dan melihatnya sebentar, dia membalas tatapanku dengan senyuman.

Kami pandangi suasana malam jogja dari atas, tidak banyak kata kata yang terucap dari mulut kami, masih dengan posisi yang sama mata kami fokus memandang ke bawah. Hingga waktu menunjukkan jam setengah 9 malam. Kita harus mengakhiri suasana ini, karena perjalanan ke arah kota lumayan memakan waktu. Biar ga kemaleman juga Fani sampe di kosnya, karena besok masih ada kuliah.

“Fan pulang yuuuk.. udah malem nih, biar sampe kos ga kemaleman.” Ajakku kepada Fani.
“Yaudah yuuuk Bim” jawab Fani
“Yeaaahh... untung hidup Fan ini motor, kalau ga hidup bisa bisa kita nginep disini Fan.” Bercandaku kepada Fani
“Yaelah Bim.... nginep juga gpp sama kamu ini.” Jawab Fani

“Beneran Fan?” tanyaku lagi
“Yaa beneran lah... eitss... tapi kan bisa pesen 2 kamar, kamu otaknya mesum yaaaa..... jangan mimpi sekamar Bim.. hahaha” jawab Fani yang menegaskan ucapannya dan membuatku menjadi malu
“Kirain Fan..... hehe” jawabku berharap
“Yeee cowok otaknya dimana mana mesum!” jawab Fani
“Yaudah yuuuk pulang, aku naik yaaa” kata Fani

Sepanjang perjalanan pulang kamipun tertawa, dengan mulai obrolan hotel tadi hingga ngobrol ke arah mesum. Ternyata Fani ga ada filternya, omongan sama otaknya rusuh, kirain cewek kalem... ga taunya bacotnya rusak..
“Faaan Faaan.... gila yaa kamu. Kirain kamu tuh cewek kalem sama polos. Ternyata rusuh juga mulutmu..” kataku kepada Fani
“Yeeee biarin.... makanya aku masuk Teknik Bim.. omonganku udah kayak cowok kan, ga ada filter” jawab Fani yg kemudian memelukku dari belakang biar aku ga kedinginan menembus udara malam.

Kami telah sampai di kos Fani...
“Fan... udah sampe..” kataku kepada Fani
“Bim... mampir yuuuk” kata Fani mengajakku untuk mampir.
“Sekarang udah malem Fan, apa pantes main ke kos cewek malem malem begini” tanyaku kepada Fani

“Mau ga?” tanya Fani kepadaku sambil tersenyum dan mengedipkan mata dan mengisyaratkan sesuatu.
“Yaudah.....” jawabku tergoda dengan permintaan Fani, kemudian aku memakirkan motorku dan masuk ke dalam menuju kamar Fani.

Sampai di dalam kamar, Fani memasukkan sepatuku ke dalam dan mengunci kamar dari dalam.
“Bim jangan berisik yaaah” kata Fani berbisik di telingaku.
“Maksudnya apaan ini Fan?” tanyaku kepada Fani maksud semua ini
Tanpa menjawab kemudian dia memelukku dari depan, melingkarkan tangannya di pinggangku dan menaruh kepalanya di dadaku. Aku terbawa suasana, wangi tubuhnya yang sangat harum, wangi parfum yang masih tersisa di tubuhnya membuatku on fire alias ngaceng..
Kulingkarkan tangan kiriku ke punggungnya dan tangan kananku mengelus kepalanya secara perlahan. Lalu kucium dengan lembut keningnya..

Aku sangat menikmati pelukan Fani, ini yang aku rindukan pelukan dari wanita. Hangat, menyejukkan, menentramkan... Ini yg lama tidak aku rasakan, lama tidak aku dapatkan dari Nadya. Pelukan sangat membantu untuk meredakan emosi, mengurangi kesedihan dan menentramkan hati saat mengalami gundah gulana...

“Fan... makasih ya” kataku lirih ditelinga Fani
Kemudian Fani melepaskan pelukannya, dia menatapku dan mengelus wajahku sambil tersenyum. Sentuhan Fani membuatku terenyuh dan memejamkan mata menikmati nuansa ini, saat kubuka mataku kembali, Fani dengan hangat masih tetap tersenyum kepadaku.

Kupandangi dalam mata Fani, gantian kusentuh pipi Fani.. kudekatkan wajahku ke wajah Fani. Kukecup bibirnya secara perlahan... “mmuuaah” respon Fani memejamkan mata dan tersenyum. Setelah ciuman itu kami kembali berpelukan. Tubuh kami menempel, kurasakan payudaranya lembut menempel di dadaku. Membuat kontolku semakin keras seakan akan ini memberontak keluar dari celana. *Keluarkan aku Bim... keluarkan*

“Fan.... mau dilanjut atau udahan?” tanyaku iseng sebagai arti meminta izin akankah dilanjut ke hubungan sex atau udahan dan aku pulang
“Udah berdua di dalem kamar, masih tanya Bim lanjut atau udahan? Kamu polos atau basi basi? Tuh.. kontolmu aja udah ngaceng daritadi” jawab Fani mengagetkanku kalau dia tau daritadi aku udah ngaceng
“Yaa kan butuh persetujuanmu biar kesannya aku ga maksa kamu Fan. Hehe” “cuup” kataku sambil masih memeluk Fani dan mengecup keningnya.

Aku harus berinisiatif memulai foreplay agar aku bisa merasakan memek Fani, lama kurindukan ngentotin memek. Kalau aku lagi pengen hanya berujung Coli sambil membayangkan Nadya atau nonton Bokep. Dari tingkahnya kayaknya Fani juga lagi pengen ngesex. Apakah dia udah ga perawan? Pikiranku dalam hati mulai penasaran...
Ku kecup keningnya, ciuman turun ke pipi Fani sebelah kanan, area pipi kanan aku telusuri semua hingga setiap bagian ku kecup. Lalu ciumanku berpindah ke pipi sebelah kiri, Fani menikmati tiap kecupanku dengan memejamkan mata.

Ciumanku menuju ke bibirnya, kukecup bibirnya beberapa kali dengan mengubah posisi kepalaku miring kiri dan berganti ke kanan. Fani mengikuti irama ciumanku, bibirnya membalas kecupanku. Kulumat bibir bawahnya, Fani membuka sedikit bibirnya agar aku lebih mudah untuk melumat bibirnya. Lumatanku berganti ke bibir bagian atas, tangan yang sedari tadi di punggungnya berpindah ke pantatnya. Ku lumat bibir atas dan bawah secara bergantian serta kuremas remas pantatnya yang masih menggunakan celana.

Kucoba memasukkan lidahku ke dalam mulut Fani, sensasi yang berbeda ciuman dengan wanita yang menggunakan Behel. Terasa agak kasar di lidahku, kemudian lidahku yang udah masuk ke dalam mulutnya disedot oleh Fani. Wiiih hot juga nih ciuman dengan Fani.
“Sluurrrppp sluurrpp”
Aku memberikan kesempatan kepada Fani untuk memegang kendali ciuman. Bibirku dilumatnya dengan lembut secara gantian atas dan bawah, lidahnya juga masuk kedalam mulutku. Tanganku tetap meremas pantat Fani, lidahku dan Fani bertemu kembali di luar mulut untuk bertukar ludah.
“ huuufft..” suara Fani mengambil nafas panjang

Kuambil Hpku dan kuputar musik romantis, musik ini juga bertujuan untuk mengaburkan suara kita di dalam. Agar tidak terlalu terdengar jelas dari luar.. takut tetangga kosan Fani terganggu.
Kuangkat sedikit jilbabnya kucium dan kujila lehernya secara bergantian kiri dan kanan...
“ahhh... shhhh... Geli Bim...” suara Fani lirih ditelingaku. Kami harus tetap menjaga suara agar tidak terlalu keras suara yang keluar dari mulut

Kuhentikan jilatanku di lehernya, kupandangi lagi wajah Fani, wajahnya kini tampak kemerahan. Dengan kulitnya yang putih, membuat wajahnya semakin cantik.
Kulepas jaketku yang masih digunakan Fani, kuletakkan di bawah. Kulepas satu persatu kancing bajunya hingga semua terlepas, dan kulepaskan baju lengan panjangnya dan kulempar ke kasur. Fani tidak berkata kata dan membantuku saat melepas bajunya. Kubuka kaitan BH Fani menggunakan kedua tanganku dari belakang. Kulepas pelan pelan BH Fani, dan payudaranya kini sudah bebas, sudah tidak ada kain yang menghalangi.
Indaaah..... hingga membuatku menelan ludah... ukuran payudaranya mungkin hanya 34B, memang kalau dibandingan dengan Nadya, toket Fani lebih kecil. Saat make bajupun sudah terlihat kalau milik Nadya lebih besar...
Tapi..... kulitnya Fani lebih putih dari Nadya... Putingnya pink... wakacauuu... indah bangeeet... putingnya juga lebih indah dari milik Nadya, puting Fani menonjol keluar, sedangkan punya Nadya harus ditarik keluar agak putingnya muncul... kenapa pikiranku masih ngebandingin sama Nadya yah? Duuh duuuh....


Toketnya mengingatkanku dengan bintang JAV Ameri Ichinose... wiiihhh gilaaak... artis JAV favorite aing nih....

“Bim.... kenapa cuman diliatin??” tanya Fani
“Menikmati keindahan Fan....” jawabku, ga mungkin dong aku jawab lagi ngebayangin dan ngebandingin toket Fani dengan Nadya.
“Kamu suka?” tanya Fani
Ga aku jawab pertanyaan Fani dengan kata kata, langsung aku buktikan dengan aksi. Ku elus lembut toketnya dan kuserang dengan jilatan lidahku membuat Fani mendesah...

“Oouuhhhhh Shhhhhh” suara desahan Fani yang membuatku kaget karena suaranya agak kenceng dan dia segera menutup mulutnya.
“Fan... kecilin suaramu” kulepas jilatanku dan kubisik pelan ditelinganya
“Enaak Bim.. geli...” jawab Fani lirih

Tanganku berada dipantatnya, kuremas remas kali ini agak kencang karena nafsuku sudah tinggi. Kukenyot puting Fani, kusedot dan kujilatin dengan penuh kenikmatan...
“Ahhhhh.... bim.... pelan... sshhhhhh” suara desahan Fani menahan kenikmatan dan kepalanya mendongak ke atas.
Fani memintaku untuk berdiri, kaosku diangkat keatas olehnya, saat aku membantu melepaskan kaosku. Fani melihat sedikit bekas memar di dadaku, warnanya sedikit merah..
“Ini ya Bim memarnya?” kata Fani ketika menyentuh bagian dadaku yang memar secara lembut menggunakan jarinya

Setelah itu Fani langsung menyedot putingku dengan kencang...
“Oouugghhhh Fan.....” desahku
Jilatan lidahnya menelusuri seluruh area dadaku yang bidang dan perutku yang sixpack. Fani merem melek saat menikmati jilatan lidahnya di area perutku. Mungkin Fani type wanita yang suka pria sixpack.

Fani berlutut, kemudian tangannya mulai menuju celana ku, membuka celana jeansku dan celana dalamku. Saat kontolku sudah sangat jelas tegak terpampang di depan wajahnya.. membuat mata Fani terbelalak terbuka.. seperti mengagumi kontolku.
Kontolku dipegang oleh tangannya seperti dia sedang mengkur kontolku, menggunakan jari tengah dan jempol yang dilingkarkan namun jarinya tidak saling bertemu yang menandakan kontolku terlalu besar di genggaman tangannya.

Dikocoknya sebentar lalu kemudian hap.....
“poooooop” suara kontolku yang keluar masuk di mulutnya
“Ouuuccchhhh....” desahanku
Kontolku masuk kedalam mulut, tangan kanannya memegang kontolku dan tangan kirinya meremas testisku...
“Ahhh Fan.... ehmmm” desahanku, lihai sekali Fani menservice kontolku, sepertinya dia udah sering, udah tau titik dimana bagian kontol yang harus diservice.
Karena dia menggunakan behel, sensasinya sedikit berbeda ketika dia dengan sengaja menggesekkan kepala kontolku di behelnya.. Rasanya sedikit sakit tapi enak....
“Ahhhhhhhh......”
Sepongan dan jilatan Fani sungguh mantab, cukup untuk menjadi sajian pembuka.

Kuangkat tubuh Fani, dia paham apa yang harus dilakukan, kemudian dia beranjak melepaskan celana dan celana dalamnya. Saat dia melepas celana tubuhnya melikuk likuk menggoda, erotis!.. kemudian dia duduk di tepi kasur dan membuka selangkangannya lebar lebar.
Aku paham apa yg diinginkan Fani, aku berlutut dihadapannya ku dorong sedikit badan Fani untuk sedikit miring agar memeknya terlihat dengan jelas.
Kuciumi ujung kaki Fani hingga sampai pangkal pahanya.
“Uuuuhhhmmmm...” suara Fani menahan sedikit kegelian

Anjriiiittt.... memeknya bersih putih tanpa bulu, ini yg diidam idamkan semua pria.. memek dengan kualitas seperti film bokep.
Kubuka sedikit memeknya, kujilati dengan lidahku... “slluurrppp sluurppp” kuhisap pelan, kucium dan kujilati lagi diarea sekitar memeknya. Bagian penting yang harus diservice dari memek wanita adalah biji itilnya... jangan sampai bagian ini dilupakan untuk dijilat dan diemut... Fani pasti klepek klepek dengan serviceku ini.

“Ahhhhh..... ahhhh............” suara desahan Fani.
Tangan Fani, meraih kepalaku dan menekannya agar hisapan dan jilatanku makin dalam dan makin bertenaga.
“Ooohhhh... Bim....... masukin please” pinta Fani kepadaku yang memang sudah bersiap untuk menu utama.

“Fan... masih perawan?” tanyaku kepada Fani
“Udah engga Bim... tapi pelan pelan yah... udah lama ga dimasukin” jawab Fani yang membuatku terdiam sejenak.. what??? Fani udah ga perawan?? Sejak kapan??
Agak sedikit kecewa sih ga dapet perawannya, tapi gapapalah.. kapan lagi bisa ngewein cewek cakep. Karena Fani udah ga perawan, perasaanku makin bebas, ga ada beban udah merenggut keperawanannya. Kupegang memek Fani untuk mengecek ternyata memeknya udah basah. Sehingga aku hanya memberikan sedikit ludah di kontolku untuk sekedar membasahi lagi kontolku.

Kubuka lebar lebar paha Fani, Kontolku kugesek gesek di bibir memeknya dan zllleeeeeeebbb.....
“Ahhhhhh......” desah Fani sambil memejamkan mata dan mengernyitkan dahinya saat kontolku masuk ke memeknya. Uhhh rapet sekali memeknya, kapan dia terakhir ngewe ya? Masih rapet gini.
Kugoyang maju mundur perlahan....

“Ahhhh ahhhhh... sssshhhh.....” “hmmmmmppp kontolmu gede banget bim” kata Fani mendesah dan mengomentari kontolku yang memang gede. Terasa banget memek Fani rapet
“Memekmu rapet banget Fan... oouuhhhhh....” desahku


Masih dalam posisi yang sama MOT, aku ubah posisi kaki Fani, yang sebelumnya ngangkang sekarang aku rapatkan pahanya kemudian aku naikkan ke atas untuk bertumpu di dadaku. Kumasukkan kontolku lagi dalam posisi ini
“Ahhhh.... Bim.... kontolmu.. jadi makin penuh di memeku.. ahhhh shhhhhhhh” “Teruuusss Bim.... ahhh... aku suka kontolmu... shhhh ouuuhhh.....” “hmmmmmmpp” suara Fani makin meracau menikmati sodokan kontolku
Dalam posisi ini memek Fani memang terasa lebih lebih rapet...

“Ahhhh... shhh.. ahhhh..... memekmu enak Fan” “Kamu makin cantik ketika digenjot...” kataku memuji Fani
“Ahhhh.... ahhhh...” desah Fani
“Plokkk plokkk plooookkk” suara paha kami yang saling bertabrakan menghasilkan suara khas yang merdu
“Bimm... oouuhhhh... enak” kata Fani
“Yaaah kok dilepas Bimm....” Tanya Fani saat kontolku aku tarik keluar untuk mengubah gaya.

Untuk mencari sensasi baru kucabut kontolku dan kuubah posisi Fani. Masih tetap aku berada di atas, Badan Fani aku miringkan, ku tekuk lututnya. Kumasukkan lagi kontolku... dalam posisi ini toket Fani dengan bebas bergerak naik turun pelan, karena emang toketnya ga gede jadi gerakannya memang pelan. Kuremas toketnya, kupilin putingnya tetap dengan pinggangku masih bergerak maju mundur...
“uuhhhh.... cepetin Bim........ sshhhh ahhhhhh.....” “Aku udah mau keluar......” “Sshhhh ahhh... ahhhhhh... ahhh”
“Ploook ploook ploookkk” suara dari gerakan yang aku percepat

“Shhhh...... ahhhhhhhhhhhhhhhhh” lenguhan panjang dari Fani, memegang tanganku erat dan badannya sedikit bergetar, aku berhenti sejenak untuk memberikan Fani kesempatan menikmati orgasme pertamanya..
“Hhaaahh haaahhh haaahhhhh” “enak banget Bim” kata Fani

Kulepas kontolku, kemudian aku berbaring di sampingnya. Ku elus wajahnya dan berbisik kepada Fani seakan menantang stamina dia.
“Masih kuat?” tanyaku
“Masih... bentar ambil nafas dulu.... kontolmu gede banget sih Bim.... enak bangetttt..... sukak.....” kata Fani kemudian berbalik badan menghadapku dan kemudian mencium bibirku..

Fani mengambil alih, kemudian dia naik ke atasku. Memasukkan kontolku lagi ke memeknya. Dia sudah paham dalam posisi ini apa yang harus digerakkan. Entah mengapa aku makin suka sama Fani, menurutku dengan penampilannya yang berhijab, wajah yang kalem dan polos namun di dalam dirinya dia memiliki jiwa yang Binal.. Atau malah aku yang sebenarnya amatir, karena baru ngewe sama 1 wanita, Nadya, yg masih perawan dan belum berpengalaman.

“Ahhh ahhhh.......” desah Fani yang sambil bergoyang
Tangan Fani tidak tinggal diam, dia memilin milin putingku dan sesekali berhenti bergoyang kemudian menciumku dan menjilati tetekku. Dia sudah paham betul untuk mengatur tempo, beristirahat dan mengambil nafas agar tidak cepet keluar.
“Kamu kuat banget sih bim...... ahhhh... shhhhhh” desah Fani
“Bim... kontolmu buat aku yaah... ahhhh...... ahhhh....” kata Fani yang masih bergoyang dengan tetap menggunakan jilbabnya....
“Iyaa Fani sayaaang... hmmmmmm” jawabku kepada Fani

Aku berinisiatif untuk berganti posisi, kini aku duduk dan Fani masih tetap diatas. Dia tetap menaik turunkan pinggangnya, kini kami bisa sambil berciuman dan berpelukan. Nikmat sekali Fan tubuhmu... saat Fani berhenti untuk istirahat gantian aku yang menggenjot dari bawah masih dalam posisi duduk. Dengan posisi aku lebih mudah juga untuk meremas dan mengemut teteknya...
Fani sangat bergairah, dia tetap menaik turunkan pinggangnya untuk mencapai orgasme yang kedua.
“Ahhh... ahhh ahhh..... shhhhhhhhh”
“Bim... aku mau keluar lagi....”
“Ahhhhhhh... ahhhhhhhhh....” Fani berhenti menggerakkan badannya dan sekarang memelukku dengan erat menikmati orgasmenya yang kedua.

“Fan... aku bentar lagi keluar... doggy yuuuk” ajakku kepada Fani untuk membantu mencapai orgasmeku.
“Jangan keluar di dalem ya Bim... aku lagi masa subur” jawab Fani
“Pantesan kamu bergairah fan... lagi masa subur ternyata” jawabku kepada Fani.
“Keluar dimulut atau muka boleh?” tanyaku kepada Fani dan membantunya untuk memposisikan doggy. Dia menjawab hanya dengan senyuman.

Kuposisikan Fani untuk doggy style, lalu kumasukkan lagi kontolku ke dalam memek Fani. Kugenjot dengan cepat kontolku keluar masuk ke dalam memeknya.
“Ahhh ahhh ahhhh.....” “Bim.... oouuuhhhhhhhh” dia makin mendesah saat kugenjot dengan cepat..
“ploook ploook ploooook”

Aku berhenti sebentar untuk meminta Fani melepaskan jilbabnya, diapun menurut. Rambut hitam panjang lebat dan lurus, ternyata rambutnya bagus banget, wangiii lagiii...
Kugenjot lagi kontolku dari belakang kemudian kutarik rambutnya hingga Fani mendongak keatas. Kutepuk pantatnya hingga memerah... membuatku semakin bergairah, tempo genjotanku semakin cepat dan semakin dalam. Tanda tanda aku akan mencapai klimaks..
“plook ploook ploookkk...”


“ahhhhhh... ahhhhhh” desah Fani menikmati tempo genjotanku.
“Biiimmm..........” nampaknya Fani bakal mencapai orgasmenya yg ketiga.
“Fan... keluar bareng ya... aku bentar lagi keluar.. shhhh ahhhh” kataku kepada Fani
“Ahhhhhhhhhh.... “ lenguh panjang Fani, dan badannya ambruk ke kasur saat orgasmenya yg ketiga datang

Aku sudah mencapai puncak, kucabut kontolku dan kuarahkan ke wajah dan mulut Fani.
“Crooottt croott crooooooot”
“Ahhhhhh... shhhhmmmmmppp” desahku yang kemudian disambut Fani untuk mengulum penisku dan menyedot sisa sisa spermaku yang masih di dalam kontol..
“Ahhhhh... ahhhhh” dengkulku terasa lemas, sensasinya lebih nikmat saat aku orgasme lalu disedot dengan mulut oleh Fani
Kurebahkan badanku dikasur, Fani kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya...

“Ahhh... nikmat” kataku
“Bim..... banyak banget, berapa lama kamu ga keluar?” tanya Fani yang kemudian menghampiriku dikasur dan ikut rebahan karena dia juga capek
“Ga tau Fan....” jawabku
“Fan.... kamu binal banget... udah sering ya?” tanyaku kepada Fani yang sudah merebahkan kepalanya di dadaku.
“Hehehehe.. dulu sama mantanku Bim.” Jawab Fani

“Bim.... please yaa jgn anggap aku cewek murahan. Aku baru ngewe sama 2 cowok kok. Mantanku sama kamu.” Jawab Fani
“Kami pisah gara gara mantanku kecelakaan, udah meninggal” kata Fani
“Maaf Fan.... aku percaya kok sama kamu, cuman penasaran aja dibalik muka kalemmu ternyata kamu Binal. Gapapa kok Fan, aku suka cewek berjilbab yang binal. hehehe” jawabku lalu mengelus elus rambutnya

“Terus kenapa kamu mau sex sama aku Fan?” duh lagi lagi pertanyaanku yang muncul tanpa filter
“Terbawa suasana Bim... Eh, kamu udah sering juga ya?” tanya Fani kepadaku
“Kamu juga wanita kedua kok Fan..” jawabku
“Yg pertama Nadya? Kamu dapet perawannya Bim?” tanya Fani sangat kepo, obrolan kami sangat terbuka sekali wooiii..
“Hehehehe iyaa Fan” jawabku singkat sambil tersenyum

“Wuuuuuuu tega banget kamu ninggalin dia... maaf yaa ga kamu dapet perawanku Bim” kata Fani sambil mengelus dadaku
“Gapapa Fani Sayaaang” kataku lembut kepada Fani
“Eh.... Sayang? Kita belum jadian yaa... lagian aku belum mau jadi pacarmu.. weeek. MOVE ON DULU SANA, AWAS AJA KALAU MAU PACARIN AKU TAPI KAMU SENDIRI BELUM MOVE ON!” kata Fani, mengangkat kepalanya dan mencubit hidungku

“Hehe.. Fan... makasih yaa” kataku kepada Fani yang udah memberikan kenikmatan di malam ini
“Iyaa Bim.. aku juga makasih.... aku suka sama ini, lebih gede dan lebih kuat dari mantanku” kata Fani yang mengelus kontolku.
“Mau lagi?” tanyaku
“Engggaaaaaa! Besok kuliah ntar lemes aku Bim. Hehehe” jawab Fani.

Kami beristirahat sekitar 10menit, kemudian aku membersihkan diriku dan beres beres. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, udah terlalu malam aku berada di kos cewek. Kemudian aku minta izin ke Fani untuk pulang.
“Fan... aku pulang yaa.. udah malem” kataku kepada Fani
“Yaaa bim... Hati hati yaa.. nanti kabarin kalau udah sampe rumah.” Jawab fani

Lalu ku kecup kening, pipi dan bibir Fani, diapun tersentum dengan apa yang aku lakukan.
“Bim... kamu gentle... hati hati yaaa” kata Fani.
Kemudian aku perlahan keluar kamar dari Fani, agar tidak terlalu dicurigai sama tetangga kos. Akupun langsung pulang ke rumah, udah capek...

---------------
“Fan.. aku udah sampe rumah” kataku kepada Fani melalui pesan chat
“Istirahat yaa Bim, sampe ketemu lagi.. mmuaah” jawab Fani.
Aku segera beres beres dan bersih bersih..

Saat aku mau beranjak tidur, kulihat Hpku lagi, tiba tiba ada pesan dari Nadya.
“Bim.. Maafin Nadya yah..” kata Nadya
Apaan sih ini orang, habis mutusin malah bilang maaf. Aku punya prinsip kalau putus yaudah selesai. Bodo amat lah Nad, udah bukan lagi urusanku. Tidak kujawab pesannya, kemudian aku Clearchat pesan dari dia. Kuhapus semua memory tentangnya, dari chat, foto, video maupun voicenote. Kubuka lembaran baru dalam hidupku dan aku harus move on.
------------------

~Seminggu Kemudian~


Perkuliahan sudah masuk ke mingu mingu terakhir. Kami dengan selogan Teknik Solid saling bekerja sama membuat soal-jawaban dan itu harus benar dan saling bertukar untuk bahan belajar, mencari kisi kisi soal dari kakak angkatan, dan mencari soal soal ujian tahun tahun sebelumnya yang dibagikan beserta kunci jawaban.

Soal soal tahun lalu sangat membantu, walaupun tidak sama persis tapi konsep soalnya mirip mirp, hanya dibalik balik dan diubah angkanya. Soal Soal esay juga hampir sama. Jadi seharusnya lebih mudah untuk kami mendapatkan nilai yg baik.

Tiap hari selalu kubuka email untuk mengecek email dari panitia lomba untuk info juaranya. Ternyata... hari ini ada email masuk dan mengumumkan bahwa kami mendapat juara 3 dan uang pembinaan sebesar 3jt rupiah. Aku berikan kabar kepada Fani dan Diky bahwa kita juara, nanti sore kalau bisa ketemu ditempat makan sekalian syukuran dan bagi bagi duit.
“Yeeeeyyyyy...... mantaaab Bim” jawab Fani
“Mantaaab Bos.. lumayan dapet duit” jawab Diky

Sore harinya . . . .

Kami berjanji bertemu di K*C deket kampus
“Bim... selamat yaaaaa... lumayan dapet duit... bisa buat beli tas” jawab Fani
“Yeee belanja muluk jadi cewek” balas Diky
“Biarin... rejeki Dik.. jangan disia siain... ya ga Bim” jawab
“Iyaaa Sayang” kataku sambil tersenyum kepada Fani
“Iihhh.... apaan sih Bim” kata Fani melotot sambil mencubit lenganku

“Kalian jadian?” Tanya Diky
“Hahaha engga Dik, bercanda doang” jawabku yang membuat Fani manyun.
“Nih geys.. bagian kalian... tenang ini ga dipotong kok, Ini makanan aku yang bayar, sebagai ucapan terima kasih yang udah membantu keisenganku. Dihitung dulu, pas sejuta yaa” Kataku kepada Fani dan Diky
“Okee Bim makasih, kalau kamu mau iseng lagi kabar kabar aja. Siapa tau dapet rejeki nomplok lagi. Hehe” kata Diky kepadaku
“Yaudah dimakan dulu deh......” kataku

Kemudian kami ngobrol berbincang bersama sambil menikmati makan. Setelah selesai makan Diky berpamitan duluan karena dia masih ada urusan. Tinggal aku dan Fani yang masih ada di K*C.
“Bim... yg tadi kamu ga seriusan?” tanya Fani
“Yg mana Fan?” tanyaku balik, karena tadi banyak obrolan sehingga membuatku bingung obrolan mana yg ga serius

“Yang kita jadian?” tanya Fani
“Kan kamu bilang sendiri Fan, belum mau... Kamu sendiri yg ngasih aku waktu sampe ujian selesai.. tenang yaaa... jangan baper, jangan marah” kataku kepada Fani dan menggenggam tangannya.
“Hehehe Maaf Bim.. aku jadi baper tauk” kata Fani
“Kamu udah sukaa yaaaa sama aku? Cieeeeeee” kataku menggoda Fani
“Apaaaan sih Bim! Isshhhh nyebelin” kata Fani

Aku udah lama punya ide, ingin berjualan di sunmor. Kayaknya Fani kalau diajak kerjasama mungkin mau.
“Fan... mau ga uang yg kita dapet ini jadi modal buat jualan di sunmor?” tanyaku kepada Fani
“Kita berdua? Mau jualan apa? Kamu punya ide?” tanya Fani kepadaku
“Mungkin jualan makanan atau minuman. Gitu Fan, tapi kayaknya kalau jualan minum kayak es es coklat gitu udah banyak disini. Aku punya ide es jeruk, tapi bukan jeruk peras yg biasa. Baru ide aja sih Fan” jawabku menjelaskan kepada Fani. Kemudian kami hening sejenak untuk berpikir

“Ahhh... Bim.... aku ada ide, mendingan jeruk tapi jeruk baby yg mirip sunkist gitu, jeruknya banyak di Malang. Aku punya saudara petani Jeruk Baby Bim... Cocok banget tuh.. kamu mau ga ambil kesempatan ini?” jawab Fani
“Ahhh cocok ini Fan......” jawabku
“Kapan mau mulai jualan?” tanya Fani
“Habis ujian aja Fan biar kita Fokus dan masih punya waktu buat tanya tanya lapak, cari peralatan dan supplyer es batu” jawabku

“Cocok bim.. nanti aku tanyain juga masalah jeruk. Deal yaaa ini kita” tanya Fani
“Iyaaa sayang” jawabku membuat Fani tersenyum
“Ishhhhh” jawab Fani
Aura positif dan keceriaan Fani membuatku nyaman....

----------------

~Minggu Tenang Ujian~
Selama minggu tenang aku benar benar hanya di rumah, fokus belajar. Aku type yang belajar harus dalam kondisi sunyi biar materinya masuk, kalau ditempat keramaian fokusku gampang teralihkan.

“Mas.... Putri boleh tanya?” kata putri yang masuk ke dalam kamarku saat aku sedang membaca dan belajar untuk mempersiapkan ujian akhir semester.
“Apaa put? Mas lagi belajar.” jawabku
“Mas... kok Putri ga pernah liat lagi mas Bimo sama mbak Nadya?” tanya Putri
“Hmmmmmm? Nadya? Udah putus Put udah hampir sebulan lalu. Kenapa?” jawabku

“Putus? Kenapa Mas?” tanya putri lagi
Akupun belum menjawab pertanyaan putri dan masih tetap membaca buku.
“Bentar yaaa mas” kata putri meninggalkan kamarku dan beberaoa saat kemudian masuk lagi ke kamarku
“Nih coklat... biar tenang... biar bisa cerita. Putri pengen tau. Hehehe” kata Putri, seperti menyogokku dengan coklat biar bisa cerita.

“Makasih put... Hmmm... jadi kita putus... nyam nyam... karena orang tua Nadya ga merestui.. nyam nyam” kataku sambil mengunyah coklat yang dikasih Putri.
“Besok kalau Putri punya pacar, cari yang mas sama ibu setuju ya. Hahahaha” jawabku mengingatkan putri sambil bercanda
“Yeeee malah nyebelin.. malah aku yg kena.. wuuuuu... sini coklatnya” kata Putri sebel yang kemudian mengambil coklatku dan kemudian dimakan

“Loooh... udah dikasih kok diminta lagi” tanyaku
“Mintaaa dikit doang mas... Putri jadi pengen coklatnya.. bagi yaa mas. Hehehe” kata putri sambil ketawa
“Mas Bimo udah move on?” tanya Putri
“Udaaah dooong, udah mau punya pacar lagi malah” kataku sambil menunjukkan Foto Fani
“Idiiiih... cantik mas... mas Bimo keren sama ganteng sih makanya cepet dapet cewe lagi. Coba kalau bukan kakak kandung, Putri juga mau sama mas Bimo” kata putri
“Mas yg ga mau sama kamu... hahahahahaha” jawabku sambil ketawa

“Iiihhhhhh.... sebeeeeeel” kata putri mencubit pipiku dan kemudian lari kabur masuk ke kamarnya
“Wooyyyyy coklatnyaaaaa” kataku meneriaki putri yang membawa kabur coklat yang udah dikasih tadi, padahal enak coklatnya.

------------

2 minggu UAS
Semua mahasiswa serentak akan melaksanakan UAS. Pada saat hari ujian aku bener bener fokus ujian dan belajar, membaca dan mempelajari soal soal tahun sebelumnya. Saat Weekend minggu pertama hanya digunakan untuk resfreshing.. Ketemu dengan Fani tanpa berhubungan sex, main basket atau diselingi dengan main game. Kami lalui UAS dengan penuh keyakinan agar Nilai bisa maksimal. UAS semester 2 pun selesai.





Dengan berakhirnya UAS semester 2 maka berakhir pula kisah Bimo Chapter 1.
Sampai bertemu di cerita Chapter 2 selanjutnya.




no quote
 
Terakhir diubah:
Part 13 : End of Chapter One

~POV Nadya~


Hancur harapanku… Hancur hatiku…
Aku yang memimpikan masa depan dengan Bimo, berjalan bersama, selalu beriringan menjalani hidup ini sudah berakhir. Selingkuh… hal yang ga bisa aku maafkan, namun aku ga tau sejauh apa dia menjalani hubungan dengan wanita itu. Apa aku terlalu emosi kepada Bimo, sedangkan aku sendiri kalau kuliah juga sering kalau sekedar nebeng temen cowok kalau mau ke fotocopy atau beliin makan buat temen temen yang lain kalau pas lagi ada acara di kampus.

Ini semua gara gara mas Anton yang selalu mengompori orang tuaku dan tentunya aku sendiri terpengaruh oleh kata katanya. Apakah ini sebenernya cara Anton untuk menjauhkanku dengan Bimo?
Nasi sudah menjadi bubur, aku telah mengakhiri hubunganku dengan Bimo secara sepihak. Ada penyesalan dari dalam hatiku, memutuskan sesuatu saat kondisi emosi memang bukan yang terbaik. Maafkan aku Bim….

Aku pulang dari Café dengan perasaan kecewa, sedih dan menyesal….
“Habis dari mana kamu Nad?” tanya ayahku yang sedang santai membaca buku di teras
“Habis ketemu Bimo yah….” Jawabku kepada Ayah
“Apa? Ketemu Bimo lagi?” kata Ayahku dengan Nada yg sedikit keras
“Udah yah tenang ga usah marah… aku udah putus sama Bimo.. aku udah ga pacaran sama Bimo. Ayah seneng kan? Ini kan yg ayah mau?” jawabku dengan suara sedih menahan isak tangis
“Baguslah……. Biar kamu bisa sama Anton” jawab Ayahku
“Yah….. kalau memang ayah mau aku sama lelaki yang sederajat, Nadya akan cari yabg terbaik tapi bukan Anton juga yah.. Nadya akan cari sendiri” jawabku membela diri agar tidak melulu diminta untuk sama Anton
“Yaah terserah kamu yang jelas jangan sama Bimo, jangan sama orang bodoh dan jangan sama orang miskin.” Kata ayah yang menyudutkanku
“Yaa ayah…. Nadya mau masuk dulu ahh.. capek” kataku kepada Ayah.

Saat aku masuk ke dalam kamar, entah mengapa air mataku keluar sendiri membasahi pipiku. Lalu ku kunci pintu kamarku, kuputar musik dengan speaker yang agak kencang supaya orang dari luar kamar tidak mendengar kalau aku menangis..
Aku duduk di ujung kasurku, duduk dibawah menyender dengan posisi lutut dilipat dan wajahku bertumpu pada tanganku yang berada diatas lutut..

“Bim….. maafin Nadya… Nadya masih belum pengen pisah… Nadya masih sayang, masih cinta sama Bimo….”
“hiiikss hiiikkss….”
“Tapi mungkin ini yang terbaik buat kamu Bim… biar kamu bisa bahagia, biar kamu ga sedih dan marah…. Semoga kamu bisa menemukan kebahagiaanmu Bim… hiikkss hikksss”
“Doakan aku semoga kuat dan bisa secepatnya move on dari kamu Bim…”
“hiiiksss hiiksss………”

Suasana ini bertambah sedih saat lagu berganti ke lagu milik glenn fredly dengan Judul Januari…

“hiikkksss…. Bim….. Maafin Nadya……..”
“Bimooo… huuu huuuuuuuu… Nadya masih sayang sama Bimo”

Setelahnya lagu lagu galau yg diputar di playlist entah secara kebetulan atau bagaimana lagu Glenn Fredly yang terkenal dengan lagu kesedihan dan galaunya yang keputar… padahal aku selalu pake mode shuffle…
Dari mulai Januari, Terserah, Akhir Cerita Ini, Kasih Putih, Sekali Ini Saja…… mewarnai kesedihan hariku saat ini….

Glenn Fredly – Sekali Ini Saja
Bersamamu
Kulewati
Lebih dari seribu malam
Bersamamu
Yang kumau
Namun kenyataannya tak sejalan
Tuhan bila masih 'ku diberi kesempatan
Izinkan aku untuk mencintanya
Namun bila waktuku telah habis dengannya

Biar cinta hidup sekali ini saja

“Bim……. Maafin Nadya yaaah……”

------------------
Sambil dengerin lagunya kalau mau terbawa suasana suhu
------------------


~Back to Bimo~


“Fan....... aku udah di depan kos....” aku kirim pesan ke Fani, setelah dari Kafe tadi aku bingung mau kemana. Aku butuh tempat cerita, tapi kalau cerita ke cowok ga mungkin pasti diledekin.
“Haaaah? Kok tiba tiba sih Bim? Bentar.....” Jawab Fani. Kemudian tak berselang lama dia keluar dengan pakaian seadanya.
“Kamu mau kesini ga bilang bilang... aku belum mandi tau. Mau ngajak kemana?” kata Fani protes kepadaku

“Hehehe.. yaudah mandi sana aku tungguin” jawabku
“Yaudah kamu masuk aja dulu, nunggu di teras kos ada tempat duduknya juga kok, jangan di jalan gini” Kata Fani mengajakku masuk dan memintaku menunggu di teras
“Bentar yaaa aku mandi sama siap siap dulu, setengah jam laaah yaaa. Hehe” Kata Fani
Kemudian aku menunggunya sambil main game Clash of Clans, tahun segitu game COC yg masih populer cuy. Main sampai Fani benar benar keluar dari kamarnya.

“Bim... Yuk.... Mau kemana kita?” tanya Fani
“Cantiknyaa... beda sama yang tadi Fan. Hehe” jawabku sambil terkagum melihat dia yang sudah dandan cantik dan wangi
“Yeee... malah ngeledek, jadi jalan ga nih? Kalau ga jadi aku masuk lagi aja deh..” kata Fani dengan Nada ngambek
“Iya iya Fan...... kamu belum makan kan? Sekalian makan aja mau?” tanyaku kepada Fani
“Yaudah yuuuk.. mau makan dimana?” tanya Fani
“Sushi St*ry mau? Kalau mahal aku traktir aja gapapa..” ajakku kepada Fani
“Engga.... bayar sendiri sendiri aja Bim... Kan aku cuman temen bukan siapa siapa kamu” kata Fani



Kamipun menuju ke Sushi St*ry yang berada di jl Gejayan, sushi murah yang enak dan cocok dikantong mahasiswa jika dibandingkan Sushi T*i jelas jauh beda kualitas dan harganya. Ga sanggup aku kalau sekarang ngajakin makan disana, jebol duit jajanku sebulan dalam sehari.
Aku memesan Donburi dan Takoyaki, sedangkan Fani memesan Tokyo Spring. Minumnya tentunya Ocha yang murah.
“Tumben kamu ngajakin aku makan Bim? Ada apa? Mau ada yang diceritain?” tanya Fani
“Hehehe.. tau aja kamu Fan. Aku udahan sama Nadya.” Jawabku
“Loh.... Sejak Kapan?” tanya Fani penasaran

“Sebenernya sejak semalem waktu basket, tapi semalem cuman minta break aja. Tapi tadi sore dia memutuskan untuk udahan. Gara garanya cowok yang semalem aku pukul itu ngadu ke orang tua Nadya. Jadi keadaan semakin suram, akunya udah ga direstui, malah ngehajar cowok yang direstui. Yaudah mau gimana lagi Fan, Nadya merasa berat dapat tekanan dari orang tuanya. Satu hal lagi sih yg bikin dia mutusin buat udahan......” kataku menjelaskan ke Fani dan berhenti sesaat untuk menghela nafas tampak Fani masih memperhatikan..

“Gara gara dia tau aku jalan sama kamu Fan, dia pikir aku selingkuh. Foto yg diambil sewaktu di toko buku beneran Anton kirim ke Nadya. Jadi semuanya ini salahku Fan........ mungkin aku sama dia belum berjodoh. Sudah selesai Fan... aku butuh temen cerita makanya aku langsung ke kosmu buat ngajak jalan.. buat cerita juga sih.... kalau aku cerita ke temen temen cowokku pasti cuman diledekin ga bikin tentram di hati” ucapku kepada Fani

“Bim.... Maaf ya, aku ga bermaksud buat ngeganggu hubungan kalian. Maaf juga aku jadi tertuduh pihak ketiga yang merusak kepercayaan cewekmu. Apa lebih baik aku ngejauh aja ya Bim? Biar kalian bisa balikan gitu.... aku ga bakal ganggu hubungan kalian deh janji.. setelah ini kita ga perlu jalan berdua lagi. Gimana?” kata Fani yang merasa bersalah karena hubungan berakhir
“Jangan Fan..........” kataku sambil berusaha meyakinkan dia untuk tidak menghindar dariku. Kupegang tangannya dan kutatap matanya dalam seakan memohon untuk dia jangan pergi

“Kenapa Bim? Kamu lagi keadaan kayak gini juga... aku ga mau jadi pelampiasanmu.. Aku takut rasa kecewamu dan emosimu yang belum stabil setelah kamu kehilangan Nadya, kamu cuman mempermainkan perasaanku. Jujur aku baper Bim deket sama kamu, cuman aku tau diri kamu masih ada pacar. Aku ga berusaha ngerebut kamu dari Nadya juga kok. Mendingan kamu tenangin dirimu dulu deh..” kata Fani dengan penuh perasaan

“Aku ga bakal ada kesempatan buat balikan lagi dengan Nadya Fan, keputusannya udah bulat dia tidak ragu ragu dengan keputusannya. Dia sendiri yang bilang akan membuka pintu hati untuk Anton cowok yang direstui keluarganya. Aku bisa apa Fan? Dari segala sisi aku udah kalah... aku udah ga ada kesempatan. Aku harus move on.... aku rasa memang bakalan lama aku move on dari Nadya. Tapi kamu jangan ngejauh please.... aku masih butuh kamu Fan untuk berbagi” kataku menjelaskan dan memohon kepada Fani

“Itu bukan perasaanmu Bim, itu emosimu. Kamu tenangin diri dulu setelah ini, iya aku janji ga bakalan pergi. Cuman aku mohon sama kamu, kamu dateng lagi ke aku saat kamu bener bener udah move on ya Bim. Sebulan lagi kita Ujian Akhir Semester (UAS), pikirkan dulu apa yang paling penting buat masa depanmu. Tenangin pikiranmu, fokus ke Ujianmu, setelah itu kamu boleh kalau mau mikirin aku Bim.” Jawab Fani dengan penuh perasaan dan memegang tanganku.

Disaat kami sedang ngobrol serius makanan datang dan membantu mengalihkan obrolan dari hati. Saat kami makan, kami jadi merasa canggung satu sama lain, fokus ke makanan dan belum bicara lagi setelah itu. Tampaknya Fani punya topik pembicaraan lain . . . . .
“Eh Bim, dadamu gimana? Masih sakit?” tanya Fani kepadaku
“Udah engga begitu sakit sih Fan.. cuman kayaknya memar di dalem, kalau disentuh atau kesenggol gitu masih kerasa nyut nyutan. Aku belum bisa tidur tengkurep juga nih sekarang” jawabku

“Cepet sembuh yaaaa.... kemarin mainmu bagus banget Bim, ternyata seru juga ya kemarin, angkanya kejar kejaran terus...” kata Fani
“Iya Fan makasih.... iyalah itu 2 tim fakultas terbaik saat ini Fan, katanya seniorku 2 kali Final di Porseni FT sama FK yg menang FK terus. Kayaknya Porseni besok kita ada kesempatan buat menang Fan” jawabku
“iyaaa bisa menang, asal kalian jangan berantem lagi aja. Masak gara gara cewek bisa berantem. Duh duh duh... payah” jawab Fani meledekku

“Udahh jangan diungkit lagi.... Liat aja besok, pasti Finalnya seru kalau semisal kita ketemu di Final”
“Ups....... soryyy” kata Fani sambil menutup mulutnya.
Kami pun berbincang sambil makan hingga makanannya habis

“Bim..... habis ini mau kemana?” tanya Fani
“Ga tau Fan.. kamu ada ide?” tanyaku balik
“Kamu butuh hiburan Bim.. mumpung masih sore, mau ga ke Bukit Bintang?” kata Fani mengajakku untuk melihat suasana malam jogja dari atas dan melihat langit bertabur bintang
“Yaudah yuuuk” tanpa berlama lama kamipun segera menyelesaikan makan dan menuju ke bukit bintang.

-------------


Suasana di Bukit Bintang sudah gelap, karena perjalanan lumayan lama 1jam lah dari Gejayan. Kami memilih tempat duduk yang paling dekat dengan tepi bangunan biar mendapatkan pemandangan yang jelas.
“Kamu suka ke tempat kayak gini Fan?” tanyaku kepada Fani
“Bim..... Lihat deh kebawah.. apa yang kamu lihat?” tanya Fani
“Cuman lampu Fan.. apa lagi yg bisa diliat dari ketinggian sejauh ini” jawabku
“Yaudah sama.... hahahahaha” jawab Fani aku kira ada kata kata mutiara yang bakal keluar dari mulutnya

“Kirain ada apa Fan..... aneh ahhh kamu... ga lucu... wuuuuu” kataku sambil tersenyum melihat dia ketawa
“Nahh.... gitu doooong senyum, daritadi cemberut melulu deh perasaan” “yang udah mah udah..... lewatin aja bim, tiap masalah ga harus ada solusinya. Ada yg perlu diselesaikan ada yang perlu ditinggalkan dan lupakan. Naaah ini masalahmu solusinya cuman Lupakan!” kata Fani menasehatiku
“Iyaaa fan.. makasih yaaa” jawabku.
Karena Fani ga bawa jaket, melihat dia tampak kedinginan karena udara malam, aku berinisiatif untuk melepas jaketku dan melingkarkannya ke tubuh Fani.
“Makasih Bim......” jawab Fani dan tersenyum kepadaku

Aku duduk menghadap ke bawah. Pemandangan lampu kota dari atas sedikit menentramkan Hati. Kemudian Fani duduk disebelahku dan kepalanya bersandar di pundakku. Aku menengok dan melihatnya sebentar, dia membalas tatapanku dengan senyuman.

Kami pandangi suasana malam jogja dari atas, tidak banyak kata kata yang terucap dari mulut kami, masih dengan posisi yang sama mata kami fokus memandang ke bawah. Hingga waktu menunjukkan jam setengah 9 malam. Kita harus mengakhiri suasana ini, karena perjalanan ke arah kota lumayan memakan waktu. Biar ga kemaleman juga Fani sampe di kosnya, karena besok masih ada kuliah.

“Fan pulang yuuuk.. udah malem nih, biar sampe kos ga kemaleman.” Ajakku kepada Fani.
“Yaudah yuuuk Bim” jawab Fani
“Yeaaahh... untung hidup Fan ini motor, kalau ga hidup bisa bisa kita nginep disini Fan.” Bercandaku kepada Fani
“Yaelah Bim.... nginep juga gpp sama kamu ini.” Jawab Fani

“Beneran Fan?” tanyaku lagi
“Yaa beneran lah... eitss... tapi kan bisa pesen 2 kamar, kamu otaknya mesum yaaaa..... jangan mimpi sekamar Bim.. hahaha” jawab Fani yang menegaskan ucapannya dan membuatku menjadi malu
“Kirain Fan..... hehe” jawabku berharap
“Yeee cowok otaknya dimana mana mesum!” jawab Fani
“Yaudah yuuuk pulang, aku naik yaaa” kata Fani

Sepanjang perjalanan pulang kamipun tertawa, dengan mulai obrolan hotel tadi hingga ngobrol ke arah mesum. Ternyata Fani ga ada filternya, omongan sama otaknya rusuh, kirain cewek kalem... ga taunya bacotnya rusak..
“Faaan Faaan.... gila yaa kamu. Kirain kamu tuh cewek kalem sama polos. Ternyata rusuh juga mulutmu..” kataku kepada Fani
“Yeeee biarin.... makanya aku masuk Teknik Bim.. omonganku udah kayak cowok kan, ga ada filter” jawab Fani yg kemudian memelukku dari belakang biar aku ga kedinginan menembus udara malam.

Kami telah sampai di kos Fani...
“Fan... udah sampe..” kataku kepada Fani
“Bim... mampir yuuuk” kata Fani mengajakku untuk mampir.
“Sekarang udah malem Fan, apa pantes main ke kos cewek malem malem begini” tanyaku kepada Fani

“Mau ga?” tanya Fani kepadaku sambil tersenyum dan mengedipkan mata dan mengisyaratkan sesuatu.
“Yaudah.....” jawabku tergoda dengan permintaan Fani, kemudian aku memakirkan motorku dan masuk ke dalam menuju kamar Fani.

Sampai di dalam kamar, Fani memasukkan sepatuku ke dalam dan mengunci kamar dari dalam.
“Bim jangan berisik yaaah” kata Fani berbisik di telingaku.
“Maksudnya apaan ini Fan?” tanyaku kepada Fani maksud semua ini
Tanpa menjawab kemudian dia memelukku dari depan, melingkarkan tangannya di pinggangku dan menaruh kepalanya di dadaku. Aku terbawa suasana, wangi tubuhnya yang sangat harum, wangi parfum yang masih tersisa di tubuhnya membuatku on fire alias ngaceng..
Kulingkarkan tangan kiriku ke punggungnya dan tangan kananku mengelus kepalanya secara perlahan. Lalu kucium dengan lembut keningnya..

Aku sangat menikmati pelukan Fani, ini yang aku rindukan pelukan dari wanita. Hangat, menyejukkan, menentramkan... Ini yg lama tidak aku rasakan, lama tidak aku dapatkan dari Nadya. Pelukan sangat membantu untuk meredakan emosi, mengurangi kesedihan dan menentramkan hati saat mengalami gundah gulana...

“Fan... makasih ya” kataku lirih ditelinga Fani
Kemudian Fani melepaskan pelukannya, dia menatapku dan mengelus wajahku sambil tersenyum. Sentuhan Fani membuatku terenyuh dan memejamkan mata menikmati nuansa ini, saat kubuka mataku kembali, Fani dengan hangat masih tetap tersenyum kepadaku.

Kupandangi dalam mata Fani, gantian kusentuh pipi Fani.. kudekatkan wajahku ke wajah Fani. Kukecup bibirnya secara perlahan... “mmuuaah” respon Fani memejamkan mata dan tersenyum. Setelah ciuman itu kami kembali berpelukan. Tubuh kami menempel, kurasakan payudaranya lembut menempel di dadaku. Membuat kontolku semakin keras seakan akan ini memberontak keluar dari celana. *Keluarkan aku Bim... keluarkan*

“Fan.... mau dilanjut atau udahan?” tanyaku iseng sebagai arti meminta izin akankah dilanjut ke hubungan sex atau udahan dan aku pulang
“Udah berdua di dalem kamar, masih tanya Bim lanjut atau udahan? Kamu polos atau basi basi? Tuh.. kontolmu aja udah ngaceng daritadi” jawab Fani mengagetkanku kalau dia tau daritadi aku udah ngaceng
“Yaa kan butuh persetujuanmu biar kesannya aku ga maksa kamu Fan. Hehe” “cuup” kataku sambil masih memeluk Fani dan mengecup keningnya.

Aku harus berinisiatif memulai foreplay agar aku bisa merasakan memek Fani, lama kurindukan ngentotin memek. Kalau aku lagi pengen hanya berujung Coli sambil membayangkan Nadya atau nonton Bokep. Dari tingkahnya kayaknya Fani juga lagi pengen ngesex. Apakah dia udah ga perawan? Pikiranku dalam hati mulai penasaran...
Ku kecup keningnya, ciuman turun ke pipi Fani sebelah kanan, area pipi kanan aku telusuri semua hingga setiap bagian ku kecup. Lalu ciumanku berpindah ke pipi sebelah kiri, Fani menikmati tiap kecupanku dengan memejamkan mata.

Ciumanku menuju ke bibirnya, kukecup bibirnya beberapa kali dengan mengubah posisi kepalaku miring kiri dan berganti ke kanan. Fani mengikuti irama ciumanku, bibirnya membalas kecupanku. Kulumat bibir bawahnya, Fani membuka sedikit bibirnya agar aku lebih mudah untuk melumat bibirnya. Lumatanku berganti ke bibir bagian atas, tangan yang sedari tadi di punggungnya berpindah ke pantatnya. Ku lumat bibir atas dan bawah secara bergantian serta kuremas remas pantatnya yang masih menggunakan celana.

Kucoba memasukkan lidahku ke dalam mulut Fani, sensasi yang berbeda ciuman dengan wanita yang menggunakan Behel. Terasa agak kasar di lidahku, kemudian lidahku yang udah masuk ke dalam mulutnya disedot oleh Fani. Wiiih hot juga nih ciuman dengan Fani.
“Sluurrrppp sluurrpp”
Aku memberikan kesempatan kepada Fani untuk memegang kendali ciuman. Bibirku dilumatnya dengan lembut secara gantian atas dan bawah, lidahnya juga masuk kedalam mulutku. Tanganku tetap meremas pantat Fani, lidahku dan Fani bertemu kembali di luar mulut untuk bertukar ludah.
“ huuufft..” suara Fani mengambil nafas panjang

Kuambil Hpku dan kuputar musik romantis, musik ini juga bertujuan untuk mengaburkan suara kita di dalam. Agar tidak terlalu terdengar jelas dari luar.. takut tetangga kosan Fani terganggu.
Kuangkat sedikit jilbabnya kucium dan kujila lehernya secara bergantian kiri dan kanan...
“ahhh... shhhh... Geli Bim...” suara Fani lirih ditelingaku. Kami harus tetap menjaga suara agar tidak terlalu keras suara yang keluar dari mulut

Kuhentikan jilatanku di lehernya, kupandangi lagi wajah Fani, wajahnya kini tampak kemerahan. Dengan kulitnya yang putih, membuat wajahnya semakin cantik.
Kulepas jaketku yang masih digunakan Fani, kuletakkan di bawah. Kulepas satu persatu kancing bajunya hingga semua terlepas, dan kulepaskan baju lengan panjangnya dan kulempar ke kasur. Fani tidak berkata kata dan membantuku saat melepas bajunya. Kubuka kaitan BH Fani menggunakan kedua tanganku dari belakang. Kulepas pelan pelan BH Fani, dan payudaranya kini sudah bebas, sudah tidak ada kain yang menghalangi.
Indaaah..... hingga membuatku menelan ludah... ukuran payudaranya mungkin hanya 34B, memang kalau dibandingan dengan Nadya, toket Fani lebih kecil. Saat make bajupun sudah terlihat kalau milik Nadya lebih besar...
Tapi..... kulitnya Fani lebih putih dari Nadya... Putingnya pink... wakacauuu... indah bangeeet... putingnya juga lebih indah dari milik Nadya, puting Fani menonjol keluar, sedangkan punya Nadya harus ditarik keluar agak putingnya muncul... kenapa pikiranku masih ngebandingin sama Nadya yah? Duuh duuuh....


Toketnya mengingatkanku dengan bintang JAV Ameri Ichinose... wiiihhh gilaaak... artis JAV favorite aing nih....

“Bim.... kenapa cuman diliatin??” tanya Fani
“Menikmati keindahan Fan....” jawabku, ga mungkin dong aku jawab lagi ngebayangin dan ngebandingin toket Fani dengan Nadya.
“Kamu suka?” tanya Fani
Ga aku jawab pertanyaan Fani dengan kata kata, langsung aku buktikan dengan aksi. Ku elus lembut toketnya dan kuserang dengan jilatan lidahku membuat Fani mendesah...

“Oouuhhhhh Shhhhhh” suara desahan Fani yang membuatku kaget karena suaranya agak kenceng dan dia segera menutup mulutnya.
“Fan... kecilin suaramu” kulepas jilatanku dan kubisik pelan ditelinganya
“Enaak Bim.. geli...” jawab Fani lirih

Tanganku berada dipantatnya, kuremas remas kali ini agak kencang karena nafsuku sudah tinggi. Kukenyot puting Fani, kusedot dan kujilatin dengan penuh kenikmatan...
“Ahhhhh.... bim.... pelan... sshhhhhh” suara desahan Fani menahan kenikmatan dan kepalanya mendongak ke atas.
Fani memintaku untuk berdiri, kaosku diangkat keatas olehnya, saat aku membantu melepaskan kaosku. Fani melihat sedikit bekas memar di dadaku, warnanya sedikit merah..
“Ini ya Bim memarnya?” kata Fani ketika menyentuh bagian dadaku yang memar secara lembut menggunakan jarinya

Setelah itu Fani langsung menyedot putingku dengan kencang...
“Oouugghhhh Fan.....” desahku
Jilatan lidahnya menelusuri seluruh area dadaku yang bidang dan perutku yang sixpack. Fani merem melek saat menikmati jilatan lidahnya di area perutku. Mungkin Fani type wanita yang suka pria sixpack.

Fani berlutut, kemudian tangannya mulai menuju celana ku, membuka celana jeansku dan celana dalamku. Saat kontolku sudah sangat jelas tegak terpampang di depan wajahnya.. membuat mata Fani terbelalak terbuka.. seperti mengagumi kontolku.
Kontolku dipegang oleh tangannya seperti dia sedang mengkur kontolku, menggunakan jari tengah dan jempol yang dilingkarkan namun jarinya tidak saling bertemu yang menandakan kontolku terlalu besar di genggaman tangannya.

Dikocoknya sebentar lalu kemudian hap.....
“poooooop” suara kontolku yang keluar masuk di mulutnya
“Ouuuccchhhh....” desahanku
Kontolku masuk kedalam mulut, tangan kanannya memegang kontolku dan tangan kirinya meremas testisku...
“Ahhh Fan.... ehmmm” desahanku, lihai sekali Fani menservice kontolku, sepertinya dia udah sering, udah tau titik dimana bagian kontol yang harus diservice.
Karena dia menggunakan behel, sensasinya sedikit berbeda ketika dia dengan sengaja menggesekkan kepala kontolku di behelnya.. Rasanya sedikit sakit tapi enak....
“Ahhhhhhhh......”
Sepongan dan jilatan Fani sungguh mantab, cukup untuk menjadi sajian pembuka.

Kuangkat tubuh Fani, dia paham apa yang harus dilakukan, kemudian dia beranjak melepaskan celana dan celana dalamnya. Saat dia melepas celana tubuhnya melikuk likuk menggoda, erotis!.. kemudian dia duduk di tepi kasur dan membuka selangkangannya lebar lebar.
Aku paham apa yg diinginkan Fani, aku berlutut dihadapannya ku dorong sedikit badan Fani untuk sedikit miring agar memeknya terlihat dengan jelas.
Kuciumi ujung kaki Fani hingga sampai pangkal pahanya.
“Uuuuhhhmmmm...” suara Fani menahan sedikit kegelian

Anjriiiittt.... memeknya bersih putih tanpa bulu, ini yg diidam idamkan semua pria.. memek dengan kualitas seperti film bokep.
Kubuka sedikit memeknya, kujilati dengan lidahku... “slluurrppp sluurppp” kuhisap pelan, kucium dan kujilati lagi diarea sekitar memeknya. Bagian penting yang harus diservice dari memek wanita adalah biji itilnya... jangan sampai bagian ini dilupakan untuk dijilat dan diemut... Fani pasti klepek klepek dengan serviceku ini.

“Ahhhhh..... ahhhh............” suara desahan Fani.
Tangan Fani, meraih kepalaku dan menekannya agar hisapan dan jilatanku makin dalam dan makin bertenaga.
“Ooohhhh... Bim....... masukin please” pinta Fani kepadaku yang memang sudah bersiap untuk menu utama.

“Fan... masih perawan?” tanyaku kepada Fani
“Udah engga Bim... tapi pelan pelan yah... udah lama ga dimasukin” jawab Fani yang membuatku terdiam sejenak.. what??? Fani udah ga perawan?? Sejak kapan??
Agak sedikit kecewa sih ga dapet perawannya, tapi gapapalah.. kapan lagi bisa ngewein cewek cakep. Karena Fani udah ga perawan, perasaanku makin bebas, ga ada beban udah merenggut keperawanannya. Kupegang memek Fani untuk mengecek ternyata memeknya udah basah. Sehingga aku hanya memberikan sedikit ludah di kontolku untuk sekedar membasahi lagi kontolku.

Kubuka lebar lebar paha Fani, Kontolku kugesek gesek di bibir memeknya dan zllleeeeeeebbb.....
“Ahhhhhh......” desah Fani sambil memejamkan mata dan mengernyitkan dahinya saat kontolku masuk ke memeknya. Uhhh rapet sekali memeknya, kapan dia terakhir ngewe ya? Masih rapet gini.
Kugoyang maju mundur perlahan....

“Ahhhh ahhhhh... sssshhhh.....” “hmmmmmppp kontolmu gede banget bim” kata Fani mendesah dan mengomentari kontolku yang memang gede. Terasa banget memek Fani rapet
“Memekmu rapet banget Fan... oouuhhhhh....” desahku


Masih dalam posisi yang sama MOT, aku ubah posisi kaki Fani, yang sebelumnya ngangkang sekarang aku rapatkan pahanya kemudian aku naikkan ke atas untuk bertumpu di dadaku. Kumasukkan kontolku lagi dalam posisi ini
“Ahhhh.... Bim.... kontolmu.. jadi makin penuh di memeku.. ahhhh shhhhhhhh” “Teruuusss Bim.... ahhh... aku suka kontolmu... shhhh ouuuhhh.....” “hmmmmmmpp” suara Fani makin meracau menikmati sodokan kontolku
Dalam posisi ini memek Fani memang terasa lebih lebih rapet...

“Ahhhh... shhh.. ahhhh..... memekmu enak Fan” “Kamu makin cantik ketika digenjot...” kataku memuji Fani
“Ahhhh.... ahhhh...” desah Fani
“Plokkk plokkk plooookkk” suara paha kami yang saling bertabrakan menghasilkan suara khas yang merdu
“Bimm... oouuhhhh... enak” kata Fani
“Yaaah kok dilepas Bimm....” Tanya Fani saat kontolku aku tarik keluar untuk mengubah gaya.

Untuk mencari sensasi baru kucabut kontolku dan kuubah posisi Fani. Masih tetap aku berada di atas, Badan Fani aku miringkan, ku tekuk lututnya. Kumasukkan lagi kontolku... dalam posisi ini toket Fani dengan bebas bergerak naik turun pelan, karena emang toketnya ga gede jadi gerakannya memang pelan. Kuremas toketnya, kupilin putingnya tetap dengan pinggangku masih bergerak maju mundur...
“uuhhhh.... cepetin Bim........ sshhhh ahhhhhh.....” “Aku udah mau keluar......” “Sshhhh ahhh... ahhhhhh... ahhh”
“Ploook ploook ploookkk” suara dari gerakan yang aku percepat

“Shhhh...... ahhhhhhhhhhhhhhhhh” lenguhan panjang dari Fani, memegang tanganku erat dan badannya sedikit bergetar, aku berhenti sejenak untuk memberikan Fani kesempatan menikmati orgasme pertamanya..
“Hhaaahh haaahhh haaahhhhh” “enak banget Bim” kata Fani

Kulepas kontolku, kemudian aku berbaring di sampingnya. Ku elus wajahnya dan berbisik kepada Fani seakan menantang stamina dia.
“Masih kuat?” tanyaku
“Masih... bentar ambil nafas dulu.... kontolmu gede banget sih Bim.... enak bangetttt..... sukak.....” kata Fani kemudian berbalik badan menghadapku dan kemudian mencium bibirku..

Fani mengambil alih, kemudian dia naik ke atasku. Memasukkan kontolku lagi ke memeknya. Dia sudah paham dalam posisi ini apa yang harus digerakkan. Entah mengapa aku makin suka sama Fani, menurutku dengan penampilannya yang berhijab, wajah yang kalem dan polos namun di dalam dirinya dia memiliki jiwa yang Binal.. Atau malah aku yang sebenarnya amatir, karena baru ngewe sama 1 wanita, Nadya, yg masih perawan dan belum berpengalaman.

“Ahhh ahhhh.......” desah Fani yang sambil bergoyang
Tangan Fani tidak tinggal diam, dia memilin milin putingku dan sesekali berhenti bergoyang kemudian menciumku dan menjilati tetekku. Dia sudah paham betul untuk mengatur tempo, beristirahat dan mengambil nafas agar tidak cepet keluar.
“Kamu kuat banget sih bim...... ahhhh... shhhhhh” desah Fani
“Bim... kontolmu buat aku yaah... ahhhh...... ahhhh....” kata Fani yang masih bergoyang dengan tetap menggunakan jilbabnya....
“Iyaa Fani sayaaang... hmmmmmm” jawabku kepada Fani

Aku berinisiatif untuk berganti posisi, kini aku duduk dan Fani masih tetap diatas. Dia tetap menaik turunkan pinggangnya, kini kami bisa sambil berciuman dan berpelukan. Nikmat sekali Fan tubuhmu... saat Fani berhenti untuk istirahat gantian aku yang menggenjot dari bawah masih dalam posisi duduk. Dengan posisi aku lebih mudah juga untuk meremas dan mengemut teteknya...
Fani sangat bergairah, dia tetap menaik turunkan pinggangnya untuk mencapai orgasme yang kedua.
“Ahhh... ahhh ahhh..... shhhhhhhhh”
“Bim... aku mau keluar lagi....”
“Ahhhhhhh... ahhhhhhhhh....” Fani berhenti menggerakkan badannya dan sekarang memelukku dengan erat menikmati orgasmenya yang kedua.

“Fan... aku bentar lagi keluar... doggy yuuuk” ajakku kepada Fani untuk membantu mencapai orgasmeku.
“Jangan keluar di dalem ya Bim... aku lagi masa subur” jawab Fani
“Pantesan kamu bergairah fan... lagi masa subur ternyata” jawabku kepada Fani.
“Keluar dimulut atau muka boleh?” tanyaku kepada Fani dan membantunya untuk memposisikan doggy. Dia menjawab hanya dengan senyuman.

Kuposisikan Fani untuk doggy style, lalu kumasukkan lagi kontolku ke dalam memek Fani. Kugenjot dengan cepat kontolku keluar masuk ke dalam memeknya.
“Ahhh ahhh ahhhh.....” “Bim.... oouuuhhhhhhhh” dia makin mendesah saat kugenjot dengan cepat..
“ploook ploook ploooook”

Aku berhenti sebentar untuk meminta Fani melepaskan jilbabnya, diapun menurut. Rambut hitam panjang lebat dan lurus, ternyata rambutnya bagus banget, wangiii lagiii...
Kugenjot lagi kontolku dari belakang kemudian kutarik rambutnya hingga Fani mendongak keatas. Kutepuk pantatnya hingga memerah... membuatku semakin bergairah, tempo genjotanku semakin cepat dan semakin dalam. Tanda tanda aku akan mencapai klimaks..
“plook ploook ploookkk...”


“ahhhhhh... ahhhhhh” desah Fani menikmati tempo genjotanku.
“Biiimmm..........” nampaknya Fani bakal mencapai orgasmenya yg ketiga.
“Fan... keluar bareng ya... aku bentar lagi keluar.. shhhh ahhhh” kataku kepada Fani
“Ahhhhhhhhhh.... “ lenguh panjang Fani, dan badannya ambruk ke kasur saat orgasmenya yg ketiga datang

Aku sudah mencapai puncak, kucabut kontolku dan kuarahkan ke wajah dan mulut Fani.
“Crooottt croott crooooooot”
“Ahhhhhh... shhhhmmmmmppp” desahku yang kemudian disambut Fani untuk mengulum penisku dan menyedot sisa sisa spermaku yang masih di dalam kontol..
“Ahhhhh... ahhhhh” dengkulku terasa lemas, sensasinya lebih nikmat saat aku orgasme lalu disedot dengan mulut oleh Fani
Kurebahkan badanku dikasur, Fani kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahnya...

“Ahhh... nikmat” kataku
“Bim..... banyak banget, berapa lama kamu ga keluar?” tanya Fani yang kemudian menghampiriku dikasur dan ikut rebahan karena dia juga capek
“Ga tau Fan....” jawabku
“Fan.... kamu binal banget... udah sering ya?” tanyaku kepada Fani yang sudah merebahkan kepalanya di dadaku.
“Hehehehe.. dulu sama mantanku Bim.” Jawab Fani

“Bim.... please yaa jgn anggap aku cewek murahan. Aku baru ngewe sama 2 cowok kok. Mantanku sama kamu.” Jawab Fani
“Kami pisah gara gara mantanku kecelakaan, udah meninggal” kata Fani
“Maaf Fan.... aku percaya kok sama kamu, cuman penasaran aja dibalik muka kalemmu ternyata kamu Binal. Gapapa kok Fan, aku suka cewek berjilbab yang binal. hehehe” jawabku lalu mengelus elus rambutnya

“Terus kenapa kamu mau sex sama aku Fan?” duh lagi lagi pertanyaanku yang muncul tanpa filter
“Terbawa suasana Bim... Eh, kamu udah sering juga ya?” tanya Fani kepadaku
“Kamu juga wanita kedua kok Fan..” jawabku
“Yg pertama Nadya? Kamu dapet perawannya Bim?” tanya Fani sangat kepo, obrolan kami sangat terbuka sekali wooiii..
“Hehehehe iyaa Fan” jawabku singkat sambil tersenyum

“Wuuuuuuu tega banget kamu ninggalin dia... maaf yaa ga kamu dapet perawanku Bim” kata Fani sambil mengelus dadaku
“Gapapa Fani Sayaaang” kataku lembut kepada Fani
“Eh.... Sayang? Kita belum jadian yaa... lagian aku belum mau jadi pacarmu.. weeek. MOVE ON DULU SANA, AWAS AJA KALAU MAU PACARIN AKU TAPI KAMU SENDIRI BELUM MOVE ON!” kata Fani, mengangkat kepalanya dan mencubit hidungku

“Hehe.. Fan... makasih yaa” kataku kepada Fani yang udah memberikan kenikmatan di malam ini
“Iyaa Bim.. aku juga makasih.... aku suka sama ini, lebih gede dan lebih kuat dari mantanku” kata Fani yang mengelus kontolku.
“Mau lagi?” tanyaku
“Engggaaaaaa! Besok kuliah ntar lemes aku Bim. Hehehe” jawab Fani.

Kami beristirahat sekitar 10menit, kemudian aku membersihkan diriku dan beres beres. Waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, udah terlalu malam aku berada di kos cewek. Kemudian aku minta izin ke Fani untuk pulang.
“Fan... aku pulang yaa.. udah malem” kataku kepada Fani
“Yaaa bim... Hati hati yaa.. nanti kabarin kalau udah sampe rumah.” Jawab fani

Lalu ku kecup kening, pipi dan bibir Fani, diapun tersentum dengan apa yang aku lakukan.
“Bim... kamu gentle... hati hati yaaa” kata Fani.
Kemudian aku perlahan keluar kamar dari Fani, agar tidak terlalu dicurigai sama tetangga kos. Akupun langsung pulang ke rumah, udah capek...

---------------
“Fan.. aku udah sampe rumah” kataku kepada Fani melalui pesan chat
“Istirahat yaa Bim, sampe ketemu lagi.. mmuaah” jawab Fani.
Aku segera beres beres dan bersih bersih..

Saat aku mau beranjak tidur, kulihat Hpku lagi, tiba tiba ada pesan dari Nadya.
“Bim.. Maafin Nadya yah..” kata Nadya
Apaan sih ini orang, habis mutusin malah bilang maaf. Aku punya prinsip kalau putus yaudah selesai. Bodo amat lah Nad, udah bukan lagi urusanku. Tidak kujawab pesannya, kemudian aku Clearchat pesan dari dia. Kuhapus semua memory tentangnya, dari chat, foto, video maupun voicenote. Kubuka lembaran baru dalam hidupku dan aku harus move on.
------------------

~Seminggu Kemudian~


Perkuliahan sudah masuk ke mingu mingu terakhir. Kami dengan selogan Teknik Solid saling bekerja sama membuat soal-jawaban dan itu harus benar dan saling bertukar untuk bahan belajar, mencari kisi kisi soal dari kakak angkatan, dan mencari soal soal ujian tahun tahun sebelumnya yang dibagikan beserta kunci jawaban.

Soal soal tahun lalu sangat membantu, walaupun tidak sama persis tapi konsep soalnya mirip mirp, hanya dibalik balik dan diubah angkanya. Soal Soal esay juga hampir sama. Jadi seharusnya lebih mudah untuk kami mendapatkan nilai yg baik.

Tiap hari selalu kubuka email untuk mengecek email dari panitia lomba untuk info juaranya. Ternyata... hari ini ada email masuk dan mengumumkan bahwa kami mendapat juara 3 dan uang pembinaan sebesar 3jt rupiah. Aku berikan kabar kepada Fani dan Diky bahwa kita juara, nanti sore kalau bisa ketemu ditempat makan sekalian syukuran dan bagi bagi duit.
“Yeeeeyyyyy...... mantaaab Bim” jawab Fani
“Mantaaab Bos.. lumayan dapet duit” jawab Diky

Sore harinya . . . .

Kami berjanji bertemu di K*C deket kampus
“Bim... selamat yaaaaa... lumayan dapet duit... bisa buat beli tas” jawab Fani
“Yeee belanja muluk jadi cewek” balas Diky
“Biarin... rejeki Dik.. jangan disia siain... ya ga Bim” jawab
“Iyaaa Sayang” kataku sambil tersenyum kepada Fani
“Iihhh.... apaan sih Bim” kata Fani melotot sambil mencubit lenganku

“Kalian jadian?” Tanya Diky
“Hahaha engga Dik, bercanda doang” jawabku yang membuat Fani manyun.
“Nih geys.. bagian kalian... tenang ini ga dipotong kok, Ini makanan aku yang bayar, sebagai ucapan terima kasih yang udah membantu keisenganku. Dihitung dulu, pas sejuta yaa” Kataku kepada Fani dan Diky
“Okee Bim makasih, kalau kamu mau iseng lagi kabar kabar aja. Siapa tau dapet rejeki nomplok lagi. Hehe” kata Diky kepadaku
“Yaudah dimakan dulu deh......” kataku

Kemudian kami ngobrol berbincang bersama sambil menikmati makan. Setelah selesai makan Diky berpamitan duluan karena dia masih ada urusan. Tinggal aku dan Fani yang masih ada di K*C.
“Bim... yg tadi kamu ga seriusan?” tanya Fani
“Yg mana Fan?” tanyaku balik, karena tadi banyak obrolan sehingga membuatku bingung obrolan mana yg ga serius

“Yang kita jadian?” tanya Fani
“Kan kamu bilang sendiri Fan, belum mau... Kamu sendiri yg ngasih aku waktu sampe ujian selesai.. tenang yaaa... jangan baper, jangan marah” kataku kepada Fani dan menggenggam tangannya.
“Hehehe Maaf Bim.. aku jadi baper tauk” kata Fani
“Kamu udah sukaa yaaaa sama aku? Cieeeeeee” kataku menggoda Fani
“Apaaaan sih Bim! Isshhhh nyebelin” kata Fani

Aku udah lama punya ide, ingin berjualan di sunmor. Kayaknya Fani kalau diajak kerjasama mungkin mau.
“Fan... mau ga uang yg kita dapet ini jadi modal buat jualan di sunmor?” tanyaku kepada Fani
“Kita berdua? Mau jualan apa? Kamu punya ide?” tanya Fani kepadaku
“Mungkin jualan makanan atau minuman. Gitu Fan, tapi kayaknya kalau jualan minum kayak es es coklat gitu udah banyak disini. Aku punya ide es jeruk, tapi bukan jeruk peras yg biasa. Baru ide aja sih Fan” jawabku menjelaskan kepada Fani. Kemudian kami hening sejenak untuk berpikir

“Ahhh... Bim.... aku ada ide, mendingan jeruk tapi jeruk baby yg mirip sunkist gitu, jeruknya banyak di Malang. Aku punya saudara petani Jeruk Baby Bim... Cocok banget tuh.. kamu mau ga ambil kesempatan ini?” jawab Fani
“Ahhh cocok ini Fan......” jawabku
“Kapan mau mulai jualan?” tanya Fani
“Habis ujian aja Fan biar kita Fokus dan masih punya waktu buat tanya tanya lapak, cari peralatan dan supplyer es batu” jawabku

“Cocok bim.. nanti aku tanyain juga masalah jeruk. Deal yaaa ini kita” tanya Fani
“Iyaaa sayang” jawabku membuat Fani tersenyum
“Ishhhhh” jawab Fani
Aura positif dan keceriaan Fani membuatku nyaman....

----------------

~Minggu Tenang Ujian~
Selama minggu tenang aku benar benar hanya di rumah, fokus belajar. Aku type yang belajar harus dalam kondisi sunyi biar materinya masuk, kalau ditempat keramaian fokusku gampang teralihkan.

“Mas.... Putri boleh tanya?” kata putri yang masuk ke dalam kamarku saat aku sedang membaca dan belajar untuk mempersiapkan ujian akhir semester.
“Apaa put? Mas lagi belajar.” jawabku
“Mas... kok Putri ga pernah liat lagi mas Bimo sama mbak Nadya?” tanya Fani
“Hmmmmmm? Nadya? Udah putus Put udah hampir sebulan lalu. Kenapa?” jawabku

“Putus? Kenapa Mas?” tanya putri lagi
Akupun belum menjawab pertanyaan putri dan masih tetap membaca buku.
“Bentar yaaa mas” kata putri meninggalkan kamarku dan beberaoa saat kemudian masuk lagi ke kamarku
“Nih coklat... biar tenang... biar bisa cerita. Putri pengen tau. Hehehe” kata Putri, seperti menyogokku dengan coklat biar bisa cerita.

“Makasih put... Hmmm... jadi kita putus... nyam nyam... karena orang tua Nadya ga merestui.. nyam nyam” kataku sambil mengunyah coklat yang dikasih Putri.
“Besok kalau Putri punya pacar, cari yang mas sama ibu setuju ya. Hahahaha” jawabku mengingatkan putri sambil bercanda
“Yeeee malah nyebelin.. malah aku yg kena.. wuuuuu... sini coklatnya” kata Putri sebel yang kemudian mengambil coklatku dan kemudian dimakan

“Loooh... udah dikasih kok diminta lagi” tanyaku
“Mintaaa dikit doang mas... Putri jadi pengen coklatnya.. bagi yaa mas. Hehehe” kata putri sambil ketawa
“Mas Bimo udah move on?” tanya Fani
“Udaaah dooong, udah mau punya pacar lagi malah” kataku sambil menunjukkan Foto Fani
“Idiiiih... cantik mas... mas Bimo keren sama ganteng sih makanya cepet dapet cewe lagi. Coba kalau bukan kakak kandung, Putri juga mau sama mas Bimo” kata putri
“Mas yg ga mau sama kamu... hahahahahaha” jawabku sambil ketawa

“Iiihhhhhh.... sebeeeeeel” kata putri mencubit pipiku dan kemudian lari kabur masuk ke kamarnya
“Wooyyyyy coklatnyaaaaa” kataku meneriaki putri yang membawa kabur coklat yang udah dikasih tadi, padahal enak coklatnya.

------------

2 minggu UAS
Semua mahasiswa serentak akan melaksanakan UAS. Pada saat hari ujian aku bener bener fokus ujian dan belajar, membaca dan mempelajari soal soal tahun sebelumnya. Saat Weekend minggu pertama hanya digunakan untuk resfreshing.. Ketemu dengan Fani tanpa berhubungan sex, main basket atau diselingi dengan main game. Kami lalui UAS dengan penuh keyakinan agar Nilai bisa maksimal. UAS semester 2 pun selesai.





Dengan berakhirnya UAS semester 2 maka berakhir pula kisah Bimo Chapter 1.
Sampai bertemu di cerita Chapter 2 selanjutnya.
Semakin seruuu .. gass sudahh Bim ..
Bye buat Nadya
Biar di Ambil sana sama antonnn bekass itu mah awokawokaaa

Fani nya cantikk kalem dan binal udah paket lengkapp sudahhh
Di tunggu update nya suhuuu
 
wow banget Bimo langsung ada pengganti nya...mantabbbb
makasih dobel apdet nya @Geboy696

:mantap: x kau bimoo..gt dong hrs bs move on, kl bs sih cari lg yg msh fresh&prewii sm fani mah ckp WB z
tp kok nd kangen desahanya nadya..ada lain sesi gt sm nadya?

Hatur Nuhun update_nyah paman @Geboy696
:beer:
coba desahan Z sama neng @umam ato diajeng @Deagle... =))
 
Chapter I selesai, suwun masdhab.
Btw izin, critane Bimo-Nadya tak dadeke lagu.
:D
lagu opo mas? kirimi hahahaha

:mantap: x kau bimoo..gt dong hrs bs move on, kl bs sih cari lg yg msh fresh&prewii sm fani mah ckp WB z
tp kok nd kangen desahanya nadya..ada lain sesi gt sm nadya?

Hatur Nuhun update_nyah paman @Geboy696
:beer:
berharapnya sih prewi, tapi dapetnya udah bolong.. yaudah gpp huu.. yg penting bisa ngewe drpd colai.. hahaha
 
Makasih updetenya om @Geboy696 ....
Udah End aja....
Ditunggu chapter 2 nya....
Ojok suwe2....
Pembuktian bimo nanti nih....
Ke tahap Chapter 2 banyak yg perlu disiapkan hu.. perlu menyesukain dengan kondisi jogja pada tahunnya, jadwal kuliah real, mulustrasi karakter, mulustrasi tempat dan suasana biar cerita makin menarik. Flashback ke 9tahun lalu menguras energi dan menguras otak huu wkwkwkwkwkwkwk
🤣🤣🤣
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd