Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan & Mimpi (No Sara)

Status
Please reply by conversation.
Part 10 : Good night I my stars.



Sebulan sejak hari pertama latihan, aku udah ngelewati proses latihan dan seleksi Basic Skill yang dipimpin oleh Coach Gusti, beliau juga melatih salah satu tim basket SMA Negeri di jogja. Latihan pada hari ini setelah latih tanding, Coach akan mengumumkan siapa saja yang bakal masuk jadi tim inti basket teknik.

“Selamat sore semua, terimakasih sudah berpartisipasi selama sebulan ini walaupun latihan hanya disempatkan 2x seminggu, namun tidak masalah karena kita sama sama tau, kita punya kesibukan masing masing. Hari ini saya akan mengumumkan hasil seleksi kemarin, namun perlu diingatkan bahwa hasil ini kedepannya bisa saja berubah. Bagi temen temen yang belum terpilih kalian masih bisa mengikuti latihan bareng di lapangan ini, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan masuk tim inti jika Skill kalian meningkat. Dan bagi temen temen yang saya sebutkan nanti, jangan berbangga dulu, kalian bisa saja nanti bakal terganti ada beberapa faktor yang harus kalian perhatikan. Kalian harus rutin berangkat latihan jangan absen kalau kalian tidak sakit dan ada keperluan mendadak. Kalian juga harus bisa meningkatkan skill kalian, jika saja kemampuan kalian menurun saya berhak mencoret kalian dari list tim inti. Paham?”

“Paham Coach!” teriak kami semua bersama sama.
“Saya cepet aja yang jadi tim inti sementara dari angkatan 2011, tim putra Bimo SF, Dino PG, Afif C. Tim putri Layla PG, Kania PF, Ulfa C. Sekian dari saya, terima kasih selamat beristirahat” kata Coach Gusti.

Aku kepal tanganku dan berkata “Yees” masuk tim inti. Aku tetap tos dengan teman yang lain yang belum kepilih, yang penting tidak sombong biar tetep bisa main basket bareng kalau ga ada pertandingan. Have fun ajaa

“Eh minta nomer Hp kalian dong, nanti kalian aku masuik WA Grup Basket” pinta mbak Rania yang meminta semua nomer hp kami untuk dimasukkan ke dalam grup untuk sekedar komunikasi dan memberikan informasi. Sejak saat itu aku resmi bergabunng dengan tim basket Fakultas Teknik.

- - - - - - - -

Ketika beristirahat dan bersih bersih, ku kirim pesan ke Nadya untuk memberi tahu kalau aku masuk tim inti hasil dari seleksi tim basketnya.

“Sayaang, aku masuk tim inti Basket Teknik Loooooh” kataku di pesan WA

Hubunganku dengan Nadya setelah kejadian di Toko Buku waktu itu sudah membaik, komunikasi sudah lancar. Kami juga terkadang janjian untuk ketemu entah itu di hari weekend, atau di hari kuliah walaupun hanya sekedar makan siang bareng, ataupun makan sore setelah kegiatan kuliah selesai. Namun ada hal yang berubah dari sikapnya, jika hari weekend dia tidak mau dijemput. Pilihannya hanya 2, dia yang jemput aku atau kita ketemuan langsung. Satu hal lagi, kini dia ada jam malam, dia sudah harus sampai rumah maksimal jam 10 malam. Bagiku sih ini tidak terlalu masalah asal masih bisa ketemu namun tetep aneh aja. Seperti Nadya sedang di batasin kegiatannya atau mungkin sedang dibatasin agar tidak bertemu denganku. Apakah aku ada masalah atau aku ada salah dengan Nadya atapun keluarganya. Ini Aneh!!.

Mulai hari sabtu besok, film di Bioskop akan menayangkan Film “The Hunger Games”, film yang diadopsi dari Novel terkenal dan laris. Aku membuat janji dengan Nadya agar dia menonton film itu denganku jangan sampai dia nonton dengan teman temannya atau bahkan cowok lain. Nadya udah menanti film ini sejak trailer tayang, dia senang dan selalu berkata padaku, pokoknya Nadya harus nonton film itu. Aku udah persiapkan surprise untuknya dihari dimana kita nonton.

- - - - - - - - - -

“waaaww... sayang keren deh.. cinta sama Bimo, kapan kapan liat Bimo latihan ahhh. Udah lama ga liat Bimo main basket terus keringetan gitu... bikin meleleh yaaang” jawab Nadya di pesan WA.
Aku yang sedang santai di rumah setelah bersih bersih dan mandi setelah basket tadi, langsung pegang Hp ketika ada notif dari Nadya.

“idiih... bau tau sayang kalau lagi keringetan. Yaudah kapan kapan aja kalau sayang longgar, hari kamis sore di lapangan basket Teknik. Kan bisa tuh jalan dari FK, deket” jawabku
“Ga mau.. maunya dijemput, ntar kalau aku diculik gimana?? Kamu ga khawatir?” jawab Nadya
“ Sayang sayang... iya juga yaa. Kan mata cowok teknik pada gatel kalau liat cewek cantik.” Jawabku

“KAMU JUGA IYA DONG? KAMU LIAT SIAPA HAH?” jawab Nadya dengan semua textnya Capslock
Waduuuh... mau ngebela malah jadi blunder ini mah.. ampun ampun
“Engga saaaayaaaaaang, kamu kan udah cantik banget, sempurna. Mana mungkin mataku jelalatan liat cewek lain sayaaang. I love you” jawabku memujinya, inilah salah satu cara agar cewek ga marah. Puji dia setinggi tingginyaaaa.

“halah bohong.....” jawab Nadya
“Eyyyy... serius tauk!. Cintaku cuman buat kamu.. mmuuaaachhh” jawabku di pesan WA agar dia seneng aja, repot kalau ngambek atau marah
“hahahaha iya iya, kamu kan udah klepek klepek sama aku kaaaan? Aku juga cinta sama kamu bim” jawab Nadya

“Weekend jadi kan nonton? Aku udah pesen 2 tiket nih buat kita besok?” tanyaku kepada Nadya untuk mengingatkannya ada janji nonton
“Jadiiiii dooooong, semoga ceritanya seru kayak di Novelnya yaa. Udah penat juga nih sama kuliah, Nadya butuh hiburan” kata Nadya
“Kalau aku sih lebih kangen kamu daripada pengen nontonnya hehehe” jawabku

“Aku juga kangen tau sama Bimo” jawab Nadya
“Yaudah sayang istirahat gih, besok masih ada kuliah kan? Aku juga mau istirahat capek tadi latihan basketnya. I love you” kataku mengakhiri obrolan ini karena ku udah cukup lelah dan ngantuk setelah olahraga berat tadi
“I love you too sayang” jawab Nadya

- - - - - - - - - - - -

Sesuatu yang spesial di hari sabtu ini sudah kupersiapkan, aku pesan hotel yang cukup bagus disekitaran dekat bioskop dan udah kupesan 1 resto untuk makan malam kita nanti, semoga malem ini menjadi malam yang indah dan bahagia buat kita.
Untuk tiket bioskop sudah ku pesan yang jam 16.30, jam yang cukup tepat karena selesai nonton filmnya masih ada waktu untuk meluangkan waktu ibadah.

“Sayang.... nanti berangkatnya aku jemput aja ya. Aku males jalan masing masing.” Pintaku melalui WA.
“Mendingan, aku jemput aja kamunya yang nanti pake mobilku yaa.. tapi kamu yang nyetir.” Jawab Nadya
“Kenapa gitu?? kan sama aja sayang mendingan pake mobilku” jawabku memaksa agar aku aja yang menjemputnya di rumah

“Hmmmm... engga deh, aku aja yaa sayang yang jemput kamu. Oke!. Oiya nanti kita nonton jam berapa?” tanya Nadya
“Jam 16.30 yang.. berangkat habis Ashar aja ya..” jawabku lagi
“Oke sayaaang.. :*” jawab nadya

Aku masih bingung kenapa Nadya ga mau dijemput, tapi untuk hari ini aku ga mau terlalu banyak mikir, bodo amatlah. Yang paling penting nanti kita bisa seneng seneng..

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 13.30, aku pun pergi ke tok bunga di daerah Kotabaru, ku pesan bunga yang paling indah & romantis, dan aku membeli bucket bunga dan bunga mawar merah dan putih lepas tangkai yang digunakan untuk hiasan, bukan bunga tabur buat orang meninggal ya. Kemudian aku menuju ke hotel yang sudah aku pesan via online untuk melakukan check in. Setelah mendapatkan kamar di lantai 3 aku menuju kamar. Aku hias ruang kamar ini kujadikan tempat yang romantis, ku taruh bunga di setiap sisi kamar dan kasur. Kemudian bunga mawar lepas yang tadi sudah kubeli, kuhias dan ku tata menjadi bentuk hati.

“Oke.. kamar udah cakep, udah wangi.. hiasan bunga juga udah bagus. Nanti pasti menjadi malam yang romantis” aku ngomong sendiri di dalam kamar dan melihat suasana kamar yang sudah cocok. Yaa beginilah hidup di rumah ga ada kosan, kalau harus menunggu rumah kosong lama dan ga jelas kapan kosongnya, mau pinjem kosan temen takut dicurigain kasihan Nadya juga kalau dicap negatif, yah mau ga mau memang harus “main” di hotel. Boros sih... tapi cukup sebandinglah sama yang di dapet.

Selesai menata dan mempercantik kamar, aku menuju sebuah cafe atau bisa dibilang juga resto Pizza di daerah Gejayan. Di tempat ini suasananya syahdu, kita bisa memilih mau makan di dalam atau di taman. Aku pilih 1 meja di area taman dengan view yang cukup bagus bisa melihat semua penjuru resto ini dan tentunya dapat menikmati lampu lampu hias yang akan dinyalakan saat malam hari, aku booking untuk dateng jam 9 malam, kupesan makan, minum dan aku meminta untuk dibuatkan menu spesial dan hiasan tempat ku bayar full di muka agar mereka bisa menyiapkan dan kalaupun aku tidak jadi datang mereka tidak rugi. Setelah selesai dengan urusan resto akupun segera pulang.

Aku persiapkan diriku untuk berpenampilan rapi dan juga wangi, sebentar lagi kayaknya Nadya bakalan jemput, tinggal tunggu kabar dari aja. Ku hidupkan rokok sebatang dan kunikmati di teras rumahku.
“Yang... udah siap kah? Aku udah ready nih tinggal jemput” kata Nadya melalui pesan WA
“Udah yang, aku udah di teras rumah nungguin kamu dateng” jawabku
“Oke meluncur yaaa.. wait” jawab Nadya
“Yaa sayang” jawabku

Sepuluh menit kemudian, Nadya udah tiba di depan rumahku. Kuhampiri Nadya yang sudah menungguku di dalam mobil. Karena udah jam 4 jadi kita perlu cepet cepet ke bioskop biar ga ktinggalan cerita dari awal.
“Yang.. buruan cepet langsung naik ja deh ya.. aku aja yang nyetir, nanti kamu nyetirnya sewaktu pulang aja.”
“Okeee...”
“Yuuuk cuss,, udah jam 4 nih yang” jawabku

Diperjalanan menuju ke biosokop kami membicarakan tentang kegiatan masing masing, dimulai dengan Nadya menceritakan kuliahnya yang sangat seru mempelajari tentang kesehatan. Ilmu ilmu yang dalam tentang organ organ manusia, yang menurut dia sangat seru. Aku mendengarnya sedikit merinding, karena jujur saja sebenernya aku sendiri kurang nyaman jika berada di rumah sakit terlalu lama. Baunya menurutku sedikit menyengat dan suasananya sedikit seram karena tempat orang sakit, tempat oang lahir dan tempat orang meninggal. Aku hanya mendengarkan saja cerita dari saja dan sedikit menanggapi agar Nadya nyaman ngobrol denganku walaupun aku tidak banyak tahu tentang dunia kesehatan.

Sedangkan aku menceritakan perkuliahanku tentang kelistrikan, banyak materi yang sebenernya abstrak tidak jelas barangnya namun harus mengetahui tentang karakteristiknya. Tentang elektronika dasar harus mengetahui karakteristik rangkaian RLC, Resistor, Induktor dan Capacitor yang menurut Nadya juga buat pusing materinya.

“Sebenernya kita sama sama ga tau ya Bim tentang kuliah kita, tapi asyik aja gitu ngomonginnya. Apalagi sama kamu, seru gitu” kata Nadya
“Iyaa sayang... yah mungkin minat masing masing sih yaa... aku juga ga terlalu ngerti, tapi bisa jadi tau banyak dari kamu tentang kesehatan” kataku
“Terus kegiatan sayang selain kuliah sama basket apaan?” tanya Nadya

“Paling ya nongkrong main sama yang lain yang. Oiya kemarin Kapten tim basketku cerita kalau Teknik sewaktu Porseni kemarin basketnya kalah sama FK. Kamu nonton yang kemarin?” tanyaku
“Yaaa jelas dong nonton... mainnya keren seru.. teknik juga bagus kok mainnya, tapi sayang kalah sama FK.. yeeee... teknik kalah.. wuuuuuu” seru Nadya yang sangat seneng mengejek tim Teknik yang kalah

“Lagian mainmu bagus kenapa porseni kemarin ga ikut aja sih Bim?” tanya Nadya
“Lagi males kemarin tuh, udah gila kebanyakan kegiatan dan macem macemnya itu. Jadi bikin males kalau ikutan tim, pasti dihabisin sama senior” kataku
“wuuuuu suudzon aja kamu bim sama seniormu” kata Nadya

“Besok kalau aku main, aku yakin FK kalah Nad. Hahaha” kataku sedikit sombong kalau bakalan menang lawan FK
“Idiiih sombong... FK jago tau mainnya” kata Nadya

Kamipun sudah sampai di parkiran mobil area bioskop
“Jago karena ada Anton ya? Anton ikutan basket juga kan Nad” tanyaku yang sedikit mengagetkan Nadya yang membuatnya terdiam sebentar
“Iya yang, eh, udah sampe nih yang. Pas banget 3 menit lagi mulai tuh film, buruan yuk buruan masuk sayang.” Kata Nadya yang menghindari pembicaraan tentang Anton. Yasudahlah mungkin dia ga mau merusak suasana bahas Anton karena lagi menikmati weekend bersamaku.
“okee.. yuuuk.. kita ambil tiketnya dulu, aku udah beli online kok tinggal cetak aja yang” kataku.

Kami segera menuju ke loket cetak mandiri tiket dan segera masuk ke studio 2 karena sudah dibuka dan sudah diperingati dari speaker kalau film akan segera dimulai dan pengunjung yang sudah mempunyai tiket agar segera masuk ke studio.

- - - - - - - -


Aku memilih tempat duduk yang viewnya sangat pas untuk menonton film, yaitu baris nomor 3 dari atas dan ada di tengah tengah. Pandangan ke layar akan terasa nyaman dan kepala tidak terlalu capek karena posisi kepala dan mata lurus ke arah layar.
“Widiiih pinter banget kamu yang cari kursinya. Pas banget lagi sama layarnya” kata Nadya.

Film pun dimulai, aku memang belum tau jalan cerita yang sesuai dengan Novel seperti apa belum ada bayangan dan tidak ada ekspektasi lebioh terhadap filmnya. Aku nikmatin aja setiap alur ceritanya, mungkin ini nikmatnya nonton film yang diangkat dari Novel namun tidak pernah sama sekali baca Novelnya. Seperti halnya Harry Potter, jadi bisa lebih menikmati alur yang disajikan pada film.
Sinopsis untuk mengingatkan lagi untuk para suhu disini.

The Hunger Games menceritakan tentang seorang gadis berusia 16 tahun bernama Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) yang tinggal di sebuah tempat bernama Distrik 12, di mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai penambang. Distrik 12 adalah sebuah distrik terakhir, salah satu dari 12 distrik di negara yang disebut Panem. Panem sendiri merupakan sebuah negara di mana dulunya Amerika Utara pernah berada, yang setelah bencana besar di Bumi menjadi satu-satunya wilayah yang selamat. Karena pemberontakan gagal terhadap pemerintahan Panem 75 tahun sebelumnya, pemerintahan Panem lantas melakukan sebuah kompetisi maut yang diadakan di ibu kota negara yang bernama Capitol.

Kompetisinya bernama The Hunger Games, yang diikuti oleh sepasang anak muda berusia antara 12-18 tahun dan dipilih dari 12 distrik yang ada di Panem. Kompetisi telah dilakukan selama 74 tahun berturut-turut. Tujuan diadakan kompetisi ini adalah untuk merekatkan hubungan antara distrik, sekaligus menyegarkan ingatan tentang mereka yang terbunuh akibat pemberontakan di distrik-distrik dan mengingatkan seluruh penduduk betapa berkuasanya pemerintahan Panem yang dipimpin oleh Presiden Snow (Donald Sutherland). Dan seterusnya..............

Satu jam pertama masih menarik membuatku fokus ke film, namun setelahnya aku merasa sedikit bosan, karena mungkin bukan genre film yang kusukai. Terkadang aku membuka hp melihat apakah ada notif di aplikasi chat. Nadya yang tahu aku berpaling dari layar kemudian mengambil hpku dan dimasukkan ke dalam tas jinjingnya dia dan kini dia memegang lenganku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.

“Sayang kayaknya udah ga tertarik ya sama Filmnya?” tanya Nadya
“Lumayan tertarik sih yang, agak bingung aja sama jalan ceritanya. Masih menikmati tapi ngerefresh mata aja tadi liat notif biar ga terlalu fokus liat ke layar gede terus” jawabku ngeles karena memang membosankan
“Yaudah liatin aku aja yang kalau bosen, jangan liat hp. Hehehe” kata Nadya yang tidak begitu suka kalau lagi berdua terlalu sibuk dengan Hp.

Lalu genggam jari jari tangannya, kuelus lembut jari tangannya dan ku kecup keningnya. “cup”, aku juga berlaku sama memiringkan badan ke arah Nadya, kepala kami berdua saling bersentuhan. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan hormon kebahagiaan. Serasa tempat ini milik berdua walaupun penonton cukup rame, namun kursi sebelah Nadya dan sebelahku kosong jadi kami tidak terlalu mengganggu orang lain karena kami bermesraan, takut ada yang iri begitu. Namun yang lebih menyenangkan lagi, 2 kursi diatas kami, tepat diatas kami kosong. Setan dalam diriku mulai berbisik “BISA NIH”. Pertama tama kusenggol dengan sengaja toket Nadya menggunakan sikutku dan melepaskan pegangan Nadya yang seolah olah melakukan gerakan peregangan, namun dia tidak bereaksi mungkin pikir dia tidak sengaja kusenggol. Kumasukkan lagi legangku ke pelukannya dan kusenggol lagi toketnya dengan sikutku.
“Yang.. kamu sengaja ya?” tanya Nadya, aku hanya menjawab dengan tersenyum.


Keadaan cukup mendukung, kubelai lembut pahanya dari luar roknya dan yang membuatku kaget. Nadya menggunakan rok jeans tapi kancingnya dari depan. Waah.. ini nih, keuntungan buatku, pikiranku semakin brutal. Kubuka 2 kancing roknya, tanganku mulai masuk ke dalam celah roknya, tanganku ditahan oleh Nadya agar tidak berbuat lebih karena ini tempat rame bukan tempat sepi.

“Yaaang... rameee.. jangan disini” bisik Nadya di telingaku, menjaga suara agar tidak terdengar oleh orang lain
“Gapapa sayang samping kamu sama diatas kita kosong kok, aman” kataku yang kemudian membuat Nadya menoleh ke samping dan ke atas tempat duduk kami. Setelah melihat situasi, Nadya kemudian merebahkan kembali kepalanya di bahuku.

Tampaknya Nadya sudah merasa aman, kulanjutkan tanganku mengelus pahanya dan kumasukkan tanganku ke celah pahanya. Kini dia tidak menolak membiarkan bermain di pahanya. Kuelus elus bagian atas pahanya yang sangat lembut dan mulus.. ohh meennn... kalau cewek berduit pasti gini, setiap bagian tubuhnya pasti dirawat. Jari jariku kunaik turunkan secara pelan di seluruh area paha yang dapat aku jangkau. Nadya mungkin merasakan kenikmatan, bibir bawahnya digigit agar tidak menimbulkan suara desahan dari mulutnya. Pegangan pada lenganku juga semakin kencang, tanda kalau dia benar benar menikmati dan menahan posisi tubuhnya agar tidak terlalu banyak bergerak karena takut dilihat orang lain.

Tanganku mulai berani masuk ke dalam celana dalam Nadya, kuelus mulai dari bagian atas menuju memeknya. Bagian selangkangan Nadya sangat lembut, tidak ada bulu jembut yang tumbuh, sungguh sangat dirawat memeknya Nadya ini. Tanganku mulai masuk ke dalam lipatan selangkangan Nadya, jari jemariku meraih itil Nadya, aku gosok sangat perlahan karena aku sadar belum ada cairan yang keluar dari Nadya tidak pula ada cairan dari ludahku yang membuatku takut memek Nadya lecet jika aku memaksa menggeseknya dengan cepat. Aksiku ini membuat Nadya semakin menunduk menahan sensasi kenikmatan yang aku berikan. Matanya merem dan kini dia menggigit jari jempol tangannya untuk menahan guncangan hasrat yang timbul dari dirinya.

“ehmmmmmmmmmmmmm” suara desahan pelan yang keluar dari mulutnya, dia sudah tidak fokus nonton film the hunger games.
Memek Nadya sudah mulai basah, aku memberanikan diri untuk mempercepat gerakan jariku. Tubuh Nadya tampaknya sudah tidak mampu menahan guncangan hasratnya. Untuk menahan desahannya dia membenamkan kepalanya di lenganku dan malah menggigit lenganku.
“Ehhmmmmmm... yaaang” suara Nadya pelan mendesah keenakan

Tubuh Nadya bergetar yang terasa dari lenganku, yang aku tahu bahwa dia sudah mencapai orgasmenya, jariku yang ada di memeknya juga sudah basah. Kukeluarkan tanganku dari rok Nadya membuatnya kini tampak lebih rileks dan mengatur nafasnya
“hmmmm huuuuuuftttt huuuuffttt” suara nafas nadya yang bisa aku dengan
“Kamu curang!” bisik Nadya di telingaku yang membuatku tersenyum bahagia bisa membuat Nadya orgasme di keramaian

- - - - - - - - -

Film sudah selesai, ada bagian film yang Nadya terlewat namun tidak mengurangi pemahamannya dari film karena masih mendapatkan cerita di bagian akhir. Kami pun keluar dari studio bioskop, Nadya meminta izin untuk ke toilet sebentar, aku paham kalau dia mau membersihkan memeknya dari cairan orgasmenya.


“Yang.. aku ke toilet bentar yaa” kata Nadya, aku menunggu di tempat duduk dekat pintu studio. Setelah selesai dari toilet kami masuk ke dalam mobil

“SAYAAAAAAAAAANG!” teriak Nadya di dalam mobil, suaranya tidak bakal terdengar dari luar
“Apa sayang? Gimana enak?” tanyaku menggoda
“Ahhhh... nyebelin deh, aku ga bisa bales tadi di dalem bioskop. Aku harus mandi juga biar bisa ibadah ini, aaaahhh.. nyebelin banget deh Bimo” kata Nadya sebel samil memukul lenganku
“hehehehehe... yaudah sayang mau mandi kan? Yaudah yuk mandi dulu” ajakku

“Mandi dimana coba hah? Tegaaa banget kamuuuu......... iihhhhhh” kata Nadya yang masih sebel karena aksiku tadi
“Yaudah ikut aja yaaa sayang, tapi gimana tadi? Enak ga?” kataku
“Ahhh.. embuh...” kata Nadya sebel
“Enak ga?” tanyaku sekali lagi Nadya hanya diam melihat lurus ke luar mobil

“Sayaaang, enak ga?” tanyaku kembali
“iii.. iiiihhh.... iya enak.. tapi jangan di bioskop juga kali” kata Nadya masih dengan nada sebel ngomongnya
“hahahahaha yaudah yuuk, mandi dulu” akupun keluar membawa mobil dan mengarah menuju hotel. Nadya masih terdiam selama perjalanan mungkin masih sebel. Kuarahkan mobilku langsung menuju ke parkiran hotel yang membuat Nadya sedikit kaget.

“Loh.. kok he hotel yang?” tanya Nadya heran
Kamipun keluar dari tempat parkir menuju lift dan langsung menuju ke lantai 3. Aku sudah mempunyai kunci hotel jadi tidak perlu lagi ke resepsionis. Kami menuju kamar dan setelah aku buka Nadya terkagum melihat suasana kamar yang sudah aku hias tadi siang.
“Sayang.... kamu kapan nyiapin ini?” kata Nadya suaranya sudah mulai lembut dan tampaknya suka dengan suasana kamarnya. Aku tidak menjawab pertanyaan Nadya karena dia langsung menuju kamar mandi untuk bersih bersih dan mandi.


Setelah selesai dengan kegiatan bersih bersih dan ibadah, Nadya duduk di ujung kasur dan menatapku.
“Sayang.... kamu nyiapin ini dari kapan?” tanya nadya
“Udah dari siang, dari mulai bioskop, hotel ini dan nanti makan malem aku nyiapin semuanya demi kamu.” Aku berjalan ke depan Nadya, memegang kedua tangannya dan berlutut dihadapannya. Membuat wajah Nadya merah dan terlihat sangat bahagia.

“Kamu suka yang?” tanyaku. Membuat Nadya memeluk kepalaku dan membenamkan wajahku di kedua payudaranya.
“Nadya suka banget. Makasih yaa sayang” kata Nadya berkata dalam pelukannya. Kemudian Nadya melepaskan pelukannya menatapku dalam seakan akan ada yang ingin dia utarakan namun tidak bisa terucapkan dalam mulutnya. Mata Nadya tampak berkaca kaca seperti ada air yang akan keluar dari matanya. Kemudian Nadya memelukku lagi yang sekarang kepalanya ditaruh di pundakku.

“Sayang.. kamu kenapa?” tanyaku dalam pelukan Nadya
“Gapapa sayang... aku cinta banget sama kamu.” Kata Nadya dengan suara yang sedikit berat yang terdengar seperti menahan tangis
“Nadya ga sedih kok, Nadya seneng.. saking senengnya sampe keluar air mata.” Kata Nadya yang sudah melepaskan pelukannya sambil mengelap air yang jatuh di pipinya. Kubantu mengelap pipi Nadya menggunakan jariku, tanganku yang masih berada di pipi pegang olehnya membuat Nadya memejamkan mata, sejenak kami Nadya terdiam kemudian mengecup telapak tanganku yang masih berada di wajahnya.
“Cup cup cup” suara kecupan Nadya

Kukecup kening, kedua mata, pipi dan bibir Nadya, kuelus kepala Nadya yang masih menggunakan jilbabnya. Aku berdiam beberapa detik, kemudian aku kecup bibirnya “cup cup cup” kuhentikan lagi kecupanku, kemudian kulumat dengan lembut bibirnya Nadya masih memejamkan mata. Kulumat bibir atas Nadya, secara bergantian kulumat juga bibir bawahnya. Lidahku keluar untuk menjilati bibir atas dan bawa Nadya. Kemudian tangan Nadya bergerak meraih wajahku dan memegang rahangku. Kecupanku kini berbalas, Nadya bergantian melumat bibir atas dan bibir bawahku. Lidahku yang keluar kemudian disedot, lidah kami saling bertemu dan saling bertukar ludah. Secara gantian aku melumat lidah Nadya sehingga membuat mulut kami berdua basah.

Ciuman Nadya bergerak menuju pipiku dan langsung mengarah ke telingaku. Bagian belakang telingaku dicium dan dijilati dengan lembut oleh Nadya secara begantian bagian kiri dan kanan. Ciuman Nadya kemudian turun ke leherku, aku sangat geli dicum bagian leher dan belakang telinga membuatku sedikit menahan geli.
“ssssshhhh hmmmmmm” suara desahanku.

Ciuman Nadya kembali naik ke bibirku, tangan Nadya mulai bergerak untuk melepas kancing bajuku satu persatu hingga bajuku terbuka, kemudian kaos dalamku diangkat dari bawah sampai terlepas dan ciuman Nadya dibibirku terlepas. Posisiku masih berlutut di hadapan Nadya, bagian dadaku terekspos tepat dihadapan Nadya membuat dia memainkan dan memilin putingku sedangkan bibir Nadya masih melumat bibirku yang kali ini sudah cukup ganas.
“sshhh hmmmmmppp” suaraku tidak keluar karena mulutku tertutup mulut Nadya.

Kini putingku yang menjadi sasaran Nadya, dijilatin dan diemut secara bergantian kanan dan kiri membuatku mengeluh keenakan, jadi seperti ini rasanya kalau puting diemut dan dijilatin, mungkin kayak gini juga yang dirasain Nadya kalau aku emut teteknya.

“Uhhhh.... enak yaaaang... geli. Kamu belajar darimana?” tanyaku, namun Nadya tidak menjawab tetap melanjutkan aksinya. Komentar enak yang aku berikan membuat Nadya semakin kuat mengemut putingku dan sesekali digigit kecil membuat badanku bergetar seluruh tubuh. Wangi parfum Nadya membuat hasratku semakin kuat dan kontolku udah merasa sesak dicelana jeansku.

Kusudahi adegan Nadya kemudian aku berdiri dan dia paham dengan maksudku, dia mulai membuka sabuk dan kancing celanaku. Menurunkan celana jeans dan celana dalamku sehingga Kontolku yang sudah tegang daritadi mengacung jelas, berdiri kokoh di hadapan wajah Nadya. Tanpa ku komandoin Nadya mulai menjilati kontolku, menjilati dari ujung pucuk kontol hinggan pankal kontol, buah zakarku tak lepas dari permainannya, menggunakan tangannya dia meremas remas lembut buah zakarku. Ooohhh sensasi ini sungguh sangat nikmat Nadya mulai pintar memainkan permainan sexnya.


“ooohhhh... enak banget yaaang... mulutmu anget banget..... sssss” kataku meracau

Nadia melakukan deepthroat, memasukkan kontol sedalam dalamnya hingga menyentuh tenggorokannya, membuat dia tersedak karena kontolku terlalu penuh di mulut Nadya.
“hhuuuukk uhuuk uhuuuk” Nadya tersedak
“Pelaan pelaaan aja sayaaang” kataku
Saat kontolku dikeluarkan dari mulutnya tampak matanya memerah karena tersedak, dan kontolku sangat basah dari ludahnya.

Emutannya kini turun ke buah Zakarku, dijilatin 2 buah bolaku dan tangannya satu lagi masih aktif memainkan kocokannya di kontolku. Buah Zakarku dilahap masuk kedalam mulutnya, kemudian dia menjilati bagian bawah zakarku.... oohh noooo..
“Ahhhhh.... sayaaaaang..... geli... enak banget” kataku, mungkin itu merupakan titik paling geli, dibawah zakar sebelum menuju lubang silit

Kuangkat wajah Nadya dan kulepaskan tangannya dari kontolku, permainan nadya di kontolku sudah cukup sampai disini saja, kalau lebih lama bisa bisa aku udah crot duluan karena enak bangeeet..
Kubuka kancing baju Nadya satu persatu hingga bajunya terlepas, kubuka kaitan BH Nadya menggunakan satu tangan kemudian kulanjutkan kubuku kancing roknya. Kuturunkan rok beserta celana dalamnya, kini Nadya sudah telanjang kecuali jilbablnya.

“Sayang.. jilbabnya ga dilepas sekalian?” tanya Nadya
“Engga sayang,.. ga perlu, aku suka kamu yang begini. Hijab Binal.. bikin aku tambah bernafsu yang” kataku menjelaskan kenapa jilbabnya tidak aku buka.
“Tubuhmu bagus banget yaaang... aku suka” kataku yang membuat Nadya tersipu malu

Kucium bibir Nadya dengan sangat ganas dan kulanjutkan jilatanku di area telinga dan leher Nadya, kuremas susunya yang sangat menggoda itu dengan areola yang berwarna coklat muda yang hampir senada dengan warna kulitnya. Kupilin putingnya, jilatanku masih bergerilya di sekitar lehernya yang membuat dia mendesah keenakan merem melek..
“sshhh aaahhhhhh.......” desah Nadya

Jilatanku beralih ke payudaranya, kuemot dan kujilatin dengan penuh kenikamatan. Puting Nadya terasa kencang dan kenyal sekali, tanda kalau dia juga sudah ON. Kurebahkan Nadya di kasur yang masih terdapat bunga mawar. Kujilati puting Nadya dan tangan kiriku mulai meraba ke memeknya agar segera basah dan siap untuk diajak ke menu utama. Saat aku pegang ternyata sudah basah langsung saja kuturunkan jilatanku dari payudaranya melewati perut dan menuju ke selangkangan Nadya. Kulihat sebentar memek Nadya, bagian dalamnya berwarna pink.. mantab betul.. karena kulihat agak lama kemudian tangan Nadya menutupi memeknya.
“jangan diliatin terus.. aku malu yaaang” kata Nadya yang membuatku tersenyum kemudian menyingkirkan tangannya mulai kujilatin tuh memek kesayanganku. Dengan penuh nafsu dan penuh hasrat kubuka lipatan memeknya dan jilatanku tidak beraturan disekitar memeknya yang membuat dia geli.

“aaahh... geli yaaaang” kata nadya
“masukin please yang kontolmu.. memekku udah basah” kata Nadya memohon kepadaku untuk segera memasukkan kontol kesayangannya.
Karena sudah basah langsung saja kumasukkan kontolku ke dalam memeknya, pelan pelan kumasukkan sampai kontolku udah masuk semua. Tanpa ampun langsung ku genjot dengan rpm tinggi.


“plok plok plok’” suara kulit paha kami yang saling bertemu. Karena ini di hotel jadi kami bebas untuk mendesah dengan suara kencang tidak bakal ada yang mengganggu.
“aahhhh... ahhhh... gilaaaak.. kontolmu yaaaaaang.. sssshhhhh aahhhhhhhh... gede banget... penuh.....” “sssshhhh eeeuuuhhhhhhh.... oooooooooohhhhhhh” desah Nadya

Ploook ploook plooook... plloookkk ploooookk....
“memek kamu juga enak yang... eeuhh euuhh.... rapet banget.....” balesan pujianku kepada Nadya
Akupun meremas susunya dan kuciumi bibir Nadya sambil tetap menggenjot memeknya.
“hhmmmmppp hhmmpppp” suara desahan nadya


Nadya melingkarkan tangannya di leherku tidak mau ciumanku dilepaskan.
“hmmmmpp hmmmp” “ploook ploook ploook” ku gas teros tanpa ampun, karena sudah lama sebulan lebih kontolku ga diservice Nadya.
Tangan Nadya berpindah ke lenganku, pegangannya begitu kuat membuatku meyakini orgasme sebentar lagi, makin ku genjot dengan cepat dan mentok.
“Oouuhhhhh..... yaaaaaangg... stooop duluuu...” teriak Nadya yang mencapai orgasmenya. Tubuhnya begertar dan terangkat ke atas, lenganku dipegang dengan erat, kuku Nadya terasa menancap di kulitku.

“ahhh ahhh ahhhh.... huuuffttttt” suara nafas Nadya yang belum teratur
“Iihhhh.... sayaaaang... mainnya kenceng banget sihh... enak tapi sakit juga” protes Nadya
“Sebulan lebih yaaang ga dapet jatah... hehehe” jawabku sambil mengatur nafas

“Sayang masih kuat? Mau gantian di atas?” tanyaku pada Nadya
“Mau laaah.. aku bakal menguasai tubuhmu sepenuhnya bim!” kata Nadya matanya berbinar sambil sedikit menampakkan senyum jahatnya. Nadya mendorongku dan memintaku untuk bertukar posisi kini dia sekarang gantian diatasku.


Kontolku yang masih tegang langsung dimasukkan ke dalam memeknya.. jleeeeb... Nadya juga tancap gas langsung, goyangannya maju mundur dan naik turun tidak beraturan.
“sshhh ahhhh ahhhhh” desah Nadya sambil tetap menggoyangkan tubuhnya.. jari jari Nadya memainkan putingku yang terbuka bebas. Bibir bagian bawah Nadya digigit dan kepalanya digoyangkan kesana kemari sangat menikmati dan eksprsif sekali kekasihku. Sungguh sangat terpesona melihat wajahnya yang sange, dadanya yg putih mulus bergerak bergoyang kiri kanan atas bawah.. aduhaaaiiii.. jangan sampai yg begini direbut orang lain...

“Oohhh oohhh oohhhhhh.... Nad... enak banget” desahku, aku pernah membaca artikel bahwa cowok juga harus mendesah, agar si pasangan tau kalau kita juga menikmati sex yang diberikan.
“Memek kamuuuu rapppeeeeeet... susumu itu juga Nad... oohhh” Goyangan Nadya semakin cepat, kuremas remas susunya untuk menstimulus gairahnya agar mencapai orgasme yang kedua.. dan benar saja.. dia dapet Big O yang kedua.

Tubuhnya bergetar lagi, memeknya terasa kembang kempis memijat kontolku.. nikmat sekali..
“Yaaang aku keluar lagiii....” kata Nadya.
Setelah tubuhnya selesai bergetar masih dalam posisi yang sama Nadya diatas, ku genjot kontolku dari bawah.. mungkin karena sudah lelah.. Nadya hanya mampu tengkurap di dadaku sambil menikmati memeknya yang masih aku genjot dari bawah..


Namun hanya sebentar aku bertahan di posisi ini, pinggangku terasa tidak nyaman, harus menggenjot dari bawah dan harus menahan berat badan Nadya. Maka aku minta ke Nadya untuk ganti posisi ke posisi miring dengan lutut ditekuk seperti doggy style namun tiduran. Aku genjot Nadya dari belakang.

“oohhh ooohhh oooooh.... sshhhhhhh kuat banget kamu yang....... pleaseee jangan berhenti.... aaahhhhhhh” racau Nadya.
Plok plok plok....
“Uuuh... pantatmu sama tetekmu empuk yang.... bikin tambah nafsu” kataku.
Dalam posisi ini, memek Nadya terasa lebih sempit membuat gunjangan di bagian selangkangan dan kontolku seakan akan akan ada yang mau keluar.
“Yaaaang... cepetin.... ohh oohhh ohhhh” “kontolmu serasa tambah penuh......” “Akuuu... udah mauu lagiiii.... pleaseee” “ssshhh ahhh ahhh aaaahhhhhh....”
“Samaaa yang...... oohh ooohhhh ooohhhhhh” desahku
“Croooot crrooot croooot” kusemprotkan spermaku di paha Nadya..
“Ahhhh... ahhhhhh... huuuffttttt... ahhhhhh” suara nafas Nadya yang sedang diatur..

“Banyak banget yaaang pejumu” Nadya melihat pejuku yang banyak di pahanya. Pejuku diambil dan dimasukkan ke dalam mulutnya..
“Kenapa ga dimasukin ke mulutku sih yaaang?” tanya Nadya yang sudah menelan habis pejuku yang ada di tangannya. Sampai dia menjilati jari jari yang masih ada pejuku. Kemudian dia mendekat ke kontolku dan membersihkan sisa peju di kontolku menggunakan mulutnyaaa...

“Shhhh ahhh... mantab banget pejumu yaaang” ucap Nadya.
“Hehehe aku takut kamu marah aja kalau langsung disemprotin di mulut.. maaf yaaa.. besok besok ke mulut langsung deh kalau kamu doyan” balasku.
Nadya pun mengacungkan jempol dan pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih..

“Yaaang bersihin dulu sanaa” kata Nadya
“Iyaaa sayang” aku pun menuruti perintah Nadya.
Setelah bebersih kami rebahan di kasur dan saling berpelukan.


“Sayang mau lagi?” tanyaku
“Mau sih yaaang.. tapi udah malem.. maaf yaa” “besok besok lagi aja yaa kalau ada kesempatan lagi, makasih buat hari ini” kata Nadya yang bersandar di dadaku.
“Yang.... makasih yaa buat hari ini kamu romantis banget, servicemu juga enak.. aku suka” kata Nadya
“Yang kalau boleh tau kenapa sekarang kamu dibatesin jam malam?” tanyaku kepada Nadya sambil ku elus kepalanya
Nadayapun sempat menghela nafas sebelum menjawab.
“hmmm huuuffttt... jadi Nadya itu boleh pulang bebas kalau hari libur panjang sekarang yang.. selama masih periode kuliah dibatesin biar ga keluyuran. Biar Nadya fokus belajar, ayah sama ibu yang minta.” Jawab Nadya menjelaskan
“Terus kamu ada masalah apa kok bulan lalu sempet ngilang beberapa hari?” tanyaku yang membuat Nadya kaget

“Pillow talk” waktu dan tempat untuk saling bercerita dari hati ke hati yang paling tempat. Apalagi sambil telanjang gini, skins to skins jadi obrolan yang dalam susah diungkapkan diwaktu biasa dapat diungkapkan karena sangat nyaman. Percayalah.....

“huuffttt... maaf ya bim... sebenernya ayah ga setuju aku sama kamu. Tapi aku tetep perjuangin kok biar bisa sama kamu. Makanya aku udah ga pernah ngebolehin kamu jemput dulu..” kata Nadya
“Bim... kalau Bimo sayang sama Nadya jangan marah yaa sama ayah.. Bimo juga harus berjuang biar bisa sama Nadya, Bimo harus buktiin ke ayah kalau Bimo lelaki yg tepat buat Nadya. Bimo harus bisa sukses yaaa.. Nadya juga pengennya sama Bimo. Tapi jodoh kita juga belum tau.. Perjuangin Nadya yaa Bim.... please.. aku sayang banget sama kamu” kata Nadya yang menatapku dalam, yang mengartikan bahwa kata kata Nadya ini serius bukan main main. Setelah Nadya bicara, dia memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya di dadaku.

“Iyaa sayaang... Bimo usahain yaa.. aku juga sayang sama Nadya” “huuufttt” hanya kata itu yang mampu terucap dari mulutku, karena terasa berat aku mendengarnya. Aku tidak berhak untuk marah karena memang itu adalah hak Nadya dan keluarganya untuk memutuskan. Aku hanya bisa mengelus kepala Nadya dengan lembut. Aku tahu beban perasaan Nadya berat, namun bagiku ini juga terasa berat. Aku harus kuat, suatu saat bakalan aku buktikan kalau aku bisa.

“Sayaang.. udah setengah 9 nih.. makan yuuk.” Ajakku ke Nadya.
“Mau makan dimana yang?” tanya Nadya..
“Tenang.. aku udah siapin tempat kita tinggal kesana” jawabku
“Surprise lagi?” tanya Nadya kembali.
“Cuuup” ku kecup bibir Nadya.

Kami pun siap siap, kami bereskan semua sisa tempur kami. Kami turun ke lantai 1, aku ke resepsionis dulu untuk checkout dan Nadya langsung ke basement ke tempat parkir mobil. Setelah dari hotel kamipun ke resto Pizza yang sudah aku pesan di daerah Gejayan.

- - - - - - -

“Mas.. reservasi atas nama Bimo ya” jawabku kepada pelayan yang menyambut kami di depan.
“Sebentar ya mas saya check dulu” kata pelayan ke dalam sebentar tanya kepada bagian kasir dan kembali kepada kami dan mempersilahkan kamu masuk ke tempat yang sudah di pesan.



“Tempatnya cukup bagus yaaang... Nadya sukaaa” “ Ada lampu lampu.. bisa liat langit juga” “Untungnya ga hujan yaa.. kalau hujan di luar gini bisa kuyup yang.. hehe” kata Nadya girang.
Pesananku pun sudah datang...
“Yeeeyyy... Pizza...” kata Nadya menyambut Pizza yang udah dateng. Kami pun makan berdua sambil bercanda ngomongin gosip gosip di instagram yang Nadya follow

“Kamu ngikutin gosip juga ya yang?”tanyaku
“Yaa iyaaa dong, biar bisa jadi bahan obrolan ibu ibu yang.. hahahahaa” kami pun tertawa.
“Yang, seminggu lagi kita UTS (ujian tengah semester), semangat yaaaa, kita ga ketemu dulu gapapa kalau sayang mau fokus belajar. Nanti setelah UTS kita main lagi.. oke” kataku menyemangati Nadya dan aku sendiri yang akan UTS minggu depan
“Iyaaa sayang.. sayang yang semangat jugaaa yaaa!! I Love you” Kata Nadya ceria.

Kami pun menikmati makanan dan suasana resto yang cukup rame dan langit cerah. Bulan dan bintang nampak bersinar di langit Jogja malam ini.
“Bim.. “ kata Nadya memanggil namaku saja
“Ada apa sayang?” tanyaku.
“You’re my stars” ucap Nadya. Akupun hanya tersenyum mendengarnya. Namun tiba tiba saat melihat ke arah lain raut wajah Nadya berubah, seperti ada hal yang aneh di belakangku... setelah aku menoleh ternyata Ayah Nadya.




“Ayaah”
...........






~bersambung~
 
Part 10 : Good night I my stars.



Sebulan sejak hari pertama latihan, aku udah ngelewati proses latihan dan seleksi Basic Skill yang dipimpin oleh Coach Gusti, beliau juga melatih salah satu tim basket SMA Negeri di jogja. Latihan pada hari ini setelah latih tanding, Coach akan mengumumkan siapa saja yang bakal masuk jadi tim inti basket teknik.

“Selamat sore semua, terimakasih sudah berpartisipasi selama sebulan ini walaupun latihan hanya disempatkan 2x seminggu, namun tidak masalah karena kita sama sama tau, kita punya kesibukan masing masing. Hari ini saya akan mengumumkan hasil seleksi kemarin, namun perlu diingatkan bahwa hasil ini kedepannya bisa saja berubah. Bagi temen temen yang belum terpilih kalian masih bisa mengikuti latihan bareng di lapangan ini, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan masuk tim inti jika Skill kalian meningkat. Dan bagi temen temen yang saya sebutkan nanti, jangan berbangga dulu, kalian bisa saja nanti bakal terganti ada beberapa faktor yang harus kalian perhatikan. Kalian harus rutin berangkat latihan jangan absen kalau kalian tidak sakit dan ada keperluan mendadak. Kalian juga harus bisa meningkatkan skill kalian, jika saja kemampuan kalian menurun saya berhak mencoret kalian dari list tim inti. Paham?”

“Paham Coach!” teriak kami semua bersama sama.
“Saya cepet aja yang jadi tim inti sementara dari angkatan 2011, tim putra Bimo SF, Dino PG, Afif C. Tim putri Layla PG, Kania PF, Ulfa C. Sekian dari saya, terima kasih selamat beristirahat” kata Coach Gusti.

Aku kepal tanganku dan berkata “Yees” masuk tim inti. Aku tetap tos dengan teman yang lain yang belum kepilih, yang penting tidak sombong biar tetep bisa main basket bareng kalau ga ada pertandingan. Have fun ajaa

“Eh minta nomer Hp kalian dong, nanti kalian aku masuik WA Grup Basket” pinta mbak Rania yang meminta semua nomer hp kami untuk dimasukkan ke dalam grup untuk sekedar komunikasi dan memberikan informasi. Sejak saat itu aku resmi bergabunng dengan tim basket Fakultas Teknik.

- - - - - - - -

Ketika beristirahat dan bersih bersih, ku kirim pesan ke Nadya untuk memberi tahu kalau aku masuk tim inti hasil dari seleksi tim basketnya.

“Sayaang, aku masuk tim inti Basket Teknik Loooooh” kataku di pesan WA

Hubunganku dengan Nadya setelah kejadian di Toko Buku waktu itu sudah membaik, komunikasi sudah lancar. Kami juga terkadang janjian untuk ketemu entah itu di hari weekend, atau di hari kuliah walaupun hanya sekedar makan siang bareng, ataupun makan sore setelah kegiatan kuliah selesai. Namun ada hal yang berubah dari sikapnya, jika hari weekend dia tidak mau dijemput. Pilihannya hanya 2, dia yang jemput aku atau kita ketemuan langsung. Satu hal lagi, kini dia ada jam malam, dia sudah harus sampai rumah maksimal jam 10 malam. Bagiku sih ini tidak terlalu masalah asal masih bisa ketemu namun tetep aneh aja. Seperti Nadya sedang di batasin kegiatannya atau mungkin sedang dibatasin agar tidak bertemu denganku. Apakah aku ada masalah atau aku ada salah dengan Nadya atapun keluarganya. Ini Aneh!!.

Mulai hari sabtu besok, film di Bioskop akan menayangkan Film “The Hunger Games”, film yang diadopsi dari Novel terkenal dan laris. Aku membuat janji dengan Nadya agar dia menonton film itu denganku jangan sampai dia nonton dengan teman temannya atau bahkan cowok lain. Nadya udah menanti film ini sejak trailer tayang, dia senang dan selalu berkata padaku, pokoknya Nadya harus nonton film itu. Aku udah persiapkan surprise untuknya dihari dimana kita nonton.

- - - - - - - - - -

“waaaww... sayang keren deh.. cinta sama Bimo, kapan kapan liat Bimo latihan ahhh. Udah lama ga liat Bimo main basket terus keringetan gitu... bikin meleleh yaaang” jawab Nadya di pesan WA.
Aku yang sedang santai di rumah setelah bersih bersih dan mandi setelah basket tadi, langsung pegang Hp ketika ada notif dari Nadya.

“idiih... bau tau sayang kalau lagi keringetan. Yaudah kapan kapan aja kalau sayang longgar, hari kamis sore di lapangan basket Teknik. Kan bisa tuh jalan dari FK, deket” jawabku
“Ga mau.. maunya dijemput, ntar kalau aku diculik gimana?? Kamu ga khawatir?” jawab Nadya
“ Sayang sayang... iya juga yaa. Kan mata cowok teknik pada gatel kalau liat cewek cantik.” Jawabku

“KAMU JUGA IYA DONG? KAMU LIAT SIAPA HAH?” jawab Nadya dengan semua textnya Capslock
Waduuuh... mau ngebela malah jadi blunder ini mah.. ampun ampun
“Engga saaaayaaaaaang, kamu kan udah cantik banget, sempurna. Mana mungkin mataku jelalatan liat cewek lain sayaaang. I love you” jawabku memujinya, inilah salah satu cara agar cewek ga marah. Puji dia setinggi tingginyaaaa.

“halah bohong.....” jawab Nadya
“Eyyyy... serius tauk!. Cintaku cuman buat kamu.. mmuuaaachhh” jawabku di pesan WA agar dia seneng aja, repot kalau ngambek atau marah
“hahahaha iya iya, kamu kan udah klepek klepek sama aku kaaaan? Aku juga cinta sama kamu bim” jawab Nadya

“Weekend jadi kan nonton? Aku udah pesen 2 tiket nih buat kita besok?” tanyaku kepada Nadya untuk mengingatkannya ada janji nonton
“Jadiiiii dooooong, semoga ceritanya seru kayak di Novelnya yaa. Udah penat juga nih sama kuliah, Nadya butuh hiburan” kata Nadya
“Kalau aku sih lebih kangen kamu daripada pengen nontonnya hehehe” jawabku

“Aku juga kangen tau sama Bimo” jawab Nadya
“Yaudah sayang istirahat gih, besok masih ada kuliah kan? Aku juga mau istirahat capek tadi latihan basketnya. I love you” kataku mengakhiri obrolan ini karena ku udah cukup lelah dan ngantuk setelah olahraga berat tadi
“I love you too sayang” jawab Nadya

- - - - - - - - - - - -

Sesuatu yang spesial di hari sabtu ini sudah kupersiapkan, aku pesan hotel yang cukup bagus disekitaran dekat bioskop dan udah kupesan 1 resto untuk makan malam kita nanti, semoga malem ini menjadi malam yang indah dan bahagia buat kita.
Untuk tiket bioskop sudah ku pesan yang jam 16.30, jam yang cukup tepat karena selesai nonton filmnya masih ada waktu untuk meluangkan waktu ibadah.

“Sayang.... nanti berangkatnya aku jemput aja ya. Aku males jalan masing masing.” Pintaku melalui WA.
“Mendingan, aku jemput aja kamunya yang nanti pake mobilku yaa.. tapi kamu yang nyetir.” Jawab Nadya
“Kenapa gitu?? kan sama aja sayang mendingan pake mobilku” jawabku memaksa agar aku aja yang menjemputnya di rumah

“Hmmmm... engga deh, aku aja yaa sayang yang jemput kamu. Oke!. Oiya nanti kita nonton jam berapa?” tanya Nadya
“Jam 16.30 yang.. berangkat habis Ashar aja ya..” jawabku lagi
“Oke sayaaang.. :*” jawab nadya

Aku masih bingung kenapa Nadya ga mau dijemput, tapi untuk hari ini aku ga mau terlalu banyak mikir, bodo amatlah. Yang paling penting nanti kita bisa seneng seneng..

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 13.30, aku pun pergi ke tok bunga di daerah Kotabaru, ku pesan bunga yang paling indah & romantis, dan aku membeli bucket bunga dan bunga mawar merah dan putih lepas tangkai yang digunakan untuk hiasan, bukan bunga tabur buat orang meninggal ya. Kemudian aku menuju ke hotel yang sudah aku pesan via online untuk melakukan check in. Setelah mendapatkan kamar di lantai 3 aku menuju kamar. Aku hias ruang kamar ini kujadikan tempat yang romantis, ku taruh bunga di setiap sisi kamar dan kasur. Kemudian bunga mawar lepas yang tadi sudah kubeli, kuhias dan ku tata menjadi bentuk hati.

“Oke.. kamar udah cakep, udah wangi.. hiasan bunga juga udah bagus. Nanti pasti menjadi malam yang romantis” aku ngomong sendiri di dalam kamar dan melihat suasana kamar yang sudah cocok. Yaa beginilah hidup di rumah ga ada kosan, kalau harus menunggu rumah kosong lama dan ga jelas kapan kosongnya, mau pinjem kosan temen takut dicurigain kasihan Nadya juga kalau dicap negatif, yah mau ga mau memang harus “main” di hotel. Boros sih... tapi cukup sebandinglah sama yang di dapet.

Selesai menata dan mempercantik kamar, aku menuju sebuah cafe atau bisa dibilang juga resto Pizza di daerah Gejayan. Di tempat ini suasananya syahdu, kita bisa memilih mau makan di dalam atau di taman. Aku pilih 1 meja di area taman dengan view yang cukup bagus bisa melihat semua penjuru resto ini dan tentunya dapat menikmati lampu lampu hias yang akan dinyalakan saat malam hari, aku booking untuk dateng jam 9 malam, kupesan makan, minum dan aku meminta untuk dibuatkan menu spesial dan hiasan tempat ku bayar full di muka agar mereka bisa menyiapkan dan kalaupun aku tidak jadi datang mereka tidak rugi. Setelah selesai dengan urusan resto akupun segera pulang.

Aku persiapkan diriku untuk berpenampilan rapi dan juga wangi, sebentar lagi kayaknya Nadya bakalan jemput, tinggal tunggu kabar dari aja. Ku hidupkan rokok sebatang dan kunikmati di teras rumahku.
“Yang... udah siap kah? Aku udah ready nih tinggal jemput” kata Nadya melalui pesan WA
“Udah yang, aku udah di teras rumah nungguin kamu dateng” jawabku
“Oke meluncur yaaa.. wait” jawab Nadya
“Yaa sayang” jawabku

Sepuluh menit kemudian, Nadya udah tiba di depan rumahku. Kuhampiri Nadya yang sudah menungguku di dalam mobil. Karena udah jam 4 jadi kita perlu cepet cepet ke bioskop biar ga ktinggalan cerita dari awal.
“Yang.. buruan cepet langsung naik ja deh ya.. aku aja yang nyetir, nanti kamu nyetirnya sewaktu pulang aja.”
“Okeee...”
“Yuuuk cuss,, udah jam 4 nih yang” jawabku

Diperjalanan menuju ke biosokop kami membicarakan tentang kegiatan masing masing, dimulai dengan Nadya menceritakan kuliahnya yang sangat seru mempelajari tentang kesehatan. Ilmu ilmu yang dalam tentang organ organ manusia, yang menurut dia sangat seru. Aku mendengarnya sedikit merinding, karena jujur saja sebenernya aku sendiri kurang nyaman jika berada di rumah sakit terlalu lama. Baunya menurutku sedikit menyengat dan suasananya sedikit seram karena tempat orang sakit, tempat oang lahir dan tempat orang meninggal. Aku hanya mendengarkan saja cerita dari saja dan sedikit menanggapi agar Nadya nyaman ngobrol denganku walaupun aku tidak banyak tahu tentang dunia kesehatan.

Sedangkan aku menceritakan perkuliahanku tentang kelistrikan, banyak materi yang sebenernya abstrak tidak jelas barangnya namun harus mengetahui tentang karakteristiknya. Tentang elektronika dasar harus mengetahui karakteristik rangkaian RLC, Resistor, Induktor dan Capacitor yang menurut Nadya juga buat pusing materinya.

“Sebenernya kita sama sama ga tau ya Bim tentang kuliah kita, tapi asyik aja gitu ngomonginnya. Apalagi sama kamu, seru gitu” kata Nadya
“Iyaa sayang... yah mungkin minat masing masing sih yaa... aku juga ga terlalu ngerti, tapi bisa jadi tau banyak dari kamu tentang kesehatan” kataku
“Terus kegiatan sayang selain kuliah sama basket apaan?” tanya Nadya

“Paling ya nongkrong main sama yang lain yang. Oiya kemarin Kapten tim basketku cerita kalau Teknik sewaktu Porseni kemarin basketnya kalah sama FK. Kamu nonton yang kemarin?” tanyaku
“Yaaa jelas dong nonton... mainnya keren seru.. teknik juga bagus kok mainnya, tapi sayang kalah sama FK.. yeeee... teknik kalah.. wuuuuuu” seru Nadya yang sangat seneng mengejek tim Teknik yang kalah

“Lagian mainmu bagus kenapa porseni kemarin ga ikut aja sih Bim?” tanya Nadya
“Lagi males kemarin tuh, udah gila kebanyakan kegiatan dan macem macemnya itu. Jadi bikin males kalau ikutan tim, pasti dihabisin sama senior” kataku
“wuuuuu suudzon aja kamu bim sama seniormu” kata Nadya

“Besok kalau aku main, aku yakin FK kalah Nad. Hahaha” kataku sedikit sombong kalau bakalan menang lawan FK
“Idiiih sombong... FK jago tau mainnya” kata Nadya

Kamipun sudah sampai di parkiran mobil area bioskop
“Jago karena ada Anton ya? Anton ikutan basket juga kan Nad” tanyaku yang sedikit mengagetkan Nadya yang membuatnya terdiam sebentar
“Iya yang, eh, udah sampe nih yang. Pas banget 3 menit lagi mulai tuh film, buruan yuk buruan masuk sayang.” Kata Nadya yang menghindari pembicaraan tentang Anton. Yasudahlah mungkin dia ga mau merusak suasana bahas Anton karena lagi menikmati weekend bersamaku.
“okee.. yuuuk.. kita ambil tiketnya dulu, aku udah beli online kok tinggal cetak aja yang” kataku.

Kami segera menuju ke loket cetak mandiri tiket dan segera masuk ke studio 2 karena sudah dibuka dan sudah diperingati dari speaker kalau film akan segera dimulai dan pengunjung yang sudah mempunyai tiket agar segera masuk ke studio.

- - - - - - - -


Aku memilih tempat duduk yang viewnya sangat pas untuk menonton film, yaitu baris nomor 3 dari atas dan ada di tengah tengah. Pandangan ke layar akan terasa nyaman dan kepala tidak terlalu capek karena posisi kepala dan mata lurus ke arah layar.
“Widiiih pinter banget kamu yang cari kursinya. Pas banget lagi sama layarnya” kata Nadya.

Film pun dimulai, aku memang belum tau jalan cerita yang sesuai dengan Novel seperti apa belum ada bayangan dan tidak ada ekspektasi lebioh terhadap filmnya. Aku nikmatin aja setiap alur ceritanya, mungkin ini nikmatnya nonton film yang diangkat dari Novel namun tidak pernah sama sekali baca Novelnya. Seperti halnya Harry Potter, jadi bisa lebih menikmati alur yang disajikan pada film.
Sinopsis untuk mengingatkan lagi untuk para suhu disini.

The Hunger Games menceritakan tentang seorang gadis berusia 16 tahun bernama Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) yang tinggal di sebuah tempat bernama Distrik 12, di mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai penambang. Distrik 12 adalah sebuah distrik terakhir, salah satu dari 12 distrik di negara yang disebut Panem. Panem sendiri merupakan sebuah negara di mana dulunya Amerika Utara pernah berada, yang setelah bencana besar di Bumi menjadi satu-satunya wilayah yang selamat. Karena pemberontakan gagal terhadap pemerintahan Panem 75 tahun sebelumnya, pemerintahan Panem lantas melakukan sebuah kompetisi maut yang diadakan di ibu kota negara yang bernama Capitol.

Kompetisinya bernama The Hunger Games, yang diikuti oleh sepasang anak muda berusia antara 12-18 tahun dan dipilih dari 12 distrik yang ada di Panem. Kompetisi telah dilakukan selama 74 tahun berturut-turut. Tujuan diadakan kompetisi ini adalah untuk merekatkan hubungan antara distrik, sekaligus menyegarkan ingatan tentang mereka yang terbunuh akibat pemberontakan di distrik-distrik dan mengingatkan seluruh penduduk betapa berkuasanya pemerintahan Panem yang dipimpin oleh Presiden Snow (Donald Sutherland). Dan seterusnya..............


Satu jam pertama masih menarik membuatku fokus ke film, namun setelahnya aku merasa sedikit bosan, karena mungkin bukan genre film yang kusukai. Terkadang aku membuka hp melihat apakah ada notif di aplikasi chat. Nadya yang tahu aku berpaling dari layar kemudian mengambil hpku dan dimasukkan ke dalam tas jinjingnya dia dan kini dia memegang lenganku dan menyandarkan kepalanya di bahuku.

“Sayang kayaknya udah ga tertarik ya sama Filmnya?” tanya Nadya
“Lumayan tertarik sih yang, agak bingung aja sama jalan ceritanya. Masih menikmati tapi ngerefresh mata aja tadi liat notif biar ga terlalu fokus liat ke layar gede terus” jawabku ngeles karena memang membosankan
“Yaudah liatin aku aja yang kalau bosen, jangan liat hp. Hehehe” kata Nadya yang tidak begitu suka kalau lagi berdua terlalu sibuk dengan Hp.

Lalu genggam jari jari tangannya, kuelus lembut jari tangannya dan ku kecup keningnya. “cup”, aku juga berlaku sama memiringkan badan ke arah Nadya, kepala kami berdua saling bersentuhan. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan hormon kebahagiaan. Serasa tempat ini milik berdua walaupun penonton cukup rame, namun kursi sebelah Nadya dan sebelahku kosong jadi kami tidak terlalu mengganggu orang lain karena kami bermesraan, takut ada yang iri begitu. Namun yang lebih menyenangkan lagi, 2 kursi diatas kami, tepat diatas kami kosong. Setan dalam diriku mulai berbisik “BISA NIH”. Pertama tama kusenggol dengan sengaja toket Nadya menggunakan sikutku dan melepaskan pegangan Nadya yang seolah olah melakukan gerakan peregangan, namun dia tidak bereaksi mungkin pikir dia tidak sengaja kusenggol. Kumasukkan lagi legangku ke pelukannya dan kusenggol lagi toketnya dengan sikutku.
“Yang.. kamu sengaja ya?” tanya Nadya, aku hanya menjawab dengan tersenyum.


Keadaan cukup mendukung, kubelai lembut pahanya dari luar roknya dan yang membuatku kaget. Nadya menggunakan rok jeans tapi kancingnya dari depan. Waah.. ini nih, keuntungan buatku, pikiranku semakin brutal. Kubuka 2 kancing roknya, tanganku mulai masuk ke dalam celah roknya, tanganku ditahan oleh Nadya agar tidak berbuat lebih karena ini tempat rame bukan tempat sepi.

“Yaaang... rameee.. jangan disini” bisik Nadya di telingaku, menjaga suara agar tidak terdengar oleh orang lain
“Gapapa sayang samping kamu sama diatas kita kosong kok, aman” kataku yang kemudian membuat Nadya menoleh ke samping dan ke atas tempat duduk kami. Setelah melihat situasi, Nadya kemudian merebahkan kembali kepalanya di bahuku.

Tampaknya Nadya sudah merasa aman, kulanjutkan tanganku mengelus pahanya dan kumasukkan tanganku ke celah pahanya. Kini dia tidak menolak membiarkan bermain di pahanya. Kuelus elus bagian atas pahanya yang sangat lembut dan mulus.. ohh meennn... kalau cewek berduit pasti gini, setiap bagian tubuhnya pasti dirawat. Jari jariku kunaik turunkan secara pelan di seluruh area paha yang dapat aku jangkau. Nadya mungkin merasakan kenikmatan, bibir bawahnya digigit agar tidak menimbulkan suara desahan dari mulutnya. Pegangan pada lenganku juga semakin kencang, tanda kalau dia benar benar menikmati dan menahan posisi tubuhnya agar tidak terlalu banyak bergerak karena takut dilihat orang lain.

Tanganku mulai berani masuk ke dalam celana dalam Nadya, kuelus mulai dari bagian atas menuju memeknya. Bagian selangkangan Nadya sangat lembut, tidak ada bulu jembut yang tumbuh, sungguh sangat dirawat memeknya Nadya ini. Tanganku mulai masuk ke dalam lipatan selangkangan Nadya, jari jemariku meraih itil Nadya, aku gosok sangat perlahan karena aku sadar belum ada cairan yang keluar dari Nadya tidak pula ada cairan dari ludahku yang membuatku takut memek Nadya lecet jika aku memaksa menggeseknya dengan cepat. Aksiku ini membuat Nadya semakin menunduk menahan sensasi kenikmatan yang aku berikan. Matanya merem dan kini dia menggigit jari jempol tangannya untuk menahan guncangan hasrat yang timbul dari dirinya.

“ehmmmmmmmmmmmmm” suara desahan pelan yang keluar dari mulutnya, dia sudah tidak fokus nonton film the hunger games.
Memek Nadya sudah mulai basah, aku memberanikan diri untuk mempercepat gerakan jariku. Tubuh Nadya tampaknya sudah tidak mampu menahan guncangan hasratnya. Untuk menahan desahannya dia membenamkan kepalanya di lenganku dan malah menggigit lenganku.
“Ehhmmmmmm... yaaang” suara Nadya pelan mendesah keenakan

Tubuh Nadya bergetar yang terasa dari lenganku, yang aku tahu bahwa dia sudah mencapai orgasmenya, jariku yang ada di memeknya juga sudah basah. Kukeluarkan tanganku dari rok Nadya membuatnya kini tampak lebih rileks dan mengatur nafasnya
“hmmmm huuuuuuftttt huuuuffttt” suara nafas nadya yang bisa aku dengan
“Kamu curang!” bisik Nadya di telingaku yang membuatku tersenyum bahagia bisa membuat Nadya orgasme di keramaian

- - - - - - - - -

Film sudah selesai, ada bagian film yang Nadya terlewat namun tidak mengurangi pemahamannya dari film karena masih mendapatkan cerita di bagian akhir. Kami pun keluar dari studio bioskop, Nadya meminta izin untuk ke toilet sebentar, aku paham kalau dia mau membersihkan memeknya dari cairan orgasmenya.


“Yang.. aku ke toilet bentar yaa” kata Nadya, aku menunggu di tempat duduk dekat pintu studio. Setelah selesai dari toilet kami masuk ke dalam mobil

“SAYAAAAAAAAAANG!” teriak Nadya di dalam mobil, suaranya tidak bakal terdengar dari luar
“Apa sayang? Gimana enak?” tanyaku menggoda
“Ahhhh... nyebelin deh, aku ga bisa bales tadi di dalem bioskop. Aku harus mandi juga biar bisa ibadah ini, aaaahhh.. nyebelin banget deh Bimo” kata Nadya sebel samil memukul lenganku
“hehehehehe... yaudah sayang mau mandi kan? Yaudah yuk mandi dulu” ajakku

“Mandi dimana coba hah? Tegaaa banget kamuuuu......... iihhhhhh” kata Nadya yang masih sebel karena aksiku tadi
“Yaudah ikut aja yaaa sayang, tapi gimana tadi? Enak ga?” kataku
“Ahhh.. embuh...” kata Nadya sebel
“Enak ga?” tanyaku sekali lagi Nadya hanya diam melihat lurus ke luar mobil

“Sayaaang, enak ga?” tanyaku kembali
“iii.. iiiihhh.... iya enak.. tapi jangan di bioskop juga kali” kata Nadya masih dengan nada sebel ngomongnya
“hahahahaha yaudah yuuk, mandi dulu” akupun keluar membawa mobil dan mengarah menuju hotel. Nadya masih terdiam selama perjalanan mungkin masih sebel. Kuarahkan mobilku langsung menuju ke parkiran hotel yang membuat Nadya sedikit kaget.

“Loh.. kok he hotel yang?” tanya Nadya heran
Kamipun keluar dari tempat parkir menuju lift dan langsung menuju ke lantai 3. Aku sudah mempunyai kunci hotel jadi tidak perlu lagi ke resepsionis. Kami menuju kamar dan setelah aku buka Nadya terkagum melihat suasana kamar yang sudah aku hias tadi siang.
“Sayang.... kamu kapan nyiapin ini?” kata Nadya suaranya sudah mulai lembut dan tampaknya suka dengan suasana kamarnya. Aku tidak menjawab pertanyaan Nadya karena dia langsung menuju kamar mandi untuk bersih bersih dan mandi.


Setelah selesai dengan kegiatan bersih bersih dan ibadah, Nadya duduk di ujung kasur dan menatapku.
“Sayang.... kamu nyiapin ini dari kapan?” tanya nadya
“Udah dari siang, dari mulai bioskop, hotel ini dan nanti makan malem aku nyiapin semuanya demi kamu.” Aku berjalan ke depan Nadya, memegang kedua tangannya dan berlutut dihadapannya. Membuat wajah Nadya merah dan terlihat sangat bahagia.

“Kamu suka yang?” tanyaku. Membuat Nadya memeluk kepalaku dan membenamkan wajahku di kedua payudaranya.
“Nadya suka banget. Makasih yaa sayang” kata Nadya berkata dalam pelukannya. Kemudian Nadya melepaskan pelukannya menatapku dalam seakan akan ada yang ingin dia utarakan namun tidak bisa terucapkan dalam mulutnya. Mata Nadya tampak berkaca kaca seperti ada air yang akan keluar dari matanya. Kemudian Nadya memelukku lagi yang sekarang kepalanya ditaruh di pundakku.

“Sayang.. kamu kenapa?” tanyaku dalam pelukan Nadya
“Gapapa sayang... aku cinta banget sama kamu.” Kata Nadya dengan suara yang sedikit berat yang terdengar seperti menahan tangis
“Nadya ga sedih kok, Nadya seneng.. saking senengnya sampe keluar air mata.” Kata Nadya yang sudah melepaskan pelukannya sambil mengelap air yang jatuh di pipinya. Kubantu mengelap pipi Nadya menggunakan jariku, tanganku yang masih berada di pipi pegang olehnya membuat Nadya memejamkan mata, sejenak kami Nadya terdiam kemudian mengecup telapak tanganku yang masih berada di wajahnya.
“Cup cup cup” suara kecupan Nadya

Kukecup kening, kedua mata, pipi dan bibir Nadya, kuelus kepala Nadya yang masih menggunakan jilbabnya. Aku berdiam beberapa detik, kemudian aku kecup bibirnya “cup cup cup” kuhentikan lagi kecupanku, kemudian kulumat dengan lembut bibirnya Nadya masih memejamkan mata. Kulumat bibir atas Nadya, secara bergantian kulumat juga bibir bawahnya. Lidahku keluar untuk menjilati bibir atas dan bawa Nadya. Kemudian tangan Nadya bergerak meraih wajahku dan memegang rahangku. Kecupanku kini berbalas, Nadya bergantian melumat bibir atas dan bibir bawahku. Lidahku yang keluar kemudian disedot, lidah kami saling bertemu dan saling bertukar ludah. Secara gantian aku melumat lidah Nadya sehingga membuat mulut kami berdua basah.

Ciuman Nadya bergerak menuju pipiku dan langsung mengarah ke telingaku. Bagian belakang telingaku dicium dan dijilati dengan lembut oleh Nadya secara begantian bagian kiri dan kanan. Ciuman Nadya kemudian turun ke leherku, aku sangat geli dicum bagian leher dan belakang telinga membuatku sedikit menahan geli.
“ssssshhhh hmmmmmm” suara desahanku.

Ciuman Nadya kembali naik ke bibirku, tangan Nadya mulai bergerak untuk melepas kancing bajuku satu persatu hingga bajuku terbuka, kemudian kaos dalamku diangkat dari bawah sampai terlepas dan ciuman Nadya dibibirku terlepas. Posisiku masih berlutut di hadapan Nadya, bagian dadaku terekspos tepat dihadapan Nadya membuat dia memainkan dan memilin putingku sedangkan bibir Nadya masih melumat bibirku yang kali ini sudah cukup ganas.
“sshhh hmmmmmppp” suaraku tidak keluar karena mulutku tertutup mulut Nadya.

Kini putingku yang menjadi sasaran Nadya, dijilatin dan diemut secara bergantian kanan dan kiri membuatku mengeluh keenakan, jadi seperti ini rasanya kalau puting diemut dan dijilatin, mungkin kayak gini juga yang dirasain Nadya kalau aku emut teteknya.

“Uhhhh.... enak yaaaang... geli. Kamu belajar darimana?” tanyaku, namun Nadya tidak menjawab tetap melanjutkan aksinya. Komentar enak yang aku berikan membuat Nadya semakin kuat mengemut putingku dan sesekali digigit kecil membuat badanku bergetar seluruh tubuh. Wangi parfum Nadya membuat hasratku semakin kuat dan kontolku udah merasa sesak dicelana jeansku.

Kusudahi adegan Nadya kemudian aku berdiri dan dia paham dengan maksudku, dia mulai membuka sabuk dan kancing celanaku. Menurunkan celana jeans dan celana dalamku sehingga Kontolku yang sudah tegang daritadi mengacung jelas, berdiri kokoh di hadapan wajah Nadya. Tanpa ku komandoin Nadya mulai menjilati kontolku, menjilati dari ujung pucuk kontol hinggan pankal kontol, buah zakarku tak lepas dari permainannya, menggunakan tangannya dia meremas remas lembut buah zakarku. Ooohhh sensasi ini sungguh sangat nikmat Nadya mulai pintar memainkan permainan sexnya.


“ooohhhh... enak banget yaaang... mulutmu anget banget..... sssss” kataku meracau

Nadia melakukan deepthroat, memasukkan kontol sedalam dalamnya hingga menyentuh tenggorokannya, membuat dia tersedak karena kontolku terlalu penuh di mulut Nadya.
“hhuuuukk uhuuk uhuuuk” Nadya tersedak
“Pelaan pelaaan aja sayaaang” kataku
Saat kontolku dikeluarkan dari mulutnya tampak matanya memerah karena tersedak, dan kontolku sangat basah dari ludahnya.

Emutannya kini turun ke buah Zakarku, dijilatin 2 buah bolaku dan tangannya satu lagi masih aktif memainkan kocokannya di kontolku. Buah Zakarku dilahap masuk kedalam mulutnya, kemudian dia menjilati bagian bawah zakarku.... oohh noooo..
“Ahhhhh.... sayaaaaang..... geli... enak banget” kataku, mungkin itu merupakan titik paling geli, dibawah zakar sebelum menuju lubang silit

Kuangkat wajah Nadya dan kulepaskan tangannya dari kontolku, permainan nadya di kontolku sudah cukup sampai disini saja, kalau lebih lama bisa bisa aku udah crot duluan karena enak bangeeet..
Kubuka kancing baju Nadya satu persatu hingga bajunya terlepas, kubuka kaitan BH Nadya menggunakan satu tangan kemudian kulanjutkan kubuku kancing roknya. Kuturunkan rok beserta celana dalamnya, kini Nadya sudah telanjang kecuali jilbablnya.

“Sayang.. jilbabnya ga dilepas sekalian?” tanya Nadya
“Engga sayang,.. ga perlu, aku suka kamu yang begini. Hijab Binal.. bikin aku tambah bernafsu yang” kataku menjelaskan kenapa jilbabnya tidak aku buka.
“Tubuhmu bagus banget yaaang... aku suka” kataku yang membuat Nadya tersipu malu

Kucium bibir Nadya dengan sangat ganas dan kulanjutkan jilatanku di area telinga dan leher Nadya, kuremas susunya yang sangat menggoda itu dengan areola yang berwarna coklat muda yang hampir senada dengan warna kulitnya. Kupilin putingnya, jilatanku masih bergerilya di sekitar lehernya yang membuat dia mendesah keenakan merem melek..
“sshhh aaahhhhhh.......” desah Nadya

Jilatanku beralih ke payudaranya, kuemot dan kujilatin dengan penuh kenikamatan. Puting Nadya terasa kencang dan kenyal sekali, tanda kalau dia juga sudah ON. Kurebahkan Nadya di kasur yang masih terdapat bunga mawar. Kujilati puting Nadya dan tangan kiriku mulai meraba ke memeknya agar segera basah dan siap untuk diajak ke menu utama. Saat aku pegang ternyata sudah basah langsung saja kuturunkan jilatanku dari payudaranya melewati perut dan menuju ke selangkangan Nadya. Kulihat sebentar memek Nadya, bagian dalamnya berwarna pink.. mantab betul.. karena kulihat agak lama kemudian tangan Nadya menutupi memeknya.
“jangan diliatin terus.. aku malu yaaang” kata Nadya yang membuatku tersenyum kemudian menyingkirkan tangannya mulai kujilatin tuh memek kesayanganku. Dengan penuh nafsu dan penuh hasrat kubuka lipatan memeknya dan jilatanku tidak beraturan disekitar memeknya yang membuat dia geli.

“aaahh... geli yaaaang” kata nadya
“masukin please yang kontolmu.. memekku udah basah” kata Nadya memohon kepadaku untuk segera memasukkan kontol kesayangannya.
Karena sudah basah langsung saja kumasukkan kontolku ke dalam memeknya, pelan pelan kumasukkan sampai kontolku udah masuk semua. Tanpa ampun langsung ku genjot dengan rpm tinggi.


“plok plok plok’” suara kulit paha kami yang saling bertemu. Karena ini di hotel jadi kami bebas untuk mendesah dengan suara kencang tidak bakal ada yang mengganggu.
“aahhhh... ahhhh... gilaaaak.. kontolmu yaaaaaang.. sssshhhhh aahhhhhhhh... gede banget... penuh.....” “sssshhhh eeeuuuhhhhhhh.... oooooooooohhhhhhh” desah Nadya

Ploook ploook plooook... plloookkk ploooookk....
“memek kamu juga enak yang... eeuhh euuhh.... rapet banget.....” balesan pujianku kepada Nadya
Akupun meremas susunya dan kuciumi bibir Nadya sambil tetap menggenjot memeknya.
“hhmmmmppp hhmmpppp” suara desahan nadya


Nadya melingkarkan tangannya di leherku tidak mau ciumanku dilepaskan.
“hmmmmpp hmmmp” “ploook ploook ploook” ku gas teros tanpa ampun, karena sudah lama sebulan lebih kontolku ga diservice Nadya.
Tangan Nadya berpindah ke lenganku, pegangannya begitu kuat membuatku meyakini orgasme sebentar lagi, makin ku genjot dengan cepat dan mentok.
“Oouuhhhhh..... yaaaaaangg... stooop duluuu...” teriak Nadya yang mencapai orgasmenya. Tubuhnya begertar dan terangkat ke atas, lenganku dipegang dengan erat, kuku Nadya terasa menancap di kulitku.

“ahhh ahhh ahhhh.... huuuffttttt” suara nafas Nadya yang belum teratur
“Iihhhh.... sayaaaang... mainnya kenceng banget sihh... enak tapi sakit juga” protes Nadya
“Sebulan lebih yaaang ga dapet jatah... hehehe” jawabku sambil mengatur nafas

“Sayang masih kuat? Mau gantian di atas?” tanyaku pada Nadya
“Mau laaah.. aku bakal menguasai tubuhmu sepenuhnya bim!” kata Nadya matanya berbinar sambil sedikit menampakkan senyum jahatnya. Nadya mendorongku dan memintaku untuk bertukar posisi kini dia sekarang gantian diatasku.


Kontolku yang masih tegang langsung dimasukkan ke dalam memeknya.. jleeeeb... Nadya juga tancap gas langsung, goyangannya maju mundur dan naik turun tidak beraturan.
“sshhh ahhhh ahhhhh” desah Nadya sambil tetap menggoyangkan tubuhnya.. jari jari Nadya memainkan putingku yang terbuka bebas. Bibir bagian bawah Nadya digigit dan kepalanya digoyangkan kesana kemari sangat menikmati dan eksprsif sekali kekasihku. Sungguh sangat terpesona melihat wajahnya yang sange, dadanya yg putih mulus bergerak bergoyang kiri kanan atas bawah.. aduhaaaiiii.. jangan sampai yg begini direbut orang lain...

“Oohhh oohhh oohhhhhh.... Nad... enak banget” desahku, aku pernah membaca artikel bahwa cowok juga harus mendesah, agar si pasangan tau kalau kita juga menikmati sex yang diberikan.
“Memek kamuuuu rapppeeeeeet... susumu itu juga Nad... oohhh” Goyangan Nadya semakin cepat, kuremas remas susunya untuk menstimulus gairahnya agar mencapai orgasme yang kedua.. dan benar saja.. dia dapet Big O yang kedua.

Tubuhnya bergetar lagi, memeknya terasa kembang kempis memijat kontolku.. nikmat sekali..
“Yaaang aku keluar lagiii....” kata Nadya.
Setelah tubuhnya selesai bergetar masih dalam posisi yang sama Nadya diatas, ku genjot kontolku dari bawah.. mungkin karena sudah lelah.. Nadya hanya mampu tengkurap di dadaku sambil menikmati memeknya yang masih aku genjot dari bawah..


Namun hanya sebentar aku bertahan di posisi ini, pinggangku terasa tidak nyaman, harus menggenjot dari bawah dan harus menahan berat badan Nadya. Maka aku minta ke Nadya untuk ganti posisi ke posisi miring dengan lutut ditekuk seperti doggy style namun tiduran. Aku genjot Nadya dari belakang.

“oohhh ooohhh oooooh.... sshhhhhhh kuat banget kamu yang....... pleaseee jangan berhenti.... aaahhhhhhh” racau Nadya.
Plok plok plok....
“Uuuh... pantatmu sama tetekmu empuk yang.... bikin tambah nafsu” kataku.
Dalam posisi ini, memek Nadya terasa lebih sempit membuat gunjangan di bagian selangkangan dan kontolku seakan akan akan ada yang mau keluar.
“Yaaaang... cepetin.... ohh oohhh ohhhh” “kontolmu serasa tambah penuh......” “Akuuu... udah mauu lagiiii.... pleaseee” “ssshhh ahhh ahhh aaaahhhhhh....”
“Samaaa yang...... oohh ooohhhh ooohhhhhh” desahku
“Croooot crrooot croooot” kusemprotkan spermaku di paha Nadya..
“Ahhhh... ahhhhhh... huuuffttttt... ahhhhhh” suara nafas Nadya yang sedang diatur..

“Banyak banget yaaang pejumu” Nadya melihat pejuku yang banyak di pahanya. Pejuku diambil dan dimasukkan ke dalam mulutnya..
“Kenapa ga dimasukin ke mulutku sih yaaang?” tanya Nadya yang sudah menelan habis pejuku yang ada di tangannya. Sampai dia menjilati jari jari yang masih ada pejuku. Kemudian dia mendekat ke kontolku dan membersihkan sisa peju di kontolku menggunakan mulutnyaaa...

“Shhhh ahhh... mantab banget pejumu yaaang” ucap Nadya.
“Hehehe aku takut kamu marah aja kalau langsung disemprotin di mulut.. maaf yaaa.. besok besok ke mulut langsung deh kalau kamu doyan” balasku.
Nadya pun mengacungkan jempol dan pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih..

“Yaaang bersihin dulu sanaa” kata Nadya
“Iyaaa sayang” aku pun menuruti perintah Nadya.
Setelah bebersih kami rebahan di kasur dan saling berpelukan.


“Sayang mau lagi?” tanyaku
“Mau sih yaaang.. tapi udah malem.. maaf yaa” “besok besok lagi aja yaa kalau ada kesempatan lagi, makasih buat hari ini” kata Nadya yang bersandar di dadaku.
“Yang.... makasih yaa buat hari ini kamu romantis banget, servicemu juga enak.. aku suka” kata Nadya
“Yang kalau boleh tau kenapa sekarang kamu dibatesin jam malam?” tanyaku kepada Nadya sambil ku elus kepalanya
Nadayapun sempat menghela nafas sebelum menjawab.
“hmmm huuuffttt... jadi Nadya itu boleh pulang bebas kalau hari libur panjang sekarang yang.. selama masih periode kuliah dibatesin biar ga keluyuran. Biar Nadya fokus belajar, ayah sama ibu yang minta.” Jawab Nadya menjelaskan
“Terus kamu ada masalah apa kok bulan lalu sempet ngilang beberapa hari?” tanyaku yang membuat Nadya kaget

“Pillow talk” waktu dan tempat untuk saling bercerita dari hati ke hati yang paling tempat. Apalagi sambil telanjang gini, skins to skins jadi obrolan yang dalam susah diungkapkan diwaktu biasa dapat diungkapkan karena sangat nyaman. Percayalah.....

“huuffttt... maaf ya bim... sebenernya ayah ga setuju aku sama kamu. Tapi aku tetep perjuangin kok biar bisa sama kamu. Makanya aku udah ga pernah ngebolehin kamu jemput dulu..” kata Nadya
“Bim... kalau Bimo sayang sama Nadya jangan marah yaa sama ayah.. Bimo juga harus berjuang biar bisa sama Nadya, Bimo harus buktiin ke ayah kalau Bimo lelaki yg tepat buat Nadya. Bimo harus bisa sukses yaaa.. Nadya juga pengennya sama Bimo. Tapi jodoh kita juga belum tau.. Perjuangin Nadya yaa Bim.... please.. aku sayang banget sama kamu” kata Nadya yang menatapku dalam, yang mengartikan bahwa kata kata Nadya ini serius bukan main main. Setelah Nadya bicara, dia memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya di dadaku.

“Iyaa sayaang... Bimo usahain yaa.. aku juga sayang sama Nadya” “huuufttt” hanya kata itu yang mampu terucap dari mulutku, karena terasa berat aku mendengarnya. Aku tidak berhak untuk marah karena memang itu adalah hak Nadya dan keluarganya untuk memutuskan. Aku hanya bisa mengelus kepala Nadya dengan lembut. Aku tahu beban perasaan Nadya berat, namun bagiku ini juga terasa berat. Aku harus kuat, suatu saat bakalan aku buktikan kalau aku bisa.

“Sayaang.. udah setengah 9 nih.. makan yuuk.” Ajakku ke Nadya.
“Mau makan dimana yang?” tanya Nadya..
“Tenang.. aku udah siapin tempat kita tinggal kesana” jawabku
“Surprise lagi?” tanya Nadya kembali.
“Cuuup” ku kecup bibir Nadya.

Kami pun siap siap, kami bereskan semua sisa tempur kami. Kami turun ke lantai 1, aku ke resepsionis dulu untuk checkout dan Nadya langsung ke basement ke tempat parkir mobil. Setelah dari hotel kamipun ke resto Pizza yang sudah aku pesan di daerah Gejayan.

- - - - - - -

“Mas.. reservasi atas nama Bimo ya” jawabku kepada pelayan yang menyambut kami di depan.
“Sebentar ya mas saya check dulu” kata pelayan ke dalam sebentar tanya kepada bagian kasir dan kembali kepada kami dan mempersilahkan kamu masuk ke tempat yang sudah di pesan.



“Tempatnya cukup bagus yaaang... Nadya sukaaa” “ Ada lampu lampu.. bisa liat langit juga” “Untungnya ga hujan yaa.. kalau hujan di luar gini bisa kuyup yang.. hehe” kata Nadya girang.
Pesananku pun sudah datang...
“Yeeeyyy... Pizza...” kata Nadya menyambut Pizza yang udah dateng. Kami pun makan berdua sambil bercanda ngomongin gosip gosip di instagram yang Nadya follow

“Kamu ngikutin gosip juga ya yang?”tanyaku
“Yaa iyaaa dong, biar bisa jadi bahan obrolan ibu ibu yang.. hahahahaa” kami pun tertawa.
“Yang, seminggu lagi kita UTS (ujian tengah semester), semangat yaaaa, kita ga ketemu dulu gapapa kalau sayang mau fokus belajar. Nanti setelah UTS kita main lagi.. oke” kataku menyemangati Nadya dan aku sendiri yang akan UTS minggu depan
“Iyaaa sayang.. sayang yang semangat jugaaa yaaa!! I Love you” Kata Nadya ceria.

Kami pun menikmati makanan dan suasana resto yang cukup rame dan langit cerah. Bulan dan bintang nampak bersinar di langit Jogja malam ini.
“Bim.. “ kata Nadya memanggil namaku saja
“Ada apa sayang?” tanyaku.
“You’re my stars” ucap Nadya. Akupun hanya tersenyum mendengarnya. Namun tiba tiba saat melihat ke arah lain raut wajah Nadya berubah, seperti ada hal yang aneh di belakangku... setelah aku menoleh ternyata Ayah Nadya.




“Ayaah”
...........






~bersambung~
Wuasuh ....bad ending...***teli cuk
 
Bimabet
Suwun hu.... mantab

Berat perjuangan yg harus dpt restu org tua yg gak suka akan kita.... kalo fakboi bodo amat yg penting dpt perawannya 🤭🤭🤭 maka anjay lah kalo nikahin gadis bekas fakboi berani merawani gak berani nikahin .... cuma herannya kok cewek suka sama fakboi 🤭🤭🤭 untung gw ditengah2 bisa fakboi bisa alim sesuai kondisi lah mirip bunglon ya 😅😅😅 malah bahaya ya malaikat jadi bingung nyatetnya banyak coretan 🤭🤭🤭

Lanjut
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd