Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bab 28 – Jerman & Rumania (1)



Bertempat dikediaman salah satu tokoh legenda rumania, disebelah selatan Bukares tepatnya. Kondisi istana yang nampak terang benderang dibandingkan hutan yang mengelilinginya malam itu. Istana yang dihuni oleh keturunan turun temurun dari keluarga Vlad Norman. Salah satu generasi tertua dari kelompok Dragonfly, dengan lambang naga warna hitam pekat dengan sayap yang terlihat kokoh. Mereka adalah salah satu keturunan yang memegang bisnis utama di rumania, Emas.

Bukares (bahasa Rumania: București) adalah ibu kota dan pusat industri, budaya dan finansial Rumania. Kota ini terletak di tepi sungai Dâmboviţa.

Kota București pertama kali disebut dalam sebuah dokumen tahun 1459. Sejak saat itu, kota ini mengalami berbagai perubahan. Bukares menjadi ibu kota Rumania pada tahun 1862 dan menjadi pusat media massa, budaya dan seni Rumania. Arsitektur Bukares merupakan gabungan dari gaya historis, komunis dan modern. Pada periode antar dua perang dunia, arsitektur kota ini membuat Bukares dijuluki sebagai "Paris Kecil di Timur" (Micul Paris). Meskipun banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat perang, gempa bumi dan program sistematisasi Nicolae Ceaușescu, banyak bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan.

Dengan penduduk sekitar 1.628.426 jiwa Bukares merupakan kota terbesar ke-6 di Uni Eropa Jika digabung bersama dengan wilayah urban, Bukares memiliki jumlah penduduk sebesar 2 juta jiwa. Wilayah metropolitan Bukares sendiri berpenduduk sekitar 2.15 juta jiwa.

Bukares merupakan kota paling sejahtera di Rumania dan merupakan pusat industri dan transportasi di Eropa Timur. Kota ini memiliki berbagai fasilitas konvensi, pendidikan, budaya, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi.

“...ada apa gerangan Jan.. senior dari jerman datang jauh jauh..?” ucap vlad kala itu.

Didepan vlad saat ini telah duduk dengan badannya yang tegap kokoh layaknya tembok berlin. Pria itu bernama Jan Noberto. Pria kebangsaan jerman, salah satu keturunan pimpinan kelompok bisnis di Jerman. Bisnis yang selalu tidak lepas dengan dunia underground. Bisnis yang identik dengan hiburan malam, perdagangan sex, narkoba dan berbagai macam penyelundupan senjata militer.

“..seperti yang ada dengar dan ketahui, kedua aliansi kita, inggris dan rusia telah keluar dari sembilan naga eropa..”

“..mereka telah meninggalkan bisnis utama mereka dan berganti dengan konsep bisnis yang baru..” ucap Jan

“..lalu..” Vlad kembali bertanya

“..bukankah bagus untuk kita bisa menguasai bisnis yang mereka tinggalkan??” kembali vlad berbicara

“..hiuuuf..” nampak jan menghela nafas sebentar

“..tuan,..” jan membuka pembicaraan kembali

“..alat yang mereka ciptakan dapat meregenerasi genetika, dan mengubah sifat seseorang yang tadinya sangat tergantung dengan narkoba, menjadi menjauhinya..tanpa syarat..” jan melanjutkan

“..hemmm..” nampak vlad mengangguk dan mulai mengerti inti permasalahannya saat ini.

Bagi vlad, dunia underground adalah salah satu cara untuknya bisa melanjutkan kehidupannya, mengingat dirinya sangat membutuhkan darah segar setiap harinya. Vlad juga merasakan perubahan jumlah orang orang yang bisa diburunya beberapa bulan ini. Vlad yang notabene berumur lebih dari 200 tahun lebiih, adalah darah murni keturunan Dracula. Bisnis emas yang dikelolanya saat ini tidak mungkin bisa menghidupinya untuk ratusan tahun kedepan, mengingat produksi emas dunia sangat bergantung kepada produksi diwilayahnya. Vlad mau tidak mau mesti memikirkan bisnis yang manusia akan menjadi ketergangtungan dan sekaligus dapat mengakomodir kebutuhan pribadinya dan anak buahnya.

Jan bukannya takut datang kesarang vlad, karena Jan juga salah satu keturunan kelompok Naga di jerman yang dibekali dengan kelebihannya dalam hal metal. Jika vlad bermaksud menggigitnya, maka Jan bisa langsung mengubah seluruh tubuhnya menjadi metal. Ompong daah si vlad kalo ngegigit Jan. Naga tertua di jerman berwarna silver metalic, sesuai dengan kemampuannya dalam hal metal. Keras, kokoh tak tertandingi dibenua eropa. Jadi mirip slogan sponsor semen.

“...siapa dibelakang mereka saat ini Jan?”.. ucap vlad

“..M-corp..!!”.. jawab Jan dengan singkat

“..sampai saat ini tidak ada yang pernah tahu siapa M-corp, semua informasi di internet dan orang dilapangan zero..!”

“..ghost!..” ucap Jan

“...hemmm... menarik..!” ucap vlad.

“...sebaiknya kita mulai menghancurkan mereka!”.. ucap Jan kepada vlad.

“..kenapa seperti itu?!” vlad merespon ucapan Jan barusan

“..seluruh clientku telah hilang.. untuk melakukan terapi kesembuhannya serta ketergantungannya, mereka lebih memilih pergi ke rusia, ingris, jepang dan Indonesia..” ucap Jan

“...Indonesia...!” vlad terkejut mendengar kalimat terakhir jan.

“..kenapa dengan Indonesia..?” Jan bertanya

“...kita harus mencari tahu dari sana..!”.. ucap vlad

“...kita sudah melakukannya sebelum kamu berbicara, dan semuanya zero, tidak ada yang tahu siapa M-corp...!” ucap jan.

“..M-corp sudah tersebar diseluruh penjuru dunia bisnisnya, tidak hanya bisnis, aksi aksi CSR mereka diseluruh afrika telah menjadikan dirinya sebagai satu satunya perusahaan didunia dengan prestasi sosial dan humaniora yang tinggi..” ucap jan menjelaskan

“..melawannya secara langsung sama artinya dengan melawan seluruh dunia..!”.. ucap Jan kembali

“...kita serang negara itu dari atas!!..”

“..gunakan hulu ledak nuklirmu untuk memberikan serangan udara..!”

“..hancurkan pusat produksinya..!”

Ucap vlad dengan nada emosi yang tinggi, nampak gigi taringnya keluar memanjang, dengan bola mata memerah dan tidak ada sama sekali warna putih disana. Sungguh pemandangan yang sangat menakutkan. Aura yang membuat orang bergidik ngeri, ketakutan.

Tiba tiba dari tangan vlad keluar bola api yang menyala nyala. Jan bersikap tenang tanpa ada reaksi, dia sangat tahu kemarahan dari Vlad.

“...blaarrr...”

Patung terbuat dari tembaga didepannya hancur berkeping keping.

“.. ya sudah, kabari kami langkah selanjutnya seperti apa, yang jelas kita tidak boleh gegabah, karena aku yakin, saat ini kita sudah dalam radar M-corp..” ucap Jan.

Ditempat lain masih di negara Rumania pada waktu malam hari yang sama.

Tanpa babibu lagi alan langsung menggendong sabrina keluar melalui pintu belakang sebuah rumah, sambil di temani vanessa di belakangnya.

Tapi sayang, sepertinya musuh telah mengepung tempat ini, membuat alan mau tak mau harus turun tangan untuk melawan mereka.

“..Vanessa, gunakanlah kekuatanmu itu untuk membawa sabrina menghilang dari sini..”

“...Baiklah kak....”

“..Tapi bagaimana denganmu alan ??”..

“...Aku tak apa... kau pergilah dengan vanessa..” vanessa kemudian merapalkan mantra kemudian tiba-tiba cahaya putih datang menyelimuti vanessa dan sabrina. Cahaya putih itu membawa mereka ke suatu tempat yang sabrina tidak tahu sama sekali.

“...Brukkk...”

“...uhuk....uhuk....”

Vanessa tumbang dan memuntahkan banyak darah, sabrina yang melihat itu tak tahu harus berbuat apa.

“...Sabrina...” panggil vanessa lemah.

“.. Ya...” sabrina segera menghampiri vanessa.

“..Boleh aku minta darahmu sedikit ??”

“..Darah... apa maksudmu...”

“...Tolonglah aku...” ucap vanessa dengan nada suara yang terdengar semakin lemah.

“...Jika vanessa ingin darahnya ambillah, tapi sabrina sendiri tak tahu bagaimana caranya untuk memberikan darahnya pada vanessa..”

“...To...long ban...tu...aku... uhukkk... “sekali lagi vanessa memuntahkan darah, itu membuat sabrina semakin kalut.

“..Ambilah... tapi bagaimana caranya...”

“...Dekatkan lehermu ke arahku..” sabrina mengikut perintah vanessa.

“...Jleb....cuusssh” vanessa menancapkan kedua taringnya kedalam leher milik sabrina, saat itu juga sabrina merasakan sakit yang teramat di sekujur tubuhnya. Ia ingin memekik, tetapi pikirannya mengatakan jika sabrina tidak boleh melakukan itu, ia harus bisa menahan rasa sakit itu walaupun suaranya memaksa untuk keluar. Sabrina ingin vanessa sembuh walaupun jika darahnya harus di serahkan.

Setelah meminum sekitar segelas darah milik sabrina papahnya nenez syah melepaskan taringnya.

Sabrina menghela nafas lega setelah vanessa melepaskan taringnya.

“...Bagaimana keadaanmu ??..” Tanya sabrina masih dengan nada khawatir, lihatlah penampilan vanessa yang sekarang bisa dikatakan sangat jauh dari penampilannya yang tadi.

Noda darah tercetak jelas di baju putih yang ia kenakan.

“..Hem... aku sudah baikan. Terima kasih sabrina..”

“..Tidak akulah yang seharusnya berterimakasih”

“...Haha... tidak, akulah yang seharusnya berterimakasih padamu”..

“..Emmmh.... aku ingin bertanya padamu... boleh??”

“...Apa yang ingin kau tanyakan??..” Tanya venessa sambil menyandarkan punggungnya ke pohon besar yang ada di belakangnya.

“..kalian ini sebenarnya makhluk apa??” sabrina yang memang berada di posisi sadar dan tidak sadar bertanya.

.....

Disisi lain alan yang melihat banyaknya prajurit dracula yang mengelilinginya menatap berang ke arah mereka. Rasanya alan tak sabar untuk menguliti mereka hidup-hidup.

Karena amarah yang terlalu banyak tersimpan, wujud alan yang asli muncul, matanya berubah menjadi merah menyala, gigi taring muncul dari permukaan bibirnya. Sekarang alan siap untuk membunuh para dracula prajurit itu.

Tanpa aba-aba alan langsung menyerang salah satu dari mereka dengan brutal, mematahkan lehernya , lalu menjentikan tangannya layaknya sedang memantikan korek api.

Dari tubuh dracula itu keluar api biru menyala yang langsung membakar habis tubuh dracula tersebut, hingga menyisakan abu yang beterbangan karena angin.

“...Sekarang giliran kalian..” ucap alan di sertai mimiknya yang menyeringai tajam.

Dracula yang lain sedikit gentar melihat mimik wajah alan yang terlihat sangat menyeramkan.

Dengan lincah alan menyerang mereka dan melakukan hal yang sama dengan dracula pertama yang ia bunuh tadi. Sekarang semua dracula prajurit itu sudah terbakar menjadi abu.

Alan memang memiliki kekuatan untuk mengeluarkan api cukup dengan menjentikan jarinya. Itu di turunkan sang ibu kepadanya, jika sang ibu melalui pikiran, alan justru menggunakan tangan untuk mengendalikannya.

sedangkan vanessa dia memiliki kekuatan yang sama dengan sang ayah yaitu berteleportasi, tetapi yang membuat vanessa istimewa ia dapat mengendalikan sihir yang mungkin ia dapat dari neneknya yang adalah seorang wizard atau yang biasa di sebut ahli sihir.

Segerombolan dracula yang semakin merajalela tidak bisa dikontrol itu kini lenyap terbakar oleh api yang dibuat oleh alan. Sungguh pemandangan yang membuat sisa dracula yang lainnya balik kanan lari menyelamatkan dirinya masing masing.

“..siapa mereka..”

“..kenapa bisa seperti ini..”

“..aku harus segera melaporkannya ke ketua..” ucap alan setelah gerombolan prajurit dracula itu menghilang ditelan gelapnya malam.

Flask back

POV ALAN


“..Huff..” desahku sambil mengusap peluh yang bercucuran, karena melompat pagar belakang sekolah, yup hari ini aku telat bangun, so pasti jadinya telat sekolah, dan enggak bisa masuk lewat gerbang depan yang dijaga satpam dengan kumis melintangnya, jadi aku titipin motor kesayangan aku ke warung dekat sekolah dan memutuskan tetap masuk sekolah memanjat lewat tembok belakang.

Saat abis mendarat dan ingin melangkah kaki menuju kantin, tiba-tiba

“..bletak “

“...njiiirrr, hoi siapa nih berani nyambit kepala aku..” makiku panjang pendek, sambil nyengir kesakitan

“...Aku,!!!” emang kenapa cetus sebuah suara merdu dibelakangku.

Saat aku berbalik, aku lihat sesosok cantik dengan muka garang bin jutek melotot menatapku.

“...sabrina!!! Loe itu yah, pagi-pagi sudah cari gara-gara..” teriakku

“.. Eh, sepanduk pecel lele, harusnya yang marah itu aku..” semprot si wajah jutek itu gak kalah galak.

“...kamu..!, bukannya tiap hari ditugasin mamaku untuk jemput aku ke sekolah, hari ini kamu kemana aja, bikin aku hampir telat dan buang-buang ongkos taksi saja ..” cetusnya tetap galak.

“...sabrina, aku terlambat bangun, itu juga kan karena nganterin kamu kan semalaman ngider kesana kemari kayak jongos cari belanjaan baju-baju gak jelas..” balasku gak mau kalah.

Cewek super cantik berbody sexy namun juga super jutek didepanku ini bernama sabrina agustin, usia kami sepantaran dan dia juga merupakan sahabat terbaikku sejak kecil (dari sebelum kami sekolah malah). Kedua orang tua ku (mama dan papa) dahulu juga merupakan sahabat dari Alm. Orang tua sabrina, sebelum mereka meninggal karena kecelakaan 3 Tahun lalu. Karena sabrina tidak ingin pindah kemanapun dan karena orang tuaku pernah berhutang budi sangat banyak ke orang tua sabrina, maka atas persetujuan Keluarga Besar sabrina yang kebanyakan di luar negeri, pengawasan dan pengasuhan sabrina diserahkan kepada Orang Tuaku, yang akhirnya mengurus dan membiayai segala keperluan sabrina setiap harinya, walaupun kami tetap tinggal di rumah yang berbeda.

“... Ohh. eM. Geee...Helloooo..” terdengar suara cempreng dan lafal bahasa English gaul gak karuan melengking tinggi menyudahi pertengkaran kecil kami

“... ALAN ... Sabrina, kalian itu kalau ketemu kok kayak sepasang kucing mau kawin sih, ribut melulu..”

“....Sedikit-dikit ribut, dikit-dikit bertengkar..”

“.. Bertengkar dan ribut kok Cuma sedikit-sedikit “

Dan munculah sosok manis manja namun memiliki suara ajaib, sobat kental, sepupu jauh dan teman serumah sabrina yang bernama vanessa, masih sodaraan dengan Alan dari keturunan leluhur tetua kelompoknya.

“..Nih cewek memang super ajaib, kalau diam wuih manis, cantik dan manjanya bisa bikin sabrina minder, tapi kalau sudah ngomong atau teriak suaranya bisa melengking sampai delapan oktaf dan memecahkan gendang telinga atau kaca jendela disekitarnya. Jujur aku agak curiga sama si Vanessa ini, jangan-jangan bokapnya adalah tetua kelompok dracula di istana bukares..” batin Alan.

“..ehh...sabrina, tadi juga dicariin sama Bu ivone, jadwal dan susunan acara acara kemping ke gunung ntar diberikan juga yah ke kelas sebelah..” cerocos vanessa tanpa bisa dipotong siapapun.

“..Iya, ntar siang aku mau berikan ke kelas sebelah, ini juga masih ditinggal di koperasi, untuk diperbanyak..” cetus sabrina.

“...Cie..cie..cie, yang punya jabatan panitia dan jadi sok sibuk,..”

“..Ngincer cowo mana sih, sampai sibuk banget dibela-belain jadi panitia begitu...” cetusku dengan tengil

“....bletak “ Kali ini jitakan sabrina yang mulus mendarat di kepalaku

“.. Wataaauuuuw “

“...Sakit tau, sab..”

“.. Sadis amat jadi cewe, dikit-dikit main gampar dan jitak aku..”

“... Pokoknya ntar kalau kita nikah, aku enggak mau yaa kamu main gampar saja kayak sekarang...” tukasku sambil cengar-cengir

“...Eh...sepanduk pecel lele, jangan ngomong sembarangan yah, siapa juga yang mau nikah sama kamu..” tukasnya sewot

“.....Cie..cie..cie, suami istri yang lagi berantem..”

“.. Kayak gak ada tempat saja buat mesraan ...” celetuk Vanessa

“..Vanessa ... , apa-apaan sih kamu juga iihhh” sabrina tampak mukanya memerah

“...Udah ah, pada masuk kelas semua... dan kamu Alan, jangan lupa gantiin uang taksi aku tadi dengan traktir makan jam istirahat nanti ..” sungut sabrina sambil meninggalkan kami.

Yup itulah sekilas kehidupanku di sekolah, dengan sahabat dari kecilku sabrina serta ban serep ajib kami Vanessa yang entah bagaimana bisa hadir dalam kehidupanku.

Setelah jam istirahat, saat masuk kelas

Wali Kelasku sang Guru Killer, berjuluk Bujang Lapuk nan Jomblo Abadi, memperkenalkan seorang murid baru, seorang cowo yang menurutku agak aneh karena walaupun cukup tampan (gak seganteng akulah...jauh banget) namun mukanya pucat sekali bak kekurangan darah dan ada aura mengerikan dari tatapan matanya.

Anak-anak, ini ada teman baru buat kalian

Silahkan fadli perkenalkan diri kamu ke teman-teman barumu cetus wali kelasku.

“..Ehemmm...”

“....Hello semuanya, nama Saya Fadli..”

“..Saya pindah kesini, mengikuti tugas dari Ayah Saya..”

“...Oh yah, Saya masuk kesini bersama empat adik-adikku, mereka ada dikelas lain lanjut fadli dalam perkenalannya.

“.. Saya harap, saya dapat diterima oleh kalian dan kita dapat bersama-sama menjalani masa-masa indah disekolah ini ...”

“...Prok..prok..prok,...” sebagian para pelajar cewe dikelas bertepuk tangan dengan meriah, saat melihat fadli memperkenalkan dirinya..

Tuh para cewe mungkin saja berpikiran, jarang-jarang nih ada murid keren yang berwajah agak asia-asiaan begini di sekolah ini.

Aku sendiri cuek karena ngapain antusias, wong yang dikenalin cowo ini, secakep apapun dia, aku masih normal boooooo, mending aku ngembat Vanessa daripada jadi Maho terkutuk yang mendekati cowo seganteng apapun itu.



Tapi jujur saja, aku juga merasa agak kurang suka dan sreg dengan penampilan anak yang bernama fadli tadi, hati kecilku berbisik ada sesuatu yang aneh dan tidak lazim pada anak tersebut, namun aku tidak bisa menjelaskannya.



Begini-begini, sejak kecil aku seolah merasa punya indera keenam, yang kadang memberikanku peringatan atau firasat akan kejadian-kejadian atau orang-orang disekitarku, dan aku yakin firasatku selama ini hampir tidak pernah meleset, sehingga seumur-umur aku hampir tidak pernah mengalami kejadian yang bisa membahayakan diriku sendiri. Peristiwa paling tragis yang kualami yah paling adalah menjadi korban kesadisan sahabat kecilku si sabrina, tapi itu juga sebenarnya karena aku suka-suka saja sih di hajar dia, toh rasanya asyik dan menyenangkan juga di gamparin atau di jitak cewek sadis tapi cantik tersebut ...Dough...lama lama jadi penggemar BDSM nih aku.

Sore itu, saat mau pulang sekolah, aku bareng dengan sabrina berjalan ke arah luar sekolah ke warung tempat aku menitipkan motor, kami melewati halaman sekolah, disana kami melihat sebuah mobil sedan putih mewah dari eropa keluaran terbaru terparkir dengan megahnya.

“Sab, mobil siapa tuh, punya ketua yayasan ya??..” kataku ke sabrina

“.. Bukan Lan, mobil ketua yayasankan warna hijau tua , dan modelnya juga beda..” balas sabrina

“..Tapi bisa jadi sih beliau ganti mobil ...” ucap sabrina kemudian

“.. Kenapa, mau beliin aku yah...eh tapi gak mungkin kan, kamu saja sampai sekarang masih netek ke mama papamu buat jajan kantin, gimana juga mau beli yang kayak begituan..” ejek sabrina

“..Eh, sembarangan kamu, ntar kalau aku dah kerja dan kamu jadi isteri aku, aku beliin sepuluh yang kayak ginian buat kamu, tahu!..” tukasku gak mau kalah

“... Bletak “

Lagi-lagi tuh jari sukses menjitak kepalaku, entah kenapa, kalau menghadapi sabrina, reflekku seperti gak ada artinya

“.. HOIIIIII, Mau ngapain kalian disitu, Maling yah!!! ...” teriak seseorang

Aku dan sabrina sontak langsung menoleh kearah tersebut. Lima orang berjalan mendekati kami, dua cewek dan tiga cowok dengan dandanan yang aneh, kesemuanya berjaket hitam dan memakai kaca mata hitam, bak pasukan tukang pijat tuna netra beraksi mencari alien di film Man in Black.

Saat mereka mendekat, aku mengenali satu diantaranya adalah fadli , sang murid baru dikelasku tadi, sedang dua cowo disamping kirinya aku gak perhatiin, gak penting banget mereka bagiku. Yang jelas menarik perhatianku adalah dua cewek disamping kanannya, wuih cantik dan sexy sekali bodinya gak kalah dari sabrina, Cuma kok anehnya seperti fadli, dua cewe ini juga mukanya pucat banget kayak orang Anemia parah. Sekilas aku lirik dua cowo disamping fadli juga mukanya sama saja, pucat seperti gak memiliki darah.

“...ehh..siapa yang kamu sebut Maling anak baru..!” umpatku membalas teriakan tadi ketika mereka sudah dekat

“..kamu lah, emangnya siapa lagi ..!!”

“..kan kamu berdua yang dekat dekat dengan mobil kami dan ngintip-ngintip kayak maling cetus salah satu cowo disamping fadli ..”

“..ehhh...sembarangan tuh mulut, belum pernah disekolahin apa...!” bentakku marah kepada cowo tersebut

“.. Sudahlah Lan, Sudah, biarkan saja ayo kita balik yuk...!!”

“..Ngapain kita ngurusin hal gak penting begini...” kata sabrina sambil memegang tanganku.

“.. Maaf, ini sepertinya hanya salah pengertian saja...” tiba-tiba fadli berkata menengahi

Kalian sepertinya tadi adalah teman sekelasku kan ujarnya lagi.

“Perkenalkan ini adik-adikku yang ada dikelas sebelah “

Aku lalu mendekati fadli

“Alan...”ucapku sambil mengulurkan tangan

Tadi kita belum sempat berkenalan secara personal cetusku lagi

“..fadli...” ucapnya tanpa mengulurkan tangannya

“...Kenalkan Yang Paling kanan itu adik perempuanku Lani, disebelahnya Tari, disebelah kiriku adik laki-lakiku Yori, dan paling ujung namanya Dino...”

“.. sabrina “ sabrina maju mengulurkan tangannya ke arah adik cewek fadli yang bernama Lani .

“.. Auuuuuhhhhh “ jerit Lani dan sabrina berbarengan, saat kedua tangan mereka bersentuhan.

sabrina sampai terjajar kebelakang saking kagetnya, sedang Lani agak sedikit terpental, aku dengan reflek memegang pinggang sabrina agar tidak jatuh, kulihat kening sabrina agak berkerenyit, sepertinya dia kaget atau mungkin juga seperti kesakitan.



“..Darah Suci !!..” desis yang sempat ku dengar dari mulut Lani

“.. Hey apa yang kau lakukan ke sabrina ..” ucapku emosi ke arah Lani

Saat aku berusaha mendekati Lani tiba-tiba salah satu Saudara fadli yang kalau tidak salah tadi bernama Dino, dengan gerakan yang aku tidak mengerti cepatnya sudah berada tepat didepanku, menghalangi langkahku mendekati Lani.



“..Loe mau ngapain “ bentaknya sambil mencengkeram kerah bajuku

Aku yang terkejut dengan kehadirannya, reflek berusaha menepis tangannya.

Sebelum tanganku mampu menepis tangannya, tiba-tiba aku merasa bumi berputar dalam arti sebenarnya.

“.. Auuughhh ..” jeritku

Aku masih tidak mengerti mengapa tiba-tiba dengan sangat kerasnya aku mencium tanah dibawahku

“..alaaan!!!” Pekik sabrina berlari cemas ke arahku

“.. What The Hell..” desisku tak percaya, ternyata aku terbaring sekitar 4 Meter dari tempatku tadi berpijak

“..Loe gak apa-apa kan Lan??!” ujar sabrina saat sudah berada didekatku

Dia memeluk kepalaku ke arah dadanya

“.. Uuukkh..” desahku, entah karena pusing akibat mendadak melayang dan mendarat ke bumi atau entah karena ada tiba-tiba ada benda yang empuk menempel di mukaku, yup payudara montok sabrina menempel keras di mukaku, Cuma terhalang dua lapisan tipis kain, Bra dan seragamnya.

“.. Maaf.. tolong di maafkan..!” Ujar sebuah suara mendekat

“...Adikku gak sengaja..” ujar suara tersebut yang ternyata adalah suara fadli

“.. Pergi kalian semua!!” teriak sabrina

“...Kenapa sih, masalah seperti ini, adikmu malah memperlakukan orang lain dengan kejamnya...!” ujar sabrina lagi, mungkin sabrina marah melihat aku sahabat terbaik dari dia kecil, tiba-tiba saja dilempar jauh oleh seseorang karena hal yang tidak jelas ujung pangkalnya.

“...Kalian ini seperti orang-orang barbar yang tidak pernah terdidik saja, jadi pengen tahu seperti apa sih orang tua kalian, sampai kelakuan anaknya bisa barbar seperti ini...” tanpa ada remnya cerocos sabrina memaki fadli dan Saudaranya

“.. Cukup !!”..teriak Lani maju mendekati sabrina

“...Memangnya kamu siapa hah, sampai berani-beraninya memaki orang tua kami..!!” Ujarnya lagi

sabrina yang memang sudah emosi tinggi tiba-tiba melayangkan tangannya menampar ke arah Lani.

“.. Plaakkk “Tamparan kencang sabrina mengenai sebelahh pipi Lani seharusnya, namun kenyataannya malah sebelah pipi fadli, yang entah sama seperti Dino adiknya, tiba-tiba muncul di depan sabrina

“... Auuuucch!!!”.. pekik sabrina

Melihat tangannya yang sepertinya kesakitan

Tapi yang membuatku bengong, fadli yang di tampar sabrina seperti terpental sampai 1 meter.

Ke empat Saudara fadli secara bersama-sama mendekati sabrina, namun pada jarak ½ meter dari sabrina, tiba-2 mereka mundur dan muka mereka seperti mengernyit kesakitan,

“.. Darah Suci ...” desis mereka

Kembali telingaku mendengar kata-kata aneh dari mulut mereka.

Aku kemudian bangkit dan bersiap-siap untuk berkelahi dengan keluarga aneh ini.

fadli kemudian mendekat.

“... Maaf..maafkan kami, ini hanya kesalahahpahaman saja ...” ujarnya

“.. Kami benar benar tidak bermaksud menyakiti siapapun juga..” ucapnya lagi.

Aku yang merasa penasaran dengan mereka, masih berusaha membalas perlakuan mereka tadi. Well gini-gini aku pemegang juara 2 di beladiri Karate, masa iya dengan sangat mudahnya tumbang begitu saja secara memalukan sampai bermeter-meter, oleh seseorang yang tidak jelas kekuatannya.

“...Alan..!, sudahlah...ayo pulang saja..” bisik sabrina sambil menarik tanganku

“.. Ngapain juga memperpanjang urusan enggak penting begini ..” ujarnya lagi

“.. Tapi sab, mereka...!!” ucapku masih emosi

“.. Sudahlah, yuk antarkan aku pulang.....kita pergi saja ..!!” ujar sabrina sambil menarik tanganku

“..enggak enak, ntar murid lain dan guru-guru kalau kesini semua gara-gara keributan ini..!”

Akupun terpaksa mengikuti tarikan tangan sabrina, sambil tak lupa memaki dan mengancam mereka.

“.. Awas kalian semua, jangan dikira permasalahan ini selesai begitu saja..!” ucapku menantang mereka

Dengan sedikit tertatih, karena kakiku mungkin agak sedikit lebam, aku bersama sabrina pergi meninggalkan mereka, menuju ke warung luar sekolah mengambil motorku.

Kami hanya terdiam selama dalam perjalanan pulang mengantar sabrina, aku masih emosi tinggi dengan kejadian tadi, dan masih berpikir tentang betapa anehnya perilaku dan gerakan sekeluarga tadi, begitu kuat, cepat dan tidak wajarnya gerakan mereka saat melempar tubuhku tadi, seolah-olah bukan gerakan manusia normal saja.



Sesampai di Rumah sabrina, si Vanessa belum tiba, aku ingin segera pamit ke sabrina, karena ingin segera melampiaskan kekesalanku dengan tidur cepat.

“..Alan..” bisik sabrina

“..Temenin, aku sebentar donk please, aku mohon..!” seolah membaca pikiranku yang ingin cepat pulang

“.. Kenapa Sab...??” ujarku lembut

“.. Tanganku sakit banget Lang, tolong doong kamu cek kenapa kok bisa sakit..!” Ucap sabrina dengan lirih

Akupun memegang tangan sabrina dan mengeceknya, dan aku terkejut...

“.. Kok Tanganmu biru lebam dan bengkak begini Sab??” ucapku kaget

“... Iya gak tahu, tadi abis nampar muka si fadli kok malah begini ..” ujar sabrina sambil matanya berkaca-kaca menahan sakit.

Aku kemudian segera mengajak masuk sabrina ke rumahnya, dan langsung menuju lemari es untuk mencari es batu buat mengkompres tangan sabrina, sedang sabrina masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.

“..Sab, tanganmu keluar darah enggak??” teriakku dari dapur

“.. Sepertinya enggak Lan, emang kenapa ??” teriak sabrina dari kamarnya

“.. Kalau berdarah, mau aku kompres pakai air hangat dulu, tapi kalau Cuma lebam langsung aku kompres pakai air dingin saja ..” teriakku

“.. Terus kotak obat dimana Sab..”

“.. Punya minyak Minol atau salep Trombhopob gak ???” ujarku lagi

“.. Cari aja di kamar tamu di depan dapur, ada kotak obat disana !!” ujar sabrina dari kamarnya.

Aku langsung menuju kamar tamu, kamar ini dulu sering menjadi tempat tidurku saat aku dan ibuku berkunjung kemari untuk menemani sabrina saat masa duka kehilangan keluarganya, bahkan sarung dan beberapa pakaianku serta dan pakaian Ibuku masih tersimpan di lemari ini. Aku langsung melepas celana panjangkuku yang kotor sekaligus dengan celana dalamku serta menggantinya dengan memakai sarung dan segera mencari kotak obat disana, untungnya aku menemukan salep Trombhopob didalamnya. Setelah itu aku juga mencari obat cataflam tapi ternyata tidak menemukannya, sehingga akhirnya aku ambil saja obat batuk yang mengandung dextromethorphan, yang nanti akan memberi efek ngantuk ke peminumnya sehingga aliran darahnya lebih lancar dan proses penyembuhan lebih cepat tanpa rasa sakit yang berlebihan. Setelah semua obat yang kuperlukan ada aku langsung membawanya menuju ruang tamu sambil membawa juga baskom air dingin untuk kompres tangan sabrina.

Saat aku ke ruang tamu, kulihat sabrina sudah duduk disana, dia juga sudah menyuguhkan dua gelas air putih diatas meja tamu. sabrina sudah mengganti baju seragam sekolahnya dengan kaos longgar ala pantai Bali. Kedua tangan sabrina yang putih terlihat jelas dari baju santai yang bisa mengintip isi dalaman baju tersebut. Baju yang digunakan sabrina tersebut kurasa juga sangat tipis sehingga sekilas aku dapat melihat bentuk tubuh sabrina, menerawang indah membentuk sebuah bayangan yang eksotis dimataku. Dibagian bawah sabrina memakai rok yang cukup panjang menutupi kakinya yang jenjang.

“..whaatt!!!..”

“...OMG, sabrina kok sepertinya gak pakai daleman kah itu??” ucapku dalam hati, saat sekilas melihat bagian atasnya.

Pemandangan ini, mau gak mau membuatku berpikiran agak kotor, dan tanpa bisa kucegah sesuatu dibawahku mendadak menggeliat.

Aku duduk disamping sabrina, meletakkan air kompres dan obat-obatan dimeja kecil sampaing sofa panjang tempatku duduk dan berusaha bersikap seperti biasanya.

“..Sab, kesiniin tangan loe, biar aku kompres dulu ..” ujarku ke sabrina

Emangnya kamu ngerti Lan, masalah tangan lebam dan bengkak begini, anterin aku ke dokter saja yuk laah!!” tukas sabrina

“.. Yaelah Sab, beginian mah gampang, kan aku juga biasa seperti ini kalau dulu abis latihan karate, ini mah dikompres, dikasih salep dan diurut dikit juga sembuh ..” tuturku meyakinkannya.

“..Ya sudah Lan, tolongin yah, soalnya rasanya sakit juga nih lama-lama !!” ucap sabrina sambil meletakkan bantal tipis dipahaku serta kemuadian merebahkan kepalanya dipangkuanku, seperti kebiasannya selama ini dari kecil.

“.. Beres, tuan putri, jangan panggil namaku..!!, jika dalam sekejap, bengkak loe ini gak hilang..” ucapku penuh percaya diri

“.. Tapi saby, loe sebaiknya minum obat ini dulu “ ujarku ke sabrina

“.. Obat batuk, buat apaan, aku kan gak batuk Lan !!” protes sabrina

“.. sabrina cantik, ini dipakai bukan hanya buat batuk, tapi biar kamu lebih rileks dan nyantai sehingga ntar proses penyembuhanmu lebih cepat, sebenernya aku mau cari cataflam, tapi kamu kayaknya gak punya, jadi ya sudahlah pakai ini saja, toh efeknya sepertinya sama saja kok!!” ujarku yakin

sabrina Cuma terdiam, setelah minum obat, dia kemudian berbaring lagi dan mencoba memejamkan mata, sementara aku mulai konsentrasi merendam kain kedalam air dingin untuk kompresan dan memerasnya lalu mengusapkan ke tangan sabrina yang bengkak tadi. Berulangkali aku memasukkan kain kedalam air kompres, memeras dan mengusapnya ke tangan sabrina, sampai kulihat sabrina sepertinya pulas tertidur.

Aku lalu menarik tangan sabrina keatas kepalanya untuk memberikan salep Trombhopob ke tangannya, saat aku menarik tangannya tersebut, secara gak langsung hal ini membuka belahan ketiak tangannya yang putih dan disana kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus, sexy sekali. Pemandangan ini mau enggak mau membuat dedek juniorku kembali bergerak gerak, apalagi kepala sabrina berada dipaha dekat dengan dedek juniorku membuat aku bertambambah blingsatan karena hal tersebut.

Setelah memberi salep Trombhopob ketelapak tangan sabrina dan punggung tangannya, aku mulai memijat pelan-pelan disekitar lengan sabrina untuk melancarkan peredaran darahnya. Berulangkali ku urut tangannya mulai dari nadi ditangannya menuju pangkal lengannya sampai mendekati ketiaknya. Sering dengan curi-curi untuk mengetahui apakah sabrina sudah tidur aku juga mengusap ketiaknya, walaupun dibuat seolah-olah secara tidak sengaja. Kulihat sabrina tetap tertidur dengan nyenyaknya, malah dia sekarang memiringkan tubuhnya otomatis kepalanya menghadap langsung ke dedek juniorku . Otakku benar-benar tidak bisa berfikir apalagi selain pikiran kotor dan mesum ke sabrina, perlahan tangan kananku melepas tangan sabrina yang sakit dan menggantikan memegangnya dengan tangan kiri dan kemudian tangan kananku mulai mengusap dan menggelitik sekitar perut sabrina untuk memastikan bahwa dia benar-benar sudah pulas. Setelah beberapa saat ternyata sabrina masih saja tetap tertidur dengan pulas tanpa merasa terganggu dengan gelitikan dan usapan tanganku disekitar perutnya. Aku ingat bahwa sabrina memang kalau tidur agak susah membangunkannya, mungkin kalau sudah tidur, ada bom jatuhpun dia enggak akan perduli kalau sudah pulas tidur, apalagi ini dia juga minum obat yang mengandung dextromethorphan. Perlahan tangan kananku mencoba untuk membuka bonggol sarung yang melilit diperutku, dan setelah bonggolnya terbuka aku mencoba untuk mengeluarkan juniorku yang sudah tegang dari tadi. Junior kebanggaanku ini saat tegang panjangnya, terus terang sampai saat ini belum pernah dipakai oleh vagina cewe manapun kecuali oleh tanganku dengan bantuan sabun atau baby oil.

Setelah juniorku bebas lepas dan berdiri dengan gagahnya, aku arahkan juniorku menuju bibir sabrina yang masih pulas dengan bibirnya yang agak merekah, dan kusundul-sundulkan ke bibir tersebut.

“.. Aaakh... “ gumamku pelan

Rasa bibir sabrina sangat lembut dan membuat juniorku semakin menjadi tegang, saking nikmatnya.

Perlahan setelah juniorku tepat tergesek dibibirnya, aku melepaskannya dan tangan kananku mulai bergerilya mencari sasaran baru dengan masuk ke dalam kaos baju sabrina sambil kemudian mengusap-usap lembut sekitar dada sabrina, dan memang seperti dugaanku, sabrina sahabatku ini sama sekali tidak memakai bra, karena tanganku saat ini didalam kaos langsug bertemu dengan payudara dan puting montok sabrina.

Dengan perlahan dan mesra aku secara perlahan terus menerus mengusap dada sabrina serta menyentuh bahkan memuntir pelan putingnya yang walaupun sabrina tertidur kurasakan puting tersebut bereaksi dengan menjadi tegang dan sangat kenyal kurasakan.

Setelah lama bermain-main dengan buah dada dan puting sabrina, aku mulai berani untuk mengeksplore bagian tubuh lain dari sabrina.

Kutarik dan kukeluarkan tangan kananku dari kaos sabrina, dan mulai mencoba menggapai ujung kain rok sabrina serta menaiknya dan menyingkap ke atas.

“..glukkk”... Suara tertahan tenggorokanku, melihat paha putih dan mulus sabrina saat roknya tersingkap.

Belum lagi dipangkal pahanya, terdapat celana dalam berenda putih yang cukup tipis menerawang membungkus sebuah gundukan kecil yang sepertinya belum terlalu ditumbuhi bulu-bulu halusnya.

Dengan gemetar aku mencoba memiringkan tubuhku dan mencoba meraba gundukan tersebut, dan tiba-tiba .....

POV SABRINA

POV Sabrina



CUP..!..



Lalu



CUP..!..



Dan



CUP..!..



Setelah itu bibir kami saling melumat.. dan tubuh kami semakin merapat.. aku lalu melepaskan pelukanku tanpa melepas ciuman kami.. dan tanganku aku lingkarkan dilehernya.. karena tubuhnya lebih tinggi dari aku.. kepalaku aku dongakan keatas, sehinga memudahkan lidahnya menjelajah kedalam mulutku.. lidahku dan lidahnya saling bertemu dan menjilat.. dan aku mengisap lidahnya supaya lebih dalam kemulutku.. lalu aku melepaskan hisapanku dilidahnya.. aku menghisap bibir bawahnya sambil memainkan lidahku dibibir bawahnya itu.. setelah itu, berganti bibir bagian atas aku isap dan aku jilat.. lalu aku memasukan lidahku kedalam mulutnya.. dia menyambutnya sambil menghisap lidahku secara perlahan.. ya ampun.. ini adalah ciuman ternikmat yang pernah aku lakukan selama ini.. nafsu kami menyatu bersama air liur kami yang saling tertukar..



Alan lalu menundukan tubuhnya dan menggapai kedua pahaku lalu dia mengangkat tubuhku agak tinggi.. dan kedua kakiku langsung mengunci dibelakang tubuhnya.. lalu dia berjalan dan mendudukan aku disandaran kursi yang empuk.. dan dia melepaskan pegangannya dikedua pahaku.. lalu memegang kedua pipiku.. ciumannya makin dalam dan lidahnya bermain didalam mulutku.. menyapu kelangit -langit mulutku, kegigi bagian dalamku dan menjilati lidahku.. gila.. ciuman kami makin menggila dan kami sama – sama mengeluarkan nafsu kami yang tertahan.. tangannya tidak tinggal diam.. sementara bibirnya bermain dimulutku, tangannya membelai pipiku, leherku bagian samping dan naik ke kupingku bagian belakang..

Tubuhku bergetar menerima setiap sentuhannya.. dan bulu kudukku sampai berdiri menerima setiap rangsangan tangannya, yang sementara ini menjelajah disekitar leherku..

Setelah sekian lama kami berciuman akhirnya kami melepaskan ciuman kami dan kami sama – sama mengambil nafas.. setelah itu dia melanjutkan dengan mengecup leher bagian sampingku lalu menjilatnya terus sampai naik kebelakang telingaku.. gila.. nafsuku langsung terbakar.. aku seperti dibawa terbang tinggi oleh kenikmatan yang dia berikan lewat sentuhan lidahnya.. lidahnya pun makin menggila dan masuk kedalam telingaku..

“hemmmm..” aku mendesah menahan kenikmatan yang dia berikan.. tanganku pun tidak tinggal diam.. perlahan kedua tanganku masuk kedalam kaosnya dan meraba punggungnya dengan lembut.. lalu kedepan kedaerah perutnya dan naik keputtingnya yang kecil.. dan aku memainkan jariku disana.. itu membuat Alan semakin bernafsu.. tangannya langsung diturunkan dari leherku.. dan dia meraba pinggangku dari luar kaosku.. lalu dia menyusupkan kedua tangannya kedalam kaosku.. jari – jarinya meraba pelan perutku, pinggangku dan kebelakang punggungku.. tangan itu merambat pelan dan naik menyentuh pengait bajuku lalu..

“..ceklik.. “

Dia membuka pengait bajuku.. sentuhannya perlahan pindah kedepan dan meraih buah dadaku yang sekal..

“uhhhhh…” lagi – lagi aku mendesah ketika dia dengan lembutnya meremas kedua buah dadaku.. siaaallll.. ini sentuhan yang aku kangeni selama ini.. sentuhan yang beberapa tahun lalu aku rasakan dari jemari ini di kosku.. pelan dan sangat perlahan.. lalu jempolnya dan jari telunjuknya meraih puttingku dan memilinnya dengan lembut..

“ahhhhh..” aku mendesah disela sela ciuman kami yang makin memanas.. dia terus bermain dengan putingku dan itu membuat aku basah..

“ahhhhh..” aku mendesah ketika seuatu cairan keluar dari mekiku.. hiuuufffttt.. gila.. dia memperlakukan aku dengan lembut..

Aku lalu melepaskan ciumanku setelah itu menarik kaosnya keatas dan membukanya lalu melemparkannya entah kemana.. dia pun melakukan hal yang sama.. dia mengangkat kaosku dan melepaskannya.. setelah itu dia menurunkan kedua tali bajuku dan meloloskannya dari kedua tanganku.. pandangan kami langsung menyatu dengan nafsu.. dan dia langsung meraih kedua buah dadaku lagi dan meremasnya pelan.. setelah itu dia mendekatkan bibirnya di puntingku lalu menjilatnya..

“aahhhh.. uhhhhh..” kembali aku mendesah ketika dia mengemut puttingku sambil meremas dengan tanggannya.. buah dadaku langsung mengeras dan puntingku mengacung dengan keras.. gila.. nafsuku langsung seperti diujung kepala meminta untuk segera dikeluarkan..

Tanganku pun langsung meraih untuk menurunkan CDnya.. dan seketika itu juga kemaluannya langsung keluar dan berdiri dengan gagahnya.. aku lalu meraihnya dan menggenggamnya.. gila… besar dan berurat.. aku membelainya lalu mengocoknya perlahan.. batang itu makin mengeras dan aku mulai menaikan dan menurunkan kocokanku.. aku merasa batang ini makin membesar dibandingkan waktu dulu batang ini aku sentuh.. hiuufftt.. apa cukup batang ini nanti di mekiku..?

“aahhhhh..” Alan pun akhirnya mendesah menikmati permainan tanganku dibatang kemaluannya.. dan setelah aku bermain dengan batangnya.. aku meraih kepala kemaluannya dan mengusap saluran kencingnya dengan lembut..

Aku lalu menurunkan tubuhku dari sandaran kursi.. setelah itu aku berjongkok sambil terus mengocok batang kemaluan Alan.. aku menatapnya sejenak.. melihat batang yang besar dan berurat ini.. dan itu langsung membuatku merinding diseluruh tubuhku.. aku lalu memasukkan kepala batangnya yang besar itu kedalam mulutku.. aku mengocok sambil mengemut kepala batang itu bersamaan..

“ahhhh.. ahhh..” desah Alan sambil memegang rambutku dengan lembut.. dan ketika aku mau memasukan batang itu lebih dalam kedalam mulutku.. aku langsung tersedak dan air mataku langsung keluar.. gila.. aku ga sanggup menghisapnya sampai kepangkal batangnya yang paling bawah.. itu terlalu besar untuk mulutku yang mungil ini.. aku langsung melepas kulumanku dan aku mengocoknya dan mengangkatnya lebih tinggi.. aku lalu menjilat bagian bawah batang sampai di kedua bijinya.. dan biji itu aku emut secara bergantian sambil terus mengocok batangnya..

Alan langsung mengangkat wajahku dan mengecup bibirku.. lalu dia menggendongku lagi dan didudukannya aku dikursi.. Alan lalu mengangakat rok levisku sampai kepinggang lalu menurunkan CDku dan melemparnya kesamping.. setelah itu dibukanya pahaku agak lebar dan diangkatnya lalu diletakkan dipundaknya.. dan dia langsung menjilat perlahan pengkal pahaku sampai dibibir mekiku.. tangannya pun langsung membuka belahan mekiku yang telah basah.. dan perlahan lidahnya menyentuh dinding mekiku bagian luar lalu masuk perlahan dan menjilatnya sampai kedalam..

“ahhhhhh..” ucapku sambil menjambak rambutnya.

Dia menjilat mekiku terus kedalam lalu naik keatas dan menenemukan klirotisku.. dan dia memainkan lidah nakalnya disitu..

“aahhhhh..” desahanku semakin keras..

Gila.. dia bener bener membawaku terbang bersama kenikmatan yang dia berikan.. air kenikmatanpun keluar dari mekiku dan dia langsung menjilatnya..

“hu.. hu.. hu.. hu..” nafasku menderu bersamaan dengan air kenikmatan yang keluar dari mekiku.. aku lalu mengangkat wajah Alan.. aku ingin dia segera memasukan batangnya yang besar itu kedalam mekiku..

Rupanya dia sudah paham kalau aku sudah tidak tahan.. dia lalu menggenggam batangnya dan mengarahkan kepala batangnya itu ke belehan mekiku..

“uhhhhhh..” dia menggesekan kepala batang itu dipermukaan mekiku.. naik dan turun.. dan itu membuat aku menggelinjang..

“Alan masukin ya.. tapi jangan kuat – kuat..” ucapku memohon.. dan dia langsung mengangguk..

Perlahan kepala batang itu mulai membelah mekiku..

“pelan – pelan Alan.. punyamu terlalu besar..” ucapku yang secara reflek memundurkan pinggulku..

Alan tersenyum lalu dia mengecup bibirku dengan lembut.. lalu dia menekan lagi pinggulnya kedalam secara perlahan….

“..JEBLESSSHH.. “

“hupppphhh..” nafasku tertahan ketika batang itu masuk kedalam mekiku secara perlahan.. aku merasakan batang itu masuk setiap centinya sampai mataku terbelalak.. gila.. besar banget.. dan Alan pun menghentikan dorongannya ketika batang itu sudah masuk setengah.. dia membiarkan aku untuk mengambil nafas.. dan dia membelai rambutku lalu mengecup bibirku.. setelah itu dia meremas kedua buah dadaku dan memilin puttingku.. dia memberi rangsangan supaya nafsuku semakin memuncak.. aku menggelengkan kepalaku kekanan dan kekiri menerima rangsangan dari dia.. dan setelah mekiku kembali mengeluarkan cairan.. dia menekan lagi lebih dalam sampai masuk semua batang itu tertanam kedalam mekiku.. gila.. mekiku terasa sesak.. batang itu memenuhi semua rongga yang ada didalam mekiku tanpa ada celah.. dan itu sangat nikmat sekali..

“ahhhhh.. Alan.. hu.. hu.. hu.. tahan dulu ya.. hu.. hu.. hu..jangan digoyang dulu..” ucapku dengan nafas yang memburu.. dia lalu melumat bibirku dan memainkan lidahnya lagi didalam mulutku.. dan tangannya terus meremas dengan lembut kedua buah dadaku..

Setelah agak lama dia lalu menarik sedikit pinggulnya keatas lalu menekan kedalam lagi.. lalu dia menarik lagi dan ditekannya lagi.. lalu dia menarik lagi pinggulnya sampai setengah batangnya keluar dan dia mendorong masuk lagi kedalam..

“ahhhhh..ahhhh..” aku terus mendesah mengiringi setiap goyangannya.. dan itu nikmat sekali.. lendir – lendir kenikmatan keluar dari mekiku dan itu membuat batang itu semakin mudah untuk masuk kedalam dan ditarik keluar..

Alan akhirnya mulai menggoyangkan pinggulnya dengan irama yang lambat.. batang itu keluar dan masuk dimekiku dan itu membuat sensasi yang sangat luar biasa.. aku menggelinjang dan kepalaku menoleh kekanan dan kekiri..

“ahhh.. ahhh… terus Alan.. terus digoyang..” ucapku..

Sekarang tarikan batangnya sudah mulai panjang.. dia menarik sampai meninggalkan kepala batang aja didalam mekiku lalu menekan kedalam lagi dan ditariknya setengah lalu ditekan lagi.. dan dia mengulangi itu dengan irama yang agak cepat..

“ahhh.. sempit banget Sab.. sempit banget mekimu.. ahhhh..” ucap Alan sambil menatap kedua mataku..

“..CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

Bunyi ketika batang itu keluar masuk didalam mekiku..

“ahhhh.. ahhhh.. hu… hu.. hu.. hu.. ” rintihku ketika Alan mempercepat tempo gerakannya..

Gila… ini nikmat sekali.. aku terus menggelinjang.. dan tubuhku meliuk - liuk semakin menggila.. ini kenikmatan yang paling luar biasa…

“ahhhh.. uh.. terus Alan.. terus..” rengekku ketika Alan menggoyang dan di iringi remasan di buah dadaku..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

“aku mau keluar Alan.. aku mau keluar..” ucapku.. dan Alan pun makin bersemangat memompa pinggulnya..

“aaahhhhhhhh..”

“Sreeet..sreett.. sreettt..!!”

“ ah..ah..ah..ah..ah.. … “

Cairan yang kental pun keluar dari mekiku dan itu nikmat yang sangat luar biasa…

PLOP…

Alan mencabut batangnya dan membiarkan aku melayang menikmati sisa - sisa cairan yang keluar dari mekiku.. aku memejamkan mataku.. aku menikmati setiap detik kenikmatan yang aku rasakan.. kulihat sepintas lelehan berwarna merah pink nempel di selangkanganku.

“uh.. uh.. uh… huuuu… huuuuu.. huuuuu..” aku mangatur nafasku dan butiran keringat langsung membasahi tubuhku dan tubuh Alan.. aku lalu membuka mataku dan menatap wajah Alan..

Alan lalu membelai rambutku dan mengecup keningku dengan lembut..

CUPPP..

“mulai lagi..?” ucapnya dengan lembut.. aku pun menganggukkan kepalaku..

Alan lalu memegang batangnya dan kepala batangnya digesekan dibelahan mekiku lalu ditekan kedam…

“huuuuppp..” ucapku yang kaget ketika Alan langsung memasukan seluruh batangnya kedalam mekiku..

“pelan – pelan Alan.. bisa sobek mekiku nanti.. uhhh.. uhhhh..” ucapku sambil melotot ke Alan..

“maaf Sab.. maaf.. kukira sudah ga sakit lagi..” ucapnya..

Dan dia pun membiarkan sejenak batang itu didalam memiku.. dia lalu mengecup bibirku.. lalu menarik pelan batangnya.. dan menekannya lagi..

“ahhhhh.. ahhhh..” desah Alan..

Dan batang itu tetap terasa besar dan memenuhi mekiku.. padahal tadi kan aku sudah sempat keluar dan dia sudah menggoyang dengan tempo yang cepat.. tapi tetap aja mekiku terasa sempit sekali dimasuki batang itu.. gila..

Alan mulai mengerakkan lagi pinggulnya dengan pelan..

“Alan.. tahan dulu didalam sebentar..” ucapku..

“kenapa Sab..?” tanya Alan sambil menahan betang itu didalam mekiku..

Aku lalu mengedutkan mekiku dan didinding mekiku terasa meremas batang Alan serta menelannya kedalam..

“ahhhh… gila.. enak banget isapan mekimu Sab..” ucap Alan dengan mata yang merem melek menikmati pijatan dinding vaginaku..

“ahhh… ahhhh..” Alan pun mendesah lalu menggoyangkan lagi pinggulnya ketika mekiku sudah basah kembali..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. !!”

Irama kocokan batang itu makin dipercepat oleh Alan.. dia memompa pinggulnya dengan cepat..

Aku lalu menarik kepala belakangnya dan melumat bibirnya dengan nafsuku..

“..muahhh.. mmmmppp.. “” bibir kami saling melumat sampai air liur kami menetes.. sementara tangan Alan terus meremas dadaku.. dibawah sana pinggul Alan bergoyang dengan cepat..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. !!”

“aahhhhhh… uhhhhh.. ahhhhh..” rintihku

“haaa.. ahhh.. ahhh.. ahhhhhh.” Alan mendesah dengan suara yang tertahan..

“huuu.. Alan.. ahhh.. jangan dikeluarin didalam.. ahhhh..” ucapku sambil mendesah..

“kenapa Sab.. he.. ahh.. ahh..” tanya Alan sambil terus menggenjotku..

“pokoknya jangan.. titik.. ahhh.. ahhh..” perintahku ke Alan..

“hem…” ucap Alan sambil menggoyang pinggulnya..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

“aku mau keluar lagi Alan.. ah.. ahh.. ahh…”

“sabar Sab.. aku juga mau keluar…” ucap Alan dan dia menambah kecepatan goyangannya..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

“ahhhh…ahhhh.. cepat Alan.. aku sudah ga tahan lagi.. aku mau keluar..” tiba – tiba mekiku berkedut seperti akan menumpahkan isi cairan didalamnya..

“iya.. sabar ya.. dikit lagi.. ahh..ah..”

“aku keluar Alan.. ahhhhh…” dia pun mencabut batangnya..

“Sreeet..sreett.. sreettt.. ah..ah..ah..ah..ah.. … “

CRUUUTT.. CRUUUTT.. CRITTT..

Dia mengeluarkannya dan disemprotkannya dipahaku dan aku pun mengeluarkan cairanku sampai aku mengejang.. cairan itu ga kental lagi tapi cair seperti air kencing yang sangat deras keluar dari mekiku.. dan aku memejamkan mataku lagi..

“AAHHHHHH…. AHHHHH…. AHHHH…” aku squirt dan tubuhku mengejang dengan hebatnya.. pinggulku sampai terangkat dan kepalaku menoleh kekanan dan kekikiri dengan cepatnya.. gila ini nikmat sekali..

“HUUUU… HUUU.. HUUU..” rintihku dengan kencang.. setelah air kenikmatan itu keluar semua..

Kami saling bertatapan.. aku lihat dikeningnya butiran keringat menetes dengan deras.. nafasnya pun sama seperti nafasku cepat dan menderu.. kami berdua lalu mengatur nafas masing – masing..

“istirahat sebentar ya..” ucap Alan lalu duduk disebelahku.. dan dia menyandarkian kepalanya disandaran kursi.. menikmati sisa kenikmatan yang dia rasakan..

Aku pun hanya bisa pasrah dan terlentang sambil menikmati sisa - sisa air kenikmatan yang keluar dari mekiku..

Flash back End.

..........Bersambung
 
Bab 28 – Jerman & Rumania (1)



Bertempat dikediaman salah satu tokoh legenda rumania, disebelah selatan Bukares tepatnya. Kondisi istana yang nampak terang benderang dibandingkan hutan yang mengelilinginya malam itu. Istana yang dihuni oleh keturunan turun temurun dari keluarga Vlad Norman. Salah satu generasi tertua dari kelompok Dragonfly, dengan lambang naga warna hitam pekat dengan sayap yang terlihat kokoh. Mereka adalah salah satu keturunan yang memegang bisnis utama di rumania, Emas.

Bukares (bahasa Rumania: București) adalah ibu kota dan pusat industri, budaya dan finansial Rumania. Kota ini terletak di tepi sungai Dâmboviţa.

Kota București pertama kali disebut dalam sebuah dokumen tahun 1459. Sejak saat itu, kota ini mengalami berbagai perubahan. Bukares menjadi ibu kota Rumania pada tahun 1862 dan menjadi pusat media massa, budaya dan seni Rumania. Arsitektur Bukares merupakan gabungan dari gaya historis, komunis dan modern. Pada periode antar dua perang dunia, arsitektur kota ini membuat Bukares dijuluki sebagai "Paris Kecil di Timur" (Micul Paris). Meskipun banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat perang, gempa bumi dan program sistematisasi Nicolae Ceaușescu, banyak bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan.

Dengan penduduk sekitar 1.628.426 jiwa Bukares merupakan kota terbesar ke-6 di Uni Eropa Jika digabung bersama dengan wilayah urban, Bukares memiliki jumlah penduduk sebesar 2 juta jiwa. Wilayah metropolitan Bukares sendiri berpenduduk sekitar 2.15 juta jiwa.

Bukares merupakan kota paling sejahtera di Rumania dan merupakan pusat industri dan transportasi di Eropa Timur. Kota ini memiliki berbagai fasilitas konvensi, pendidikan, budaya, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi.

“...ada apa gerangan Jan.. senior dari jerman datang jauh jauh..?” ucap vlad kala itu.

Didepan vlad saat ini telah duduk dengan badannya yang tegap kokoh layaknya tembok berlin. Pria itu bernama Jan Noberto. Pria kebangsaan jerman, salah satu keturunan pimpinan kelompok bisnis di Jerman. Bisnis yang selalu tidak lepas dengan dunia underground. Bisnis yang identik dengan hiburan malam, perdagangan sex, narkoba dan berbagai macam penyelundupan senjata militer.

“..seperti yang ada dengar dan ketahui, kedua aliansi kita, inggris dan rusia telah keluar dari sembilan naga eropa..”

“..mereka telah meninggalkan bisnis utama mereka dan berganti dengan konsep bisnis yang baru..” ucap Jan

“..lalu..” Vlad kembali bertanya

“..bukankah bagus untuk kita bisa menguasai bisnis yang mereka tinggalkan??” kembali vlad berbicara

“..hiuuuf..” nampak jan menghela nafas sebentar

“..tuan,..” jan membuka pembicaraan kembali

“..alat yang mereka ciptakan dapat meregenerasi genetika, dan mengubah sifat seseorang yang tadinya sangat tergantung dengan narkoba, menjadi menjauhinya..tanpa syarat..” jan melanjutkan

“..hemmm..” nampak vlad mengangguk dan mulai mengerti inti permasalahannya saat ini.

Bagi vlad, dunia underground adalah salah satu cara untuknya bisa melanjutkan kehidupannya, mengingat dirinya sangat membutuhkan darah segar setiap harinya. Vlad juga merasakan perubahan jumlah orang orang yang bisa diburunya beberapa bulan ini. Vlad yang notabene berumur lebih dari 200 tahun lebiih, adalah darah murni keturunan Dracula. Bisnis emas yang dikelolanya saat ini tidak mungkin bisa menghidupinya untuk ratusan tahun kedepan, mengingat produksi emas dunia sangat bergantung kepada produksi diwilayahnya. Vlad mau tidak mau mesti memikirkan bisnis yang manusia akan menjadi ketergangtungan dan sekaligus dapat mengakomodir kebutuhan pribadinya dan anak buahnya.

Jan bukannya takut datang kesarang vlad, karena Jan juga salah satu keturunan kelompok Naga di jerman yang dibekali dengan kelebihannya dalam hal metal. Jika vlad bermaksud menggigitnya, maka Jan bisa langsung mengubah seluruh tubuhnya menjadi metal. Ompong daah si vlad kalo ngegigit Jan. Naga tertua di jerman berwarna silver metalic, sesuai dengan kemampuannya dalam hal metal. Keras, kokoh tak tertandingi dibenua eropa. Jadi mirip slogan sponsor semen.

“...siapa dibelakang mereka saat ini Jan?”.. ucap vlad

“..M-corp..!!”.. jawab Jan dengan singkat

“..sampai saat ini tidak ada yang pernah tahu siapa M-corp, semua informasi di internet dan orang dilapangan zero..!”

“..ghost!..” ucap Jan

“...hemmm... menarik..!” ucap vlad.

“...sebaiknya kita mulai menghancurkan mereka!”.. ucap Jan kepada vlad.

“..kenapa seperti itu?!” vlad merespon ucapan Jan barusan

“..seluruh clientku telah hilang.. untuk melakukan terapi kesembuhannya serta ketergantungannya, mereka lebih memilih pergi ke rusia, ingris, jepang dan Indonesia..” ucap Jan

“...Indonesia...!” vlad terkejut mendengar kalimat terakhir jan.

“..kenapa dengan Indonesia..?” Jan bertanya

“...kita harus mencari tahu dari sana..!”.. ucap vlad

“...kita sudah melakukannya sebelum kamu berbicara, dan semuanya zero, tidak ada yang tahu siapa M-corp...!” ucap jan.

“..M-corp sudah tersebar diseluruh penjuru dunia bisnisnya, tidak hanya bisnis, aksi aksi CSR mereka diseluruh afrika telah menjadikan dirinya sebagai satu satunya perusahaan didunia dengan prestasi sosial dan humaniora yang tinggi..” ucap jan menjelaskan

“..melawannya secara langsung sama artinya dengan melawan seluruh dunia..!”.. ucap Jan kembali

“...kita serang negara itu dari atas!!..”

“..gunakan hulu ledak nuklirmu untuk memberikan serangan udara..!”

“..hancurkan pusat produksinya..!”

Ucap vlad dengan nada emosi yang tinggi, nampak gigi taringnya keluar memanjang, dengan bola mata memerah dan tidak ada sama sekali warna putih disana. Sungguh pemandangan yang sangat menakutkan. Aura yang membuat orang bergidik ngeri, ketakutan.

Tiba tiba dari tangan vlad keluar bola api yang menyala nyala. Jan bersikap tenang tanpa ada reaksi, dia sangat tahu kemarahan dari Vlad.

“...blaarrr...”

Patung terbuat dari tembaga didepannya hancur berkeping keping.

“.. ya sudah, kabari kami langkah selanjutnya seperti apa, yang jelas kita tidak boleh gegabah, karena aku yakin, saat ini kita sudah dalam radar M-corp..” ucap Jan.

Ditempat lain masih di negara Rumania pada waktu malam hari yang sama.

Tanpa babibu lagi alan langsung menggendong sabrina keluar melalui pintu belakang sebuah rumah, sambil di temani vanessa di belakangnya.

Tapi sayang, sepertinya musuh telah mengepung tempat ini, membuat alan mau tak mau harus turun tangan untuk melawan mereka.

“..Vanessa, gunakanlah kekuatanmu itu untuk membawa sabrina menghilang dari sini..”

“...Baiklah kak....”

“..Tapi bagaimana denganmu alan ??”..

“...Aku tak apa... kau pergilah dengan vanessa..” vanessa kemudian merapalkan mantra kemudian tiba-tiba cahaya putih datang menyelimuti vanessa dan sabrina. Cahaya putih itu membawa mereka ke suatu tempat yang sabrina tidak tahu sama sekali.

“...Brukkk...”

“...uhuk....uhuk....”

Vanessa tumbang dan memuntahkan banyak darah, sabrina yang melihat itu tak tahu harus berbuat apa.

“...Sabrina...” panggil vanessa lemah.

“.. Ya...” sabrina segera menghampiri vanessa.

“..Boleh aku minta darahmu sedikit ??”

“..Darah... apa maksudmu...”

“...Tolonglah aku...” ucap vanessa dengan nada suara yang terdengar semakin lemah.

“...Jika vanessa ingin darahnya ambillah, tapi sabrina sendiri tak tahu bagaimana caranya untuk memberikan darahnya pada vanessa..”

“...To...long ban...tu...aku... uhukkk... “sekali lagi vanessa memuntahkan darah, itu membuat sabrina semakin kalut.

“..Ambilah... tapi bagaimana caranya...”

“...Dekatkan lehermu ke arahku..” sabrina mengikut perintah vanessa.

“...Jleb....cuusssh” vanessa menancapkan kedua taringnya kedalam leher milik sabrina, saat itu juga sabrina merasakan sakit yang teramat di sekujur tubuhnya. Ia ingin memekik, tetapi pikirannya mengatakan jika sabrina tidak boleh melakukan itu, ia harus bisa menahan rasa sakit itu walaupun suaranya memaksa untuk keluar. Sabrina ingin vanessa sembuh walaupun jika darahnya harus di serahkan.

Setelah meminum sekitar segelas darah milik sabrina papahnya nenez syah melepaskan taringnya.

Sabrina menghela nafas lega setelah vanessa melepaskan taringnya.

“...Bagaimana keadaanmu ??..” Tanya sabrina masih dengan nada khawatir, lihatlah penampilan vanessa yang sekarang bisa dikatakan sangat jauh dari penampilannya yang tadi.

Noda darah tercetak jelas di baju putih yang ia kenakan.

“..Hem... aku sudah baikan. Terima kasih sabrina..”

“..Tidak akulah yang seharusnya berterimakasih”

“...Haha... tidak, akulah yang seharusnya berterimakasih padamu”..

“..Emmmh.... aku ingin bertanya padamu... boleh??”

“...Apa yang ingin kau tanyakan??..” Tanya venessa sambil menyandarkan punggungnya ke pohon besar yang ada di belakangnya.

“..kalian ini sebenarnya makhluk apa??” sabrina yang memang berada di posisi sadar dan tidak sadar bertanya.

.....

Disisi lain alan yang melihat banyaknya prajurit dracula yang mengelilinginya menatap berang ke arah mereka. Rasanya alan tak sabar untuk menguliti mereka hidup-hidup.

Karena amarah yang terlalu banyak tersimpan, wujud alan yang asli muncul, matanya berubah menjadi merah menyala, gigi taring muncul dari permukaan bibirnya. Sekarang alan siap untuk membunuh para dracula prajurit itu.

Tanpa aba-aba alan langsung menyerang salah satu dari mereka dengan brutal, mematahkan lehernya , lalu menjentikan tangannya layaknya sedang memantikan korek api.

Dari tubuh dracula itu keluar api biru menyala yang langsung membakar habis tubuh dracula tersebut, hingga menyisakan abu yang beterbangan karena angin.

“...Sekarang giliran kalian..” ucap alan di sertai mimiknya yang menyeringai tajam.

Dracula yang lain sedikit gentar melihat mimik wajah alan yang terlihat sangat menyeramkan.

Dengan lincah alan menyerang mereka dan melakukan hal yang sama dengan dracula pertama yang ia bunuh tadi. Sekarang semua dracula prajurit itu sudah terbakar menjadi abu.

Alan memang memiliki kekuatan untuk mengeluarkan api cukup dengan menjentikan jarinya. Itu di turunkan sang ibu kepadanya, jika sang ibu melalui pikiran, alan justru menggunakan tangan untuk mengendalikannya.

sedangkan vanessa dia memiliki kekuatan yang sama dengan sang ayah yaitu berteleportasi, tetapi yang membuat vanessa istimewa ia dapat mengendalikan sihir yang mungkin ia dapat dari neneknya yang adalah seorang wizard atau yang biasa di sebut ahli sihir.

Segerombolan dracula yang semakin merajalela tidak bisa dikontrol itu kini lenyap terbakar oleh api yang dibuat oleh alan. Sungguh pemandangan yang membuat sisa dracula yang lainnya balik kanan lari menyelamatkan dirinya masing masing.

“..siapa mereka..”

“..kenapa bisa seperti ini..”

“..aku harus segera melaporkannya ke ketua..” ucap alan setelah gerombolan prajurit dracula itu menghilang ditelan gelapnya malam.

Flask back

POV ALAN


“..Huff..” desahku sambil mengusap peluh yang bercucuran, karena melompat pagar belakang sekolah, yup hari ini aku telat bangun, so pasti jadinya telat sekolah, dan enggak bisa masuk lewat gerbang depan yang dijaga satpam dengan kumis melintangnya, jadi aku titipin motor kesayangan aku ke warung dekat sekolah dan memutuskan tetap masuk sekolah memanjat lewat tembok belakang.

Saat abis mendarat dan ingin melangkah kaki menuju kantin, tiba-tiba

“..bletak “

“...njiiirrr, hoi siapa nih berani nyambit kepala aku..” makiku panjang pendek, sambil nyengir kesakitan

“...Aku,!!!” emang kenapa cetus sebuah suara merdu dibelakangku.

Saat aku berbalik, aku lihat sesosok cantik dengan muka garang bin jutek melotot menatapku.

“...sabrina!!! Loe itu yah, pagi-pagi sudah cari gara-gara..” teriakku

“.. Eh, sepanduk pecel lele, harusnya yang marah itu aku..” semprot si wajah jutek itu gak kalah galak.

“...kamu..!, bukannya tiap hari ditugasin mamaku untuk jemput aku ke sekolah, hari ini kamu kemana aja, bikin aku hampir telat dan buang-buang ongkos taksi saja ..” cetusnya tetap galak.

“...sabrina, aku terlambat bangun, itu juga kan karena nganterin kamu kan semalaman ngider kesana kemari kayak jongos cari belanjaan baju-baju gak jelas..” balasku gak mau kalah.

Cewek super cantik berbody sexy namun juga super jutek didepanku ini bernama sabrina agustin, usia kami sepantaran dan dia juga merupakan sahabat terbaikku sejak kecil (dari sebelum kami sekolah malah). Kedua orang tua ku (mama dan papa) dahulu juga merupakan sahabat dari Alm. Orang tua sabrina, sebelum mereka meninggal karena kecelakaan 3 Tahun lalu. Karena sabrina tidak ingin pindah kemanapun dan karena orang tuaku pernah berhutang budi sangat banyak ke orang tua sabrina, maka atas persetujuan Keluarga Besar sabrina yang kebanyakan di luar negeri, pengawasan dan pengasuhan sabrina diserahkan kepada Orang Tuaku, yang akhirnya mengurus dan membiayai segala keperluan sabrina setiap harinya, walaupun kami tetap tinggal di rumah yang berbeda.

“... Ohh. eM. Geee...Helloooo..” terdengar suara cempreng dan lafal bahasa English gaul gak karuan melengking tinggi menyudahi pertengkaran kecil kami

“... ALAN ... Sabrina, kalian itu kalau ketemu kok kayak sepasang kucing mau kawin sih, ribut melulu..”

“....Sedikit-dikit ribut, dikit-dikit bertengkar..”

“.. Bertengkar dan ribut kok Cuma sedikit-sedikit “

Dan munculah sosok manis manja namun memiliki suara ajaib, sobat kental, sepupu jauh dan teman serumah sabrina yang bernama vanessa, masih sodaraan dengan Alan dari keturunan leluhur tetua kelompoknya.

“..Nih cewek memang super ajaib, kalau diam wuih manis, cantik dan manjanya bisa bikin sabrina minder, tapi kalau sudah ngomong atau teriak suaranya bisa melengking sampai delapan oktaf dan memecahkan gendang telinga atau kaca jendela disekitarnya. Jujur aku agak curiga sama si Vanessa ini, jangan-jangan bokapnya adalah tetua kelompok dracula di istana bukares..” batin Alan.

“..ehh...sabrina, tadi juga dicariin sama Bu ivone, jadwal dan susunan acara acara kemping ke gunung ntar diberikan juga yah ke kelas sebelah..” cerocos vanessa tanpa bisa dipotong siapapun.

“..Iya, ntar siang aku mau berikan ke kelas sebelah, ini juga masih ditinggal di koperasi, untuk diperbanyak..” cetus sabrina.

“...Cie..cie..cie, yang punya jabatan panitia dan jadi sok sibuk,..”

“..Ngincer cowo mana sih, sampai sibuk banget dibela-belain jadi panitia begitu...” cetusku dengan tengil

“....bletak “ Kali ini jitakan sabrina yang mulus mendarat di kepalaku

“.. Wataaauuuuw “

“...Sakit tau, sab..”

“.. Sadis amat jadi cewe, dikit-dikit main gampar dan jitak aku..”

“... Pokoknya ntar kalau kita nikah, aku enggak mau yaa kamu main gampar saja kayak sekarang...” tukasku sambil cengar-cengir

“...Eh...sepanduk pecel lele, jangan ngomong sembarangan yah, siapa juga yang mau nikah sama kamu..” tukasnya sewot

“.....Cie..cie..cie, suami istri yang lagi berantem..”

“.. Kayak gak ada tempat saja buat mesraan ...” celetuk Vanessa

“..Vanessa ... , apa-apaan sih kamu juga iihhh” sabrina tampak mukanya memerah

“...Udah ah, pada masuk kelas semua... dan kamu Alan, jangan lupa gantiin uang taksi aku tadi dengan traktir makan jam istirahat nanti ..” sungut sabrina sambil meninggalkan kami.

Yup itulah sekilas kehidupanku di sekolah, dengan sahabat dari kecilku sabrina serta ban serep ajib kami Vanessa yang entah bagaimana bisa hadir dalam kehidupanku.

Setelah jam istirahat, saat masuk kelas

Wali Kelasku sang Guru Killer, berjuluk Bujang Lapuk nan Jomblo Abadi, memperkenalkan seorang murid baru, seorang cowo yang menurutku agak aneh karena walaupun cukup tampan (gak seganteng akulah...jauh banget) namun mukanya pucat sekali bak kekurangan darah dan ada aura mengerikan dari tatapan matanya.

Anak-anak, ini ada teman baru buat kalian

Silahkan fadli perkenalkan diri kamu ke teman-teman barumu cetus wali kelasku.

“..Ehemmm...”

“....Hello semuanya, nama Saya Fadli..”

“..Saya pindah kesini, mengikuti tugas dari Ayah Saya..”

“...Oh yah, Saya masuk kesini bersama empat adik-adikku, mereka ada dikelas lain lanjut fadli dalam perkenalannya.

“.. Saya harap, saya dapat diterima oleh kalian dan kita dapat bersama-sama menjalani masa-masa indah disekolah ini ...”

“...Prok..prok..prok,...” sebagian para pelajar cewe dikelas bertepuk tangan dengan meriah, saat melihat fadli memperkenalkan dirinya..

Tuh para cewe mungkin saja berpikiran, jarang-jarang nih ada murid keren yang berwajah agak asia-asiaan begini di sekolah ini.

Aku sendiri cuek karena ngapain antusias, wong yang dikenalin cowo ini, secakep apapun dia, aku masih normal boooooo, mending aku ngembat Vanessa daripada jadi Maho terkutuk yang mendekati cowo seganteng apapun itu.



Tapi jujur saja, aku juga merasa agak kurang suka dan sreg dengan penampilan anak yang bernama fadli tadi, hati kecilku berbisik ada sesuatu yang aneh dan tidak lazim pada anak tersebut, namun aku tidak bisa menjelaskannya.



Begini-begini, sejak kecil aku seolah merasa punya indera keenam, yang kadang memberikanku peringatan atau firasat akan kejadian-kejadian atau orang-orang disekitarku, dan aku yakin firasatku selama ini hampir tidak pernah meleset, sehingga seumur-umur aku hampir tidak pernah mengalami kejadian yang bisa membahayakan diriku sendiri. Peristiwa paling tragis yang kualami yah paling adalah menjadi korban kesadisan sahabat kecilku si sabrina, tapi itu juga sebenarnya karena aku suka-suka saja sih di hajar dia, toh rasanya asyik dan menyenangkan juga di gamparin atau di jitak cewek sadis tapi cantik tersebut ...Dough...lama lama jadi penggemar BDSM nih aku.

Sore itu, saat mau pulang sekolah, aku bareng dengan sabrina berjalan ke arah luar sekolah ke warung tempat aku menitipkan motor, kami melewati halaman sekolah, disana kami melihat sebuah mobil sedan putih mewah dari eropa keluaran terbaru terparkir dengan megahnya.

“Sab, mobil siapa tuh, punya ketua yayasan ya??..” kataku ke sabrina

“.. Bukan Lan, mobil ketua yayasankan warna hijau tua , dan modelnya juga beda..” balas sabrina

“..Tapi bisa jadi sih beliau ganti mobil ...” ucap sabrina kemudian

“.. Kenapa, mau beliin aku yah...eh tapi gak mungkin kan, kamu saja sampai sekarang masih netek ke mama papamu buat jajan kantin, gimana juga mau beli yang kayak begituan..” ejek sabrina

“..Eh, sembarangan kamu, ntar kalau aku dah kerja dan kamu jadi isteri aku, aku beliin sepuluh yang kayak ginian buat kamu, tahu!..” tukasku gak mau kalah

“... Bletak “

Lagi-lagi tuh jari sukses menjitak kepalaku, entah kenapa, kalau menghadapi sabrina, reflekku seperti gak ada artinya

“.. HOIIIIII, Mau ngapain kalian disitu, Maling yah!!! ...” teriak seseorang

Aku dan sabrina sontak langsung menoleh kearah tersebut. Lima orang berjalan mendekati kami, dua cewek dan tiga cowok dengan dandanan yang aneh, kesemuanya berjaket hitam dan memakai kaca mata hitam, bak pasukan tukang pijat tuna netra beraksi mencari alien di film Man in Black.

Saat mereka mendekat, aku mengenali satu diantaranya adalah fadli , sang murid baru dikelasku tadi, sedang dua cowo disamping kirinya aku gak perhatiin, gak penting banget mereka bagiku. Yang jelas menarik perhatianku adalah dua cewek disamping kanannya, wuih cantik dan sexy sekali bodinya gak kalah dari sabrina, Cuma kok anehnya seperti fadli, dua cewe ini juga mukanya pucat banget kayak orang Anemia parah. Sekilas aku lirik dua cowo disamping fadli juga mukanya sama saja, pucat seperti gak memiliki darah.

“...ehh..siapa yang kamu sebut Maling anak baru..!” umpatku membalas teriakan tadi ketika mereka sudah dekat

“..kamu lah, emangnya siapa lagi ..!!”

“..kan kamu berdua yang dekat dekat dengan mobil kami dan ngintip-ngintip kayak maling cetus salah satu cowo disamping fadli ..”

“..ehhh...sembarangan tuh mulut, belum pernah disekolahin apa...!” bentakku marah kepada cowo tersebut

“.. Sudahlah Lan, Sudah, biarkan saja ayo kita balik yuk...!!”

“..Ngapain kita ngurusin hal gak penting begini...” kata sabrina sambil memegang tanganku.

“.. Maaf, ini sepertinya hanya salah pengertian saja...” tiba-tiba fadli berkata menengahi

Kalian sepertinya tadi adalah teman sekelasku kan ujarnya lagi.

“Perkenalkan ini adik-adikku yang ada dikelas sebelah “

Aku lalu mendekati fadli

“Alan...”ucapku sambil mengulurkan tangan

Tadi kita belum sempat berkenalan secara personal cetusku lagi

“..fadli...” ucapnya tanpa mengulurkan tangannya

“...Kenalkan Yang Paling kanan itu adik perempuanku Lani, disebelahnya Tari, disebelah kiriku adik laki-lakiku Yori, dan paling ujung namanya Dino...”

“.. sabrina “ sabrina maju mengulurkan tangannya ke arah adik cewek fadli yang bernama Lani .

“.. Auuuuuhhhhh “ jerit Lani dan sabrina berbarengan, saat kedua tangan mereka bersentuhan.

sabrina sampai terjajar kebelakang saking kagetnya, sedang Lani agak sedikit terpental, aku dengan reflek memegang pinggang sabrina agar tidak jatuh, kulihat kening sabrina agak berkerenyit, sepertinya dia kaget atau mungkin juga seperti kesakitan.



“..Darah Suci !!..” desis yang sempat ku dengar dari mulut Lani

“.. Hey apa yang kau lakukan ke sabrina ..” ucapku emosi ke arah Lani

Saat aku berusaha mendekati Lani tiba-tiba salah satu Saudara fadli yang kalau tidak salah tadi bernama Dino, dengan gerakan yang aku tidak mengerti cepatnya sudah berada tepat didepanku, menghalangi langkahku mendekati Lani.



“..Loe mau ngapain “ bentaknya sambil mencengkeram kerah bajuku

Aku yang terkejut dengan kehadirannya, reflek berusaha menepis tangannya.

Sebelum tanganku mampu menepis tangannya, tiba-tiba aku merasa bumi berputar dalam arti sebenarnya.

“.. Auuughhh ..” jeritku

Aku masih tidak mengerti mengapa tiba-tiba dengan sangat kerasnya aku mencium tanah dibawahku

“..alaaan!!!” Pekik sabrina berlari cemas ke arahku

“.. What The Hell..” desisku tak percaya, ternyata aku terbaring sekitar 4 Meter dari tempatku tadi berpijak

“..Loe gak apa-apa kan Lan??!” ujar sabrina saat sudah berada didekatku

Dia memeluk kepalaku ke arah dadanya

“.. Uuukkh..” desahku, entah karena pusing akibat mendadak melayang dan mendarat ke bumi atau entah karena ada tiba-tiba ada benda yang empuk menempel di mukaku, yup payudara montok sabrina menempel keras di mukaku, Cuma terhalang dua lapisan tipis kain, Bra dan seragamnya.

“.. Maaf.. tolong di maafkan..!” Ujar sebuah suara mendekat

“...Adikku gak sengaja..” ujar suara tersebut yang ternyata adalah suara fadli

“.. Pergi kalian semua!!” teriak sabrina

“...Kenapa sih, masalah seperti ini, adikmu malah memperlakukan orang lain dengan kejamnya...!” ujar sabrina lagi, mungkin sabrina marah melihat aku sahabat terbaik dari dia kecil, tiba-tiba saja dilempar jauh oleh seseorang karena hal yang tidak jelas ujung pangkalnya.

“...Kalian ini seperti orang-orang barbar yang tidak pernah terdidik saja, jadi pengen tahu seperti apa sih orang tua kalian, sampai kelakuan anaknya bisa barbar seperti ini...” tanpa ada remnya cerocos sabrina memaki fadli dan Saudaranya

“.. Cukup !!”..teriak Lani maju mendekati sabrina

“...Memangnya kamu siapa hah, sampai berani-beraninya memaki orang tua kami..!!” Ujarnya lagi

sabrina yang memang sudah emosi tinggi tiba-tiba melayangkan tangannya menampar ke arah Lani.

“.. Plaakkk “Tamparan kencang sabrina mengenai sebelahh pipi Lani seharusnya, namun kenyataannya malah sebelah pipi fadli, yang entah sama seperti Dino adiknya, tiba-tiba muncul di depan sabrina

“... Auuuucch!!!”.. pekik sabrina

Melihat tangannya yang sepertinya kesakitan

Tapi yang membuatku bengong, fadli yang di tampar sabrina seperti terpental sampai 1 meter.

Ke empat Saudara fadli secara bersama-sama mendekati sabrina, namun pada jarak ½ meter dari sabrina, tiba-2 mereka mundur dan muka mereka seperti mengernyit kesakitan,

“.. Darah Suci ...” desis mereka

Kembali telingaku mendengar kata-kata aneh dari mulut mereka.

Aku kemudian bangkit dan bersiap-siap untuk berkelahi dengan keluarga aneh ini.

fadli kemudian mendekat.

“... Maaf..maafkan kami, ini hanya kesalahahpahaman saja ...” ujarnya

“.. Kami benar benar tidak bermaksud menyakiti siapapun juga..” ucapnya lagi.

Aku yang merasa penasaran dengan mereka, masih berusaha membalas perlakuan mereka tadi. Well gini-gini aku pemegang juara 2 di beladiri Karate, masa iya dengan sangat mudahnya tumbang begitu saja secara memalukan sampai bermeter-meter, oleh seseorang yang tidak jelas kekuatannya.

“...Alan..!, sudahlah...ayo pulang saja..” bisik sabrina sambil menarik tanganku

“.. Ngapain juga memperpanjang urusan enggak penting begini ..” ujarnya lagi

“.. Tapi sab, mereka...!!” ucapku masih emosi

“.. Sudahlah, yuk antarkan aku pulang.....kita pergi saja ..!!” ujar sabrina sambil menarik tanganku

“..enggak enak, ntar murid lain dan guru-guru kalau kesini semua gara-gara keributan ini..!”

Akupun terpaksa mengikuti tarikan tangan sabrina, sambil tak lupa memaki dan mengancam mereka.

“.. Awas kalian semua, jangan dikira permasalahan ini selesai begitu saja..!” ucapku menantang mereka

Dengan sedikit tertatih, karena kakiku mungkin agak sedikit lebam, aku bersama sabrina pergi meninggalkan mereka, menuju ke warung luar sekolah mengambil motorku.

Kami hanya terdiam selama dalam perjalanan pulang mengantar sabrina, aku masih emosi tinggi dengan kejadian tadi, dan masih berpikir tentang betapa anehnya perilaku dan gerakan sekeluarga tadi, begitu kuat, cepat dan tidak wajarnya gerakan mereka saat melempar tubuhku tadi, seolah-olah bukan gerakan manusia normal saja.



Sesampai di Rumah sabrina, si Vanessa belum tiba, aku ingin segera pamit ke sabrina, karena ingin segera melampiaskan kekesalanku dengan tidur cepat.

“..Alan..” bisik sabrina

“..Temenin, aku sebentar donk please, aku mohon..!” seolah membaca pikiranku yang ingin cepat pulang

“.. Kenapa Sab...??” ujarku lembut

“.. Tanganku sakit banget Lang, tolong doong kamu cek kenapa kok bisa sakit..!” Ucap sabrina dengan lirih

Akupun memegang tangan sabrina dan mengeceknya, dan aku terkejut...

“.. Kok Tanganmu biru lebam dan bengkak begini Sab??” ucapku kaget

“... Iya gak tahu, tadi abis nampar muka si fadli kok malah begini ..” ujar sabrina sambil matanya berkaca-kaca menahan sakit.

Aku kemudian segera mengajak masuk sabrina ke rumahnya, dan langsung menuju lemari es untuk mencari es batu buat mengkompres tangan sabrina, sedang sabrina masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.

“..Sab, tanganmu keluar darah enggak??” teriakku dari dapur

“.. Sepertinya enggak Lan, emang kenapa ??” teriak sabrina dari kamarnya

“.. Kalau berdarah, mau aku kompres pakai air hangat dulu, tapi kalau Cuma lebam langsung aku kompres pakai air dingin saja ..” teriakku

“.. Terus kotak obat dimana Sab..”

“.. Punya minyak Minol atau salep Trombhopob gak ???” ujarku lagi

“.. Cari aja di kamar tamu di depan dapur, ada kotak obat disana !!” ujar sabrina dari kamarnya.

Aku langsung menuju kamar tamu, kamar ini dulu sering menjadi tempat tidurku saat aku dan ibuku berkunjung kemari untuk menemani sabrina saat masa duka kehilangan keluarganya, bahkan sarung dan beberapa pakaianku serta dan pakaian Ibuku masih tersimpan di lemari ini. Aku langsung melepas celana panjangkuku yang kotor sekaligus dengan celana dalamku serta menggantinya dengan memakai sarung dan segera mencari kotak obat disana, untungnya aku menemukan salep Trombhopob didalamnya. Setelah itu aku juga mencari obat cataflam tapi ternyata tidak menemukannya, sehingga akhirnya aku ambil saja obat batuk yang mengandung dextromethorphan, yang nanti akan memberi efek ngantuk ke peminumnya sehingga aliran darahnya lebih lancar dan proses penyembuhan lebih cepat tanpa rasa sakit yang berlebihan. Setelah semua obat yang kuperlukan ada aku langsung membawanya menuju ruang tamu sambil membawa juga baskom air dingin untuk kompres tangan sabrina.

Saat aku ke ruang tamu, kulihat sabrina sudah duduk disana, dia juga sudah menyuguhkan dua gelas air putih diatas meja tamu. sabrina sudah mengganti baju seragam sekolahnya dengan kaos longgar ala pantai Bali. Kedua tangan sabrina yang putih terlihat jelas dari baju santai yang bisa mengintip isi dalaman baju tersebut. Baju yang digunakan sabrina tersebut kurasa juga sangat tipis sehingga sekilas aku dapat melihat bentuk tubuh sabrina, menerawang indah membentuk sebuah bayangan yang eksotis dimataku. Dibagian bawah sabrina memakai rok yang cukup panjang menutupi kakinya yang jenjang.

“..whaatt!!!..”

“...OMG, sabrina kok sepertinya gak pakai daleman kah itu??” ucapku dalam hati, saat sekilas melihat bagian atasnya.

Pemandangan ini, mau gak mau membuatku berpikiran agak kotor, dan tanpa bisa kucegah sesuatu dibawahku mendadak menggeliat.

Aku duduk disamping sabrina, meletakkan air kompres dan obat-obatan dimeja kecil sampaing sofa panjang tempatku duduk dan berusaha bersikap seperti biasanya.

“..Sab, kesiniin tangan loe, biar aku kompres dulu ..” ujarku ke sabrina

Emangnya kamu ngerti Lan, masalah tangan lebam dan bengkak begini, anterin aku ke dokter saja yuk laah!!” tukas sabrina

“.. Yaelah Sab, beginian mah gampang, kan aku juga biasa seperti ini kalau dulu abis latihan karate, ini mah dikompres, dikasih salep dan diurut dikit juga sembuh ..” tuturku meyakinkannya.

“..Ya sudah Lan, tolongin yah, soalnya rasanya sakit juga nih lama-lama !!” ucap sabrina sambil meletakkan bantal tipis dipahaku serta kemuadian merebahkan kepalanya dipangkuanku, seperti kebiasannya selama ini dari kecil.

“.. Beres, tuan putri, jangan panggil namaku..!!, jika dalam sekejap, bengkak loe ini gak hilang..” ucapku penuh percaya diri

“.. Tapi saby, loe sebaiknya minum obat ini dulu “ ujarku ke sabrina

“.. Obat batuk, buat apaan, aku kan gak batuk Lan !!” protes sabrina

“.. sabrina cantik, ini dipakai bukan hanya buat batuk, tapi biar kamu lebih rileks dan nyantai sehingga ntar proses penyembuhanmu lebih cepat, sebenernya aku mau cari cataflam, tapi kamu kayaknya gak punya, jadi ya sudahlah pakai ini saja, toh efeknya sepertinya sama saja kok!!” ujarku yakin

sabrina Cuma terdiam, setelah minum obat, dia kemudian berbaring lagi dan mencoba memejamkan mata, sementara aku mulai konsentrasi merendam kain kedalam air dingin untuk kompresan dan memerasnya lalu mengusapkan ke tangan sabrina yang bengkak tadi. Berulangkali aku memasukkan kain kedalam air kompres, memeras dan mengusapnya ke tangan sabrina, sampai kulihat sabrina sepertinya pulas tertidur.

Aku lalu menarik tangan sabrina keatas kepalanya untuk memberikan salep Trombhopob ke tangannya, saat aku menarik tangannya tersebut, secara gak langsung hal ini membuka belahan ketiak tangannya yang putih dan disana kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus, sexy sekali. Pemandangan ini mau enggak mau membuat dedek juniorku kembali bergerak gerak, apalagi kepala sabrina berada dipaha dekat dengan dedek juniorku membuat aku bertambambah blingsatan karena hal tersebut.

Setelah memberi salep Trombhopob ketelapak tangan sabrina dan punggung tangannya, aku mulai memijat pelan-pelan disekitar lengan sabrina untuk melancarkan peredaran darahnya. Berulangkali ku urut tangannya mulai dari nadi ditangannya menuju pangkal lengannya sampai mendekati ketiaknya. Sering dengan curi-curi untuk mengetahui apakah sabrina sudah tidur aku juga mengusap ketiaknya, walaupun dibuat seolah-olah secara tidak sengaja. Kulihat sabrina tetap tertidur dengan nyenyaknya, malah dia sekarang memiringkan tubuhnya otomatis kepalanya menghadap langsung ke dedek juniorku . Otakku benar-benar tidak bisa berfikir apalagi selain pikiran kotor dan mesum ke sabrina, perlahan tangan kananku melepas tangan sabrina yang sakit dan menggantikan memegangnya dengan tangan kiri dan kemudian tangan kananku mulai mengusap dan menggelitik sekitar perut sabrina untuk memastikan bahwa dia benar-benar sudah pulas. Setelah beberapa saat ternyata sabrina masih saja tetap tertidur dengan pulas tanpa merasa terganggu dengan gelitikan dan usapan tanganku disekitar perutnya. Aku ingat bahwa sabrina memang kalau tidur agak susah membangunkannya, mungkin kalau sudah tidur, ada bom jatuhpun dia enggak akan perduli kalau sudah pulas tidur, apalagi ini dia juga minum obat yang mengandung dextromethorphan. Perlahan tangan kananku mencoba untuk membuka bonggol sarung yang melilit diperutku, dan setelah bonggolnya terbuka aku mencoba untuk mengeluarkan juniorku yang sudah tegang dari tadi. Junior kebanggaanku ini saat tegang panjangnya, terus terang sampai saat ini belum pernah dipakai oleh vagina cewe manapun kecuali oleh tanganku dengan bantuan sabun atau baby oil.

Setelah juniorku bebas lepas dan berdiri dengan gagahnya, aku arahkan juniorku menuju bibir sabrina yang masih pulas dengan bibirnya yang agak merekah, dan kusundul-sundulkan ke bibir tersebut.

“.. Aaakh... “ gumamku pelan

Rasa bibir sabrina sangat lembut dan membuat juniorku semakin menjadi tegang, saking nikmatnya.

Perlahan setelah juniorku tepat tergesek dibibirnya, aku melepaskannya dan tangan kananku mulai bergerilya mencari sasaran baru dengan masuk ke dalam kaos baju sabrina sambil kemudian mengusap-usap lembut sekitar dada sabrina, dan memang seperti dugaanku, sabrina sahabatku ini sama sekali tidak memakai bra, karena tanganku saat ini didalam kaos langsug bertemu dengan payudara dan puting montok sabrina.

Dengan perlahan dan mesra aku secara perlahan terus menerus mengusap dada sabrina serta menyentuh bahkan memuntir pelan putingnya yang walaupun sabrina tertidur kurasakan puting tersebut bereaksi dengan menjadi tegang dan sangat kenyal kurasakan.

Setelah lama bermain-main dengan buah dada dan puting sabrina, aku mulai berani untuk mengeksplore bagian tubuh lain dari sabrina.

Kutarik dan kukeluarkan tangan kananku dari kaos sabrina, dan mulai mencoba menggapai ujung kain rok sabrina serta menaiknya dan menyingkap ke atas.

“..glukkk”... Suara tertahan tenggorokanku, melihat paha putih dan mulus sabrina saat roknya tersingkap.

Belum lagi dipangkal pahanya, terdapat celana dalam berenda putih yang cukup tipis menerawang membungkus sebuah gundukan kecil yang sepertinya belum terlalu ditumbuhi bulu-bulu halusnya.

Dengan gemetar aku mencoba memiringkan tubuhku dan mencoba meraba gundukan tersebut, dan tiba-tiba .....

POV SABRINA

POV Sabrina



CUP..!..



Lalu



CUP..!..



Dan



CUP..!..



Setelah itu bibir kami saling melumat.. dan tubuh kami semakin merapat.. aku lalu melepaskan pelukanku tanpa melepas ciuman kami.. dan tanganku aku lingkarkan dilehernya.. karena tubuhnya lebih tinggi dari aku.. kepalaku aku dongakan keatas, sehinga memudahkan lidahnya menjelajah kedalam mulutku.. lidahku dan lidahnya saling bertemu dan menjilat.. dan aku mengisap lidahnya supaya lebih dalam kemulutku.. lalu aku melepaskan hisapanku dilidahnya.. aku menghisap bibir bawahnya sambil memainkan lidahku dibibir bawahnya itu.. setelah itu, berganti bibir bagian atas aku isap dan aku jilat.. lalu aku memasukan lidahku kedalam mulutnya.. dia menyambutnya sambil menghisap lidahku secara perlahan.. ya ampun.. ini adalah ciuman ternikmat yang pernah aku lakukan selama ini.. nafsu kami menyatu bersama air liur kami yang saling tertukar..



Alan lalu menundukan tubuhnya dan menggapai kedua pahaku lalu dia mengangkat tubuhku agak tinggi.. dan kedua kakiku langsung mengunci dibelakang tubuhnya.. lalu dia berjalan dan mendudukan aku disandaran kursi yang empuk.. dan dia melepaskan pegangannya dikedua pahaku.. lalu memegang kedua pipiku.. ciumannya makin dalam dan lidahnya bermain didalam mulutku.. menyapu kelangit -langit mulutku, kegigi bagian dalamku dan menjilati lidahku.. gila.. ciuman kami makin menggila dan kami sama – sama mengeluarkan nafsu kami yang tertahan.. tangannya tidak tinggal diam.. sementara bibirnya bermain dimulutku, tangannya membelai pipiku, leherku bagian samping dan naik ke kupingku bagian belakang..

Tubuhku bergetar menerima setiap sentuhannya.. dan bulu kudukku sampai berdiri menerima setiap rangsangan tangannya, yang sementara ini menjelajah disekitar leherku..

Setelah sekian lama kami berciuman akhirnya kami melepaskan ciuman kami dan kami sama – sama mengambil nafas.. setelah itu dia melanjutkan dengan mengecup leher bagian sampingku lalu menjilatnya terus sampai naik kebelakang telingaku.. gila.. nafsuku langsung terbakar.. aku seperti dibawa terbang tinggi oleh kenikmatan yang dia berikan lewat sentuhan lidahnya.. lidahnya pun makin menggila dan masuk kedalam telingaku..

“hemmmm..” aku mendesah menahan kenikmatan yang dia berikan.. tanganku pun tidak tinggal diam.. perlahan kedua tanganku masuk kedalam kaosnya dan meraba punggungnya dengan lembut.. lalu kedepan kedaerah perutnya dan naik keputtingnya yang kecil.. dan aku memainkan jariku disana.. itu membuat Alan semakin bernafsu.. tangannya langsung diturunkan dari leherku.. dan dia meraba pinggangku dari luar kaosku.. lalu dia menyusupkan kedua tangannya kedalam kaosku.. jari – jarinya meraba pelan perutku, pinggangku dan kebelakang punggungku.. tangan itu merambat pelan dan naik menyentuh pengait bajuku lalu..

“..ceklik.. “

Dia membuka pengait bajuku.. sentuhannya perlahan pindah kedepan dan meraih buah dadaku yang sekal..

“uhhhhh…” lagi – lagi aku mendesah ketika dia dengan lembutnya meremas kedua buah dadaku.. siaaallll.. ini sentuhan yang aku kangeni selama ini.. sentuhan yang beberapa tahun lalu aku rasakan dari jemari ini di kosku.. pelan dan sangat perlahan.. lalu jempolnya dan jari telunjuknya meraih puttingku dan memilinnya dengan lembut..

“ahhhhh..” aku mendesah disela sela ciuman kami yang makin memanas.. dia terus bermain dengan putingku dan itu membuat aku basah..

“ahhhhh..” aku mendesah ketika seuatu cairan keluar dari mekiku.. hiuuufffttt.. gila.. dia memperlakukan aku dengan lembut..

Aku lalu melepaskan ciumanku setelah itu menarik kaosnya keatas dan membukanya lalu melemparkannya entah kemana.. dia pun melakukan hal yang sama.. dia mengangkat kaosku dan melepaskannya.. setelah itu dia menurunkan kedua tali bajuku dan meloloskannya dari kedua tanganku.. pandangan kami langsung menyatu dengan nafsu.. dan dia langsung meraih kedua buah dadaku lagi dan meremasnya pelan.. setelah itu dia mendekatkan bibirnya di puntingku lalu menjilatnya..

“aahhhh.. uhhhhh..” kembali aku mendesah ketika dia mengemut puttingku sambil meremas dengan tanggannya.. buah dadaku langsung mengeras dan puntingku mengacung dengan keras.. gila.. nafsuku langsung seperti diujung kepala meminta untuk segera dikeluarkan..

Tanganku pun langsung meraih untuk menurunkan CDnya.. dan seketika itu juga kemaluannya langsung keluar dan berdiri dengan gagahnya.. aku lalu meraihnya dan menggenggamnya.. gila… besar dan berurat.. aku membelainya lalu mengocoknya perlahan.. batang itu makin mengeras dan aku mulai menaikan dan menurunkan kocokanku.. aku merasa batang ini makin membesar dibandingkan waktu dulu batang ini aku sentuh.. hiuufftt.. apa cukup batang ini nanti di mekiku..?

“aahhhhh..” Alan pun akhirnya mendesah menikmati permainan tanganku dibatang kemaluannya.. dan setelah aku bermain dengan batangnya.. aku meraih kepala kemaluannya dan mengusap saluran kencingnya dengan lembut..

Aku lalu menurunkan tubuhku dari sandaran kursi.. setelah itu aku berjongkok sambil terus mengocok batang kemaluan Alan.. aku menatapnya sejenak.. melihat batang yang besar dan berurat ini.. dan itu langsung membuatku merinding diseluruh tubuhku.. aku lalu memasukkan kepala batangnya yang besar itu kedalam mulutku.. aku mengocok sambil mengemut kepala batang itu bersamaan..

“ahhhh.. ahhh..” desah Alan sambil memegang rambutku dengan lembut.. dan ketika aku mau memasukan batang itu lebih dalam kedalam mulutku.. aku langsung tersedak dan air mataku langsung keluar.. gila.. aku ga sanggup menghisapnya sampai kepangkal batangnya yang paling bawah.. itu terlalu besar untuk mulutku yang mungil ini.. aku langsung melepas kulumanku dan aku mengocoknya dan mengangkatnya lebih tinggi.. aku lalu menjilat bagian bawah batang sampai di kedua bijinya.. dan biji itu aku emut secara bergantian sambil terus mengocok batangnya..

Alan langsung mengangkat wajahku dan mengecup bibirku.. lalu dia menggendongku lagi dan didudukannya aku dikursi.. Alan lalu mengangakat rok levisku sampai kepinggang lalu menurunkan CDku dan melemparnya kesamping.. setelah itu dibukanya pahaku agak lebar dan diangkatnya lalu diletakkan dipundaknya.. dan dia langsung menjilat perlahan pengkal pahaku sampai dibibir mekiku.. tangannya pun langsung membuka belahan mekiku yang telah basah.. dan perlahan lidahnya menyentuh dinding mekiku bagian luar lalu masuk perlahan dan menjilatnya sampai kedalam..

“ahhhhhh..” ucapku sambil menjambak rambutnya.

Dia menjilat mekiku terus kedalam lalu naik keatas dan menenemukan klirotisku.. dan dia memainkan lidah nakalnya disitu..

“aahhhhh..” desahanku semakin keras..

Gila.. dia bener bener membawaku terbang bersama kenikmatan yang dia berikan.. air kenikmatanpun keluar dari mekiku dan dia langsung menjilatnya..

“hu.. hu.. hu.. hu..” nafasku menderu bersamaan dengan air kenikmatan yang keluar dari mekiku.. aku lalu mengangkat wajah Alan.. aku ingin dia segera memasukan batangnya yang besar itu kedalam mekiku..

Rupanya dia sudah paham kalau aku sudah tidak tahan.. dia lalu menggenggam batangnya dan mengarahkan kepala batangnya itu ke belehan mekiku..

“uhhhhhh..” dia menggesekan kepala batang itu dipermukaan mekiku.. naik dan turun.. dan itu membuat aku menggelinjang..

“Alan masukin ya.. tapi jangan kuat – kuat..” ucapku memohon.. dan dia langsung mengangguk..

Perlahan kepala batang itu mulai membelah mekiku..

“pelan – pelan Alan.. punyamu terlalu besar..” ucapku yang secara reflek memundurkan pinggulku..

Alan tersenyum lalu dia mengecup bibirku dengan lembut.. lalu dia menekan lagi pinggulnya kedalam secara perlahan….

“..JEBLESSSHH.. “

“hupppphhh..” nafasku tertahan ketika batang itu masuk kedalam mekiku secara perlahan.. aku merasakan batang itu masuk setiap centinya sampai mataku terbelalak.. gila.. besar banget.. dan Alan pun menghentikan dorongannya ketika batang itu sudah masuk setengah.. dia membiarkan aku untuk mengambil nafas.. dan dia membelai rambutku lalu mengecup bibirku.. setelah itu dia meremas kedua buah dadaku dan memilin puttingku.. dia memberi rangsangan supaya nafsuku semakin memuncak.. aku menggelengkan kepalaku kekanan dan kekiri menerima rangsangan dari dia.. dan setelah mekiku kembali mengeluarkan cairan.. dia menekan lagi lebih dalam sampai masuk semua batang itu tertanam kedalam mekiku.. gila.. mekiku terasa sesak.. batang itu memenuhi semua rongga yang ada didalam mekiku tanpa ada celah.. dan itu sangat nikmat sekali..

“ahhhhh.. Alan.. hu.. hu.. hu.. tahan dulu ya.. hu.. hu.. hu..jangan digoyang dulu..” ucapku dengan nafas yang memburu.. dia lalu melumat bibirku dan memainkan lidahnya lagi didalam mulutku.. dan tangannya terus meremas dengan lembut kedua buah dadaku..

Setelah agak lama dia lalu menarik sedikit pinggulnya keatas lalu menekan kedalam lagi.. lalu dia menarik lagi dan ditekannya lagi.. lalu dia menarik lagi pinggulnya sampai setengah batangnya keluar dan dia mendorong masuk lagi kedalam..

“ahhhhh..ahhhh..” aku terus mendesah mengiringi setiap goyangannya.. dan itu nikmat sekali.. lendir – lendir kenikmatan keluar dari mekiku dan itu membuat batang itu semakin mudah untuk masuk kedalam dan ditarik keluar..

Alan akhirnya mulai menggoyangkan pinggulnya dengan irama yang lambat.. batang itu keluar dan masuk dimekiku dan itu membuat sensasi yang sangat luar biasa.. aku menggelinjang dan kepalaku menoleh kekanan dan kekiri..

“ahhh.. ahhh… terus Alan.. terus digoyang..” ucapku..

Sekarang tarikan batangnya sudah mulai panjang.. dia menarik sampai meninggalkan kepala batang aja didalam mekiku lalu menekan kedalam lagi dan ditariknya setengah lalu ditekan lagi.. dan dia mengulangi itu dengan irama yang agak cepat..

“ahhh.. sempit banget Sab.. sempit banget mekimu.. ahhhh..” ucap Alan sambil menatap kedua mataku..

“..CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

Bunyi ketika batang itu keluar masuk didalam mekiku..

“ahhhh.. ahhhh.. hu… hu.. hu.. hu.. ” rintihku ketika Alan mempercepat tempo gerakannya..

Gila… ini nikmat sekali.. aku terus menggelinjang.. dan tubuhku meliuk - liuk semakin menggila.. ini kenikmatan yang paling luar biasa…

“ahhhh.. uh.. terus Alan.. terus..” rengekku ketika Alan menggoyang dan di iringi remasan di buah dadaku..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

“aku mau keluar Alan.. aku mau keluar..” ucapku.. dan Alan pun makin bersemangat memompa pinggulnya..

“aaahhhhhhhh..”

“Sreeet..sreett.. sreettt..!!”

“ ah..ah..ah..ah..ah.. … “

Cairan yang kental pun keluar dari mekiku dan itu nikmat yang sangat luar biasa…

PLOP…

Alan mencabut batangnya dan membiarkan aku melayang menikmati sisa - sisa cairan yang keluar dari mekiku.. aku memejamkan mataku.. aku menikmati setiap detik kenikmatan yang aku rasakan.. kulihat sepintas lelehan berwarna merah pink nempel di selangkanganku.

“uh.. uh.. uh… huuuu… huuuuu.. huuuuu..” aku mangatur nafasku dan butiran keringat langsung membasahi tubuhku dan tubuh Alan.. aku lalu membuka mataku dan menatap wajah Alan..

Alan lalu membelai rambutku dan mengecup keningku dengan lembut..

CUPPP..

“mulai lagi..?” ucapnya dengan lembut.. aku pun menganggukkan kepalaku..

Alan lalu memegang batangnya dan kepala batangnya digesekan dibelahan mekiku lalu ditekan kedam…

“huuuuppp..” ucapku yang kaget ketika Alan langsung memasukan seluruh batangnya kedalam mekiku..

“pelan – pelan Alan.. bisa sobek mekiku nanti.. uhhh.. uhhhh..” ucapku sambil melotot ke Alan..

“maaf Sab.. maaf.. kukira sudah ga sakit lagi..” ucapnya..

Dan dia pun membiarkan sejenak batang itu didalam memiku.. dia lalu mengecup bibirku.. lalu menarik pelan batangnya.. dan menekannya lagi..

“ahhhhh.. ahhhh..” desah Alan..

Dan batang itu tetap terasa besar dan memenuhi mekiku.. padahal tadi kan aku sudah sempat keluar dan dia sudah menggoyang dengan tempo yang cepat.. tapi tetap aja mekiku terasa sempit sekali dimasuki batang itu.. gila..

Alan mulai mengerakkan lagi pinggulnya dengan pelan..

“Alan.. tahan dulu didalam sebentar..” ucapku..

“kenapa Sab..?” tanya Alan sambil menahan betang itu didalam mekiku..

Aku lalu mengedutkan mekiku dan didinding mekiku terasa meremas batang Alan serta menelannya kedalam..

“ahhhh… gila.. enak banget isapan mekimu Sab..” ucap Alan dengan mata yang merem melek menikmati pijatan dinding vaginaku..

“ahhh… ahhhh..” Alan pun mendesah lalu menggoyangkan lagi pinggulnya ketika mekiku sudah basah kembali..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. !!”

Irama kocokan batang itu makin dipercepat oleh Alan.. dia memompa pinggulnya dengan cepat..

Aku lalu menarik kepala belakangnya dan melumat bibirnya dengan nafsuku..

“..muahhh.. mmmmppp.. “” bibir kami saling melumat sampai air liur kami menetes.. sementara tangan Alan terus meremas dadaku.. dibawah sana pinggul Alan bergoyang dengan cepat..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. !!”

“aahhhhhh… uhhhhh.. ahhhhh..” rintihku

“haaa.. ahhh.. ahhh.. ahhhhhh.” Alan mendesah dengan suara yang tertahan..

“huuu.. Alan.. ahhh.. jangan dikeluarin didalam.. ahhhh..” ucapku sambil mendesah..

“kenapa Sab.. he.. ahh.. ahh..” tanya Alan sambil terus menggenjotku..

“pokoknya jangan.. titik.. ahhh.. ahhh..” perintahku ke Alan..

“hem…” ucap Alan sambil menggoyang pinggulnya..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

“aku mau keluar lagi Alan.. ah.. ahh.. ahh…”

“sabar Sab.. aku juga mau keluar…” ucap Alan dan dia menambah kecepatan goyangannya..

“CLOK.. CLOK.. CLOK.. “

“ahhhh…ahhhh.. cepat Alan.. aku sudah ga tahan lagi.. aku mau keluar..” tiba – tiba mekiku berkedut seperti akan menumpahkan isi cairan didalamnya..

“iya.. sabar ya.. dikit lagi.. ahh..ah..”

“aku keluar Alan.. ahhhhh…” dia pun mencabut batangnya..

“Sreeet..sreett.. sreettt.. ah..ah..ah..ah..ah.. … “

CRUUUTT.. CRUUUTT.. CRITTT..

Dia mengeluarkannya dan disemprotkannya dipahaku dan aku pun mengeluarkan cairanku sampai aku mengejang.. cairan itu ga kental lagi tapi cair seperti air kencing yang sangat deras keluar dari mekiku.. dan aku memejamkan mataku lagi..

“AAHHHHHH…. AHHHHH…. AHHHH…” aku squirt dan tubuhku mengejang dengan hebatnya.. pinggulku sampai terangkat dan kepalaku menoleh kekanan dan kekikiri dengan cepatnya.. gila ini nikmat sekali..

“HUUUU… HUUU.. HUUU..” rintihku dengan kencang.. setelah air kenikmatan itu keluar semua..

Kami saling bertatapan.. aku lihat dikeningnya butiran keringat menetes dengan deras.. nafasnya pun sama seperti nafasku cepat dan menderu.. kami berdua lalu mengatur nafas masing – masing..

“istirahat sebentar ya..” ucap Alan lalu duduk disebelahku.. dan dia menyandarkian kepalanya disandaran kursi.. menikmati sisa kenikmatan yang dia rasakan..

Aku pun hanya bisa pasrah dan terlentang sambil menikmati sisa - sisa air kenikmatan yang keluar dari mekiku..

Flash back End.

..........Bersambung
Suwun wes update dhe..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd