Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bab 13 – Mendekat

Marco dan naomi melanjutkan perjalanannya hari ini, kelihatannya sudah tidak adalagi kecanggungan diantara mereka setelah adegan yang terulang kembali tadi pagi sebelum mereka berangkat. Adegan yang tidak perlu dimuatkan dengan rinci, karena memang mereka berdua layaknya dua sejoli yang sedang kasmaran. Pada dasarnya marco tidak ingin mengajak naomi dan lebih memilih naomi untuk tinggal, karena khawatir akan keselamatannya. Namun, tidak bagi naomi, mengingat tidak ada lagi kawan maupun keluarga disampingnya, pilihan hidup atau mati bersama marco adalah yang terbaik menurutnya saat ini.

Jadi, disinilah, mereka berdua melanjutkan perjalannya kembali, menuju kearah tepi bagian selatan hutan dengan kekuatannya marco melayang dengan naomi yang terlihat nempel dalam rangkulannya selama melayang.

Marco dan naomi memasuki hutan yang lebat tersebut berdua, marco sudah beribu kali masuk ke dalam hutan sewaktu pelatihannya dulu dipermukaan bumi, pelatihan menjadi bagian tim peledak, pembuka lahan baru dipertambangan, sehingga ia selalu merasa tenang dan tidak pernah tersesat. Tetapi untuk hari ini, ia merasa berbeda. Ia merasa seperti ada sesuatu tak jauh darinya yang mengikuti dirinya sedari ia pertama kali menginjakkan kakinya di hutan.

Marco berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut mengingat ada naomi disampingnya saat ini, marco bergerak dengan memotong ranting-ranting pohon yang menghalangi jalannya dan sesekali berhenti sejenak untuk beristirahat. Dalam waktu yang cepat, matahari terang sudah berganti menjadi penerangan redup yang berasl dari satelit planet ini tanpa terasa terang sama sekali.

Tanpa marco dan naomi ketahui saat malam hari adalah saat dimana monster-monster paling berbahaya beraksi mencari santapan didalam hutan yang mereka diami saat ini. Malam adalah waktu yang sangat berbahaya sekali bagi siapapun yang sedang berada di hutan, termasuk Marco dan naomi. Pengalamannya selama bertahun-tahun melawan monster selama ini mungkin tidak menjamin dirinya akan selalu aman di hutan dunia paralel galaxy beta-9 pada saat malam hari.

Kehadiran monster berbahaya pada malam hari bukanlah hal yang paling marco pikirkan saat ini. Ada seseorang yang mengikutinya sedari awal tadi, dan masih bisa Marco dan naomi rasakan kehadirannya. Tetapi sejauh mata memandang, mereka tidak bisa melihat siapa sosok tersebut.

Marco dan naomi kemudian berhenti sejenak, ia merasa sangat tidak nyaman dengan kondisinya saat ini. Marco mengeluarkan pedang langitnya dan bersiap untuk menyerang siapapun yang akan muncul dari balik kegelapan. Kali ini bukan hanya keselamatannya yang menjadi prioritas, naomi lah yang menjadikan alasan marco lebih bersikap seperti saat ini.

“......Aku tahu kalian ada disana, keluarlah sekarang juga!”...teriak Marco dengan lantang menembus kegelapan malam hutan. Sementara naomi dengan santainya mengeluarkan perbekalan yang telah dipersiapkan dan mulai melakukan aksi koki alamnya tanpa merasa terganggu dengan sikap marco barusan. Bagi naomi, dengan keuatan marco dia akan sangat aman tentunya.

Kemudian, terdengar suara hentakan kaki beberapa orang memenuhi hutan tersebut. Hal berikutnya yang Marco dan naomi tahu adalah, mereka sudah dikepung oleh puluhan prajurit lengkap dengan armor besi yang melindungi seluruh tubuh mereka.

“.......Berhenti!..........” teriak suara seorang laki, mungkin dia pemimpinnya.

“......Apa yang kamu lakukan di tengah hutan malam-malam begini?.eeh maaf tuan nyonya..” Tanya orang tersebut sembari maju kedepan pasukan, terlihat lelaki itu menunggangi hewan layaknya seekor kuda. Sesampainya ia di depan pasukannya, barulah Marco dan naomi mengetahui siapa orang tersebut. Dari gaya pakaiannya mereka adalah sepasukan kerajaan. Entah dari kerajaan mana.

“..perkenalkan, saya adalah Jenderal Perang Utama dari Kerajaan lotus..” lelaki itu berbicara bersaman dengan seluruh prajurit Kerajaan Lotus sudah berdiri sigap dibelakangnya.

“...mohon maaf siapa kalian nyonya dan tuan?”..ucapnya kembali bertanya.

“.....Jangan khawatir, aku adalah Marco dan wanita cantik dibelahku ini namanya naomi pasangan saya..” Jawab Marco dan terlihat raut muka bahagia naomi ketika mendengar marco menyebut kata p-a-s-a-n-g-a-n.

begitu mendengar siapa orang yang berdiri didepannya para prajurit segera menurunkan senjata mereka dan terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

“.. kalian apakah sedang berburu monster?...” Tanya sang jendral, dari cahaya obor yang ia pegang, Marco dan naomi bisa melihat raut wajah lelah, mungkin mereka sudah berlama lama hari itu melakukan perjalanan.

“..saya bisa katakan jika monster tersebut tidak berada di hutan ini. Apa yang kalian lakukan di hutan ini?...” ucap sang jendral kembali.

“..kami hanya petualang, yang mencari petualangan kami jendral, dan kami memilih hutan ini sebagai lokasi petualangan kami..” ucap naomi mencoba menguasai keadaan.

“..kiranya apa yang membuat jendral beserta pasukan malam malam begini ke hutan??”..

Naomi tahu jika nadanya terdengar lancang dan menanyakan pertanyaan yang seharusnya ia tidak tanyakan. Bahkan terlihat jendral sendiri terlihat ragu untuk menjawabnya, tetapi akhirnya Ia menjawab pertanyaan Marco dan naomi.

“...Raja kami telah menghilang semenjak tiga puluh hari yang lalu. Hal terakhir yang kami ketahui adalah, Raja hendak menyusuri hutan untuk mencari sesuatu yang menurutnya bisa memperkuat dirinya? Entahlah, aku tidak pernah tahu atau peduli dengan ilmu sihir, karena bagiku hanya pedangku inilah yang selalu memenangkan pertarungan untukku...” ucap sang jendral.

Marco dan naomi mengerutkan alisnya ketika mendengar pernyataan jendral didepannya.

“...Apakah kalian sudah pergi ke Goa sebelah utara nyonya dan tuan ...” Tanya sang jendral.

“....kami bahkan tidak tahu ada Goa sebelah utara...” Jawab Marco, dan naomi menaikkan kedua alisnya sekilas.

“..Tentu saja kalian tidak mungkin tahu. Hanya sedikit orang yang tahu wilayah ini, layaknya diriku..”...ujar sang jendral.

“...Goa disebelah utara adalah Goa yang terletak tepat di ujung hutan ini bagian utara. Aku pernah melewatinya tetapi tidak pernah masuk ke dalamnya....” Ucap sang jendral kembali..

“...dan sejauh yang aku tahu, Goa tersebut adalah tempat dimana kamu bisa mendapatkan kekuatan yang sangat amat kuat. Tentunya, jika kau berhasil menaklukkan semua monster yang menghalangi jalanmu....” lanjutnya

“...Kekuatan apa yang kamu maksud jendral?...” marco bertanya, naomi mendengarkan dengan seksama karena mungkin inilah go’a pintu keluar masuk dunia langit tingkat lima.

“......Aku pun tidak tahu, tetapi menurut penasehat istana, kekuatan tersebut bisa membuatmu mengendalikan monster-monster di hutan ini dengan hanya jentikan jari...” ucap sang jendral. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, Marco dan naomi bisa mendengar sayup-sayup bisik dari antara prajurit di sekitarnya.

“...Tetapi,...” terdengar sunyi, bisikan prajurit dibelakang sang jendral segera menghilang

“...Siapapun yang mati di dalam Goa tersebut, mereka akan bangkit dan terlahir kembali menjadi monster yang akan menjaga Goa tersebut....” ucap sang jendral melanjutkan.

Kali ini, Marco dan naomi tidak mendengar apapun selain suara api yang membakar obor. Tidak ada lagi suara bisikan bisikan para prajurit ketika itu.

“........Kau percaya dengan cerita tersebut? Jendral? “..Tanya marco

“....Kau akan percaya banyak hal jika kau telah melihat hal yang sama denganku...” Jawab sang jendral dengan tegas. Marco dan naomi menganggukkan kepalanya.

“...apakah kalian bermaksud menuju kesana jendral..??”.. tanya marco.

“...keliatannya seperti itu tuan dan nyonya..” jawab sang jendral. Terlihat para prajuritnya mulai bersiap diri untuk melanjutkan perjalanan.

“...jikalau begitu kami akan ikut bersama kalian jendral, mungkin kami akan menemukan apa yang selama ini kami cari disana nantinya, sekaligus mungkin bisa membantu menemukan sang raja..” ujar marco, dan nampak naomi sigap dengan apa yang telah diputuskan oleh marco.

“...Prajurit! Kita akan menuju Goa sebelah utara! Disitu lah kemungkinan terbesar kita untuk menemukan Raja! Sekarang jalan!...” perintah sang jendral dan serentak para prajurit segera berkumpul dan berjalan menuju gelapnya hutan.

“...Ini untukmu,..anggap saja tanda terima kasih diawal, karena membantu kami menemukan sang raja”.. kata sang jendral sembari melempar bungkusan berisi coin emas jika dilihat, Marco dan naomi kemudian menangkapnya, lanjut menyimpannya dalam dimensi penyimpanannya .

“...Kau akan mendapatkan tambahan jika kami bisa menemukan raja, baik hidup atau pun mati.....” Lanjutnya, kemudian ia menyusul prajuritnya.

Beberapa saat setelah sang jendral dan pasukannya meninggalkan marco dan naomi. Tinggal mereka berdua kala itu, sekali lagi, suasana menjadi kembali hening. Kegelapan dan kesunyian hutan di malam hari bisa membuat siapapun kehilangan akal sehat mereka, tetapi Marco dan naomi sudah terbiasa dengan ini.

Namun, samar-samar ia masih bisa merasakan keberadaan sosok yang mengikutinya sedari awal. Marco dan naomi tahu apabila yang mengikutinya bukanlah manusia, dan perasaannya benar.

Tak jauh dari dirinya berdiri, ia melihat sesosok orang atau mahluk bertubuh manusia yang menggunakan jubah panjang berwarna ungu terang. Tetapi yang membuatnya heran dan menyeramkan adalah, kepalanya bukanlah kepala manusia atau kepala monster pada umumnya. Kepalanya adalah tengkorak seekor rusa dewasa lengkap dengan tanduknya.

Genggaman tangan naomi menjadi semakin erat di telapak tangan marco, Marco terlihat bersiap untuk menyerang monster tersebut kapanpun ia bergerak. Tetapi anehnya, monster tersebut hanyalah diam dan tak bersuara.

“......Siapa kau? Apa yang kau mau?...” ucap marco mencoba berbicara.

Monster itu tetap diam sembari mengangkat tangannya pelan-pelan. Marco dan naomi berharap yang muncul dari jubah panjang ungu monster tersebut adalah tangan seorang manusia, tetapi yang Ia lihat justru tangan tengkorak dengan jari telunjuk yang menunjuk dirinya.

Marco dan naomi kebingungan dengan apa yang monster ini maksud, tetapi kemudian kebingungannya sirna, ketika tiba-tiba saja dari sampingnya muncul monster lain yang segera menyerang Marco dan naomi. Bukan hal yang susah bagi marco menghilangkan musuh mereka dengan sekali tebas. Dengan tarian pedang langitnya, semua monster didepannya dalam waktu singkat telah binasa. Namun, tanpa marco sadari, ternyata dibelakang monster tadi kembali muncul monster monster yang lainnya.

Ternyata Monster monster tersebut adalah sekelompok jast, serangga besar yang tingginya sama dengan pinggang Marco dan naomi, berbentuk seperti layaknya belalang sembah, namun berwarna hitam gelap dan bersayap. Dua bagian tangan dan kaki di depannya terlihat sangatlah tajam. Marco dan naomi bisa melihat tetesan darah segar yang mengalir di salah satu kaki monster tersebut, keliatannya mereka habis membunuh lawannya. Bathin marco.

Warnanya yang gelap dan gerakannya yang cepat membuat Jast sebagai monster yang wajib dihindari di malam hari.

Marco dan naomi menoleh sekilas kearah monster tengkorak tadi berada, namun ia tidak menemukan apa-apa disitu. Sekarang, fokus Marco dan naomi hanya tertuju pada Jast yang menghentak-hentakkan kedua kaki pedangnya ke tanah, suaranya sama persis seperti suara dua pedang yang saling beradu.

Jast kemudian melesat dengan cepat, salah satu kakinya hendak menebas Marco dan naomi namun Marco dan naomi masih mampu menghindari tebasan tersebut. Marco kemudian mengayunkan tarian pedangnya kearah Jast, namun dengan cepat pula Jast terbang dan mampu menghindari tebasan pedang Marco.

Marco tidak begitu khawatir dengan tebasan dari kaki Jast, yang ia khawatirkan adalah kemampuan berkamuflase alami yang dimiliki oleh Jast. Badannya yang berwarna hitam membuatnya hampir tidak bisa dilihat di kegelapan malam, satu-satunya harapan untuk melihat keberadaannya adalah dengan mencari sayap Jast yang akan sedikit berkilap jika terkena pantulan cahaya satelit planet ini. Sayang sekali ilmu 7 dewanya tidak bisa dia gunakan untuk monster yang ada didepannya. Karena pilihannya cuman satu, membunuh monster itu dan segera menyusul sang jendral yang sudah berjalan lebih dulu didepannya mengarah ke gua arah ujung utara hutan ini.

Ketika melihat sayap Jast yang berkilap, Marco dengan cepat menyerang dengan jurus pedang langitnya, serangan pendeknya langsung menuju kearah Jast yang sedang bertengger di batang pohon besar. Namun lemparan nya tersebut meleset karena Jast masih bisa menghindari serangan Marco tadi.

Mata Marco yang sudah terbiasa dengan gelapnya malam karena penglihatan supernya layaknya anaconda mulai berbinar kehijauan. Ia dapat melihat dedaunan dan ranting-ranting yang bergerak tertiup angin. Ia mencari kilauan sayap Jast diantara gelapnya hutan sembari mengeluarkan pedang langitnya. Mendadak, ia melihat kilauan cahaya perak melintas di hadapannya.

Jast berada tepat di depannya, bersiap untuk menyerang Marco dan naomi.

Marco kemudian memberi instruksi pada naomi untuk sedikit menjauh, setelah itu marco merendahkan badannya dan hampir membungkuk, Jast melesat dengan cepat menuju Marco. Namun sial bagi mahkluk itu, lawannya kali ini bukanlah orang sembarangan. Pergerakannya yang cepat membuat kawanan jast kebingungan. Hingga disuatu saat penyerangan, kaki tangan mereka tertancap pada sebuah batang pohon yang memang sudah disetting oleh marco. Dan inilah yang sebenarnya Marco inginkan. Dengan kaki tangannya yang masih tertancap di batang pohon itu, Jast tidak bisa bergerak sama sekali, sehingga dengan mudah Marco membunuhnya seketika.

Marco menarik nafas panjang dan kemudian mendekati naomi yang masih terlihat ketakutan, diciumnya kening pasangannya itu untuk meredakan ketakutannya. Tak seberapa lama, mereka kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Terlihat jika mereka tidak perlu lagi memikirkan siapa atau apa makhluk bertengkorak rusa tadi.

Marco dan naomi terus berjalan dengan langkat kilatnya, akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. Kelompok sang jendral dan pasukannya terlihat dengan jelas obor penerangan mereka beriringan didepan mereka dengan jarak lumayan jauh.

Hutan gelap total malam itu, tidak ada sumber cahaya selain dari redupnya terang satelit planet ini dan nyala api dari obor yang digenggam oleh beberapa prajurit. Sang jendral dan para pasukannya kembali terlihat berjalan menembus lebat dan gelapnya hutan, rasanya mereka sudah jalan berjam-jam tetapi mereka tidak menemukan satu tandapun tentang keberadaan dari Goa itu. Marco dan naomi hanya memperhatikannya dari atas sambil melayang.

Terlihat jika beberapa prajurit saling berbisik satu dengan yang lain, kebanyakan dari mereka sedang membicarakan tentang apa yang baru saja diucapkan oleh sang jendral terkait Goa dibagian ujung utara dan penjaganya, siapa atau apa yang menjaga itu.

“.......Jenderal, menurutmu apa yang akan kita harus hadapi nanti di depan Goa ujung utara itu..?” tanya salah satu prajurit kepada Sang jendral.

“....Entahlah, mungkin penyihir? atau monster yang sangat kuat?...” jawab Sang jendral, ia sudah sering kali bertarung melawan monster. Tetapi mungkin sesaat lagi Ia akan bertarung melawan monster paling kuat yang pernah Ia hadapi sejauh ini.

“...Tidak ada gunanya untuk menduga-duga, lebih baik kita bergegas dan menemukan Goa ini secepatnya....” sambung Sang jendral, dan secara serentak seluruh prajuritnya bergegas lebih cepat.

“..kenapa sih marco kita tidak langsung saja jalan kesana, kenapa mesti memperhatikan mereka dari atas sini, sungguh menyebalkan...” ucap naomi sewot dengan posisi digendong belakang oleh marco.

“...aku khawatir dengan mereka naomi, biarlah, kita ikuti saja dulu dari jarak aman seperti saat ini..” ucap marco pelan.

Tak lama kemudian, langkah Sang jendral dan prajuritnya terhenti seketika. Dari kejauhan, menembus gelap dan lebatnya hutan malam itu. Seekor rusa berjalan melintasi mereka semua, yang membuat para pasukan Sang jendral berhenti diam di tempat adalah cahaya terang yang memancar dari tanduk rusa tersebut. Mungkin, ini adalah pertama kalinya bagi mereka semua melihat sesuatu yang seanggun dan seindah itu.

Rusa tersebut terus berjalan dengan anggun seakan tidak melihat keberadaan puluhan prajurit di sampingnya. Tak butuh waktu lama untuk rusa tersebut kembali menghilang kedalam lebat dan gelapnya hutan, dan sekali lagi. Hutan menjadi gelap gulita.

“. Rusa yang sangat indah ...” ucap salah seorang prajurit, masih terkagum-kagum dengan kemunculan rusa tadi.

“......Konon katanya, siapapun yang bisa menjumpai dan melihatnya, dia akan diberkahi dengan keberuntungan seumur hidupnya...” lanjut prajurit tersebut. Sang jendral merasakan tubuhnya menghangat dan Ia bisa merasakan senyuman dari para prajuritnya.

Kemunculan Rusa ajaib pasti bukanlah sebuah kebetulan, para prajuritnya yakin mereka semua akan mendapatkan keberuntungan sesaat lagi kelihatannya.

Namun, diluar dugaan, jauh didepan mereka dan semakin mendekat kearah kumpulan prajurit terdepan, terdengar suara teriakan kesakitan dan auman monster segera menyadarkan mereka semua.

Tak jauh dari mereka berada sekarang, mereka bisa melihat sosok para prajurit yang sedang bertarung dengan seekor monster raksasa. Tanpa perlu aba-aba, Sang jendral dan para prajuritnya segera memacu kuda mereka menuju sumber pertempuran.

Mayat terlihat bertebaran, pedang-pedang yang patah, dan genangan darah menyambut kehadiran Sang jendral dan para prajuritnya. Alih-alih keberuntungan, mereka malah mendapat mala petaka yang terburuk.

“...monster...” seru salah seorang prajuritnya sembari menunjuk kearah monster raksasa yang sedang dikepung oleh beberapa prajurit lainnya.

Monster itu adalah manusia raksasa berkepala banteng yang sangat amat kuat. Tingginya bisa mencapai dua kali lipat tinggi manusia biasa, tanduk di kepalanya sangatlah tajam dan keras. Ia juga memegang kapak panjang yang sudah bersimbah darah.

Walau dikepung oleh para prajurit, monster itu hanya membutuhkan satu ayunan dari kapak besarnya untuk meratakan seluruh prajurit yang mengepungnya barusan. Teriakan kesakitan dan putus asa langsung memenuhi gelapnya hutan saat itu.

“........Serang!!!..” teriak Sang jendral sembari memimpin para prajuritnya maju.

Mereka memacu tunggangan mereka menuju monster banteng itu dengan kecepatan penuh.

Ketika hendak mencapai posisi monster, Sang jendral dengan gesit segera berjongkok di atas tunggangannya dan ketika jaraknya sudah mendekat Ia meloncat dari tunggangannya yang masih bergerak dan segera mengayunkan pedangnya tepat kearah kepala monster itu sebagai sasarannya.



#.......Sementara itu kita tinggalkan sang jendral kita ke marco dan naomi...

Malam itu naomi terlihat sexy sekali, ditengah hutan belantara, tepatnya disebuah sabana yang sangat luas yang ada ditengah hutan belantara, marco menggunakan unsur cahayanya untuk menerangi luasan 10x10m2nya saat ini, layaknya lampion yang tidak kunjung terbang tinggi, semua mengelilingi 10x10m2 area itu, indah sekali, karena naomi mengeluarkan sleeping bagnya, beda dengan sleeping bag di bumi, disini, lebih mirip dengan kasur yang sangat empuk tapi sangat ringan untuk dibawah. Tingginya juga setinggi 80cm dari dasar tanah. Begitu romantis momen mereka kala itu.

POV MARCO

Aku menggendong Naomi ke Kasur. Ia terlentang. Entah kapan gadis cantik ini menanggalkan semua bajunya. Ditengah hutan yang gelap, kontras sekali tubuhnya yang putih mulus menjadikan cahaya keindahan tersendiri terpancar ditengah.

Aku menciumi leher Naomi dan meninggalkan jejak kecupan merah terus hingga ke payudaranya lalu turun ke perut dan menarik celana dalamnya.

“...Sexy...” pujiku setelah melihat vagina Naomi. Aku menjilati vaginanya yang bersih, sepertinya ia sudah membersihkannya sebelum melakukan malam kenikmatannya bersamaku. Tanganku terus memainkan nipplenya yang sudah menegang, Naomi terus memberikan desahan yang membuat aku terus menikmatinya dengan semangat membara.

“......Ahhh sayang, pelan-pelan...” ucapnya

“...hhmmmpp..sluurrpp”.Aku menjilati klitoris nya dan tanganku terus memainkan nipple nya secara terus menerus.

Dan aku meludahi vaginanya ketika memasukkan jariku. Tanganku mengocok vagina Naomi dengan cepat.

“...Ahhhh.... Yesss ahkhhh akhhh....” naomi mengerang kenikmatan.

Aku memasukkan tiga jari ke dalam vagina Naomi dan terus mengocok dengan cepat.

“.....Akkhhhh... Oh my god, akkhhh sayang akkkhhh mmppphhh...” desah membahana detangah hutan belantara.

“........You like it, baby ?.....” tanyaku dengan nada mendesah.

“........Akkh yess aakkhhh.... Oh my god, akkhh yess akkhh...” naomi merancau bersamaan dengan Naomi mendapatkan klimaks pertamanya , dan ia benar-benar menikmatinya.

“........Aku mau juniormu, honey.... “ ucap Naomi. Sejurus kemudian aku menuruti permintaan Naomi.

Sekarang aku tidur terlentang sambil membuka kemeja dan celanaku. Naomi melumat bibirku, dan aku membalasnya. Saling bertukar saliva dan beradu lidah di dalam mulut. Lalu Naomi mencium leherku terus turun ke perutku, ia nampak suka dengan perut sixpack dan ia terus turun di juniorku. Naomi memasukkan juniorku ke dalam mulutnya dan mulai menaikkan-menurunkan kepalanya dengan cepat.

“.......Ahh, sayang pelan-pelan saja....” aku sedikit ngilu tapi aku menikmatinya saja. Naomi terus melahap penisku hingga dalam, aku menahan kepalanya hingga ia tersedak.

“.....Akh.ooowwhh.. Penismu sangat besar sayang, aku suka...” naomi dengan matanya memandang dari bawah sana, tatapan yang aaah sudahlah susah diucapkan dengan kalimat. Bibirnya yang sexy masih menempel dikepala juniorku. Tangan kanannya masih memegang batang juniorku yang tegak kencang sapa semesta didepannya. Sungguh pemandangan yang menggairahkan.

Naomi terus lanjut memompa kepalanya naik-turun dan sesekali ia mengocoknya. Aku langsung membalikkan Naomi di Kasur, dan ia sekarang terlentang, aku masih terus memainkan klitoris nya dan mengocok vaginanya hingga benar-benar basah.

Ketika naomi sudah memasrahkan dirinya yang telah dilanda nafsu birahi tinggi, dengan gerak cepat lalu aku mulai memasukkan penisku ke vaginanya.

“....Aw... pelan-pelan sayang masukkinnya...” pekik naomi terkejut saat benda tumpul itu mulai penjelajahannya. Penisku perlahan masuk ke dalam vaginanya, sangat pelan. Ekspresi Naomi hanya merem-melek menahan sakit.

“.......Jleb..... blesssh....”

“...ooohhhh....aaaaAhh sayang, sakit.,,punya kamu terlalu gede...ooowwwh...enaaak”..rancau naomi.

“....nikmati saja..nanti kamu akan terbiasa untuk menikmatinya...”ujarku. Aku perlahan mulai permainan ini.

“........Akkhh akkhh.... Mmpphhh akkhh....”...teriakan desahan membahana kembali

“........Yeeess akkhhh akkuu aakkhhh mmpphhh akkkhhh sukaaa akkhhh oohhh....”..naomi mengerang kenikmatan disertai lengkungan tubuhnya keatas..kedua bola melon dadanya terlihat ikut bergoyang goyang bergetar...daan, yaa ...naomi klimaks kembali.

“....huuuuufff...hosh..hosh...” suara nafasnya tersengal dicampur raut muka kenikmatan yang tidak bisa dilukiskan aura wajahnya.

Aku terus menggenjot Naomi sangat cepat. Kali ini dengan ritme lebih cepat lagi.

“......Uuhhhh akkhhh yess ooohhh mmmpphhhhsss....”. desah Naomi.

Kemudian tanpa aba aba, aku menggendong Naomi berdiri, sambil terus menggenjot dia.

Naomi melingkarkan tangannya keleherku, antara takut jatuh, enak, sensasi dan sambil menahan sakit karena tusukan benda tumpul yang teruus memompanya dibawah sana, tapi naomi terus saja mendesah.

Aku langsung melumat bibir basahnya itu agar ia tidak kesakitan, lidahku dengan lidahnya terus beradu. Setelah beberapa saat lamanya, aku mengganti posisi doggystle dengan cepat.

“.......Sayang, pelan-pelan masukkinnya, punyaku masih terasa penuuh sekali...” kata Naomi. Sedikit mengabaikan apa kata Naomi, aku langsung masukkan saja penisku ke dalam vaginanya.

“.........Akhh... Akhhhh akkkhh mmppphh aakkhh, sayyyaaaang faster faster...”..kali ini naomi tidak lagi terlihat kesakitan.

Aku mempercepat genjotannya sambil menarik rambut Naomi seperti ala-ala koboy berkuda, Naomi terus mendesah sangat liar. Hingga kembali naomi mendapatkan klimaks yang entah kesekian kalinya malam ini.

“.........Sayang, kamu capek?...” tanyaku padanya.

“..........Tidak sayang, aku suka semangat bercintamu...” jawabnya, dengan raut wajah kelelahan, entah sudah berapa kali naomi klimaks malam ini, dan aku belum juga kunjung mendapatkan bagianku.

“....kamu, bener bener.. ya,,, ga ada capeknya sama sekali...” ujar naomi.

Kemudian aku coba mengganti posisi dengan tidur terlentang, Naomi berada di atasku. Terlihat jika Naomi berusaha memasukkan penisku ke vaginanya.

“...jleebbb..bleesssshh...”.

“...Ohhhh yass baby, akkhh yesss.....”...ucap naomi saat dia kembali memutar mutarkan pingulnya kedepan kebelakang layaknya naik kuda.

Aku mencoba membantunya dengan mempercepat genjotan kepadanya, hingga, kembali naomi mendapatkan klimaksnya lagi, lagi dan lagi...

Aku merasakan penisku semakin licin di dalam vaginanya Naomi, tapi tidak peduli dan aku terus menggenjot dia dari posisi bawah. Sementara naomi terlihat seperti wanita telanjang sedang menaiki kuda liar. Bola dada melonnya bergerak naik turun, sungguh menggairahkan.

“.......Akkhh faster mmpphhh aakkhh fasterr aaakkkhhh...harder please...” rancunya kembali

“....oookhhhggghh....bebb....oooww...”... dan kami menutup dengan klimaks bersamaan kala itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa ditengah hutan belantara, hanya diterangi lampu lampu buatan yang menambah keromantisan suasana.

“...sebentar yaa sayaaang, istirahat dulu...aku capek...” ucap naomi.

“...minumlah ini naomi..” ucapku sambil memberikan pil peningkat stamina yang aku buat dari gingseng langka yang hidup jutaan tahun lamanya dalam tanah arka.

“...glek...”

“...eh..bener”...ucap naomi ketika setelah pil itu tertelan olehnya, masuk kedalam tubuhnya dan langsung bereaksi dengan tubuhnya. Tampak wajah yang sangat cerah dan bersemangat layaknya wajah bahagia terlihat kala itu. Tanda jika staminanya sudah kembali recharge.

“...kita berangkat sekarang”.. ujarku saat melihat naomi sudah dengan pakaian petualangannya.

“...whuuzzz”... dengan kecepatannya, marco dan naomi bergerak menuju tempat sang jendral.

End POV

Terlihat sang jendral sangat kewalahan dengan monster yang sedang dihadapinya. Sang jendral berusaha memenggal kepala monster itu. Namun, dengan gerakan yang sama cepatnya. Monster banteng mengayunkan kapak panjangnya sekali lagi kearah sang jendral, namun terlihat sang jendral yang dengan reflek sigapnya, langsung melindungi dirinya dengan perisai besinya. Sang jendral masih terpental jauh dan terlihat terluka cukup parah, tetapi dia baru saja menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian.

Butuh waktu beberapa saat bagi sang jendral untuk bisa bangkit berdiri, perisai besi miliknya sudah retak dan tampaknya tidak akan bertahan lebih lama lagi. Ia berdiri menahan sakit sembari melihat Monster banteng menghabisi sebagian besar prajuritnya dengan mudah.

“...jendral?”... ucap lirih seseorang yang sedang berbaring di tanah, tidak jauh dari sang jendral berada. sang jendral menoleh kearah sumber suara, dan perasaan jendra langsung merasa hampa kala itu. Tangan kanannya, teman seperjuangannya, tampak berbaring di tanah dengan darah yang membasahi seluruh tubuhnya, tangan kanannya telah terpotong dan kulit wajahnya terlihat sangat pucat sekali. Prajurit itu terlihat sangat kesulitan untuk bernafas dan sang jendral segera berjalan kearahnya.

Saat sang jendral lengah.. tanpa diduga monster itu menyerang dengan ganas hingga terlihat tusukan kuku kuku tajam monster itu menembus tubuhnya.

Marco yang kala itu baru saja tiba, ketika melihat kejadian itu, segera, marco mengamankan lokasi naomi, marco bergerak dengan kilat kearah sang jendral.

“...Maafkan aku jendral aku harusnya kesini lebih cepat...”ucap marco lirih sembari meletakkan telapak tangannya di dada sang jendral yang kembang kempis menahan sakit yang luar biasa menjelang ajalnya.

“......Bukan salahmu ... Aku juga tidak mengira akan bertarung melawan Monster banteng malam ini ...” ucap si jendral dengan lirih, sangat lirih sampai-sampai marco bisa merasakan jika orang didepannya itu sedang membutuhkan seluruh tenaganya untuk sekedar berbicara.

“..Tetapi lihat, kita sudah di jalan yang benar ... Lihatlah ...” lanjut jendral, sembari menunjuk ke belakang tubuh sang Monster banteng yang berdiri dengan nafas memburu.

Bahkan dengan gelapnya malam dengan penglihatan supernya, marco bisa melihat pintu masuk Goa yang di dalamnya terdapat obor yang menyala, menerangi siapapun yang hendak masuk. Tak jauh dari lobang masuk Goa tersebut, terlihat sebuah mahkota berkilau emas yang tergeletak di tanah pintu masuk goa.

“.....Itu adalah mahkota Raja, dan itu pasti adalah Goa ujung utara yang kamu bicarakan kekami jendral..” tanya marco.

“...heemm..” anggukan kepala jendral tanda persetujuan.

“..tolong aku.. tolong raja kami...” ujarnya

“..jendral, bertahanlah! Kita sudah sampai di tujuan...” ucap marco

Marco berhenti berbicara ketika dia merasakan orang didepannya sudah tidak bergerak sama sekali. Dia terlambat, sang jendral dan seluruh pasukannya sudah meninggal.

Marco juga bisa merasakan keheningan hutan di sekitarnya. Tidak ada lagi suara auman sang monster, suara pedang beradu, ataupun suara teriakan dari prajuritnya. Samar-samar, Ia hanya bisa mendengar nafas Monster banteng dari kejauhan. Ketika menoleh ke sumber suara, barulah marco menyadari jika Monster banteng sudah membunuh semua prajuritnya dalam waktu yang singkat.

Kini hanya tersisa dia dan naomi saja dihadapan monster banteng itu.

Nafas Monster banteng semakin memburu sementara itu, Marco hanya menatap monster itu dengan tenang sembari menghirup nafas dalam-dalam. Kemudian, dalam waktu yang bersamaan marco membuka pedang langitnya, bersiap untuk mengakhiri pertarungan dengan satu serangan.

Monster banteng terlihat berlari dengan cepat mencoba menyerang terlebih dahulu, monster itu mengayunkan kapak besarnya dengan kencang tetapi marco dengan cepat menunduk dan meluncur tepat ke bawah kaki Monster banteng sembari menebaskan pedangnya ke kaki Monster banteng. Tebasan dari pedang langit menghasilan auman kesakitan dari Monster banteng, tetapi marco belum selesai. Dengan cepat, marco bangkit berdiri dan menebas kaki Monster banteng yang satunya lagi, membuat monster raksasa tersebut bertekuk lutut membelakanginya kala itu. Monster itu kehilangan kedua kakinya.

Kemudian, dengan jurus tarian pedang langitnya marco menusukan pedangnya ke punggung Monster banteng, menembus jantungnya dan membuat Monster banteng mengaum lebih kencang lagi. Sebagai penutup, marco terlihat menarik kembali pedangnya dan dengan gerakan yang sangat cepat langsung memenggal kepala Monster banteng dengan satu ayunan pedang langitnya. Hutan kembali sunyi senyap, tidak ada auman kesakitan Monster banteng, kini yang marco bisa dengar hanyalah suara semburan darah yang terus keluar dari leher Monster banteng.

“...horrrggg...horrrggg...horrrggg”..

Muncul sinar sinar pelangi dari leher sang monster, sinar itu menuju marco dengan cepat, masuk kedalam kepalanya, terlihat siluet ilmu penguasa monster melekat dalam memory kepalanya kala itu.

Marco terlihat tenang dan dia baru saja bertarung melawan kematian dan berhasil memenangkannya.

Adrenalin masih memenuhi seluruh tubuhnya dan Ia bisa merasakan semua yang berada di sekitarnya. Aura hitam aura ketakutan dari seluruh penghuni hutan belantara yang masih terlihat bersembunyi menyelidik, ketika marco menewaskan pemimpin hutan belantara itu keliatannya.

Beberapa burung mirip burung gagak dibumi yang sedang hinggap berbaris rapi layaknya antrian bansos, mereka penuh di berbagai ranting pohon menambah keangkeran kondisi malam itu, semerbak bau amis darah dan juga ditambah ada sesosok yang berdiri tepat beberapa meter dibelakang marco kala itu.

Karena bisa mendeteksi energi asing, segera marco menoleh ke belakangnya, dan dia menjumpai sosok yang ditutupi oleh jubah panjang berwarna ungu terang. Kepala dari sosok ini adalah tengkorak rusa lengkap dengan tanduk panjangnya. Tidak ada mata atau gigi di tempat seharusnya mereka berada.

Anehnya, marco merasa tidak ada ketakutan sama sekali. Ia sudah bertempur melawan ratusan manusia dan monster, dia tidak pernah takut melawan siapapun memang. Jadi tidak ada keraguan saat dia berada didepan sosok monster tengkorak didepannya kala itu, alih-alih merasa dalam bahaya, dia justru merasa tenang dan aman. Seakan-akan tidak akan ada yang bisa menyakitinya saat itu.

Monster berkepala tengkorak rusa tersebut berjalan kearah marco dan naomi yang kini telah berada disamping marco memeluk dengan wajah dibenamkan kedada bidang pangerannya itu, dengan pelan, sesampainya di depan marco. Mahkluk itu menjulurkan tangan tengkoraknya dan jari telunjuknya menyentuh dahi marco.

Dalam sekejap, marco berpindah tempat. Alih-alih di hutan, marco dan naomi kini berada di sebuah ruangan dengan seseorang yang sedang duduk di kursi tahta. Mayat monster dan tengkorak manusia berada di sekelilingnya. Terlihat jika orang tersebut sedang melamun, menatap ke bawah tanah dan tampak sedang memikirkan sesuatu. Sampai akhirnya, mata orang tersebut dan marco saling bertemu.

“...Apakah Anda raja lotus!..” ucap marco memulai pembicaraannya.

Setelah mendengar suara orang itu, barulah raja yang tadinya termenung menyadari siapa dia. Dia adalah Raja yang selama ini dicari oleh sang jendral yang mati terbunuh tadi.

“......Kau harus membantuku! ......Kau harus membantuku! Aku tidak bisa menyelesaikannya sendirian! Tolong aku!..” teriak Raja dengan keras, Ia berjalan menghampiri marco. tetapi belum sempat marco membalas ucapan Raja, mahkluk tengkorak rusa itu berada ditengah tengah mereka berdua.

“..raja ini telah membuat perjanjian dengan iblis monster banteng yang telah kamu bunuh tadi anak muda” ucap monster berkepala tengkorak rusa,..

“...aku harus memanggilmu yang mulia...” ujarnya kembali.

Marco tidak mengerti sama sekali apa yang diucapkannya.

“...benar, aku minta maaf, ini semua salahku..aku mohon lepaskan aku..” ucap sang raja berbicara.

“...syukurlah kamu bisa membunuhnya yang mulia”.. ucap monster berkepala tengkorak rusa

“..kini hutan ini bisa kembali kebentuk aslinya,...tidak akan lagi ada keangkeran yang menimbulkan bencana kedepannya..” kembali dia melanjutkan.

“...sungguh, siapa Anda yang mulia sebenarnya?..” ucap monster berkepala tengkorak rusa kembali bertanya kepada marco.

“...aku lihat ditubuh yang mulia mengalir darah dewa milyaran tahun yang lalu..” ucapnya kembali

“... namaku marco, dan ini naomi pasanganku..”..ucap marco

“..jadi begini...” mulailah marco menjelaskan maksud tujuannya datang kehutan ini kepada kedua orang asing didepannya.

“...heemmm...takdir” ucap monster berkepala tengkorak rusa terlihat sambil mengangguk anggukkan kepalanya.

“...andalah takdir itu yang mulia...” lanjutnya

“..mengenai jalan menuju langit ketingkat lima..” ucapnya kembali

“...diujung go’a ini terdapat sinar langit abadi berwarna biru, itulah jembatan pintu menuju langit tingkat lima yang mulia...” ucap monster berkepala tengkorak rusa.

“...dan kamu Raja, segeralah kembali kejalanmu, jangan pernah lagi membuat kesepakatan iblis..” ucap monster berkepala tengkorak rusa.

“..b-b-baaaiiik..saya mohon maaf tuan..”...ucap sang raja dengan terbata dan menyembah hormat.

Tiba tiba monster berkepala tengkorak rusa kembali menyentuhkan jari tengkoraknya kekening Raja, dan sedetik kemudian Raja itu hilang, mungkin sudah kembali kekerajaannya. Bathin marco kala itu.

Setelah kejadian itu, kini tinggal marco, naomi dan monster berkepala tengkorak rusa didalam go’a itu.

“... terima kasih tuan...hemm??” marco berbicara ragu memulai pembicaraan karena dia tidak tahu dengan siapa dia berbicara saat ini.

“...namaku nemsis yang mulia, aku penjaga go’a ini, monster itu telah membuatku terlempar keluar dari go’a ini beribu ribu tahun lamanya, terima kasih kamu telah membunuhnya anak muda..” ucap monster berkepala tengkorak rusa dengan sikap hormatnya pada marco.

“..kenapa kamu memanggilku yang mulia nemsis?? Aku bukanlah rajamu”...ucap marco

“.. maafkan hamba yang mulia, dengan kematian iblis monster banteng tadi, kuasa penuh saat ini ada ditangan yang mulia, seperti yang mulia lihat, energi monster warna pelangi telah masuk kedalam diri yang mulia, jika yang mulia memerintahkan, kami semua tidak bisa melawannya..” ucapnya menjawab pertanyaan marco.

“...hemmm..seperti itukah”...marco kembali berbicara. Pantas saja kemarin kecoa itu tidak bisa mendengarkanku.

“...terimalah batu batu permata emerald ini yang mulia, batu ini dapat membantu anda untuk melewati hambatan dilangit kelima...”..ucapnya dengan sopan sambil menyerahkan satu kotak penuh berisi batu emrald berwarna hijau yang begitu indah.

“...terima kasih atas kebaikanmu nemsis..dan maaf kami tidak berlama lama disini, kami harus segera pamit pergi, terkait kuasa monster didalam hutan ini aku serahkan kepadamu sementara waktu sampai nanti aku selesai dengan pekerjaanku”..ucap marco.

“...baiklah yang mulia, akan hamba laksanakan..” ujarnya nemsis.

Tanpa menunggu lama, marco dan naomi segera menuju kearah yang ditunjukkan oleh nemsis tadi.

“...anak muda yang menarik...”..gumam nemsis ketika dia tertinggal sendirian didalam go’a itu memandangi punggung pemuda yang telah membantunya melepaskan diri dari belenggu monster banteng yang sudah membuat kondisi hutan tidak sama seperti asal mulanya.

“...begitulah takdir...”..ucapnya pelan.

...bersambung
ruuuaarr biasaa
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Hiukali ..
Tapi sayang sekali,
Gara2 enak2 ga tahu waktu,
Sang Jendral harus gugur dalam medan perang, hehe..
Setelah hewan, tumbuhan, jin, sekarang monster..
Betul2 jd Rajanya Raja, hehe..
Tinggal manuasia sepertinya..
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd