Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Alurnya kok ada bau-bau superhero huu, apa itu spiderman yg neyelametin wulan hahaha
 
Akhirnya ada update ny lagi, wah imbang nih Sama-sama dapat daun muda, cuma cara burhan lebih top di banding samsul, wajar bae pacar ny dulu bisa di tikung, pengalaman ny masih kurang..
 
Yaa Hu kok engga dicoblos, jgn srh berhenti hrsnya ikut bergabung coblos memek & analnya...
 
ini yg selalu di tunggu ...

eksekusi wulan...hehehe..

*walau nanggung*
 
Siapakah bosnya itu ? Apa mungkin ayah mila atau mungkin bisa jadi mantan rekan bisnis burhan dibali ?
 
Part 27: Pembuktian Cinta

Wulan-1.jpg

"Om Syamsul?" Ujar Wulan ketika melihat sosok pria yang kini ada di hadapannya. Ia akhirnya melihat wajah orang yang dipanggil bos tersebut setelah pria tua itu menyingkirkan tubuh anak buahnya yang bernama Rojak dari atas tubuh Wulan.

Ia kini ingat bahwa ia pernah melihat wajah Rojak saat tengah berkunjung ke kios milik ayah Mila. Pria berusia 40 tahun yang baru saja menggerayangi tubuhnya itu adalah salah satu karyawan di kios tersebut.

"Enggghh ... Om bisa jelaskan semuanya, Wulan. Om minta maaf, ini semua hanya salah paham," jawab Pak Syamsul panik.

Wulan pun menatap tajam mata Pak Syamsul dengan tatapan kesal. Ia tak menyangka ayah sahabatnya tersebut tega merencanakan sesuatu yang jahat kepada dirinya. Ia sampai tidak menyadari bahwa ia masih dalam kondisi telanjang, dan hanya tertutup oleh secarik kain jilbab.

Justru Pak Syamsul yang kemudian menyadari hal tersebut. Ia tidak bisa mungkir bahwa tubuh indah Wulan yang terbuka di hadapannya benar-benar membuatnya terangsang. Kemaluannya bahkan sudah berdiri tegak sejak Rojak memulai aksinya melucuti pakaian Wulan satu per satu. Melihat sahabat anaknya dilecehkan oleh pria buruk rupa yang hanya merupakan karyawan kios seperti Rojak membuat birahinya memuncak. Namun ia kini telah sadar bahwa apa yang ia lakukan merupakan sesuatu yang salah, dan berusaha untuk menebusnya.

Pak Syamsul pun langsung mengumpulkan seluruh pakaian Wulan yang tergeletak di lantai, mulai dari bra, kemeja putih, dan celana dalam, lalu memberikannya kepada Wulan.

"Om, Wulan masih gak bisa gerak," ujar Wulan.

"Hmm, Om bantu pakaikan boleh?" Ujar Pak Syamsul meminta izin.

Wulan berpikir sejenak, namun ia tidak menemukan cara lain agar ia bisa mengenakan kembali pakaiannya. Tubuhnya masih belum mau diajak berkompromi. Perempuan muda tersebut akhirnya menganggukkan kepala.

Pak Syamsul pun langsung membantu memasangkan bra milik Wulan di payudaranya yang indah, hingga memasangkan kaitan bra tersebut di punggung perempuan muda itu. Ia pun membantu Wulan mengenakan kembali kemejanya, serta memasangkan kancingnya satu per satu. Pria tua tersebut tampak begitu hati-hati ketika melakukannya agar Wulan tidak mengira bahwa ia tengah mencuri kesempatan untuk menyentuh bagian tubuh sensitif milik perempuan tersebut.

Setelah itu, Pak Syamsul membantu Wulan untuk mengenakan kembali celana dalamnya. Ia masukkan kaki Wulan yang indah, lalu ia tarik celana dalam itu ke atas. Tidak bisa tidak, tangannya harus bersentuhan dengan kemaluan Wulan, yang kembali merasakan sensasi geli.

Tak lupa, Pak Syamsul juga menurunkan rok panjang Wulan yang masih tergantung di pinggang. Ketika melakukan itu, ia bisa merasakan bau harum kemaluan Wulan yang telah sedikit basah setelah dirangsang oleh Rojak.

Tanpa disadari oleh keduanya, tiba-tiba Rojak telah menemukan kembali kesadarannya. Ia lalu berteriak, "Kurang ajar kau, Syamsul. Apa yang kamu lakukan?" Ujarnya sambil mengelus-elus kepalanya sendiri. Hantaman kayu yang diayunkan Pak Syamsul ke kepalanya masih menyisakan rasa sakit yang teramat sangat.

"Sudah Rojak, hentikan. Aku kan hanya minta kamu untuk menunjukkan kepada Wulan bahwa ia tidak boleh mengerjai aku dengan godaannya, bukan artinya kamu bisa menyetubuhinya," ujar Pak Syamsul.

"Ah, gak usah munafik lo Syamsul, lo juga pengen kan ngentotin itu cewek. Bilang aja kalau lo serakah dan mau nikmatin tubuhnya sendiri," jawab Rojak.

"Jangan kurang ajar lo, Rojak. Sudah, lebih baik hentikan ini semua," ujar Pak Syamsul dengan nada yang lebih tinggi.

"Enak saja kalau ngomong, lo pilih kita berdua ngentotin cewek montok itu malam ini atau gw habisin lo."

"Jaga bicara lo, Rojak."

Rojak bergeming, matanya menatap tajam ke arah Pak Syamsul. Hingga tiba-tiba Pak Syamsul melayangkan tinju ke arahnya, yang kemudian menghantam pipinya. Tak terima, Rojak pun membalas pukulan tersebut hingga muncul bekas lebam di pipi Pak Syamsul. Keduanya saling berbalas pukulan, sebelum kemudian Rojak mengeluarkan sebilah pisau lipat dari kantongnya.

"Mau apa lo, Rojak," ujar Pak Syamsul.

"Gue cuma mau yang enak-enak buat kita berdua, bangsat," jawab Rojak.

Pak Syamsul kemudian bergerak cepat ke arah Rojak dan menyeruduk tubuh bawahannya tersebut. Tubuh mereka berdua terjungkal ke lantai. Keduanya saling bergulat dengan tujuan yang berbeda. Rojak berusaha menyerang Pak Syamsul agar bisa tetap mendapatkan kepuasan dari Wulan, sedangkan Pak Syamsul yang sebenarnya lebih tua berniat untuk mengambil pisau dari tangan Rojak dan menyelamatkan Wulan.

Hingga akhirnya, "Ahhhhhh ... Setan kau Rojaaaakk."

Baik tubuh Rojak dan Pak Syamsul sama-sama terdiam. Rojak yang sebenarnya tidak ingin menyakiti siapa-siapa, langsung kaget begitu menyadari bahwa pisau yang ia miliki telah menembus sesuatu, dan sekarang telah berlumuran cairan berwarna merah. Ia pun berdiri dan berusaha mundur menuju pintu kamar. Sedangkan Pak Syamsul hanya bisa meringis memegangi bagian tubuhnya yang terluka.

"Lihat pembalasanku nanti, Syamsul," ujar Rojak sebelum kemudian membuka pintu dan lari keluar, meninggalkan Pak Syamsul dan Wulan berdua di kamar tersebut. Ia masih mempunyai akal sehat untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa membuatnya masuk ke hotel prodeo.

Dengan tertatih, Pak Syamsul memaksakan diri untuk berdiri dan kemudian berlutut di sisi tempat tidur tempat Wulan berbaring. Ia masih memegangi luka di tubuhnya yang berada di bagian perut sebelah kiri. Kemeja yang dikenakan Pak Syamsul pun kini telah berlumuran darah.

"Maafkan Om ya Wulan, Om sudah melakukan kesalahan," ujar Pak Syamsul sambil menundukkan kepala. Sesekali ia meringis menahan rasa sakit yang bertubi-tubi melanda tubuhnya.

Wulan memang masih marah karena tindakan Pak Syamsul kepada dirinya. Namun ia juga salut akan keberanian Pak Syamsul untuk meminta maaf atas perbuatannya, dan mengorbankan tubuhnya untuk menyelamatkan Wulan dari ancaman tindakan cabul Rojak. Ia kini justru merasa khawatir dengan kondisi ayah sahabatnya tersebut, karena sepertinya luka yang ia alami cukup dalam. Kekuatan tubuh Wulan memang telah perlahan pulih, namun ia masih belum terlalu kuat untuk menggerakkan tubuhnya secara normal dan tetap tidak bisa membantu Pak Syamsul menyembuhkan lukanya.

"Sudah jangan ngomong apa-apa dulu, Om. Cepat telepon rumah sakit untuk mengantarkan ambulans ke sini," ujar Wulan.

Pak Syamsul pun setuju dengan usul Wulan. Sambil tetap memegangi lukanya dengan tangan kiri, Pak Syamsul kemudian meraih handphone dari kantong celananya dengan tangan kanan. Ia pun menekan nomor yang ia ketahui adalah saluran komunikasi untuk keadaan darurat, lalu meminta dikirimkan ambulans ke lokasi tempat dirinya kini berada.

Sembari menunggu kedatangan ambulans, Pak Syamsul pun menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi.

"Om akui, om khilaf karena kamu seperti selalu menggoda Om. Tentu saja Om tergoda ketika merasakan tubuh kamu yang tidak mengenakan bra, terlebih ketika Om kemudian bisa memeluk kamu," ujar Pak Syamsul.

Wulan hanya terdiam menatap wajah Pak Syamsul sambil mendengar ceritanya. Kini ia sadar bahwa kejadian ini merupakan akibat dari godaan dirinya

"Rojak kemudian mengusulkan untuk mengerjai kamu. Dia katanya punya obat bius yang cukup ampuh, dan kosannya ini kosong untuk hari ini. Aku yang khilaf akhirnya menyetujui usulnya, karena dia janji untuk tidak menyetubuhi kamu. Om hanya ingin kamu sadar bahwa kamu tidak boleh menggoda lelaki dengan cara seperti itu lagi," jelas Pak Syamsul.

"Om minta maaf banget, Wulan. Terserah kamu mau bilang ke Mila juga gak apa-apa, Om memang salah. Om janji gak akan melakukan hal seperti ini lagi ke siapa pun," tampak muncul butiran air mata dari sudut mata Pak Syamsul. Ia tampak benar-benar menyesal.

"Sudahlah, Om. Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Yang penting, sekarang Om sudah menyelamatkan Wulan dari Rojak, terima kasih ya," ujar Wulan sambil tersenyum.

Pak Syamsul pun membalas senyuman Wulan, meski tetap tidak bisa menyembunyikan rasa malunya.

Beberapa menit kemudian, ambulans pun datang dan petugas paramedis langsung masuk untuk menolong Pak Syamsul. Di saat yang sama, Wulan telah kembali bisa menggerakkan tubuhnya. Mereka berdua pun dibantu untuk berjalan ke dalam mobil ambulans.

Ketika ditanya oleh petugas medis tentang apa yang sebenarnya terjadi, Wulan menceritakan bahwa ia diculik oleh seseorang, dan Pak Syamsul menyelamatkannya. Ia menyembunyikan fakta bahwa Pak Syamsul juga merupakan komplotan dari penculiknya tersebut. Ketika ditanya apakah ia mau segera melaporkan hal tersebut ke polisi, Wulan menggeleng.

"Nanti saja, yang penting sekarang pria ini harus segera diselamatkan. Dia ayah dari teman saya," ujar Wulan.

Di dalam ambulans, Pak Syamsul terbaring di bagian belakang mobil. "Maafkan Om ya, Wulan," ujarnya lagi.

Wulan tersenyum. Ia pun mengarahkan tangannya untuk menggenggam tangan Pak Syamsul dan mengelusnya. Pak Syamsul tampak kaget diperlakukan seperti itu. Matanya sayu tanda ia telah kelelahan menahan rasa sakit dan sepertinya akan kehilangan kesadaran sebentar lagi. Namun sebelum ia kehilangan kesadaran, ia sempat melihat Wulan mencondongkan tubuh ke arahnya, dan mendekatkan wajah ke arah wajahnya.

Pak Syamsul bisa merasakan kehangatan bibir Wulan menyentuh pipinya. Sayup-sayup ia mendengar bisikan Wulan, meski tidak terlalu jelas sehingga ia tidak tahu apakah itu nyata atau hanya mimpi. Karena bisikan tersebut berbunyi, "i love you, Om."
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd