Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN TIMUR (no sara)

BAB 5: SALAM PANAS PERPISAHAN.

Flashback..

"Jam 10 kesini. Bapak akan pergi memancing sampai jam 12 atau bahkan menginap. Kita punya banyak waktu untuk sekedar salam perpisahan" Ujarnya kembali membalas pesan dari Victor.

"Baiklah buk saya samperin nanti. Request saya ingin main di tempat terang. Atau ibu sayng ke sini. Karena di sini ambri seperti biasa tidak akan pulang" Ujarnya.

"Oke saya kesana nanti" Balas buk tisa kembali dengan di akhiri emoticon love.

.............

"Victor tolong besok jangan sampai terlambat untuk hari pertama ya!" Sebuah chat masuk dari buk tisa salah satu orang yang meng interviewnya pagi tadi.

"Siap ibu saya pastikan tidak akan terlambat" Ujarnya yang kemudian di balas dengan emoticon oke oleh buk tisa di sebrang sana.

Tak lama kemudian sebuah ketukan pintu terdengar ia bergegas membuka pintu dan mendapati buk tisa tengah berdiri dengan mengenakan celana bahan berwarna orange dan kemeja merah muda garis-garis serta hijab berwarna abu-abu.



Victor bergegas menyuruh buk tisa masuk. Setelah mengunci pintu, keduanya seolah sudah saling kesetanan saling berpelukan dan berpagutan dan saling bertukar air liur.

Keduanya tau bahwa esok adalah hari dimana mereka tidak akan sebebas ini lagi untuk saling memuaskan karena Victor yang sudah harus pindah tempat tinggal.

Victor memepet tubuh buk tisa kearah dinding dan kembali memagut bibir yang hampir dua hari ini dia nikmati. Buk tisa tak mau kalah lidahnya membelit lidah Victor hingga air liur mereka menetes di sela bibir mereka.

Victor mengangkat tubuh buk tisa dan mendudukkan buk tisa diatas meja biasa ia menaruh rice cooker. Dengan beringas ia melepas dsn menarik turun celana dan celana dalam warna hitam milik buk tisa.

Ia membuka lebar-lebar paha buk tisa dan menghirup aroma kemaluan buk tisa yang mulus tampa bulu sedikit pun itu. Jarinya membuka Liang buk tisa dan kini lidahnya bermain di atas permukaan Liang yang sudah basah milik buk tisa.

Diperlakukan semacam itu, buk tisa merem melek bukan kepalang nikmat yang ia rasa. Hingga seperti akan ada yang meledak di bawah pusarnya.

"Arghhhh Victor aku keluar! Arghh ini nikmat sekali" Ujarnya mendongak. Retina matanya hanya menyisakan warna putih dan mulutnya menganga lebar di iringi desahan kenikmatan yang membuat Victor semakin semangat menggempur Liang kenikmatan buk tisa.

"Ayo masukin cepat Victor saya udah enggak tahan" Pintanya dengan wajah memelas.

"Bilang masukin kontol kamu victor" Ucap Victor mempermainkan buk tisa yang sudah kepalang terbakar birahi itu.

"Arghhh masukin kontol kamu yang besar itu Victor saya udah enggak tahan" Ujarnya mengikuti kemauan Victor.

"Dengan senang hati sayangku" Balas Victor sembari menggesek kemaluannya di Liang buk tisa.

Buk tisa melirik kearah batang kejantanan Victor ketika mencoba masuk ke Liang vaginanya yang kecil itu. Ia tak habis fikir bagai mana penis dengan ukuran sebesar itu bisa masuk kedalam vaginanya yang mungil.

Batang kejantanan sepanjang 26CM tak bersunat milik Victor mulai perlahan memasuki Liang kenikmatan milik tisa. Dengan sedikit hambatan ia mulai menerobos celah sempit yang sudah ketiga kalinya ini ia nikmati.

"Arghh tetap saja sempit" Ucap Victor dalam hatinya yang masih mengagumi kenikmatan dari barang milik wanita cantik dengan body gitar Spanyol berumur 40 tahunan ini.

"Ahhh pelan Victor punya kamu besar banget" Ucapnya yang merasa kemaluannya seperti di buka dengan paksa tapi dengan kenikmatan yang tidak pernah ia dapat sebelumnya bersama suaminya yang lemah itu.

Sembari berciuman, victor terus menggempur buk tisa tanpa ampun. Desahan dan keciplak ludah mereka terdengar begitu liar.

Bosan dengan gaya itu, Victor membalik tubuh buk tisa hingga menungging dan memasukkan penisnya kedalam vagina becek milik buk tisa. Victor terus menggempur Liang kenikmatan milik buk tisa tampa sedikitpun menurunkan intensitas gerakan memompa sembari meremas pantat buk tisa.

Kembali Victor mengangkat tubuh buk tisa dan membaringkan tubuh buk tisa di kasur lantai tipis miliknya. Dengan dua kaki buk tisa yang terangkat ke bahu, Victor kembali lagi membenamkan dalam-dalam batang kejantanan nya. Dia terus memompa hingga akhirnya apa yang dia cari dan dia tunggu sedari sejam yang lalu tiba.

"Arghh saya keluar" Di barengi dengan tumpahnya sperma Victor diatas tubuh buk tisa.

Nafas keduanya terengah dan Victor menindih tubuh buk tisa. Buk tisa nanar menatap langit-langit kamar buk tisa sembari mengelus kepala Victor.

"Saya enggak tau kalau kamu sudah tidak di sini kepada siapa saya harus menuntaskan semua ini" Ucapnya pelan.

Victor mendongak menatap buk tisa dan mendapati wajah sendu buk tisa yang membuat dia terbawa suasana. Seolah-olah ada rasa galau di mata buk tisa yang berat dengan kepergian Victor.

"Kita masih bisa bertemu kapanpun kalau kita saling rindu. Saya enggak pergi jauh, percayalah saya akan datang ke sini bila sedang hari libur" Ucapnya menenangkan buk tisa.

Mereka kembali berciuman dengan penuh perasaan. Batang Victor yang masih menindih perut buk tisa mulai bangkit lagi dengan posisi seperti itu.

"Brnar? Apa jangan-jangan kamu akan lupa sama sama saya ketika kamu sudah menemukan tempat baru dan mulai mengenal orang bsnyak. Wanita mana yang tidak akan melirik kamu dengan segala hal yang kamu punya Victor" Ujarnya dengan menatap sendu ke arah wajah Victor.

"Saya berjanji saya tidak akan melupakan kebaikan yang sudah kamu berikan pada saya selama saya tinggal di sini" Ujarnya meyakinkan buk tisa.

Kembali bibir mereka berciuman dan saling membelit lidah. Mulut Victor menyusuri leher buk tisa yang masih mengenakan hijab dan berhenti diatas puncak dada buk tisa yang bajunya sudah acak-acakan terbuka dengan BH yang hanya di tarik ke bawah.

Kembali ia menyedot dalam-dalam puncak dada buk tisa. Payudara bulat putih mulus itu kembali menjadi bulan-bulanan lidah nakalnya.

"Kamu enggak capek" Tanya buk tiss yang merasakan ada batang besar mengganjal di atas perutnya.

"Untuk kamu mana pernah saya merasakan capek? Setiap saya liat kamu saya selalu ingin menancapkan punya saya sedalam mungkin di dalam kamu. Selalu menyenangkan melihat kamu menikmati apa yang saya berikan" Ujarnya sembari kembali menyedot puncak dada buk tisa.

Akhirnya mereka kembali memainkan satu ronde perzinahan itu yang dimana kali ini buk tiss lebih mendominasi. Victor hanya berbaring berbantal tangan menyaksikan perempuan berkerudung itu tengah menaik turunkan tubuhnya dengan batang kejantanan Victor yang masih menancap gagah di dalam kemaluan buk tisa.

Mereka mengakhiri permainan babak kedua mereka dimana kamar mandi sempit menjadi saksi tuntasnya babak kedua kegiatan perzinahan mereka. Buk tisa berjongkok menelan semua sperma Victor dan membersihkan batang kejantananya dengan lidahnya tampa sisa.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd