Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PAHA MULUS ITU PUN MERENGGANG - (TAMAT)

Bagian 02





Aku pernah bertekad untuk menempatkan Anabella sebagai pelabuhan terakhirku. Tapi daya pesona Riri Oriana memaksaku untuk membatalkan “puasa”ku.

Karena sejak lama aku selalu saja penasaran kalau menemukan wanita baru di dalam lingkaran kehidupanku.

Meski begitu, aku sudah memperlakukan Anabella lebih dari semestinya. Aku telah memberi sebuah rumah yang tak jauh dari rumah Merry. Padahal harga tanah di daerah itu termahal di kotaku, karena hanya dihuni oleh kaum menengah ke atas. kaum yang gendut saja rekeningnya di bank.

Jadi, Bella tak perlu mengontrak rumah lagi. Rumah yang lumayan jauh pula letaknya dari rumah dan kantor Merry.

Merry juga tahu itu. Bahkan diam - diam Merry mentransfer dana ke rekeningku, untuk mengganti duit pembelian rumah yang lumayan megah itu. Padahal aku tidak mengharapkan penggantian dari Merry.

Tapi Merry sangat mengharapkan Anabella tidak beranjak dari kerajaan bisnis istri keempatku itu. Maka harga rumah yang mahal itu tidak berarti apa - apa bagi Merry jika dibandingkan dengan “harga” Anabella sendiri.

Dan yang paling membahagiakan Merry adalah ... tokcernya spermaku untuk menghamili Anabella ... ! Sebulan setelah kencanku dengan Bella, sekretaris pribadi Merry itu melapor padaku, bahwa ia sudah hamil tiga minggu setelah memeriksakan diri ke dokter ... ! Ternyata Merry sendiri yang mengatur agar kencan pertamaku dengan Bella, terjadi pada masa subur Bella ... !

Adalah hal yang aneh jika terdengar oleh orang lain. Bahwa istriku justru merasa bahagia setelah mendengar sekretaris pribadinya sudah mulai hamil olehku.

Memang pebisnis bisa melakukan apa pun demi keamanan bisnisnya. Masalah perasaan pribadi terkadang harus dikesampingkan.

Sementara itu, aku pun harus bisa memisahkan mana yang urusan cinta dan mana yang urusan biologis semata.

Banyak juga perempuan yang kujadikan sebagai pelabuhan biologis semata. Seperti Wulan, misalnya. Istri adikku itu memang memenuhi syarat untuk kujadikan pelabuhan biologisku. Karena Wulan senantiasa siap untuk dijadikan sosok pelampiasan nafsuku, dengan segala daya tariknya bagi lawan jenisnya. Itulah sebabnya Wulan seolah “kuobral” kepada teman - teman lamaku.

Walau pun begitu aku tetap memperhatikan kehidupan Wulan. Bahkan Wulan pun kurekrut untuk menduduki jabatan penting di perusahaan baruku ini. Tidak jadi karyawati hotelku lagi. Tentu dengan penghasilan yang lebih besar kalau dibandingkan dengan salary Wulan di hotelku.

Aku memang tidak mencintai Wulan. Aku hanya membutuhkannya sebagai wadah penyaluran hasrat biologisku.

Mungkin hal yang serupa terjadi pada diriku setelah berjumpa dengan teman seSMAku yang bernama Riri Oriana itu. Aku terus - terusan bertanya di dalam hati, seperti apa ya kalau Riri sudah kutelanjangi ? Bahkan pertanyaan yang paling nyeleneh adalah, seperti apa bentuk memek Riri ya ?

Itulah sebabnya ketika Riri datang lagi beberapa hari kemudian, sambil membawa berkas lamarannya, dengan cepat kuminta sekretarisku untuk membuat surat keputusan tentang pengangkatan Riri Oriana sebagai Manager Semarang. Surat keputusan yang dibuat tembusan ke general manager dan kepala bagian personalia (aku gak mau memakai istilah manager HRD dan lainnya yang terkesan muluk - muluk, yang hanya akan menarik perhatian orang pajak).

Tapi aku tidak membicarakan masalah SK itu kepada Riri. Aku bahkan membicarakan masalah lain. Masalah yang mengandung rasa penasaranku ini.

Secara diam - diam kuperhatikan Riri yang sedang duduk di sofa ruang tamu, yang saat itu mengenakan blouse dan rok mini sepatu sport yang serba putih semuanya. Seolah mau bermain tenis.

Lalu aku duduk di samping kanan Riri sambil menggenggam tangan kanan kanannya. “Aku mau nagih janjimu dulu ah. “

“Janji apa ?” Riri mengerling dengan senyum manis.

Sahutku, “Janji untuk berbagi rasa denganku itu. “

“Harus sekarang ditunaikan janjinya ?” Riri tersenyum lagi.

“Tidak ada kata harus ... karena aku tidak mau memaksamu. “

Tiba - tiba Riri balas meremas tangan kiriku sambil merapatkan kepalanya ke pangkal lenganku. Kata Riri, “Bawalah aku ke mana pun yang Sam inginkan sekarang. juga. “

“Oke. Itu berarti Riri seorang calon pemimpin yang bisa menepati janji, “ kataku sambil berdiri dan menarik tangan Riri untuk berdiri juga.

Lalu kubawa Riri ke basement, tempat mobilku diparkir.

“Kita cari makan untuk sarapan pagi dulu ya, “ ucapku setelah berada di belakang setir sedan hadiah dari Mamie tiga tahun yang lalu ini. Memang untuk keperluan sehari - hari sedan ini lebih praktis dan nyaman kalau dibandingkan dengan jeep long chasis itu, yang menyulitkan kalau terjebak macet di jalanan padat kendaraan.

Kemudian aku belokkan mobilku ke pelataran parkir restoran langgananku.

Aku duduk berdampingan dengan Riri, sambil memandang ke arah aquarium super panjang (lebih dari 5 meter) yang dijadikan tempat hidup beraneka warna ikan laut beserta biota laut yang tampak masih hidup itu.

“Kapan aku harus berangkat ke Semarang ?” tanya Riri.

“Besok juga sudah bisa berangkat. Sekarang surat keputusannya sedang dibuat oleh sekretarisku. “

“Wow secepat itu ... luar biasa ... “

“Aku hanya minta keseriusan dan kejujuran Riri mengelola perusahaan nanti ya. “

“Siap Big Boss. Tapi ... kalau aku kangen sama Sam nanti gimana ?”

“Kalau kamu yang kangen, ya terbang aja ke sini. Kalau aku yang kangen, aku yang terbang ke Semarang nanti. “

Kemudian kami menyantap sarapan pagi, cuma nasi tim ayam dan teh pahit panas.

Beberapa saat berikutnya, Riri sudah duduk lagi di dalam sedanku, menuju ke villa itu lagi. Villa yang pernah dipakai untuk mengeksekusi Anabella dan Mamie. Mungkin aku harus menempelkan icon Love di dinding villa ini, karena aku merasa villa ini akan sering dijadikan tempatku bercinta dengan perempuan - perempuan pilihanku.

Kuajak Riri ke ruang keluarga. Dan kuraih pinggangnya ke atas sofa, sehingga dia jadi duduk di atas pangkuanku. Entahlah, belakangan ini aku suka sekali mendudukkan perempuan pilihanku untuk duduk di atas kedua pahaku. Karena dalam posisi seperti ini terasa akrabnya, sekaligus bisa mendekap pinggangnya dan leluasa untuk menggerayangi bagian tubuhnya yang masih tersembunyi di balik pakaiannya.

“Sejak suamimu meninggal, pernah dekat dengan seorang lelaki ?” tanyaku sambil mendekap Riri dengan lengan kiriku, sementara tangan kananku mulai mengusap - usap pahanya di bawah rok mininya..

”Ya baru sekarang ini dekat dengan cowok yang sangat ganteng bernama Sammy ini, “ sahutnya tanpa menoleh padaku.

“Kamu juga cantik Ri. Kalau gak cantik mana mungkin kuajak ke sini, “ ucapku dengan tangan kanan yang mulai menyelundup ke pangkal pahanya yang terasa hangat, “Tapi kalau gak ada keinginan untuk bekerja di perusahaanku sih, mungkin kamu gak mau dibawa ke sini ya ?”

“Gak begitu juga keles. Masalah pribadi gak ada sangkut pautnya dengan masalah profesi. Tempo hari makanya aku manggil Sam waktu kita sama - sama sedang lari pagi karena apa ? Karena sejak masih sama - di SMA, Sam adalah cowok yang sangat kusukai. Tapi waktu itu Sam selalu menghindar kalau kupancing untuk membicarakan masalah pribadi kan ?”

“Saat itu aku ingin konsen mata pelajaran yang harus kita hadapi. Aku ingin lulus dengan nilai baik. Setelah kuliah pun aku masih tetap dingin pada cewek. Karena ingin secepatnya lulus dengan poredikat cum laude. “

“Setelah S1 langsung tancap gas, ngejar cewek sampai empat orang untuk dijadikan istri - istri Sam ya ?”

“Nggak begitu juga. Semua ada prosesnya. Dua orang istriku adalah perempuan bule. Mereka ingin jadi WNI, tapi sangat sulit kecuali menikah dengan orang Indonesia dulu. Istri pertama orang keturunan chinese. Itu karena dijodohkan oleh ibu tiriku yang tante istri pertamaku itu. Istri keempat juga ada alasan kuat untuk dijadikan istriku. Semuanya bukan berdasarkan nafsu semata, “ kataku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik celana dalam Riri Oriana. Dan menemukan permukaan kemaluan yang sangat licin, tiada rambutnya seutas pun.

Dan ketika jari tengahku mulai menyelusup - nyelusup ke dalam celah memeknya, aku berkata setengah berbisik, “Memekmu pasti enak sekali neh. “

“Emangnya ada memek yang nggak enak gituh ?”

“Banyak. Terutama memek yang jarang dicuci dan dirawat. “

“Ooo ... kalau soal itu sih dijamin. Memekku selalu dibersihkan secara rutin tiap hari. Ini kan milik terpenting yang harus selalu terjaga kesehatannya ... hihihihiiii ... !”
“Kontolku jadi ngaceng neh. Pindah ke kamar yuk, biar lebih leluasa, “ ucapku sambil mengeluarkan tanganku dari balik celana dalam Riri Oriana.

Waktu melangkah menuju kamar utama, Riri berkata setengah berbisik, “Aku degdegan neh ... “

“Wajar sih, aku juga degdegan kok, “ sahutku sambil menutupkan dan mengunci pintu setelah kami berdua berada di dalam kamar utama ini.

“Baru sekali ini aku melihat villa semegah dan semewah ini, “ ucap Riri sambil berdiri di dekat sofa kamar utama.

“Memang villa ini hanya bisa dikunjungi oleh orang - orang istimewa saja. Jadi, sebenarnya kamu termasuk istimewa di hatiku, Riri yang cantik. “

“Masa sih ?” cetus Riri sambil mendekap pinggangku. Dengan tatapan tajamnya yang seolah menembus jantungku.

Aku pun menanggapinya dengan pelukan di lehernya, lalu kucium bibirnya dengan sepenuh kehangatan tuntutan birahiku.

Riri menyambut ciumanku dengan lumatan yang hangat pula. Bahkan ketika kujulurkan lidahku sedikit, dia langsung menyedot dan menggelutkan lidahnya ke lidahku di dalam mulutnya.

Aku pun membalasnya. Ketika lidah Riri terjulur, kusedot dan kugelutkan lidahku ke lidahnya di dalam mulutku. Dan semakin erat juga dekapan Riri di panggangku ini.

Lalu ... Riri melepaskan bblouse dan rok serba putih itu. Kemudian juga sepatu dan kaus kaki serba putih itu pun dilepaskan dari kakinya.

Sehingga tubuh indah itu tinggal mengenakan beha dan celana dalam saja.

Maka aku pun mengimbanginya dengan menanggalkan segala yang melekat di tubuhku, hanya celana dalam yang kubiarkan masih melekat pada tempatnya.

Riri tersenyum melihatku tinggal mengenakan celana dalam ini. “Tubuh Sam ideal banget. Sangat seksi kelihatannya. Pantesan banyak yang ingin jadi istri Sam, “ ucap Riri sambil menanggalkan behanya, lalu celana dalamnya pun ditanggalkan.

Hmmm ... pujian yang ia lontarkan padaku justru harus kuucapkan padanya setelah melihat bentuk tubuh mulus Riri itu. Tinggi langsing tapi tidak kurus. Sepasang toketnya berukuran sedang. Bokongnya pun berukuran sedang, gede tidak tepos pun tidak.

Mungkin bentuk tubuh seperti itu diidam - idamkan oleh banyak istri.

Aku pun tak mau buang - buang waktu lagi. Kulepaskan celana dalamku, lalu merayap ke atas tubuh Riri yang tampak sudah pasrah untuk dijadikan penyaluran hasrat birahiku. Tapi Riri menghindariku setelah melihat bentuk penisku yang memang di atas rata - rata ini.

“O my God !” seru Riri sambil memegang penisku yang sudah ngaceng berat ini, “Ini anaconda apa penis ?!”

“Ini namanya kontol Non, “ sahutku sambil menepiskan genggaman Riri, lalu kugumuli tubuh hangatnya dengan segenap gairahku.

Riri pun menyambut gumulanku dengan pelukan erat di leherku, disusul dengan ciuman dan lumatan binalnya di bibirku.

Sepasang toket Riri ternyata masih sangat kencang, meski usianya sudah di atas 27 tahun, setahun lebih tua dariku. Mungkin karena jarang diremas lawan jenisnya. Mungkin juga karena dirawat oleh obat - obatan khusus untuk mengencangkan payudara. Entahlah.

Yang jelas aku mulai mencelucupi pentil toketnya, sementara jemariku nyasar ke memeknya. Untuk mengelus - elus mulut vaginanya dan untuk menyelusup - nyelusup ke dalam celahnya yang mulai membasah.

Bahkan akhirnya aku melorot turun ke bawah perut Riri, karena sudah sangat penasaran, ingin menjilati memeknya yang tembem dan mudah basah setelah kucolek - colek dengan jari tengahku barusan.

Dan ... sepasang paha mulus itu pun merenggang. Seolah mengucapkan selamat datang buat lidah yang gemar menjilati memek ... !
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd