Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pacarku Suka Menjadi Budak Seks

Asemm bener liburan malah baca beginian tapi gpp mantab hu tapi mau Tya ini sampe gmn pacar ya jadi lonte gak hu
 
BAG II

Momen itu takkan pernah kulupa, dimana diriku puas menikmati tubuh April diawal kita berpacaran. Tentunya, kita menjalani hari-hari dengan melakoni aktivitas seksual layaknya suami istri walau kami usia muda dan masih berstatus sebagai Mahasiswa aktif.

Fantasi
Tak kupungkiri, kian berganti hari dan tahun diriku merasa bosan dengan April. Berangkat dari pria yang tak percaya diri dalam urusan ranjang, hingga kini diriku yang telah mampu membuat seorang April Lintang mengemis tiap hari untuk ditiduri.

Titik bosan itu mulai mendorong hasratku untuk bergerilya mencari dan berkenalan dengan perempuan baru. Diriku merasa terjebak lama dalam kehidupan April. Terlalu hitam putih anggapku.

Namun, saat hasrat bosan itu menguat, disisi lain diriku meninginkan hal liar dalam melakukan seksual bersama April. Otakku saat itu berpikir kotor dan jahat. Diriku ingin semua pria dapat menikmati badan April, mengetahuinya dan berharap akan terkejut seperti diriku.

April Lintang yang terkenal cantik, putih, mulus, glowing, wangi, modis, dan rapih sepertinya hanya tersaji ketika dirinya sedang berkuliah, jalan ke departemen store, dan nongkrong bersama teman-temannya.

Faktanya, Selera seksual April benar-benar liar, murahan, dan rendahan. Saat berkali-kali melakukan aktivitas seksual, tak jarang diriku memperlakukannya layaknya perempuan pramunikmat yang butuh dibayar. Bahkan, diriku tak segan membuat dirinya memperagakan sosok apapun yang aku inginkan.

Favoritku ialah ketika April menikmati dirinya dieperlakukan seperti seekor sapi perah betina. Dirinya benar-benar menjalani perannya dengan sangat baik dan membuatku tertagih ingin melakukannya lagi dan lagi.

Awal mula itu terjadi, ketika April dan diriku yang sedang pulang dari minimarket sambil meminum sekotak susu, berbincang, “Susu sapi ini emang sebenarnya hambar gini ya sayang,” ucapku.

“Iya emang semua susu yang diproduksi makhluk hidup itu gak ada rasanya sayang haha,” tawa April.

“Kalau susu kamu gimana yah, kalau kamu produksi susu kaya sapi mungkin aku bakal tiap hari minum dan perasin susu kamu kaya sapi beneran,” jawabku.

“Kamu mau sayang?,” ajak April.


Larut dalam diskusi susu, diriku mulai merasa nafsu dengan ajakan nakal April. Saat itu pula aku langsung membayangkan nakal April berpose merangkak layaknaya seekor sapi yang sedang mengantre guna diperah payudaranya.

Mendakak diriku langsung mengehentikan laju mobilku dan menepi perlahan di antrian parkiran bahu jalan Kota.

Saat itu, tatapan tajamku menghujam mata April, hatiku berkata ingin sekali melihat si rambut pirang ini merangkak layaknya seekor sapi dengan payudara baunya yang menggantung tak karuan di depanku.

Saat itu April hanya bisa terdiam bingung dan bertanya mengapa mobil yang kukendarai menepi dan berhenti di gelapnya malam. Seperti tak percaya, April menebak dengan nada mengejek,

“Kamu, em kamu.. Farhan Mau sekarang? Masa iyasih di mobil,” ujar April.

“Sekarang, aku udah gak kuat,” seruku.


Diriku yang sudah tak lagi dapat berpikir jernih langsung membanting badan April ke kursi mobil bagian tengah. Tanpa paksaan dan perlawanan, April langsung melepas kaos putih ketat yang bergambarkan foto Marilyn Monroe dan celana pendek kremnya.

Malam yang gelap sedikit membuatku kesulitan untuk melihat keindahan badan bantal April. Diriku juga tak berani untuk menyalakan lampu kabin mobil lantaran takut orang lain melihat aktivitas seksual kita walaupun terbantu gelapnya kaca film. Tak habis akal, penerangan layar gawai kami sepertinya menjadi alternatif efektif saat itu.

Kini April telah melepas kaos dan celana pendeknya dan hanya menyisakan beha abu-abu dan celana dalam hitam yang tidak pernah berganti dari lusa lalu.

Melihat itupun aku langsung memerintahkan April untuk merangkak di kursi bagian tengah dan diriku yang berada di kursi kemudi beranjak pindah menuju April walaupun terasa sangatlah sesak.

“Lepas behanya,” perintahku.

“Sesak sayang, ini kamu susah, dikost aja ih,” keluh April.


April yang protes membuat diriku sedikit kesal. Beha yang masih mengikat payudara April kutarik hingga pengaitnya lepas tercecer entah kemana. April yang sadar diriku sudah emosi dan tak dapat membendung nafsu hanya bisa menurut dan mendesah liar.

Payudara itu kini sudah tak ada yang menghalangi, terlihat jatuh dan berat. Diikuti nafas April yang sudah tak karuan, payudaranya seperti balon super kendor berisi air yang hendak pecah. Putingnya cokelat gelap mendekati hitam, tak senada dengan bibirnya yang pink dan juga di ombre. Benar-benar seperti pelacur dalam benakku.

Rambut pirangnya terurai berantakan, menutupi sebagian tubuhnya yang berkeringat. Aku tidak dapat melonggarkan tempat karena kurasa ini sudahlah sangat sempit. Tanganku mulai menggerayangi payudara April yang sudah lembab karena keringat. Pendingin mobil sengaja mati agar tak ada yang curiga dan menganggap mobil kita memang sedang terparkir tanpa ada manusia didalamnya. Hanya, kaca jendela terbuka seukuran satu jari telunjuk agar terjadi sirkulasi udara.

April mulai mendesah tak karuan, terasa gerakan kami membuat mobil bergoyang. Saat itu aku sudah tidak perduli, segera kutelanjangi sempak April dan terpampang jelas pantat besar April yang berambut di bagian lubang duburnya.

“Bener-bener kaya sapi, coba ngomong mooo,” pintaku.

“Mooo, ahh peras teteku sayang, peras.. ahhh,” ujar April.


Tanpa ragu diriku langsung memeras payudara April seperti layaknya peternak memerah susu seekor sapi, April hanya bisa kegelian karena puting cokelatnya kutarik-tarik naik turun berirama. Tak lupa pula kutampari balon kendornya itu hingga memerah seperti keluar dari oven. Teriakan April juga menjiwai layaknya seekor Sapi betina yang sudah birahi.

“Enak jadi sapi, enak kan? Mau jadi sapi beneran sayang?,” tanyaku nakal.

“Ahhh moooo mau sayang, geli, enak ahhh Moooo,” lirih april genit.


Aku tak habis pikir, pacarku benar-benar seperti jalang yang tak punya rasa malu untuk melakukan sesuatu. Benar-benar murahan anggapku.

Aku tak ingin ini paksaan, diriku memastikan apakah April benar-benar menikmati ketika apa yang kuminta. Memperagakan hal yang aneh seperti ini. Dengan cepat langsung kuraba lubang lacur April dan terkejutnya diriku, ini benar-benar basah hingga melumasi bibir dan selangkangan April. Sangat yakin saat itu pelacurku benar-benar menikmati perannya sebagai seekor sapi.

“Ahh sayang jangan diobok-obok memek aku. Gak kuat mau pipis,” tutur April.

“Pipis disini aja, Sapi kan pipisnya sembarangan.. cepet pipis,” pintaku sambil tertawa puas.

“Ahhhhh..,” desah April.


Air kencing itu tak segan-segan keluar dan membasahi kursi mobil serta ke jendela, masa bodoh pikirku. April benar-benar terlihat seperti seekor sapi kotor, diperah sambil kencing di posisi merangkak, ini terlihat seksi sekali bagiku.

Diriku yang sudah nafsu berat langsung mengeluarkan penis dan menamparkannya ke wajah April. Diriku tertawa puas, April benar-benar memainkan perannya dengan baik, “Ini namanya kontol, suka kontol kan? Sini emut dulu kontolku sayang,” pungkasku.

“Ahhh iya sayang, habis ini langsung ngentot ya.. udah gak kuat bawaannya pengen pipis terus,” ujar April.


Nafas kita seakan berlomba-lomba untuk keluar dari dalam mobil ini. Rasanya seperti di ruang sauna, panas, dan lembab.

Aroma parfurm mobil pun mulai tercampur kuat dengan kecut keringat April yang tercecer dari ketiak dan membasahi payudara hingga menetes dari ujung putingnya. Serta, air kencingnya yang menggenang di kursi mobil membuatku semakin bergairah. Ingin kuceritakan agar orang-orang tahu betapa murahan, kotor, dan baunya si pirang ini yang banyak mendapat perhatian oleh banyak orang karena kecantikannya.

April yang birahi terus melumat penisku seperti seekor sapi kelaparan. Memaju mundurkan kepalanya dan tak lupa menghisap dan menjilati kedua bola gantungku tanpa rasa jijik.

Semakin kudorong semakin pula April terhempit di ujung pintu kiri mobil. Kakinya terlipat dan pantatnya menempel erat di jendela tanpa ku takut orang lain tahu dan melihat pantat april yang besar itu menghiasi jendela pintu. Seakan saat itu memberikan pemandangan gratis kepada siapa saja yang lewat.

Diriku tak ingin ini berakhir di mulut April, cairan penisku inginku semburkan di lubang lacurnya. Tanpa pikir panjang, diriku langsung memutar badan april dan memaksa wajah beserta payudara yang telah kuyup keringat menempel di jendela mobil. “Sayang ahhh nanti diliat orang,” keluh April.

“Udah diem, biarin aja orang lihat, gapapa juga kan, suka kan?,” tanyaku nakal.


April hanya bisa pasrah. Jendela mulai membentuk embun dari desahan nafas April. Suara payudara yang menampar jendela pun kian terdengar nyaring, mengkuti gerakan maju mundur penisku yang menggosok kuat kemaluan April. “Uhhh memek lonteku ini basah banget sih,” ujarku.

“Eh lonteku atau lonte beneran nih,” lanjutku.

“Ahh, sayang apasih.. kok gitu ahhh,” jawab April.


Mendengar itu, akupun hanya bisa tersenyum puas. Diriku berharap, aku bisa melihat pelacurku April ditiduri laki-laki lain layaknya wanita pramunikmat yang dipakai tanpa rasa cinta dan kasih sayang hanya untuk senang-senang.

Kian lama lubang ini semakin basah serta hangat. Tercium aroma pesing dan bau terasi sangatlah familiar. Tentunya ini ialah aroma kemaluan April yang kuat menusuk hidung. Pinggulku semakin kencang, doronganku semakin kuat. Dengan penuh percaya diri, kedua payudara April yang menempel di jendela langsung ku remas dan kutarik tanpa ampun.

Tidak lagi diriku hiraukan suara desahan April yang semakin kuat. Torpedo ini sudah siap menyemburkan lahar panasnya di tubuh April. Diriku yang tak mampu mengontrol diri langsung menusuk dengan kuat menuju rahim April dan tanpa ragu menyemburkan sperma di dalam kemaluannya.

Seketika kami benar-benar terkulai lemas bak melayang. Badan April bergetar hebat. Posisinya seperti katak yang tersengat listrik. Tubuh April langsung jatuh ke kursi termandikan oleh genangan air kencingnya sendiri. Saat itu kami hanya berpikir bahwa kenikmatan ini harus terulang lagi. “Aku keluar di dalem sayang. Habis ini kita beli Minuman bersoda (Spr**e) lalu kamu bersihkan seperti biasa. Langsung ya,” perintahku sambil terengah-engah.

“Sayang keluar didalem terus.. aku takut loh kalau kamu ulang-ulang terus,” keluh April.



BERSAMBUNG di BAG III
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd