Li_Ceng_Sui
Adik Semprot
- Daftar
- 16 May 2017
- Post
- 120
- Like diterima
- 14
Salah satu cerita terbaik di semprot yang pernah ane baca
baru selesai baca mpe updatean terakhir pas saur tadiii
hmmm... mau komen apa ya... sebenernya agak banyak juga sih yang pengen ane komenin, tapi... kayanya ane bkn orang yg cakap dalam menulis kritik yg bagus lagipula, sebagian udah terwakili kok ama komen2 di atas
tapi, overall, ceritanya keren abis kok... gaya + stylenya unik jejepangannya bener-bener totalitas, bkn 'tempelan' semata.
- Master? Oh, aku tak sehebat itu...
- Iya, mungkin tahun depan ane rilis ceritanya. Dengan segala kekurangannya.
- Karyanya bagus kok. Cakep malah.
Yang namanya inspirasi emang datang dari mana aja, termasuk dari nonton anime. Bahkan orang kecemplung sumur juga bisa dibikin inspirasi.
Semuanya tergantung niat dan eksekusinya.
Wah, ane ijin nambahin juga ya...
berikut ulasan ane:
- Mau softcore ataupun hardcore, itu sih nggak masalah bagi ane, Suhu. Itu cuma kayak Pop ataupun Rock, sama-sama punya situasinya masing-masing.
Kalo tentang author-nya, menurut ane karena naluri. Kebanyakan yang gemar "soft" itu datang dari kalangan perempuan, sedangkan laki-laki biasanya karakternya "wild". Itu udah naluriah. Tapi, meski begitu, cukup banyak juga kok dari kalangan perempuan yang nalurinya "wild". Contohnya untuk tema eksibisionis. Eksib itu meskipun bawaannya softcore, tapi mental tokoh cewek yang melakukannya itu udah masuk kategori hardcore karena aksinya itu udah menyentuh taraf hyperseks.
Kenapa author kayak Suhu Nara ataupun Jaysup bisa ngambil softcore ala cewek? Itu karena kemampuan eksplorasi, suhu.
Dan biasanya, yang tersulit bagi seorang author (khusus cerpan) adalah membuat cerita dengan jenis POV orang pertama yang mana tokoh utamanya berlawanan dengan gender-nya sendiri. Itu sulit banget supaya ceritanya bisa dikatakan "berhasil". Beberapa bisa melakukannya, dan umumnya author laki-laki. Sementara yang author perempuan umumnya kesulitan untuk memainkan peran sebagai lelaki. Menurut ane itu karena laki-laki bisa melunakkan karakter dan emosinya, sementara perempuan sulit mengeraskan karakternya hingga setaraf laki-laki. Dan kalaupun bisa, cerita softcore-lah yang cenderung jadi pilihan.
- Wah, kalo semua pengetahuan suhu Nara tentang gaya Jepang di cerita ini hanya berasal dari anime, ane acungin jempol deh.
1. Chapter-nya panjang itu justru bagus banget suhu. Kan udah ane bilang juga bahwa itu salah satu keunggulan dari cerita ini...
2. Ah, janganlah merendah. Sudah bagus kok...
3.
4. Hehe... Iya sih. Kalo bagi penggemar anime Jepang, apalagi bagi orang Jepang, nama Shiro emang biasa buat cewek. Tapi bagi ane yang o'on bin geblek bin nggak tau apa-apa ini ya taunya cuma nama anjing jantannya si Shin-chan...
5. Oh, gitu. Tapi kalo menurut ane sih anak umur 12 tahun itu udah bisa nahan tangisnya. Setidaknya Nara udah bisa ngumpetin air matanya (mengingat di situ ada Shiro, orang yang membuatnya malu dan tak berdaya). Kecuali dia lagi dimarahin habis-habisan sama orang dewasa, barulah dia bisa menangis lebih lepas. Kalo di cerita ini yang ane liat si Nara malah Cry Out Loud kayak anak usia 5 tahun ke bawah.
Okelah, itu dia "sedikit" review dari ane. Lebih dan kurangnya ane mohon maaf karena udah nyampah ya...
Okeh, ntar kritik dan saran akan meluncur kembali setelah update 3 chapter lagi ya...
Untuk suhu nara udah di komen komen sama master master di mari apa kaga ada perubahan apdet nya kah??
Busyet pas buka dri HP...
Scroll ke atas gue pikir dah update...
Puanjanggg bener updatenya...
Ternyata hanya kripik dan saran aja yg bejibun...
Nar...
Kapan updatenya?
okay, im try reply your comment, master huufff...haaahh....hufff (ambil ancang2)
thread ente kalah tuchh sama thread Shiro lho, Kang @tj44
nggak hanya updatenya saja yang panjang,.. Komen-komennya juga kudu panjang macam Samurai..
sesuai harapan nichh.. moga dedek Shiro kedapan makin cantik saja..
@Nara_Mochizuki cuma bisa ksh 4jempol buat threadnya
pantes Subes pada mampir dsni semua
ternyata isinya thread berkualitas'
izin gelar tiker nunggu lebaran '
selamat berbuka puasa
Gak perlu bales Om.
Update aje....
Hehehehe..... mo bales komen aja pake ambil ancang2.
Nubie juga suka kalo ada yang komenin corat-coretan nubie kaya om rezo. Nambah wawasan sekaligus semangat karena ada yang apresiasi.
Mampir di critan nubie om rezo, bikin updatetan kaya dimari. Pasti banyak nemu bahan kripik dan sarapan.
Prinsip nubie lebaran itu saatnya belah ketupat, kalo sekarang saatnya belah duren.lebaran lebaran
Akhirnya kelar juga baca 4 chapter!
Jadi, ini cerita tentang seorang Kakak yang punya perasaan "tertentu" sama adiknya ya. Hehe... Jadi inget satu cerpan gue yang masih berkutat di laptop, topiknya mirip banget, tapi masih belum cukup "kuat" buat dirilis. Apes...
Aku memang pecundang...
Eh, lho? Kok jadi baper?
Oke, kembali ke laptop! Eh, cerita!
Sejauh yang ane lihat, cerita ini alirannya softcore, dan diramu dengan baik oleh penulisnya. Punya sentuhan unik dengan memasukkan unsur Jepang ke dalamnya. Tak hanya bahasa, namun pembawaan Shiro di dalam cerita ini bisa dibilang 100% Jepang, meski dia sudah 6 tahun tinggal di Indonesia. Tampaknya penulis udah lama tetanggaan sama Uzumaki Naruto.
Keunggulan cerita ini ada di beberapa aspek:
1. Alur yang nyaman, turun naik dengan fleksibel, sehingga membuat orang tidak bosan membaca meski setiap chapternya terbilang cukup panjang.
2. Seperti yang sudah saya katakan, karakter Shiro di dalam cerita ini "unik", karena dia tak punya karakter manja ala Indonesia, tapi manja ala Jepang. Sebagaimana kita tahu, budaya dari dua negara tersebut saja sudah berbeda, apalagi dari segi karakter, pasti punya ciri khas tersendiri.
3. Penulis memainkan peran Nara (Kakak yang baik) dengan sangat apik. Ini yang jarang ditemui di cerpan lain dengan tema yang serupa. (mungkin hanya cerita Rezzo yang bisa menyainginya nanti).
Nggak usah narsis lu Rezz!
4. Puas bacanya, karena chapternya cukup panjang dalam sekali update.
Namun, menurut saya, ada juga sedikit kekurangan, di antaranya:
1. Penggunaan nama tokoh.
Menurut saya nama Shiro kurang awam di benak orang Indonesia untuk mendeskripsikan karakternya di dalam cerita ini. Kalau saja penulis menggunakan nama lain yang lebih imut seperti: Ai, Nana, Momoko, Hima, dsb, mungkin akan terasa lebih baik. Saya sendiri saat pertama kali membaca cerita ini awalnya berpikir kalau Shiro itu laki-laki, karena teringat nama anjing jantannya si Crayon Shin-chan.
Begitu pula dengan Nara Purnama. Agak canggung dengan namanya. Apakah Nara itu nama keluarganya? Apakah dia turunan Jepang juga? Entahlah. Mungkin akan dijelaskan di apdet2 selanjutnya. Dan "Purnama" sih sebenarnya sah2 saja digunakan untuk laki-laki, tapi Purnama kebanyakan lebih melekat di diri seorang perempuan, seperti halnya Luna, Bulan, Selena, Wulan, dsb. (meskipun ada juga nama Purnama pada laki-laki, seperti nama gubernur Jakarta). Tapi, it's OK. Mungkin penulisnya ingin sesuatu yang (sekali lagi) terlihat "unik" di ceritanya.
2. Yang di prolog itu si Nara nangis kenapa? Apakah karena balonnya pecah? Bukankah dia sudah berumur 12 tahun saat itu? Kalau menurut saya agak absurd untuk anak laki-laki berumur 12 tahun menangis hanya karena balon pecah.
3. Saya sempat membaca deskripsi yang agak kurang tepat dalam cerita ini (agak lebay sedikit), tepatnya di chapter 3 kalau nggak salah. Dan kalimatnya kira-kira berbunyi seperti ini: "Pakaiannya begitu ketat, menunjukkan lekuk tubuh bak permaisuri kerajaan."
Sekilas, deskripsinya memang terlihat WAH. Tapi kalau dicermati, terlihat kejanggalannya. Bukankah permaisuri kerajaan dari seluruh belahan dunia tidak pernah memakai pakaian ketat? Apalagi menampakkan lekuk tubuhnya dengan bebas? Memang jika diibaratkan dengan seorang Kate Middleton, penampilan "sedikit" terbuka pernah dia lakukan, tapi umumnya (yang saya tahu) permaisuri itu sebagian besar selalu terlihat tertutup dengan gaun yang anggun. Dan jika ditilik lagi, alangkah baiknya jangan menggunakan permaisuri, atau ratu, atau tuan putri sebagai permisalan tubuh, karena belum tentu mereka itu punya tubuh yang bagus. Permaisuri itu bisa dibilang ratu, dan ratu itu tidak terbatas usianya. Contoh: Ratu Elisabeth II. Lihatlah penampilannya di tahun 2015, apakah ia terlihat menggiurkan? Hehe....
lain ceritanya jika pengandaiannya seperti: "lekuk tubuhnya seperti selir kerajaan yang selalu bisa memuaskan nafsu seorang raja sekalipun". lebih menggiurkan kedengarannya kan?
Sepertinya itu aja sih yang bisa saya sampaikan. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf.
Mau dikomen juga ceritanya? Yakin? Ane komen kayak tesis lho panjangnya...Hehehehe..... mo bales komen aja pake ambil ancang2.
Nubie juga suka kalo ada yang komenin corat-coretan nubie kaya om rezo. Nambah wawasan sekaligus semangat karena ada yang apresiasi.
Mampir di critan nubie om rezo, bikin updatetan kaya dimari. Pasti banyak nemu bahan kripik dan sarapan.