Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
Nitip sendal ya dok.. kasih ke bu winda juga ngga papa.. nanti saya ambil langsung ke dia aja..
 
[PART 25]

Ting! Ada Chat masuk.

081xx : ”Aku di Surabaya.. mau ketemu?”

Kevin : ”siapa ini?”

Entah kenapa Gw berharap itu chat dari dr.Nira


”Kevin..!” panggil Stella. ”Idih, chat dari siapa sampai ga dengar dipanggilin..” ledek Stella.

”Eh maaf.. ya?” tanyaku.

”tuh tadi tante Rahma nanya.. gimana Surabaya, enjoy?” kata Stella. Gw memandang Ibu Rahma yang balas menatap mataku dengan senyum santai.

”Hot..very hot.” jawabku penuh arti.

“lebih suka Jakarta atau Surabaya? Sudah pernah ke Bandung?” tanya bu Rahma.

”sejujurnya lebih suka Surabaya Bu.” jawabku. ”Jakarta terlalu macet, polusi.. ya untungnya Saya jarang di jalanan sih ya. Bandung sudah berkali-kali dan lumayan suka. Lebih suka Bandung sih daripada Surabaya.” jawabku.

”Oh ya, nanti Yasin kesini.” kata dr.Albert.”

”Oh ya? Good.” jawabku tanpa begitu peduli. Pikiran Gw lebih penasaran dengan si Gadis chubby yang menanyakan nomor kamarku,Wa misterius dan dr.Nira. Belum lagi Bu Rahma yang baru berbagi kenikmatan denganku semalam, lalu si player Stella yang tampaknya memperhatikanku. Berkali-kali Gw menangkap matanya sedang memandangku.

Hmm.. kalau Gw sampai have sex dengan Stella, itu akan jadi sejarah buat Gw pribadi. Belum pernah dua orang yang ada hubungan darah ada dalam daftar teman tidur Gw.

”Gimana hotelnya?” tanya dr.Albert.

”lumayan kok. Gw mah gampang tidur dimana saja bisa. Apalagi di hotel.” kataku.

”tadi lewat receptionist ada yang komplain soalnya, kamar mandi ga beres.. AC ga dingin..” kata dr Albert.

”kalau dua itu emang penting sih.” komen Stella.

”yup. Walaupun ada juga orang-orang yang toleransi nya rendah. Terlalu mudah komplain.” kataku.

”lho, orang komplain kok dibilang tidak toleransi sih?” tanya bu Rahma.

”hahaha itu bisa dibilang istilah kedokteran Tante. Toleransi terhadap rasa sakit misalnya.. mudah merasakan sakit atau tahan sakit.” dr.Stella menjelaskan.

”ohh.. gitu yah?” kata bu Rahma.

”kalau Saya sih kamar mandi ga terlalu masalah, asal AC masih bisa dingin. Apalagi di Surabaya, kalau AC ga dingin wah..” kata dr.Albert.

”Iya tuh.. benar” kata Stella.

”Stella kamu ga ikut Simposium?” tanya dr.Albert.

”Ikut.. kenapa? Pasti mau nitip Kevin ke mobilku ya?” tanya Stella.

”haha.. iya nih. Si Yasin tiba-tiba WA minta dijemput.” kata Albert.

”Alasan!” respon Stella. Senyumnya merekah.

Tapi buat Gw ekspresi Albert ga sedang membuat alasan. Dia memang mau menjemput Yasin.

”mau tidak?” tanya Albert. ”sip!” jawab Stella.


**



Nothing really impress me. Simposiumnya sih cukup rapi, foods enak, pemateri dan overall suasana okay. Mungkin Gw uda jenuh dengan acara beginian atau Gw berharap ada something new yang tidak Gw dapatkan kali ini. Lunch session, Gw duduk berdua dengan Stella dan kami menjadi cukup akrab. Gw nyaris ga begitu konsen dengan peserta lain karena jarang yang Gw kenal, sampai mata Gw tak sengaja menatap sosoknya.

Spontan Gw berdiri dan bahkan tak sempat mengucapkan satu patah katapun pada Stella, Gw mengejar sosok itu. Mata kami sempat beradu pandang, dan dia tiba-tiba bergerak cepat dibalik kerumunan orang, lalu Gw kehilangan jejak.

Dia sengaja menghindariku.



Gw masih berusaha mencarinya tapi dia tak terlihat. Gw ambil HP dan mencoba menghubunginya, rejected. Well, dia bisa saja pura-pura tidak tahu Gw menelponnya, membiarkannya menjadi missed call, tapi ini beda. Dia sengaja menunjukkannya dengan menolak menerima telponku.



“secantik apa sih dia, atau ada sesuatu? Sampai segitunya..” ledek Stella ketika kami kembali duduk bersebelahan di ruang simposium.

“hahaha.. maaf tiba-tiba meninggalkanmu begitu saja.” Kataku tanpa menjawab pertanyaan basa-basinya. Gw yakin Stella tidak tertarik membahas kehidupan pribadiku.

”kamu beneran single?” tanya Stella. Ok, Gw salah.

”status single, tapi kalau pas butuh bisa mingle.” jawabku cuek. Gw rasa kami sama-sama ga tertarik. Gw dengar Stella tertawa.

”oh, banyak TTM gitu?” tanya Stella.

”Ya seperti kamu lah.” jawabku.

”Entah kenapa aku ga terlalu percaya kamu player sepertiku.” kata Stella.

”kok bisa?”

”kamu pakai perasaan ga waktu ML dengan TTM-TTM mu?” tanya Stella.

”hm..” gw merenung sesaat. ”pakai. Gw ga bisa ML tanpa perasaan suka.” jawabku.

”kalau begitu, kita di kategori berbeda, Kevin. Aku ML tanpa perasaan suka. Aku Cuma butuh orgasme. Itu doang. Aku ga peduli apa dia orgasme, yang penting aku orgasme. Begitu tercapai, udah. Cowo-cowo itu cuma alat pemuas sesaat bagiku.”

”kenapa kamu begini terbuka padaku? Kita baru kenal dan..”

”karena kamu beda, Kevin.” potong Stella.

”beda gimana?” kejarku.

”jawab dulu, kamu beneran banyak TTM? Atau Cuma omong kosong supaya kelihatan jantan, padahal gay?” tanya Stella.

”Gw bukan gay, bukan bisex.” jawabku.

”beneran banyak TTM?” Stella meraih tanganku dan meremasnya.

”lebih banyak dari fantasi terliarmu.” Jawabku pelan.

“berarti benar kamu beda.” Kata Stella. Gw diam saja. Ga malas bertanya pertanyaan yang sama dua kali.

”kamu lebih jahat dari aku.” kata Stella. Jleb.

”kamu pakai perasaan, dan perasaan itu bisa dirasakan wanita-wanitamu, Kevin. Tapi kamu membunuh perasaanmu dan perasaan mereka, setelah semuanya terjadi. Itu nyakitin sekali tau ga?”

”tau..” kataku. Remasan Stella di tanganku menguat.

”menyakitkan buatmu juga.” kata Stella.

”everytime.” kataku. Seketika Gw percaya Stella seorang player.


Only player understand me. She did.



**


”Kevin, nih kunci mobilku. Bawa aja.” Kata Stella sambil meraih tasnya. ”Lho, kenapa gitu?” Gw heran.

”kamu pasti butuh mobil, dan kamu ga butuh aku. Pakai aja. Aku ntar nebeng temen dan besok aku bisa bawa mobil satunya.”

”gimana kalo besok Gw jemput kamu?” tawarku.

”liat besok deh. Gampang. Aku cabut dulu ya..” kata Stella.


Dan begitulah, tiba-tiba Gw punya mobil gratis untuk Gw pakai beberapa hari di Surabaya. Simposium hari pertama selesai, dan tidak ada ajakan ngumpul. Artinya Gw bebas.


**

Gw jalan menuju parkiran mobil dan nampaknya Gw cukup beruntung untuk kembali melihat sosoknya yang tampaknya tidak sadar Gw berada di jarak yang cukup dekat dengannya.

”Selamat malam..” sapaku. Dia menoleh dan terkejut.

”eh, Dok. Kok sendirian? Mana cewe yang seharian nempel denganmu?” tanyanya.

”oh dr.Stella? dia ditugaskan teman-teman untuk menemaniku karena yang lain sudah punya pasangan. Tapi Gw malam ini bebas, Gw dapat pinjaman mobilnya. Kamu nunggu siapa disini? Apa mau nebeng Gw aja?” tanyaku.

”oh engga Dok. Gue ada teman yang antar, tuh dia..” katanya sambil menunjuk arah belakangku. Gw menoleh dan sesosok gadis sedang berjalan ke arah kami.

”Sori lama...” katanya riang.

”ya udah kalau gitu. Hati-hati ya..” kataku lalu melambaikan tangan dan pergi.

**


Gw cukup bengong di mobil sendirian. Mau kemana ga jelas. Hanya menginjak pedal gas dan lurus atau belok sespontannya. Mau ke mall malas. Kehabisan ide, Gw putuskan balik ke hotel. Pengen mandi dulu.

Selesai mandi, masih dengan telanjang bulat, Gw duduk di ranjang dan memeriksa HP. Gw balas chat beberapa pasien sampai terdengar pintu diketok. Gw buru-buru pakai celana pendek tanpa celana dalam dan kaos tipis, lalu membuka pintu.

Gadis chubby itu berdiri menatapku, lalu mencoba masuk ke kamarku. Kubiarkan dia masuk dan dia langsung duduk di sofa.

“tadi aku lihat kamu di lobby” katanya.

”oh.. ada apa tiba-tiba kesini?” tanyaku.

”Aku heran, kamu kenapa kepo sekali denganku?” tanya si Chubby.

”hahaha.. ga ada alasan khusus sih. Cuma menganalisa apa yang terlihat, dan memastikan bahwa analisa Gw benar. Kamu memang kencan dengan laki-laki itu kan?” tanyaku.

”Nyebelin, sekaligus menyenangkan.” katanya.

”oh ya?”

”iya. Baru kali ini ada cowo ganteng kepo ama aku.”

“oh.. hahaha..” fitnah bener bilang gw ganteng.

“aku dan cowo itu ga kenal juga sebenarnya. Aku kan rombongan nih di Surabaya. Tiba-tiba dia deketin aku, ajak kenalan. Trus minta no WA ku. Trus chat terus.. dan tiba-tiba nyuruh aku ke kamarnya.”

”trus dia cium kamu?”

”iya..” jawabnya.


Well, antara si cowo hebat bener atau nih cewe gampangan bener.


”cium doang?”

”aku BJ dia. Dia minta ML sih, tapi aku virgin kok. Ga mau lah!”

”wah, langsung menang dong dia ya, dapat BJ” kataku.

”iyalah. Kamu mau juga?” tanyanya yang bikin Gw kaget.

”emang mau BJ in Gw?”

”ya mau aja kalo kamu minta. Tapi ga ML ya.” katanya.

”nih..” kataku sambil membuka celanaku dan menyodorkan penisku ke depan wajahnya. Gadis chubby ini langsung memegang penisku dan menghisapnya.

”Slurp...”


Ga enak.



Dia belum bisa BJ. Bener-bener perawan yang polos dan entah kenapa, gampang kasih BJ cowok yang baru dikenalnya.

Gw ga menikmati BJ nya. Tapi Gw coba meraih payudaranya lewat sela-sela kaosnya, dan meremas-remasnya. Dia menggelinjang geli, dan terus menghisap penisku.

Beberapa menit Gw belum merasakan nikmat, kadang saja enak, tapi tekniknya membuat proses ini ga bisa dinikmati.

”ga capek?” tanyaku lalu melepaskan penisku.

”minum nih..” kataku sambil memberinya sebotol air mineral yang langsung diteguknya.

”maaf ya ga enak ya?” tanyanya.


Dia minta maaf!


”kamu belum ahli sih.” kataku lalu tertawa. Dia ikut tertawa.

”kamu pasti sukanya ML ya?” tanyanya.

”Ga juga. Kadang BJ bisa crot juga kok. Lagian kamu Virgin” kataku.

”iya, aku ga mau ML” katanya.

”Gw juga ga mau ML. Kamu di hotel aja?” tanyaku.

”Iya. Tadi uda keluar jalan. Kamu masih mau pergi?” tanyanya.

”Iya..” jawabku. Gw masih segar bugar.

”Ya udah, aku balik kamar kalo gitu.” katanya lalu berdiri.


Gadis Chubby yang Gw ga tau namanya. Atau Gw uda nanya tapi lupa? Ah masa bodo.


**


Gw masuk mall yang penuh dengan gerai makanan. Sudah sekitar jam 21 tapi masih cukup ramai. Mungkin sebagian menunggu jam masuk diskotek. Gw duduk disebuah resto Indonesian Food dan memesan minuman herbal kesehatan.

Sekelebat Gw melihat sosok dua orang yang cukup Gw kenal. Gw pastikan mereka adalah dr.Yasin dan dr.Albert. Kampret juga mereka jalan berdua ga ajak-ajak. Mungkin memberi kesempatan Gw untuk nakal malam ini.

Gw buka aplikasi, search nearby dan banyak sekali akun wanita muncul, Mayoritas Open BO now. Hmm.. jaman sudah berubah. Lokalisasi legend si Dolly udah ditutup, sekarang pada tersebar dengan bantuan apps.

Gw justru tertarik dengan satu akun cowok yang fotonya Gw kenal. Wah ini baru something new. Gw perhatikan akun itu beberapa saat dan mulai berasumsi, sambil chat dengan beberapa pasien dan teman, termasuk Angelica yang minta ketemuan lagi. Gw nyaris mau chat dr.Nira karena tahu dia di Surabaya juga, tapi fokus Gw teralihkan something new tadi.

Kelar dari resto, Gw putuskan masuk diskotek. Penasaran suasananya. Belum cukup ramai karena masih sekitar jam 22, tapi cahaya yang minim dan musik yang cukup keras sudah cukup menghidupkan suasana.

”eh, bagi rokok dong?” tegur seorang cewe yang tiba-tiba sudah memegang lengan Gw. Wajahnya serius, hidung mancung, bibir pink tipis dan kulit putih. Mirip cewe manado.

”ga bawa..” kataku sambil menatap matanya sesaat, lalu mataku kembali menjelajah ruangan yang cukup luas itu.

”Baru pertama kesini yah? Ga pernah liat..” tanya cewe itu.

”emang kamu kesini tiap hari?” balasku.

”ga si. Tapi lumayan sering lah. Aku tau kok wajah-wajah lama dan baru.”

”iya benar baru pertama kali.” jawabku. Entah si cewe ini kerja disini, atau jual diri terselubung.

”beliin aku bir dong..” katanya. Suaranya renyah dan manja. Khas cewe yang biasa menghadapi cowo. Di tambah wajah dan tubuhnya yang lumayan, ga heran kalau banya cowo tekor kena ni cewe.

”yuk..” kataku. Kami berjalan pergi memesan bir.

”dari kota mana?” tanyanya.

”Jakarta. Kamu?” balasku.

”Manado.” jawabnya.

”oh.. sudah lama di Surabaya?”

“Iya lumayan.”

Diskotek ini mulai ramai. Jarang ada yang masuk sendirian seperti Gw. Berdua dan bertiga paling banyak.

”Toilet dimana?” kataku. Cewe itu menunjuk ke arah kanan. Gw berjalan cukup cepat untuk menunaikan pelepasan hajat. Sekelebat Gw mengenali sosok mereka berdua, tapi Gw ga yakin.

Keluar dari toielt, dengan berjalan pelan-pelan Gw dekati mereka dan asumsi Gw tampaknya benar. Gw melihat mereka berdiri sambil berpelukan di sudut ruangan, dan mereka tidak menyadari Gw yang berdiri di belakang mereka.

Ya, dr.Yasin dan dr.Albert, berpelukan di dalam diskotek. Dr.Yasin, punya akun di aplikasi pencari teman kencan, dan dia sekarang sedang menikmati malam nya dengan dr.Albert.

Gw mencari jarak aman, agar jika sewaktu-waktu mereka balik badan, mereka tidak akan melihat Gw. Dari sudut sempit tapi tetap terlihat, Gw mulai memperhatikan mereka.

Berpelukan..

Sesekali mengecup bibir..

Tertawa bersama..

Mengusap wajah..



Ok, sudah cukup bukti dari rekaman mata dan ingatan Gw.


**
 
Mantap updatenya dok, semoga bisa terus update ceritanya yg sangat menarik...
 
Good, cerita yg sangat menarik. Lebih banyak logika dari pada perasaan, itu gue suka, karena gue juga gitu, hidup itu simple, gengsi ny yg membuat rumit. Soal sex gue harus banyak belajar kayaknya, karena susah untuk tidak melakukan ny lagi dengan orang yg sama, karena kalau 1 kali masih penasaran. Di tunggu next ny gan, semoga sampai tamat gan ceritanya..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd