Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ojak Story ( Tukang Ojek Pangkolan X )

Status
Please reply by conversation.
hadir..... :sendiri:
wah om Kuciah tau aja kalo jam segitu ane lagi sibuk mencari rongsokan sekarung. buat menyambung yang ngegantung, biar esok tak lagi bingung, dan murung.


:cendol:
Biar nanti om RAYxy gak bingung dan murung, obatnya dibawa Ngopi aja di warung. Sehat selalu om..
 
Mantap
Bagian 2 ( Aku Yang Menanam Tapi Orang Yang Memanen)

Hari-Hariku kembali normal setelah kejadian yang tak terduga di warung Purnomo yang lebih dari cukup untuk dijadikan tontonan pengunggah nafsu makan ... eh nafsu bercinta.

Hembusan angin pagi kembali mengingatkanku kalau ada seorang langganan yg menanti untuk segera diantarkan ke sekolah,akupun segera beranjak dari tempat tidurku (untuk jadi gambaran pembaca aku bersama isri tinggal di rumah mertuaku yang biasa dipanggil warga disini dengan maak) Wajahnya yang cantik terlihat sinis kala bertatapan dengan ku karena memang pada dasarnya dia tidak menyetujui pernikahanku dulu dengan Ranti putri semata wayangnya. Sedari pagi, mertuaku itu melamun sendirian di bangku teras rumah kontrakannya. Menatap kosong ke arah dedaunan yang beterbangan tertiup angin. Mata indahnya terlihat sedikit merona merah, sembab karena menangis. Akupun segera berlalu ke kamar mandi tapi bukannya aku segera cepat-cepat mandi

"BAGAIMANA CARA KAMUMENGHIDUPI ANAKKUROJAK KALAUPENGHASILANMU CUMAN DARI NGOJEK SEHARUSNYA KAMU ITU TAU DIRI ....."

Kembali aku teringat ucapan mertuaku beberapa tahun yg lalu. Ucapan yang benar-benar menyakiti harga diri ku. Sepanjang pagi itu dikamar mandi, berbagai macam pikiran mulai bersliweran di benak ku.

"Tak usahlah kamu masukkan hati perkataan mertua mu dulu toh sekarang kamu udah nikah.." Ucapku dalam hati, akupun mencoba menenangkan diri dan segera mandi

Di satu sisi Mertuaku memiliki wajah yang teramat cantik, namun disisi lain, ia selalu menatapku dengan tatapan sinis penuh kebencian

***

Sudah lebih dari 30 menit, sejak aku meninggalkan rumah tanpan berpamitan dengan mertuaku dan hampir tiap pagi Aku harus berangkat dari rumah jam setengah 7 pagi supaya bisa tiba di rumah pasangan endro dan mbak Yuni tepat waktu mengantar anaknya yg jadi langgananku kesekolah. Namun entah kenapa hari ini Mas Endro sudah keluar untuk jualan ketoprak dan Mbak Yuni pagi ini berpakaian tidak seperti biasanya...yang masih memakai gaun tidur transparan ygmenampakkan celana dalam berwarna hitam dibalik gaun tidurnya. Sepanjang perjlanan ke sekolah aku terus “memikirkan apa yang salah dengan pagi ini??” pikirku

Sebenarnya, bukan Cuma karena baju Mbak Yuni yang kekecilan, tapi tubuhnyalah yang berisi dan semok. Karena hal itu, menjadikan tampilannya sangat menggairahkandan gaun tidurnya tak bisa untuk menutup semua aurat tubuhnya.

*** BACK TO ENDRO HOME***

Biasanya setelahmengantar budi anaknya Mbak Yuni aku langsung kepangkalan ojek untuk menunggu penumpang lainnya akan tetapi hari ini entah kenapa aku kembali kerumah Mbak Yuni

"Pagi Mbak Yuniiiii... " Terdengar suara berat ku dari arah belakang, " Pagi-pagi udah PANAS aja mbak..."

Merasa ada orang yang memanggil namanya Mbak Yuni segera mencari tahu siapa pemilik suara berat itu, yang tentunya bukanseperti suara suaminya. "Ee... Eeeh Mas Rojak..." Jawab Mbak Yuni begitu tahu si pemanggil itu adalah diriku , sang driver pribadi anaknya.

Tampan, tegap, tanpa tipis dan memiliki senyum menawan. Seketika, Mbak Yuni seakan merasa terpana melihat suami tetangganya itu. Walaupun mas Endro tak kalah tampan namun entah kenapa pagi itu pesona Rojak mampu membuat Mbak Yuni terdiam terpana

Melihat Mbak Yuni yang sedang berada didekatnya, tiba-tiba Rojak teringat akan permainan cinta Eko dan Yanti beberapa hari yang lalu yang begitu mengganggu, teringat desahan orgasme Eko dan Yanti yang dapat mereka raih berulang kali, teringat betapa Eko mampu memuaskan Yanti dan entah mengapa hal itu membuatku iri.



Iri memang hati Rojak ketika hanya bisa melihat kepuasan yang berhasil diraih Ekodan istrinya sementara dia saat ini tidak bisa merasakan hal yg serupa karena istrinya sekarang sedang ada dikampung halamannya bersama bibinya yang merupakan bidan sambil menunggu masa kelahiran anaknya. Tapi, setelah berulang kali dipikirkan, apa untungnya bersakit hati melulu karena istrinya bertujuan baik ke kampung yang mana bidan tentu lebih ngerti urusan wanita hamil ketimbang dirinya, lebih baik jika Rojak menyikapi sakit hati itu menjadi hal yang lebih menyenangkan untuk dirinya. "Okee... lah sekarang aku lebih baik kerumah Mbak Yuni aja...".


Beberapa saat kemudian Rojak pun tiba dirumah Endro tentunya bukan Mas Endro yang Rojak harapkan,tetapi istrinya lah kali ini yg jadi tujuanku, dan obolan basa basi kami pun berlangsung entah udah berapa lama

"Loh.. Kok malah senyum-senyum sendiri... " Kaget Rojak, "Mbak... Jangan melamun mbak... Haloo..." Sapa Rojak sambil melambai-lambaikan tangannya ke Mbak yuni.
"Ee... Ehhh.. Iya... Kenapa mas...?" Jawaban Mbak yuni kaget.
"Jangan melamun... Disini banyak copet... "Canda Rojak
"Aaa... Apanya yang mau dicopet mas.... Wong aku orang yang nggak punya apa-apa..."
"Heeehh... Jangan gitu aah... Mbak masih punya banyak barang berharga loh..."
"Barang apaan mas...?"
"Itu..." Jawab Rojak sambil menunjuk ke arah Mbak Yuni dengan dagunya.
"Hayoooo... Matanya nakal yaaa..." Jawab Mbak yuni malu-malu, sambil berusaha menutup bagian payudaranya dengan tangannya.
"Hehehe.. Bukan tetek kamu mbaaak... Maksud aku, mbak khan masih punya kecantikan dan tubuh yang indah......" Puji Rojak tipu-tipu, sambil meneruskan melirik asset terbesar Mbak yuni yang membusung indah.
"Ooooo... Kirain kamu nunjuk-nunjuk tetek aku... Hihihi..."
"Hmmm... Sebenernya iya juga sih... Hehehehe... " Canda Rojak, " Habisan, cowok mana sih mbak yang ga tertarik kalau melihat tetek segede itu...? Apalagi yang punya cantiknya banget-banget-banget..."
"Aaaaah Mas jago gombal juga..."
"Ya Ampun mbak... Jangan panggil aku mas dooonk.. Kaya udah tua aja... " Kata Rojak basa-basi, "Panggil aku Rojak atau ojak aja..."
"Ojak...?"
Hihihihii... Ternyata kamu lucu juga yaa..." Tawa Mbak yuni cekikikan.
"Omong-omong kok belum berangkat beli sayurannya Mpok Yuyun mbak..?"
" Iya nih... Aku lagi nunggu yang ngojek..."
"Oalaaah.... aku kan ngojek... Hehehe..." Jawab Rojak sambil bercanda, "Tadi aku liat Mpok Yuyun di gang 5 ..." Jelas Rojak, "Kalo mau, mbak berangkat bareng ama aku aja... Kantor kita khan searah dengaan pangkalan ojek..."
"Hmmmm... Okedeh...." Merasa tak ada cara lain yang lebih cepat selain menerima tawaran Rojak, akhirnya Mbak yuni menerima ajakan itu.


Melihat tingkah Rojak yang easy going, membuat Mbak yuni seketika itu langsung tertarik. "Ternyata... Rojak playboy juga.... Kita lihat, sejauh apa kenakalannya..."

"Bener nggak kenapa-napa nih kalo aku berangkat kerja bareng kamu gini...?" Tanya Mbak yuni basa-basi, "Ntar kalo Tati cemburu atau marah, jangan salahin aku yaa..."
"Yeee... Dia Tati nggak bakalan marah mbak.... Wong sekarang dia sedang di garut, lagi pulang kampung... Jadinya ya nggak bakalan tahu,,, Hehehehe"
"Huuuuu... Dasar.... " Ucap Mbak yuni, "Aku duduknya sambil peluk badan kamu ya... Takut jatuh... "
"Jangankan cuman minta meluk mbak... Mau minta yang lain juga pasti bakal aku kasih kok..Hehehe...
"Bener nih...? Nanti kalo tau aku mintanya apa... Bakal capek loh... Hihihi..."
" Enak kali mbak kalo capek-capek itu.... Bikin sehat... Hehehehe... Yuk naek.."

Dengan lincah, Mbak yuni segera menempatkan pantat semoknya diatas jok motor tua Rojak. Kemudian ia segera memeluk pinggang Rojak kuat-kuat, sengaja membiarkan payudara besarnya tergencet ke tubuh Rojak.
"Waduh.... Empuk bener..." Celetuk Rojak.
"Eeehh... Empuk apanya Jak...? "
"Ituloh mbak... Apem yang dijual deket Pangkalan, pasti jam segini udah pada mateng...Hehehe.." Canda Rojak berusaha mengalihkan percakapan. "Pegangan yang kenceng mbak... Aku mau jalan..."
"Yeeee... Ngeles nih yeee...Hihihi... Bilang aja yang empuk tetek aku... Hihihi..." Meladeni cara becanda mesum Rojak, entah kenapa Rojak merasakan sebuah kesenangan tersendiri. Sebuah kesenangan yang pernah ia rasakan dulu, ketika ia dan Endro masih pacaran.

***


Sepanjang perjalanan, senyum lebar selalu tersungging di wajah cantik MbakYuni. Ia sama sekali tak pernah menyangka jika hari ini ia bisa berdekatan dengan Rojak. Bahkan bukan hanya berdekatan, melainkan bisa memeluk tubuh suami sekompleksya yang terkenal paling ramah dan ganteng diantara semua tukang ojek di RW semprot


"Mbak... Kok senyum-senyum sendiri? Jangan jadi orang gila dulu ya mbak... Kita khan nggak kearah Rumah Sakit Jiwa." Kata Rojak sembari melirik MbakYuni dari kaca spion motornya.
"Hihihi.. Biarin... Mulut-mulut aku ini.... Weeeekk..." Jawab MbakYuni sambil menjulurkan lidahnya.
"Hehehe... Eh mbak... Boleh jujur nggak..."
"Kenapa Jak..?"
"Makasih ya mbak sudah mau dianterin aku..."
"Loh kok...?"
"Iya mbak... Sebenernya aku mengagumi mbak loh... "
"Megagumi gimana??"
"Beneran.. Mbak itu cantik, Humoris, jago masak, ngomongnya lembut... Beda banget ama Tati..." Ujar Rojak tiba-tiba membanding-bandingkan MbakYuni dengan istrinya. "Mbak juga seksi, putih, semok trus...."
"Kok diem...? Teruuuussss...?"
"Teteknya geeddeeee baaangeeeet... Bikin aku selalu adem panas mbak... Hehehehe..." Asal tau aja ya mbak... Gara-gara sering mbayangin kamu... Tati tuh yang aku jadikan pelampiasan... "
"Maksudnya? Pelampiasan gimana Jak..."
"Hehehehe... Tapi mbak janji jangan marah ya... "
"Hmmmm... Iyadeh. Aku janji nggak bakal marah..."
"Jadi mbak... Karena keseringan ngeliat kecantikanmu, keseksianmu, kemolekanmu... Aku jadi sering ngebayangin kamu... Dan ujung-ujungnya, aku jadi sering deh, ngewein Tati sambil ngebayangin itu kamu... Hehehe..."
"Owalaaaaaahhh... Daaaasssaaaar geniiiiiitttttttttt...." Teriak MbakYuni tiba tiba sambil memberi pelajaran ke Rojak karena telah berbuat mesum. Dengan kekuatan penuh, Mbak Yuni memberikan pelukan keras kepunggung Rojak, ia menghukum lelaki cabul itu dengan memberinya sengatan birahi.

"Hehehe... Makasih ya mbak... "
"Idiihh.... Ada gitu ya orang mesum kaya kamu itu... "Ejek MbakYuni. "Eh tapi-tapi... Gimana rasanya begituan sama istri sambil ngebayangin orang lain..pasti lebih enak ya? Hihihi..." Tanya MbakYuni penasaran.
"Enak sih mbak... Cuman bakalan lebih enak kalo beneran bisa ngajak ngewe orang yang dibayangin itu...Hahaha... Pasti enaknya banget banget banget...
"Yeeeeeee.... Maunya.... Awas loh sampe ketahuan yang punya... Hihihi..."
"Yaaa... Khan mas Endro nggak ada disini mbak... Hehehe..."

Berkali-kali mendengar Rojak menyebut nama suaminya, membuat perasaan aneh yang sedari tadi ada dihati Mbak Yuni menjadi semakin terasa. Perasaan yg sering dilecehkan oleh mas Endro, seolah mengubah MbakYuni yang biasanya tabu meladeni ucapan-ucapan mesum orang lain, menjadi sosok yang haus akan kenakalan.

"Dasar cabul..." Kata MbakYuni sambil kembali mencubit pinggang Rojak.
"Addduhhh... Pedes bangeeeett.." Jerit Rojak spontan.
"Sudah punya istri cantik, masih aja ngegodain istri orang..."
"Hehehe... Namanya juga usaha mbak..."
"Emang kamu kurang puas ama Tati Jak...?"
"Ya khan kalo punya dua istri bakalann lebih puas lagi mbak... Hahahaha...."
"Hihihihi... Kaya kamu kuat aja ngehadepin dua istri Jak...?
"Hehehe... bisa dong Habisan enak sih mbak..." Jawab Rojak cengengesan. "Ga kebayang gimana rasanya punya dua istri... Apalagi kalo nambah istrinya kaya mbak... Biiiuuuhhh... Genjot teruuuusss..."
"Meesssuuuummm..." Ucap MbakYuni lagi-lagi mencubiti tubuh Rojak.
"Hahahaha... Ampun mbak ampun... Hahaha..." Kata Rojak sambil tertawa-tawa kegelian. "Udah-udah Mbaaakk... Ampuuunnn"
"Bisa-bisanya ya kamu ngebayangin mbak jadi istri kamu..."
"Habisan salah mbak sendiri sih jadi orang kok cantik banget... Ya sudah tak ada jalan lain... Mbak harus terima saja resikonya..." gombal Rojak, "Ga kebayang puasnya mas Endro seperti apa... Pagi dikamar, siang diruang tamu, sore didapur, malem dihalaman belakang... Pasti dia puas banget ya mbak... Hehehe..."

"Hei hei hei... Nyetirnya tuh lihat jalan... Jangan merem-merem terus..." Tegur MbakYuni.
"Hahaha... Ngobrol ama mbak tuh bikin adem panas... Bikin aku jadi..."
"Horny...?" Potong MbakYuni, "Pantesan keras banget jendolan celananya....." Tambah MbakYuni tanpa malu-malu lagi.
"Jendolan apaan mbak...?" Tanya Rojak pura-pura nggak tahu.
"Jendolan yang ini niiiihhhh........" Jawab Mbak Yuni sambil meremas selangkangan Rojak.

Entah keberanian darimana, jemari lentik MbakYuni tiba-tiba meremas batang penis lelaki yang bukan suaminya itu. Dan seketika itupula, Mbak Yuni menyadari jika apa yang ia remas bukanlah batang biasa.

"Astaga besar sekali...." Batin MbakYuni dalam hati

***

Dan akhirnya mereka pun tiba di penjual sayur langganan ibu2 sekompleks, MbakYuni pun turun untuk segera berbelanja sementara Rojak mneruskan perjalanan ke pangkalan untuk melakukan rutinitasnya sehari2



MbakYuni sama sekali tak dapat berkonsentrasi dengan apa yang sudah menjadi kesehariannya dirumah. Beberapa kali ia salah menekan nomor telephon, salah mengetik chat WA ke ibu2kompleks ygmemang udah jadi kebiasaannya menebar gosip di RW Semprot, salah mengirim pesan dan photo di WA, bahkan salah memasukkan gula kedalam sayur masakannya,. Semua yang ada di otaknya hanyalah berisikan senyum Rojak, sosok Rojak dan penis Rojak.

" TIIITT... TIIITT... TIIITT... TIIITT..."
"Kalo masak jangan ngelamun mulu - Ojak"

Mendadak Mbak Yuni menerima sebuah pesan dari Rojak, padahal sepertinya ia tak pernah memberikan nomor Wa ke Rojak. "Aku dapet no.WA mu dari Tati. Makasih ya mbak buat TETEK PAGInya, bikin aku jadi semangat" Ucap Rojak ceplas-ceplos lagi.
"Dasar mesuuuuuummmm " Balas MbakYuni "Semangat apa horny...?"
"Hahaha. Gimana nggak horny mbak, kalo sepanjang perjalanan tadi aku bisa ngerasain empuknya tetek kamu mbak" Balas Rojak santai. "Kena pungung aja aku udah berasa enak, apalagi kalo kena remes?"
"Sakit dong kalo diremes.Hihihi... Sumpah.... Kamu bener-bener mesum Jak...." Ledek MbakYuni, "Heran. Kok Tati bisa betah ya punya lelaki cabul kaya kamu. Isi otaknya begituan mulu. Kaya ga ada cowo lain aja. Hihihi..."
"Yaaah. Kamu juga kalo udah kena sengatanku, pasti bakal lupa ama suamimu mbak. Hahahaha..."
"Yeee. Emang kamu Tawon. Pake nyengat-nyengat segala..."
"Hehehe.Eh iya mbak, bagi photomu donk" Pinta Rojak, "Lagi semangat nih"
"Heeeehh. Buat apa? Nggak ah. Ntar malah dipake buat yang nggak-nggak2"
"Nggak-nggak gimana mbak?"
"Hihihi. Pake pura-pura nggak ngerti segala. Kamu minta photoku pasti mau dipake buat olahraga tangan khaaan"
"Owwww.Maksud kamu coli Mbak?Hahahaha.Tau aja"

Tiba-tiba, selintas pikiran nakal terbersit di benak MbakYuni, dengan cepat Mbak Yuni segera bersolek, lalu mengangkat handphonenya dan mengambil beberapa gambar dirinya. Ia sengaja mengambil gambar ketika sedang tersenyum manja, menggigit bibir, dan menjulurkan lidah nakal..

"CKLIK CKLIK CKLIK"
Sejenak, ia melihat beberapa hasil jepretan amatirnya. Lumayan bagus juga. Kirim

"Wuih. Cantik bener bidadariku.Bibirnya seksi abis" Kata Rojak girang.
"Tuh, pelototin aja sampe puas. Anggep aja buat bayaran tadi pagi"
"Hehehe. Makasih ya Mbakku sayang. Langsung ngaceng nih."
"Udah sana buruan ngocok kekamar mandi.Puas-puasin deh...."
"Hehehe. Makasih ya mbakku saayaaanng"

Tahu jika photo dirinya ketika senyum saja bisa membuat orang lain bernafsu, membuat Mbak Yuni semakin tenggelam dalam permainan mesumnya. Lagi-lagi Mbak Yuni mempunyai pikiran nakal, jauh lebih nakal. Buru-buru ia melepaskan satu tali di gaunnya dan menurunkannya, lalu memamerkan sedikit kain beha beserta gundukan payudaranya .

"CKLIK CKLIK CKLIK"

Tanpa merasa malu lagi, Mbak Yuni segera mengirim empat photo seksinya.

"Ini sedikit bonus buat kamu Jaaakk :* " Kirim Mbak Yuni sambil menambahkan icon kiss dalam pesannya.
"WUAAHHH. Busyeeett. Gede banget tetek kamu mbak. Putih. Sampe uratnya keliatan" Ketik Rojak kegirangan, "Kalo gini mah aku bisa langsung muncrat."
"Hihihi... Awas loh, ngocoknya jangan kenceng-kenceng. Nanti malah patah. Hihihihi."
"Hahaha. Sialan. Jadi pengen ngeremes tetek kamu mbak" Ketik Rojak makin mesum.
"Remes aja. Itu khan udah ada di hape kamu"
"Sialan.... Maksud aku ngeremes punya kamu beneran."
"Hihihi... Sini aja kalo mau..." Godaku.

Tiba-tiba, sebuah gambar masuk kedalam handphone Mbak Yuni. Sebuah gambar yang seketika itu juga, membuat jantung Mbak Yuni berhenti berdetak.

"Titit Rojak...." Ucap Mbak Yuni dalam hati. "Besar banget...."

Dengan seksama, Mbak Yuni mengamati gambar yang terpampang jelas di handphonenya. Berulangkali ia memperbesar gambar itu, menikmati setiap pixel penis Rojak sepuas-puasnya. Penis itu begitu besar, dan panjang. Berwarna coklat tua dengan urat-urat yang bertonjolan di sekujur batangnya. Kepalanya begitu besar, berwarna merah kehitaman dengan kulit yang begitu mengkilap. Kantung zakarnya juga sangat besar, menggelantung panjang dan memperlihatkan dua buah telur yang begitu menggiurkan untuk diremas.

Mendadak, puting payudara Mbak Yuni mengeras dan vaginanya berdenyut. Sepertinya wanita cantik itu ingin melakukan masturbasi. Ia sudah tenggelam dalam imajinasinya, dan imajinasi itu butuh pelampiasan. Buru-buru, Mbak Yuni beranjak keluar dari area sekeliling rumahnya dan memeriksa apa ada orang diluar rumah yg bisa mengamati gerak geriknya.

"Bagus... Semua orang sepertinya sedang sibuk dengan urusan masing2 dirumahnya... Aman..." Ucapnya lega. Setelah itu ia kembali masuk dalam kontrakannya dan terburu-buru duduk dan mengamati layar handphonenya sehingga dia tidak menyadari kalau pintu depan rumahnya belum tertutup rapat dan masih menyisikan celah jika ada yg mau mengamatinya dari luar. Karena posisi sofa ada diruang tamu, jadi ia bisa tahu jika seandainya ada orang yang datang mengunjungi kontrakannya dengan mudah.

Dengan cekatan, ia lalu menurunkan tangannya kebawah. Masuk kedalam Gaun terusan yg dikenakannya siang itu dan mulai mengusap bibir vaginanya yang sudah membanjir basah dari luar celana dalam.
"Ooohhh... Enak bangeeeett.." Desah Mbak Yuni sembari terus meremas puting payudaranya dari balik kemeja, "Ooooojaaak..... Andai kamu jadi suamiku..."

Karena suasana rumahnya sepi dan nafsunya sudah memuncak, kenakalan Mbak Yuni pun semakin menjadi-jadi. Buru-buru ia menaikkan Ujung gaunnya lalu memegang tepi celana dalamnya.

SET...SET...SET.

Dalam satu gerakan cepat, ia segera menurunkan celana dalam itu dan meletakkannya begitu saja dilantai. Setelah itu, Mbak Yuni pun menurunkan kedua tali gaunnya dan meraih kaitan branya dari belakang punggung.

CTEK.

Gerakan tangannya sungguh gemulai, ia melepas semua tali beha yang mengikat payudaranya, lalu menariknya keluar. Dan seketika itu, payudaranya yang berukuran besar langsung jatuh kebawah, menggelantung manja dengan santainya.

"Fiuuuh... LEGA..." Ucap Mbak Yuni setelah berhasil melepas semua pakaian dalamnya. Sekarang, walaupun dari luar Mbak Yuni terlihat masih menggunakan gaun, namun didalamnya, ia benar-benar telanjang.

"Mesum sekali kau Yuni... " Batinnya sambil kembali mengelusi payudaranya dari luar gaunnya. "Sssshhhhh... Jaaaaak...isep tetek aku Rooojaaak.." Perlahan tapi pasti, darah birahi Mbak Yuni semakin panas, hingga desahan dan erangan pun mulai keluar manja dari bibir mungilnya. Membuat siapapun yang mendengarnya dijamin bakal bernafsu. "Ooouuuhhh...Gigit puting aku sayang..."

Dan benar, tak jauh dari tempat Mbak Yuni yang sedang asyik bermasturbasi, ada sesosok lelaki yang juga tak kalah mesumnya, sedang mengawasi istri Endro itu dari balik persembunyiannya. Matanya sama sekali tak berkedip, mulutnya menganga dan tangannya mengocok batang penisnya yang telah tegak berdiri.



Sepertinya nafsu yang melanda diri Mbak Yuni sudah terlalu tinggi sehingga ia lupa, (atau tak peduli?) jika masih ada orang lain yang berlalu lalang di jalan depan rumahnya karena memang di jam segini sangat jarang bahkan hampir tidak pernah ada lagi yang lalu lalang.

Udin adalah seorang preman yang sangat ditakuti dikompleks yang sama dengan Mbak Yuni. Disana ia juga bertugas untuk pengamanan rumah kost adik dari ibunya yang biasa dia panggil dengan sebutan Om Siminsekaligus juga Udin kerap membantu pekerjaan warga yang ada di RW Semprot . Udin juga terkenal sebagai seseorang yang sangat lambat dalam berbicara. Ia suka bekerja dalam diam dan tak ada yang mengetahui kapan ia bekerja, tahu-tahu pria lajang itu sudah meyelesaikan apa yang semua warga minta. Selain itu, sering sekali Udin terlihat di area parkiran pasar karena memang dia sebagai tukang parkir dan pengamanan disitu, sehingga wajar jika warga begitupun Mbak Yuni jarang melihat Udin di kompleks terkecuali dia sedang membantu warga . tetapi siang itu dia mendapat kabar dari Tisna yang juga seorang pengojek kalau ibunya mendadak terkena stroke sehingga mau tidak mau Udin harus pulang kerumah merawat ibunya

Dimata Udin, Mbak Yuni adalah seorang wanita baik-baik. Seorang wanita yang suka menggosip dan sama sekali tak mau terlihat nakal atau murahan. Wanita santun yang tak pernah bisa membuat dirinya berpikiran macam-macam. Namun, entah kenapa, beberapa waktu belakangan ini, Mbak Yuni berubah menjadi seseorang yang baru. Seseorang yang suka menggoda, genit dan suka bercanda mesum. Ditambah lagi, akhir-akhir ini Mbak Yuni juga sering bersolek dan berpakaian seksi sehingga semakin menambah daya tariknya dalam menjerat lelaki.


Melihat sesuatu yang menggairahkan melalui sedikit celah meskipun tanpa sengaja, mau tak mau membuat Udin menyerah juga. Ia mulai membayangkan segala hal mesum ketika Mbak Yuni ada didekatnya. Walau hanya dilihat dari belakang, Udin tahu jika Mbak Yuni sedang meremasi dadanya yang besar dan padat berisi. Bahkan sesekali,Udin melihat Mbak Yuni menjilati puting payudaranya dengan gemas.



"Ohh jaaak... Isep tetekku Jaaaak.." Bisik Mbak Yuni lirih sambil meremas dan mencubiti payudaranya. "Iseep... Terus sayang... Isep yang kenceng... Sluuurpp... Nyam... Nyammm.... "Suara lidah Mbak Yuni begitu seksi. Ia terus menjilati kedua puting payudaranya yang besar secara bergantian. "Ssshhh... Terus sayang... Isep teruuusss.." Erang Mbak Yuni keenakan, seolah sedang melakukan persetubuhan yang sebenarnya, "Ooohhh.., Iyak teruuussss..."

"Buussseeeettt.... Mimpi apa aku semalam...?" Ujar Udin sambil menelan liur birahinya. Ia tak mengira bakal bisa melihat wanita idolanya memamerkan tubuh telanjangnya. "Astagaaaa... Tetekmu besar sekali Neeengg.... Remes terus Neeng... Remes yang kenceng...." Kata Udin lirih sambil terus mengocok penisnya yang sudah keras menegang.

Panasnya gelombang birahi Mbak Yuni benar-benar membuat wanita itu kehilangan akal sehatnya. Merasa kurang puas dengan apa yang ia lakukan, membuat dirinya semakin nekat. Tanpa rasa malu lagi, Mbak Yuni membuka semua gaunnya dan membiarkan payudaranya terbuka bebas. Lalu dengan gemas, ia meremasi kedua payudara besarnya kuat-kuat. "Rojaaaaaak... Remas tetek aku sayang... Remas yang kuat..." Jerit Mbak Yuni keenakan sambil membayangkan jika remasan itu dilakukan oleh Rojak.

Karena ingin segera mencapai orgasme, Mbak Yuni terus menjilat dan meremasi payudaranya. Ia pun lalu mengusap klitorisnya. " Iya sayang... Jilat memek aku..... Cucup lendir kewanitaanku.... Ohhhsss... Nikmat sekali..." tambah Mbak Yuni lagi sambil mulai menusuk-nusuk vagina gundulnya dengan jemari lentiknya..."Ayo sayang.... Tusuk memekkuuu...Tusuk dengan titit besarmu..." Ucapnya berimajinasi.

Dengan cepat, jemari-Jemari itu mulai melakukan tugasnya. Masuk, keluar, masuk, keluar. Mengantarkan pemiliknya mendaki gunung kenikmatan yang mulai meninggi. Lendir kenikmatannya pun mulai membanjir basah, keluar tiada henti seiring kocokan jemari tangannya yang semakin cepat.

"CLOK...CLOK... CLOK..."
Suara tusukan jemari nakal Mbak Yuni pada vaginanya mulai terdengar nyaring.

"Sodok memek aku Jaaaaak... Ayo sodok... Ooooggghhh.... Terus Ojaaaak...." Semakin lama kocokan jemari tangannya semakin cepat.

"Terus Neeeng... Kobel terus memek mulusmu Neeeng... "Erang Udin sambil membelalakkan matanya, "Puasin dirimu sayang... Ssshhh.... Kobel teruuuusss sampe moncoott... Dasar wanita nakaaalll..." Erang Udin yang juga melakukan hal serupa, membetoti batang penisnya yang sudah semakin renta. Berusaha terus mengimbangi kenikmatan semu persetubuhan akibat tak pernah merasakan kenikmatan vagina wanita. "Aku harus bisa mendapatkan kenikmatan tubuhnya... Aku harus bisa memasukkan kontolku kedalam memek sempit itu... Aku harus bisa..." Kata Udin dalam hati.

Merasa gelombang orgasmenya mulai datang membuat masturbasi Mbak Yuni semakin dahsyat. Jilatan lidah ke payudaranya semakin buas dan kocokan jemari lentik di vaginanya juga semakin cepat. "Hooooohhh.... Sssshhhh.. Terus sayaaanng... Sodok terus memek aku dengan titit besarmu... Teruuuss... OOhhh... "

Ditusuk-tusuk sedemikian rupa, membuat vagina Mbak Yuni terlihat semakin menggoda. Vagina yang semula putih gemuk itu sekarang sudah berwarna kemerahan dan tembem. Cairan kewanitaannya juga mengalir begitu hebat, hingga menetes-netes jatuh keatas sofa tempatnya duduk.

"CLOK... CLOK... CLOK..."

Perlahan tapi pasti, Mbak Yuni merasakan ada sesuatu akan meledak keluar dari dalam tubuhnya. Desakannya terasa semakin lama semakin kuat, hingga membuat tubuh indahnya meliuk-liuk dan menggeliat tidak karuan. Bibir basahnya terus mendesah menceracau. Nafasnya semakin cepat dan badannya menghangat, seolah terserang demam tinggi. Hingga akhirnya ia merasa ingin ingin pipis.

"Ssshhh.. Aku nggak tahan lagi Jaak... "

"NENG YUNI...." Mendadak, sesosok pria muncul dari balik tembok dan memutuskan rentetan pra-orgasme Mbak Yuni. "Lagi ngapain Neng...?" Tanyanya lagi dengan mata yang tak berkedip menatap ke arah Mbak Yuni.
"Eee.. Eh Udin..." Mbak Yuni kaget sekaget-kagetnya. Saking kagetnya wajah Mbak Yuni langsung memucat. Ia tak tahu harus berbuat apa. Buru-buru ia segera jongkok, berusaha menyembunyikan tubuh telanjangnya.

Sambil jongkok Mbak Yuni buru-buru membetulkan semua pakaiannya yang berantakan.

"Udah Neng... Nggak usah dibenerin bajunya... aku sudah tahu kebiasaanmu kok..." Kata Udin lagi sembari mendekat kearah Mbak Yuni. Mendadak, mata Mbak Yuni seolah mau copot. Udin mendekat ke arahnya dengan tanpa mengenakan celana sama sekali. Ia mendekat dengan penis yang sudah mengacung tinggi. "aku bisa membantumu menuntaskan nafsu birahimu Neng..." Ucap Udin dengan tatapan mata penuh nafsu..

Diraihnya lengan mulus Mbak Yuni, dan diajaknya bangkit dari posisi jongkoknya. " Diiin... Jangan Din.." Pinta Mbak Yuni seolah tau maksud Udin sambil berusaha melepaskan pegangan tangannya.

"Berdiri Neng... Kamu nggak usah takut ya Cah Ayu..." Pinta Udin tegas.
"Aku malu Din.. Jangan..."

Karena nafsu Udin sudah sampai ubun-ubun, ia sama sekali tak menggubris larangan Mbak Yuni. Dengan nafas mendengus-dengus, lelaki Sangar yg terkenal bertemperamen tinggi itu membalik tubuh Mbak Yuni dan memeluknya dari belakang. Mulut tebalnya lalu menciumi leher jenjang Mbak Yuni dan tangannya mulai meremasi payudara Mbak Yuni dengan buas.

Sadar jika ia terjebak dalam dekapan preman itu, Mbak Yuni berusaha menjauh darinya Tapi karena tenaga wanitanya berbeda jauh, semua itu terasa sia-sia. Mbak Yuni yang bertubuh jauh lebih kecil dari Udin merasa terkunci, sama sekali tak dapat melepaskan diri dari dekapan lelaki itu.
"To... Tolong ja... Jangan apa-apakan saya Din... Le-lepaskan saya Din..."
"Nggak apa-apa kok Neng... Kita sama-sama butuh kepuasan... Biarkan aku membantumu melepaskan beban birahimu..." ujar Udin yang terus meremasi payudara Mbak Yuni dari belakang, dan mendesak tubuh rampingnya kedepan hingga ke menabrak meja kerjanya.

"Ahhh... Titit Udin tepat di sela-sela pantatku... Dia akan memperkosaku..." Gelisah Mbak Yuni ketika merasakan tonjolan hangat penis Udin yang mulai berdenyut di belahan pantatnya. "Tititnya besar sekali.... "
"Ayolah Neng... Mumpung kontrakanmu sepi..." ucap Udin sembari terus meremasi payudaranya dan menciumi tengkuk leher Mbak Yuni. "Yuk Neng... Sebelum orang-orang kantor pada balik... Aku bantu muasin nafsu birahimu.... " Tambahnya lagi sambil meremas payudara Mbak Yuni keras-keras.
"Aduh pak... Sakit..."
"Aku tahu semuanya kok Neng... Kamu sebenernya merasa kurang mendapatkan kepuasan dari suamimu khan? Mmppphhh...." Kata Udin sambil menciumi tengkuk leher Mbak Yuni. "Kontol kecil suamimu pasti nggak pernah bisa memberikanmu kenikmatan khan? "

Tak menjawab, Mbak Yuni hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, mencoba menolak semua doktrin yang diberikan oleh lelaki itu.
"Aku bisa tau Neng... Kontol kecil suamimu pasti tak pernah bisa bermain lama. Kontol suamimu pasti selalu muncrat dikala kamu sedang mencoba menikmatinya... " Bisik Udin, "Ayolah Neng... Terima tawaran ku... Selama ini kamu pasti sering membayangkan gimana rasanya ngentot dengan kontol yang jauh lebih besar dari kontol suamimu.... Kamu penasaran dengan kontol pria-pria lain... Percuma Neng punya suami tapi tak pernah bisa memberikan kenikmatan duniawi... Kalau dibiarkan, sampai kapan Neng bakal mengobok-obok memekmu terus..? "

Entah kenapa, kalimat-kalimat yang dikatakan oleh Udin begitu mengena di hati Mbak Yuni.

"Ayo Neng... Buruan... Aku bisa memberimu kenikmatan, sebelum suami dan anakmu balik... Hanya 10 menit Neng... Aku bisa memberimu orgasme... Ayo Neng.. Terima tawaran ku.. ".

"Yuni... Tak ada salahnya menuruti kata lelaki itu... " Pikir Mbak Yuni galau. "Toh Mas Endro sudah jam segini masih jualan ketoprak... Jadi terima saja tawaran Udin ini..."

Entah karena birahinya yang sudah terlanjur tinggi atau terkena hipnotis lelaki itu, Mbak Yuni tiba-tiba mengangguk setuju. Iapun lalu melemaskan pertahanan tubuhnya. Mbak Yuni menerima tawaran mesum Sang Preman itu. Terlebih, pelampiasan masturbasinya beberapa saat tadi perlu penuntasan secara cepat.

"Naaahh... Begitu khan enak Neeeng..." kata Udin yang dengan nafas penuh nafsu terus-terusan menciumi tengkuk Mbak Yuni sambil meremasi payudara indahnya. "Tetekmu benar-benar gede Neng... Montok... Sayang banget kalo nggak diapa-apain... Cuppp..cuuuppp" kata Mbak Yuni mesum sambil merabai perut dan vagina Mbak Yuni dari belakang.
"Din... Jangan keras-keras ya..."
"Hak... hak... hak.." Tawa Udin keras-keras.

Karena nafsu setan Udin sudah begitu besar, ia segera mendekatkan pinggulnya ke pantat Mbak Yuni dan mulai menempatkan kepala penisnya yang sudah berkedut di lubang vagina Mbak Yuni.


"Maafkan aku Mas Endro..." Kata Mbak Yuni dalam hati. "aku hanya mencari kepuasan birahi semata, cintaku masih tetap hanya untukmu..."

Dengan pasrah Mbak Yuni segera menundukkan tubuhnya kedepan, dan membuka pahanya lebar-lebar, membiarkan penis lelaki itu masuk ke dalam tubuhnya.
"Ooohhh... Susah banget Neng... Kontolku sepertinya kesulitan menjebol memek sempitmu..." Ucap Udint bingung.

Tetapi tiba2 kedua pasangan yang sebentar lagi akan memacu birahi dikagetkan dengan suara motor dengan suara teriakan

“...BERANGKAAAAATT....”

Tentunya mereka tau kalau itu suara dari suami Yuli karena di kompleks ini cumaTizna yangmenyebutkan mantera itu ketika hendak OnTheWay


“Udah ya Din... ada kang Tizna tuh” UcapMbak Yuni

“Palingan juga habis turunin penumpang tuh.... km dengar sendri kan tadi kalau dia udah pergi lagi” jawab Udin yang tidak mau kehilangan kesempatan


Karena penasaran akan penis Udin, Mbak Yuni segera menengok ke belakang. Dan, seketika itu pula, Mbak Yuni langsung tahu penyebab sulitnya penis Udin untuk dapat masuk ke liang senggamanya.

"Din... Tititmu besar sekali..." Jerit Mbak Yuni panik. Ia buru-buru menjauh dari gesekan penis lelaki itu.
"Titit...? Ini KONTOL Neng... KONTOL... hak hak hak.." Jawab Udin sambil mencoba kembali menusukkan kepala penisnya ke vagina Mbak Yuni dari belakang.
"Jangan Din.... Sakit... Pasti sakiiitt..." Jerit Mbak Yuni lagi. "Diiiinn... jangaaaannn.."
"Sttt.... Udah-udah... Kamu diam dan nikmatin saja ya Neng... " Erang Udin yang kesulitan menusukkan batang penisnya ke liang kenikmatan Mbak Yuni.
"Sakit Diinnn... Saaakiiitttt..." Jerit Mbak Yuni begitu merasakan kepala kemaluan Udin mulai memaksa masuk kedalam vaginanya, membuka lebar mulut celah kewanitaannya hingga batas terlebarnya.
"Sabar Neng... Bentar lagi pasti enak kok... Kamu kesakitan gara-gara kontol kecil suamimu tak pernah memberi kenikmatan... Kontol kecil suamimu mah apa enaknya... Enakan KONTOL BESARKU Neng..."

Mendengar Udin menghina suaminya, Mbak Yuni mendadak merasakan sensasi aneh. Sensasi nikmat antara sakit hati dan rasa gatal akan sodokan penis besar di vagina, membuatnya mulai merasa keenakan. Secara tiba-tiba Mbak Yuni semakin membuka lebar-lebar pahanya, supaya mempermudah Preman itu membongkar vaginanya.

"Hak hak hak... Benar-benar istri yang pengertian..."
"Ssshh.... Din... pelan-pelan..." Pinta Mbak Yuni sambil terus merasakan dorongan kasar penis besar Udn. Ia sadar jika dalam beberapa detik kedepan, vagina sempitnya akan menerima sodokan penis lelaki lain.

"Sesak banget memek aku Din... Ssssakit..." jerit Mbak Yuni lemah ketika ia merasakan kepala penis Udin yang berukuran cukup besar itu mulai memasuki gerbang vaginanya. Mbak Yuni menarik nafas panjang, sodokan penis besar itu membuat Mbak Yuni ingin menangis. Namun beruntung, lendir yang keluar ketika ia bermastubasi beberapa saat tadi sedikit banyak agak membantu mengurangi peretnya persetubuhan terlarang mereka. Perlahan tapi pasti, penis Udin yang besar itu mulai masuk perlahan ke dalam vagina Mbak Yuni, dan menggesek semua syaraf kenikmatannya.

Pelan tapi pasti, vagina sempit Mbak Yuni menelan penis panjang Udin. Sedikit-demi sedikit mulut dan rongga vaginanya melar, berusaha menyesuaikan diri dengan bentuk penis pria lain ini. "Uuuuggghhh... Din... Sakit... Ssshh... Ampun Diiiiinnn..." Desah Mbak Yuni sambil mengigit bibir bawahnya. Antara bingung, takut dan takjub, Mbak Yuni tak dapat berkata apa-apa. Ia hanya bisa merintih-rintih sambil terus berusaha menikmati batang panjang Udin ketika merasuk kedalam vaginanya. "Sakit Diiiinnn...."

PLEK..

Akhirnya, tak beberapa lama kemudian, batang penis Udin berhasil amblas seluruhnya ke dalam liang kenikmatan Mbak Yuni. "Ooooohhhh.... Aastagaaa... Ppanjang banget titit lelaki ini...." kata Mbak Yuni dalam hati.

Melihat tubuh Mbak Yuni yang masih tegang karena dimasuki penis besarnya, Udin tak buru-buru langsung menggoyangkannya. Ia membiarkan Mbak Yuni untuk dapat menikmati kebesaran batang kelaminnya.
" Hak hak hak... Mentok banget Neng..." Tawa Udin puas. "****** sekali suamimu ya Neng... Menyia-nyiakan memek selegit ini... Hak hak hak"
"Ooohhhhmmmm.... " tak menjawab apapun, Mbak Yuni hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa Neng...?"
" Ssaakit Diiiinnn... Terasa penuh banget..."
"Masa sih? Sakit apa enak? Hak hak hak ..." Canda Udin, "Kalo sakit, memekmu nggak mungkin bakal memijat kontolku seperti ini Neng...Hak hak hak..."

Merasa kebohongannya diketahui Udin, muka Mbak Yuni seketika memerah. "Mulutmu mungkin bisa berbohong, tapi memekmu berkata sejujurnya... Kamu menikmati kontol besarku khaaaann? Hak hak hak...".

Tak sadar, Mbak Yuni mengangguk. Ia mengakui kenikmatan yang sedang ia rasakan memang membuatnya seolah terbang. Meskipun pada awalnya ia tak menyukainya, namun entah kenapa, tiba-tiba ia merasakan kenikmatan yan sangat luar biasa.

"Gimana neng...? Mau diterusin apa nggak...?" Goda Udin sambil perlahan mulai menarik batang penisnya keluar dari vagina Mbak Yuni.
"Oooohhh... Diiinn...." geleng-geleng Mbak Yuni. Ia menyadari jika penis lelaki itu mampu mengalahkan rasa malunya. "Jangan Diiinn..."
"Jangannnn...? Bener nih...? Kalo nggak mau, kontolnya aku cabut loh ya..?"
"Jangan Din..."
"Looohh.. Kok? Jangan gimana Neng? aku nggak ngerti... " tanya UDin pura-pura.
"Jangan dicabut... Din ... Masukin lagi... "
"Masukin? Masukin gimana Cah Ayuuuu... Masukin apanyaaa..?"
"Masukin tititmu Din... Sodok memek aku..."
"Titit? Maksud Neng KONTOL? Neng mau aku nyodokin KONTOL ku ke memek kamu.... Gitu?"
"Iya Din... KONTOL... Sodok memek aku dengan KONTOLMU..."
"Naaah Gitu donk... Khan aku jadi ngerti maksudnya... Hak hak hak.. " Goda Udin puas. "Kamu benar-benar wanita nakal Neng... Ayo sebut... Aku memang wanita nakal..."
"Iya Din... Aku nakal... Oooohh... Aayo Din... Buruan sodok memek akuuuu..." Jerit Mbak Yuni yang sudah benar-benar tak mampu menahan gatal birahi di vaginanya.
"Hak hak hak.... Iya aku sodok nih... Uhh... Uhhh..Uhhh..." Balas Udin buru-buru memajukan pinggulnya. "Sumpah Neng... Memek kamu peret banget.... Pasti kontol suamimu kecil banget ya? Pasti kamu tak pernah terpuaskan olehnya ya? Hak hak hak..."
"OOoooohhh... Iya Din.. Iyaaaaaa... KONTOL MAS ENDRO MEMANG TAK PERNAH MEMUASKAN AKU....SODOK TERUS DIN.... TERUUUUSSSS..."Jerit Mbak Yuni tak tertahankan. Kenikmatan akan persetubuhan terlarang itu membuat dirinya benar-benar lupa daratan.
"HAK HAK HAK.." Tawa Udin puas.

...Oooouuuhhh.. Neeeng ENAAK BANGEEEETTT..." jerit Udin.
"iya Din ... oooohhh..." teriak Mbak Yuni tak mau kalah. Dengan tubuh yang ditunggingkan, Mbak Yuni membuka pahanya lebar-lebar supaya penis besar Mbak Yuni dapat memompa vaginanya lebih cepat lagi. "Sodok yang keras Din... Sodok memek aku Din.. "
"Neng Yuniiii... Kamu benar-benar istri yang nakal.." Goda Udin."Mirip pelacur murahan.... Hak hak hak.." Tawa Udin puas sambil menusuk lubang anus Mbak Yuni dengan jemari gempalnya.

"Mmmppphhhhh.... Ooouuhh Diiin... Sodok yang kenceng Din... Aku mau keluar... "
"Kita keluar bareng ya Neeeng...." Tiba-tiba Udin mengerang dan menekan tubuh Mbak Yuni keras-keras. Berkali-kali ia menghentakkan penisnya dalam-dalam hingga membuat Mbak Yuni mengerang keenakan. Sepertinya, lelaki renta itu sudah tak mampu lagi menahan luapan orgasmenya. "Ooohhhhh.... Neeenng.. ENAAAKKK... "

CROT CROOT CROOOT..

Bertubi-tubi, penis Udin itu menyemburkan sperma panasnya, memenuhi setiap rongga vagina Mbak Yuni. Denyutan demi denyutan penis itu terasa begitu nyata, menghantarkan benih-benih kehidupan ke liang rahim Mbak Yuni
"Neng ... Makasih ya suguhan memeknya.... Memang, tak ada yang lebih enak selain ngentotin memek istri orang lain... Hak hak hak..."


Dan tiba2 kembali terdengar suaramotor dari luar rumah Mbak Yuni

“anakku udah pulang din...” teriak Mbak Yuni kaget

“aku lewat pintu belakang aja ya... ga enak kalau ketemu si Ojak” balas Udin tergesa-gesa sambil kembali berpakaian

Dengan secepat kilat udin meninggalkan ruma Mbak Yuni karena dirinya enggan bertemu dengan teman masa kecilnya yaitu Rojak

Bersambung dulu ya........
updatenya bikin crot abis deh peluru gue
 
Ceritanya mantap hu..

Udin menaklukan istri sang penjual ketoprak. Beringas juga ya udin dsini, tapi kok ngomongnya lancar ya, gak gagap dan terbata-bata. Hee..

Kasih foto mulustrasi nya hu, biar yg jarang nonton serial asli tvnya tau tokoh karakternya.

Lanjut suhu ts.. Tq. Updatenya :beer:
 
Nah kemaren ojek online udah ada, sekarang giliran ojek pangkalan deh.....
 
Eh tukang ojek jadi penjahat kelamin..wkwkwk nice.suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd