Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Obsesiku

Yeah, bukan hanya Hendra. Akhirnya sang Ibu juga terobsesi...
Hehehe... Gak nyesel bersabar nungguin kelas 5...:hore:

Berikutnya kedahsyatan yg lebih nih di kelas 6...:pandajahat:
Pulang dolo ahhh... Besok2 singgah lagi di mari...:motor1:
 
dilatih sejak dini.. gimana nanti gedenya y..
Di Lanjrut suhu
 
....

KELAS LIMA - DI KAMPUNG

Ketika kami pulang kampung, ibu mewanti-wanti bahwa kami tidak boleh melakukan aktivitas kami karena takut, aktivitas kami sudah sangat intim sehingga ibu hanya memakai CD dan aku telanjang bulat, bila ada yang tiba-tiba masuk kamar kami, kami tidak akan bisa mengelak lagi. Oleh karena itu ibu memilih tidur bersama nenek. Ada dua kamar di rumah nenek, sehingga akhirnya Mbak ela yang tidur denganku. Aku malah merasa senang. Toh Mbak Ela yang sekarang terlihat sangat cantik karena sudah berusia 17 tahun dan sudah terlihat seperti seorang wanita seksi adalah target operasiku selanjutnya.

Malam pertama kami di sana, bibiku dan aku hanya berciuman sebentar. Mbak Ela mengingatkan bahwa ibuku belum tidur, katanya,

"Hussh... Mbak Mila belum tidur, Ndra. Kalau kamu mau melanjutkan pacaran kayak tahun lalu, lebih baik menunggu lebih malam lagi. Jam sebelas atau dua belas."

Maka kami saling memunggungi lalu pura-pura tidur. Ternyata benar, ibu mengechek keadaan kami tak lama kemudian. Sambil menunggu aku tertidur. Jam dua belas Mbak Ela membangunkan aku. Tahu-tahu dia sudah menindihku sambil menciumi mukaku.

"ibu gimana?" tanyaku disela-sela ciumannya.

"Mbak Ela sudah check. Ibu dan Mbak Mila sudah tidur kok..."

Kami saling memagut. Aku pegang kepalanya dan aku julurkan lidahku. Pertama-tama Mbak Ela tampak bingung, namun akhirnya ia mengikuti juga. Akhirnya lidah kami saling membentur dan bibir kami saling mengecup. Dalam kamar yang memiliki lampu agak remang, situasinya begitu erotis. Apalagi bau tubuh Mbak Ela juga tercium samar di hidungku.

Aku beringsut duduk dan melepaskan ciuman. Mbak Ela tampak heran. Kami duduk berhadapan. Aku pegang ujung bawah baju Mbak Ela dan aku tarik ke atas.

"Ndraaaa...." bisik Mbak Ela lirih. Tapi aku cuek saja dan terus menarik bajunya ke atas. Mbak Ela akhirnya menurut dan mengangkat kedua tangannya. Kulempar baju itu secara asal. Kubuka bajuku sambil melihat Mbak Ela yang tampak seksi dengan tubuh ramping dan BH remajanya. Aku peluk Mbak Ela dan mencium bibirnya lagi. Kami berciuman beberapa menit sebelum aku membuka kaitan bhnya dengan ahli karena aku seringkali membuka BH ibu di rumah. Biasanya kalau kami pulang dari luar, aku akan melucuti ibu hingga semi bugil.

"Ndraaaa....?" bisik Mbak Ela lagi. Aku lepas pelukan dan menarik bhnya sehingga lepas sehingga kedua payudara remajanya yang bulat seukuran bakpao namun memiliki bulatan yang sedikit lebih besar, dengan pentil yang terpendam di areolanya yang mungil berwarna coklat muda terlihat. Mbak Ela menggerakan tangannya untuk menutupi buah dadanya namun aku tahan kedua tangannya dengan kedua tanganku.

Kuciumi dadanya yang muda itu perlahan-lahan, terasa otot payudaranya lebih kencang daripada ibu namun tidak selembut tetek ibuku. Mbak Ela mendesah lirih dan memelukku. Seluruh bagian payudara indah itu aku cium dan mulai aku cupangi. Desahan Mbak Ela makin terdengar jelas sehingga aku harus meminta dia untuk jangan berisik sebelum aku sedot putingya yang belum keluar itu.

Dengan susah payah Mbak Ela menutup mulut dan menahan suara yang keluar ketika dirasanya pentilnya disapu oleh lidahku dan mulai dihisap-hisap oleh mulutku. Mbak Ela merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Seluruh tubuhnya bagai disetrum, dan memeknya menjadi basah kuyup dan serasa gatel minta digaruk. Lama-kelamaan Mbak Ela tidak tahan juga, ia memelukku lalu memutar tubuh kami berdua lalu ditindahnya diriku sehingga kini kami berdua menghadap pintu.

Ketika Ela menekan selangkanganku dengan selangkangannya yang hanya berbungkus CD (roknya setinggi atas lutut, sehingga kedua kakinya bebas bergerak), Ela menemukan bahwa aku sudah membuka celananya sehingga sekarang kedua kelamin kami hanya dibatasi celana dalam milik Ela saja. Entah kenapa Ela menjadi makin horny dan mulai menggeseki kelamin telanjang keponakannya itu.

Aku merangkul dan menarik Ela sehingga tubuh Ela condong ke depan dan tiba-tiba pentil tetek kanan Ela dikenyoti lagi olehku. Sensasi seksual yang dirasakan Ela terlalu banyak sehingga tak lama Ela orgasme dan menekan keras-keras memeknya ke kontolku untuk tak lama kemudian lemas dan menindih tubuhku. Aku bergerak cepat dan memutar tubuh Ela sehingga bibi kandungku itu kini telentang di kasur, lalu Aku menarik rok itu ke atas hingga celana dalam basah milik Mbak Ela terlihat, ketika aku hendak menarik CD itu ke bawah, aku mendengar suara pssst lirih dari pintu.

Aku terkejut melihat ibun sedang menyibakkan kain di pintu dan menatapku. Lalu ibuku memegang memeknya sendiri dan menggeleng-geleng. Aku mengerti bahwa memek bibiku itu tak boleh ia masuki. Maka sambil melihat ibuku, aku menaruh batang kontolku sepanjang bibir memek bibiku itu yang masih tertutup CD, lalu mulai menggesekinya. Aku menaikkan alis tanda bertanya kalo gini boleh ga. Ibunya tersenyum dan mengangguk kecil.

Mbak Ela tak sadar bahwa kakaknya ada di pintu dan berkomunikasi dengan keponakannya. Matanya terpejam. Hanya ketika aku menindihnya dan menggeseki memeknya di luar CD, Ela membuka mata dan melihat wajah keponakannya ini sudah dekat sekali dengan wajahnya. Ela menyambut bibirku dengan antusias, dan kami mulai berpelukan erat sambil menggesekkan kelamin. Hingga akhirnya kami berdua orgasme. Aku orgasme kering, sementara Ela sudah orgasme yang normal karena sudah cukup dewasa.

Di kampung itu, kini Aku hanya berduaan dengan Mbak Ela saja kemanapun kami pergi. Dan biasanya, kami berdua akan ke sungai, ke tempat favorit di mana tidak ada orang yang bisa melihat. Aku akan telanjang dan Mbak Ela akan bercelana dalam saja. Kami akan bercumbu seharian penuh, hanya pulang bila lapar. Mbak Ela sekarang selalu memakai jilbab, karena kini tubuhnya penuh dengan cupangan. Dada, punggung, tangan, paha, betis, bahkan leher. Selama liburan itu, kami bagaikan kekasih yang tidak terpisahkan hingga saatnya aku dan ibuku harus kembali ke rumah.

...
 
Kelas Enam akan lebih panjang dari yang lain sehingga sampai sementara ini, sudah dibagi menjadi tiga bagian. Ada kemungkinan tiga bagian itu fix, tapi bisa jadi ada tambahan lagi. Mohon kesabarannya dalam menunggu cerita ini, berhubung masih digodok terlebih dahulu.
 
terimakasih om pemanah rajawali

ceritanya mantab, lanjut lagi om
 
makasih suhu, cerita2mu selalu jadi favorit aku:beer:
lanjutannya kalau bisa jangan kelamaan suhu:tendang:
 
Kelas Enam akan lebih panjang dari yang lain sehingga sampai sementara ini, sudah dibagi menjadi tiga bagian. Ada kemungkinan tiga bagian itu fix, tapi bisa jadi ada tambahan lagi. Mohon kesabarannya dalam menunggu cerita ini, berhubung masih digodok terlebih dahulu.

poko'e lanjutken..
om g' mo tau,om mo dobol..
btw,nice post suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd