Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NTR Petualangan Bibi KARINA Dan Mama

Status
Please reply by conversation.
Balik lagi, saya bukan orang Jepang 🀣

Saya rangkum semua cerita dari yang mengalaminya, bukan dari pecundang ngarang cerita yang tak pernah bisa melindungi Ibunya sendiri πŸ™πŸ»πŸ˜

Kalau ada aturan NTR Endingnya sedih, tapi engga bagi saya. Karna balik lagi, saya bukan Orang JepangπŸ™πŸ»πŸ˜…
Bikin penasaran endingnya gmn 🀩🀩🀩
 
Bimabet
Part 8 Petualangan Kania dan Karina



POV Cepi



Suasana menjelang tengah malam diMeja makan hening, raut wajah ditiap anggota keluarga ku mulai terlihat tegang menunggu Kalimat yang akan ku ucapkan Malam itu.


Alunan nyanyian Jangkrik, suara Kendaraan, hingga lalat dan nyamuk pun berhenti saat aku sadar semua anggota keluarga menunggu Hukuman apa yang akan ku berikan kepada Ibu Kandung ku dan Bibi malam itu.


"Sampai mati Cepi akui cepi ga akan pernah bisa budi baik mama yang udah melahirkan, mengurus cepi, bahkan hingga sampai sekarang Mama masih memberikan Kasih Sayang kepada Cepi yang tulus dan Tanpa Pamrih sedikit pun." Ku sampaikan sambil menatap mata mama ku.


"Mohon maaf andai Hukuman dari ku ini seandainya akan menyakiti mama diMasa depan. Tidak lain tujuan cepi adalah agar mama tidak tergoda lagi dengan Pria lain selain Ayah." Ayah dan Kakek pun menganggukkan kepala mendengarkan Alasan ku memberi Hukuman ini Ibu Kandung ku ini.


"Mulai besok Cepi akan Hukum mama dan Bibi agar Tidak keluar rumah untuk bersenang senang, maupun berniaga, hingga kegiatan bersama warga. Tanpa ada Ayah atau Aku dan Kakek berada disisi Mama dan Bibi. Apalagi dengan Lelaki di luar anggota keluarga kita." Kata ku sambil sesekali menatap mama dan Bibi ku.


"Apa mama dan Bibi sanggup menerima Hukuman ini?? " Terlihat Mama menghela nafas Panjang, sedangkan Bibi menganggukan kepalanya.


Reaksi Mama dan Bibi itu jelas dilihat dan diAmati Ayah serta Kakek ku yang mendengarkan dengan seksama, apa yang ku sampaikan kepada Mama dan Bibi tentunya.


"Kalau itu hukuman yang kamu berikan mama sanggup nak.... " Kata mama sambil menatap dalam keArah mata ku.


"Bibi juga, Bibi akan akan batasi kegiatan diluar rumah ini. Lebih Fokus menjalankan bisnis Online sesuai rencana bibi kemarin." Tambah bibi ku sambil menatap ku, serta menatap meyakinkan ayah dan kakek ku.


Aku pun merasa lega mendengar sikap mama dan bibi ku langsung apalagi didengarkan Ayah dan Kakek ku secara langsung. Namun suasana kembali tegang saat Ayah mulai angkat bicara.


"Andai Mama dan Bibi mu melanggar!!! Atau mengabaikan Hukuman mu!!! Hukuman apa yang akan kamu berikan kepada mereka Nak?? " Serempak Kakek, Mama, dan Bibi ku menatap Ayah setelah Ayah menanyakan Konsekuensi andai mama dan Bibi mmelanggar.


Aku sudah mempergitungkan seluruhnya secara matang, namun kali ini ujian ku sebagai Anak Lelaki tengah benar benar diUji oleh keluarga ku sendiri.


"Saya rasa ini adalah sesuatu yang tak akan pernah Cepi harapkan yaah, sesuatu yang tak ingin Cepi alami di masa depan." Kata ku kembali sambil menatap wajah Anggota keluarga ku satu persatu.


"Namun andai Ayah, Mama, dan Bibi memang Melanggar atau ingin benar benar keluarga berpisah. Saat itu tiba, Cepi lah yang pertama akan 'keluar' dari anggota keluarga ini." Sebisa mungkin bersuara lantang dan tegas dihadapan mereka. Namun semua tertahan karna benar benar aku bayangkan andai mimpi buruk itu terjadi.


Tanpa lebih lama berada disana, aku pun lebih pamit dan undur diri sebelum Ayah maupun Kakek curiga dengan Hukuman yang ku berikan kepada Mama dan Bibi ku. Selama aku berjalan menuju kamar terdengar kakek angkat bicara.


Sepertinya Kakek ku paham betul dan tau kemana aku akan pergi andai benar benar dikemudian hari pergi meninggalkan Rumah ini saat Ayah dan Ibu ku benar benar berpisah.



*******



"A.... Aa.... Ini kenapa sii aa kq ga nyala?? Rudi mau mainan ini sama temen temen Rudi..... " Tanya adik kecil ku berlari keKamar ku diSuatu sore hari setelah beberapa hari sejak Malam aku berbicara dan memberi keputusan sebagai Anak sulung keluarga pak Hendrawan.


Ku pasangkan Baterai diRemote dan Pesawat Terbang Remot Control adik kecil ku ini, setelah posisi on menyala ia terlihat riang.


"Iiihhh bisaa..... Aa hebaaat!!!!! " Katanya dengan wajah penuh rasa Takjub kearah mainannnya yang bisa dibilang hampir sama dengan ukuran tubuhnya saat ini.


"Mainnya diatas ya, awas kena kabel...... " Belum selsai ku berbicara ia berlari ke arah tangga atap jemuran.

"Dede Rudiii......!!!! Hati hati dong nak!!! Nabrak mama gimana????? " Kata mama yang hampir ditabrak adik ku, saat berlari keArah Tangga. Aku pun hanya tersenyum melihat adik ku yang lincah dan gesit.

"Sayaang.... Cemilan ni buat nemenin kamu ngerjain tugas sekolah kamu." Masuk kamar menyimpan dimeja belajar. Lalu ia memegang ponsel ku.

"Makasi ya ma kata ku kepadanya." Yang fokus melihat Ponsel ku, lalu menatap ku dan bertanya.

"Eummmppptt sayang, mama boleh tanya sesuatu engga....?" Tanya nya ragu dan sangat hati hati.

"Ada apa ma?? " Tanya ku sambil tempat duduk kuarah kan menghadap mama.

"Kamu udahan ya sama Anya...??? Kq banyak banget sii ini pesan sama telp teman teman kamu ga dijawab." Tanya mama sambil tetap memegang ponsel ku yang tak pernah ku kunci. Beda lagi kalau Android butut Ponsel andalan ku.

"Aku udah punya mama yang cantik, belum lagi Bibi yang sexy..... Jadi aku rasa, tugas aku sekarang Fokus belajar dan menjaga mama serta Bibi yang masih Jomblo hihihi.." Sambil ku peluk mama dan merasakan aroma parfumnya.

"Iiii.... Gomball!!! Sejak kapan sii kamu jadi pinter rayu mamanya sendiri?? " Kata mama merapatkan kedua tangan ku yang memeluk tubuhnya, karna saat itu aku memeluk nya dari belakang.

"Sejak aku sadar mama jadi makin cantik lalu diRebutin temen temen aku sendiri.... Muach" Ku cium pipinya dan ku daratkan wajah ku dibahunya. Menghirup aroma tubuhnya walaupun masih mengenakan Hijab.

"Jadi kamu cemburu nii...??? Makanya punya mama cantik dijaga jangan diAnggurin." Mama pun membalik kan badan berhadapan dengan ku, setelah meletakkan ponsel ku mama merangkul pinggang ku. Ia tempelkan dengan tubuhnya.

Lalu.....


Kami pun bercumbu, berciuman setelah pas mama merapatkan selangkangan ku dengan selangkangannya sambil berdiri. Namun........


"Kaaaakk..... kakaaaakk!!!!! Ada Orderan niiih dari bu Rita....!!!! Kaaakk???" Suara Bibi terdengar dari arah meja makan lantai satu.

"Iaa de bentar aku kebawah...." Kata mama yang dengan sigap melepas cumbuan dan berjalan meninggalkan ku kearah panggilan dari adiknya Karina.



Setelah beberapa hari dari saat aku memberikan Hukuman kepada Ibu dan Bibi ku, hubungan keluarga ku lebih Harmonis. Mama, terlihat sibuk dengan Orderan Cake dan kue yang ia pasarkan secara Online.

Ayah mendukung mama dengan Aktifitas barunya, bahkan dengan Jumlah modal cukup besar mama membeli rumah sebelah untuk jadi Dapur Khusus Bakery dan Pastry. Sisa ruangan rumah sebelah, bibi ku gunakan untuk menyimpan barang barang jualan Online.

Tidak hanya Busana dan Sepatu, beberapa barang dagangan Bibi ku karina juga menyediakan beberapa Alat Elektronik seputar Ponsel. Berkembang sangat pesat, walaupun hanya desas desus semua berkat dukungan "Fans" mama dan bibi diTambah lagi Om Siswono yang tergila gila padanya.

Ayah ku sekarang juga memiliki Karir lebih cemerlang, isu perselingkuhan Mama dan Roy tempo hari menjadi sorotan sahabat sahabat dekat ayah.


Tau sendiri lah dikita hehehe........demi isu skandal ini tak blow up sampai media online, Keluarga besar Roy rela memberikan Konspensasi kepada ayah dan para pemburu berita. Walaupun ayah sebetulnya tak mengharapkan dan sama sekali tak ada niatan melapor kePihak berwajib. Semua demi Rudi Adik ku, jiwa besar ayah mendapat perhatian langsung dari Sahabatnya disalah satu Farmasi Ternama skala Nasional.


Hingga mengajaknya bergabung menjadi Staff Excecutive Perusahaan Farmasi Bi* Fa***. Karna salah satu sahabatnya juga cenderung sibuk dengan beberapa Proyek era pemerintahan sekarang.


Hari berjalan waktu berlalu, hingga hampir satu bulan lebih semua berjalan normal keluarga kami terlihat utuh. Walaupun Ayah dan Mama masing masing sudah memiliki sikap bertahan dalam Rumah Tangga demi Rudi dan Aku.


*****


"Ehh bro, liburan akhir pekan nih!!! Masa iya mau terrruuuussss ngerem di rumah??? " Celoteh Adipati, diantara sahabat ku Adipati adalah salah satu sahabat paling baik setelah Catur dan Yudi.

Sikap ku pun menjadi pemilih dengan teman, meskipun derajat serta status sosial keluarga semakin baik tp aku rasa aku harus tetap hati hati agar Rahasia Hukuman mama dan Bibi ki karina bocor.

Apalagi mereka telah terlibat beberapa skandal dalam satu hari tempo hari.

"Bukan ga mau bro gue gabung, tp gmana lagi.... Tau sendiri nilai gue gmana. Bisa buyarr cita cita gue kalau masih belum ngembangin kasitas otak gue.... " Jelas ku padanya. Yang sesungguhnya ingin sekali berlibur ke pantai bersama mereka.

"Ya udah udaaah, ga usah dipaksa... Lagian siCepi ikut, bisa kelaperan kita disana ga ada yang siapin Konsumsi. Hahahahaha!!! " Kata Yudi.

"Ia Diip, mending lu dari sekarang lirik aja sekarang, mau nembak siapa lu sebelum kita liburan akhir pekan nanti." Tambah Catur.

"Aah!!! Jauh jauh dah mikirin cewek. Gue lebih pengen kita Happy Bareng disana bareng kalian bro.... Kapan lagi....??? " Sambil berlalu Adipati pergi sambil membuang sisa rokok diJarinya.

"Ia juga si, kapan lagi kita ngumpul bareng. Tapi ntar ntar aja lagi aja dah kita buat acara sendiri." Tambah Catur lalu kami pun masuk gerbang sekolah dan memulai kegiatan belajar mengajar.


DiLantai Tiga gedung sekolah ini, ku pandangi sesosok Bidadari sekolah. Disana ia tampak berseri menyapa beberapa temannya diJam istirahat sekolah. Meskipun sudah tak ada komunikasi apalagi tegur sapa antara aku dan dia, semua mimpi aku dengan dia emang harus pupus.

Suami Tante Sonia, om Bowo sebetulnya sudah lama ingin menjodohkan Rico dengan Putri mereka Anya. Meskipun Anya awalnya menolak perjodohan tersebut, nyatanya sekarang Rico terlihat menjadi dekat dan seperti pasangan bersama Anya.

Apalagi, sikap tante Sonia terlihat seperti berusaha menutupi aib Rico yang mencoba memerawani Anya Tempo hari.

Jadian ga nembak, putus ga ada kata udahan. Apes amat idup elu Cep, tp ga rugi.... Toh gmana pun juga gue pernah rasain perhatian dan kasih sayang dari Anya. Yang sekarang dibawah sana berdampingan berdiri dengan Rico, seperti sepasang kekasih.

Aku sangat terkejut saat Rico meninggalkannya sendiri, mata indah Anya diarahkan kearah ku. Ia tau dimana aku berada saat itu, menatapnya dan memperhatikannya dari jauh.




*******



"Akhir minggu ini kamu ga akan terlalu sibukkan cep? Ayah udah persiapan lho acara liburan keluarga kita bersama teman teman sekoah mu." Kata Ayah malam itu dimeja makan.

"Oohh... Sekeluarga kita ikut??? " Tanya ku.

"Iyaa sayaang, kamu ga tau kalau dewan guru kan mempercayakan mama buat Katring makanan disana.... Masa kamu ga tau sii?? "

"Waaah.... Pasti seru tuh kak, aku boleh ikut ga?? " Tanya bibi ku Karina.

Ayah: "Semua ikut, lagi pula mobil yang buat makanan ada beda. Sekalian kamu nanti bantu kakak mu karina masak disana buat makan malam." Kata ayah sambil minum air setelah selsai memberi taukan rencananya.

"Siap Komandan, udah lama banget aku ga mantai hehehehe..... " Kata Karina bibi ku yang kalau dipikir pikir cukup lama ia tak keluar rumah.

Sebulan terkahir ini yang ku tau ia sangat Fokus mengurus toko Online nya. Sedangkan mama, meski tak terlalu sibuk dengan pesanan Katring maupun Kuenya mereka tetap terlihat kompak dalam menjalankan bisnis usaha rumahan ini.


Hamparan laut biru dan luas..... Suara deru ombak..... Dan Udara bersih tanpa Polusi, sungguh benar benar moment yang sangat jarang bisa diNikmati dari kami yang terbiasa hidup ditengah kota. Bahkan secara letak Geografis, kota kami termasuk kota yang cukup jauh dari lautan.

Sangat berbeda dengan rata rata kota di negri ini yang cenderung dekat dengan Pantai maupun lautan.

Hati ku sangat bahagia dan senang, saat ayah dan mama berjalan berdua di bibir Pantai sabtu pagi. Mereka berjalan mesra, layaknya sepasang kekasih.

Sedangkan bibi ku bermain ombak dengan manjanya bersama adik ku Rudi. Suara notifikasi ponsel ku pun sangat ramai, saat aku mengabadikan moment ayah dan mama serta Cantiknya Karina bibi ku bermain air laut dibibir pantai dengan Rudi pagi itu.

Jelas ini akan menjadi kejutan untuk Adipati, Catur, dan Yudi. Karna setau mereka beberapa hari yang lalu tak tau aku akan ikut bersama di liburan akhir pekan bersama mereka.


Pantai ini sangat indah dan tenang, konsep sederhana pihak sekolah yang memanfaatkan Satu Villa utama untuk Acara malam KeAkraban di sampingnya pula disediakan beberapa Pondok kecil untuk Siswa Pria menginap malam minggu ini.

Sedangkan Villa diperuntukkan khusus Siswa Putri dan Dewan guru, ayah berInisiatif menyewa salah satu Pondok dekat 2 Pondok yang akan ditempati siswa Pria.

Selain dekat dengan akses ke jalan utama, ayah berfikir akan mudah juga bagi mama dan bibi andai membeli beberapa bahan makanan untuk Barbeque nanti malam.

Aaah.... Dipikir pikir mending bersantai Ria diKasur Gantung, toh yang lain juga dateng masih lama. Jadi enak juga ngasih kejutannya.


Aku pun menikmati indahnya saat itu dengan bermalas malasan, hingga ku rasakan sesuatu. Terasa banyak tangan yang memegangi ku saat itu.... Tangan tangan itu lalu membawa ku keLangit biru.... Bergemuruh suara suara teman teman ku..... Benar benar menyadarkan dari tidur saat itu....

"Aaawwhhh..... Hahahaha.... " Teriak seorang wanita.....

"Iaa sana bawa kesana lebih jauh lagi..... " Suara bibi yang menyemangati mereka membawa ku ke tengah laut.

"Bawa lebih tengah lagi woooyy biar dimakan hiu ni anak hahahaha..... " Seringai Fahri.

"Pegangin palanya yang bener Fan ntar dia kabur!!!!!" Seringai Yudi yang saat itu memegangi kaki ku.

"Woooy apa apaan ini.... Woy ampun woy ampun.....!!! " Kata ku panik yang diGotong entah berapa orang dibawa ke tengah pantai.

"Aman ga nih....???" Tanya Rico.....

"Man bro aman....!!! " Kata Fandi yang memegangi kamera mengabadikan moment itu.

"Itungan 3 yaaa!!!!! " Aba aba Catur.


"SATU...... DUAAAA...... TIGAAAA!!!!! BYUURRRR!!!!! " aku pun tenggelam dan bangkit dari air laut berdiri dikedalaman sekitar Dada ku siang itu.


Semua tertawa melihat ku dilempar kelaut oleh teman teman ku, termasuk Bibi ku yang mengarahkan kamera ponselnya serta Rudi, Mama, dan Ayah bertiga mereka tertawa melihat aku basah kuyup setelah diJaili teman teman ku.

Aku ikut tertawa, sungguh bahagia melihat Ayah, mama, dan Rudi adik ku bahagia disana. Aku harap ini bukan kebahagiaan terakhir bagi keluarga kami.


"Wooy cep mau ikut ga nih kita bawa alat?? " Ajak Catur yang diSalah satu tasnya membawa beberapa alat alat Snoorkeling.

"Ayok gass..... " Kata ku. Bersama beberapa orang menyelam menikmati indahnya pemandangan bawah laut siang itu.


Aku akui Siang itu bersama teman teman menikmati bermain di pantai itu hampir sepanjang hari. Bahkan bisa dibilang hyper aktif, hingga sore hari mama memanggil ku dan beberapa teman ku makan bersama.

Siang itu aku dan beberapa teman benar benar lupa diri dengan keindahan alam yang disajikan disana, menjelang sore hari kami baru makan lalu ketiduran karna kelelahan beraktifitas hampir seharian bermain disana.


Seolah tak puas hanya dengan bernang dan menyelam siang itu, sore hari kami kembali ikut bermain menikmati fasilitas yang disediakan disana. Speed Boat, Banana Boat, hingga jet ski kami nikmati diCuaca cerah dengan moment Foto selfie ria bersama tentunya.....

Mama,Ayah, dan Bibi terlihat larut dan bergabung dengan teman teman ku disana. Tanpa kecuali Dewan guru serta Wali murid, hingga menjelang malam kami baru berhenti.


"Ma, ayah berangkat dulu.... Pak Hadi Pranoto kena musibah." Kata ayah membawa berita duka ditengah Riangnya suasana sore itu.

"Ya tuhaan!!! Kq bisa yaah??? Gmana keadaannya??? " Kata mama yang terkejut mendengar berita itu. Sambil mempersiapkan makanan untuk acara Barbeque yang akan diadakan diDekat kolam renang Villa.

"Entahlah, sekarang dalam perjalanan ke rumah Sakit ******** dengan ambulan ayah sama Yono akan menyusul kesana. Siapa tau keluarga mereka butuh sesuatu." Kata ayah. Meyakinkan mama, setau ku selain sahabat ayah Om Pranoto juga teman dekat mama.

Berkat dikenalkan Om Pranoto mama dan ayah menikah dan terlahir lah aku kedunia ini, sangat wajar baik Ayah dan Mama khawatir dengan keadaan Om Pranoto saat ini.

Walaupun jarak cukup jauh dengan kemapanan ayah saat ini, tentunya ayah ingin sahabatnya mendapatkan perawatan terbaik dirumah sakit tsb.

"Hati hati dijalan yaah... Pokoknya ada apa apa kabarin mama.... " Kata mamah sambil mengantar ayah ku kemobil dan memastikan tak ada yang tertinggal.

Aku dan bibi Karina hanya berpandangan menatap kepergian ayah dan Yono, driver yang datang kemari membawa 1 mobil khusus membawa stock makanan.

Yuk bantu bawain ini ke villa....... Kata mama setelah mengantar ayah lalu mobil yang diTumpangi ayah dan mas Yono keluar dengan cepat meninggalkan kami berEmpat.


************



Ku abaikan rasa perih diBahu dan punggung akibat terbakar panas matahari kemarin siang, keram dikedua Paha, hingga rasa Pusing yang mungkin sisa dampak terlalu banyak minum minuman keras semalam.

Ku berjalan menyusuri jalan pulang menikmati semua penderitaan ku semalam. Saat ku lihat laut, ku lihat bagaimana mama dan bibi ku menari mesra diPelukan teman teman ku semalam.

Saat ku lihat ujung jalan pagi ini, kembali terekam jelas melihat mama bertengkar dengan ayah melalui Ponselnya semalam.

Saat ku lihat Aspal jalan yang ku lewati selangkah demi selangkah, bagaikan potongan demi potongan memory mama dan bibi ku semakin hanyut minum bersama ku dan teman teman ku.......

Hingga ku duduk berimpuh sambil berusaha menghilangkan ingatan itu dengan menutup kedua mata ku, ternyata semakin menjadi suara desahan mereka...... Erangan kepuasan mereka..... Serta lolongan maupun rintihan mereka semalam.....!!!!

Nafas ku mulai terEngah engah, saat ku buka mata lihat bibi tidur berpelukan mesra dengan om Siswono.

Lebih perih lagi saat ku akan istirahat diPondok ku, kudapati mama diApit Fahri dan Adipati serta Rico yang tertidur dilantai.

Wajah mama dan bibi ku karina teringat jelas mereka bahagia, wajah mama dan bibi terlihat sangat terlihat ingin pagi ini diIntipan cahaya mentari pagi tak ingin melepas pelukan mereka......


"Ini pasti mimpi.... Semalem gue pasti mimpi..... " Namun saat raba sperma ku sendiri mengering dipaha bagian dalam ku.......


"TIDAAAAAAAAKKKKK!!!!!!!! AAAAAAAAARRRGGGGGHHHHHH!!!!!! TIIIDAAAAAKK!!!!!" kurasakan seseorang memeluk ku. Namun satu orang lagi berdiri menatap keberadaan ku yang menyedihkan pagi itu.


"Cepiii kamu sadar cepiii... Please cepiii sadar kamu kenapa.... Kamu kenapa cepiii!!! Pleasee sadarrr.... Kamu ga boleh kayak gini huhuhuhu...... " Pandangan ku pun gelap.


Saat ku buka mata, aku tergeletak dikursi penumpang sambil merasakan pusing di kepala, terdengar tante Sonia berkata sesuatu.

"Istirahat.... Kendalikan emosi mu.... Ayah Anya sekarang disana sedang meluruskan semuanya... " Kata tante Sonia sambil menyetir kendaraan yang entah melaju kemana.


Sesampainya dirumah setelah membuka dengan dengan kunci pintu rumah yang biasa dititip ke tetangga ku, segera aku mandi membersihkan diri ku dari aroma minuman semalam.

Minuman yang membuat ku lemah, minuman yang membuat ku tak sadar, minuman yang membuat semua menjadi tak terkendali dan dimanfaatkan orang orang yang licik!!!


Aku pun menyadari betapa bodohnya aku semalam, hingga saat itu tante Sonia dan Anya menemani ku.


"Cepii, andai kamu mau tante akan suntikkan penenang untuk mu.... Kamu jangan khawatir, putri Tante Anya akan menjaga mu selama kamu tidur nanti." Kata tante Sonia sambil memeluk ku. Lalu menatap putrinya Anya.


Aku pun menganggukkan kepala ku, setelah tante Sonia menyuntikkan penenang itu aku pun tertidur. Selama ku tertidur kompress hangat melekat diDahi ku, selama ku tertidur aroma wangi tubuh Anya berganti menjadi aroma wangi parfum mama!!!!!

Cukup lama aku mencoba membuka mata ku, hingga akhirnya sepenuhnya mata ku terbuka ternyata benar mama sekarang yang berada tidur disamping ku.


Aku pun bangkit perlahan dari tidur ku, sepelan dan seperlahan mungkin kuraih tas ku. Entah mengapa hanya seragam sekolah yang ku masukkan kedalam Tas ku malam itu.

Aku pun berjalan keRuang tamu, sebisa mungkin aku menguasai diri ku sendiri. Hingga ku kenakan sepatu sekolah ku.

Namun diRuang tamu saat ku akan hendak melangkah duduk kokoh seseorang disana. Duduk dengan penuh Wibawa seorang Pak Hendrawan diKegelapan ruang cahaya yang hanya diTerangi sinar bulan purnama.


"Sudah kau mantapkan pilihan mu nak?" Kata ayah ku sepertinya paham apa yang akan aku lakukan selanjutnya.

"Sudah yaaah.... " Kata ku dengan yakin atas pilihan ku malam ini.

"Pergilah.... Doa ayah akan selalu menyertai mu anak ku." Katanya dengan tenang dan sangat Sejuk menyambut keputusan ku.

Setelah ku menyalaminya aku pun keluar rumah mulai berjalan, melangkah ketempat aku yakin akan membuat ku tenang. Aku melangkah ke arah tempat dimana aku diTempa saat kecil dulu.

Meski aku sadar dibelakang ada seseorang memperhatikan ku dibelakang dengan raut wajah yang sangat sedih, kini aku harus kuat meninggalkan ia disana. Menunaikan janji yang mungkin tak akan pernah ku tarik kembali.



*******




"DiDalam Perjalanan Hidup, kamu akan menemukan Kenyataan yang Pait. Didalam Perjalanan Hidup kamu akan diberikan sebuah Dua Pilihan yang Pastinya akan Sangat Sulit kamu tentukan. Bukalah Mata mu saat kamu Sadar pilihan mu Telah Menjadi luka, Jalanilah sisa umur mu Untuk mengobati Luka yang ada serta kelak berikan yang terbaik untuk "sesama". Agar kelak saat ajal mu tiba, kamu tak menyesal karna telah berUsaha memperbaiki semuanya disaat kamu membuka Mata." Itulah pesan Guru Uyut Aki Astagina. yang selalu terngiang saat aku ingat semua memory kelam saat itu.

Saat ku buka mata, ku lihat betapa luas dan birunya lautan Sejauh mata ku memandang. Ku lepaskan semua sakit hati dan Dendam kepada lautan hingga terasa sepasang tangan kecil menarik baju dibagian pinggang ku saat itu.


"Aa hayuu ajarin ade berenang....!!! Hayuu aa......!!! " Rengek Rudi adik ku.

"Yuk sebelum air laut Pasang!!!! Kita bernang disana...... " Ajak ku sambil berlari bersamanya melawan arus ombak siang itu.




***** TAMAT *****
Makasih gan atas cerita yang bagus ini
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd