Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,6%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 144 16,3%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    885
Bimabet
PENGUMUMAN
Untuk yang masih ingin miss lanjut cerita dan share pic body miss, selanjutnya mohon tidak quote pic yang miss share ya. Terima Kasih.
saya orang yg kurang beruntung
blm sempat melihat penampakan indah
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
miss ceritamu enak banget, ngalir bikin ketagihan buat ngebacanya. itu baru cerita, belum yang lain lain. hadeuuuh mau satu yg kayak miss ada ga ya?
 
update

maaf buat yang udah PM miss untuk update pic. Miss tahan dulu ya, sampai yang rese minta maaf.

Ini miss update lagi untuk mengobati kentang yang tercipta.

Mereka langsung bangkit mendengar teriakan mas Harno dari luar. Mereka cepat-cepat menuju ke depan untuk menemui mas Harno, sementara aku lari ke kamar untuk mencari pakaianku.

"Maaf, bapak-bapak siapa ya ?" mas Harno menanyai mereka karena tidak kenal dengan mereka berdua.

"Kami petugas ronda malam ini mas, kebetulan kami lewat di rumah ini tadi ngeliat kok pagar dan pintu depan tidak ditutup. Makanya kami kemari untuk memeriksa." mereka menjelaskan kepada mas Harno.

"Oh iya pak, maaf tadi saya langsung pergi ke warung setelah nurunin istri saya. Tadi kami baru pulang dari warung sate kambing sana, istri saya kebelet pipis jadi buru-buru masuk ke dalam. Saya lupa pamit ke istri saya."

"Ya udah mas, kami pamit ya. Lain kali hati-hati mas, udah malem soalnya".

" Ya pak, terima kasih banyak." mas Harno bersalaman dengan mereka sambil mengantar mereka sampai pagar rumah. Mas Harno sejenak melihat mereka berdua berlalu menjauh dari rumah, kemudian berbalik memasukkan motornya ke dalam rumah.

Dia pastikan juga pagar dan pintu rumah sudah terkunci. Kemudian duduk di ruang tengah dan menyalakan TV. Sembari menonton TV, dia setengah berteriak kepadaku, "tadi lama nggak mereka disini ?"

"Mungkin ada kali 15 menit. Mereka sempet tolongin aku juga, karena jatoh di depan." jelasku pada mas Harno. Aku keluar dari kamar dan pindah ke sofa ruang tengah.

"Jatoh ? Kok Bisa ?" selidik mas Harno. "Handukku nyangkut di jendela depan itu, akhirnya ndlosor deh." jawabku.

"Handuk ? Apa hubungannya jatuh ama handuk yang nyangkut ?" mas Harno bingung dengan jawabanku.

"Tadi itu aku langsung ngebut lari ke kamar mandi habis kita sampe di rumah ini, dan bajuku aku lepas langsung kulempar ke sofa ini. Jadi masuk kamar mandi aku telanjang. Pas udah selesai pipis, mereka dateng ketok-ketok pintu. Mereka liat pagar ama pintu belum dikunci." jelasku pada mas Harno.

"Karena bajuku udah terlanjur aku lempar ke sofa, aku jadi bingung mau keluar pake apa. Ternyata di belakang pintu ada handuk, kupake aja handuk itu daripada ga ada sama sekali."

"Aku temuin mereka cuman pake handuk itu. Mereka ngingetin kalo pagar ama pintu belum dikunci. Mereka mau nunggu mas Harno pulang, makanya aku suruh duduk di depan. Eh, pas nata kursi depan, handuk aku nyangkut paku di jendela depan, jatoh deh. Mana handuknya ketinggalan." tambahku pada mas Harno menceritakan detail peristiwanya.

"Ketinggalan gimana ?" tanya mas Harno.
"Ya ketinggalan mas. Nyangkut di paku jendela depan itu." jawabku padanya.

"Loooh, kamu telanjang dong ?"
"Ya gitu deh mas, mereka liat aku jatuh langsung nyamperin. Nolongin aku. Tapi akhirnya handuknya diambil pas aku sadar kalo lagi ga pake baju. Teriak deh."

Aku sebenernya takut jelasin semuanya ke mas Harno. Tapi aku juga khawatir kalau aku berbohong, aku perlu mengarang cerita-cerita selanjutnya. Pikiranku lebih condong untuk jujur padanya.

Tak ada respon dari mas Harno atas penjelasanku. Tapi kulirik dia malah senyum-senyum sendiri setelah mendengar penjelasanku.

Akhirnya aku beranjak dari sofa dan menuju ke kamar. Kuganti busanaku dengan lingerie pink yang kubawa.

Tak lama kemudian mas Harno menghampiriku yang sudah memakai lingerie pink ku. Aku tiduran di kasur asyik menikmati feed instagramku, tanpa rikuh menutup area memekku karena kupikir aku sudah aman mas Harno sudah pulang.

Mas Harno yang terpana dengan posisiku menyenderkan tangannya ke pintu, sejenak menikmati sajian memekku lengkap dengan rimbunnya jembutku. Aku yang menyadari kehadiran mas Harno pun spontan merapatkan pahaku untuk menutupi liang senggamaku. Masih saja aku malu dengan suamiku ketika suamiku sendiri memelototi area kewanitaanku.

Mas Harno yang geli dengan tingkahku pun setengah berlari ke kasur kemudian melompat dan menubrukku. Dibenamkan kepalanya ke bongkahan susuku, untuk menikmati susuku yang siap dilahapnya.
Susuku yang masih tertutup lingerie setengahnya pun diremas-remas dengan kedua tangannya. Aku menggeliat menghadapi serangan mas Harno yang buas. Antara geli dan horny dengan perlakuannya yang kini dikombinasi dengan tangannya yang merogoh bagian bawah ke rerimbunan jembutku.

Dibelai-belai permukaan memekku dengan lembut disertai gerakan jari tengahnya yang menari-jari mencari "kacang nikmat" ku. Birahiku seketika memuncak ketika mas Harno sudah menemukan itilku kemudian menggosoknya perlahan-lahan. Bodyku langsung menanggapi positif rangsangannya. Pinggulku meliuk-liuk ke atas menyambut gosokan pada itilku, agar lebih menekan keras.

Rangsangan yang dilancarkan terus menerus membuat aku tak tahan. Kuraih tubuh mas Harno untuk membalikkan keadaan. Kutelentangkan mas Harno, kemudian kulucuti semua pakaiannya sampai telanjang bulat. Aku merayap diatas tubuhnya dari mulai ujung kakinya.

Kuhisap-hisap jempol kakinya, lalu kujilati telapak kakinya. Kedua tanganku menjulur mengelus kedua pahanya. Kontol mas Harno yang sudah tegang mencuat pun mengangguk-angguk pertanda menikmati rangsangan yang kuberikan. Aku mulai merayap ke atas meraih dan menggenggam kontolnya dengan gemas. Kuremas kuat kontolnya, "nakal ya… ngangguk-angguk ga jelas. Kamu pengen apa ?" aku bercengkrama dengan kontol mas Harno. Aku merasakan gerakan-gerakan kontol mas Harno di genggamanku. Kulahap batang kontol itu dalam-dalam sampai mentok. Lubang hidungku pun merasakan geli karena jembut mas Harno yang sesekali masuk ke lubang hidungku karena gerakanku naik turun. Kulahap dan kusedoti kontolnya dengan penuh nafsu. Kujilati seluruh permukaan kontol mas Harno sampai basah semuanya.

Mas Harno yang sudah berbaring pasrah menikmati rangsanganku pun kunaiki tubuhnya. Tanpa kulepaskan lingerieku, kutempatkan tubuhku diatasnya. Aku siap memasukkan kontolnya ke dalam memekku.

Pelan-pelan kutuntun batang kontol itu menuju liang senggamaku, kuusap dulu perlahan ujung kontol itu agar kepala kontolnya licin dengan cairan cintaku. Memekku yang sedari tadi mengeluarkan cairannya pun dengan mudah menerima batang kontol mas Harno setelah kuturunkan tubuhku.

Bleeeeeess… batang kontol itu pun amblas di dalam memekku. Sedikit kugoyang tubuhku agar posisi kontolnya lebih nyaman di dalam memekku. Setelah kurasa pas di dalam, aku mulai menggoyangkan tubuhku dengan gemulai. Kumulai goyanganku dengan tempo yang lambat, seperti sedang mengurut kontol mas Harno dengan memekku.

Kulihat senyum mas Harno yang mengembang melihat tingkah nakalku. Kedua tanganku bertumpu di dadanya saat aku menggoyang perlahan diatas tubuhnya.

"Kok diem aja sih mas ?" tanyaku pada mas Harno yang masih saja senyam-senyum melihat ulahku.

"Lagi menikmati goyangan indah istriku yang sexy." jawabnya dengan senyum menggoda.

Kuubah posisiku dengan memindahkan tanganku di lutut mas Harno. Kini tubuhku melengkung ke belakang dengan dada yang membusung. Bongkahan susuku pun makin tegak menyembul di balik lingerieku. Aku bersiap meningkatkan tempo goyanganku untuk memeras cairan peju mas Harno dengan goyangan mautku.

Plaaakk… plaaaaakk… bunyi tamparan pun terdengar tiba-tiba saat aku masih mencari posisi yang nyaman. Mas Harno menampari susuku dengan gemas.

"Aaaaaaahhh… mas… suka mas. Tamparin terus tetekku mas…" pintaku pada mas Harno. Aku suka ekspresi gemasnya terhadap bagian-bagian tubuhku.

Seiring dengan naiknya tempo goyanganku, tangan mas Harno aktif menampar serta meremasi kedua bongkahan susuku yang tegak menantang. Meskipun masih terhalang lingerieku, pentilnya yang mencuat menambah gairah mas Harno.

Kami berdua terus bergumul saling memberikan rangsangan saat aku terus saja menggoyangkan tubuhku, meliuk-liuk meraih puncak kenikmatan. Tangan mas Harno aktif di kedua susuku, sementara aku terus saja menggoyang tubuhku dengan berbagai posisi di atas. Sesekali kuturunkan tubuhku condong ke arah mas Harno agar dia bisa mencumbu kedua tetekku.

Sampai sekira 15 menit aku menggoyangkan tubuhku, aku merasa aku segera mencapai puncak orgasmeku. Kunaikkan lagi tempo gerakanku memeras kontol mas Harno.

"Maaaaas, aku mau nyampe mas… bantuin…" aku meracau sambil meminta mas Harno membantuku menggapai orgasmeku dengan ikut bergoyang sesuai iramaku.

Kupercepat lagi goyanganku tanpa ampun, dada mas Harno sampai memerah karena tanganku terlalu kuat mencengkeramnya. Tapi mas Harno tak bergeming, dia tetap diam menghayati tingkahku yang sedang mengaduk-aduk memek dengan kontolnya.

Sedikit lagi, kurasakan puncak orgasmeku sudah siap untuk datang. Kutekan lebih dalam genjotanku agar kontol mas Harno lebih dalam menghujam.

Tanpa kuduga, bukannya membantuku bergoyang mengikutiku, mas Harno langsung menyergap tubuhku, kemudian merubah posisi kami. Kini dia berguling sambil mendekapku sehingga kini aku ditindih olehnya.

Aku yang tadinya sedang fokus meraih orgasmeku pun dibuat bingung olehnya. Setelah tubuhnya diatas, kontolnya pun dicabut dari memekku kemudian bangkit dari tempat tidur. Aku yang sedang tanggung pun dibuat melongo dengan aksinya. Tanpa ada penjelasan apapun, nafsuku yang sudah di ubun-ubun pun hanya pasrah. Diraihnya tanganku, dibantunya aku bangkit dari tempat tidur. Dengan tubuh tanpa busana sama sekali, aku digandeng keluar kamar tidur, dan menuju ke belakang rumah.

Kami berdua berhenti di pojok pagar belakang rumah itu. Mas Harno kemudian berpindah, menempatkan tubuhnya di belakangku. Aku yang masih belum sadar bahwa kami sedang telanjang bulat berada di belakang rumah, hanya tertutupi pagar bambu yang renggang. Dimana bisa saja seseorang yang melewati rumah itu bisa menyaksikan kami berdua yang sedang bugil. Menurut saja aku diposisikan oleh mas Harno, diarahkannya tubuhku menghadap puncak gunung yang dihiasi indahnya bintang dan bulan. Malam itu cukup terang sehingga tak tertutupi oleh awan sama sekali.

"Mas, nanti kalo ada yang liat gimana ?" tanyaku pada mas Harno ketika aku tersadar kondisi kami saat ini.

"Gapapa, nanti kita ajak sekalian…" jawab mas Harno dengan tenangnya.

"Huuuushhh, masa gitu." sergahku atas penjelasan mas Harno.

"Loh, siapa tahu kontolnya jumbo, pasti bakal penuh di memekmu sayaaang…" kembali mas Harno ceplas ceplos dengan jawabannya.

"Liat tetek kaya gini, memek yang rapet menggigit, siapa yang ga ngaceng coba. Siapa tahu kamu suka sama sodokan kontolnya." tambah mas Harno makin ngawur.

Percakapan kami terus berlangsung dengan kami saling mencumbu satu sama lain. Diciumi leherku, telingaku, sampai pundakku. Sementara tanganku sendiri merogoh ke belakang, mencari kontol mas Harno untuk digenggam. Kukocok-kocok perlahan, sambil terus melanjutkan pembicaraan kami.

"Emang kamu ga marah atau cemburu mas kalo memekku disodok kontol lain ?" tanyaku pada mas Harno mengetestnya.

"Ga tahu kenapa, aku malah merasa bangga kalo ada cowok lain yang tergila-gila sama tubuhmu. Ga tahan, terus nyodokin memek kamu." jawab mas Harno dengan nada yang menggoda.

Aku berdesir mendengar jawaban mas Harno.

"Tadi waktu bapak-bapak itu liat kamu cuma pake handuk aja, mereka napsu ga liatinnya ?" tanya mas Harno.

"Tadi itu pas banget mas dateng. Mereka tuh udah duduk di samping aku mas."

"Yah, harusnya aku tadi muter-muter dulu aja ya." jawab mas Harno ngawur.

"Idih, kok gitu sih mas. Emang mas mau memekku ini dipake orang lain ?" tanyaku.

"Kalo kamu ngerasa nikmat, dan kamu puas. Kamu ga pengen ?"

"Ga mau, pokoknya cuman kontol ini aja yang boleh masuk memekku." tegasku sambil meremasi kontolnya.

Mas Harno yang menikmati remasan kontolku pun jadi belingsatan. Diposisikannya aku membungkuk, berpegangan pada pagar bambu belakang rumah itu. Kini kedua lubangku pun terlihat merekah dari belakang.

Kulirik mas Harno yang siap menghujamkan kontolnya ke lubangku. Dituntunnya kontol itu ke mulut liang senggamaku. Cleeeeeppp… bunyi kontol itu yang dilumasi cairan cintaku yang dari tadi membanjir.

Aku sendiri merasakan sensasi lain ketika kami bertelanjang di kebun belakang ini. Ada rasa malu, khawatir, takut dan horny yang bercampur menjadi satu. Yang membuat memekku meresponnya dengan cairan cinta yang terus keluar.

Mas Harno mulai mengayunkan pinggulnya dengan tempo cepat. Sepertinya nafsunya juga sudah naik, bersiap untuk menyiram "ladang" dengan semburan peju.

Disodoknya memekku dengan ganas, sambil tangannya berpegangan di pinggangku. Kadang sesekali diremasinya susuku dari belakang.

Aku yang sebelumnya sudah mau meraih orgasmeku, kini juga merasakan kembali gairah yang tertahan tadi. Tak butuh waktu lama mas Harno menggenjotku hingga aku sampai pada puncak orgasmeku. Tak lebih dari 5 menit mas Harno menggempur memekku, aku sudah merasa ingin meraih puncak itu.

"Ayo maaaaaas, dikit lagi mas." erangku menikmati aksi ini.

Mas Harno meningkatkan tempo goyangannya, dan terus merangsang susuku. Aku yang sudah siap meraih puncakku, ikut menggoyangkan badanku.

"Maaaaaaas, enaaaaaak bangeeeeeet, aku nyampeeee maaaaasss…" aku teriak saat puncak orgasmeku berhasil kuraih. Tak peduli apakah ada yang mendengar rintihan nikmatku.

Bukannya berhenti memberikan kesempatan aku untuk mengambil nafas setelah meraih orgasme, mas Harno malah tambah buas menggenjot memekku. Digempurnya tanpa ampun memekku, sepertinya dia begitu bernafsu dan menikmati sex outdoor kami ini.

Aku yang baru saja meraih orgasmeku tentu saja juga makin merasa nikmat, memekku yang masih bergetar setelah orgasme tadi langsung terpancing juga.

Kudengar mas Harno mulai menggeram lirih, tanda puncaknya siap diraih. Aku inisiatif ikut menggoyang tubuhku agar hujaman kontolnya lebih menusuk memekku. Aku juga siap meraih puncakku. 3 menit kami saling menyelaraskan irama sodokan kelamin ini, kami berdua siap meraih puncak orgasme hebat ini.

"Pereeees kontolku sayaaaang…" mas Harno mengerang nikmat.

"Aku juga mas, aku nyampeeee…"

Kami merasakan gerakan kelamin kami saling mengurut, aku menikmati kedutan kontol dan semburan pejunya di dalam memekku.

Aku lemas sekali setelah kami berhasil meraih orgasme bersamaan. Ambruk tubuhku di hamparan rumput kebun belakang. Terbaring telentang setelah mas Harno mengambil langkah mundur, membiarkan aku terbaring disana.

Nafasku masih memburu, tubuhku pun masih bergetar. Lelehan sperma sebagian mengalir keluar memekku. Mataku setengah terpejam ketika kulihat mas Harno masuk ke dalam rumah. Mungkin ambil air minum pikirku. Kupejamkan mataku untuk menikmati sisa-sisa orgasmeku.
 
update

maaf buat yang udah PM miss untuk update pic. Miss tahan dulu ya, sampai yang rese minta maaf.

Ini miss update lagi untuk mengobati kentang yang tercipta.

Mereka langsung bangkit mendengar teriakan mas Harno dari luar. Mereka cepat-cepat menuju ke depan untuk menemui mas Harno, sementara aku lari ke kamar untuk mencari pakaianku.

"Maaf, bapak-bapak siapa ya ?" mas Harno menanyai mereka karena tidak kenal dengan mereka berdua.

"Kami petugas ronda malam ini mas, kebetulan kami lewat di rumah ini tadi ngeliat kok pagar dan pintu depan tidak ditutup. Makanya kami kemari untuk memeriksa." mereka menjelaskan kepada mas Harno.

"Oh iya pak, maaf tadi saya langsung pergi ke warung setelah nurunin istri saya. Tadi kami baru pulang dari warung sate kambing sana, istri saya kebelet pipis jadi buru-buru masuk ke dalam. Saya lupa pamit ke istri saya."

"Ya udah mas, kami pamit ya. Lain kali hati-hati mas, udah malem soalnya".

" Ya pak, terima kasih banyak." mas Harno bersalaman dengan mereka sambil mengantar mereka sampai pagar rumah. Mas Harno sejenak melihat mereka berdua berlalu menjauh dari rumah, kemudian berbalik memasukkan motornya ke dalam rumah.

Dia pastikan juga pagar dan pintu rumah sudah terkunci. Kemudian duduk di ruang tengah dan menyalakan TV. Sembari menonton TV, dia setengah berteriak kepadaku, "tadi lama nggak mereka disini ?"

"Mungkin ada kali 15 menit. Mereka sempet tolongin aku juga, karena jatoh di depan." jelasku pada mas Harno. Aku keluar dari kamar dan pindah ke sofa ruang tengah.

"Jatoh ? Kok Bisa ?" selidik mas Harno. "Handukku nyangkut di jendela depan itu, akhirnya ndlosor deh." jawabku.

"Handuk ? Apa hubungannya jatuh ama handuk yang nyangkut ?" mas Harno bingung dengan jawabanku.

"Tadi itu aku langsung ngebut lari ke kamar mandi habis kita sampe di rumah ini, dan bajuku aku lepas langsung kulempar ke sofa ini. Jadi masuk kamar mandi aku telanjang. Pas udah selesai pipis, mereka dateng ketok-ketok pintu. Mereka liat pagar ama pintu belum dikunci." jelasku pada mas Harno.

"Karena bajuku udah terlanjur aku lempar ke sofa, aku jadi bingung mau keluar pake apa. Ternyata di belakang pintu ada handuk, kupake aja handuk itu daripada ga ada sama sekali."

"Aku temuin mereka cuman pake handuk itu. Mereka ngingetin kalo pagar ama pintu belum dikunci. Mereka mau nunggu mas Harno pulang, makanya aku suruh duduk di depan. Eh, pas nata kursi depan, handuk aku nyangkut paku di jendela depan, jatoh deh. Mana handuknya ketinggalan." tambahku pada mas Harno menceritakan detail peristiwanya.

"Ketinggalan gimana ?" tanya mas Harno.
"Ya ketinggalan mas. Nyangkut di paku jendela depan itu." jawabku padanya.

"Loooh, kamu telanjang dong ?"
"Ya gitu deh mas, mereka liat aku jatuh langsung nyamperin. Nolongin aku. Tapi akhirnya handuknya diambil pas aku sadar kalo lagi ga pake baju. Teriak deh."

Aku sebenernya takut jelasin semuanya ke mas Harno. Tapi aku juga khawatir kalau aku berbohong, aku perlu mengarang cerita-cerita selanjutnya. Pikiranku lebih condong untuk jujur padanya.

Tak ada respon dari mas Harno atas penjelasanku. Tapi kulirik dia malah senyum-senyum sendiri setelah mendengar penjelasanku.

Akhirnya aku beranjak dari sofa dan menuju ke kamar. Kuganti busanaku dengan lingerie pink yang kubawa.

Tak lama kemudian mas Harno menghampiriku yang sudah memakai lingerie pink ku. Aku tiduran di kasur asyik menikmati feed instagramku, tanpa rikuh menutup area memekku karena kupikir aku sudah aman mas Harno sudah pulang.

Mas Harno yang terpana dengan posisiku menyenderkan tangannya ke pintu, sejenak menikmati sajian memekku lengkap dengan rimbunnya jembutku. Aku yang menyadari kehadiran mas Harno pun spontan merapatkan pahaku untuk menutupi liang senggamaku. Masih saja aku malu dengan suamiku ketika suamiku sendiri memelototi area kewanitaanku.

Mas Harno yang geli dengan tingkahku pun setengah berlari ke kasur kemudian melompat dan menubrukku. Dibenamkan kepalanya ke bongkahan susuku, untuk menikmati susuku yang siap dilahapnya.
Susuku yang masih tertutup lingerie setengahnya pun diremas-remas dengan kedua tangannya. Aku menggeliat menghadapi serangan mas Harno yang buas. Antara geli dan horny dengan perlakuannya yang kini dikombinasi dengan tangannya yang merogoh bagian bawah ke rerimbunan jembutku.

Dibelai-belai permukaan memekku dengan lembut disertai gerakan jari tengahnya yang menari-jari mencari "kacang nikmat" ku. Birahiku seketika memuncak ketika mas Harno sudah menemukan itilku kemudian menggosoknya perlahan-lahan. Bodyku langsung menanggapi positif rangsangannya. Pinggulku meliuk-liuk ke atas menyambut gosokan pada itilku, agar lebih menekan keras.

Rangsangan yang dilancarkan terus menerus membuat aku tak tahan. Kuraih tubuh mas Harno untuk membalikkan keadaan. Kutelentangkan mas Harno, kemudian kulucuti semua pakaiannya sampai telanjang bulat. Aku merayap diatas tubuhnya dari mulai ujung kakinya.

Kuhisap-hisap jempol kakinya, lalu kujilati telapak kakinya. Kedua tanganku menjulur mengelus kedua pahanya. Kontol mas Harno yang sudah tegang mencuat pun mengangguk-angguk pertanda menikmati rangsangan yang kuberikan. Aku mulai merayap ke atas meraih dan menggenggam kontolnya dengan gemas. Kuremas kuat kontolnya, "nakal ya… ngangguk-angguk ga jelas. Kamu pengen apa ?" aku bercengkrama dengan kontol mas Harno. Aku merasakan gerakan-gerakan kontol mas Harno di genggamanku. Kulahap batang kontol itu dalam-dalam sampai mentok. Lubang hidungku pun merasakan geli karena jembut mas Harno yang sesekali masuk ke lubang hidungku karena gerakanku naik turun. Kulahap dan kusedoti kontolnya dengan penuh nafsu. Kujilati seluruh permukaan kontol mas Harno sampai basah semuanya.

Mas Harno yang sudah berbaring pasrah menikmati rangsanganku pun kunaiki tubuhnya. Tanpa kulepaskan lingerieku, kutempatkan tubuhku diatasnya. Aku siap memasukkan kontolnya ke dalam memekku.

Pelan-pelan kutuntun batang kontol itu menuju liang senggamaku, kuusap dulu perlahan ujung kontol itu agar kepala kontolnya licin dengan cairan cintaku. Memekku yang sedari tadi mengeluarkan cairannya pun dengan mudah menerima batang kontol mas Harno setelah kuturunkan tubuhku.

Bleeeeeess… batang kontol itu pun amblas di dalam memekku. Sedikit kugoyang tubuhku agar posisi kontolnya lebih nyaman di dalam memekku. Setelah kurasa pas di dalam, aku mulai menggoyangkan tubuhku dengan gemulai. Kumulai goyanganku dengan tempo yang lambat, seperti sedang mengurut kontol mas Harno dengan memekku.

Kulihat senyum mas Harno yang mengembang melihat tingkah nakalku. Kedua tanganku bertumpu di dadanya saat aku menggoyang perlahan diatas tubuhnya.

"Kok diem aja sih mas ?" tanyaku pada mas Harno yang masih saja senyam-senyum melihat ulahku.

"Lagi menikmati goyangan indah istriku yang sexy." jawabnya dengan senyum menggoda.

Kuubah posisiku dengan memindahkan tanganku di lutut mas Harno. Kini tubuhku melengkung ke belakang dengan dada yang membusung. Bongkahan susuku pun makin tegak menyembul di balik lingerieku. Aku bersiap meningkatkan tempo goyanganku untuk memeras cairan peju mas Harno dengan goyangan mautku.

Plaaakk… plaaaaakk… bunyi tamparan pun terdengar tiba-tiba saat aku masih mencari posisi yang nyaman. Mas Harno menampari susuku dengan gemas.

"Aaaaaaahhh… mas… suka mas. Tamparin terus tetekku mas…" pintaku pada mas Harno. Aku suka ekspresi gemasnya terhadap bagian-bagian tubuhku.

Seiring dengan naiknya tempo goyanganku, tangan mas Harno aktif menampar serta meremasi kedua bongkahan susuku yang tegak menantang. Meskipun masih terhalang lingerieku, pentilnya yang mencuat menambah gairah mas Harno.

Kami berdua terus bergumul saling memberikan rangsangan saat aku terus saja menggoyangkan tubuhku, meliuk-liuk meraih puncak kenikmatan. Tangan mas Harno aktif di kedua susuku, sementara aku terus saja menggoyang tubuhku dengan berbagai posisi di atas. Sesekali kuturunkan tubuhku condong ke arah mas Harno agar dia bisa mencumbu kedua tetekku.

Sampai sekira 15 menit aku menggoyangkan tubuhku, aku merasa aku segera mencapai puncak orgasmeku. Kunaikkan lagi tempo gerakanku memeras kontol mas Harno.

"Maaaaas, aku mau nyampe mas… bantuin…" aku meracau sambil meminta mas Harno membantuku menggapai orgasmeku dengan ikut bergoyang sesuai iramaku.

Kupercepat lagi goyanganku tanpa ampun, dada mas Harno sampai memerah karena tanganku terlalu kuat mencengkeramnya. Tapi mas Harno tak bergeming, dia tetap diam menghayati tingkahku yang sedang mengaduk-aduk memek dengan kontolnya.

Sedikit lagi, kurasakan puncak orgasmeku sudah siap untuk datang. Kutekan lebih dalam genjotanku agar kontol mas Harno lebih dalam menghujam.

Tanpa kuduga, bukannya membantuku bergoyang mengikutiku, mas Harno langsung menyergap tubuhku, kemudian merubah posisi kami. Kini dia berguling sambil mendekapku sehingga kini aku ditindih olehnya.

Aku yang tadinya sedang fokus meraih orgasmeku pun dibuat bingung olehnya. Setelah tubuhnya diatas, kontolnya pun dicabut dari memekku kemudian bangkit dari tempat tidur. Aku yang sedang tanggung pun dibuat melongo dengan aksinya. Tanpa ada penjelasan apapun, nafsuku yang sudah di ubun-ubun pun hanya pasrah. Diraihnya tanganku, dibantunya aku bangkit dari tempat tidur. Dengan tubuh tanpa busana sama sekali, aku digandeng keluar kamar tidur, dan menuju ke belakang rumah.

Kami berdua berhenti di pojok pagar belakang rumah itu. Mas Harno kemudian berpindah, menempatkan tubuhnya di belakangku. Aku yang masih belum sadar bahwa kami sedang telanjang bulat berada di belakang rumah, hanya tertutupi pagar bambu yang renggang. Dimana bisa saja seseorang yang melewati rumah itu bisa menyaksikan kami berdua yang sedang bugil. Menurut saja aku diposisikan oleh mas Harno, diarahkannya tubuhku menghadap puncak gunung yang dihiasi indahnya bintang dan bulan. Malam itu cukup terang sehingga tak tertutupi oleh awan sama sekali.

"Mas, nanti kalo ada yang liat gimana ?" tanyaku pada mas Harno ketika aku tersadar kondisi kami saat ini.

"Gapapa, nanti kita ajak sekalian…" jawab mas Harno dengan tenangnya.

"Huuuushhh, masa gitu." sergahku atas penjelasan mas Harno.

"Loh, siapa tahu kontolnya jumbo, pasti bakal penuh di memekmu sayaaang…" kembali mas Harno ceplas ceplos dengan jawabannya.

"Liat tetek kaya gini, memek yang rapet menggigit, siapa yang ga ngaceng coba. Siapa tahu kamu suka sama sodokan kontolnya." tambah mas Harno makin ngawur.

Percakapan kami terus berlangsung dengan kami saling mencumbu satu sama lain. Diciumi leherku, telingaku, sampai pundakku. Sementara tanganku sendiri merogoh ke belakang, mencari kontol mas Harno untuk digenggam. Kukocok-kocok perlahan, sambil terus melanjutkan pembicaraan kami.

"Emang kamu ga marah atau cemburu mas kalo memekku disodok kontol lain ?" tanyaku pada mas Harno mengetestnya.

"Ga tahu kenapa, aku malah merasa bangga kalo ada cowok lain yang tergila-gila sama tubuhmu. Ga tahan, terus nyodokin memek kamu." jawab mas Harno dengan nada yang menggoda.

Aku berdesir mendengar jawaban mas Harno.

"Tadi waktu bapak-bapak itu liat kamu cuma pake handuk aja, mereka napsu ga liatinnya ?" tanya mas Harno.

"Tadi itu pas banget mas dateng. Mereka tuh udah duduk di samping aku mas."

"Yah, harusnya aku tadi muter-muter dulu aja ya." jawab mas Harno ngawur.

"Idih, kok gitu sih mas. Emang mas mau memekku ini dipake orang lain ?" tanyaku.

"Kalo kamu ngerasa nikmat, dan kamu puas. Kamu ga pengen ?"

"Ga mau, pokoknya cuman kontol ini aja yang boleh masuk memekku." tegasku sambil meremasi kontolnya.

Mas Harno yang menikmati remasan kontolku pun jadi belingsatan. Diposisikannya aku membungkuk, berpegangan pada pagar bambu belakang rumah itu. Kini kedua lubangku pun terlihat merekah dari belakang.

Kulirik mas Harno yang siap menghujamkan kontolnya ke lubangku. Dituntunnya kontol itu ke mulut liang senggamaku. Cleeeeeppp… bunyi kontol itu yang dilumasi cairan cintaku yang dari tadi membanjir.

Aku sendiri merasakan sensasi lain ketika kami bertelanjang di kebun belakang ini. Ada rasa malu, khawatir, takut dan horny yang bercampur menjadi satu. Yang membuat memekku meresponnya dengan cairan cinta yang terus keluar.

Mas Harno mulai mengayunkan pinggulnya dengan tempo cepat. Sepertinya nafsunya juga sudah naik, bersiap untuk menyiram "ladang" dengan semburan peju.

Disodoknya memekku dengan ganas, sambil tangannya berpegangan di pinggangku. Kadang sesekali diremasinya susuku dari belakang.

Aku yang sebelumnya sudah mau meraih orgasmeku, kini juga merasakan kembali gairah yang tertahan tadi. Tak butuh waktu lama mas Harno menggenjotku hingga aku sampai pada puncak orgasmeku. Tak lebih dari 5 menit mas Harno menggempur memekku, aku sudah merasa ingin meraih puncak itu.

"Ayo maaaaaas, dikit lagi mas." erangku menikmati aksi ini.

Mas Harno meningkatkan tempo goyangannya, dan terus merangsang susuku. Aku yang sudah siap meraih puncakku, ikut menggoyangkan badanku.

"Maaaaaaas, enaaaaaak bangeeeeeet, aku nyampeeee maaaaasss…" aku teriak saat puncak orgasmeku berhasil kuraih. Tak peduli apakah ada yang mendengar rintihan nikmatku.

Bukannya berhenti memberikan kesempatan aku untuk mengambil nafas setelah meraih orgasme, mas Harno malah tambah buas menggenjot memekku. Digempurnya tanpa ampun memekku, sepertinya dia begitu bernafsu dan menikmati sex outdoor kami ini.

Aku yang baru saja meraih orgasmeku tentu saja juga makin merasa nikmat, memekku yang masih bergetar setelah orgasme tadi langsung terpancing juga.

Kudengar mas Harno mulai menggeram lirih, tanda puncaknya siap diraih. Aku inisiatif ikut menggoyang tubuhku agar hujaman kontolnya lebih menusuk memekku. Aku juga siap meraih puncakku. 3 menit kami saling menyelaraskan irama sodokan kelamin ini, kami berdua siap meraih puncak orgasme hebat ini.

"Pereeees kontolku sayaaaang…" mas Harno mengerang nikmat.

"Aku juga mas, aku nyampeeee…"

Kami merasakan gerakan kelamin kami saling mengurut, aku menikmati kedutan kontol dan semburan pejunya di dalam memekku.

Aku lemas sekali setelah kami berhasil meraih orgasme bersamaan. Ambruk tubuhku di hamparan rumput kebun belakang. Terbaring telentang setelah mas Harno mengambil langkah mundur, membiarkan aku terbaring disana.

Nafasku masih memburu, tubuhku pun masih bergetar. Lelehan sperma sebagian mengalir keluar memekku. Mataku setengah terpejam ketika kulihat mas Harno masuk ke dalam rumah. Mungkin ambil air minum pikirku. Kupejamkan mataku untuk menikmati sisa-sisa orgasmeku.

Mantap banget misss... Haduhhh,,,, lgsg konak banget bawaannya setelah baca. Tar malam siap nuggingin istri nih,, hehe
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ketinggalan liat pic nya....tapi gpp di nikmati aja ceritanya...aniwei kapan update,sist ?
 
Bimabet
Treat Ok nih... tinggalin jejak dulu biar bs ikutin kelanjutan nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd