Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nani --> Pembantuku yang menggairahkan

Bimabet
Lanjut om ....... ketagihan kontol nih si Nani.
 
Paginya aku terbangun sendirian dikamarku, aku melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9.15, hari ini hari minggu, jadi aku masih belum bekerja.
‘gile, aku tidur 8 jam’ pikirku.
Tubuhku masih telanjang bulat, ditutupi oleh selimutku.
‘pasti nani yang menyelimutiku’ dalam hatiku.
Seperti sebelumnya, aku melihat bajuku sudah terlipat rapi di pinggir kasurku, Nani jugalah yang melipatnya.
Lalu aku beranjak dari tidurku, mengenakan pakaian dan celanaku, lalu melangkahkan kaki menuju pintu kamarku.
Setelah aku keluar dari kamarku, lagi-lagi aku tidak melihat siapapun di rumahku, aku lalu mengambil rokok ku dan menyulutnya, lalu melangkahkan kaki ke jendela depan dan mengintip keluar, sama sekali tidak ada orang diluar. Tapi, tiba-tiba aku mendengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, kamar mandinya Nani.
‘pasti nani yang sedang mandi..siapa lagi..?’ pikirku.
Terbesitlah ideku untuk bergabung dengan Nani, mandi bersamanya. Baru memikirkannya saja sudah langsung membuat kontolku ngaceng seketika.
‘ini hari terakhir istriku tidak ada dirumah, jadi aku harus memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin,,’ pikirku dalam hati.
Akupun mendekati kamar mandi Nani, lalu mengetuknya.
“Tok tok tok..”
Suara guyuran airpun berhenti.
“iya…” suara Nani menjawab ketukan pintu.
“nan..ini bapak..buka pintunya..” kataku sambil menempelkan kepalaku di pintu kamar mandinya.
Dan terdengar Nani membukakan kunci pintu kamar mandinya, lalu dengan membuka sedikit pintunya dan wajah imut Nani yang basah mengintip dari celah pintu.
“bapak…kenapa..? tanya Nani sambil memperlihatkan wajah keheranan.
“diana sama pak ata kemana nan..? selidikku.
“ke indomaret sebentar pak, beli camilan buat diana..” jawab Nani.
“hehe..kalo gitu buka pintunya..bapak ikut mandi sama kamu ya..?” pintaku sambil nyengir.
“iiiihh..bapak..jangan aaah..nanti pak ata sama diana dateng, bisa berabe kita paaakhh…” jawabnya manja. “lagian ini nani sudah selesei pak mandinya..” jawabnya lagi.
“lho..udah selesei mandinya..?” tanyaku lagi.
“iya pak..udah selesei..bapak tunggu aja diluar ya paak..” jawabnya manja.
“oo..ya udah..bapak tunggu deh kalo gitu..” jawabku padanya.
Pupus sudah bayanganku mandi bersama Nani.
Kemudian akupun berjalan menuju ke sofa ruang keluargaku, lalu menghempaskan badanku duduk disitu, sambil menghisap rokokku yang belum habis. Belum lama aku duduk, terdengar suara pintu kamar mandi Nani dibuka, dan tak lama setelahnya aku melihat Nani berjalan disampingku hanya berlilitkan handuk yang menutupi tubuhnya dari bagian dada sampai dengan setengah paha nya.
“udah ni paaakk..” godanya.
Aku tak tahan lagi, langsung ku matikan rokokku di asbak yang ada di meja makan, lalu kupegang lengannya, dan kutarik dia ke arahku.
“sini…” kataku.
“aaaww…bapaaakkhh…” pekiknya pelan sambil merebahkan badannya ke pangkuanku.
Aku tidak menunggu lama, langsung aku serbu bibirnya dengan ciumanku, dan kamipun langsung berciuman.
‘mmmmmm…mmmmhhh…mmmmm…sslllppmmmmhh…’ gumam kami berdua berciuman dengan penuh nafsu.
Tiba-tiba Nani mendorongku pelan sambil melepaskan ciumannya dari bibirku.
“paaak..nanti pak ata dateng lho…” katanya.
“engga..kan kedengeran nanti kalo dateng..” jawabku seenaknya sambil kembali menciumi bibirnya. Tapi kembali lagi Nani mendorongku.
“jangan disini paaak…” katanya.
“di kamarmu aja ya..?” sahutku.
“hhm-emmh..” jawabnya dengan anggukan.
Lalu aku melingkarkan tangan kiriku dibawah kakinya, dan tangan kananku memegang punggungnya, lalu aku beranjak dari sofaku, dan membopong Nani.
“hhmmhhh…bapaaakk..kuat bangeeeett…” puji Nani manja sambil melingkarkan kedua tangannya di leherku.
“iya dong..masa ngga kuat..kan kamu sudah tau gimana kekuatan bapak..” sambil tersenyum nakal padanya dan membopongnya masuk kedalam kamarnya.
“hihihi…bapaaakhh…” jawabnya manja.

Setelah masuk kedalam kamarnya, aku menaiki kasurnya, dan dengan perlahan merebahkan Nani diatas kasurnya, lalu dengan bernafsu langsung kuciumi lagi bibirnya, sambil tanganku membuka handuk yang melilit di tubuhnya.
Aku lalu menghentikan ciumanku di bibirnya, dan menegakkan badanku disamping tubuh Nani yang telanjang, ingin melihat kemolekan tubuh bugilnya, tapi dengan cepat Nani menutupi kedua toketnya dengan tangan kirinya dan menutupi memeknya dengan tangan kanannya.
“iiiihh..bapaaak…maluuuu…” katanya manja.
“jangan malu sayaaang..jangan ditutupin ya..” kataku sambil menarik tangannya keatas.
Nani tidak menolakku, kedua tangannya lalu diangkat di atas kepalanya.
‘ooohhh…sungguh pemandangan pagi hari yang mempesona..’ bathinku. Tubuh indah Nani terpapar jelas didepanku, putih, mulus sekali, dengan kedua toket yang besar dan puting yang imut berwarna coklat muda, perutnya rata, bulu jembutnya tipis menghiasi memek rapatnya. Ketiaknya yang terbuka lebar terlihat begitu mulus, tidak ada bulu sedikitpun.
“seksi banget kamu sayaang…” pujiku sambil mataku menikmati tiap lekuk tubuh bugilnya, dan tangan kananku mulai merabai dari toket besarnya, pentilnya, perutnya, pahanya dan memeknya.
“hhmmmmhhh…bapaaakkhh…hhh…” desah Nani manja. “semua buat bapak….” Jawabnya lagi.
Mendengar hal itu aku menggila, langsung aku serbu toketnya, kuremas toket kirinya, dan aku jilati dan kulumi pentil toket kanan nya, lalu bergantian ku jilati dan aku emut pentil toket kirinya.
“mmmmmmhhhh…mmmmmmhhhh…mmmm…” gumamku.
“hhhhh…aaahhhh…hhhmmmhhh…” desah Nani tertahan sambil kedua tangannya mulai mengelus-elus kepalaku.
Tangan kananku lalu aku arahkan ke selangkangannya, kemudian membuka kedua pahanya, sehingga Nani mengangkang, lalu aku usap-usap memeknya, dan jari-jariku mulai memainkan bibir memeknya, berusaha mencari-cari itilnya yang masih tersembunyi. Memekntya masih kering, cairan kewanitaanya belum keluar, sehingga jari-jariku harus agak lebih intens memainkan bibir memek dan itilnya. Desahan-desahan Nani semakin terdengar jelas, membuatku semakin terangsang. Pembantuku yang satu ini sungguh membuat nafsuku terbakar, ingin rasanya menjilati setiap inchi tubuh seksinya dan mengentoti memeknya terus menerus.
Beberapa saat setelah jari-jariku bermain di memeknya, aku merasakan cairan kewanitaanya sudah mulai membasahi bibir memeknya, segera kuratakan di seluruh permukaan memeknya, lalu mulai aku masukkan jari tengahku pelan ke dalam liang memeknya.
“hhhhgghhh…..” desah Nani pelan.
Jari tengahku sudah amblas ke dalam memek Nani, kemudian dengan perlahan mulai aku kobel memek Nani dengan jari tengahku. Aku putar-putar jariku didalam memek Nani, dan selanjutnya aku mulai mengocok memeknya pelan.
“hhh…hhhhhhggghhh….hhhh…mmmhhh….hhh..” desah Nani.
Aku menghentikan kulumanku di toketnya dan megarahkan pandanganku ke wajahnya.
Matanya terbuka redup sambil menatapku, bibirnya terbuka, mengeluarkan desahan-desahan yang lembut. Semakin lama kocokan jariku di memeknya semakin cepat, bersamaan dengan itu desahan Nani juga semakin cepat dan kuat, aku tau Nani sudah hampir mencapai puncak kenikmatannya. Tangannya yang memegang leherku mulai mencengkram erat leherku.
Tapi sebelum momen itu datang, tiba-tiba terdengar suara mobilku masuk kedalam garasi.
“pak ata..!” pekik Nani sambil membelalakkan kedua matanya.
Akupun terkaget dengan situasi itu, lalu langsung menghentikan kocokan jariku di memeknya dan menariknya.
‘anjrittt…!’ dalam hatiku mengumpat.
“bangun paaaakkk…!” pekik Nani.
Kamipun segera bangun dari kasur Nani, dan Nani segera mendorongku keluar kamarnya dan segera menutupnya.
“siaaaaaaalllll….!” Bathinku.
Akupun lalu menuju ke sofaku kembali. Kontolku yang sudah ngaceng berat berangsur kembali mengkerut.
‘anjrit…’ umpatku lagi dalam hati.
Bersamaan dengan itu pintu rumahku terbuka dan Diana menyeruak masuk kedalam rumah disusul oleh pak Ata. Lalu Diana berlari ke arahku, dan akupun meggendongnya. Diana bercerita tentang apa yang sudah dibelinya di Indomaret bersama pak ata dan segala cerita lucunya. Aku belum bisa terlalu berkonsentrasi menanggapi cerita anakku ini, masih diselimuti dengan perasaan yang kecewa dengan situasi. Dimana nafsuku yang sudah sangat membara menyelimuti diriku, dengan pelampiasan yang sempurna yang sudah tersedia didepan mataku.
‘aahh..sudahlah..’ bathinku lagi berusaha menerima kondisi ini.
Siang hari itu kembali lagi aku dan Nani bersandiwara didepan pak Ata dan Diana seolah-olah tidak ada yang terjadi diantara kami. Dan siang itu setelah kami makan siang, akupun menemani Diana tidur siang di kamarku. Sambil menahan perasaan dongkol dalam hati, aku mencoba untuk mengistirahatkan mataku sambil menemani Diana tidur siang.
‘kalau gitu nanti malam ya nan..kita lanjutkan apa yang tadi ketahan..’ pikirku dalam hati menghibur diri, dan tak terasa kesadarankupun hilang.

Sorenya aku bangun pukul 5.30 sore, suasana rumahku terdengar ramai, aku penasaran, ada siapa diluar. Lalu akupun beranjak keluar kamar dan melihat Diana sedang bermain dihalaman depan rumahku dengan sepupu istriku Dea, suaminya Fandy dan anaknya Riska yang sedang berkunjung kerumahku.
"Udah bangun mas?" tanya Dea begitu melihatku.
"Belum.." jawabku seenaknya sambil menyalaminya.
"Iya nih mas, kami dateng mau jemput diana, mau kami ajak nginep dirumah kami aja ya malem ini..boleh ga..?" tanya Dea.
"Riska pengen main sama Diana terus dari kemarin..makanya kami kesini mau ajak Diana nginep dirumah..aku udah bilang sama viona kok mas..katanya suruh minta ijin mas....ehh..pas sampe sini mas masih tidur..ya sudah, kami tunggu mas bangun dulu.." katanya lagi tanpa memberikan aku kesempatan untuk menjawab.
Memang cerewet sekali sepupu istriku yang satu ini, meskipun cantik dan sexy juga sih menurutku (parah banget gw ya?hahaha...).
Tapi aku terkadang memang kurang terlalu setuju kalau Diana tidur dirumah orang lain, Dea sudah paham dengan keberatanku ini.
"Ayolah mas..sekali iniiiii aja...." Katanya lagi memaksaku memberikan ijin begitu Dea melihatku mengerenyitkan dahiku.
Ada atau tidaknya Diana dirumah tidak menghalangiku untuk bercinta dengan Nani malam nanti. Tapi, mungkin bisa sedikit memberikan kebebasan bagi kami, untuk berpacu mencapai klimaks berkali-kali di seluruh sudut rumahku tanpa adanya rasa was-was terhadap Diana.
'Hhhmmmm...boleh juga..' pikirku.
"Ya sudah de, gapapa.." jawabku kepada Dea.
"Yess! diana, kamu bobo dirumah tante ya malem ini..main sama riska..." katanya ke arah Diana.
Diana dan Riska yang sedang bermain terlihat senang dengan berita ini. Dea segera memanggil Nani dan menyuruh Nani menyiapkan baju-baju Diana. Dengan sigap Nani menyiapkan semua perlengkapan Diana dalam satu tas kecil.
"Kamu ngga usah ikut ya Nan, nanti biar diana yang ngurus si bibi aja.." kata Dea kepada Nani.
Maksudnya merujuk pada babysitter Riska yang sudah cukup tua umurnya (Fandy tidak akan pernah mengerti bagaimana nikmatnya punya babysitter..haha..).
"Iya bu.." jawab Nani datar, meyatakan persetujuannya kepada Dea.
Pukul 6 malam waktu di jam tanganku, Dea, Fandy dan Riska berpamit pulang sambil membawa Diana. Kulepas kepergian mereka didepan pagar rumahku sambil melambaikan tangan kepada Diana.
Akupun kembali masuk kedalam rumahku dan duduk disofa, menyalakan TV, lalu menyulut rokokku dan menikmati setiap hisapannya.
'Ini pas banget kalo pak ata juga cabut nih malem ini...tinggal gw berdua sama nani aja dirumah..bisa puas banget kami..'. Pikiran itu terngiang dalam otakku, aku berpikir bagaimana caranya menyingkirkan Pak Ata dari rumah malam ini.
Nani sudah sejak tadi berada didalam kamarnya.
Samar-samar aku dengar suara Pak Ata yang sedang berada diteras berbicara di telepon, tak jelas apa yang dibicarakannya.
Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba. Belum selesai aku berpikir untuk menemukan solusi, Pak Ata keluar masuk kedalam rumah dan menghampiriku.
"Permisi pak.." katanya.
"Kenapa pak ata..?" tanyaku.
"Ini pak, adek saya sakit dikampung pak, mau kerumah sakit pas kebetulan ngga ada uang..saya juga kebetulan pas ngga ada uang pak.." katanya lagi dengan nada memelas.
Aku sudah tau maksudnya dari situ.
"Trus..?" tanyaku lagi.
"Saya boleh pinjam uang bapak ga pak..?" katanya lagi.
"Berapa pak ata..?" tanyaku dengan nada datar, karena aku memang sudah paham dengan maksudnya.
"Satu juta aja pak.." katanya lagi.
"Bentar ya pak.." jawabku sambil melangkahkan kakiku ke kamarku.
Aku lalu mengambil uang satu juta dalam lemariku, dan memberikannya ke Pak Ata.
"Ini pak.." kataku sambil menyerahkan uang itu.
Pak Ata agak sedikit kaget, kenapa gampang sekali aku meminjamkan uang sejumlah itu.
"Wah..makasih banyak ya pak doni..nanti pasti saya kembalikan pak..." katanya lagi.
"Udah pak ata, ngga usah dipikirin.***mpang itu.."
"Sekarang pak ata berangkat ke kampung sana pak..kasihkan uangnya ke adik pak ata.." kataku lagi.
Pak Ata keheranan melihatku berkata seperti itu.
"Wah..terimakasih banyak ya pak doni..saya pulang besok tidak apa pak?" tanyanya.
Karena memang kampungnya hanya 3 jam perjalanan dari rumahku.
Inilah maksudku dengan 'Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba'. Dengan sendirinya waktuku berdua saja dirumah bersama Nani semalaman, tiba-tiba terjamu dengan sempurna tanpa harus berpikir keras lagi.
"Ya silahkan pak ata..tapi besok kembali sebelum jam 11 siang ya..karena pak ata harus jemput diana dan ibu.." kataku sambil kembali duduk di sofa.
Aku berbicara dengan santai sambil menahan perasaan girang yang menyerangku.
"Baik pak doni..terimakasih banyak sekali lagi ya pak.." katanya lagi.
"Iya pak ata..sama-sama.." jawabku datar.
Tak lama kemudian Pak Ata pun berbenah dan berpamitan untuk berangkat ke kampungnya dengan menggunakan motornya.
Sepuluh menit berselang semenjak berpamitannya Pak Ata, waktu di jam dindingku menunjukkan pukul 6.30 malam. Aku sengaja menunggu sebentar untuk tidak memberi tahu Nani tentang kepergian Pak Ata. Nani pun masih berada dalam kamarnya, aku tak tahu apa yang dia lakukan disana.
Setelah aku yakin Pak Ata sudah jauh dari rumahku, aku berjalan menuju arah pintu rumahku, dan menguncinya.
Tanpa menunggu lagi aku melangkahkan kakiku kamar Nani. Kubuka pintu kamarnya yang tertutup rapat. Kulihat Nani sedang berdiri membelakangiku, dia menghadap lemari pakaiannya sambil merapikan baju-bajunya.
Menyadari kehadiranku, Nani menoleh ke arahku, dan memberikan senyuman kecilnya. Kemudian Nani mengembalikan pandangannya ke arah lemarinya dan melanjutkan pekerjaanya. Aku lalu mendekatinya dan memeluknya dari belakang.
"Naann...." Bisikku ditelinganya.
Nani terkaget sambil melepaskan badannya dari pelukanku, berbalik menghadapku dan menghardikku berbisik.
"Paakk..!ada pak ataaaa...gimana sih bapakk...!" matanya memelototiku lalu melihat pintu kamarnya.
"Hehe..tenang aja sayaang...pak ata udah cabut..." kataku lagi sambil meraih pinggulnya dan menarik ke arah pelukanku.
Aku berusaha mencium bibirnya, belum sempat bibirku sampai ke bibirnya, kedua tangan Nani menahan dadaku sambil melihatku.
"Yang bener pak..? kemana pak ata..?" tanya Nani padaku.
Akupun kemudian melepaskan pelukanku di tubuhnya.
"Kekampungnya..adiknya sakit katanya.." jawabku sambil berjalan ke arah kasur Nani, lalu duduk, dan menyandarkan punggungku di tembok dan meluruskan kedua kakiku di kasurnya.
"Serius pak..?kapan pulangnya..?" selidik Nani sambil menutup lemarinya tapi matanya tetap ke arahku.
"Iyalah..mana mungkin bapak masuk kamarmu kalo masih ada pak ata naaannn...besok dia pulangnya.." kataku padanya.
"Jadi, kita dirumah berdua aja ini pak..?" tanya Nani lagi sambil mendekatiku.
"Iya dong sayang..." sambil tangan kananku meraih tangan kirinya dan menariknya.
"Naik sini.." kataku lagi.
Nani langsung menaiki tubuhku, melangkahiku dan duduk diatas selangkanganku, sambil tangannya melingkar dileherku.
"Jadi..malem ini kita bebas dong pak...?" tanyanya sambil memberiku senyum genitnya.
"Iya dong sayang..." kataku sambil mendekatkan bibirku ke bibirnya, dan kamipun langsung berciuman dengan penuh hasrat.
“hihihihi…” Nani ketawa genit padaku.
'mmmmmmmmhhhhh....hhhhmmmmmmhhhhh...hhhhh...mmmmhh...' bibir kami saling memagut, lidah kami saling memainkan, sesekali kusedot lidahnya, dan Nanipun sesekali melakukan hal yang sama. Membuat kontolku mengeras dan terasa sedikit sakit karena terhimpit selangkangannya.
Kulepaskan ciuman kami, dan kamipun saling bertatapan layu.
"Kita mandi yuk Nan..? bapak dari tadi pagi belum mandi..hehe.." gurauku padanya.
“habiiis…bapak tadi siang nakal sih…” jawabnya sambil mencubit dadaku pelan.
"mandi dimana..?" tanyanya lagi padaku.
"Dikamar mandi bapaklah...yuk..? ambil handukmu sana..bapak tunggu dikamar mandi bapak ya....yuk..?" kataku lagi meyakinkannya.
Nani memberikan senyum genitnya padaku.
"Bapak nakal iihhh...tunggu ya..." katanya lagi sambil mengangkat tubuhnya dari tubuhku dan berjalan keluar kamarnya.
Aku segera menuju kamar mandiku. Tanpa menutup pintunya aku langsung membuka seluruh pakaianku. Kontolku yang sudah dari tadi tegang terbebas dari belenggunya, mengacung tegak dengan gagahnya.
Sambil menunggu Nani, aku menyiapkan shower air hangat.
Tak lama, dari kejauhan kulihat Nani berjalan kearah kamar mandiku dengan hanya menggunakan lilitan handuk, Nani telah melepaskan pakaiannya. Nani tersenyum malu ketika melihatku sudah telanjang bulat di dalam kamar mandi yang tidak tertutup.
"Bapak iihhhh...udah telanjang aja..." katanya sambil memasuki kamar mandiku dan menutupnya.
"Yaa..kan sama aja..kamu juga telanjang nih..." kataku sambil membuka lilitan handuknya dan meloloskannya dari tubuh bugilnya.
"Aawww...bapaakk..." jeritnya kecil, sambil menutupi kedua toket besarnya.
"Kenapa ditutupin sih..?" sambil tanganku meraih tangannya.
"Malu tau nani paaakk..." katanya manja.
"Ngapain lagi malu sayang.." kutarik tangannya dan mendekatkan badanku ke badannya.
Dan akhirnya kamipun berciuman kembali dengan ganasnya, sambil berpelukan.
"Mandi yuk.." kataku setelah aku sudahi pagutan bibir kami.
Aku lalu menarik Nani ke arah siraman shower.
Dengan telaten Nani menyabuni seluruh tubuhku, mengocok kontol tegangku, dan akupun melakukan hal yang sama. Kusabuni seluruh badan Nani, sambil meremasi kedua toket besarnya, mengusap-usap memeknya. Kami berdua saling memberikan rangsangan sexual yang menggelora sambil membersihkan diri.
Ketawa-ketawa kecil kadang menghiasi pergumulan kami dibawah siraman hangat shower. Ciuman-ciuman mesra dan nafsu menjadi satu, sehingga tak dapat dibedakan.
Aku memang tidak berniat untuk memasukkan kontolku ke memek Nani di kamar mandi pada saat itu. Aku hanya ingin memberikan kenikmatan sex dengan sensasi lain, dari hanya sekedar menyatukan dua alat kelamin yang berlainan jenis.
Aku memeluknya dari belakang, menciumi pundaknya, sambil menekukkan kedua lututku sehingga tinggiku bisa agak sedikit sejajar dengan tinggi tubuhnya. Lalu kumasukkan kontolku ke himpitan selangkangannya, memaju mundurkan pantatku, menggesek-gesekkan kepala kontolku di bibir memeknya. Kedua tanganku meremas kedua toket besarnya, dan memilin kedua pentilnya. Desahan-desahan kecil kami berdua memenuhi kamar mandiku pada malam itu.
Setelah selama kurang lebih setengah jam kami bergumul dan saling memberikan rangsangan, akupun mematikan shower kamar mandi dan mulai mengeringkan tubuh Nani dengan handuknya, Nanipun melakukan hal yang sama terhadapku, kami melakukan semua kegiatan dengan selingan canda, godaan nakal, remasan-remasan pada anggota tubuh dan ciuman mesra. Kami berdua sungguh menikmati setiap momen yang kami lewati, seperti dua insan yang benar-benar sedang dimabuk cinta (dimabuk cinta ato dimabuk sex? Hehe..).
"Kita pake baju dulu yuk.." kataku pada Nani setelah keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalutkan handuk.
"Iya bapak sayaaaang.." kata Nani pelan sambil mencium bibirku dan segera masuk kedalam kamarnya dan menutupnya.
'Kenapa harus ditutup..? tapi sudahlah..biar saja..' pikirku.
Akupun juga langsung masuk dalam kamarku, memakai celana pendek boxer tanpa cd dan memakai kimonoku. Setelah itu aku keluar kamar dan duduk di sofa TV, dimana kami mereguk kenikmatan sebelumnya.
Sambil menunggu Nani keluar dari kamarnya, aku menyulut rokokku, dan mengambil sahabat terbaikku, Mr. Jack Daniels, lalu meminumnya.
Tak berapa lama menunggu, Nani keluar dari kamarnya dengan menggunakan kemeja tipis lengan pendek berwana kuning. Kemeja itu tampak kebesaran di tubuh Nani, tapi justru itu yang membuatku tertegun melihatnya, karena Nani tidak menggunakan apapun dibagian bawahnya, kemejanya menutupi bagian tubuh Nani sampai setengah paha putihnya. Sungguh sexy sekali, rambutnya yang masih agak basah dibiarkan tergerai, kemeja tipisnya memberikan gambaran jelas bahwa Nani hanya menggunakan cd berwarna gelap, dan tidak memakai BH untuk menutupi kedua toket besarnya, sehingga kedua pentilnya tampak jelas mengecap di kemeja tipis tersebut.
Nani tersenyum genit padaku saat berjalan menghampiriku, dan kemudian duduk di sebelah kananku dan langsung bergelayut manja dalam pelukan tangan kananku.
"Kamu sexy banget sih Nan.." kataku menggodanya sambil tangan kananku meremas lembut toketnya yang sebelah kanan.
"Hhhh...bapak jugaahh.." jawabnya sambil tangan kanannya meremas pelan batang kontolku dalam boxer.
"Pake baju kaya gini..bikin nani panas dingin aja.." katanya manja.
"Emang kamu dispenser..bisa panas dingin.." kataku, disambut ketawa renyahnya.
Kamipun saling bergurau, sambil sesekali berciuman, saling meremas satu sama lain. Aku begitu terhanyut dengan suasana ini, sampai tidak merasakan lapar sedikitpun di perutku, mengingat waktu sudah pukul 9 malam.
"Kamu laper nan..?" tanyaku.
"Engga pak..bapak laper..? mau nani siapin makan..?" jawabnya bertubi.
"Engga Nan..bapak makan kamu aja deh..hehe.." jawabku sambil mencium keningnya.
"Hihi..emang Nani kue...?" jawabnya sambil mencubit pahaku pelan.
"Kita nonton film yuk nan..?" ajakku.
"Film apa pak..?" tanya Nani.
"Film bokep..hehe.." jawabku sambil mencoba mengangkat badanku dari sofa.
"Iiihh..bapaaaak..." katanya sambil memukul lenganku pelan dan tersenyum genit padaku, tapi Nani tetap melepaskan rangkulanku dan membiarkanku beranjak dari sofa.
"Bentar ya..bapak ambil filmya dulu.." kataku ambil berjalan ke kamarku.
Kuambil DVD film bokep di lemari kamarku yang berjudul "Tonight's Girl Friend", salah satu film bokep favoritku. Semua adegan sex nya sangat dahsyat menurutku (silahkan pembaca cari filmnya). Dan juga, aku memilih film ini agar bisa mempengaruhi Nani untuk bisa menjadi My tonight's girl friend yg baik malam ini (modus detected.hehe..).
Setelah mengambil DVD tersebut, aku memutarnya pada DVD Player yang ada dibawah TV, dan mematikan lampu, sehingga suasana ruang keluargaku menjadi remang-remang. Nani menunggu dengan antusias, dan aku kembali menuju ke sofa bersamanya, lalu merangkulnya kembali.
Pandangan kami berdua tertuju ke layar kaca, dan tak berapa lama film pun dimulai.
Adegan percintaan pertama membuat Nani salah tingkah, banyak pertanyaan yang muncul dari bibir sexy nya.
"itu apa pak..?", "kok bisa begitu ya pak..?", "emang enak ya pak kalo gitu..?", "bapak pernah begitu..?".
Aku menjawab semua pertanyaannya dengan santai sambil sesekali mencium bibirnya, lehernya, pipinya, memberikan bisikan ditelinganya, dan Nanipun membalas dengan cubitan-cubitan manja serta senyum-senyum genitnya.
Adegan percintaan kedua, Nani mulai serius memperhatikan setiap gerakan dan detail para bintang bokep itu beraksi. Nafasnya sudah mulai memburu, meresapi setiap adegan yang tersaji dilayar kaca. Terkadang tangannya secara tidak sadar meremas pahaku, terkadang melihatku sayu sambil tersenyum malu padaku.
Aku tidak mau segera memulai pergumulan kami, aku ingin Nani menghabiskan seluruh adegan percintaan yang ada di film itu.
Setelah adegan kedua selesai, aku berniat membuat sofaku menjadi panjang, untuk bisa ditiduri.
"Berdiri sebentar nan.." kataku sambil melepaskan rangkulanku ditubuhnya.
"Biar bapak buka dulu sofanya..biar enak nontonnya.." kataku lagi.
Nani tidak menjawab tapi langsung beranjak dari sofa.
Aku segera menyetel sofaku menjadi tempat tidur. Setelah sofa tergelar, aku menarik tangan Nani, mengajaknya untuk duduk bersamaku. Kusandarkan punggungku di sandaran sofa dan mengangkangkan kedua kakiku lalu menarik Nani untuk duduk didepanku.
"Sini nan.." kataku.
Nanipun duduk membelakangiku, punggungnya menempel didadaku, pinggulnya menghimpit selangkanganku dan menekan kontolku yang berdiri tegak dibalik boxer.
"Hhmmmmhhh...paakhh...dedeknya udah keras banget nihh.." godanya manja padaku sambil mendorongkan pinggulnya kebelakang menekan kontolku.
"Iya..biar aja nan..biar panas dulu.." balasku sambil menciumi lehernya dan tanganku meremas kedua toket besarnya yang masih tertutup kemeja itu.
"Hhhh....paakkhh..." desahnya lagi sambil matanya menutup dan mendongakkan kepalanya keatas memberikan keleluasaan bagi bibirku untuk menyapu semua bagian lehernya.
Kedua tangannya memegangi kedua tanganku yang sedang meremas kedua toketnya, kedua kakinya maju mundur bergantian saling menggesek satu sama lain. Nani sudah horny berat.
"Nani sayanghh..kita lanjut nontonnya yukk..?" kataku sambil melepaskan ciumanku dilehernya dan mengendurkan remasan tanganku di toketnya.
"Ihhh..bapaaakkhh..." katanya manja, Nani protes akibat aku menghentikan gerakanku.
Aku ingin Nani menyelesaikan semua adegan percintaan dalam film itu. Masih ada dua adegan percintaan lagi yang harus dipelajari oleh Nani.
Beberapa saat kemudian adegan ketiga dimulai, Nani memperhatikannya dengan serius, seiring dengusan nafsu para bintang bokep yang sedang beraksi, kurasakan nafas Nani kembali memburu, duduknya mulai tidak tenang, sehingga pinggulnya semakin menggesek-gesek kontolku.
Aku yang tadinya berencana menghabiskan semua adegan film itu, akhirnya menyerah dengan situasi. Deru nafas Nani dan gerakan tubuh sexy nya yang berada dalam pelukanku, ditambah lagi tontonan di layar kaca yang begitu menghanyutkan, membuatku tak bisa mengontrol nafsuku.
'What the hell lah...sekarang aja..' dalam hatiku.
Mulai kubuka kancing kemejanya satu persatu, sambil kuciumi telinga Nani.
"Bagus filmnya sayangh...?" bisikku.
"He eh....iya paakkhh..." jawabnya sambil menolehkan kepalanya padaku dan kamipun berciuman.
'Mmmmhhhhh...mmmhhhh...mmmmmm....'
Tangan kiriku meremas toketnya yang sebelah kiri, dan tangan kananku kuarahkan ke memeknya yang masih tertutup cd nya yang telah sangat basah. Tangan kananku masuk kedalam cd nya, memainkan bibir memeknya dan memasukkan jari tengahku kedalam lobang memeknya, lalu mulai mengocoknya pelan.
Kulepas ciuman kami lalu kupandang matanya yang terbuka layu, sambil tanganku terus mengocok memek Nani.
"Enak sayangh..?" bisikku.
"Hhh...hhh...aahhh....hhhmmmhhh...." Nani hanya mendesah sambil melihatku sayu, menikmati kocokan tanganku di memeknya.
Semakin lama kocokan tanganku semakin dalam dan cepat.
"Aahhh..hhhh..hhh..paakkhh...aaahhh.." desahnya.
Kedua tangannya mencengkram pahaku, matanya menutup, kepalanya menoleh kekanan dan kiri, Nani betul-betul menikmati kocokanku, kurasakan badan Nani semakin menegang, cengkraman tangannya dipahaku kurasakan semakin erat.
"Paaaaakkkhhhhh....!" Desahnya tertahan. Akhirnya Nanipun mengejang.
"Hhhgggg.....hhgggg...hhhh....!hhhggg....!" Nani mendesah tertahan berkali-kali.
Akhirnya Nani mengeluarkan carian kenikmatan yang sedari tadi ditahannya.
"Hhhhhh....mmmmhhhhh.......paaakkhhhh....aahhh..." bisiknya lemas dan mengendurkan cengkraman tangannya.
"Enak sayang...?" tanyaku padanya sambil mengusap-usap memeknya yang terasa basah sekali.
"Aahhh..bapak nakal bangethhhhh..." jawabnya lirih.
Tanganku terus mengusap-usap dan menekan-nekan memeknya yang sudah terasa sangat basah.
"Aaaahhh...geli paaakk..." katanya lagi.
"Apanya yang geli nan...?" godaku.
"Ini..." sambil tangannya memegang tanganku.
"Apa namanya ini...?" tanyaku lagi memancingnya.
"Hhhhh...bapakkhh..." desahnya.
"Apa namanya...?" tanyaku sedikit memaksa, karena aku tau Nani masih malu untuk berkata jorok.
"Hhhh...memek pakk...." Jawabnya sambil pandangannya menoleh ke mataku sayu.
Pandangan sayu kami saling beradu sambil tanganku tetap mengusap-usap memeknya.
"Memek siapa ini..?" tanyaku lagi.
"Aahhh..memek nani paakkhh..aahhh..." jawabnya lemas.
"Mau ngga dimasukin kontolnya bapak sayangh..?"godaku lagi.
"Hhhh...paakk...mau paakhhh..." jawabnya.
"Ngomong dong kalo gitu nani sayangghh..." kataku.
"Bapak sayaaaanghh..nani pengen memek nani dimasukin kontol bapakhhh...aahhhhh..." jawabnya.
"Iya sayaaaangghhh...hhh...isep dulu kontol bapak tapi ya nanhh.." kataku sambil mendorong tubuhnya dan melepaskan kemejanya yang masih menempel di badannya.
Nani yang tinggal menggunakan cd, membungkuk didepan kontolku, menyibakkan kimonoku dan menarik boxerku turun, melepaskan kontolku yang sudah dari tadi tegang tak karuan. Nani meloloskan boxerku dari kakiku, dan tangan kanannya langsung meraih batang kontolku, lalu langsung memasukkan kepala kontolku ke mulutnya.
"Hhhmmmmmmhhhh....." gumamnya, sambil langsung menaik turunkan kepalanya pelan.
"Aaahhh..enak banget sayangghh..." desahku keenakan merasakan kuluman mulut Nani di kontolku.
Nani mempraktekkan apa yang dilihatnya di film tadi, Nani melepaskan kulumannya di kontolku, meludah lembut di kepala kontolku, meratakan ludahnya dengan tangannya dan mengocoknya lembut. Tangan kanannya mengocok dengan sedikit memutar di batang kontolku yang sudah licin oleh ludahnya, sedangkan tangan kirinya meremas-remas telorku.
"Aaaaahhhh...iya nannhhh...gitu...enak bangeeethhh" desahku keenakan.
Nani menjadi My best tonight's girl friend malam ini. Kocokannya terkadang pelan, terkadang kencang. Lalu kembali lagi dia mengulum batang kontolku, sampai sesekali melakukan deepthroat.
"Aaaahhhh...sssshiiiiiitttttt..." gumamku merasakan sensasi deepthroat nya.
Matanya sesekali menatapku layu, melihatku menikmati setiap perlakuannya di kontolku.
"Aaahhh..enak banget sayaaaanghh.." kataku.
"Pindah ke kamar yuk nanh..." kataku sambil memegang kedua lengannya.
Nani menghentikan aktivitasnya dikontolku.
"Gendong nani lagi dong paakkhh..." katanya manja.
Akupun langsung melepas kimonoku, berlutut dan mengambil posisi membopongnya.
Sekali angkat, badan Nani sudah berada di kedua tanganku, lalu aku melangkah menuju kamarku.
Kurebahkan badan Nani di kasurku sesampainya dikamar. Sengaja aku tidak mematikan lampu kamar, karena aku ingin menikmati semua kegiatan pergumulan terlarang kami ini. Mataku ingin menikmati setiap lekuk tubuh Nani yang sexy itu.
Tanpa menutup pintu kamar, aku langsung melepaskan cd Nani yang masih menutupi memeknya dan berdiri dipinggir kasur.
Tanpa perintah, Nani langsung membungkuk didepan kontolku dan langsung meraih kontolku kembali. Nani langsung menggenggam kontolku dengan tangan kanannya, dan langsung menjilati kepala kontolku, sambil langsung mengulumnya.
"Aaaaahhhhhhh........" desahku pelan.
Nani sudah paham dengan keinginanku.
'mmmmm....mmmmmhh....ssllrrppmhhh.....mmmmmmhhhh...' gumam Nani pelan sambil kepalanya maju mundur mengulum kontolku.
Tangan kirinya diarahkannya ke telorku dan mulai mengelus-elusnya.
"Aaahhhhhhh...shhiiitttt...enak banget naaanhhh..." gumamku.
Tanganku mulai menggerayangi kedua toketnya, memilin-milin putingnya yang sudah mengeras, dan meremas-remas lembut toketnya.
Kadang tanganku memegang rambutnya, memberikan sedikit perintah melalui tarikan tanganku di rambutnya untuk bergerak agak sedikit lebih cepat dan lebih dalam memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Kadang kudorong pelan agar kontolku masuk lebih dalam lagi.
Sesekali Nani melepaskan kontolku dari mulutnya, dan mengocok kontolku pelan dengan tangannya. Air liur Nani yang sudah membasahi seluruh kontolku, membuat licin setiap kocokannya, sehingga memberikan sensasi yang luar biasa. Kembali lagi mulutnya mengulum kontolku dengan penuh nafsu setelah puas mengocoknya.
'Mmmmmm...mmmmmmhhh...ssllrrppmmmhhh....' gumamnya.
Kemudian Nani bergerak memposisikan toketnya di kontolku, meraih kontolku dan menjepit kontolku dengan kedua toketnya, kedua tanganya menekan kedua toket besarnya dari samping, sehingga kontolku terhimpit dalam belahan toketnya.
'Ssshhiiiiittt...nani jadi binal sekali..' dalam hatiku.
Nani mempraktekkan apa yang dilihatnya pada film tadi. Akupun langsung memegangi kedua bahunya dan mulai memaju mundurkan kontolku dalam jepitan toket besarnya.
Tits Fuck, begitulah gaya sex ini disebut. Nani sesekali meludah pelan di kepala kontolku, sehingga membuat kontolku licin mengentot kedua toketnya.
"Aaaaahhhh...manteb banget sih toketmu naanhhh..." desahku padanya.
Sepuluh menit lamanya kontolku maju mundur di belahan toket Nani, kemudian aku melepaskannya.
"Sini nanh..." kataku padanya sambil merebahkan diriku di kasur, kutarik tangan Nani.
"Isep lagi kontol bapak..dari atas sini.." sambil mengarahkannya naik diatas badanku, dan kemudian menarik pinggulnya ke arah mukaku.
"Sini..memek kamu biar bapak jilatin..." kataku lagi.
Nani langsung mengerti dengan perintahku dan segera melangkahkan kakinya di atas dadaku, mukanya diarahkan ke kontolku, dan memeknya diarahkan ke mukaku.
"Hhhhhmmmmhhhh..." gumamku ketika mulutku menyerbu bibir memeknya.
Kami melakukan gaya 69 kali ini.
Dengan penuh nafsu kami saling memberikan kepuasan, Nani mengulum dan mengocok kontolku, akupun melakukan hal yang sama pada memeknya. Kulumat memeknya dengan bibirku dan sesekali kukocok memeknya dengan jariku. Lidahku menggeliat didalam lobang memeknya dan kedua tanganku memeluk pinggulnya.
"Paaaaaaaakkk...aaahhh....." desah Nani sambil melepaskan mulutnya dari kontolku.
Aku tau Nani akan ejakulasi lagi, kutekan kuat-kuat pinggul Nani, kuhisap kuat memeknya sambil lidahku terus bermain dalam rongga memeknya. Dan akhirnya kurasakan badan Nani mengejang.
Kutekan erat-erat pinggul Nani sehingga memeknya menekan bibirku, lalu kusedot memeknya dalam-dalam.
"hhhhgggghhhhh...!hhhggg...!hhhggg...!" desahnya sambil tangannya meremas batang kontolku kuat.
Nani kembali lagi mengeluarkan cairan kenikmatannya, kuhisap carian itu, dan kutelan sampai habis, kujilati lagi memeknya, seakan tak mau menyisakan sedikitpun. Kurasakan remasan tangan Nani di batang kontolku mulai meregang, badannya melemas.
Kemudian aku mendorong pelan badan Nani untuk beranjak dari atas tubuhku.
"Awas dulu bentar nanhh.." kataku padanya.
Nanipun beranjak dari atas tubuhku dan merebahkan dirinya di kasur.
Aku lalu turun dari kasur dan menuju ke lemari untuk mengambil kondomku, dan memasangkannya dikontolku. Nani melihatku dengan teliti, melihat bagaimana caraku memasangnya.
Setelah kondomku terpasang, aku menuju kearahnya dan berdiri disamping kasur, kutarik tangannya, dan dengan perlahan kutarik tubuh Nani merapat ke tubuhku. Nani berlutut dipinggir kasur dan tubuh kami menempel. Nani memelukku dan akupun memeluknya, kemudian kami berciuman kembali.
'Mmmmmmmhhhhh....mmmmmmmhhhhhh...mmmmmmmmmhhhh....' gumam kami berdua.
Kontolku terhimpit diantara perut Nani dan perutku, kedua toket besarnya menekan dadaku.
Kami berciuman dengan penuh hasrat. Sambil kuremas kedua bongkahan pantatnya dengan penuh nafsu. Kedua tangan Nani melingkari leherku dan tangannya memegang kepalaku.
"Balik nanh.." bisikku setelah menyudahi ciumanku di bibirnya.
Nani membalikkan badannya dengan tetap berlutut, kemudian aku merapatkan tubuhku ke tubuhnya, dan langsung meremas kedua toket besarnya dengan kedua tanganku, sambil kuciumi leher sebelah kanannya. Nani menengadah agak kekiri dan menikmati sapuan bibir dan lidahku di lehernya, sehingga dengan leluasa bisa kujilati leher dan telinganya. Tangan Nani yang sebelah kanan memegangi dan mengusap kepalaku. Kumainkan kedua pentil Nani, kupilin dan kuputar-putar lembut sambil kuremas-remas lembut toketnya.
"hhhhmmmhhhhhhh... aaahhhhh......" desahnya berbisik.
Ciumanku mengarah lagi ke telinganya.
"Nungging sayanghhh...." bisikku padanya.
Nani menungging dengan pelan. Memeknya terlihat jelas, sudah basah dan merekah. Kutekan pinggangnya agar posisi memeknya sejajar dengan kontolku.
"Turun dikit..." bisikku lagi.
Nanipun menurutiku, diturunkan lagi pantatnya sehingga posisi memek Nani sejajar dengan kontolku.
Kuusap-usap memek Nani dengan tangan kananku, dari bawah keatas, kurasakan memeknya sudah sangat basah.
Kemudian kupegang batang kontolku dan kuarahkan ke memek Nani dan kudorong pelan kontolku.
Sleeeeeeeeeeeppppp...
Amblas semua batang kontolku kedalam memek Nani.
"Hhhhggggghhhhh........." desah Nani pelan.
"Shhhhhhhhhh......" akupun juga mendesah pelan.
Kemudian aku memegang pinggul Nani, dan mulai menggenjotnya dari belakang.
Sleeeeppp..sleeeeeppp...sleeeeeeppp...
"Aaahhhh...enak bangeth nannhhhh.... shiiitttt....." desahku.
"Aaaaahhhh...bapaaaakhhhh...aakhhhh...hhhmmhh.." Nani membalas desahanku.
Genjotanku semakin lama semakin cepat.
Sleeppp.. sleeepp.. sleeepp..
Aku membungkukan badanku, meraih kedua toketnya, sambil menciumi punggungnya dan terus menggenjotnya.
"Enak bangeth memekmu naanhh...aaahhh..." Bisikku sambil menciumi dan menjilati punggungnya.
Sleeppp.. sleeepp.. sleeepp...
"Enak ngga sayanghh...?" bisikku lagi ketika sapuan bibirku sampai di telinga sebelah kanannya.
"Hhh..iya paakkkhh...aahhh..enak bangethhh..." jawabnya.
"Ngomong dong sayanghh...hhhhhh...ngomong kalo enak rasanya bapak entotin..." kataku padanya sambil terus menggenjotnya.
"aahhh...bapak sayaangghh...iyahhh..hhh...enak banget dientotin bapakhh...aaaahhh...entotin nani terus paaakkhhh..aaahhh" racaunya keenakan.
Nani sudah mau bericara jorok, hal ini sangat membuatku bernafsu sekali. Kutegakkan lagi badanku, dan semakin kupercepat kentotanku.
Sleeep..sleeepp..slepp..!
Diikuti dengan hujaman-hujaman yang cukup keras dan dalam.
"Aakhhh...aaakkhhh..aaakhhhh....hhhhgghh...hhgggghhh..." desah Nani tertahan.
Sleeep..sleeepp..sleepp..slepp..!
Sekitar 15 menit Nani kukentot dengan gaya doggiestyle ini. Kemudian aku mencabut kontolku dan duduk di pinggiran kasur, kemudian kutarik tangan Nani.
"Sini nanh..turun.." kataku, sambil menyuruhnya turun dari kasur, dan Nanipun turun dari kasur.
"Balikin badanmu.." aku mengarahkan Nani untuk membelakangiku kembali.
Nani membalikkan badannya didepanku. Kubuka selangkanganku dan Nani tepat berada didepan selangkanganku. Tangan kananku memegangi kontolku dan tangan kiriku menarik pinggul Nani untuk turun.
"Masukin sayangghhh..." kataku lirih.
Nanipun langsung mengerti maksudku. Nani menurunkan pinggulnya sehingga memeknya menempel lagi dikepala kontolku, lalu menekannya.
Sleeeeeeeeeeeppppppp....
Masuk lagi kontolku kedalam memek Nani.
"Aaaaaahhhhhhh......enak sayanghhh...memekmu enak bangeetthh.." desahku.
"Iya bapak sayanghh...aahhh...kontol bapak juga enak bangeetthhh..gede bangethh..memek nani rasanya penuh sayanghh..." racaunya.
Kontolku terasa semakin terjepit, karena kedua kaki Nani merapat. Kedua tangannya kuarahkan untuk bertopang dipahaku, tanganku memegang pinggul Nani.
"Genjot sayangghh..." erangku pelan.
Nanipun melakukan gerakan naik turun di selangkanganku.
Sleeeeeepppp...sleeeeeeeppp...sleeeeeeppp..
"Hhhhmmmmmhhhhh....hhhhhhhhh.....hhhhhhhh....." desah Nani berbisik.
"Puter nannhhhh....hhh...sshiiittt..." desahku.
Nanipun memutar pinggulnya, kontolku serasa diuleg oleh dinding-dinding memekya yang lembut dan ketat.
"Hhhhhhhhhh...yyeaahhh nanhhh.." ujarku lagi.
Akupun meraih bantal dan merebahkan badanku dikasur, kepalaku kuletakkan dibantal yang kuatur agak tinggi, sambil menikmati goyangan Nani di kontolku. Tubuhnya hanya bertumpu pada kedua tangannya yang bertumpu di pahaku.
Dari belakang, kulihat Nani sangat menikmatinya. Setelah memutarkan pinggulnya, kembali lagi dia membuat gerakan naik turun di kontolku. Kepalanya kadang berputar, kadang menengadah, kadang menunduk. Sesekali dia memaju mundurkan pantatnya pada saat kontolku berada dalam memeknya. Nani mencari puncak kenikmatannya kembali.
Kurapatkan tubuhku ke tubuh Nani, dan memeluknya dari belakang. Kuremasi kedua toketnya, kupilin pentilnya lagi, sambil kuciumi punggungnya. Posisi man chair ini sangat membuat kontolku terasa linu, namun memberikan sensasi kenikmatan yang sungguh tiada taranya.
Pada saat aku menciumi punggung, pundak serta lehernya, aku merasakan cengkraman tangan Nani dipahaku mulai mengencang.
'Nani mau keluar lagi......dahsyat banget sih kamu nan..' pikirku.
Kepalanya menoleh kekanan sambil pinggulnya berputar.
"Paaakkhhhhhhh.......ooooohhhhh...hhhmmhhhhhh..." desahnya.
Sebelum Nani mengeluarkan cairan kenikmatannya, kutarik badan Nani merebah ke kasur, dan kumiringkan badan kami berdua ke arah kiri, tanpa mencabut kontolku yang masih berada dalam memeknya.
Aku merasakan kontolku lebih terjepit lagi dengan posisi spoonstyle ini. Kuatur tangan kiriku melingkar melewati bawah lehernya dan menggapai toket sebelah kirinya. Tangan kananku mengarahkan tangan kanan Nani untuk memegang kepalaku, mulutku berada tepat di telinga kanannya, sehingga ketiaknya mulusnya terbuka. Kuelus ketiaknya sebentar dan kemudian tangan kananku meremas toket kanannya, lalu aku mulai menggenjotnya.
Sleeeppppp...sleeepp...sleeeeeepppp...
Semakin lama semakin cepat genjotanku.
'Plek..!plek..!plek..!' suara selangkanganku menabrak keras bongkahan pantat Nani berkali-kali.
"Enak banget ngentotin kamu naaahhh...aahh..hhh.." desahku ditelinganya.
"Iya paaakkhh...aaahhh..."
"bapaaakkhhh...hhhh...nani maauuhhh..aaahhh..." desahnya tak karuan.
Badan Nani kembali menegang, tangannya mencengkram erat kepalaku, matanya tertutup menikmati setiap genjotanku.
"Ayo nannhhh...keluarin ajaaaahhh...hhh..hhh..." kataku padanya.
"Iyah pakkk..ooohhhh...." desahnya kemudian badan Nani mengejang, memundurkan pantatnya ke selangkanganku seakan minta kontolku dimasukkan ke dalam memeknya dalam-dalam.
Sleeeeeepppp....!
Kutekan kontolku dalam-dalam di memeknya, kemudian tubuhnya mengejang berulang-ulang.
"Hhhhgggghhhh...hhhgggg....hhhhgggghhh...gggghhhh..hhgggghh..!" Nani orgasme untuk ketiga kalinya malam ini.
Badan Nani langsung terasa lemas dipelukanku.
Aku juga ingin segera merasakan kenikmatan itu.
Kulepaskan pelukanku dari tubuh Nani, kucabut kontolku yang masih berdiri tegak, dan kemudian aku menelentangkan tubuh Nani, dan memposisikan tubuhku diatasnya. Kubuka selangkangan Nani dan kuarahkan kepala kontolku ke bibir memek Nani kembali, dan kumasukkan lagi kontolku kedalam memek Nani.
Sleeeeeeepppp...
"Aaaaaaaahhhhhhhh......." Desah Nani berbisik.
Aku merebahkan badanku diatas Nani, merangkulnya dan mulai menggenjotnya. Kali ini langsung kugenjot dengan cepat, karena aku juga ingin segera mengeluarkan maniku.
Sleeep..sleeepp..sleepp..slepp..! pinggulku bergoyang dengan cepatnya.
"Aaahhh...aaahhhh...hhhhh...yeeeaaahh...enak sayanghhh...aaaaahhh...aaahhh..." gumamku ditelinganya.
"memekmu enak banget...naaannn...aahhh..." bisikku lagi.
Kuangkat sedikit badanku dan kuarahkan pandanganku ke wajahnya. Nani menatapku sayu sambil mulutnya sedikit terbuka. Toketnya bergoyang-goyang tak tentu arah karena genjotanku yang semakin cepat.
"Enak kontol bapak nanhh..? hhh..hhh..." kataku padanya.
"Iya bapak sayangghhh...aaahhh..hhhh..enak banget kontol bapakhh..aahhh...kentot nani terus paakk...aahhhh..." katanya padaku dengan wajah sayunya.
Aku melumat bibirnya dan kamipun berciuman dengan penuh nafsu, sambil terus menggenjotnya. Semakin lama semakin cepat genjotanku. Genjotan cepat ini kurasakan semakin nikmat, sehingga kurasakan kontolku sudah hampir muncrat. Tambah kupercepat kentotanku.
Sleeep..sleeepp..sleepp..slepp..! dan akhirnya kulepaskan ciumanku dari bibirnya dan kupeluk erat Nani.
"naaaaanhhhhhhh....gghhhhh.....!" desahku tertahan. Nani juga memelukku erat.
Sleeeeeeeppp....! Kutekan kontolku dalam-dalam di memek Nani.
"Aaaaakkkkhhhhh.....!" pekik Nani tertahan menerima hunjaman kontolku yang begitu dalam.
Akhirnya aku tak kuat menahan gejolak mani yang akan keluar dari kontolku.
Creett..creeettt...creeetttt..creeeetttt...! keluar semua maniku dalam memek Nani (untungnya aku memakai kondom, kalau tidak, bisa jadi doni junior..haha..).
"Aaaaaaaaaahhhhh...hhhhhhmmmhhhhhhh......" desahku ditelinganya sambil pelukanku ditubuh Nani semakin melemas.
"Bapaaaaaakkhhhhh....." desah Nani pelan ditelingaku.
'aaaaaahhh...sungguh luar biasa...nikmat sekali bercinta denganmu nan..' dalam hatiku.
Kemudian aku melepaskan kontolku dari memek Nani, dan merebahkan diriku disamping kanan Nani.
"Hhhhhhh......" desahku sambil mengatur deru nafasku yang masih memburu.
Nani langsung memelukku, kepalanya diletakannya di lengan kiriku.
"Paaakkhhhh....." bisiknya sambil menatapku sayu.
"Iya nanhh...?" jawabku.
"Nani sayang sama bapak..." katanya lagi.
"Iya nanhh...bapak juga sayang sama kamu..." jawabku sambil melihatnya.
Dan kamipun berciuman lagi.
Beberapa saat setelah berciuman, aku melepaskan kondomku yang penuh berisikan air maniku, lalu membuangnya ke lantai. Kemudian aku menarik selimut ke tubuh bugil kami.
Kami saling memandang layu dan tersenyum puas.
"Enak kan nan..?" tanyaku padanya sambil tersenyum kecil.
"Iiiihh..bapak..godain nani terus...hihihi..." katanya manja sambil mencubit putingku.
Senyum manisnya mendinginkan suasana panas birahi dari kami berdua. Obrolan ranjangpun tanpa terasa mengalir dari bibir kami berdua.
Rasa penasaranku tentang kesadaran Nani pada saat ku petting di sofa terjawab, setelah aku bertanya padanya. Nani menjawab dengan senyum genitnya, bahwa pada saat itu, dia hanya berpura-pura tidur. Nani juga mengakui, bahwa pada malam saat aku menelanjangi tubuhnya dikamarku dia merasa sangat menikmati semua perlakuanku, tapi Nani ragu untuk membuka matanya karena takut membangunkan Diana yang masih tidur dikasurnya. Pengakuan Nani lainnya juga membuatku kaget, bahwa dia memang sudah memendam perasaannya padaku sejak pertama bergabung dengan keluargaku, tapi dia tidak berani untuk menunjukkannya. Sampai Nani menyatakan bahwa dia rela kalau suatu saat aku mau mengambil keperawanannya.
Kekhawatiranku, tentang hubungan seksual kami berdua bisa diketahui oleh orang lain, apalagi oleh Istriku, juga dijawab olehnya. Nani mengatakan bahwa dia menyadari posisinya, dan tidak akan pernah mau mengganggu kehidupan rumah tanggaku dengan keluargaku. Bahkan Nani sempat mengingatkanku untuk kami selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, dan harus pintar mencari kesempatan untuk bisa melampiaskan hasrat nafsu kami berdua. Nani mengatakan bahwa dia sudah sangat merasa beruntung bisa mendapatkan rasa sayang dan cinta dariku, seseorang yang sangat dia idolakan, katanya (hellooww..? sangat beruntung? WTF? Bukannya gw yg beruntung..?haha..).
Sungguh malam itu perasaanku menjadi sangat lega dan senang. Kami mengobrol panjang lebar malam itu, melupakan segala kedudukan dan status yang melekat pada diri kami berdua. Ketawa-ketawa kecil dan canda jorok kami terngiang dikamar tidurku, membius kami berdua hingga terlelap.

Pagi harinya pukul 5 pagi kami berdua terbangun, dan kami melanjutkan aktivitas persetubuhan kami. Tempat tidurku sekali lagi menjadi saksi bisu perselingkuhanku dengan pembantuku Nani. Meskipun pergumulan kami pagi itu tidak sehebat malam harinya, dimana aku dan Nani sempat mereguk kenikmatan berkali-kali. Dikamar mandiku kami mengulanginya kembali, mereguk kenikmatan untuk kesekian kalinya dibawah siraman air hangat yang disemburkan oleh shower. Bahkan kami sempat bergumul kembali di dapur rumahku. Sebelum aku bersiap diri untuk berangkat ke kantorku. Desahan-desahan kenikmatan kami berdua menggaung hampir di seluruh penjuru rumahku pada pagi itu.
Waktu yang kuhabiskan bersama Nani dua hari itu, sungguh waktu-waktu yang sangat dahsyat dan menggelora. Sampai pada saatnya aku harus berangkat ke kantor, aku berpamitan pada Nani seperti aku berpamitan kepada istriku, bahkan aku rasa cara berpamitanku pada Nani lebih mesra daripada berpamitan dengan istriku, atau lebih tepatnya lebih mesum karena cara berpamitanku dengan Nani sambil berciuman bibir, tanganku meremas bongkahan pantatnya dan kemudian meremas kedua toket besarnya (hehehe…).

Selanjutnya, hari itu pak Ata, Diana dan Nani menjemput istriku di bandara, aku tidak bisa ikut menjemput istriku karena pekerjaanku di kantor.
Dengan berkumpulnya kembali keluargaku dirumah, aku sudah tidak bisa lagi sebebas hari sebelumnya menyetubuhi Nani, tapi aku dan Nani selalu mencari kesempatan untuk mereguk kenikmatan seks, meskipun itu didalam kesempitan.
Sesekali ketika kenekatan dan nafsuku memuncak, aku mendatangi kamar Nani dimalam hari pada saat istriku dan Diana sudah terlelap. Ternyata setiap malam Nani selalu menunggu kedatanganku, Nani selalu tidur hanya dengan menggunakan dasternya tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga memudahkanku untuk menyetubuhinnya apabila sewaktu-waktu aku mendatanginya. Ketika momen itu datang, Nani menyambutku dengan penuh kehangatan, dia mengatakan padaku kalau dia akan selalu menunggu kedatanganku dimalam hari ke kamarnya, dia mengatakan padaku kalau tubuhnya adalah milikku. Membuat nafsuku semakin memuncak, dan langsung menyerang tubuhnya bertubi-tubi dengan ciuman-ciuman dan jilatan-jilatanku. lalu selanjutnya kamipun mereguk kenikmatan seks, saling memberikan kepuasan satu sama lain dalam desahan yang tertahan. Dalam satu minggu aku pasti mendatangi kamarnya di malam hari minimal satu kali, bahkan bisa sampai 2 kali. Setiap hari aku selalu mencari kesempatan untuk menikmati tubuhnya, ketika aku di kantor, aku sering menelponnya, hanya untuk sekedar menanyakan hal tidak penting, dan jika aku mengetahui Nani sedang dirumah sendirian, aku meninggalkan pak ata di kantor dan memacu mobilku kerumah, menemui Nani dan kamipun saling melepaskan kerinduan kami, kerinduan untuk saling memuaskan nafsu kami. Tidak jarang aku mengeluarkan air maniku didalam memek Nani, hal itu aku lakukan ketika Nani sudah memasuki masa tidak suburnya. Selebihnya, aku mengecrotkan maniku di toketnya, diperutnya dan di wajahnya, kadang aku memintanya untuk mengulum kontolku ketika aku sudah hampir muncrat dan akhirnya aku mengecrotkan maniku didalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya. Sungguh binal hubunganku dengan pembantuku ini. Pernah beberapa kali, ketika aku mendapatkan tugas keluar kota, aku membawa istri dan anakku ikut, tidak lupa juga mengikut sertakan Nani untuk membantu istriku mengurus Diana. Di kota itu aku menyewa kamar hotel yang terhubung, aku satu kamar dengan istriku, dan Nani tidur dengan Diana di kamar sebelah. Tapi aku tau juga kebiasaan istriku, selalu mengajak Diana untuk mandi bersama-sama dengan istriku. Pada kesempatan itulah aku langsung masuk ke kamar sebelah lalu merengkuh Nani dan menciumi bibirnya, lehernya sambil tanganku melucuti bajunya, kemudian akupun menjilati tubuhnya. Nani agak ragu dan takut pada awalnya, tapi keraguan Nani segera berubah menjadi birahi setelah mendapatkan ciuman-ciuman dan jilatan lidahku di tubuhnya, lalu kemudian aku menyuruhnya untuk nungging dipinggir kasur dan selanjutnya aku mengentoti memeknya dengan gaya doggie, kemudian setelahnya aku membalik badannya dengan ganas dan kembali mengentotinya dengan cepat, Nani tampak sangat menikmati perlakuanku itu, dengan terburu-buru kami saling memuaskan satu sama lain, erangan kami tertahan sampai pada akhirnya aku mencabut kontolku, dan mengocoknya kasar di atas toket besarnya dan keluarlah maniku berceceran di kedua toketnya. Lalu setelahnya kami merapikan diri kami masing-masing dan berlaku wajar didepan istriku dan Diana.
Hal seperti itu selalu kami lakukan setiap ada kesempatan, istriku sama sekali tidak mencurigai hubungan perselingkuhan kami. Kami dapat menutupinya dengan sangat baik.
Aku tidak bisa menyebutkan, hal ini adalah suatu anugerah atau kutukan? Paling tidak itu adalah salah satu diantaranya. Yang jelas aku merasa hidupku sangat beruntung, seperti memiliki dua istri di dalam satu rumah. Puas rasanya bisa bervariasi dan berexplorasi sex terhadap dua tubuh wanita kapanpun aku mau, meskipun secara bergantian. Tetapi, seperti orang-orang tua bilang, sampai kapanpun, manusia tidak akan pernah merasa puas.


(THE END)


note: saya akan coba buat versi pov nya Nani dalam hubungan perselingkuhan ini, akan tetapi bila tampak kurang relistis wajar ya suhu-suhu sekalian, karena sekarang saya sudah tidak tau Nani berada dimana, sudah kawin apa belum, sudah punya anak apa belum, kalau sudah punya anak itu anaknya siapa juga tidak tau, jadi tidak bisa diambil kesaksiannya terkait hal itu. (hehehe..). Cerita diatas bisa agak sedikit realistis karena memang terjadi dalam kehidupan saya yang sebenarnya, hanya nama-nama tokohnya saya samarkan. Termasuk ada beberapa cerita perselingkuhan saya juga yang belum tertuang di dalam tulisan, nanti perlahan akan saya share bila sudah tertuang dalam tulisan.
Terimakasih atas perhatiannya suhu-suhu semproters sekalian…sampai ketemu di thread yang berbeda…salam semprot!
(donjuantriplex)
 
Kereeen ceritanya suhu, kenikmatan yg luar biasa.. ane jg jd penasaran pgn nyoba yg begituan..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd