Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Naga Merah

Bimabet
hemm misi sari baunya berhasil nih, menjadikan doni sadar akan kedudukannya, kayaknya clue ini bikin doni berjuanhmg sama naga, melawan natapraja, setelah tabir terkuak, ditunggu update selanjutnya om @attackersfreak pinter bikin pintu masuknya
yah walau keberadaan Doni macam benalu juga... yang :genit: ngisep Sari nya Naga nantinya​
 
kayaknya gak om @mtroyes sari naga punya jurus pembalik, kayaknya ada yg lebih dari sari kedepannya, siluman biasanya kawin sama siluman, darah siluman cenderung memilih setingkat atau dibawahnya, dipaksakan biasanya akan hancur, hehehe,
itu yang siluman,, tapi Doni adalah trah Condongcampur gitu lho... apalagi rasa sayangnya pada Sari yang tak boleh dipandang biasa. jadi,
Janganlah menjadi lengah karena ini bukan akibat jahatnya niat namun saat-saat kesempatan itu mendekat apa boleh buat mesti di sikaaatt!!
:p
Condongcampur lagi godain Sengkelat
 
Siap siap nih ss seru n sedikit paksa. Mgkn sari bakal mikir kalo secelup dua celup gpp lah.. Kan puasnya cuma sama naga. G taunya di kena disodomi diperawani bujurnya ma doni. Jd aja memek punya naga, sunhole milik doni hahahaha
 
Part 22
Kupercayakan Padamu


POV Sari

Setelah sekian lama aku menghindarinya, mungkin kali ini saat yang tepat bagiku menemui Doni.

Aku bukan tidak tahu saat kuliah dulu dia menyukaiku. Diam-diam menungguku ketika aku ada kelas. Ataupun sengaja nongkrong di kantin agar bisa makan bersamaku.

Awalnya aku sempat merasa nyaman dengan kehadiran dirinya. Tetapi bukan sampai menjadi cinta kepadanya karena dihatiku hanya ada Naga.

Namun semua itu berubah ketika insiden pemukulan Naga oleh Doni. Aku baru menyadari lelaki ini tidak cocok dijadikan teman dekat. Kasar, gegabah.

Meskipun sebenarnya aku merasa dia cowok baik yang salah didikan. Hingga akhirnya dia menjadi cowok berangasan yang mementingkan egonya.

Semoga nanti ketika bertemu dengannya aku bisa meyakinkan dirinya untuk bergabung dengan kami, atau bahkan mungkin bisa mengubah dirinya sedikit demi sedikit. Aku percaya sebenarnya dia layak mendapat kehidupan yang lebih baik.

Aku dan Lissa sudah memasuki sebuah rumah besar yang terlihat kurang terawat. Kurasa mungkin karena tidak ada sentuhan wanita di rumah ini.

Kuketuk pelan pintu besar rumah ini. Aku yakin Doni sudah tahu kalau aku akan kesini. Entah itu dari cctv yang terpasang di gerbang depan atau dari intuisinya.

Tak berapa lama, pintu mulai terbuka dan Doni telah berdiri di balik pintu menatapku dengan senyuman lebar.

"Hai, apa kabar Ras", ujarnya.

"Dan kamu...?".

"Lissa... ", jawab Lissa sambil mengulurkan tangan kepada Doni.

Kami lalu dipersilakan masuk ke rumah itu. Suasana di dalam rumah itu hampir sama seperti di luar. Muram, meski lebih bersih.

"Kamu gimana kabar?", ujarku berbasa-basi.

"Masih sama kayak dulu Ras. Gini-gini aja. Ga ada kemajuan", ujar Doni sambil nyengir

"Kaget juga gw sebenernya denger elo nikah ama Naga", ujarnya getir menatapku

""Jodoh ga ada yang tau Don, kamu donk harusnya nyusul kami, nyari pasangan, nikah, trus punya anak", jawabku

"Rencana emang ada Ras, cuman ya liat ntar, jodohnya siapa, gw rasa susah buat move on ke lain hati", ucap Doni.

Kami lalu terdiam. Suasana menjadi canggung. Namun untungnya Lissa tanggap menyadari hal ini.

"Don, kami kesini sebenarnya ada suatu urusan penting sama kamu", ujar Lissa

"Ok, i'm listening", Doni memandang Lissa sambil tersenyum

Sebenarnya apabila lebih banyak tersenyum Doni ini tipikal cowok yang charming. Sayangnya dia lebih banyak berkutat di dunia malam.

Dengan singkat Lissa kemudian menceritakan tentang penempaan ulang Kyai Condong Campur akibat ketidak seimbangan Kundalini milik Natapraja.

"Jadi pada intinya kalian ngajakin gw buat pindah ke tempat kalian, supaya gw ga terancam ama Natapraja, gitu kan?, ujar Doni

"Yap, gitu Don", jawab Lissa singkat.

"Ini sih demi kebaikan semua orang Don. Aku tau kamu bisa menjaga diri. Tetapi Natapraja sekarang berbeda dengan yang dulu Seandainya kamu kalah, kerugian do pihak kami juga luar biasa besar", aku mencoba membujuk Doni.

Doni menghela nafas panjang lalu menghempaskan punggungnya di sofa ruang tamu ini.

"Gw ngerti kok tujuan kalian. Gw cuma khawatir beberapa orang di kelompok kalian bakal susah buat nerima gw, terutama Panji", jawab Doni

"Panji udah cerita semuanya Don, dan kurasa dia bakal bisa nerima kamu", aku tersenyum menatap Doni.

Lama Doni memandang wajahku, lalu diraihnya tanganku dan dikecupnya perlahan. Nampak Lissa agak kaget, tetapi melihat reaksiku yang membiarkan Doni, Lissa akhirnya kembali menyandarkan punggungnya.

"Elo tau kan Ras, ga ada cewek yang bisa naklukin hati gw selain elo. Dan gw bakal ngelakuin apapun yang elo mau, termasuk hal ini", ucapnya.

Aku menarik tanganku dan tersenyum padanya.

"Mungkin kamu hanya perlu membuka hatimu buat wanita yang lain Don. Ga susah buat cowok seganteng kamu ngedapetin cewek yang elo mau", ujarku

Nampak Doni tersenyum bangga. Aku merasa lega karena Doni nampaknya tidak sulit untuk diyakinkan.


Namun belum sempat kami melanjutkan pembicaraan, tiba-tiba pintu depan rumah terbelah dan sesosok tubuh berbaju lambang kelelawar putih terlempar masuk dengan kondisi mengenaskan.

"Nampaknya Naga sudah selangkah di depanku", sesosok tubuh masuk ke dalam rumah sambil tertawa.

"Natapraja", desis Lissa yang kemudian langsung meloncat berdiri memasang kuda-kuda.

Doni menarik lenganku lalu memposisikan tubuhnya menutupi diriku

"Gede juga nyali lo berani datang sendiri kesini", bentak Doni.

"Apa yang kutakutkan dari seorang bocah seperti kamu", Natapraja menyeringai seram

"Dan kamu salah kalau bilang aku sendirian", lanjut Natapraja.

Dari belakang Natapraja berkesiuran beberapa sosok tubuh yang langsung memasang kuda-kuda siap bertempur dengan kami.

"Raja-raja siluman tengik rupanya sudah berkumpul disini", ujar Doni

Dari belakang rumah Doni aku merasakan beberapa sosok tubuh yang kuyakini sebagai pengawal Doni karena menggunakan baju berlambang kelelawar putih meloncat maju. Dan kulihat salah satu dari mereka adalah Herman, pemimpin siluman kelelawar.

Namun kali ini perasaanku mengatakan sesuatu yang tidak beres Herman tiba-tiba berbalik arah dan menghadapi Doni

"Sorry Don, persekutuan kita udah abis. Gw nyari yang lebih menguntungkan daripada bergabung sama Raja Naga", Herman terkekeh.

"Dan bentar lagi mungkin elo bakal ngerasain sedikit nyut-nyutan, karena kopi yang elo minum tadi udah gw bubuhin racun pelemah syaraf".

Doni melengak kaget. Mata Doni menatap nyalang. Mata yang sama yang kudapati ketika Doni memukul Naga di mall dulu.

"Jadi kalian ga takut sama bocah kayak gw, tapi datang keroyokan kayak gini", ejek Doni

Nampak Doni kemudian memasang kuda-kuda. Namun belum saja melakukan serangan Doni nampak limbung.

Aku memeluk Doni dari belakang. Nampak tatapan matanya kosong meski masih kurasakan usahanya menggerakkan otot-otot di tubuhnya

Tak ada cara lain, meski harus mengorbankan nyawa aku tidak mau Doni sampai jatuh ke tangan Natapraja.

Kurobek rok panjangku hingga selutut. Aku dan Lissa kini berdiri berdekatan sambil bersiap untuk mempertahankan diri.

Natapraja tersenyum mengejek

"Serang kedua wanita itu. Tetapi biarkan yang satu ini hidup, sementara ratu ular terserah mau kalian apakan. Aku akan menikmati pertempuran ini", Natapraja mengambil tempat duduk sambil tertawa

Ada tiga orang yang meloncat maju termasuk Herman menghadapi kami. Aku sebenarnya merasa gentar karena belum pernah sekalipun dalam hidupku bertarung seperti ini. Dan aku yakin Lissa pun dalam keadaan yang sama karena belum lama juga dia membangkitkan Kekuatannya.

Namun bagi kami lebih penting untuk bertahan dan melaksanakan misi yang diberikan oleh lelaki tercinta kami sebaik mungkin.

Herman maju melancarkan serangan ke arahku, uluran tangannya hampir saja menjangkau pinggangku, dengan cepat aku menghindar sambil kusapukan pukulan ke dada Herman.

Dengan mudah Herman menghindari pukulanku lalu menepis lenganku hingga aku terdorong ke belakang.

Dengan secepat kilat kudorongkan kakiku hingga menjangkau dinding belakangku lalu kujejakkan sebagai tumpuan hingga tubuhku terlontar ke depan.

Sebuah tendangan kuarahkan ke kepala Herman. Namun Herman rupanya tak mengelak. Dengan kedua lengannya ia memapag seranganku dengan mudah. Nampak Herman terjajar sedikit ke belakang.

Seringai Herman nampak seram setelah menerima seranganku tadi. Tapi aku tak mau menunggu lama. Kembali kulakukan tendangan yang kuarahkan ke kepala Herman lagi.

Namun rupanya Herman bisa membaca seranganku hingga akhirnya dia bisa menangkap kaki kananku.

"Hahaha, sayang sekali Naga mengirim wanita secantik ini untuk diumpankan kepada kita", ujar Herman sambil menatap Natapraja

Posisiku masih dengan kaki yang terbuka lebar karena salah satu kakiku ditahan oleh Herman.

Aku mencoba menarik kakiku, namun Herman hanya tertawa tak bergeming.

Aku melihat Lissa untuk meminta pertolongan. Tetapi kurasa Lissa juga sangat kewalahan menghadapi kedua lawannya.

Herman lalu merunduk sambil tetap memegang kakiku diatas pundaknya.

"Brettt...", Herman menyobek celana dalamku dengan paksa.

"Natapraja, kuakui matamu sangat tajam, bisa tahu cewek mana yang berkualitas", tawa Herman

Aku berusaha mengatupkan kakiku. Tetapi tetap saja tenagaku kalah dengan Herman.

Aku lalu memutar tubuhku dan melakukan tendangan dengan kakiku yang satu lagi.

"Clepp..", rupanya kali ini Natapraja dengan cepat telah berdiri dan memegang kakiku yang satu. Tentu saja tanpa pijakan tubuhku melayang jatuh. Kepalaku terbentur ke lantai dan gelap kurasakan menyelimutiku.

***

POV Doni

Sialan, Herman rupanya mengkhianati gw. Sekarang gw cuman bisa terkapar di sofa sementara Laras dan Lissa bertarung mati-matian melindungi gw.

Pertarungan ini sangat tidak berimbang. Dua cewek dengan kemampuan yang sebenarnya cukup lumayan tetapi untuk menghadapi keroyokan raja-raja siluman, gw rasa mereka tak akan sanggup bertahan

Nampak Herman berkali-kali menahan serangan Laras dengan santai. Herman bukanlah lawan Laras yang gw rasakan baru saja membangkitkan Kundalininya. Herman adala raja siluman dengan pengalaman bertarung puluhan tahun. Bukan lawan bagi Laras tentunya.

Dan pemandangan pertempuran saat ini menggetarkan hati gw. Bagaimana engga, nampak kedua kaki Laras dipegang oleh Herman dan Natapraja, sementara Laras sendiri pingsan karena terbentur lantai.

Natapraja kemudian menyuruh Herman membantu raja siluman yang lain menghadapi Lissa. Herman mengangguk dan meloncat memasuki medan pertempuran di dekatnya.

Setelah itu Natapraja memondong Laras lalu membaringkannya di meja.

"Bret... bret...", kali ini Natapraja menyobek baju bagian atas Laras hingga kini payudaranya nampak meloncat bebas.

Jujur, gw sangat menikmati pemandangan tubuh Laras yang nyaris telanjang. Memek dan payudaranya yang selama ini cuman ada di fantasi gw, sekarang bisa gw lihat secara langsung.

Cuman ada sesuatu di dalam hati gw yang ga bisa menerima ini. Gw kerahkan energi kundalini gw sepenuhnya lalu gw alirkan ke dada hingga terasa panas.

Lalu dengan cepat gw lepasin ke seluruh tubuh.

Berbarengan dengan terbebasnya gw dari racun syaraf, nampak Natapraja terlempar jauh ke belakang. Gw lihat sebuah cahaya merah melingkar di sekitar memek Laras. Dan gw lihat Laras mulai tersadar.

Gw menghambur ke arah Laras. Gw copot baju gw dan gw tutupin ke tubuh Laras. Gw rasa ini kekuatan Raja Naga yang sengaja dipasang di tubuh Laras sebagai pelindung.

Gw jadi inget Komar. Kalo dia dulu masih sempet ngerjain memeknya Laras, udah lama mampus tuh orang kena energi pelindung ini.

Laras tampak bangkit dengan memegangi kepalanya.

Kulihat sekilas Lissa mulai terkena pukulan dari Herman.

Gw kali ini siap mati buat ngelindungin Laras.

"Natapraja, kalo elo pingin darah gw, hadapi gw secara jantan", bentak gw penuh kemarahan.

"Henat juga kamu bisa lolos dari racun syaraf kelelawar putih", Natapraja tertawa.

"Baik, jika itu maumu, kita bertarung, tetapi tetap saja kalo kamu kalah, wanita itu bakal menjadi milikku", lanjutnya.

Secepat kilat gw meloncat ke depan dengan deras. Kali ini seluruh kekuatan gw lepas. Gw tau siapa lawan gw dan gw ga mau ngambil resiko kalah, karena taruhannya adalah Laras.

Natapraja nampak tenang, serangan gw dielakkan dengan mudah. Tapi gw ga nyerah gitu aja. Setelah pukulan gw lepas dari Natapraja, beruntun lutut gw masuk ke area perut Natapraja.

Kali ini Natapraja harus menahan kerasnya tempurung lutut gw. Tapi rupanya efek serangan yang gw lakukan sekuat tenaga tak terlalu dirasakan Natapraja.

Dia hanya tersenyum sambil menepiskan debu di perutnya.

Kali ini Natapraja melancarkan tendangan ke arah gw, pelan, dan sangat mudah dielakkan. Namun kesiuran angin tendangan Natapraja membuat tubuh gw terlontar kesamping.

Dan tanpa diduga kali ini sebuah pukulan keras menghantam tepat dada gw. Kurasakan aliran energi Kundalini milik gw melemah, dan gelap.

***
POV Naga

"Rajaku, nampaknya segel di tubuh Sari terbangkitkan", ujar Hyang Danumaya.

"Ya aku merasakannya juga", jawabku

"Tidak ada waktu lagi untuk memberitahu yang lain. Kita berangkat sekarang".

"Baik Rajaku".

Segera kualirkan energi Hyang Danumaya ke kakiku hingga sisik putih kemerahan memenuhinya. Secepat kilat aku meninggalkan rumah Rhea.

Sampai di rumah yang kudeteksi sebagai tempat terlepasnya segel pelindung Sari aku melihat sisa-sisa pertempuran baru saja terjadi.

Aku segera berlari masuk. Dan di dalam rumah tersebut nampak Lissa yang sedang kewalahan menghadapi tiga orang siluman berkepandaian tinggi, dan salah satunya kukenali sebagai Herman , raja kelelawar.

Sementara kulihat Natapraja baru saja menghantam dada Doni dengan keras, hingga Doni terlempar ke belakang cukup deras.

Aku menyambar tubuh Doni. Kemudian meletakkannya di lantai. Dan di atas meja aku melihat Sari dengan tubuh setengah telanjang diselimuti baju yang kurasa milik Doni.

Aku melihat Sari berusaha menghampiri Doni sambil terisak.

"Doni... Doni... Bangun Don...", Sari mengguncang tubuh Doni lalu memeluknya sambil menangis.

"Natapraja, pengecut kamu..!!!" bentakku penuh kemarahan.

Lampu kristal dan beberapa ornamen kaca di rumah Doni pecah menerima energi amarahku.

Lissa dan tiga penyerangnya menghentikan pertempuran. Tersenyum lega, Lissa meloncat ke arahku.

Aku melihat akibat yang ditimbulkan amarahku. Apabila aku menghadapi Natapraja disini, tentunya akan membahayakan kedua wanitaku.

Bisa saja aku membawa Doni dan Sari sekaligus pergi dari sini. Tetapi bagaimana dengan Lissa.

Namun tanpa diduga sebuah auman keras terdengat dibarengi dengan munculnya seorang lelaki muda yang menjebol dari atas atap.

"Natapraja, engkau sudah keterlaluan, kelakuanmu semakin membuat rusak dunia", bentak lelaki itu.

"Aku Aditya, raja siluman harimau, hari ini telah memilih pihak untuk menentangmu!!", ujar lelaki yang mengenalkan dirinya sebagai Aditya, raja siluman harimau.

Aditya mendekatiku

"Raja Naga, sebaiknya pertarungan ini dilanjutkan di lain waktu, karena kerugian akan ada di pihak kita jika dilanjutkan", ujarnya.

Aku mengangguk.

Aditya nampak meraih tubuh Doni secepat kilat lalu meloncat ke atas menuju lobang yang telah dibuatnya tadi.

Aku memusatkan energiku ke lengan kananku hingga beberapa kilatan cahay putih berpendar di sekitar lenganku

Dengan teriakan keras, kupukulkan lenganku ke arah Natapraja. Serangan tersebut sempat mengagetkan Natapraja sehingga dia melemparkan tubuhnya ke samping.

"Blarrrr.. blarr...", sebuah batu besar di depan rumah yang terkena pukulan petirku hancir lebur.

Segera kuraih tubuh Sari dan Lissa, kulepaskan energi Kundalini ke kakiku hingga sisik naga kembali memenuhi kakiku.

Aku meloncat dan kembali ke rumah Rhea.

Tak berapa lama kulihat Aditya datang dengan membawa tubuh Doni

*Nampaknya dia masih hidup, tetapi sangat tipis harapannya untuk bertahan", ucap Aditya

Sari yang belum berganti pakaian, berlari memeluk Doni.

Tubuh Doni bergetar perlahan. Matanya terbuka pelan.

"Kamu selamat Ras", ujarnya sambil tersenyum.

"Iya Don, kami semua selamat", ujar Sari

Doni memandangku lali tersenyum.

"Untunglah, jodohmu adalah Raja Naga. Dengan begini gw tenang melepas elo di tangannya", Doni nampak berusaha meraih tangan Sari

Sari menggenggam tangan Doni sambil masih terus menangis.

"Naga, kupercayakan Laras kepadamu", ujar Doni lemah

Perlahan Doni menutup mata, dan kurasakan aura Kundalini milik Doni telah lenyap.

***
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Satu masalah selesai.. Doni koit… jd tinggal jaga Panji dan ngejaga Panji akan lebih mudah... Atau terakhir tinggal jaga Kawah Ijen
Suhu kenapa ga langsung diserang aja Natapraja saat ini.. karena kayanya Raja Naga masih menang 1 tingkat saat ini dan setelah Siluman Harimau memilih utk membantu Naga, kekuatan kelompok Naga hrsnya lebih kuat dari kelompok Nagapraja saat ini... ngapain harus berusaha utk menghalangi penempaan ulang Ki Condong Campur… toh akhir2nya hrs berperang dgn Natapraja
Sorry Suhu.. cm analisa pribadi 🙏
Lanjoet Suhu…. semakin menegangkan menuju puncak….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd