nabirongx
Suhu Semprot
- Daftar
- 12 Feb 2016
- Post
- 3.199
- Like diterima
- 1.756
Ini juga tulisan ane. Sudah lama dan pernah di muat diforum sebelah yang telah alm.
Cerita lainnya...
Pagi itu Dino dengan malas dan setengah mengantuk terpaksa berangkat mengantarkan sang istri ke kampusnya sehubungan kegiatan KKN. Dino malas malasan dikarenakan setelah mengantarkan sang istri mau tak mau harus sekalian ke Auto 2000, pekerjaan yang amat di bencinya. Mobil mereka yang baru menempuh sekitar 1000 km an harus menjalani pemerikasaan rutin sesuai garansi yang di dapatkan dari dealer.
Setelah menurunkan sang istri di kampusnya mobil Avanza berwarna hitam tersebut meluncur menembus kemacetan menuju bengkel Auto 2000 di jalan Asia Afrika Bandung. Masuk setelah melalui pos satpam yang menanyakan keperluannya dan memarkir mobilnya di belakang deretan beberapa mobil yang telah terlebih dahulu datang. Melangkah masuk dalam kantor bagian service setelah mendapatkan nomor urut 11. Menunggu dengan kesal panggilan untuk pendaftaran pelayanan service.
Satu persatu nomor urutan di panggil untuk mendapatkan pendaftaran pelayanan sekaligus mencatat keluhan yang dirasakan oleh masing masing pemilik mobil tersebut. Bapak Hendy dan bapak Satria bagian service Advisor menghadapi dengan ramah setiap pelanggan mereka dan mencatat setiap keluhan untuk menjadi input bagi mekanik mereka.
Saat nomor urut 8 di panggil, mata Dino terpaku pada langkah seorang wanita. Melangkah dengan ringan menuju meja pendaftaran. Seorang ibu muda paling tidak berumur tidak lebih dari 30 tahunan. Mengenakan rok panjang berlipit dengan bahan yang ringan, dipadu dengan T shirt berlapis jaket denim. Di punggungnya tersampir tas ransel berbahan kulit dengan warna yang cerah. Dengan gerak gerik yang lincah sang ibu muda tersebut cepat sekali menarik perhatian Dino. Mata Dino tak lepas dari gerak gerik wanita itu hingga wanita itu menghilang ke ruang tunggu di lantai atas yang menghadap langsung ke ruang kerja bengkel tersebut.
Satu demi satu nomor urut di panggil tak terkecuali Dino. Dan setelah mengutarakan semua keluhannya yang segera di catat oleh bapak Satria, Dino pun kembali duduk di rung tunggu. Pak Hendy menganjurkan Dino untuk menunggu di ruang tunggu di lantai atas, akan tetapi Dino dengan sopan menolaknya dengan alasan ingin merokok.
'Uh.., membosankan menunggu seperti ini' batin Dino.
Entah sudah beberapa batang rokok di habiskannya. Saat kebosanannya meningkat itulah di lihatnya wanita yang tadi mencuri perhatiannya turun dari ruang tunggu melangkah dengan ringan. Sekejab mata mereka saling beradu, dan saling lempar senyum. Langkah wanita itu menghilang keluar dari bangunan bagian service tersebut.
Untuk menghilangkan kejenuhannya Dino berjalan jalan menuju ruang pamer dari kantor tersebut. Menghampiri mobil yang tengah di pajang disana. Tak banyak mobil yang dipajang saat itu. Sebuah Kijang Innova, Yaris, dan Avanza terparkir dengan manis di ruang pamer tersebut. Sales yang berada di ruangan tersebut yang semuanya wanita tersebut tersenyum. Dino tak tertarik. Mungkin di karenakan mereka sudah tak muda lagi dan tak menarik secara visual meskipun setelan mereka cukup mini.
Setelah berkeliling Dino kembali duduk di ruang tunggu tersebut pada kursi paling ujung sehingga ia dapat memandang keseluruhan ruangan, baik kegiatan ruang pamer ataupun siapa saja yang tengah lalu lalang pada ruang service. Tak lama berselang wanita muda yang tadi sempat menarik perhatiannya kembali memasuki ruangan service dengan beberapa lembar kertas di tangannya. Memandang berkeliling menacri tempat yang nyaman menurutnya, melangkah ke arah Dino dan duduk di kursi di samping Dino yang hanya terpisah sebuah meja kecil. Meletakkan lembaram kertas di tangannya yang ternyata adalah brosur mobil. Mengeluarkan handphonenya dan memijit mijit keypadnya.
Dino memperhatikan wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu. Penampilannya cukup modis. Wanita tersebut menoleh tersenyum.
"...Lama sekali ya bu....", sapa Dino ramah mencoba membuka percakapan.
"...Iya nih, saya dari pagi tadi karena ga booking service terpaksa menunggu lama", sahutnya renyah.
"...Betul, pekerjaannya sih sebentar tetapi karena antri menunggu gilirannya yang lama", kembali Dino berkata mengiyakan.
"...Mobilnya kenapa bu.....?", tanya Dino kembali.
"...Tadinya sih hanya tune up rutin, tetapi kata pak Hendy akan di periksa secara detil karena setelah saya katakan keluhannya, sepertinya agak berat nih..", ujarnya sambil menghela napas.
"...Mobil bapak kenapa...?", tanyanya balik.
"...Hanya service garansi 1000 km....", jawab Dino.
"...Baru ya...?", tanyanya kembali.
"...Sekitar sebulanlah...", jawab Dino kembali.
Pembicaraan mereka mengalir dengan lancar. Entah kenapa Dino merasakan bahwa wanita muda itu sangat enak berkomunikasi. Tawanya renyah. Akan tetapi kedua mata wanita muda itulah yang mendapat perhatian khusus Dino. Matanya bulat dan indah, apabila mengerling, ...alamak sangat menggiurkan sekali pandangan matanya tersebut. Berkali kali Dino merasakan pandangan mata indah tersebut mencerabut gairah kelelakiannya.
"....Avanza saya juga berwarna hitam, tahun 2005...", terangnya kembali.
"...Saya pengin ganti, karena rasanya kurang cocok dengan keinginan saya..", ujarnya menerangkan.
"..***sh bagus bu...", ujar Dino.
"...Iya saya kan tadinya mau lihat lihat Rush tetapi ga ada di showroom ini, makanya tadi saya ke showroom sebelah melihat lihat Terios..", ujarnya menyodorkan brosur Terios kepada Dino.
"...Mau yang hitam lagi ya bu....?" tanya Dino.
"...Benar, tapi katanya harus indent sampai Maret 2008, kelamaan..", sahutnya.
"...Sudah coba ke Tunas bu, saya dengar mereka bisa mengusahakannya tentunya dengan harga diatas standar...", terang Dino.
"...Betul.., tetapi kalau ambil di Tunas ga dapat Astraworld...", ujarnya kembali.
"...Kalau Grand Livina gimana, ga tertarik..? Katanya mobil itu adalah mobil teririt saat ini...", tanya Dino.
"...Berapa sih....?", tanyanya seraya mengerling.
"...Sepengetahuan saya berkisar di angka 160 jutaan....", sahut Dino. "...Hmm........", gumammnya perlahan.
"...Kalau saya , lebih memilih mobil yang berukuran besar. Saya merasa sumpek kalau berada dalam mobil sedan...", lanjut Dino.
"...Sama, saya juga begitu ga merasa nyaman kalau berada dalam mobil sedan, Kalau bisa sih pakainya mobil kelas jeep, kesannya tuh gagah banget deh..", terangnya tersenyum.
Selang kemudian nama wanita wanita muda itu di panggil oleh bapak Hendy, yang langsung dihampirinya dengan langkah ringan. terlihat mereka bercakap cakap serius. Beberapa kali wanita yanng ternyata bernama Lina tersebut menganggukkan kepalanya menyimak serius. Lalu kembali ia melangkah ke tempat duduknya semula.
"...Selalu di sini bu kalau service...?" tanya Dino.
"...Biasanya di auto 2000 pasteur atau di Cibiru.... disana ga antri karena stall mekaniknya cukup banyak..", sahutnya.
"...Kenapa ga bapak bu yang service...", tanya Dino kembali.
"...Bapaknya kan kerja..., ini juga karena kebetulan ada keperluan ke alun alun, makanya service di sini...", ujarnya kembali.
"...Oh ya bu, saya Dino.., nama ibu Lina kan....?", ujar Dino mengenalkan dirinya.
"...Ko..tau.....", tanyanya heran.
"...Tadi kan nama ibu dipanggil pak Hendy....",terang Dino.
"...Oh iya........", sahutnya tersenyum.
Cerita lainnya...
- Akhirnya Kudapatkan Juga
- Kisah Winda 1
- Kisah Winda 2 (Renew)
- Sang Penyanyi
- Gairah di Masa Lalu
- Gelora Gadis Muda
- Bercinta Lagi
- Pantai Membara
==============
TERIMAKASIH AUTO 2000
TERIMAKASIH AUTO 2000
Pagi itu Dino dengan malas dan setengah mengantuk terpaksa berangkat mengantarkan sang istri ke kampusnya sehubungan kegiatan KKN. Dino malas malasan dikarenakan setelah mengantarkan sang istri mau tak mau harus sekalian ke Auto 2000, pekerjaan yang amat di bencinya. Mobil mereka yang baru menempuh sekitar 1000 km an harus menjalani pemerikasaan rutin sesuai garansi yang di dapatkan dari dealer.
Setelah menurunkan sang istri di kampusnya mobil Avanza berwarna hitam tersebut meluncur menembus kemacetan menuju bengkel Auto 2000 di jalan Asia Afrika Bandung. Masuk setelah melalui pos satpam yang menanyakan keperluannya dan memarkir mobilnya di belakang deretan beberapa mobil yang telah terlebih dahulu datang. Melangkah masuk dalam kantor bagian service setelah mendapatkan nomor urut 11. Menunggu dengan kesal panggilan untuk pendaftaran pelayanan service.
Satu persatu nomor urutan di panggil untuk mendapatkan pendaftaran pelayanan sekaligus mencatat keluhan yang dirasakan oleh masing masing pemilik mobil tersebut. Bapak Hendy dan bapak Satria bagian service Advisor menghadapi dengan ramah setiap pelanggan mereka dan mencatat setiap keluhan untuk menjadi input bagi mekanik mereka.
Saat nomor urut 8 di panggil, mata Dino terpaku pada langkah seorang wanita. Melangkah dengan ringan menuju meja pendaftaran. Seorang ibu muda paling tidak berumur tidak lebih dari 30 tahunan. Mengenakan rok panjang berlipit dengan bahan yang ringan, dipadu dengan T shirt berlapis jaket denim. Di punggungnya tersampir tas ransel berbahan kulit dengan warna yang cerah. Dengan gerak gerik yang lincah sang ibu muda tersebut cepat sekali menarik perhatian Dino. Mata Dino tak lepas dari gerak gerik wanita itu hingga wanita itu menghilang ke ruang tunggu di lantai atas yang menghadap langsung ke ruang kerja bengkel tersebut.
Satu demi satu nomor urut di panggil tak terkecuali Dino. Dan setelah mengutarakan semua keluhannya yang segera di catat oleh bapak Satria, Dino pun kembali duduk di rung tunggu. Pak Hendy menganjurkan Dino untuk menunggu di ruang tunggu di lantai atas, akan tetapi Dino dengan sopan menolaknya dengan alasan ingin merokok.
'Uh.., membosankan menunggu seperti ini' batin Dino.
Entah sudah beberapa batang rokok di habiskannya. Saat kebosanannya meningkat itulah di lihatnya wanita yang tadi mencuri perhatiannya turun dari ruang tunggu melangkah dengan ringan. Sekejab mata mereka saling beradu, dan saling lempar senyum. Langkah wanita itu menghilang keluar dari bangunan bagian service tersebut.
Untuk menghilangkan kejenuhannya Dino berjalan jalan menuju ruang pamer dari kantor tersebut. Menghampiri mobil yang tengah di pajang disana. Tak banyak mobil yang dipajang saat itu. Sebuah Kijang Innova, Yaris, dan Avanza terparkir dengan manis di ruang pamer tersebut. Sales yang berada di ruangan tersebut yang semuanya wanita tersebut tersenyum. Dino tak tertarik. Mungkin di karenakan mereka sudah tak muda lagi dan tak menarik secara visual meskipun setelan mereka cukup mini.
Setelah berkeliling Dino kembali duduk di ruang tunggu tersebut pada kursi paling ujung sehingga ia dapat memandang keseluruhan ruangan, baik kegiatan ruang pamer ataupun siapa saja yang tengah lalu lalang pada ruang service. Tak lama berselang wanita muda yang tadi sempat menarik perhatiannya kembali memasuki ruangan service dengan beberapa lembar kertas di tangannya. Memandang berkeliling menacri tempat yang nyaman menurutnya, melangkah ke arah Dino dan duduk di kursi di samping Dino yang hanya terpisah sebuah meja kecil. Meletakkan lembaram kertas di tangannya yang ternyata adalah brosur mobil. Mengeluarkan handphonenya dan memijit mijit keypadnya.
Dino memperhatikan wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu. Penampilannya cukup modis. Wanita tersebut menoleh tersenyum.
"...Lama sekali ya bu....", sapa Dino ramah mencoba membuka percakapan.
"...Iya nih, saya dari pagi tadi karena ga booking service terpaksa menunggu lama", sahutnya renyah.
"...Betul, pekerjaannya sih sebentar tetapi karena antri menunggu gilirannya yang lama", kembali Dino berkata mengiyakan.
"...Mobilnya kenapa bu.....?", tanya Dino kembali.
"...Tadinya sih hanya tune up rutin, tetapi kata pak Hendy akan di periksa secara detil karena setelah saya katakan keluhannya, sepertinya agak berat nih..", ujarnya sambil menghela napas.
"...Mobil bapak kenapa...?", tanyanya balik.
"...Hanya service garansi 1000 km....", jawab Dino.
"...Baru ya...?", tanyanya kembali.
"...Sekitar sebulanlah...", jawab Dino kembali.
Pembicaraan mereka mengalir dengan lancar. Entah kenapa Dino merasakan bahwa wanita muda itu sangat enak berkomunikasi. Tawanya renyah. Akan tetapi kedua mata wanita muda itulah yang mendapat perhatian khusus Dino. Matanya bulat dan indah, apabila mengerling, ...alamak sangat menggiurkan sekali pandangan matanya tersebut. Berkali kali Dino merasakan pandangan mata indah tersebut mencerabut gairah kelelakiannya.
"....Avanza saya juga berwarna hitam, tahun 2005...", terangnya kembali.
"...Saya pengin ganti, karena rasanya kurang cocok dengan keinginan saya..", ujarnya menerangkan.
"..***sh bagus bu...", ujar Dino.
"...Iya saya kan tadinya mau lihat lihat Rush tetapi ga ada di showroom ini, makanya tadi saya ke showroom sebelah melihat lihat Terios..", ujarnya menyodorkan brosur Terios kepada Dino.
"...Mau yang hitam lagi ya bu....?" tanya Dino.
"...Benar, tapi katanya harus indent sampai Maret 2008, kelamaan..", sahutnya.
"...Sudah coba ke Tunas bu, saya dengar mereka bisa mengusahakannya tentunya dengan harga diatas standar...", terang Dino.
"...Betul.., tetapi kalau ambil di Tunas ga dapat Astraworld...", ujarnya kembali.
"...Kalau Grand Livina gimana, ga tertarik..? Katanya mobil itu adalah mobil teririt saat ini...", tanya Dino.
"...Berapa sih....?", tanyanya seraya mengerling.
"...Sepengetahuan saya berkisar di angka 160 jutaan....", sahut Dino. "...Hmm........", gumammnya perlahan.
"...Kalau saya , lebih memilih mobil yang berukuran besar. Saya merasa sumpek kalau berada dalam mobil sedan...", lanjut Dino.
"...Sama, saya juga begitu ga merasa nyaman kalau berada dalam mobil sedan, Kalau bisa sih pakainya mobil kelas jeep, kesannya tuh gagah banget deh..", terangnya tersenyum.
Selang kemudian nama wanita wanita muda itu di panggil oleh bapak Hendy, yang langsung dihampirinya dengan langkah ringan. terlihat mereka bercakap cakap serius. Beberapa kali wanita yanng ternyata bernama Lina tersebut menganggukkan kepalanya menyimak serius. Lalu kembali ia melangkah ke tempat duduknya semula.
"...Selalu di sini bu kalau service...?" tanya Dino.
"...Biasanya di auto 2000 pasteur atau di Cibiru.... disana ga antri karena stall mekaniknya cukup banyak..", sahutnya.
"...Kenapa ga bapak bu yang service...", tanya Dino kembali.
"...Bapaknya kan kerja..., ini juga karena kebetulan ada keperluan ke alun alun, makanya service di sini...", ujarnya kembali.
"...Oh ya bu, saya Dino.., nama ibu Lina kan....?", ujar Dino mengenalkan dirinya.
"...Ko..tau.....", tanyanya heran.
"...Tadi kan nama ibu dipanggil pak Hendy....",terang Dino.
"...Oh iya........", sahutnya tersenyum.
Terakhir diubah: