Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    847
Bimabet
Sebenernya bingung juga, mungkin gue terlalu nekat karena yang namanya hidup di ibu kota tanpa pekerjaan itu mustahil untuk di realisasikan apalagi tabungan yang hampir ga ada membuat gue mempertimbangkan untuk kembali ke rumah

Seminggu full gue kesana kemari untuk sekedar menaruh CV dengan asal, apalagi melihat anak anak yang sudah mulai bekerja di perusahaan perusahaan ternama membuat gue juga sebenernya sedikit banyak menjadi pribadi yang gampang iri, apalagi saat mengingat apa yang dilakukan perusahaan yang bisa dibilang cukup ternama melakukan hal yang sangat bertentangan, why this happen? mungkin memang karma gue menyakiti banyak wanita...

Sampai akhirnya mungkin 2minggu setelah gue jobless gue mendapat rezeki dimana temen mengajak kerja untuk perusahaan start up yang baru saja berjalan, dan tugas gue untuk membantu dia menyeleksi karyawan yang memang cocok untuk bekerja disana

Gaji yang gue terima pun bisa dibilang mencukupi terlebih pekerjaan gue ga terlalu berat hanya interview orang saja, jauh lebih baik daripada sebelumnya, dan waktu kerja gue juga cukup luang yang akhirnya membuat gue punya kesempatan untuk menjelajah Ibu Kota

Hubungan gue dan para bidadari juga ikut merenggang, dan yang setia menemani hanya Yuuka seorang saja sekarang

Tiada hari tanpa mengabari meskipun gue tau dia sibuk dengan kehidupannya tapi tetap menyempatkan waktu buat gue

Sampai pada akhirnya gue menemukan jalan, di salah satu job affair ada perusahaan internasional yang merekrut orang untuk bekerja di jepang, ga perlu bahasa jepang fasih, namun menggunakan bahasa inggris cukup

Mungkin karena feel gue bagus dan pekerjaan yang sekarang meskipun mencukupi tapi impian gue untuk ke Jepang menyusul Yuuka pun masih terngiang dikepala

Ikutlah gue untuk test, yang bisa dibilang cukup simple, cerita mengenai experience dan semacamnya

Beberapa bulan berlalu gue masih sibuk dengan perusahaan temen gue, dan akhirnya gue mendapat kabar kalau gue keterima dan mendapat slot untuk berangkat ke jepang bulan depan, saat itu juga gue terdiam tanpa bisa berkata kata, perasaan senang, gembira semua bercampur menjadi satu dan tanpa babibu gue hubungi Yuuka yang mungkin disana hari sudah gelap

"Kenapa yankk? kok kayaknya happy banget?" Yuuka dengan wajah yang tidak pernah berubah, yang setiap hari semakin cantik dimata gue memasang muka penasaran
"Coba tebakk" gue tersenyum lebar, dan entah wajah yang bagaimana yang gue tunjukkan ke Yuuka saat itu
"Kerjaan yaa?"

Gue memang ga bisa bohongin Yuuka sekalipun dan tebakan dia pun selalu berhasil

"Haduhhh, susahnya kasih surprise ke kamu yank" gue sedikit kecewa karna surprise gue ga berhasil tapi itu semua gue buang karna gue sudah membayangkan untuk hidup disana dengan Yuuka

Dan anehnya wajah Yuuka ga segembira yang gue pikirkan meskipun senyumnya masih sama tapi gue sudah merasakan hal yang janggal

"Iyaaa, selamat ya yankkk!" Wajah Yuuka terlihat gembira tapi gue tau itu tidaklah benar..


Gue terdiam...

Hati gue tiba tiba kembali sakit seperti disayat ribuan silet, entah kenapa perasaan gembira yang gue rasakan seperti lenyap tak tersisa

"Kenapa yankk?" gue yang tadinya gembira tertawa kini memasang senyum masam
"Gpp yankk, jangan nyalahin keadaan ya..." mata Yuuka tampak berkaca kaca menahan tangis, apakah itu tanda dia gembira? kenapa hati gue sakit melihatnya?
"Kok kamu nangis yankkk? seneng yaa?" gue masih mengejar apa yang gue percaya bahwa ini berita gembira tapi semakin gue percaya kalau ini berita gembira, semakin sakit hati gue karna air mata Yuuka tiba tiba menetes
"Iyaa, ya udah yankkk, udah malem jugaa, besok ada acaraa, baik baik yaaa" Yuuka melayangkan ciuman kearah layar, sementara dia berusaha menyembunyikan kesedihannya dengan mengakhiri teleponny

Gue hanya terdiam dan ga bisa memikirkan apapun, gue yang seharusnya bergembira entah kenapa malah lesu dan kehilangan semangat

Gue hubungi temen gue untuk cuti selama beberapa hari, dan bertepatan dengan hari libur akhirnya gue libur total seminggu

Gue pulang ke rumah dengan hati yang bercampur aduk entah kenapa

Setelah pulang dan akhirnya gue sharing kabar gembira ini ke orang tua gue

"Bulan depan kalau jadi, aku ke Jepang yahh, buk..."

Kedua orang tua gue terdiam, dan firasat gue mengatakan akan menjadi hal yang berat...

"Kenapa jauh jauh sampe keluar negri? bukannya udah dapat kerja enak di Ibu kota?" Ayah gue yang sebenernya cukup keras berbicara dengan nada tinggi
"Tapi kan gaji dllnya juga beda, terlebih bukannya ayah pengen anaknya sukses?"
"Terus ngapain ayah susah susah banting tulang liat kamu kerja jadi TKI?"
"Ini bukan TKI tapi kantor, tempat tinggal dan lain lain udah ga mikir lagi" gue berusaha me jelaskan sedetail mungkin apapun untuk menunjukkan potensi sukses gue jauh lebih besar disana
"Terus jadi orang ga beragama disana?" ayah gue terlihat sudah naik pitam karena mungkin dalam posisi yang ga bisa menolak gue
"Yah, kan udah belajar agama dari kecil taulah mana yang salah dan benar" meskipun gue sudah merasakan melakukan dosa yang tak terhitung jumlahnya paling tidak selama di Ibu kota gue belum sekalipun mengulangi hal yang sama seperti saat gue kuliah, bahkan agama gue naik pesat karena sempat beberapa kali ditunjuk untuk jadi imam masjid dll
"Kalau udah ga ya ga!" Ayah gue tetap bersikukuh dengan pendapatnya sedangkan ibu gue terlihat diam sampai akhirnya membuka suara
"Wes, klo tetep nekat kesana jangan pulang lagi, jangan mikir kalau ibuk ini ibukmu" Ibu gue berbicara dengan sedikit bergetar menahan emosi, bahkan ada isak tangis disana

Dan akhirnya gue berdiri dan mengambil tas untuk segera beranjak, tapi saat itu Ibu gue menahan tas gue

"Mau kemana?" Gue melihat air mata sudah jatuh

Gue tau, umur kedua orang tua gue sudah terbilang uzur, bahkan gue sampai rela ga makan demi mereka, uang yang gue hasilkan dan tidak seberapa itu untuk mereka karena gue juga tau gue ga bisa sampai sekarang tanpa support mereka tapi pikiran gue kalut karena saat itu entah bagaimana caranya mimpi gue akan terealisasi sedikit lagi, yaitu bertemu Yuuka dan saat gue berusaha untuk melangkahkan kaki, untuk tidak peduli lagi, ibu gue menangis sembari terjatuh

Dan saat itu pikiran gue kosong, persetan dengan pergi bekerja ke Jepang, gue peluk ibu gue sementara Ibu gue masih dengan tangisnya yang kencang, gue yang selama ini menahan gejolak emosi, diperlakukan tidak adil di Ibu kota juga ikut menangis meraung seperti kehilangan akal

Emosi yang tersimpan cukup lama kini terlepas, gue peluk ibu gue erat sampai baju gue basah terkena air matanya, gue menyesal karena sudah meninggikan suara saat berbicara dengan orang tua gue...

Malam itu gue berusaha untuk meminta maaf dan akhirnya berlalu begitu saja

Keesokannya gue hanya bisa melamun, bahkan seperti merasakan langkah kaki kini terhambat, terkekang atau apapun itu, gue berusaha untuk menghubungi Yuuka dan tersambung

Hari masih subuh dan karena gue yakin mungkin disana sekitar pukul 5-6 pagi

Tampak wajah Yuuka yang terlihat masih natural belum terkena make up apapun, duduk bersandar menggunakan pajama ny yang berwarna biru muda

"Pagi sayankk, kok udah cemberut pagi pagi", Yuuka menyapa dengan senyum yang selalu menghiasi wajah cantikny
"Gpp yankk, kyknya ga bakalan sejalan mimpi ku yank buat ke sana..." gue tersenyum kecut saat kembali mengingat kerasnya kedua orang tua gue

Yuuka hanya tersenyum, mungkin dia sudah tau tapi entah kenapa gue masih belum ikhlas sepenuhnya untuk menerima takdir yang sepertinya memang tak mengijinkan kami

"Gpp yankk, semangatt! mungkin sudah ada jalan lain yang disiapin buat km" Senyuman Yuuka kembali menguatkan gue yang sedang jatuh, dan gue akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari jalan keluarnya
"Makasih ya.... entah gimana aku yank kalau ga ad kamu..."

Kali ini seperti biasa, entah memang kalimat gue yang selalu membuat Yuuka terhenyak atau ada hal lain, dan gue tau itu bukan hal yang menggembirakan untuk didengar

Yuuka tersenyum kembali, namun kali ini raut wajahnya sedikit menunjukkan kesedihan..

Yuuka mengalihkan pandangan ke langit subuh, masih terlihat gelap dengan cahaya samar matahari yang masih tertutupi oleh sisa heningnya malam

"Yankk? janji kamu cerita ya klo ada apa apa" Gue yang merasakan sakit saat melihat Yuuka seperti itu mau ga mau berusaha untuk menghapus pikiran negatif yang selalu menghampiri

Tanpa bersuara, Yuuka melihat kembali ke layar Hpnya dan tersenyum kemudian mengangguk...

Mungkin hanya Yuuka yang kali ini mampu menyembuhkan luka di hati, dengan terpaan banyak cobaan yang kian berhembus kencang, Yuuka datang membawa angin segar yang memulihkan

"Yang sabar ya yankk, pasti ujungnya bakalan bagus kok" Yuuka kembali tersenyum kemudian memejamkan mata,

Gue pikir sedang berdoa tapi..

"Ngantuk yankkk, hehe" seakan menjawab tebakan gue, dia dengan wajah polosnya malah mencoba bercanda
"Ya udah cuci muka sana, siap siap, kerja ya hari ini?"
"Heem.... kamu baik baik yaaa... bye love" seperti biasa Yuuka memberikan ciuman sementara hati gue yang masih bergejolak mau ga mau menjadi tenang meskipun gue tau banyak hal yang Yuuka ga ingin bicarakan entah apa itu....

Dengan kondisi mental yang ga stabil membuat gue juga sedikit terpengaruh, belum lagi teman gue tidak lagi percaya saat gue bilang keluarganya sendiri akan menarik dia jatuh

Gue sudah punya firasat akan meninggalkan ibu kota karena tidak ada lagi kesempatan untuk survive dan benar saja beberapa bulan kemudian Perusahaan teman gue yang tadinya stabil kini berantakan, saudaranya yang masuk melalui koneksi membawa petaka dan membuat kerugian yang mengakibatkan perusahaan itu hampir berhenti total

Gue hanya bisa menghela nafas, takdir yang begitu kejam kian menyapa menghampiri seolah tidak ada tempat lain selain gue, mungkin ini karma dari perbuatan gue sebelumnya, yang banyak menyakiti hati para bidadari, jarak dan waktu yang kian merenggang membuat gue jarang sekali berkomunikasi bahkan hampir tidak pernah selain bertegur sapa mengomentari story yang mereka pajang

Takdir seakan belum merasa cukup, HP gue yang menemani dari masa kuliah kini kehabisan nafas, gue panik karena banyak hal penting terutama tentang Yuuka yang memberikan support selama ini

Pergi ke tukang service dan entah memang kebetulan yang sangat buruk membuat gue kehilangan semua hal tentang Yuuka, harapan gue sirna, ID, nomer dan banyak hal hilang sudah, password dan semuanya sirna...

Pernah ada terbersit pikiran untuk mengakhiri hidup, tapi mengingat kedua orang tua gue dan Yuuka membuat gue bangkit sedikit demi sedikit

Gue percaya, bahwa ada ujung yang menggembirakan setelah badai...

Namun sayang, tahun itu gue belum menemukan hal yang menggembirakan, hidup seperti layaknya daun yang jatuh terbawa arus sungai, mengalir tanpa henti dan tujuan

Test CPNS lagi dengan harapan bahwa tahun ini akan berbeda tapi naas, sama aja, tulisan LULUS tidak menjamin bahwa gue benar benar lulus, hilang terbawa angin tanpa jejak, busuk memang tapi apa mau dikata mungkin memang bukan itu jalannya

Tahun itu gue kembali dekat dengan ibadah, yang sebelumny diusik oleh banyak hal kini gue bisa fokus, dibulan puasa, hampir full untuk mengisi ceramah sholat terawih, rezeki memang dan mungkin seolah dijauhkan dan disadarkan dari semua hal duniawi hingga akhirnya

Karena gue jarang berada di kota pahlawan mau ga mau gue ga pernah sekalipun datang ke acara reuni, belum lagi jadwal yang lumayan padat untuk mengisi acara dimasjid membuat gue tidak memiliki waktu untuk hadir namun tahun itu entah kenapa seperti setan kembali menemukan cara untuk membujuk gue datang ke acara reuni

Acara bukber pun di canangkan, rumah gue didatangi oleh beberapa teman sekolah SD dulu, karena memang posisi rumah berada di perkampungan dan tidak jauh dari tempat gue dulu sekolah hingga anak anak pun akhirnya datang dan mengundang

Grup WA pun dibuat, dan saat gue masuk banyak anak anak yang menyapa meskipun gue sedikit lupa karena memang jarang bertemu selepas lulus SD, untuk mengakrabkan diri gue sapa satu satu dan bahkan memberikan layanan khusus untuk membaca tangan sampai satu waktu 2 cewek mengirim chat private diluar grup

"Ariel? masih inget ga?"

Gue lihat profilnya dan gue ga mengenali si wanita ini, wanita ini menggunakan hijab dan foto dari samping jelas gue ga mengenali karena memang di waktu SD dulu seingat gue tidak ada satupun yang menggunakan hijab

"Siapa? sorry banyak yg ga inget"
"Heleehhh coba tebak duluu"

Gue perhatikan dengan seksama, dari kulit putihnya dan wajah yang cantik bahkan sampai gue lihat secara mendetail karakternya dan akhirnya gue ingat

"Putri?"
"Yeeee, inget akhirnyaaa... hehe"
"Oalah, iya iya kenapa? pangling ui pake hijab sekarang"
"Udah dari lama kok, km sekarang yang berubah banyak yaaa"
"Waduh, belum ketemu udah bisa tau yaa?"
"Yeee, kan km emg menonjol dari dulu, ya jelas inget laahh km dulu kyk gimana"

Memang dari SD ga pernah lepas dari ranking 3 besar bahkan bisa dibilang gantian posisinya kadang rank 1, besok 2 besok 1 besok 3 dst, dan udah ga terhitung berapa piala yang disita sekolah dulu

"Lah gimana emng dulu?"

Gue yang kembali merasakan chat dengan wanita pun seperti seakan ada api yang kembali menyala setelah padam lama, Putri ini terbilang cukup cantik (mungkin para suhu bakalan setuju kalau ane share nanti), mungkin karena kulitnya putih dan dandanan yang modis membuat dia digandrungi bahkan gue tau ada beberapa orang yang sedang dekat

"Ya pendiem gitu, kyk sombong jadinya ga pernah maenan ama temen cewek lain"
"Ya jelas masih bocah, maenannya ya kelereng ngapain maen ama cewek"
"Ga pernah suka dong ama temen cewek dulu?"

Dan akhirnya ingatan gue kembali, berusaha mencari memori saat gue SD dahulu, yap saat ada kata suka muncul satu nama "Ayu", teman yang lumayan dekat bahkan bisa dibilang cukup dekat, tapi mungkin karena sifat gue sedari dulu hanya bermain hingga gue tidak mengalami apa yang dialami banyak bocah seperti pacaran khususnya

"Adalah, masa ga ada, ntar ga normal dong?"
"Siapa siapa...?"
"Ya kamu lah..."

Sebenernya niatan gue hanya memuji ga ada alasan lain tapi entah kenapa karena satu kalimat itu akhirnya gue membuka sebuah pintu baru...

Dari yang awalnya membalas dalam hitungan detik, hingga akhirnya baru hampir satu jam an dia kembali membalas

"Gombal gombal, tuhkan berubah? yakin aku? btw anak anak kok jadi genit yaa sejak km gabung?"
"Iyaa ngapain boong, tar batal puasa...Genit gimana?
"Udah malam ya ga puasa lahh.. itu genit minta ampun tuh liat chat di grup, km juga ngapain sih baca baca tangan? kyk kurang kerjaan aja sih..

Gue bingung, karena sikap Putri yang sedari awal netral entah kenapa malah posesif?

"Yah kan pengen akrab, aku udah lama lho ga ketemu kalian ini"
"Ya ga gimana gimana, aku tau tuh anak anak heboh karena km lumayan aktif jga dan emang kan udah terkenal dikalangan anak anak cewek"
"Lah kok malah jadi ribet wkwkk, emng terkenal yaa? baru tau.. perasaan biasa aja"
"justru itu kann, lagian km tau ga? aku tuh salah satu yg suka sama km lho duluu..."
"Hah? yang bener?"
"Iya, aku inget semua hal detail tentang km, km pernah aku jambak rambutnya pas diem diem kan? inget ga? terus pas tuker binder jg kamu kyk cuek trus aku cubit"

Mau ga mau otak gue kembali traveling dan memang bener apa yang Putri katakan, yang gue kaget kenapa pembicaraan akhirnya mengarah ke sini?

"oalah... iya inget inget, terus sekarang masih suka ga?"
"GR, kan udah lama ga ketemu masa langsung suka sih aneh ih"
"Hahah, ya kan kali aja, btw emang ga ada dresscode kan? bebas berarti"
"Heem, mau belanja ga? ketemu gitu sambil beli keperluan rumah
"Boleh... ga ada yang marah emang? takutnya ada yang marah nih.."
"Helehh... mesti, kyk ama siapa aja.. ga ada kok santai aja
"Ya udah belanja doang kan? ayok aj.."
"Lho emng mau ngapain selain belanja?"
"Ya ga tau, aku ga pernah belanja berdua ama cewek sihh"
"Lho masih polos ternyata, ga pernah pacaran kah waktu kuliah?"
"Ga pernah, cupu aku tuh..."
"Ga pernah kiss dong?"
"Ga pernah juga lah... ama siapa hahaha.. klo kmu pasti jago ya.."
"Ya udah besok mau ga? sekalian?"
"Haah? mau apa?..."
"Ya diajarin... kissnya.."


To be continued
Makasih apdetnya bro @hazriel ...
 
Jadi ikutin sedih gara2 HP rusak jd nggak bs connect dg Yuuka. Makin penasaran jg apakah ke depannya dan sekarang udh bisa connect lg dg Yuuka atau nggak.
 
"Waduhh belum hari raya udah dpt THR"
"Iyaaa kasihan sih hihihi"
"Lho cuman karena kasihan nihhh?"
"Hehe, ya udah mau lanjut kerja, tidur nyenyak :*"

Gue yang dpt emot kiss secara tiba tiba kaget dong, agresif sekali tapi gue lebih baik memang gini sih daripada ketemu orang yang klo ngobrol kesana kemari padahal to the point nya sedikit alhasil menimbulkan kesan yang buruk

Putri mengaku bekerja di salah satu perusahaan pemberi layanan berita dimana dia khususnya kebagian shift malam

Sedangkan kegiatan gue dirumah itu sebenarnya minim karena kebanyakan cuman ngurus toko ortu dari pagi sampai malam dan minus jadwal kirim seperti kayak ga ngapa ngapain aja ibaratnya ya cuman jadi kasir toko karena memang ga ada pegawai (ga balik modal), dan untungnya saat itu ada program pemerintah BLNT (Bantuan Langsung Non Tunai) sebulan sekali dan gue ditunjuk untuk jadi salah satu agen penyalur, yah lumayan untuk menambah penghasilan

Proses kerjanya pun sebenarnya cukup simple menyediakan bantuan berupa bahan pokok (beras dll), dan disalurkan ke orang yang telah terdaftar + berhak menerima

Banyak masalah muncul karena memang sudah bisa diperkirakan, masyarakat yang berhak menerima ini kebanyakan masyarakat kalangan bawah dimana tanpa mengurangi rasa hormat tidak bisa mencerna informasi yang ada hingga akhirnya secara gamblang menyimpulkan bahwa gue sebagai agent bertanggung jawab penuh atas bantuan yang mereka terima

Intinya saat ada masalah dalam penyaluran, jelas mereka mengkambing hitamkan gue, meskipun seharusnya gue sebagai penyalur hanya bertugas untuk menyalurkan bukan memproses uang dsb

Cara kerjanya orang yang berhak menerima ini mendapat sebuah kartu debit dimana setiap bulan akan mendapatkan bantuan sebesar 200k yang intinya akan dibelanjakan melalui toko gue

Nah saat kartu debit mereka tidak terisi yang otomatis harusnya menjadi tanggung jawab bank sebagai pihak penyalur uangnya otomatis menyalahkan gue sebagai agent penyalur bantuannya, sungguh ironi memang karena kerjaan gampang tapi ternyata ada banyak masalah yang selalu terjadi disetiap bulan

Dan itu juga yang akhirnya menjadi akar masalah di keluarga gue, ortu terutama Ayah menjadi orang yang krisis Identitas, dimana saat berada di luar rumah menjadi pribadi yang sangat disegani bahkan bisa dibilang cukup di idam idamkan banyak orang, tapi saat terjadi suatu masalah di luar yang tidak bisa terselesaikan akhirnya di bawa ke dalam rumah dan seperti yang bisa ditebak menjadi masalah tak berujung

Pernah suatu ketika, marah besar kemudian mulai mengungkit banyak hal termasuk gue yang memang saat itu tidak lagi bekerja, apa mengurus toko dan menjadi agent penyalur tidak dianggap bekerja? kalau menurut Ayah gue itu ga dianggap, karena memang hasil toko dan menjadi agent gue berikan sepenuhnya untuk kedua orang tua gue, bagaimana gue bisa survive? untuk menekan biaya, terpaksa gue tinggal dengan kedua orang tua gue dan sisanya dari gue memberikan jasa konsultasi dan semacamnya

Dan hal diatas tentu sudah gue jelaskan ke Putri yang memang saat itu sedang dekat, dia banyak bertanya tentang kesibukan gue dan yah gue jelasin karena memang mungkin pada saat itu gue sedang bisa dibilang terpuruk sehingga pengennya mengambil semua pertolongan yang ada

Gue sengaja ga mengusik terlalu dalam tentang kehidupan Putri karena bisa dibilang karena sedang penuh juga kepala ama masalah sehingga mungkin gue sedikit memberikan batasan hingga akhirnya salah satu teman SD cewek yang berada di Grup say hi

"Assalamualaikum cowok maniezz"

Gue yang baca gitu deg deg an dong, agak cringe memang tapi mau gimana gue jawab aja sekenanya karena memang foto profilnya juga hanya background hitam

"Waalaikumsalam, siapa yaa?"
"Haduhhh yang muncul terus digrup"
"Lho temen SD ternyata, siapa?"
"Coba tebak..."

Anjir disuruh tebak tebakan lagi, tapi memang gue kali ini full ga ingat, karena di grup juga jarang muncul jadi gue ga bisa pastikan siapa siapanya, belum lagi pakai WA akun bisnis akhirnya gue nyerah

"Ga tau, capek ui maen tebak tebakan"
"Iya iyaaa yang kenalan ceweknya banyak jadi ga inget"

gue sebenernya tipikal yang malas saat diajak chat seperti ini karena kesannya mereka tau gue sedangkan gue 0 karena ga tau harus memulai seperti apa

"Untung udah malem, klo ngga batal nih puasa...."
"Wkwkwk"
"Njir malah ketawa..."
"Tak kasih clue yaa... pernah suka kamu"

Gue dalam hati kembali traveling ke masa masa SD, gue yakin gue ga pernah sekalipun paham masalah suka sukaan meskipun pada waktu itu memang gue inget beberapa temen gue sudah memulai cinta monyet tapi karena otak gue pada saat itu hanya full main karena memang SD kelas 5 gue sudah beli PS 1 hasil sunat jadi merasa ga penting aja diluar itu

"namanya suka kan pasti ga ditunjukkan..." gue balas dengan agak ragu dan males
"hehe... btw ikut kan bukber? ditunggu lho.."
"Iya insyaAllah ya..."
"Ya udah, met malem mas Ariel, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Aneh memang tapi ya akhirnya ga lagi gue pikirin karena udah full masalah jga

Keesokannya, akhirnya gue bertemu Putri disalah satu mall, niatnya memang sekalian buka puasa berdua kemudian lanjut entah kemana, rumah Putri itu ga jauh dari rumah gue tapi berhubung gue lupa jadi gue ga ingat letaknya, sedangkan rumah gue itu langsung dipinggir jalan yang jadi akses utama sehingga gampang untuk di temukan dan dingat

Gue sedikit kaget karena memang Putri ini bisa dibilang gadis yang fashionable, meskipun bisa dibilang kecil, tinggi sebatas telinga gue, untuk ukuran dada terbilang cukup kecil dan karena gue sudah merasakan yang jauh lebih besar sehingga tidak membuat gue penasaran dengan tonjolan yang ada di dadanya itu

"Waduh, tambah ganteng mas iki"
"Mbak e juga tambah cantik apalagi pake hijab, cocok"

Dia tersenyum dan kemudian tiba tiba menggandeng tangan gue untuk masuk ke dalam

Gue seperti kerbau yang dicolok hidungnya pun cuman bisa ngikut

"Tinggi ya kamu sekarang, dulu padahal kecil"
"Ya namanya juga cowok, tingginya telat apalagi banyak yang lebih gede lagi"

Dia menoleh dengan menyipitkan mata dan bibirnya sedikit tersenyum

"Apane? yang lebih gede lagi?" seakan ingin memastikan jawaban yang keluar dari mulut gue itu ga seperti yang dia pikirkan
"Yo rezekinya lahh, apa lagi"

Dia tersenyum sembari menggeleng geleng kepalanya.

Gue dilayani seperti pacar sendiri, mulai dari saat memilihkan baju, menggandeng tangan, dari jalannya, mungkin kalau ga puasa bakalan dipeluk kali

Gue sih karena sudah pernah merasakan yang lebih ya akhirnya malah biasa aja tapi ada hati yang berbunga karena sudah lama gue ga ada support seperti ini

Sampai gue iseng celetuk saat dia dorong troli belanja

"Udah kayak nemenin istri belanja" gue berdiri sembari pura pura sibuk dengan HP
"Apasihhhh? aneh banget celetukannya" dia pura pura liat kedepan padahal gue sempet lihat pipinya itu merona kemerahan

Dan akhirnya karena ga kerasa tibalah waktu berbuka akhirnya kami berdua duduk berhadap hadapan

Agak keder juga karena jujur memang Putri ini tipikal yang banyak di cari, selain mandiri karena apa apa bayar sendiri bahkan gue ga perlu keluar uang untuk sekedar makan karena bayar sendiri

"Apasih? dari tadi lho kok liatnya gitu?" dia senyum senyum sendiri sembari memainkan sedotan di gelas minumnya
"Gpp, ya wajar kan liat ada yang cantik gini"
"Aneh dasar, eh tapi kalau kita jadi terus punya anak pasti anaknya pinter banget yaa?"

Gue agak kaget juga, baru ketemu udah maen andai andai aja, ga nolak sih tapi...

"Ya kan kamu kuliah, pinter dari kecil juga, ranking terus, apalagi kalau km ngomong tertata banget kayak keliatan ada wibawanya gitu dehh"
"Yahhh, ibu nya juga pinter sih, ya pasti anaknya sukses, btw kok sampe tau detail detail dari cara bicara dll sih? waduh salah langkah dikit langsung gawat nih"
"Namanya editor kan udah ribuan kali baca kalimat wahhh, jadi ya ga kaget, aku juga mikirnya kok ga tau kenapa kyk cocok aja ngobrol ama kamu"
"Oalah..."
"Tapi memang tipe cewek kyk km itu gimana?"

Ga lama gue jawab

"Kayak km"

Pipinya yang putih itu tiba tiba memerah

"Gombal terus dari tadi yaaa? aduhhh"
"Kain lap ta? wkwkwk" (gombal = baju bekas yang dibuat kain lap)
"Haduhhhh, eh tapi kalau kita nikah nanti makannya gimana? aku ga bisa masak lho?"

Gue dalam hati sedikit gedek juga, cewek kok ga bisa masak, masa harus beli terus kan boros

"Yah nanti aku bantu masak, diajarin bisa kok"
"Wihhh, ya udah kapan kapan aku minta km masakin pokoknya, janji yaaa?"
"Yawes tunggu waktunya... mau kemana abis ini? pulang?
"Heheh... hmm gimana klo karaoke?"
"Lha tiba tiba ngajak karaoke, ga ada yang nyariin kamu?"
"Dibilang ga ada kok... yuk ah dah lama nih ga karaokean juga"
"Ya udah..."

Karena pake motor sendiri sendiri jadi ya gue ngikutin dari belakang, aneh memang kenapa ga dijemput aja? tapi gue maklum sih karena warga sekitar udah kenal gue belum lagi warga kampungnya juga klo ambil bantuan di gue jadi mau ga mau wajah gue dikenal, takutnya mungkin ada satu dua hal yang luput dari penilaian gue ...

Jujur gue baru kali ini masuk kedalam ruang karaoke dan seperti yang gue pikirin gelap cuy.. hanya ada penerangan dari layar dan lampu temaram dibeberapa sudut

Gue duduk sembari melihat kanan kiri, kan bahaya kalau ada yang nongol, tapi berhubung bulan puasa tampak sepi sementara Putri mulai browsing lagu

Gue celingukan, takut ada kamera cctv tapi mungkin karena ini tempat yang cukup terkenal jadi privasi terlihat terjaga

Mulailah si Putri bernyanyi, gue di sebelah hanya minum es teh, kemudian tibalah waktu gue bernyanyi, sudah lama gue ga bernyanyi, karena salah satu vokalis yang cukup aktif juga dulu di jaman SMP/SMA mau ga mau nunjukin skill dong, untungnya hasilnya ga buruk karena Putri tampaknya menikmati

Setelah bernyanyi beberapa lagu, Putri tanpa gue sadari kini duduknya mendekat, bahkan gue bisa merasakan kakinya yang menyentuh kaki gue

Gue lihat ke arah Putri, sementara itu wajahnya mendekat dan cup...

Bibirnya yang berwarna natural itu menempel di bibir gue, sementara gue seperti orang belagak bego hanya diam tak bergerak...

Putri menarik bibirnya dan kemudian melihat ke arah gue, dia tersenyum kemudian mencium bibir gue lagi

Kali ini dia bertindak secara agresif, bibir gue dikulum bahkan dipaksa terbuka..

Perlahan bibir bagian bawah gue ditarik masuk kedalam mulutnya, sementara lidahnya mencari lidah gue yang terlihat pasif

Hembusan nafasnya yang hangat menerpa wajah gue, pipinya terlihat memerah yang terkena pancaran cahaya dari layar didepan, kali ini terpaksa gantian vokalis di layar melihat kami yang tengah bersilat lidah

Lidah gue disedot dengan ritme pelan, bahkan samar samar bunyi kecipak ludah yang tertukar ditengah dentuman keras lagu di dalam ruangan

"Mhhhh...." Putri mendesah, terbawa dalam lautan birahi yang dia panggil sendiri, sementara tangan gue menjalar ke arah dadanya, mengusap dan memijat lembut dari luar bajunya yang kemudian dengan perlahan tangan gue masuk kedalam

Gue bales ciumannya, kali ini lidahnya yang dari tadi aktif tiba tiba pasif, bergerak manja saat lidah kami saling bergelut indah, ruangan yang masih mendengarkan lantunan nada kali ini malah seakan memberikan semangat

Badan Putri tiba tiba mengejan saat gue usap kedua puting kedua payudaranya dengan ibu jari, sementara pegangan Putri menguat didalam pelukan...

"Arielll.....!!!", entah basah atau tidak karena kami berdua masih dengan pakaian lengkap, hanya baju Putri dan hijabnya yang sedikit kusut karena ulah kami..

Gue ga ada perasaan ingin hs pada waktu itu, karena memang masih berada di lingkup ramadhan, sehingga pikiran gue masih terbilang cukup bersih...

"Hahhh... katanya ga pernah... kok kayak udah jago sih kamu ril?"
"Insting kali Put..." gue hanya tersenyum sembari mengatur nafsu agar sebisa mungkin gue tahan
"harusnya aku yang ngajarin kok malah km yg puasin aku Ril.."
"Gpp Put, buat makasih aja hari ini udah ditemenin?"
"Oh makasih aja ga ada maksud lain?"

Gue tersenyum, sebenernya sulit juga jadi lawan bicara si Putri karena dia tipikal cewek yg tebakannya itu harus benar ga tau kenapa, jadi klo meleset ya kayak jengkel sendiri dia, aneh emang, tipe cewek yg free willnya gede jadi harap maklum kalau nemu cewek kyk Putri ini...

"Itu tadi tangannya sampe masuk masuk padahal janjinya kiss aja..." tidak ada sedikitpun nada penolakan di dalam kalimat yang dia ucapkan, mungkin dia bertanya tanya kok bisa dia menikmati?
"Namanya cowok Put, kan bisa liat bokep juga meskipun ga pernah..."
"Hihi, kasian yang cuman bisa coli di rumah, susah pasti yaa apalagi tinggal ama orang tua"

Gue hanya tersenyum, belum tau aja dia...

Setelah hari itu karena sama sama sibuk, akhirnya tiba hari H dimana acara bukber diadakan

Saling bertegur sapa dengan anak anak yang sebenarnya gue kaget sendiri apalagi saat bertemu, aura aura street life nya sangat terasa, ada yang jadi simpanan Om berseragam, ada yang jadi bandar sabu, ada yg jadi tukang selingkuh meskipun sudah menikah, ada yang jadi gigolo meskipun mereka ga menceritakan itu tapi gue tau, bahkan ada satu temen cowok yang bertransformasi menjadi seorang cewek bahkan bekerja menjadi kupu kupu malam, gue bayanginnya aja udah ga bisa...

Dan gue sedikit kecewa sih, karena Ayu, teman wanita yang menurut gue dekat ga gue jumpai, kata anak anak sih memang lagi sibuk dan sayangnya ga ada di dalam grup jadi gue ga bisa "lihat" seperti apa sekarang

Dan benar kata banyak orang sih, acara bukber atau reuni pasti rentan ama yang namanya CLBK, gue sih sebenarnya tenang tenang aja karena memang ga ada yg se spesial itu, apalagi sudah pernah merasa kehilangan yang akhirnya membuat gue menjadi orang yang ga mau ambil pusing dengan hubungan status pacaran, dan karena memang anak anak ini taunya gue alim, ustad dan semacamnya akhirnya gue ditunjuk untuk menjadi imam sholat Magrib waktu itu yang akhirnya tanpa gue sadari membuat baper banyak wanita...

Total 40an lebih orang yang hadir, hampir 60% sudah memiliki pasangan entah istri atau pacar masing masing, dan karena memang gue yang dianggap paling jomblo akhirnya yah terjadilah saling cocok mencocokan yang gue tanggapi dengan bercanda

Saat itu gue lupa kalau lock hp gue itu wallpaper foto si Yuuka, temen cowok tau lah isengnya gimana...

"Lho wihh, si Ariel diem diem pacarnya orang jepang!"

Temen cowok gue teriak seperti itu mau ga mau bikin anak anak melihat ke arah gue, gue cuman bisa garuk garuk kepala melihat anak anak dengan berbagai ekspresi, penasaran, biasa aja bahkan ada yang seperti shock, ga terima...

"Temen doang woi, udah lama jga itu, jomblo kan gpp wajar pasang foto siapa aja hehe"
"Halahhh, playboy nih pasti" disitu anak anak ketawa ketiwi, dan gue pun ikutin aja alurnya yang intinya dari situ anak anak tau gue ada deket entah itu pacar atau temen peduli amat yang penting si Ariel ada aja
"Trus si Ayu kamu taruh mana Ril?"

Pembahasan tampaknya berfokus pada gue karena selain ga pernah ketemu mungkin juga gue bisa mengikuti arus pembicaraan biar makin rame

"Kalau ada gue ajak jalan anaknya"

Disitu anak anak makin liar, untungnya nyewa bagian outdoor kalau ngga ya pasti ganggu yang lain

Gue lihat ke arah Putri tampaknya dia ada sedikit kesal atau apa karna pas tatapan mata kami bertemu dia tampak acuh

Gue inget di parkiran gue ngomong ke salah satu temen cowok untuk mengakhiri apapun kesibukan yang dia lakukan, karena memang mungkin untuk menunjukkan sikap respek atau gimana dia mengiyakan

Setelah acara bubar dan pulang kerumah masing masing, gue pun sama tapi entah kenapa ada sampe 5 nomer yang ga gue tau siapa mengirim chat ...

Dan setelah melihat foto profil akhirnya gue sadar ini anak anak tapi bentar, kok ada wajah yang bisa dibilang membuat gue nostalgia...

Wajahnya yang cantik, putih tapi terkesan cool dan rambutnya yang hitam tergerai sampai kepunggung, tampaknya memang rambut rambut yang rajin masuk salon..

"assalamualaikum, Ariell.. lama ga ketemu nih, gmn acaranya tadi?"

Gue perhatikan lebih detail...

"Ayu?"

to be continued
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd