Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My HEROINE [by Arczre]

Siapakah Tokoh yang Paling disuka?

  • Jung Han Jeong

  • Yuda Zulkarnain

  • Hana Fadeva Hendrajaya

  • Ryu Matsumoto

  • Azkiya a.k.a Brooke

  • Rina Takeda

  • Jung Ji Moon

  • Ray

  • Astarot

  • Putra Nagarawan


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
btw kan ada virus2an..
apa ntar ada zombie2an g om arci??
hehe..
terus ditunggu epic battlenya versi 2 jaka Vs azkia..
dah lama g liat om arci nulis bunuh2an versi sadis kaya di wolf of desert..
semangat nulisnya om..
 
Lama off jadinya ketinggalan My Heroin. Hufffhhh. Baru baca sampe act II, serasa pengen bikin kota yang diisi oleh tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini.

Hal yang paling hebat dalam cerita ini menurut ane, Bang Arci sanggup memainkan beberapa karakter yang berbeda dengan begitu sempurna dalam cerita ini.

Hal tersulit bagi seorang penulis ketika mesti mendalami karakter setiap tokoh dengan sempurna, namun disini semua tersaji dengan begitu sempurna.

Salut :ampun: :jempol: :beer:
 
Sehari doang paket inet abis, skalinya mampir dimari nyolong wifi, dah panas ni auranya... Smangat suhu arci, cibi yg disini ttp setia menanti :kk:
 
Kabar Azkiya....

bf60c1384427024.jpg

Ini aja deh kabarnya. :Peace:
 
BAB II: DEMON SLAVE

1fd9a1382649111.jpg



Thomas van Bosch. Cibi baru mengenalnya malam itu, tapi ia sudah merasa Thomas adalah segalanya. Thomas pagi itu tidak bertugas. Dia berada di apartemennya.

"Kamu sendirian di sini?" tanya Cibi.

"Iya," jawab Thomas.

"Tak ada saudara? Keluarga?"

"Ada, tapi aku tak mau bertemu dengan mereka"

"Hmm??"

"Kami bermusuhan"

"Oh...begitu"

Thomas duduk di sofa. "Kalau kamu mau mandi, mandi saja. Aku tak punya banyak makanan tapi kamu tak perlu mengkhawatirkan aku. Aku bisa tahan tidak makan beberapa hari."

"Aku cukup penasaran dengan divisimu, kamu benar-benar punya kekuatan itu?"

"Iya, kamu akan sering lihat nanti"

"Kereeenn!"



***********~o~***********​



"Kamu tak apa-apa hidup bersamaku?" tanya Thomas.

"Kenapa emangnya?" tanya Cibi.

Mereka berdua sudah dalam satu selimut tanpa sehelai benang pun. Cibi tampak berada di atas Thomas sambil menggoyang pantatnya yang aduhai. Batang kejantanan Thomas memang pantas disebut "magnificent Pennis" bagi Cibi. Ukurannya sangat pas, penuh dan panjang sampai menusuk rahimnya. Sejak mereka bercinta untuk pertama kalinya seminggu yang lalu, rasanya setiap hari setiap Thomas pulang dari pekerjaannya mereka selalu bercinta tanpa henti.

"Baiklah, sampai sekarang kamu masih penasaran denganku kan? Aku akan ceritakan mengenai diriku kepadamu nanti," kata Cibi.

Cibi mulai mempercepat putaran pinggulnya. Thomas hanya tersenyum saja dengan perlakuan Cibi. Terlebih lagi sejak pertama kali merek bercinta Cibi benar-benar tak memakai pengaman, bahkan membiarkan spermanya berdiam diri di dalam rahim wanita itu.

Akhirnya Thomas pun hampir saja sampai ke puncak persenggamaannya. Dia juga sekarang ikut aktif menyodokkan pantatnya ke atas. Thomas rasanya sudah mentok.

"Tom, aku sudah mau nyampe," kata Cibi. "Gila ya, tiap ngentot ama kamu aku pasti KO!"

Thomas tak banyak bicara ia meremas pantat Cibi yang bahenol itu dan terus menyodok dengan kencang. Akhirnya puncaknya pun tiba. Penis Thomas menyemburkan lahar kentalnya yang menyembur dengan deras ke dalam rahim Cibi untuk kesekian kalinya. Cibi langsung ambruk ke dada Thomas.

"Aahhh....Tom, seperti biasa, elu emang hebat," kata Cibi.

"Jadi cerita dong!"

"Baiklah, sesuai janjiku. Aku akan ceritakan semuanya, uuhhh...penuh banget memekku," Cibi beringsut mencabut batang Thomas yang masih tertanam di liang senggamanya. Ia merinding geli ketika batang itu perlahan-lahan meninggalkan liang surgawinya.

Cibi berbaring di sebelah Thomas. Ia mengatur nafasnya.

"Huufftt....jadi ceritanya begini Tom. Aku dulu itu orangnya baik, dari keluarga yang baik-baik. Nggak seperti sekarang. Hanya saja dulu itu ceritanya aku seperti ini karena terjebak permainan busuk seorang teman. Bukan teman sih, pacar lebih tepatnya. Orangnya ya yang kamu habisi kemarin itu. Aku terjebak permainannya karena dia benar-benar orang yang hebat di ranjang. Dia mengambil keperawananku ketika aku masih kelas satu SMA. Kami pun banyak melakukan hal-hal yang nakal dan gila, seperti make inex atau bahkan sampai ngerjain Om-om untuk mendapatkan duitnya. Hasilnya malah aku ketagihan.

"Julukanku berubah dari ayam sekolah, lalu jadi ayam kampus dan sekarang jadi WP highclass. Tapi aku melakukannya pilih-pilih lho. Nggak sembarangan ngasih harga kepada siapa saja buat pake memekku. Hal ini karena pacarku. Sekali lagi karena dia. Aku tahu kalau dia sering banget cerita tentang bodyku ke temen-temennya hasilnya sudah dipastikan aku melakukannya karena ingin memuaskan keinginanku. Duitnya juga sih. Saat itulah ketika aku bercinta dengan seseorang, dia umurnya sekitar 30-an. AKu lupa siapa namanya, tapi dia punya penis yang wow. Mirip punyamu. Aku menyebutnya maginificent pennis," jelas Cibi.

"What the fuck was that? My pennis?" Thomas melirik ke arah penisnya.

"Aku nggak bohong. Beneran. Penisnya penuh banget masuk ke liang senggamaku, kamu tahu? Pacarku sendiri saja nggak pernah penuh masuknya. Tapi orang ini luar biasa. Dia bahkan meng-KO-ku berkali-kali, aku pun jadi ketagihan bercinta dengannya. Setelah menservice-nya aku pun berharap ia datang lagi. Tapi sampai sekarang nggak pernah.

"Sejak saat itu setiap kali aku dipanggil tak pernah ada satu pun cowok yang bisa memuaskan aku. Bahkan aku bercinta dengan klien hampir kebanyakan aku hanya pura-pura saja orgasme. Biar bayarannya tambah gedhe gitu. Selain itu keluargaku pun mulai hancur. Ayah dan ibuku becerai, aku pun jadi nggak keurus. Ibu sibuk dengan pekerjaannya dan ayah jug sibuk dengan pekerjaannya. Aku jadi frustasi setiap pulang ke rumah. Akhirnya aku sudah tak bisa membendung lagi kemarahanku, aku pun pergi dari rumah numpang di kontrakan Ningsih temenku.

"Aku tahu kedua orang tuaku menyebarkan brosur dan poster tentang diriku dimana-mana. Aku tak peduli. Aku cukup berterima kasih kepada pacarku karena ia mau menolongku, tapi menolongku ada maunya. Setiap uang yang aku dapat maka dia juga harus dapatkan bagiannya. Akhirnya dia jadi mucikariku. Iya, aku memasang tarif yang luar biasa tinggi. Hingga suatu ketika, terjadilah kejadian itu.

"Harusnya hari itu adalah hari biasa. Aku agak heran ketika pacarku bertanya kepadaku 'Gimana sih rasanya hubungan incest itu?' Aku tak pernah curiga dengan pertanyaan itu, hingga akhirnya dia cerita ada klien yang mau bayar sampai lima puluh juta untuk seminggu bersama dia. Gila apa? Siapa yang nggak nolak? Akhirnya ya sudah aku menerimanya. Hari itu sang klien sudah membayar lunas. Tidak biasa menurutku, hingga akhirnya aku pun diantar ke sebuah rumah yang sangat mewah. Awalnya aku tak curiga hingga kemudian sudah masuk rumahnya. Kata klienku itu aku langsung disuruh masuk dan langsung ke kamar. Begitu di kamar aku terkejut ketika mengetahui klienku adalah ayahku sendiri. Brengsek banget, pacarku ternyata menyewakanku untuk ayahku sendiri.

"Saat itulah ayahku ketahuan sikap aslinya. 'Aku menyewamu sebagai wanita panggilan dan aku sekarang ini tidak menganggapmu sebagai anakku, camkan itu!' Aku tak bisa berbuat apa-apa karena uangnya pun sebagian sudah aku pakai, gila banget kan? Aku mencoba menelpon pacarku tapi dia tak mengangkat seolah-olah aku diberikan kepada seekor harimau begitu saja. Dan seminggu itu aku digarap oleh ayahku sendiri. Aku ingin menolak tapi juga nggak bisa. Ayahku benar-benar maniak seks. Ternyata salah satu alasan dia cerai dengan ibuku adalah dia tak tahan dengan servis ibuku, bahkan ia jujur mengaku kalau lebih menyukai aku, anaknya sendiri.

"Selama seminggu itu ayahku membuatku tersiksa, hampir tiap hari kami ngentot. Dia memperlakukanku dengan kasar. Aku dijambak sambil disuruh untuk blowjob, ia pun dengan kasar menganalku. Tak peduli di mana, di dapur, di halaman rumah, di teras, di ruang tamu, kami bercinta di mana saja. Bahkan di rumah itu aku dilarang untuk memakai baju. Aku menurut, hanya menurut karena aku dibayar. Dan setelah seminggu itu aku dilepaskannya. Brengsek memang. Dan aku pun bersumpah akan membunuh ayahku sendiri karena ini.

"Setelah sebulan setelah kejadian itu ditambah dengan permohonan maaf dari pacarku yang berulang-ulang dan aku memaafkannya, aku ketemu lagi dengan 'magnificent pennis'. Dia menelponku, menyewaku. Akhirnya kami deal, dan check-in di sebuah hotel berbintang empat di salah satu pojok Jakarta. Kami bercinta dengan hebat malam itu, aku untuk beberapa saat melupakan apa yang terjadi antara aku dan ayahku. Toh kami melakukannya nggak sampai hamil juga koq. Tapi hari itu semuanya mengerikan ayahku datang ke hotel itu dan masuk kamarku saat aku sedang bercinta dengannya. Ia membawa pistol dan menembak kepala klienku itu. Aku menjerit, aku diancam, bahkan aku akan dibunuh. Aku melawan, kuambil apapun yang ada di meja hingga akhirnya aku pun melemparkan lampu meja ke kepalanya. Kuhajar dia dan kurebut pistolnya. Kutembakkan seluruh peluru pistol itu tubuhnya. Dia tewas seketika.

"Aku panik dan lari. Satu-satunya jawabanku adalah kembali ke tempat ibu. Di rumah ibu beliau pun menerimaku. Sungguh ibu yang sangat baik. Aku ceritakan semua tentang diriku ke ibu dan ibu mau memaafkanku. Ia pun selama hidupnya terus melindungiku, bahkan ketika polisi bertanya tentang diriku, beliau mau melindungiku.

"Sayangnya kebersamaanku dengan ibu cuma sebentar hingga terjadi kerusuhan Mei 98. Aku yang sedikit ada keturunan Tiong Hoa hampir saja jadi korban tapi tidak bagi ibuku. Ia tewas karena melindungiku. Dia diperkosa dan dibunuh tepat di depan mataku. Aku saat itu bersembunyi di loteng ketika sekelomok orang tak dikenal masuk ke dalam apartemen ibuku dan melakukan perbuatan itu. Setelah itu pun aku bersumpah, aku ingin bertahan hidup, survive. Tapi dengan cara apa? Aku tak punya skill, tak punya ijazah. Hingga akhirnya setelah kerusuhan itu aku kembali ke pacarku. Tapi aku bertekad kalau ada orang yang punya magnificent pennis, aku akan tobat. Aku rela dihamili oleh orang ini, aku ingin menikah dengannya dan hidup bahagia selamanya."

Cibi diam. Dia tak meneruskan ceritanya.

"Sudah?" tanya Thomas.

"Iya, sudah."

"Ceritamu menarik juga, aku hampir saja terhanyut dan terbawa suasana"

"Maaf"

"Tak apa-apa. Aku justru suka dengan kejujuranmu"

"Makasih ya Tom, udah baik kepadaku selama ini"

"Tak apa-apa. Kamu capek? Tidurlah!"

"Hmm...iya"

Thomas kemudian bangkit dari tempat tidurnya.

"Mau kemana?"

"Aku ada pekerjaan malam ini, kamu istirahat saja. Jangan tunggu aku, mungkin aku besok baru kembali"

Cibi mengangguk, tak berapa lama kemudian dia terlelap.


******~o~******​


Hidup bersama Thomas, menurut Cibi juga menyenangkan. Walaupun mereka tak terikat dengan pernikahan, tapi kedekatan mereka sudah seperti suami istri. Selama sebulan akhirnya Cibi tinggal bersama Thomas, ia dengan mudah bisa melupakan masa lalunya. Ia benar-benar menikmati masa-masanya sekarang. Hanya saja Cibi tak tahu siapa Thomas sebenarnya. Semuanya berjalan sebagaimana biasanya. Tak ada rasa khawatir, curiga atau apa. Bahkan Cibi mulai merasakan dia hamil. Ia tak pernah lagi minum pil pencegah hamil.

"Aahhh....ahhh...ahhh!" Cibi mendesah sambil berpegangan meja dapur sementara Thomas menyodoknya dari belakang.

"Aahh....Fuck...ooohhh....!" Thomas meluapkan birahinya pagi itu di dapur ketika Cibi sedang memasak.

Batang rudalnya sudah keluar masuk di liang senggama Cibi. Kemaluan Cibi sudah becek, suara benturan pantatnya dan selakangan Thomas membuat suasana dapur itu makin erotis. Terlebih Cibi hari itu hanya memakai celemek saja yang membuat tubuhnya terlihat sangat seksi. Kehidupan sex Thomas berubah sekarang. Dengan adanya Cibi di rumah ia tak perlu lagi berkeliaran mencari wanita-wanita di luar, karena Cibi akan melayaninya kapan pun dia mau.

Cibi memejamkan mata menikmati setiap gesekan yang ditimbulkan batang penis Thomas di liang senggamanya. Tubuhnya berguncang-guncang. Buah dadanya yang hanya ditutupi celemek pun berguncang-guncang seperti gantungan kunci. Thomas makin cepat mengebor pantat Cibi hingga akhirnya dia pun menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Cibi.

"Aaahh....aaahhh....aaaahhh!" Thomas mengerang nikmat sambil menekan kuat-kuat pinggangnya ke pantat Cibi.

"Tom, aku sedang masak nih, digarap juga," keluh Cibi.

"Salah sendiri masak cuma pakai celemek," kata Thomas.

"Hihihihi....udah sana!" kata Cibi sambil mencubit perut Thomas.

Thomas menarik kemaluannya. Seketika itu dari lubang kemaluan Cibi mengalir cairan sperma. Cairan itu meleleh sampai ke pahanya yang mulus.

"As I expected from guy who had a magnificent pennis," kata Cibi.

"Aku pergi dulu," kata Thomas. "Kamu yakin ingin hidup bersamaku?"

"Iya, aku yakin," jawab Cibi.

"Kamu sudah mengerti yang aku jelaskan kemarin tentang elemental, balancer, destroyer, creator, mist?"

"Iya aku sudah mengerti semua, kenapa memangnya?"

"Tak apa-apa, aku pergi"

Kata-kata Thomas terakhir itu agak aneh. Cibi sih tidak masalah dengan tugasnya yang harus membunuh orang-orang yang menjadi targetnya. Selama itu pekerjaannya rasanya tak masalah, asalkan Thomas bukan seorang psikopat. Memang awalnya Cibi tak percaya dengan cerita-cerita mitos dan supranatural, tapi setelah melihat sendiri Thomas seperti apa ia pun percaya. Hingga pada akhirnya sesuatu yang tak terduga terjadi malam itu.

Cibi sedang menonton tv menunggu Thomas pulang. Ia sudah menghindar dari dunia, baginya dunianya sekarang adalah Thomas. Semuanya seolah-olah menjadi surga baginya. Perasaannya malam itu tidak enak. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya yang ingin dia keluarkan. Kegelisahannya sangat misterius.

"Ah, mungkin aku kecapekan. Eh bentar, aku belum pernah ngecek hamil atau tidak, cek dulu ah," katanya.

Ia lalu pergi ke kamar mandi dengan membawa testpack. Hatinya tentu saja gembira setelah melihat dua strip. Itu artinya dia positif hamil. Ia menghela nafas lega. Akhirnya bisa punya anak dari Thomas. Dia kembali ke ruang tamu, tapi sepertinya hari itu lebih sunyi daripada biasanya. Tidak, lebih tepatnya seminggu ini ia tak pernah keluar rumah memang dan hari ini Thomas belum pulang juga. Ia berniat untuk keluar sebentar mencari udara.

Cibi pun keluar. Hawa dingin dan bau menusuk langsung ia rasakan ketika membuka pintu apartemennya. Sepi, hanya saja ada yang aneh. Kenapa banyak kaca jendela di balkon? Karena penasaran Cibi mulai berjalan perlahan-lahan. Diinjaknya serpihan-serpihan kaca itu. Dia heran dengan kaca jendela yang pecah itu, pintu apartemen juga banyak yang terbuka. Dia pun melongok ke kamar apartemen di sebelah apartemennya.

Di dalam kamar itu sebuah pemandangan yang mengerikan terpampang di hadapannya. Sebuah keluarga terdiri dari laki-laki, wanita dan anak-anak tampak terkapar dengan tubuh tercabik-cabik. Cibi menelan ludah, ia menjerit sekencang-kencangnya. Ia melihat ke arah yang lain, sesosok tubuh terkapar di atas balkon. Ia segera menghampiri tubuh itu, dan ternyata sama. Darah mengalir dari luka orang itu. Dia sudah tak bernyawa. Cibi lalu kembali ke kamarnya.

Dia segera mengambil ponselnya. Cibi segera memutar nomor.

"Halo? Polisi?! Pak, cepet ke sini ada pembunuhan! Ada pembunuhan!" ujarnya. Tapi belum sempat ia melanjutkan sebuah tangan merebut ponselnya. Terkejut dia pun berbalik, tampak Thomas ada di belakangnya. "Tom, Tom aku lihat ada mayat! Ada mayat!"

"Iya, aku tahu," kata Thomas.

"Ayo lapor polisi!"

"Tak perlu, mereka akan datang koq. Tenang aja! Tak perlu panik. Aku yang melakukan semua ini."

"Hah?!" Cibi terbelalak. "Maksud lo?"

"Aku yang melakukan semua ini. Ini adalah salah satu ritual untuk memanggil Azrael. Kenapa? Kaget? Ada satu hal yang aku belum sampaikan kepadamu. Aku adalah pelayan Azrael, dan aku adalah kuncinya untuk keluar dari dunia ini."

"Apa maksudnya?"

"Aku harus membuat ritual ini, melakukan pembantaian."

"Kamu....Kamu sinting!"

"Iya, aku memang sinting. Kamu mau menerimaku kan?"

"Tidak! Pergi kau!" Cibi ketakutan. Tiba-tiba ia menggigil, segera ia berlari meninggalkan Thomas.

"Ayolah, kenapa kamu lari?"

Cibi terus berlari, ia tersandung mayat yang ada di balkon, tapi segera ia bangkit dan pergi. Thomas membiarkannya sambil bergumam, "Dasar pelacur. Pergilah! Aku tak butuh kamu."

Cibi terus berlari, ia pergi meninggalkan apartemen itu. Ia baru ketahui seluruh orang yang berada di apartemen itu tewas semuanya. Satu-satunya tempat yang ia ingat adalah Ningsih. Rumah kontrakan Ningsih.

Jalan kaki. Ya, dengan jalan kaki ia menuju ke rumah kontrakan Ningsih. Jauh memang. Apalagi ia tak punya uang, mau naik taksi pakai uang siapa? Setelah lama berjalan akhirnya Cibi pun sampai di rumah kontrakan Ningsih. Hari sudah pagi saat itu. Matahari sudah terik. Begitu masuk halamannya Cibi langsung pingsan. Saat itulah Ningsih yang kebetulan keluar dari rumah melihatnya langsung menolongnya.

"Nek, lo kenapa? Nek!" Ningsih histeris melihat keadaan Cibi.

Cibi shock, kejiwaannya terganggu setelah itu. Ia terus mengigau tentang Destroyer, Elemental, Balancer, Creator dan Mist. Karena kasihan, Ningsih pun akhirnya merawat Cibi. Apalagi Cibi sudah tak punya siapa-siapa lagi. Ningsih agak terkejut juga ketika mendapati Cibi hamil. Ningsih tak tahu yang terjadi dengan Cibi, tapi melihat sahabatnya seperti itu ia tak bisa tinggal diam.

Setelah anaknya Cibi lahir, Cibi makin menggila. Ia histeris setiap mendengar jeritan anaknya, setiap mendengar tangisan anaknya ia menjerit-jerit. Bahkan ketika melihat wajah anaknya ia sangat ketakutan.

"Pergi! Jauhkan dia dariku! Jauhkan anak iblis itu dariku!" itulah kata-kata Cibi setiap kali Ningsih memperlihatkan anak itu.

Anak perempuan itu pun dinamai dengan nama Laras. Ningsihlah yang menjadi ibu asuhnya. Karena keadaan Cibi makin parah bahkan suatu ketika ia ingin membunuh anaknya sendiri akhirnya ia dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

(Bersambung......)

Nyicil aja deh. Kayaknya tiap babnya bakalan pendek, karena ane mau ngebut buat the last battle.
 
makasih updetnya bang arci,,,,,aku baca dulu ya
ini yo gk pendek bang updatenya wong sakmunu dowone kok
 
Terakhir diubah:
Asek-asek joss! Uhhh...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
suhu archi ane penasaran sama tokoh bram...dia elemtalis juga atau alatnya yg canggih ya?bolpen yg dia lempar yg bisa ngebor zirahnya si ryu itu maksud saya...
 
Bimabet
Tuh kan kalo sabar pasti ada bonusnya hehehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd