Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My HEROINE [by Arczre]

Siapakah Tokoh yang Paling disuka?

  • Jung Han Jeong

  • Yuda Zulkarnain

  • Hana Fadeva Hendrajaya

  • Ryu Matsumoto

  • Azkiya a.k.a Brooke

  • Rina Takeda

  • Jung Ji Moon

  • Ray

  • Astarot

  • Putra Nagarawan


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
chi :galak:
 
tungguh yah, dikit lagi. Baru bangun tidur. Blom ngapa-ngapain :D
 
mau tahu ajah, apa mau tahu bangeet?

wait yah, lagi nyari ilustrasi yang cucok.

:ngeteh:
 

BAB VII: HELLO MY FIANCE

1fd9a1382649111.jpg


d42ff5382649952.jpg


#PoV Ryu#

Selama tiga hari tiga malam Hana-chan tidak tidur sama sekali. Dia memang nerd, ngutak-atik komputer, kadang bertingkah seperti orang gila ketika persoalan yang dihadapinya bisa ia selesaikan. Aku? Hopeless. Tak bisa disandingkan dengan orang-orang nerd seperti Hana-chan, papanya dan juga profesor Andy. Soal teknologi aku tak begitu faham, yah, sekalipun mengikuti juga sih. Tapi soal ilmu pedang aku tentu saja faham.

Sungguh aku terkesima dengan katana Masamune Date yang sekarang ini ada bersamaku. Aku tak pernah mengetahui kalau katana ini sangat-sangat berguna. Bisa memotong tentakel monster waktu itu. Musuh kita kali ini apa sih sebenarnya? Bagaimana ia bisa membuat robot sebesar itu? Dan menurut instingku apa yang dilakukan mereka kemarin itu hanya uji coba saja. Pasti akan ada sesuatu yang lebih besar.

Gnome-X. Aku sudah bertemu dengannya. Yuda memilikinya. Sayang sekali ia pergi, mengorbankan dirinya untuk meledakkan monster itu di atas sana. Setelah itu tak ada kabar, tak ada berita, bahkan tanda-tanda keberadaan Yuda pun tak ada. Tapi ayahnya Yuda yakin bahwa anaknya tak kenapa-napa. Ia yakin armor Gnome-X bisa melindungi Yuda. Bahkan ia sendiri bilang kita harus memikirkan keselamatan diri kita sendiri sekarang ini. Memang benar sih, sementara ini kita tidak memikirkan Gnome-X terlebih dulu, tapi lebih keselamatan diri dulu. Apalagi aparat yang berwajib sekarang sedang menjadikan kita buronan.

Sejujurnya, semenjak pertama kali aku bertemu Hana Fadeva Hendrajaya. Aku sudah suka kepadanya. Bukan saja ia sangat mirip dengan Sakura, tapi juga aku suka kepolosannya. Kepribadiannya pun aku suka. Walaupun jauh dari Sakura-chan, tapi ada satu sisi lain dalam diri Hana-chan yang aku suka. Dia menyenangkan, orang-orang suka didekatnya. Walaupun ia nerd dan banyak orang menjauhinya, tapi sebenarnya ia baik. Hampir saja tiap hari aku memanggilnya dengan sebutan Sakura-chan, karena memang ia sangat mirip ama Sakura-chan.

Melihat dia ketiduran di sofa aku kasihan dan menyelimutinya. Dia lebih ganbate daripada aku. Harusnya aku bisa mendapatkan Gnome-X, tinggal sedikit lagi. Tapi sekarang lepas. Dan kejadian tidak terduga aku alami hari ini.

Terus terang bukan berarti aku orang mesum, bukan juga aku orang yang sembarangan mencium anak gadis orang, bukan seperti itu. Tapi aku memang benar-benar suka kepada Hana-chan. Hana-chan, kenapa aku jadi suka kepadanya? Apakah hanya gara-gara dia mirip dengan Sakura? Betapa jahatnya aku kalau memang begitu. Berarti selama ini aku hanya menjadikan dia sebagai objek pelampiasan saja. Objek pelarian lebih tepatnya.

Hari ini aku diminta oleh Hana-chan untuk menyusup ke LAPAN. Sebenarnya untuk urusan menyusup aku tak begitu jago. Iyalah, pulang ke apartemenku saja bisa tersesat koq bagaimana menyusup? Tapi setelah aku memapah Hana-chan ke kamarnya ponselku berdering. Nomor tak dikenal?

"Moshi moshi?" sapaku.

"Ryu-kun?" sapa suara di telepon.

"Dare?" tanyaku.

"Kore wa Rina desu!" jawabnya.

"Ri....na? Ooohhhh.....Rinaaa! Hai hai! Rina-chan?" aku terkejut. Rina-chan, bagaimana dia tahu nomorku? Pasti otou-san yang memberitahu.

"Kamu di mana sekarang?" tanyanya.

"Aku ada di gedung M-Tech, ada apa?" tanyaku.

"Aku ke sana!" kemudian Rina menutup teleponnya. Heh? Woi! Gitu aja?

"Siapa?" tanya Hana-chan.

"Oh, sepupuku Rina-chan," jawabku.

"Sepupu atau SEPUPU?" Hana-chan menatap tajam kepadaku.

"Beneran sepupu!" kataku.

"Bohong! Dasar hentai!" Hana-chan mendorongku. Kami ternyata sudah sampai di depan kamarnya.

Han Jeong berlari-lari kecil menghampiri kami.

"Wahahahaha, aku dapat rekamannya!" soraknya.

"Rekaman?" tanyaku.

Han Jeong menunjukkan ponselnya kepada kami. Itu ada aku dan Hana-chan di lift, berciuman. AAAAAAAAAKKKKK! Aku langsung merebut ponsel itu. Hana juga panik.

"Han Jeong! Jahaaaatt!" Hana-chan berusaha merebut ponsel itu. Aku juga, tapi gerak Han Jeong sangat gesit. Mirip ama Yuda. Ya jelaslah, mereka satu perguruan.

"Ini balasanku, makanya jangan seenaknya ngerekam orang ciuman, weeekk!" Han Jeong menjulurkan lidahnya. Ponselnya tiba-tiba berbunyi. "Eh, ada telepon, sebentar yah, jangan berisik!"

Hana-chan cemberut. Pipinya tembem hingga seperti bakpao. Dia memukul bahuku. "Ini gara-gara kamu, dasar hentai!"

Aku diam saja.

"Iya guru. Bisa," kata Han Jeong di teleponnya. Setelah itu ia menutup teleponnya.

"Siapa?" tanya Hana-chan.

"Guru, ayahnya Yuda. Beliau mau mengajarkan sesuatu. Sepertinya aku harus berlatih nih. Sepertinya juga bakalan lama. Beliau serius sekali," jawab Han Jeong.

"OK, good luck!" kata Hana-chan. "Tapi awas kalau sampai itu rekaman nggak kamu hapus."

"Tenang aja, buat kenang-kenangan. Udah ah, aku berangkat dulu!" kata Han Jeong.

"Kemana?" tanyaku.

"Guru sudah menungguku di bawah. Aku hanya disuruh bawa pakaian saja. Perjalanannya sedikit jauh," jelas Han Jeong.

"Sedikit?" Hana mengerutkan dahi.

"Iya iya jauh, dasar lemah," ejek Han Jeong.

"Jung jelek!" Hana-chan cemberut lagi.

"Kabari yah, kalau Yuda udah ketemu. Aku yakin dia akan ketemu," kata Han Jeong. "Aku khawatir dia kenapa-napa."

"Tenang ajalah. Dia sudah punya Gnome-X, dia nggak bakal kenapa-napa. Kalau dia tidak muncul pasti ada sesuatu yang menghalanginya. Aku akan kabari kamu," kata Hana-chan.

Han Jeong lalu pergi ke kamarnya.

Aku kemudian segera menemui Profesor Andy dan papanya Hana-chan. Sesuai permintaanku, aku ingin bisa mengupgrade sistem Zero, sebagai gantinya aku akan masuk ke LAPAN untuk mengambil micro-metal.

"Baiklah, aku akan mengupgradenya, menambahkan sesuatu ke dalam Zero. Hanya saja kamu mengijinkan aku mengutak-atiknya?" tanya profesor.

"Daijofu, aku mengijinkan," kataku.

Profesor Andy sangat senang sekali dan dia menerima pedang kayuku. Yang memang sebenarnya bukan pedang kayu biasa. Dipegangannya ada sebuah tombol untuk membuka penutupnya. Pedang kayu ini adalah alat untuk mengubahku sebagai Zero. Ketika profesor Andy menerimanya ia langsung meletakkan pedang itu ke sebuah meja datar. Meja itu pun menscan pedangku.

"Hmm...menarik, teknologi Jepang. Tentu saja. Mereka selalu punya style untuk membuat sesuatu. Rumit tapi sama sekali tak ada keindahan," ujarnya.

Papanya Hana--Faiz--kemudian menekan sebuah tombol di ujung gagangnya. Tombol kecil seukuran jarum pulpen. Pedangku pun terbuka, terbelah membujur. Di dalamnya ada papan rangkaian dan berbagai macam benda-benda elektronik yang aku sendiri tak tahu kegunaannya. Kembali profesor Andy memindai pedang itu.

"Ah, The Box. Engkau menggunakan sesuatu yang sama dengan Hypersuit. Sepertinya kita punya pemikiran yang sama. Kalau dilihat....," Profesor Andy beralih ke layar monitor. Dia menyentuh layar monitor yang terpampang bentuk dari pedangku. Beliau memperlihatkan rangkaian-rangkaiannya. "...sebenarnya menarik juga berubah dengan menggunakan teknologi Chain Armor, boleh dibilang teknologinya sama seperti Gnome-X, yah tentu saja. Blueprint dari Gnome-X. Tapi tak begitu canggih. Aku bisa menambahkan apa yang ada pada Black Knight ke milikmu. Dan aku akan menambahkan beberapa upgrade dari milikmu ke Black Knight."

"Rakukan saja, aku ingin rebih kuat ragi Prof," kataku.

"Aku butuh waktu, nanti malam sebelum engkau berangkat, pasti sudah selesai," kata profesor.

"Papa, tadi aku dicium Ryu. Dia rese', jahat, dia mau memperkosa aku," kata Hana-chan sambil memegang lengan ayahnya. Ehhhhh?????

Paman Faiz menoleh ke arahku. Matanya menatap tajam ke arahku. Tidaaaaaakkkk!

"Gomen-nasai!" aku langsung berlutut dan membungkuk. "Demo...tapi aku merakukannya karena suka ama Hana-chan."

"Kamu suka anakku?" tanya paman Faiz.

"Iya, benar-benar suka," kataku.

"Ryu-kun, ke sini!" kata paman Faiz.

Aduh, mati aku...... Aku pun berdiri dan mendekat.

"Lebih dekat!" katanya.

Hana-chan tampak tersenyum penuh kemenangan. Apes deh aku. Kudekatkan lagi tubuhku mendekat ke kursi rodanya paman Faiz, hingga kemudian beliau menepuk pundakku sambil berkata, "Hana-chan itu anaknya polos, kamu terlalu agresif. Yang sabar, kalem. Dia nggak suka ama cowok yang terlalu agresif. Aku yakin koq kamu orang baik. Aku sudah dapatkan data tentang siapa dirimu. Kalau sampai kamu kecewakan anakku...."

Aku jadi gemetar melihat sorot matanya yang menusuk. "A...aku...aku berjanji...aku akan jaga Hana-chan."

"Papaaaaaaa! Kenapa malah bela dia siih?" Hana-chan tampak kesal.

"Wahahahahahahaha!" paman Faiz malah tertawa. "Sudah sana, kalian baikan."

"Papaaaa!" Hana merajuk ke papanya. "Sebel sama papa."


******~o~******​

Rina Takeda said:
Ryu-kun. Aku ada di bawah. Kamu di lantai berapa? ~ Rina <3

Datang pesan seperti itu di ponselku. Rina-chan?? Dia ada di sini? Aku pun membalasnya.

Ryu said:
Aku di lantai 70. Aku akan turun ke bawah.

"Ryu-kun, siapa?" tanya Hana-chan.

"Sepupuku, sudah ada di sini," jawabku.

"Oh ya? Selamat deh. Sambut saja sana. Nggak sama aku nggak apa-apa kan?" kata Hana-chan sewot.

Aku pun menggandeng tangannya. Dia yang sedang asyik bermain komputer pun aku tarik. Papa-nya dan profesor melihat kami berdua sambil geleng-geleng. Mereka berdua sibuk dengan pedangku. Hana-chan agak kesulitan berjalan ketika aku gandeng.

"Ryu-kuun, lepasin!" katanya.

"Ayo nemui dia," ajakku.

"Lho, ngapain ama aku? Aku nggak mau! Ryu-kuuuun... kamu rese'."

Aku tak mempedulikannya dan terus menggeret Hana-chan sampai ke lift. Aku kemudian menekan angka satu. Lift pun turun.

"Ryu-kun! Kamu ini apa-apaan sih? Buat apa coba aku ikut?"

"Aku ingin buat kejutan."

"Kejutan? Kejutan apa?"

"Dia pasti kaget."

"Ryu-kun, udah deh. Ngapain sih? Aku nggak suka kalau begini caranya."

"Ayahku sebenarnya menjodohkanku dengannya."

"Bagus kan? Jadi kamu nggak perlu ngejar aku lagi."

"Justru aku menyukaimu Hana-chan. Aku tak mau jauh darimu. Aku ingin ayahku membatalkan perjodohan ini, aku ingin memberitahu ke Rina-chan kalau engkau adalah pilihanku!" tumben aku bisa bilang L.

"Nggak mau, aku nggak mau cowok hentai seperti kamu!" teriak Hana-chn.

"Tapi....aku sungguh-sungguh Hana-chan. Aku akan menjagamu. Aku tak mau kehirrllangan kamu. Karlau kamu lrerlah ketika berlrari, aku akan jadi kakimu Hana-chan, seperti durlu," aku pegang tangannya.

"Hanase! Lepaskan!" Hana-chan meronta. "Kamu cuma melihat Sakura pada diriku kan? Aku bukan dia Ryu. Sudahlah!"

"Kamu bukan Sakura, kamu Hana-chan!" aku langsung mendekapnya.

"Ryu-kun! Sudahh...lepasin!" Hana-chan terus mendorongku, tapi aku terus mendekapnya.

Lift pun terbuka.

"Toloong! Aku mau diperkosa!" Hana-chan tiba-tiba berteriak.

"HIIIAAAAA!" terdengar jeritan seorang cewek.

BUAK!

Aku pun ditendang hingga kepalaku menghantam dinding lift. Kepalaku pusing dan aku tak ingat apa-apa lagi setelah itu. Sayup-sayup terdengar suara.

"Aaaahhh....tidaaaak. Ryu-kuun! kamu tak apa-apa?" suara itu.......


****​


Aku terbangun setelah beberapa kali seseorang menamparku. Aku pun membuka mata. Dan di depanku ada wajah seseorang. Seorang cewek. Aku ingat dia. Rina-chan.

"Rina-chan??" kataku.

"Ah, akhirnya sadar juga. Gomen! gomen-nasaI!" dia membungkuk-bungkuk.

"Apaan itu tadi sampai menendangku! Dasar transgender!" kataku sambil bangkit.

"Kamu juga kenapa tadi sampai ingin memperkosa anak gadis?"

"Aku mana mungkin merkosa anak gadis orang?"

Aku menoleh ke semua arah. Dan aku melihat Hana-chan tersenyum cengar-cengir sambil memasang pose "peace". Nani?? Dia sengaja melakukan ini ternyata.

"Hana-chan, kamu tega!" protesku.

Dia malah menjulurkan lidahnya, "Hajar saja, dia itu hentai!"

PLETAK!

Kepalaku dipukul oleh sarung katana milik Rina. Aduh sakit sekali.

Rina-Takeda.jpg

Rina Takeda​

"Apaan itu tadi? Sudah kubilang ini salah faham!" protesku.

"Masa bodo, kamu buktinya sama dia....," tiba-tiba Rina diam. Dia menoleh ke arah Hana. "Chotto mate yo! Anata....Sakura-chan??"

"Mirip kan?" kataku.

"Uso! Sakura-chan!" seru Rina-chan.

Hana-chan kebingungan, "Bukan-bukan, Ie..ie..bokuwa Hana-chan desu!"

"Mirip sekali," kata Rina-chan. Dia menoleh ke arahku. Ditaruh lagi katananya di punggungnya. Rina mengulurkan tangannya ke Hana-chan. "Hajimemashite, watashiwa Rina Takeda desu, dozo yoroshiku."

"Aku, Hana," kata Hana-chan menjabat tangan Rina-chan.

Keduanya tersenyum.

"Kamu tunangannya ya? Katanya kalian di jodohkan," kata Hana-chan.

"Iya," kata Rina-chan. "Tapi tampaknya aku kalah. Dia sepertinya lebih suka kamu."

"Nggak, nggak apa-apa. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Ryu-kun. Dia buat kamu saja. Dasar dia itu cowok hentai. Aku nggak mau ama dia," kata Hana-chan. Ia lalu berbalik, "Sudah ah, aku mau kembali ke ruangan papa."

Rina-chan menoleh ke arahku. "Ryu-kuuuunn....kamu baru saja melakukan apaaaa??"

"Aku nggak ngapa-ngapain diaa!" kataku.

"Bohong, dia barusan nyium aku, seenaknya aja," kata Hana-chan.

"Ryu-kuuuuuun!" Rina tampaknya marah.

Apes deh. Rina-chan mengeluarkan pedangnya, aku pun dikejar sambil kepalaku dipukuli dengan sarung pedangnya. Hana-chan malah pergi ke lift dan melambai-lambai kepadaku. Tidaaaakkk! Hana-chan, kamu tega sekali. HUaaaaaaa......!

(bersambung....)

Satu dulu. :p
 
mwahahaha si hana makin parah ngerjainnya :pandaketawa:
 
Come on we want more :semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd