Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My HEROINE [by Arczre]

Siapakah Tokoh yang Paling disuka?

  • Jung Han Jeong

  • Yuda Zulkarnain

  • Hana Fadeva Hendrajaya

  • Ryu Matsumoto

  • Azkiya a.k.a Brooke

  • Rina Takeda

  • Jung Ji Moon

  • Ray

  • Astarot

  • Putra Nagarawan


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
jadi penasaran. .apa yg bakal jd titik balik cerita ya..
apa masi ada musuh tersisa.. secara kmaren bang archie pernah blg kluarga hendrajaya bakalan abis semua.
:baca:

nggak habis semua. Cuma ceritanya selesai sampai di sini.
 
Nggak terasa yah.

Anak Nakal, Anak Nakal Season 2, Si Rambut Merah, Dark Lantern, Wolf of Desert, terakhir cerita My Heroine. Sebentar lagi ketikan ane selesai. Tinggal nyeritain Ryu & Hana.
Ada jatuh bangunnya ane nulis cerita-2 ini. Tapi itu semua tidak jadi masalah karena support para semproters semua. Baik yang jadi silent reader, silent copas :D, semua kritik dan saran ane terima. Walaupun begitu masih banyak sebenarnya kekurangan di cerita ini. Ane sampaikan ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas semuanya, atas semua dukungan dan partisipasinya.

Next, ane bakal nyelesaikan I LOVE YOU HANDSOME dan cerita ane di SF Cerita. Detektif KIM butuh diselesaikan. ECHO juga. Tapi proyek ane selanjutnya mungkin lebih menarik lagi. Ane bakal bikin cerita silat. Mungkin jadi mungkin juga nggak. Ane udah ada draft-nya. Tinggal eksekusi. Maybe, kemungkinan ILYH cerita panas ane terakhir. Setelah itu ane bakalan lebih ke non-SS. Soalnya banyak yang ngritik tulisan ane banyak abu-abunya. Dibilang cerpan, dikit banget panasnya. Dibilang nggak cerpan ada juga ss-nya. Hehehehe.

Sekali lagi adakah penulis cewek yang mau kolabs ama ane? Karena ada satu ide cerita yang mau ane garap. Tapi ini non-SS. Romance Story.
 
Nggak terasa yah.

Anak Nakal, Anak Nakal Season 2, Si Rambut Merah, Dark Lantern, Wolf of Desert, terakhir cerita My Heroine. Sebentar lagi ketikan ane selesai. Tinggal nyeritain Ryu & Hana.
Ada jatuh bangunnya ane nulis cerita-2 ini. Tapi itu semua tidak jadi masalah karena support para semproters semua. Baik yang jadi silent reader, silent copas :D, semua kritik dan saran ane terima. Walaupun begitu masih banyak sebenarnya kekurangan di cerita ini. Ane sampaikan ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas semuanya, atas semua dukungan dan partisipasinya.

Next, ane bakal nyelesaikan I LOVE YOU HANDSOME dan cerita ane di SF Cerita. Detektif KIM butuh diselesaikan. ECHO juga. Tapi proyek ane selanjutnya mungkin lebih menarik lagi. Ane bakal bikin cerita silat. Mungkin jadi mungkin juga nggak. Ane udah ada draft-nya. Tinggal eksekusi. Maybe, kemungkinan ILYH cerita panas ane terakhir. Setelah itu ane bakalan lebih ke non-SS. Soalnya banyak yang ngritik tulisan ane banyak abu-abunya. Dibilang cerpan, dikit banget panasnya. Dibilang nggak cerpan ada juga ss-nya. Hehehehe.

Sekali lagi adakah penulis cewek yang mau kolabs ama ane? Karena ada satu ide cerita yang mau ane garap. Tapi ini non-SS. Romance Story.

Nasib cerita "Seorang Ayah" gimana tuh bang?
 
dan akhir nya commend pertama di sini :D

g ngikutin ceritannya sih cz dah terlalu banyak ketinggalan. tapi bang arczre tu penulis yang paling produktif di forum ini sejak nongkrong di sini dari tahun 2011an. pokok e terus berkarya bang :jempol:
 
waduh kalo hendrajaya udah abis di my heroine, gimana nasib cucunya han jeong?
Oh iya kelupaan ane, minta sarannya dong om, ane baru mulai tulis menulis di forum ini nih, kalo om arci bikin cerita pake app apa sih? apa ms.word? trus kalo di ms.word biasanya berapa halaman kalo ngetik? thanks

Ane biasa pake Notepad Plus-plus. Googling aja.

Dan ini jawaban serius. :)

Jujur ane nggak suka nulis di MS. word, kecuali klo mau dikirim ke penerbit.

Klo di word, biasanya 1 bab itu minimal 10 halaman.
 
Ane biasa pake Notepad Plus-plus. Googling aja.

Dan ini jawaban serius. :)

Jujur ane nggak suka nulis di MS. word, kecuali klo mau dikirim ke penerbit.

Klo di word, biasanya 1 bab itu minimal 10 halaman.

Nyang ade plus-plus nya emang lebih manteeeb ya bang... Hehehehe...
:panlok1: :pandapeace:
 
ah, itu juga ntar ane lanjutin. After this off course.

with a new plot sir ?
jujur saya termasuk yg sedih waktu crita itu ngga berlanjut

dulu bang arci janji mo cari riset dulu
karena datanya ilang jd ditutup critanya

kalo jd reborn saya pasti pantengin :)
 
BAB XXVI: LOVE LOVE LOVE

1fd9a1382649111.jpg



e60386382649950.jpg


#Pov Yuda#

Han-Jeong telah menjadi pahlawan. Ya, dia menjadi pahlawan. Armor Black Knightnya telah menolong negara ini. Ikut juga membangun kota Jakarta yang porak-poranda. Bahkan Indonesia sekarang menjadi negara yang kuat, dihormati dan disegani oleh dunia. Aku tak begitu tertarik dengan urusan perpolitikan. Yang jelas, selama presiden Faiz Hendrajaya memimpin Indonesia semakin maju, semakin modern, dan pembangunan semakin merata. Banyak hal-hal yang tidak pernah terlintas di benak semua orang seperti kereta api di dalam laut yang mana sebagai alat penyeberangan dari Jawa ke Kalimantan.

Bicara mengenai diriku. Aku sudah menjadi seorang suami dari orang-orang yang aku cintai. Jung Han-Jeong dan Azkiya adalah kedua istriku. Jangan protes kalau mereka berdua rela dengan senang hati menerima cintaku. Han-Jeong masih kuliah ketika aku memperistri dia. Sedangkan Azkiya, ia sudah lulus lebih dulu. Aku terus menyemangati Han-Jeong daripada dia jadi mahasiswa abadi. Azkiya kemudian bekerja di laboratorium milik Profesor Andy dan dia serius untuk menjadi seorang penemu. Dan dia sendiri yang kemudian menemukan sebuah lensa kontak untuk penderita buta warna seperti dirinya. Aku bangga punya istri seorang penemu. Aku sendiri sekarang selain punya padepokan pencak silat, aku juga mempunyai studio stuntman. Tahulah apa itu stuntman. Peran pengganti dalam film-film. Beberapa film sudah mengontrak jasa stuntmanku. Selain itu sebagai Gnome-X, aku juga tetap memback-up Black Knight. Aku tak mau ia bekerja sendiri nantinya, apalagi dia wanita. Han-Jeong nanti juga bisa hamil kan?

Hari ini aku berada di rumah Azkiya. Dia sepertinya lelah sepulang dari laboratorium. Ia melepas blazernya lalu dilemparkan ke sofa. Aku yang saat itu sedang di ruang latihan melihatnya. Segera aku menghampirinya.

"Baru pulang? Capek?" tanyaku. .

Dia tersenyum. "Iya, capek. Temeni aku mandi dong?" Azkiya dengan manja langsung memelukku.

Dalam kehidupan seksku, dia lebih agresif daripada Han-Jeong. Hmm...entahlah, semenjak aku menikahinya ia tak pernah malu-malu lagi soal seks. Mungkin karena terlalu lama di lab, bisa jadi. Mungkin juga karena cintanya kepadaku. Entahlah.

Tanpa malu-malu lagi, aku sudah meloloskan baju-bajunya. Tubuh Azkiya lebih mulus dari terakhir kali ia sebelum lepas kendali. Ini mungkin karena Putra Nagarawan telah menyembuhkan luka-lukanya. Dari ruang tengah kami sekarang sudah berada di kamar mandi. Ya tentu saja kami telanjang. Daripada mandi, kami lebih konsen untuk bercinta. Aku sudah lama tak menyentuh istriku, selama tiga hari ini ia tak pulang dan sibuk dengan penelitiannya.

Aku mengguyur tubuhnya dengan air shower. Kami pun berciuman di bawah pancuran air. Ahh..melihat tubuhnya yang seksi aku pun tak sabar lagi ingin memeluknya, kupeluk Azkiya. Kami berpagutan. Dia sudah haus akan seks. Aku bisa rasakan debar jantungnya.

Saat kucium dia, kuremas buah dada kanannya. Perasaanku saja atau buah dadanya makin besar? Putingnya masih berwarna kemerahan. Ya, tentu saja. Ia belum punya anak. Tangan Azkiya sudah menggenggam batang kemaluanku dan mengocoknya lembut. Kuhisap lehernya lalu ke buah dadanya. Aku pun menyusu kepadanya. Dia memeluk kepalaku dan meremas rambutku.

"Ohh...paahhh..," ya, dia memanggilku papa sekarang. Terus terang Azkiya lebih menggairahkan ketika dalam keadaan seperti ini. Aku tidak pernah berpikir kalau aku bisa menjadi suaminya sekarang. Ya, kita telah sah. Kita telah sah mengikat cinta kita. Setelah aku puas menghisap buah dadanya, aku pandangi wajahnya lagi. Dia memejamkan matanya dan kening kami bertemu.

Kubalikkan tubuhnya, kemudian dia menungging. Kuarahkan pusakaku ke liang senggamanya sementara dia menungging berpegangan ke dinding kamar mandi. Ketika burung perkasaku mulai menyeruak masuk, Azkiya memekik tertahan.

"Ahhh..., papah aku kangen sekali papah giniin," kata Azkiya.

Aku peluk tubuhnya sambil aku bergoyang maju mundur menerobos liang senggamanya yang sudah becek. Benturan pantatnya dan perutku menimbulkan suara yang sungguh menggairahkan. Aku suka bercinta dengan Azkiya. Dia pasti berusaha untuk bisa memuaskanku, ia selalu mencari cara agar aku puas. Seperti ini, pantatnya yang padat sekarang memutar-mutar seolah-olah memelintir batangku. Aku keenakan, kucari bibirnya sambil kuremas buah dadanya. Ahh...sungguh nikmat tak terkira.

Tanganku pun turun ke pinggangnya dan kini memegangi pinggangnya. Kini aku menyetir tubuhnya agar bisa aku kendalikan sementara aku tak mengubah ritme goyanganku. Azkiya memejamkan mata dan tubuhnya melengkung ke belakang. Pertanda dia sangat menikmati gaya bercinta seperti ini. Kemaluanku serasa diurut-urut, entahlah kapan Azkiya hamil benihku aku tak mempermasalahkannya. Paling tidak aku ingin dengan dirikulah akan lahir suku Kurdi baru ke dunia ini. Sementara Han-Jeong sudah mengandung tiga bulan hasil dari hubungan kami.

Tangan Azkiya menggapai leherku. Kami berciuman hangat lagi. Kuhujamkan sedalam-dalamnya kemaluanku hingga tak ada sisa. Sesaat kemudian aku tarik hingga terlepas. Istriku kini memutar tubuhnya, ia berhadap-hadapan denganku. Diangkatnya kaki kirinya, kemudian aku memajukan badanku. Kuposisikan batangku yang mengacung tegak ke arah liang senggamanya. Begitu masuk lagi Azkiya langsung memelukku. Kami bergairah sekali hari itu. Ingin rasanya aku terus menggenjot dia di kamar mandi ini, tapi toh setelah dari kamar mandi aku akan mengulanginya lagi nanti.

"Ahhh...pah...cepet pah, keluarin yahh...aku rindu ama sperma papa," katanya.

"Padahal baru tiga hari belum disemprotin," kataku.

"Ah...papaaahh...ayo dong, mama mau nyampe nih," katanya.

"Iya, aku akan keluarin sekarang. Aku ingin dengan usahaku akan muncul Kurdi-kurdi kecil dari rahimmu," kataku.

"Aahh.... papaaahh...aku cinta papah." Aku dan Azkiya berciuman lagi.

Kini kami berusaha mencapai puncak. Aku genjot makin kencang. Kemaluanku makin memberikan efek enak yang tak pernah terduga sebelumnya. Begitu keras. Begitu geli dan gatal, seolah-olah ingin menyembur saja. Tapi aku komitmen, aku ingin memuaskan istriku dulu baru kemudian aku. Sama seperti yang aku lakukan kepada Han-Jeong. Aku makin erat memeluknya. Nafas kami makin memburu dan sampailah kami berdua kepada puncaknya. Kami keluar bersamaan. Walaupun tidak seperti biasa dia dulu yang keluar, tapi kami cukup puas.

Kudiamkan agak lama kemaluanku di dalam liang senggamanya hingga mengecil sendiri.

"Pah, ada kejutan sebenarnya," katanya.

"Apa?"

"Sebentar lagi Kurdi-kurdi kecil kita akan hadir"

"Sungguh?"

Azkiya mengangguk. Aku bisa melihat betapa bahagianya dia. Ya, dia sangat bahagia. Aku juga tentunya.

"Sejak kapan?" tanyaku.

"Hmm...mungkin terakhir kali sebelum aku pergi ke lab," katanya.

"Wah, that was great!" kataku. "Aku bakal ajari nanti Kurdi-kurdi kecil itu pencak silat."

"Hahahaha, dasar papah. Hmmmhh...," aku tutup mulutnya dengan ciuman. Betapa bahagianya hatiku sekarang. Akhirnya keinginanku terkabul juga.


* * * * MY HEROINE * * * *


Aku masih ingat ketika anak pertamaku lahir. Saat itu cuaca cukup buruk. Hujan deras disertai angin. Tapi akhirnya Han-Jeong berhasil juga persalinannya. Anak pertamaku lahir, seorang perempuan. Wajahnya sangat mirip dengan ibunya. Menurutku sih, tapi menurut Han-Jeong lebih mirip aku. Terus terang mengurus dua istri itu tidak mudah. Di saat Han-Jeong sudah melahirkan anaknya, kini Azkiya sedang hamil besar. Menurut dokter lebih mengejutkan, anaknya kembar. Dari hasil USG sudah diketahui bahwa kandungannya kembar. Ada dua kantong. Karena kandungannya besar, membuat Azkiya tak bisa berjalan karena terlalu berat menurutnya. Akhirnya ia hanya bisa menyampaikan ucapan selamat dari jarak jauh.

"Semangat ya, kamu pasti bisa!" kata Han-Jeong ketika menyapa Azkiya lewat M-chat. Azkiya bersama ibuku sekarang. Sementara aku mengurusi Han-Jeong.

Yang lebih bahagia tentu saja ibunya Han-Jeong. Dia tak menyangka putri kecilnya sekarang sudah menjadi ibu. Dan kejutan lainnya dia sudah jadi nenek sekarang. Sebagai mantan agen rahasia dan kemudian jadi ibu rumah tangga bisa dibayangkan bagaimana terbantingya hidup Jung Ji-Moon. Ah, lebih terbanting lagi karena kita sekarang adalah keluarga pemimpin negara.

Dalam sekejap stasiun tv dan media massa mengabarkan tentang kelahiran Arya Zulkarnain. Banyak yang ingin bisa mengabadikan anakku, tapi aku tolak semua. Faiz Hendrajaya datang sehari setelah Han-Jeong melahirkan walaupun sibuk, tapi beliau sempatkan hadir. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Faiz Hendrajaya masih terlihat berwibawa. Melihat orang-orang yang mencintainya merupakan semangatnya untuk terus hidup.

Bagaimana dengan Hana dan Ryu? Ah, aku tidak melihat mereka semenjak mereka pindah ke Tokyo. Ya, Hana dan Ryu sudah berumah tangga sekarang. Aku tak pernah menyangka saja Hana mau saja menerima lamaran Ryu. Well, that was another story, aku juga cukup senang dengan keadaan mereka sekarang.

Ryu sudah tidak lagi mengejar Gnome-X. Aku pun sudah lama juga tidak menjadi Gnome-X setelah menjadi suami Han-Jeong. Hana dan Ryu memang sibuk menjadi Polisi Cyber. Entahlah bagaimana kehidupan mereka sekarang. Semoga mereka juga sama berbahagianya dengan kami.


* * * * MY HEROINE * * * *


Dua tahun kemudian.

Dunia masih sama seperti sebelumnya. Damai. Walaupun ada konflik-konflik di negara lain, tapi untuk ukuran Indonesia keadaannya damai. Memang ada kejahatan-kejahatan kecil tapi semuanya bisa diatasi oleh para superhero lainnya. Hampir dua tahun ini Black Knight dan Gnome-X tidak muncul. Semuanya teratur, semuanya perfect harmony.

Aku baru saja menyelesaikan syuting adegan film. Sebagai koreografer memang melelahkan. Dan tidak hanya itu aku juga cukup lelah dengan keadaanku sekarang ini. Tapi untunglah kedua istriku mau memahamiku. Aku suka, ketika mereka mau menerimaku apa adanya. Dengan semua kelemahanku, dengan segenap kekuranganku. Aku telah memperjuangkan mereka. Memperjuangkan cinta mereka. Aku tak ingin seperti Putra Nagarawan. Seandainya saja dia bisa diselamatkan ketika masa kecilnya dulu, apakah dunia kita bisa seperti sekarang ini? Apakah dia akan jadi seorang presiden yang baik? Dan apakah ayahku dan ibunya Azkiya akan tetap hidup?

Ah, entahlah. Itu pertanyaan yang terlalu rumit. Kalau misalnya suatu saat ditemukan mesin waktu, maksudku cara agar kita bisa kembali ke masa lalu. Sebagaimana cucuku yang datang dari masa depan menolongku dulu, mungkin aku akan coba cara untuk bisa menolong Putra Nagarawan. Semoga saja.

"Papah, ayo sini!" panggil Azkiya dari kejauhan.

Kami sedang berlibur di pantai. Kulihat Han-Jeong dan Azkiya duduk di dalam satu tikar menikmati pemandangan matahari terbenam. Sementara itu anak-anak kami sedang bermain pasir. Total sekarang aku punya tiga orang anak dan satu lagi sedang dalam kandungan Han-Jeong. Hahaha, entahlah berapa anak yang bakal aku miliki nanti. Kita lihat saja.

Kuhampiri mereka. Kedua bidadariku.
 
BAB XXVII: SAKURA NO HANA

1fd9a1382649111.jpg


#PoV Narator#

Seorang lelaki membanting secangkir sake. Dia telah menghabiskan dua puluh cangkir malam itu. Pipinya memerah dan ia sangat mabuk. Dia pun keluar dari warung setelah menyerahkan uang 5.000 Yen di atas meja. Sang lelaki berjalan sempoyongan, sekalipun begitu setidaknya ia masih ingat jalan pulang. Lelaki ini kemudian melewati jalanan yang ramai melewati orang-orang dengan pakaian aneh, hingga kemudian sampai di sebuah gang. Rumahnya tidak begitu jauh. Ada sebuah apartemen di Tokyo yang menjadi tempat tinggalnya.

Jalanan di gang sempit ini tentu saja sepi. Dan sudah pasti ada beberapa pasang mata yang menghadangnya.

"Hei kakek tua, maaf tapi perjalananmu harus berakhir di sini. Serahkan kepada kami kode itu!" ancam seseorang dengan topeng hitam dan baju hitam. "Kalau tidak kamu akan mampus di sini!"

Sang kakek tua itu melihat orang-orang berpakaian hitam dengan tatapan mengernyit. Ia tak takut atau pun gentar.

"Kode apa?" tanya sang kakek.

"Jangan berlagak bego. Kami tahu kamu adalah Wataru Sinichi, seorang profesor yang telah mengembangkan komputer berintelejensi tinggi bernama Kamaitachi. Kami hanya butuh kode chipnya."

"Sayangnya, aku tak punya," jawab sang kakek.

"Baiklah kita culik kakek ini, untuk dipaksa agar dia mengatakannya," kata orang-orang berpakaian hitam tersebut.

Dalam sekejap sebuah jarum kecil ditembakkan ke tubuh kakek tua ini, kemudian sang kakek pun pingsan. Semua bagian tubuhnya serasa lumpuh. Dia tak tahu lagi ada di mana setelah itu.

Tak berapa lama kemudian sang kakek terbangun di sebuah ruangan yang serba putih. Kakek tua itu bingung.

"Aku di mana?" tanyanya.

"Kamu berada di markas kami. Sekarang berikan kami kodenya atau kamu akan aku siksa sampai tak bisa mati dan tak bisa hidup," kata seseorang lelaki dengan tampang bengis. Badannya kekar, tubuhnya bertato, namun yang membuat dia jadi perhatian adalah sebilah katana di punggungnya.

"Sebentar, Chotto matte! Aku tak akan takut dengan ancaman kalian. Aku tahu kalian pasti dibayar oleh seseorang untuk bisa mendapatkan kode itu bukan?" kata sang kakek.

"Yoshinaru Furata, kamu tak perlu tahu. Yang jelas kamu harus menyerahkan kode itu kepada kami!" kata orang bertubuh gempal tersebut..

Kakek tua itu kebingungan sekarang. Tubuhnya terikat di atas sebuah ranjang. Apa yang akan dilakukan oleh orang-orang yang menyekapnya ini? Ruangan yang dilihatnya cukup luas, hanya dia dan orang gempal ini saja di ruangan.

"Sebentar, aku akan katakan asal kamu jangan menyiksaku. Tapi aku punya satu saja permintaan. Aku ingin tahu siapa orang yang sangat ingin Kamaitachi?" tanya sang kakek.

Orang bertubuh gempal pun tersenyum puas. "Hahahaha, baiklah. Aku akan katakan. Orang yang sangat menginginkan Kamaitachi adalah Endo Takayama. Pemilik perusahaan Aztec Industries"

Sang kakek tertegun. Ia manggut-manggut. "Kenapa, Endo menginginkannya?"

"Karena tentu saja, uang. Apalagi? Dia ingin menguasai seluruh komputer di dunia. Dia ingin menguasai seluruhnya hingga dengan Kamaitachi, dia bisa menciptakan masa depan yang tentu saja akan membuat dunia berubah."

"Endo Takayama....," gumam sang kakek.

"Benar sekali."

Sang kakek menghela nafas. "Hana, aku capek harus berpura-pura bersuara serak seperti ini."

"Ryu-kun, sudah cukup. Kita sudah mengantongi nama Endo Takayama, pemmpin Aztec Industries," terdengar suara Hana di codec yang tersimpan di telinga sang Kakek.

Ternyata sang kakek ini adalah Ryu Matsumoto. Dia memang sedang dalam tugas penyamaran. Dia kembali bekerja di satuan CCC. Kali ini Hana yang menjadi asistennya. Lebih dari itu mereka berdua sudah menikah tahun kemarin.

"Hah??" orang bertubuh gempal itu pun terbengon-bengong.

"Honda Eichiro, maaf tapi aku bukan kakek-kakek. Zero Blade, kemari!" kata Ryu.

Orang bertubuh gempal yang dipanggil Honda itu pun kaget. Tangan Ryu yang terikat tiba-tiba bisa lepas. Dia kemudian mengangkat tangannya seperti menunggu sesuatu. Dan benar saja, tiba-tiba dari dinding gedung seperti ada sesuatu yang menghantamnya.

BLLAAARRR!

Ryu kemudian menangkap sesuatu yang keluar dari dinding itu. Pedang Zero. Sebuah katana seperti terbuat dari kayu, dengan matanya menyala laser berwarna biru. Ryu kemudian merobek topeng wajahnya. Dia juga melepaskan pemalsu suara yang ada di lehernya. Kini sang samurai sudah berdiri dengan gagah menenteng katana Zero miliknya.

"Mustahil! Kurang ajar!" Honda pun mengeluarkan katana besarnya.

Agaknya Ryu tak ingin berlama-lama segera ia berubah menjadi Zero.

Zero Hen-Shin!

Tubuh Ryu segera diliputi oleh armor berwarna hitam dengan garis merah yang menyala di dada, pundak dan sepanjang lengannya. Kemudian punggungnya pun muncul tanduk. Agaknya Zero mengalami banyak upgrade setelah beberapa waktu. Zero sekarang bersiap menghadapi Honda.

"Ryu-kun, hari ini aku capek," kata Hana.

"Naze Hana-chan?"

"Bagaimana tidak capek? Aku di rumah ngurus rumah, ngurus anak, jadi asistenmu, kapan aku bisa istirahat?? Ini sudah malam. Sudah jam dua malam. Aku tak mau kencan kita gagal lagi. Dan tolong beli susu dan diapers untuk Fuji," kata Hana sewot.

"Oke, Oke, maaf," kata Ryu.

Honda mengayunkan katananya menebas Zero.

TRANG!

Katana itu.....patah. Honda terkejut. Zero sama sekali tak tergores. Bahkan ia kaget ketika tadi Honda menebasnya.

"Ah, maaf. Biasa istriku. Oh, sampai di mana kita tadi?" tanya Ryu.

Honda kebingungan melihat katananya yang patah.

"Ah, iya. Armor Zeroku sudah diupgrade. Sekarang berlapis batu bintang. Kamu tahu kita mengumpulkan batu pecahan meteor selama tiga bulan di seluruh dunia untuk bisa menambahkan kekuatan armor Zero. Dan tidak hanya itu, aku juga bisa bergerak lebih cepat, kekuatanku pun bertambah," ujar Ryu. "Mau coba?"

Honda menggeleng.


* * * * MY HEROINE * * * *


Ryu berlari-lari sambil membawa tas plastik. Ia melihat arlojinya sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Dia menuju ke sebuah rumah yang halamannya cukup luas. Beberapa pohon menghiasi halamannya, sebuah papan nama bertuliskan "Matsumoto" ada di dinding pagarnya. Begitu ia masuk ke rumah ia langsung menuju ke kamarnya. Tampak sang istri sedang duduk di atas kursi dan tertidur. Sementara itu ia melihat seorang bayi kecil sedang tidur di tempat tidur bayi. Ryu menghela nafasnya. Ia menurunkan barang bawaannya dan beringsut perlahan ke Hana.

Ryu langsung memeluk Hana dan menciumnya. Hana terbangun. Matanya tampak sembab.

"Papa, kapan kita bisa bersenang-senang? Masa' tiap hari mama harus nungguin di rumah??" kata Hana.

"Yah...mau gimana lagi, pemerintah Jepang sedang membutuhkan kita. Tapi ini terakhir koq," kata Ryu.

Hana lalu merangkul suaminya. "Gendong!"

Ryu kemudian mengangkat tubuh Hana. Tampak Hana makin manja saja ke Ryu. Dia mencium pipi Ryu.

"Hari ini, nggak ada jatah buat papa," kata Hana.

"Hah? Trus?"

"Self service saja sendiri. Mama capek, papa pulang pagi terus," kata Hana.

Ryu masih menggendongnya dan membawa Hana ke kamar mereka. "Tapi mau gimana lagi, papa janji ini yang terakhir."

"Beneran?"

"Iya."

"Aku udah kangen ama mama, papa, Han-Jeong, Yuda. Ah...malah kita terdampar di Tokyo," Hana menggerutu.

Mereka sudah sampai di kamar, Ryu perlahan-lahan menurunkan Hana di atas ranjang mereka. Ryu tersenyum. "Baiklah, kamu sudah kangen dengan Indonesia ya?"

"Iyalah, udah dua tahun!" kata Hana.

"Sebenarnya aku mau ngasih ini," kata Ryu sambil mengulurkan sebuah kertas dari sakunya.

Hana menerimanya dan membaca kertas itu. Wajahnya langsung berubah. Ia mencubit Ryu. "Papa jahat! Tapi papa cakep, aku cinta ama papa!" Hana pun mencium Ryu, setelah ternyata kertas itu adalah tiket untuk pergi ke Indonesia.

"Jadi??? Hari ini dapat jatah nggak?" tanya Ryu.

"Ngantuk, tidur ajah," goda Hana.

"Mamaaaa..."

Tampaknya Ryu tak peduli. Dia segera menindih Hana. Mereka pun kemudian berciuman mesra. Bahkan dengan sangat telaten Ryu berusaha untuk bisa membuat Hana dipancing birahinya. Selama ini Hana sulit orgasme, bahkan boleh dibilang dia harus dipancing untuk bisa birahi dulu. Akibatnya gaya bercinta Ryu dan Hana cukup menguras tenaga. Tapi untunglah Ryu termasuk lelaki yang kuat. Ia benar-benar berusaha agar Hana bisa puas terlebih dahulu baru kemudian dirinya.

Dalam sekejap kamar itu pun berbunyi kecipak lidah yang saling memagut. Ryu tak perlu ditanya lagi untuk urusan meloloskan baju istrinya. Ia sudah sangat lihai, Hana hanya memakai kimono dan Bra kaos. Serta celana dalam tipis.

Penis Ryu sudah mengeras. Ia tak pernah menyangka saja, bidadari berkaca mata ini adalah istrinya. Bibir Hana yang sedikit tebal sudah basah oleh air liur mereka berdua. Ryu menambahkan rangsangan di buah dada Hana. Mungkin karena Hana orangnya sedikit kolot dan tertutup, sehingga ia harus bersusah payah untuk merasakan rangsangan yang diberikan oleh Ryu. Tidak seperti ketika ia dan Ryu melakukan petting. Mungkin karena ia terlalu capek menjadi ibu sehingga hampir tak ada lagi yang bisa ia jadikan fantasy sex.

Mereka pun mencoba banyak gaya. Dengan gaya 69 misalnya. Hana berada di atas mengurut penis suaminya. Kulumannya itu benar-benar membuat Ryu keenakan. Tapi Ryu juga tak tinggal diam. Ia terus mengobok-obok titik sensitif istrinya di sekitar kemaluannya. Beberapa kali itil Hana pun dihisapnya. Hana menjerit. Dan kalau sudah menjerit biasanya Ryu terus-menerus melakukannya hingga istrinya orgasme.

"Papa, hari ini mama koq lain ya? Rasanya lebih bergairah dari biasanya," kata Hana.

"Gara-gara tiket mungkin," sindir Ryu.

"Ihhh!" Hana menarik penis Ryu.

"Aduh aduh! Awas dong ma, jangan ditarik begitu. Sakit. Ntar kalau nggak bisa berdiri repot!" kata Ryu.

"Nggak koq pa, bercanda. Nih, masuuuukkk!" Hana menduduki Ryu sekarang. Penis yang sudah tegang itu pun masuk dengan leluasa di rongga kemaluan Hana.

"Uggghhhwww!" keluh Hana sambil menggigit bibirnya.

Tak berapa lama kemudian dia pun bergoyang naik turun. Penis Ryu melesak masuk menusuk hingga mentok ke rahim Hana. Hana kemudian membuat gerakan pinggulnya memutar, seperti mengobok-obok penis Ryu.

"Mama...aahhh...!" Ryu serasa melayang ke langit ke tujuh ketika penisnya seperti diremas-remas. Dia pun meremas-remas buah dada istrinya, ia bahkan mencubit puting susu Hana. Buah dada Hana mulai ada peningkatan karena dia menyusui. Otomatis air susunya pun ada. Ketika susunya keluar, Ryu segera bangkit dan melahap susunya.

"Ahhh...papah...aduuhhh...suka ama susu mama yah??"

Ryu tak menjawab. Ia dengan lahap menghisap puting istrinya, menyusu seperti bayi sambil pinggulnya terus menghujam ke dalam liang senggama Hana.

"Paahh...koq rasanya aku cepet keluar yah kali ini?? Uhhhh...enak paahh...paahh... Mama nggak kuaat!" kata Hana.

Ryu juga merasa heran. Karena Hana sudah mau keluar. Tidak biasanya. Dia pun segera membaringkan Hana. Dia ada di atas sekarang. Hana membuka lebar pahanya. Ryu pun kemudian menggenjotnya.

"Aahhh...papaaahh....!" Hana keluar tapi Ryu belum.

Ryu istirahat sebentar membiarkan Hana tenggelam dalam orgasmenya yang tidak biasa.

"Tumben kamu cepet keluarnya," kata Ryu.

"Entahlah pa, mungkin karena aku terlalu bahagia hari ini. Setidaknya aku bakal bisa ketemu ama Han-Jeong lagi."

Ryu tersenyum. Di mata Hana, Ryu adalah seorang suami yang baik. Tentu saja. Keduanya saling mencintai. Apa yang bisa lebih bahagia selain mendapatkan pasangan yang mencintai dirinya. Yang lebih berbahagia tentu saja adalah Faiz Hendrajaya Junior. Setelah tahu dia sudah mempunyai cucu, ia benar-benar total pensiun dari pekerjaannya. Hak paten Profesor Andy dengan Nanobotnya telah dikembangkan di sektor medis. Dan juga tanpa bekerja Faiz Hendrajaya junior sudah mendapatkan royalti karena dia juga ikut menjadi orang yang menanamkan saham.

Ryu memeluk Hana lagi. Kedua insan yang saling mencintai ini pun makin larut dalam lautan birahi. Hana menurut Ryu adalah bunga Sakuranya yang hilang dulu. Dua pribadi yang berbeda tapi berwajah mirip. Dan kini ia akan terus melindungi orang yang dia cintai. Selamanya.
 
BAB XXVIII: NEW DAYS (end)

1fd9a1382649111.jpg


#PoV Narator#

Apakah dunia telah benar-benar damai? Ya, memang kejadian menghebohkan yang terjadi beberapa tahun yang lalu telah membuat dunia berada dalam kekacauan. Namun dalam waktu singkat Presiden Faiz telah memulihkan segala situasi sehingga berjalan kondusif. Dibantu oleh cucunya Han-Jeong, dan para elemental mulai membangun Indonesia. Tempat-tempat yang hancur dibenahi, segala hal yang rusak diperbaiki. Indonesia kembali menjalin kerjasama kepada negara-negara maju. Indonesia menjadi negara super power. Semenjak Washington DC hancur dan terhapus dari peta, Amerika mulai membangun lagi negaranya dari awal. Mengatur segala hal lagi dari awal dan berusaha menjalin kerjasama yang baik lagi dengan Indonesia.

Ada apa setelah Indonesia menjadi negara super power? Tentunya akan banyak pihak-pihak yang akan membuat kerusuhan di negara ini. Dan yup, itu terjadi setelah beberapa dekade setelah ini. Setelah Indonesia berganti presiden beberapa kali. Setelah Black Knight sudah tidak ada lagi. Lebih tepatnya setelah semua masa damai selama 50 tahun lewat. Semua orang merasakan kedamaian yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Ani sedang bersiap-siap. Dia memasang sebuah belt di pinggangnya. Dia berada di depan sebuah alat berbentuk telur seukuran manusia tapi lebih bisa disebut ukurannya dua kali tubuh manusia. Sangat kecil memang. Tapi cukup bagi Ani untuk bisa masuk ke dalam alat tersebut.

Di belakangnya ada beberapa orang yang sedang mengutak-atik komputer hologram.

"Ani, nanti kalau ketemu nenek Han-Jeong di masa muda tolong sampaikan salam yah," ujar seorang anak laki-laki berkaca mata.

"Iya, kalau ingat yah. Hikari!" kata Ani.

"Misi kita cuma satu mengambil Kronos dari tubuh Putra Nagarawan. Kuharap misi ini sukses. Ibaratnya kita tak boleh mengubah sejarah bukan?" kata Hikari.

Ani tersenyum. "Tidak Hikari. Misi kita ada dua. Pertama mengambil Kronos, yang kedua...aku dapat misi dari kakek. Beliau berwasiat kepadaku. Selamatkan Putra Nagarawan di masa kecilnya."

"Hah? Kapan kakek Yuda berwasiat kepadamu?"

"Nenek yang menyerahkan sebuah surat wasiat kepadaku. Well, sebaiknya aku segera berangkat. Here we go."

Ani naik ke sebuah alat berbentuk elips. Alat ini sudah diuji coba tentunya. Dan Ani untuk pertama kalinya harus masuk ke sebuah mesin yang disebut sebagai Time Machine.

"Ingat, jangan kasih tahu namamu. Jangan perlihatkan wajahmu!" kata Hikari.

"Beres. Hikari Matsumoto!" Ani memberikan jempolnya.

Alat elips itu pun membungkus Ani. Dalam sekejap pijaran-pijaran kilat menyambar ke segala arah. Sedetik kemudian benda elips itu pun menghilang. Hikari melihat destinasi tujuan dari Ani. Dia menghela nafas. Agaknya ia agak sedikit lega setelah lama berkutat dengan alat tersebut.

"Semoga saja misinya selesai. Tapi apa masalahnya kalau misalnya Ani menyelamatkan Putra Nagarawan saat masih kecil? Apakah sejarah akan berubah? Apakah kita akan lenyap? Atau bagaimana? Semoga saja perubahan itu adalah perubahan yang baik. Lima puluh tahun yang lalu kehancuran di mana-mana, tapi kuharap itu tidak akan terjadi lagi.... ya kuharap..."

Hikari membetulkan kacamatanya lalu duduk di kursi kerjanya. Menunggu Ani kembali pulang sebentar lagi.

Tapi kalau toh ada kekacauan lagi setelah ini. Itu adalah tugas mereka dan yang lain. Masa Han-Jeong telah berakhir.. Di Indonesia masih ada orang-orang kuat. Masih ada superhero lainnya.

Tapi kalau toh ada pengacau lagi itu cerita yang lain.

******* MY HEROINE THE END ******


_________________________________________

Dari Penulis:

Baiklah, akhirnya cerita My Heroine tamat. Ada banyak perkembangan di ceritanya sendiri. Perkembangan karakternya, banyak yang memberi tanggapan negatif, ada yang memberi tanggapan positif. Saya cukup berterima kasih kepada agan dan suhu semua yang tetap mensupport saya.

Menulis 3 Act itu nggak mudah. Trust me menulis itu nggak mudah. Membaca itu mudah. Project saya di Cerpan ini tinggal 2 berarti.

* Seorang Ayah
* I LOVE YOU HANDSOME


Habis ini saya akan lebih banyak jalan-jalan di SF Cerita. Saya lebih senang sebenarnya nulis cerita misteri dan action dan dibumbui roman.

Sebenarnya juga saya nggak bisa atau kurang dalam mengembangkan kalimat atau kosakata. Trustme. Susah banget ngembangin kosakata yang baik itu. Sehingga mungkin secara diksi saya masih kurang.

Forum ini adalah tempat saya belajar. Belajar menulis. Dan saya kalau menulis biasanya langsung serius. Setelah saya harus absen minum kopi, mungkin kedepannya saya akan cari alternatif baru. Moga aja bisa. Hehehe.

Thanx kepada kared, Momo, Redtails, Crazyska, Caesar, noir, Maruko, azkiya, mr_sange, dan semuanya yang tak bisa saya tuliskan satu per satu.

Hanya satu kalimat. "Kalian adalah yang terbaik"

:beer:
 
Pertamax Akhirnya tamat juga om arci,, selamat selamat ditunggu karya karya "wow" yang lainnya. sekali lago congrats
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd