Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MY DICK

PART 4
Aku menghentikan mobilku tepat di depan rumah kos yang di tempati oleh Sasa, jaraknya sebenarnya tidak begitu jauh dari tempat kosku, tapi karena arus lalu lintas tengah kota yang cukup padat membuatnya terasa lebih jauh. Aku memastikan penampilanku sebelum turun dari mobil, tak lupa Aku menyemprotkan minyak wangi sekali lagi.

"Bos, ini cuma bahas proposal kerjaan, bukan berangkat nglamar cewek."

"Iye, iye! Bawel amat Lu !" Dengusku sambil melihat bentuk rambutku di depan spion kecil yang berada di atas dasboard mobil.

Aku turun dari mobil dengan membawa tas kerjaku, rumah kos Sasa cukup besar terlihat dari bangunannya yang menjulang tinggi dibanding bangunan lain di sekitar lingkungan. Tiga lantai, bercat biru laut, dengan model bangunan seperti apartemen mini dengan aksen modern yang cukup kuat. Aku tidak bisa melihat halaman rumah karena tertutup pagar besi setinggi hampir 3 meter, kokoh dan kuat. Disamping pagar itu terdapat sebuah pos satpam kecil, aku berjalan menuju ke situ.

"Permisi Pak, Saya mau ketemu dengan Mbak Sasa. Saya teman kerjanya." Kataku pada seorang satpam yang sedang berjaga dengan pakaian safari, badannya tegap dan tinggi dengan potongan cepak khas militer.

"Oh baik Pak, mari silahkan masuk dulu, Saya akan panggilkan Mbak Sasa." Jawab Satpam itu ramah.

Aku diantar satpam menuju teras rumah, halamannya cukup luas. Beberapa mobil keluaran terbaru terparkir rapi, sementara beberapa motor terlihat berada di dalam garasi di sebelah kiri halaman. Di teras terdapat kursi panjang dan meja kaca , sementara di depan teras ada taman kecil yang bisa menyegarkan mata dengan koleksi tumbuhan bercorak hijau.

"Silahkan tunggu di sini dulu Pak, Saya panggilkan Mbak Sasa." Kata si satpam mempersilahkan Aku duduk di depan teras.

"Baik Pak, terima kasih." Jawabku dengan tersenyum ramah, satpam itu kemudian pergi meninggalkanku menuju ke dalam rumah kos. Tak berselang lama satpam kembali, di belakangnya muncul Sasa dengan pakaian yang seadanya.

"Wadaaww ! Bos!! Pahanya mulus beud kayak porselen Mushola !" Pekik Jalu penuh semangat dari dalam CD.

Sasa muncul hanya dengan mengenakan tangtop hitam dan celana gemesh pendek berwarna putih. Melihatnya mengenakan pakaian kerja saja sudah membuat otakku panas, apalagi melihat Sasa mengenakan pakaian seminim ini ? Paha dan dadanya kali ini bisa terlihat lebih jelas dengan balutan mini seperti itu ! Semoga saja imanku cukup kuat untuk tidak mengalihkan fokusku dari tujuan utama datang menemui Sasa.

"Udah lama Sur?" Tanya Sasa, menyadarkanku dari lamunan kotor beberapa detik yang lalu.

"Barusan kok Sa, belum ada 5 menit. Hehehehe." Jawabku sambil terkekeh ringan, mencoba menghilangkan kegugupan.

"Ya udah yuk ke kamar Gue Sur !" Ajak Sasa sebelum kembali melangkah masuk ke dalam rumah kos yang cukup besar ini. Aku mengekor di belakangnya, dari sini Aku bisa melihat lenggokan pantat bulat Sasa saat berjalan.

"Bulet bener Bos! Kayak bulan purnama !" Celetuk si Jalu antusias.

Kamar Sasa berada di lantai satu, kamarnya berada tak jauh dari pintu masuk, pantas saja satpam tadi tak butuh lama untuk mengantarkan Sasa ke teras rumah.

"Masuk Sur, sorry kamar Gue berantakan." Kata Sasa setelah membuka pintu kamarnya.

Kamar Sasa ukurannya cukup luas, mungkin sekitar 5x7 meter, di dalamnya ada sebuah tempat tidur yang dijejali beberapa bonek minion berukuran sedang. Fasilitas di dalam kamar juga cukup mumpuni untuk ukuran kamar kos pekerja kantoran, AC, tv, dan lemari es terpampang rapi di ujung ruangan, sementara kamar mandi justru berada di dekat pintu masuk. Yang menarik, kamar mandi milik Sasa dibatasi oleh kaca bening, artinya jika ada orang lain yang berada di dalam kamar maka dia bisa melihat semua aktifitas Sasa di dalam kamar mandi. Menarik.

"Kayak gini mah masih mending Sa dibanding kamar Gue." Kataku setelah meletakkan tas kerja di atas meja yang berada tepat di samping tempat tidur. Aku duduk di atas kursi yang ada di depan meja.

"Emang kamar Lu berantakan banget ya Sur?"

"Ya, sebelas duabelas lah kayak kapal Titanic pas mau tenggelam." Candaku sambil terkekeh ringan.

"Mewah dong ? Persamaanya dengan kapal pesiar gitu."

"Hooh mewah banget, mepet sawah maksud Gue."

"Hahahaha ! Bisa aja Lu! Minum apa Sur ?"

"Susu Bos ! Susu lengkap dengan kemasannya Bos !"

"Ssssstt! Diem!" Hardikku pada Jalu yang mulai cerewet mengomentari apa yang dikatakan Sasa, celakanya Aku mengatakannya cukup keras, membuat Sasa mendengarnya.

"Heh? Maksud Lu?" Tanya Sasa dengan raut muka bingung.

"Eh Sorry, maksud Gue apa aja asal yang dingin." Timpalku mengalihkan pembicaraan.

"Ohh, Okay Gue ambilin dulu ya. Lu duduk aja di situ Sur, habis ini kita mulai diskusinya." Tak lama Sasa duduk di atas tempat tidurnya, dua kaleng beer dingin diletakkannya di atas meja.

Setelah ngobrol ringan sebentar dan menikmati beer dingin, kami berdua mulai berdiskusi tentang isi proposal marketing yang sebelumnya sudah Aku buat. Sasa cukup brilian dengan ide-ide segar yang sebelumnya sama sekali tidak Aku pikirkan sama sekali, baginya perluasan promosi juga harus dibarengi dengan perluasan area kerja. Selama ini perusahaan kami memang hanya berfokus pada kepemilikan property di ibukota, belum ada gebrakan untuk memperluas ekspansi keluar provinsi ataupun keluar pulau. Sambil menyimak ide-ide yang dikemukakan oleh Sasa, Aku mulai memasukkannya ke dalam file proposal yang Aku ketikkan pada laptop. Cukup lama kami berdiskusi dan saling merevisi beberapa ide, Aku tak menyangka akan seasyik ini bekerja bersama Sasa, aura jutek dan galak seketika hilang saat itu juga dari sosok Sasa, berganti menjadi aura cerdas, energik, dan brilian.

******
"Okay fix kayak gini ya Sa?" Tanyaku sambil menujukkan draft proposal di dalam monitor laptop, Sasa melihatnya sesaat sambil menggerakkan mouse naik turun, memastikan tidak ada yang terlewat.

"Sip ! Gue yakin kita besok bakal bikin Bu Cecil bangga." Kata Sasa dengan raut muka berseri.

"Ya semoga aja gitu Sa." Jawabku sambil tersenyum.

"Eh Sur, Lu punya koleksi film apa aja di laptop?"

"Film?"

"Iya film, Gue gabut banget kalo di kos sendirian nggak ada hiburan. Siapa tau Lu punya koleksi film keren yang bisa Gue copy buat ditonton nanti."

Aku terdiam untuk sementara memikirkan jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan Sasa barusan, karena tidak ada satupun jenis film bagus di dalam laptopku kecuali puluhan film biru JAV yang dibintangi oleh Sora Aoi.

"Kayaknya nggak ada deh Sa, Gue nggak hobi nonton film." Jawabku.

"Kecuali filmnya Sora Aoi ya Bos ? Hehehehe." Ledek Jalu dari dalam CD.

"Oh gitu, loh tapi ini ada folder movie ?" Tanya Sasa saat melihat sebuah folder di drive E laptopku yang berjudul "Movie Sora".

Celaka ! Belum sempat Aku memberikan jawaban, Sasa sudah mengklik folder itu. Shock, karena setelah terbuka folder itu menampilkan potongan adegan cabul nan vulgar khas film porno Jepang yang memang sengaja aku set dengan tampilan extra large icon.

"Surya !!!" Pekik Sasa beberapa detik kemudian, Aku hanya diam bengong tidak tau harus dengan cara apa menutupi aib ini.

"Mampus ! Gagal deh nikmatin barang bagus." Timpal Jalu yang kembali beringsut di dalam CD.

******
1 HARI KEMUDIAN

"Bravo ! Bravo! Bravo!"

Seketika seluruh jajaran direksi bertepuk tangan sambil bangkit dari duduknya sesaat setelah Sasa menyudahi presentasi. Aku melihat Bu Cecilia disalami oleh banyak orang, senyum Bosku itu mengembang tiada henti. Aku membereskan beberapa lembar kertas materi dan memasukkannya ke dalam tas, Aku lihat Sasa datang menghampiriku dengan raut wajah sumringah.

"Gue bilang juga apa, kita berdua akan membuat direksi puas." Katanya semangat, Aku tersenyum menanggapinya.

"Lebih puas mana sama yang kemaren?" Godaku.

"Isshhh! Itu sih lebih dari puas !" Jawab Sasa sambil menunjukkan raut muka menggemaskan dan mencubit pinggangku. Setelah beberapa saat Bu Cecilia menghampiri kami berdua.

"Luar biasa ! Ide-ide kalian berdua mencengangkan kami semua !" Kata Bu Cecilia penuh semangat.

"Terima kasih Bu, semua ini karena ide briliannya Sasa." Timpalku, Sasa melirikku dengan senyum simpul.

"Ah Surya selalu begitu Bu, suka merendah. Padahal kalau nggak ada dia nggak mungkin presentasi ini bakalan sukses." Kata Sasa.

"Pokoknya Saya bangga dengan kalian berdua, padahal Saya sebelumnya nggak yakin kalian akan sekompak ini." Aku dan Sasa hanya saling berpandangan, tidak percuma kemarin kami berdua memeras otak dan kreatifitas untuk membuat bahan presentasi.

"Pak Indra setuju hampir dengan semua ide kalian, maka dari itu Saya menugaskan kalian berdua untuk memulainya di Lombok."

"Lombok?"

"Iya, minggu depan kalian berangkat ke Lombok untuk mensurvey lokasi strategis kawasan yang akan kita bangun. Tenang saja, semua akomodasi ditanggung perusahaan, disamping itu kalian juga akan dapat uang perjalanan." Kata Bu Cecilia, Aku dan Sasa hanya saling berpandangan, seperti sudah tau akan seperti apa nantinya jika kami berdua berada di Lombok hanya berdua.

"Kerja keras lagi deh Gue...."
loh ?? what happened in the room??
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd