Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Dr hidup glamor turun kerendahan gampang terbuai. 90 juta - 25juta masih sisa 65 juta. Masih banyak sisanya. Kalo di buat usaha di Puterin duitnya ya masa ga ngebantu ortunya. Padahal Udeh jelas musuh yang rekomendasiin tapi si nia malah bingung karena duit hadeeh.
 
Tigapuluh Delapan

Nia-

Awalnya mama sama papa kwahtir aku jalan-jalan keluar rumah, tapi aku yakinin kalau aku baik-baik ajah. dan gak akan lakuin macam-macam.semua hal buruk yang di pikiran mama papa gak akan terjadi

tak ada niatan aku untuk mengakhiri hidup, yang ada seperti kembali dari nol lagi. aku kira semua akan segera pulih. tetapi aku salah, ini sekarang titik paling rendah dalam hidupku.

dan ucapan mada waktu itu benar-benar membuatku terus teringat sampai sekarang, padahl itu sebuah kata yang entah di ambil dari motivator siapa/

“kak, ada yang mau aku bilang ke kakak” ucap albert pas aku naik untuk tidur.

“apa?”

“sebenarnya aku part time buat bayar uang semester”

“haa? Bukannya papa udah di bayar?”

“aku pakai,” jawabnya menundukan kepala.

“terus uangnya kamu pakai buat narkoba?” aku benar-benar kaget mendengarnya.

“ngak lah, gak kepikiran sampai situ., aku coba bisnis sama teman aku, tapi hasilnya nihil, yang ada duit semester habis gitu aja”

“jadi selama ini kamu gak bayar semester?, jadi UAS itu bohong?”

“iah, aku belum UAS, dan semester bulan ini aku ngak bayar, tapi aku belum bisa bayarnya dan mungkin aku ketinggalan satu semester.”

“kamu bolos juga?”

“iah, buat cari uang juga, apa aja aku lakuin hehe” ucap albert menghela nafas,

"ahhh albertt... kenapa bilang ke kakak?" kataku menghela nafas panjang, aku kira gak akan ada masalah lagi setelah ini.

“kampus kamu satu semester berapa ?”

“ dua puluh lima juta kak” aku gak terkejut karena aku saat kuliah di Australia hampir dua ratus juta untuk dua semester pada saat itu,

“ bearti kamu yang nunggak sekarang semester empat kan?” angguknya, aku terdiam memikirkan apa yang aku harus lakukan.

“kamu bisa kejar satu setengah tahun lagi untuk kerja sarjana gak?” tanyaku tatap matanya dengan serius.

“kalau sambil kerja gak bakalan bisa kak”

“okeh, besok kita ke kampus kamu buat bayar uang semesteran, tapi kakak hanya kuat satu setengah tahun aja, termasuk semester ini, jadi satu semester lagi kakak usahain bisa” kataku teringat uang dari harsa yang cukup.

“haaa kakak??serius?”

“kampus kamu bisa kan kerjar SKS?” ucapku memegang pundaknya agar dia yakin bisa lulus.

"iah bisa, bisa di kejar di semeter depan"

"haa, baguslah, "

"tapi kakak dapat uang darimana?"

"ada sisa uang kerja kemarin, kamu jangan kwahtir, itu uang halal kok" kataku senyum, padahal aku sendiri gak tau itu halal atau haram, atau mungkin semi halal.

“aku siap, “ senyumnya pegang tanganku dan pelukku erat,

“kamu jangan part time lagi, focus kuliah, dan kalau kost mungkin bisa biar lebih deket?” angguknya pasti, tapi kalau di lihat albert punya pontesi untuk belajar, dia lebih pintar daripada aku di bidang akademik, tapi praktek kurang di banding aku.

“dan satu lagi kak” ucap albert menundukan kepalanya lagi, sambil mengepal kedua tangannya.

“kenapa?”

“soal kemarin- kemarin, maaf, aku suka isengin kakak” ucapnya pelan.

“maksudnya?”

“aku minta maaf soal pernah ngintip kakak, manstrubasi, mandi, dan “

“apaa?”

“remas dan mainin vagina kakak pas kakak tidur,” ucap albert,

“plaaaaaaaakkk” aku reflek tampar pipi albert cukup kencang.

“kamu gila yah?? Sama kakak sendiri?”

“maaf, kak, aku terpengaruh sama kak ares, yang selalu cerita soal kakak” aku cukup kaget ares sama albert berbicara seperti itu.

“dia sering hubungin kamu?”

“iah,”

“cihh,sialan itu orang” detik ini aku gak mau sebut Namanya lagi.

“Mulai sekarang kakak sama ares udah gak ada apa-apa, jadi jangan hubungin dia"

"kamu udah tau kan, keluarganya ares yang ambil semua yang kita miliki sekarang?" angguknya pelan, albert juga sudah tau kejadian yang menimpaku,

“iah aku paham, maka dari itu ake benar-benar minta maaf”

“kakak juga boleh tampar aku lagi” jawabnya benar-benar penuh penyesalan.

"okeh, kakak tampar kamu sekeras mungking!" kataku siap-siap tampar, albert langsung pejamin matanya, aku memang tak berniat untuk menamparnya lagi, tapi aku lansung peluk erat sebagai tanda minta maaf karena menamparnya.

***​

Besok paginya, aku pergi dengan pakaian seperti interview, padahal gak ada interview. mama gak curiga karena dia juga tau aku udah keluar dari perusahaan itu.

“kamu berangkat bareng ?” tanya papa yang ternyata ada di rumah sejak semalam.

“iah, pa, soalnya searah sama kantor interview,”

“papa antar?”

“gak usah, papa istirahat aja,” kataku senyum, dan dah lama aku gak senyum di hadapan mama sama papa. dan dinding kebencianku terhadap papa karena sirna seketika, karena aku sudah tau penyebabnya, jadi bukan salah papa semuanya.

Aku langsung naik taksi untuk mempersingkat waktu ke kampus albert yang lumayan jauh dari sini. Karena hampir satu jam setengah baru sampai kampusnya. apa lagi kalau naik angkutan umum. bisa lebih lama dari ini.

Dulu aku juga sebenarnya mau kuliah disini, kampus favorit di kota ini. tapi gengsi aku lebih besar untuk kuliah di luar negeri.

"kakak gak apa-apa pakai pakian itu?" tanya albert pas mau masuk ke kampus, aku cuman senyum.

"kenapa emang. kayak mahasiswa baru?" angguknya,

"biarin, gak masalah juga kok" ucapan albert benar, banyak mahasiswa yang liatin ke arahku, tapi rasanya aku gak terlalu perduli lagi pandangan orang kearahku.

Albert menunggu di luar kantor administrasi, aku langsung bayar langsung dua semester. Rasanya nyesek juga lihat saldoku terpotong lima puluh juta sekaligus.

“sudah selesai kak?” albet yang menunggu mondar mandir di depan pintu kantor administrasi.

“udah, ini blanko pembayaran, kamu urus sendiri sks semester ini, dan ini blanko semester depan, kamu atur SKS nya biar cepat oke” kataku.

“iah aku pasti bisa lulus dengan cepat., “ senyumnya sambil kepalin tanganya.

“kakak langusng pulang?”

“iah, mungkin mampir sekalian jalan-jalan keliling hehe,” aku juga sendiri gak tau apa yang mau aku lakukan, yang jelas aku gak ada tujuan sekarang.

“iah kak, hati-hati” albert langsung berlari kecil entah kemana sekarang. Dan aku duduk gak jauh dari kantor andimistrasinya. memikirkan apa yang bakal aku lakuin dengan sisa uang segitu.

Tak lama ada telepon, nomornya tak aku kenal, tapi siapa. aku coba langsung mengangkatnya, andai si dia bakalan aku matiin.

“selamat siang, benar ini dengan saudari nia putri?”

“iah benar ada apa ya?”

“saya hanya ingin mengundang saudari nia untuk melakukan intercview di perusahaan kami”

“perusahaan apa ya pak?”

“perusaahan kamu bergerak di bidang fashion, apa untuk hari ini atau besok saudari berkenan datang di kantor kami?”

“boleh, pak dimana lokasinya?”

“hari ini juga bisa pak”

“oh baiklah, saya share lokasi kantor kami, dan saudari nia harap menemui pak handoyo selaku HRD”

“ia pak saya berangkat sekarang” aku langsung lihat jam masih jam sebelas pagi, dan gak lama orang itu kasih lokasi, yaitu di perushaan Bacoal, aku baru mendengarnya. aku lansugn search dan benar ada perusahaannya.

***​

Lokasinya hanya empat puluh lima menit dari kampus albert, dan hanya naik satu kali angkutan umum saja. sesampainya benar-benar perusahaan besar. tapi aku gak pernah mearasa kasih kirim CV kesini.

"permisi mbak, saya nia putri, untuk temui pak handoyo selaku HRD" kataku

"sudah buat janji?"

"iah ini," aku kasih unjuk telepon dan chat yang di kirim ke ponsel ku.

"oh, ia silahkan naik kelantai empat, nanti ada tulisanya ruang HRD" katanya,

"terima kasih mbak" aku langusng naik lift ke lantai empat. tak banyak orang disini. dan tepat aku di ruangan HRD.

“nia?”

“ia pak, pak handoyo?”

“benar, silahkan masuk” ucapnya aku langsung masuk ke ruangan.

“maaf pak, saya sebelumnya gak pernah masukin CV ke sini” ucapku pelan.

“oh ia? Tapi foto kamu yang menyebabkan kamu menarik perhatian di perusahaan kami” ucapnya.

“foto??”

“iah, ini fotonya” pak handoyo langsung memberitahu foto yang di maksud, yaitu beberapa foto cewek terlanjang bulat saat mengingat rambut. Gambarnya memang gelap atau tepatnya di edit putih abu-abu.

“kurang jelas?” kontras cahaya langusng dia naikan dan jelas itu wajahku. Aku sepertinya tak pernah berfoto seperti ini.

“kenapa kaget?”

“jangan-jangan ini dari sherly dan rudy?”

“tepat, mereka yang merekomendasikan kamu, makanya langsung kami panggil kesini secara khusus “ aku perhatikan foto itu lagi, ini mirip seperti hotel. apa mungkin harsa yang memfotonya,

"aahh" aku jadi pusing memikirkanya dan kenapa bisa sampai sini.

“Dan hal yang terpenting owner kami bernama mr. peter cho sangat antusias terhadap kamu, makanya dia sendiri yang memanggil kamu”

“tenang andai kamu bersedia atau tidak, foto itu pasti kami hapus, karena privasi lebih bejarga untuk sekarang” lanjutnya.

“tapi untuk sebagai apa pak?”

“brand ambassador produk kami”

“produknya?”

“pakaian dalam wanita” aku langsung terkejut sedikit mendengarnya, aku sendiri tak cari tahu soal perusahaan ini. aku hanya cari alamatnya saja.

“tenang sebanding dengan gaji yang kamu dapatkan”

“mr peter berani membayar kamu seratu juta per bulan, kalau kamu lulus test Kesehatan perusahaan kami”

“dan kalau ada beberapa test yang tak lulus, gaji yang kamu terima akan di negosiasis sama mr. peter” jelasnya

“bagaimana kita coba untuk test Kesehatan hari ini?”

"tapi gak langsung ke perjanjian kan?"

"ohh tenang,, hanya test kesehatan, dan saya infoin ke mr. peter langsung."

"gimana hanya test kesehatan aja?"

“iah” jawabku pelan karena masih setengah hati untuk menjawabnya, pak handoyo langsung mengantar aku ke klinik khusus perusahaan untuk bertemu wanita setengah baya. leatknya di lantai satu,

aku pun langsung di test kesehatan pada umumnya, test buta warna, dan hanya test urine yang belum di lakukan karena aku belum merasakan ingin pipis.

“silahkan buka pakaian kamu, hanya memakai bra dan celana dalam” pintanya.

“hee?”

“ia ini prosedur untuk brand ambassador perusahaan ini,” jelasnya.

“ehhm, iaah baik” kataku agak ragu membuka pakaianku sampai tersisa bra dan celana dalam.

“oke sekarang rentangkan kedua tangan kamu, “ gak lama mengukur lingkar dari punggung sampai buah dadaku,

“hadap belakang” pintanya lagi

“dan sekarang test urine, silakan ke kamar kecil disana” tunjuk memberikan botol kecil, angguk aku menuju wc yang terbilang kecil. tapi ada yang sedikit aneh. seperti aku harus wajib duduk di sana karena benar-benar dengan satu orang.

Di tambah wc duduknya agak tinggi di pinggiran kakinya, seolah aku meregangkan kedua kakiku, tapi itu tak masalah, aku bisa langsung pipis.

"selesai" kataku langsung pakai pakaian yang tadi aku lepas.

“kemungkinan besok hasilnya atau lusa”

“pak handoyo akan memberi tahu kamu hasilnya” jlanjutnya.

“sekarang saya boleh pulang?”

“silahkan”

"terima kasih bu"

***​

Yang jelas aku terpanggil kerja karena skandal harsa, itu membuat aku membuat aku mempunyai firasat tak enak karena secara gak langsung ini ada hubungannya dengan ucapan sherly saat itu.

“nanti aja, mada lagi sibuk” ucapku melihat mada lagi bongkar terigu dari mobil, tadinya ada yang mau aku tanyanya saat waktu luang, tapi mada sedang sibuk.
kalau boleh nilai tubuh mada memang atletis karena sering bawa barang berat. Ada gairah tersendiri melihat tubuh yang berotot.

Suara ponsel ku berdering yang ternyata dari pak handoyo, empat kali tidak terangkat karena sedang jalan arah pulang.

“maaf pak telpon tidak saya angkat” ucapku pas pak handoyo kembali telepon.

“oh tidak apa-apa, saya cuman mau info ke kamu, kalau kamu sudah lulus dengan sempurna test Kesehatan”

“oh ya??” kok cepat banget pak?" di kepalaku langsung terbayang uang seratus juta per bulan.

“iah, lusa kamu bisa bertemu langsung dengan mr. peter, tenang walau dia orang Singapore tapi dia fasih Bahasa Indonesia” lanjutnya.

“untuk lokasinya?”

“nanti saya info lagi,”

“saat bertemu beliau apa saya tanda tangan kontrak atau semacamnya?”

“yup, tanda tangan kontrak di atas perut”

“maksudnya pak?”

“nanti saya infoin ya nia, selama malam” ucapnya langsung menutup telepon.

Firasatku menjadi kurang enak yang di maksud tanda tangan di atas perut. Aku benar-benar tak paham. cari di google pun taka da artinya,

“heii nia, kok bengong?” tanya mada yang ternyata sudah ada di sampingku dengan tubuh penuh tepung.

“eh ngak ehe, lagi bingung aja “ kataku pelan.

“kenapa?”

“sambil jalan aja, hehe gak enak “ kataku,

“aku minta pendapat kamu, “kataku serius.

“ok”

“kamu milih mana? Gaji besar tapi resiko juga besar atau gaji standar tapi kita milih apa yang kita suka?”

“resiko besar? kamu kerja jadi kuli?” tanya mada buat aku mau ketawa.

"bu bukan... maksudnya, misalnya kerja di luar pulau gitu, kan resikonya gede" kataku aku gak mau mada memikir macam-macam tentangku.

“uhm, aku pilih yang gaji standar tapi sesuai apa yang kita suka”

“kenapa?”

“dengan begitu kita jadi diri sendiri, daripada gaji besar, tapi resiko juga besar. itu buat kamu tertekan juga, jadi aku milih kerjain apa yang kamu suka.” ucapnya membuat aku berpikiran dua kali.

aku sebenarnya tak tau harus kerja seperti apa, dan punya firasat gak enak soal itu, tapi gaji yang di tawarkan benar-benar besar, andai aku mengambilnya bisa meringankan beban papa mama dan juga albert. walau aku harus mengambil resikonya. entah itu apa.


"aku lanjut kepasar, hati-hati di jalan" ucap mada kembali lagi masuk pasar. lihat mada sepertinya tak ada beban, dia melakukannya dengan senang hati. jujur aku mau seperti mada.



Bersambung.....
Tarik hu semongko
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd