Rangers Silver
Guru Semprot
- Daftar
- 10 Feb 2011
- Post
- 517
- Like diterima
- 259
Mosaik Para Isteri Yang Diperkosa
Pemerkosaan seksual dalam beragam bentuk hampir setiap hari terjadi di seputar kita. Baca saja koran-koran kuning ibu kota yang pada setiap hari penerbitannya selalu memuat berita pemerkosaan atau tindak kekerasan seksual lainnya. Bahkan hampir setiap minggu berita-berita pemerkosaan menjadi headline.
Secara harfiah kata pemerkosaan berarti, memaksakan kehendak. Seseorang memperkosa secara seksual pada orang lain, artinya sesorang memaksakan kehendaknya atas segala yang dia pikirkan dan lakukan secara seksual kepada orang lain dan masa bodoh apakah orang lain itu senang atau tidak senang dengan apa yang dia lakukan. Prinsip memaksakan kehendak itulah yang menetapkan, bagaimanapun juga, sebuah pemerkosaan adalah sebuah kejahatan. Artinya pemerkosaan seksual adalah perbuatan yang penuh kepengecutan, noda dan pelanggaran hukum yang bisa mendatangkan penderitaan pada sang korban dan hukuman fisik dunia bagi para pelakunya.
Beberapa orang korban pemerkosaan atau orang dekatnya telah mengirimkan informasi atau kisah melalui e'mail ke saya. Ternyata demikian banyak ragam pemerkosaan, baik dari segi motif-nya, pemicunya, situasi saat pemerkosaan berlangsung, akibat sesudahnya dan sebagainya. Secara umum masyarakat memandang korban pemerkosaan sebagai aib. Tetapi di antara para korban tidak seluruhnya menyesali apa yang pernah mereka alami. Bahkan mereka menyebutnya sebagai pengalaman hidup yang indah. Mereka memperoleh sensasi nikmat birahi dari pemerkosaan yang mereka alami. Dalam batas-batas tertentu mereka selalu mengenang bahkan ingin sekali mengalaminya lagi.
Saat-saat yang paling menyeramkan dalam menghadapi pemerkosaan adalah saat awal terjadinya peristiwa. Rata-rata korban sangat ketakutan atas kemungkinannya tindakan keras dan kasar yang bisa melukai fisiknya atau bahkan mengancam jiwanya. Dan banyak para pemerkosa, yang biasanya memang lantas ketagihan untuk mencari korban berikutnya, sangat memahami kelemahan akan tekanan psikologis pada para korban tersebut. Oleh karenanya untuk memperlancar operasionalnya mereka juga menggunakan berbagai bentuk ancaman, baik berupa ancaman fisik lengkap dengan peralatan senjata tajam atau lainnya, juga ancaman mental psikologis misalnya dipermalukan atau mempermalukan di depan orang lain.
Sesudah melewati saat awal yang menakutkan itu ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi pada sang korban, yaitu, dia menyerah pasrah dan menikmati sebagai bentuk petualangan seksual atau menyerah pasrah dengan tetap merasa menderita, dendam dan tertekan jiwanya. Hal tersebut sangat tergantung konsep alam pikiran maupun kesiagaan dan kesadaran mental setiap orangnya. Tetapi yang paling nyata adalah, apa yang sesungguhnya terjadi sulit sekali bisa dimengerti dan dibaca dari pihak luar.
Beberapa pelaku sering membela diri bahwa dia tidak memperkosanya, karena dia mengetahui pada saat pemerkosaan berlangsung sang korban nampak begitu menikmati perkosaannya, bahkan ada yang menyatakan ingin mengulangi kenikmatannya lagi. Beberapa komplain atau pengaduan dari korban lebih disebabkan adanya kehendak-kehendak lain di luar perkosaannya itu sendiri, misalnya kekhawatiran akan kemungkinan keluarga suami korban menuntut perceraian karena merasa aib, atau bahkan minta segera dikawinkan dengan si pemerkosa apabila ternyata belakangan ketahuan hamil dari hasil perkosaannya itu.
Mosaik di bawah ini hanya sebagian hal yang mungkin terjadi dari ribuan kemungkinan lain yang bisa terjadi pula. Dengan nama-nama orang yang disamarkan, dari beberapa informasi itu saya coba susun dan jadikan kisah pemerkosaan seksual khususnya yang dialami para istri sebagaimana yang tertera di bawah ini.
*****
Pemerkosaan seksual dalam beragam bentuk hampir setiap hari terjadi di seputar kita. Baca saja koran-koran kuning ibu kota yang pada setiap hari penerbitannya selalu memuat berita pemerkosaan atau tindak kekerasan seksual lainnya. Bahkan hampir setiap minggu berita-berita pemerkosaan menjadi headline.
Secara harfiah kata pemerkosaan berarti, memaksakan kehendak. Seseorang memperkosa secara seksual pada orang lain, artinya sesorang memaksakan kehendaknya atas segala yang dia pikirkan dan lakukan secara seksual kepada orang lain dan masa bodoh apakah orang lain itu senang atau tidak senang dengan apa yang dia lakukan. Prinsip memaksakan kehendak itulah yang menetapkan, bagaimanapun juga, sebuah pemerkosaan adalah sebuah kejahatan. Artinya pemerkosaan seksual adalah perbuatan yang penuh kepengecutan, noda dan pelanggaran hukum yang bisa mendatangkan penderitaan pada sang korban dan hukuman fisik dunia bagi para pelakunya.
Beberapa orang korban pemerkosaan atau orang dekatnya telah mengirimkan informasi atau kisah melalui e'mail ke saya. Ternyata demikian banyak ragam pemerkosaan, baik dari segi motif-nya, pemicunya, situasi saat pemerkosaan berlangsung, akibat sesudahnya dan sebagainya. Secara umum masyarakat memandang korban pemerkosaan sebagai aib. Tetapi di antara para korban tidak seluruhnya menyesali apa yang pernah mereka alami. Bahkan mereka menyebutnya sebagai pengalaman hidup yang indah. Mereka memperoleh sensasi nikmat birahi dari pemerkosaan yang mereka alami. Dalam batas-batas tertentu mereka selalu mengenang bahkan ingin sekali mengalaminya lagi.
Saat-saat yang paling menyeramkan dalam menghadapi pemerkosaan adalah saat awal terjadinya peristiwa. Rata-rata korban sangat ketakutan atas kemungkinannya tindakan keras dan kasar yang bisa melukai fisiknya atau bahkan mengancam jiwanya. Dan banyak para pemerkosa, yang biasanya memang lantas ketagihan untuk mencari korban berikutnya, sangat memahami kelemahan akan tekanan psikologis pada para korban tersebut. Oleh karenanya untuk memperlancar operasionalnya mereka juga menggunakan berbagai bentuk ancaman, baik berupa ancaman fisik lengkap dengan peralatan senjata tajam atau lainnya, juga ancaman mental psikologis misalnya dipermalukan atau mempermalukan di depan orang lain.
Sesudah melewati saat awal yang menakutkan itu ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi pada sang korban, yaitu, dia menyerah pasrah dan menikmati sebagai bentuk petualangan seksual atau menyerah pasrah dengan tetap merasa menderita, dendam dan tertekan jiwanya. Hal tersebut sangat tergantung konsep alam pikiran maupun kesiagaan dan kesadaran mental setiap orangnya. Tetapi yang paling nyata adalah, apa yang sesungguhnya terjadi sulit sekali bisa dimengerti dan dibaca dari pihak luar.
Beberapa pelaku sering membela diri bahwa dia tidak memperkosanya, karena dia mengetahui pada saat pemerkosaan berlangsung sang korban nampak begitu menikmati perkosaannya, bahkan ada yang menyatakan ingin mengulangi kenikmatannya lagi. Beberapa komplain atau pengaduan dari korban lebih disebabkan adanya kehendak-kehendak lain di luar perkosaannya itu sendiri, misalnya kekhawatiran akan kemungkinan keluarga suami korban menuntut perceraian karena merasa aib, atau bahkan minta segera dikawinkan dengan si pemerkosa apabila ternyata belakangan ketahuan hamil dari hasil perkosaannya itu.
Mosaik di bawah ini hanya sebagian hal yang mungkin terjadi dari ribuan kemungkinan lain yang bisa terjadi pula. Dengan nama-nama orang yang disamarkan, dari beberapa informasi itu saya coba susun dan jadikan kisah pemerkosaan seksual khususnya yang dialami para istri sebagaimana yang tertera di bawah ini.
*****