Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Miracle Love And Magic

Status
Please reply by conversation.
-Part 3. Kandidat Empat Penguasa-



Pov Yuta.


Hari senin, sebagian besar orang pasti malas mendengar hari senin, termasuk aku. Bagiku hari senin itu seperti sebuah mimpi buruk di saat aku terjaga. Bukannya aku malas untuk bangun pagi, bukan juga karena aku malas berangkat sekolah. Melainkan aku tidak begitu menyukai aktifitas sekolahku di hari senin.

Pagi ini seperti biasa, begitu aku memasuki lingkungan sekolah, pandangan mata sinis dan kata-kata mutiara seperti menjadi sarapanku setiap di sekolah. Namun, bukan itu yang membuatku begitu malas dengan hari ini.

“Pagi Yuta!” sapa Hana yang pagi ini sudah duduk di bangkunya, dan tentu saja ada Luna di sampingnya.

“Hemmmm, ya pagi juga” jawabku begitu lesu, dan akupun membanting pantatku ke tempat dudukku.

Seperti biasa, setelah duduk aku segera membaringkan kepalaku di atas kedua lenganku yang sudah aku tumpuk di atas meja.

“Lesu amat, ini masih pagi!” tutur Hana.

“Biarin!” jawabku singkat.

“Idih, ada zombie!” sindir wanita yang baru duduk di sampingku.

“Iya tuh, biasanya dia cuma kelihatan malas, tapi pagi ini lebih parah. Selain malas, kelihatan bener dia tuh seperti mayat hidup!” imbuh Hana.

“Kalian tuh bego apa tolol sih?, tuh anak bukannya malas, tapi mungkin dia lagi ketakutan. Kalian lupa apa kalau hari ini ada ujian praktik?, orang tidak berguna seperti laki-laki di pojok itu, siap-siap saja jadi bulan-bulanan. Sekedar memar atau bengkak sih biasa, mungkin bisa saja tulang-tulangnya nanti remuk!” sindir Zaky yang hanya dari mendengar suara sombongnya, aku sudah begitu mengenalinya.

“Sombong sekali kamu jadi orang, emang sekuat apa orang tak berotak seperti kamu itu, aku nanti mau lihat seberapa lama otak kosong kamu itu bisa menahan panasnya apiku!” kata Hana tak mau kalah.

“Api kecilmu itu, gak akan membuat hangat tubuhku. Kecuali kamu memelukku, baru aku akan merasa hangat!” kata Zaky, dan aku yakin dia sukses membuat Hana marah, karena aku merasa hawa kelas mulai terasa panas.

“Awas kamu ya!” bentak Hana, dan.....

“Ehemmm, ada apa ini ribut-ribut?” suara malaikat penyelamat terdengar di telingaku. Bu Velerin, saat aku mengangkat kepala dan melihat ke arah depan, aku sudah mendapatinya berdiri di samping meja guru.

“Tidak ada apa-apa Bu, cuma sekedar pemanasan!” tutur Zaky yang aku lihat dia sudah duduk tenang di tempat duduknya.

“Oh, ternyata kalian sudah tidak sabar dengan ujian hari ini. Baiklah, sekarang kalian bersiap, pakai dan bawa semua perlengkapan kalian. Dalam sepuluh menit Ibu tunggu kalian di lapangan!” perintah Bu Velerin.

“Baik Bu!” jawab semua murid bersamaan.

Semua sibuk memakai dan mempersiapkan peralatan yang akan mereka gunakan dalam ujian praktik. Dari semua murid yang aku lihat, cuma Luna yang membuatku heran. Dia sama sekali tidak memakai atau menggunakan perlengkapan apapun, bahkan dia tidak mengganti seragam sekolahnya.

“Kamu tidak usah se heran itu melihat Luna, elemen sihirnya tidak memerlukan apapun, karena dengan elemen sihirnya, Luna bisa membuat perlengkapan bertahan atau menyerang secara instan” tutur Keyko yang menyadari keherananku terhadap Luna.

Aku tidak membalas perkataan Keyko, melainkan aku hanya sejenak melihatnya yang sudah siap dengan semua perlengkapannya. Sebuah pedang yang terlihat mirip sebuah katana sudah dia pegang, dan dengan menggerai rambutnya, dia terlihat sudah siap mengikuti ujian praktik hari ini. Sebenarnya aku cukup heran dengan baju Keyko, meski pengguna elemen air, dia justru menggunakan baju berwarna hitam yang lebih cocok di pakai Luna.


“Kalian mau sampai kapan berduaan di situ?” seru Hana yang sudah berada di depan pintu kelasku, dan aku baru sadar ternyata di dalam kelas cuma tersisa aku dan Keyko.

“Cemburu ya, hihihihi!, iya iya nih kita keluar!” jawab Keyko. “Yuk buruan jangan nunggu si Hana makin marah, bisa-bisa di bakar kamu nanti!” ajak Keyko, dan akhirnya kami berdua berjalan ke arah Hana dan Luna yang menunggu di depan kelas.

“Eh, kamu membawa pedang!” kata Hana dengan ekspresi terkejutnya saat dia menyadari sebuah pedang yang aku pegang di tangan kiriku.

“Tidak usah heran seperti itu, bukannya kemarin kamu juga melihatku membawa pedang, bahkan kemarin aku membawa dua pedang sekaligus!” kataku.

“Tungu sebentar, apa maksut kamu dengan kemarin Hana melihatmu memegang dua buah pedang?. Jujur, kalian berdua kemarin kemana dan ngapain saja?” tanya Keyko dengan penasarannya.

“Iya, cerita!” kata Luna begitu lirih.

“Kalian tanya ke Hana, karena kemarin dia yang mengikutiku!” jawabku, dan tanpa menunggu balasan dari mereka berdua, aku meninggalkan tiga wanita yang beberapa hari ini selalu berada di sekitarku.

Saat sudah beberapa langkah menjauh dari mereka, aku sempat sekali menoleh ke arah mereka dan yang aku lihat, seorang Hana yang sedang menjawab pertanyaan dua sahabatnya.

Tiba di lapangan tempat ujian praktik, aku langsung di sambut tatapan sinis tiap orang yang berada di tempat ini. Dari puluhan orang yang berada di tempat ini, hanya segelintir orang yang biasa saja cara mereka menatapku.

Tiga wanita yang sedari tadi asik mengobrol, mereka menjadi murid terakhir yang datang, dan segera berbaris di belakangku.

Dari pengumuman yang tertempel di papan tulis kelasku tadi, ujian kali ini adalah ujian praktik antar kelompok, dan kelompok untuk ujian kali ini masih sama dengan kelompok tugas mencari tanaman obat. Hana, Keyko, dan juga Luna, mereka kembali satu kelompok denganku.

Ujian praktik kali ini selain kita yang satu kelas di bagi ke beberapa kelompok, tiap kelompok juga akan dibagi menjadi dua regu. Regu merah, adalah regu yang bertugas untuk menyerang, sedangkan regu biru bertugas bertahan.

Kelompokku masuk regu biru, artinya kita akan bertahan, sedangkan di regu merah di sana ada Zaki, lelaki yang hobinya mencari masalah. Namun aku sama sekali tidak ingin berhadapan dengan kelompok Zaki. Harus aku akui kalau Zaki dan anggota kelompoknya adalah empat murid terkuat di kelasku. Zaky dan Tsana adalah murid rank A sedangkan Tomas dan Resty, mereka satu rank di bawah Zaki. Dari semua anggota kelompokku, cuma Keyko yang rank nya mendekati Zaki, sedangkan Hana dan Luna, mereka sama-sama masih di rank C dan tentu kemampuan mereka sangat jauh bila di bandingkan dengan murid rank A. Apalagi aku yang menyandang murid tanpa rank, alias rank terendah rank X, tentu berhadapan dengan Hana saja aku bisa hangus terbakar apinya. Sulit aku bayangkan jika harus bertemu kelompok Zaky, mungkin dalam waktu singkat dia dan anggotanya bisa menghancurkan kelompokku.

“Karena kalian sudah berkumpul, Ibu akan memperkenalkan pengawas di ujian kali ini, dan kalian beruntung, karena yang menjadi pengawas kalian adalah wanita terkuat di negeri ini. Nona Kleo, anda bisa ke tempat ini sekarang juga!” Bu Velerin terdengar memanggil sebuah nama yang terdengar tidak asing bagiku.

Bukannya tidak asing lagi, tapi nama itu sudah terlalu bosan aku dengar, dan benar saja, sosok wanita bergaun putih yang baru di panggil Bu Velerin, dia adalah sosok wanita yang sangat aku kenal. Wajahnya memang cantik, bentuk tubuhnya tentu menggoda mata lelaki yang melihatnya, namun di balik semua kesempurnaannya, dia adalah wanita bengis dan kejam, bahkan dia sudah membuatku menjadi lelaki dewasa saat dia melakukan perbuatan terlarang padaku.

Kleo, wanita cantik yang telah memungutku dari panti asuhan, dia juga wanita yang membesarkanku, dan dia adalah wanita yang membuatku tidak bisa menjauhinya karena di antara kita sudah ada ikatan yang tak akan pernah bisa di putus dengan cara apapun.

“Huh, kenapa juga tuh nenek sihir muncul di tempat ini?” dengusku kesal.

“Nona Kleo akan menjadi pengawas sekaligus melakukan pembaharuan rank kalian. Berusahalah sebaik mungkin jika rank kalian ingin naik, atau silahkan kalian bermalas-malasan jika kalian suka menjadi sampah masyarakat!” seru Bu Velerin dengan tegasnya.

“Sebelum ujian di mulai, Ibu ingin memberika sedikit pemberitahuan ke kalian semua, kalau acara pembukaan pendaftaran akademi di Ibu Kota akan segera di buka. Tentu kalian semua sudah tau, kalau dari sekolah kita ini cuma murid rank A yang di bolehkan daftar ke sana, dan mendapatkan jaminan kesejahteraan hidup jika kalian bisa lolos seleksi menjadi anggota akademi Elite di Ibu Kota” lanjut Bu Velerin yang seketika membuat semua murid terlihat begitu bersemangat.

Meski aku berharap bisa mendaftar di akademi itu demi bisa hidup bermalae-malasan, namun itu suatu kemustahilan untuk aku lakukan. Selain menyandang satu-satunya murid ber rank X, aku juga tidak punya kemampuan apapun untuk menaikkan rank yang aku miliki saat ini. Kekuatan saat aku melawan Nona Jeni, mungkin itu hanya kekuatan yang kebetulan datang, atau ada orang lain yang saat itu melindungiku.

“Cahaya akan melindungimu, dan biarkan kilat putih menghancurkan lawanmu!” suara wanita yang begitu lirih terdengar indra pendengarku.

Dari suaranya aku tau itu suara siapa, dan memang cuma dia yang bisa melakukan itu denganku. Benar saja, saat aku melirik ke arahnya, dia ternyata sedang melihat ke arahku dan terlihat senyum tipis terlukis di bibirnya. “Kleo, apa maksut dari kata-kata kamu barusan?” kataku membatin.

“Baiklah, Ibu akan membagi lawan ujian kalian, dan siapapun lawan kalian, kalian tidak boleh memprotesnya, karena pemilihan lawan ujian kalian semua Ibu lakukan secara acak!” tutur Ibu Velerin.

“Semoga ketemu si busuk Zaky biar aku bakar tuh kesombongannya!” kata Hana.

Entah Ibu Velerin mendengar permintaan Hana atau cuma kebetulan, saat penentuan lawan, kelompokku akan berhadapan dengan kelompok Zaky. Senyum sinis Zaky dan tawa penuh kepuasan Hana, terlihat saat kelompok kita akan saling berhadapan.

“Mampus!” kata seorang lelaki yang berdiri di sampingku.

Aku tidak membalas perkataannya, dan untuk pertama kalinya aku tersenyum ke hadapan orang lain. Senyumku kali ini bukan senyuman tanda persahabatan, melainkan senyum menyeringai yang terlukis di bibirku menandakan sebuah semangat yang muncul dari dalam diriku.

Pertandingan pertama di ujian kali ini adalah kelompok Zaki yang akan menyerang pertahanan kelompokku. Melawan kelompok murid nomor 1 satu di kelas tentu membuat kelompokku akan menjadi kelompok yang paling awal memulai ujian. Siap tidak siap, aku dan kelompokku harus menghadapi kelompok Zaki. Bagiku, meski kemungkinan menang hampir tidak terlihat, namun aku akan berjuang demi tiga temanku, dan baru kali ini aku mempunyai semangat yang begitu besar untuk meraih sesuatu. Tiga wanita itu sepertinya telah menjadi motivasi tersendiri bagiku, tentunya setelah wanita yang kini melihatku dari kejauhan.

•>

•>



Pov Hana.


Melawan murid rank A, itu adalah kepuasan tersendiri bagiku. Meski aku baru mencapai rank C sama seperti Luna, tapi itu peringkat awal yang aku peroleh saat pendaftaran di sekolah ini. Latihan kerasku selama ini aku yakin setidaknya sudah membuat kekuatanku menyamai murid rank A seperti Tsana, salah satu wanita di kelompok Zaki yang menggunakan elemen Api sepertiku.

Keyko dengan elemen airnya sepertinya cocok untuk melawan Tsana. Luna dengan elemen kegelapannya sepertinya cocok melawan Thomas maupun Resty, dan tugas Yuta, tentu dia harus membantu Luna. Sedangkan yang menjadi sasaranku tentu si pengguna elemen Tanah, siapa lagi kalau bukan Zaky.

Meski elemen tanahnya punya kekuatan menetralkan serangan elemen apiku, aku masih punya cara lain untuk mengalahkannya. Saat elemen sihir tidak berguna, serangan fisik patut di gunakan meski sangat beresiko. Aku cukup beruntung kalau harus melakukan serangan non sihir, karena aku sudah cukup banyak mempelajari teknik serangan fisik tanpa menggunakan elemen sihir.

“Semoga aku tidak melakukan kesalahan dan justru membuat hancur formasi kelompokku!” kataku membatin.

“Baiklah, pertandingan pertama di ujian kali ini silahkan kalian mulai!” teriak Nona Kleo dengan suara lantangnya yang menjadi tanda di mulainya pertandingan kelompokku melawan kelompok Zaky.

•>

•>


Pov 3rd.


Terlihat kelompok Zaky yang di unggulkan di ujian kali ini mereka memecah kelompok mereka menjadi tiga, dan menyerang benteng buatan yang saat ini di jaga oleh kelompok biru yang di pimpin oleh satu-satunya murid ber rank X di sekolah ini.

Yuta, anak muda itu kali terlihat begitu serius mengikuti ujian. Yuta yang biasanya begitu malas dan kurang begitu memiliki hasrat untuk memenangkan suatu hal, kini dia benar-benar berbeda. Sejalan dengan semangat dan konsentrasinya, tanpa dia sadari sebuah kekuatan besar mulai bangkit dari dalam dirinya.

Luna yang menguasai elemen kegelapan, menyadari aura aneh yang keluar dari diri Yuta, dan dengan kemampuan khusus yang dia miliki dia mulai menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan Yuta.

Kemampuan khusus untuk melihat aura sihir yang di kuasai seseorang, segera Luna aktifkan, dan seketika dia tercengan saat menggunakan kemampuan khususnya untuk melihat aura sihir Yuta.

“Apa itu?” suara lirih Luna terdengar oleh Hana yang berdiri di sampingnya.

“Kamu melihatnya?” Hana bertanya ke Luna yang di jawab Luna hanya dengan anggukan kepala.

Biarpun tidak bisa melihat secara langsung seperti yang di lakukan Luna, baik Hana maupun Keyko mereka bisa merasakan perubahan energi sihir di sekitar mereka, dan perubahan itu akibat kuatnya pancaran energi sihir yang di keluarkan Yuta.

Kelompok Zaky yang berjalan mendekat ke arah dinding benteng, mereka sebenarnya juga menyadari ada sesuatu yang aneh, namun mereka tidak terlalu memikirkannya karena mereka kira perubahan sihir ini di akibatkan oleh salah satu rekan mereka.

“Nona, apa ini yang ada maksut dengan kekuatan Yuta?” tanya Velerin yang saat ini duduk di samping Kleo.

“Ini masih sebagian kecil dari kekuatannya yang bangkit, dan karena keistimewaan inilah aku berani membuat ikatan dengannya!” jawab Kleo dengan menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.

“Maksut nona tentang sebuah ikatan dengan Yuta, kalau boleh tau itu ikatan seperti apa?” tanya Velerin yang terlihat begitu penasaran.

“Aku telah melakukan ikatan darah dengan Yuta” jawab Kleo.

“Ikatan darah, maksutnya nona dan Yuta pernah melakukan,....”

“Ya aku dan Yuta sudah melakukan yang ada di pikiran kamu” jawab Kleo yang membuat raut kekecewaan muncul di waja Velerin.

“Kalau aku boleh tau, kenapa kamu terlihat kecewa?” tanya Kleo yang ternyata menyadari rasa kecewa Velerin.

Velerin yang mendapatkan pertanyaan seperti itu, dia hanya memalingkan wajahnya ke arah yang tak bisa terlihat Kleo.

“Dasar lelaki nakal, ternyata dia sudah membuatmu tertarik dengannya!” tebak Kleo yang seketika membuat wajah Velerin semakin bersemu merah.

“Kalau kamu bisa menaklukkan lelaki liar itu, aku ijinkan kamu juga membuat ikatan dengannya, dan aku yakin meski sudah ada aku dan kamu, tuh lelaki gak akan pernah cukup” tutur Kleo.

“Seperti orang terakhir yang menguasai elemen yang sama dengan Yuta, di sepanjang hidupnya dia di takdirkan memiliki tujuh wanita yang akan terikat dengannya” ungkap Velerin yang masih tidak berani menatap ke arah Kleo.

“Baguslah kalau kamu sudah tau!” kata Kleo dan bersamaan dengan itu, terdengar sebuah dentuman keras dari tengah-tengah tempat berlangsungnya ujian.

“Cahaya itu melindunginya dan kilatan putih membuat Thomas serta Resty terpelanting hingga mereka tidak sadarkan diri” kata Keyko saat dengan kedua matanya dia melihat sesuatu yang sangat sulit di percaya. Yuta yang selama ini di kira lemah dan tidak memiliki kekuatan apapun, dapat mengalahkan dua murid rank B hanya dengan sekali ayunan pedang.

Bukan hanya Keyko, melainkan semua orang yang melihat kejadian barusan juga terlihat sulit menerima apa yang baru saja mereka lihat.

Keyko dan Luna sebenarnya sudah mendengar tentang Yuta yang seimbang saat melawan anggota keamanan kota. Namun mereka berdua yang tadinya belum percaya dengan cerita Hana, kini akhirnya mereka percaya setelah melihat sendiri kekuatan yang dimiliki Yuta.

“Itu yang aku maksut kekuatan Yuta. Elemen cahaya, dan kekuatan elemen petir yang merupakan penggabungan dari elemen cahaya dan api” kata Hana, dan kini kedua temannya melihat ke arahnya.

“Kekuatan elemen sihirnya bukan dari energi sihir yang di hasilkan alam di sekelilingnya. Kekuatan elemen sihir Yuta, murni dari dalam dirinya!” ungkap Keyko.

“Hebat!” suara lirih Luna.

“Sekarang giliran kita!” kata Hana, dan bersamaan dengan itu, terlihat Zaky mulai datang dan seketika menyerang mereka bertiga.

Serangan Zaky meski begitu cepat dan mendadak, tapi apa yang di lakukan Zaki sebenarnya sudah terbaca oleh tiga wanita yang dia serang. Bahkan serangan Tsana yang di lakukan setelah serangan Zaky, itupun juga sudah di prediksi.

Luna dengan kemampuan pendeteksinya tentu dengan mudah merasakan energi sihir yang terpancar dari tubuh Zaky maupun Tsana, sehingga mereka berdua yang sedari tadi bersembunyi sebenarnya sudah di ketahui keberadaannya oleh kelompok Yuta. Hanya dengan teknik isyarat mata, Luna menyampaikan apa yang dia lihat kepada Hana dan Keyko, sehingga mereka sedari tadi meski terlihat santai, mereka sebenarnya sudah sangat siap menghadapi serangan dua lawan mereka.

Di tempat yang berbeda, Yuta terlihat begitu kelelahan setelah mengeluarkan hampir seluruh energi sihir yang dikuasainya. Dua orang yang baru saja terkena serangannya, mereka masih pingsan meski luka mereka tidak begitu parah.

“Energi di tubuhku terasa terkuras habis!” gumam lirih Yuta.

“Ternyata Zaky dan Tsana bukan tandingan ketiga wanita itu, rank mereka memang beda, tapi kekuatan mereka bertiga sepertinya jauh di atas Zaky dan Tsana!” imbuhYuta saat dia melihat Zaky dan Tsana yang sedang menerima serangan bertubi-tubi dari gabungan serangan tiga elemen.

“Mereka bertiga lumayan hebat, tiga elemen bisa di kombinasikan menjadi satu serangan yang mematikan. Sepertinya, lima dari tujuh tempat itu sudah terisi!” kata Kleo membatin.

Serangan gabungan elemen air, api dan kegelapan menghasilkan sebuah kekuatan yang mengerikan. Api hitam yang membentuk gelombang raksasa, siap menyapu Zaky dan Tsana. Beruntung dua orang itu menyerah sebelum terkena hantaman kekuatan yang begitu mengerikan.

•>

•>


Pov Yuta.


Meski aku bisa mengalahkan dua lawanku, tiga wanita itulah yang menjadi bintang kemenang kelompokku. Daya hancur dari penggabungan ketiga elemen mereka sangat mengerikan. Tanah yang aku pijak tadi terasa bergetar saat serangan terakhir mereka berlangsung.

“Kalian berdua tidak apa-apa kan?” tanyaku ke dua orang yang tadi aku buat pingsan saat aku lihat mereka mulai tersadar dari pingsannya.

“Aku tidak apa-apa” jawab Resty.

“Aku tidak percaya, kamu mengalahkan kita berdua hanya dalam satu kali serangan, dan ternyata tida wanita itu lebih mengerikan dari pada Zaky. Aku yakin meski satu lawan satu dengan salah satu wanita itu, Zaky pasti tetap kalah!” tutur Thomas.

“Kalian terlalu memuji dengan apa yang baru sekali kalian lihat!” kataku sebelum akhirnya aku bangkit dari dudukku dan berjalan mendekati tiga wanita yang merupakan anggota kelompokku.

Tatapan aneh dari tiap orang yang di awal begitu terasa bagiku, kini setelah kemenangan kelompokku tatapan itu terasa menghilang. Sebuah hasil yang luar biasa bagiku, dengan kemenangan ini, mungkin semua orang kini sudah mempercayaiku.

“Apa yang sebenarnya tadi kamu lakukan ke mereka berdua?” tanya Keyko begitu aku sudah di dekatnya.

“Cerita!” kata Luna, sedangkan Hana hanya diam.

“Aku tadi cuma berkonsentrasi dan memantapkan keinginanku untuk menang. Bersamaan dengan itu, aku merasa ada energi yang meluap ingin keluar daru tubuhku. Seperti saat berhadapan dengan Nona Jeni, aku merasa ada cahaya yang menyelimutiku. Namun kali ini berbeda, dua cahaya berwarna putih dan kuning itu terasa hidup dan mereka menyatu denganku. Saat kedua cahaya itu menyatu denganku, di saat itulah aku begitu yakin bisa mengalahkan Thomas dan Resty” tuturku.

“Dengan tangan kiriku aku membuat perisai berwarna ke emasan yang berhasil menahan serangan Thomas dan Resty, dan dengan pedang di tangan kananku aku mengeluarkan cahaya putih seperti kilat yang aku gunakan untuk menyerang balik mereka berdua” lanjutku.

“Elemen cahaya dan gabungan dua elemen yang membuat elemen petir. Apa kamu sebelumnya tidak menyadari kekuatan kamu itu?” tanya Hana.

“Kalau aku sadar akan kekuatanku, dari awal aku pasti sudah menyerang mereka!” jawabku.

“Selain tadi kamu terlihat begitu luar biasa, kamu saat ini juga terlihat berbeda” ungkap Keyko.

“Iya, Berbeda!” imbuh Luna.

“Woi, woi, ngomong apaan kalian berdua?. Emang apa yang berbeda?” tanyaku.

“Han, kamu tau kan yang aku maksut Yuta saat ini berbeda?” tanya Keyko ke Hana.

“Ya aku tau, si Yuta lebih banyak ngomong dari biasanya yang pendiam” jawab Hana.

“Suka Yuta!” kata Luna yang tanpa aku duga begitu saja dia memelukku.

“LUNAAA!” teriak Hana dan Keyko bersamaan seraya mereka berupaya melepas Luna yang memelukku.

“Hihihihi!” tawa lirih Luna yang pelukannya padaku di lepas paksa olek Keyko dan Hana.

“Selamat untuk kalian ber-empat, dengan ini kalian semua otomatis naik rank A. Itu semua keputusan dari nona Kleo yang melihat langsung kehebatan kelompok kalian. Khususya kamu Yuta, sepertinya kamu telah membuat semua orang mengagumi kekuatan kamu!” tutur Bu Velerin yang tiba-tiba mendatangi kelompokku.

“Serius Bu kita naik rank A?” tanya Hana.

“Silahkan kamu tanya ke nona Kleo kalau kamu tidak mempercayai apa yang Ibu katakan” jawab Bu Velerin.

“Artinya kita ber-empat bisa ikut pendaftaran di akademi elite yang ada di Ibu Kota!” seru Keyko.

“Kalian bisa mengikutinya, namun saran Ibu, terus berlatih dan tingkatkan kemampuan kalian. Meski kalian lolos dalam pendaftaran, kalian nantinya tetap akan melalui tes kekuatan dan keterampilan. Kalian akan di nyatakan sebagai anggota akademi Ibu Kota, jika kalian bisa melewati semua tes yang mereka berikan” tutur Bu Velerin yang setelahnya dia kembali ke tempatnya semula untuk menyaksikan kelanjutan ujian praktik hari ini.

“Meski kemenangan kecil, kita wajib merayakannya. Nanti malam kalian semua datang ke rumahku, kita adakan pesta kecil-kecilan!” ungkap Keyko.

“Setuju!” jawab Hana.

“Iya” kata Luna singkat, dan kini mereka bertiga melihat ke arahku.

“Iya-iya, aku akan datang” jawabku dengan penuh keterpaksaan, karena aku paling malas untuk keluar di malam hari.

Selesai aku menjawab ajakan Keyko, Zaky dan ketiga temannya mendatangi kelompokku. Tidak lagi aku melihat wajah maupun kata-kata sombong dari mereka.

“Kami mengaku kalah, mungkin ini balasan untuk kesombongan kami yang merasa kuat dan jadi malas untuk berlatih. Aku ucapkan selamat untuk kalian, dan kami juga berterima kasih karena kalian sudah menyadarkan kami dari sifat kami yang begitu bodoh!” tutur Zaky.

“Itu baru Zaky yang aku kenal, tidak sombong dan mau mengakui kekalahannya!” tutur Hana.

Hana dan Zaky dulu adalah teman, dan pertemanan mereka mulai renggang saat Zaky makin sombong dengan kekuatannya. Cuma itu yang aku tau tentang hubungan Zaky dan Hana.

Setelah sedikit berbicang, Zaky dan anggota kelompoknya pergi ke tempat duduk kelompok regu merah, dan kelompokku-pun bergabung dengan anggota kelompok regu biru yang lainnya.

Saat aku duduk di antara temanku, sesekali aku mencuri pandang ke arah Kleo yang terlihat begitu fokus mengamati ujian yang sedang berlangsung.

“Ini baru enam bulan sejak hari kepergiannya, dan biasanya setelah satu tahun pergi, baru dia akan pulang. Pasti ada sesuatu yang membuatnya kembali lebih cepat dari biasanya!” kataku membatin.

Di tanah yang aku tempati saat ini, sejak dulu ada sebuah tradisi yang menandakan lelaki dan wanita itu adalah sepasang suami istri. Tradisi itu bernama tradisi ikatan darah, yang artinya siapapun lelaki yang telah mengambil kesucian seorang wanita, berarti mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri.

Tradisi ikatan darah itulah yang saat ini membuatku tidak bisa terlepas dari wanita itu. Kleo, dialah wanita yang membesarkan aku, namun dia juga wanita yang memperkosaku dengan penuh nafsu. Biar namanya di perkosa, malam itu aku begitu menikmati apa yang Kleo lakukan padaku.

Malam itu adalah kali pertama aku melakukan hubungan intim dengan Kleo, dan sejak malam itu sampai sekarang aku belum pernah lagi melakukannya dengan Kleo, meski secara tradisi aku dan dia sudah resmi menjadi pasangan suami istri.

Hari menjelang siang ujian praktik di nyatakan selesai oleh Bu Velerin. Dari keseluruhan pertarungan, kelompok regu biru sangat telak mengungguli kelompok regu merah, dan hampir seluruh kelompok regu biru mengalami kenaikan rank.

Dari keseluruhan murid satu kelasku, selain aku dan tiga anggota kelompokku, tidak ada lagi murid yang mendapat rank A, yang ada justru penurunan rank Zaky dan Tsana. Mereka berdua yang semula mendapat rank A, kini harus puas berada di rank B, dan kesempatan mereka untuk mengikuti pendaftaran dan seleksi di akademi elite Ibu Kota kerajaan harus di tertunda, tahun depan adalah kesempatan terakhir mereka.

“Kalian ber empat akan mewakili kelas kita untuk mengikuti pendaftaran di akademi elite Ibu Kota!” ulang Bu Velerin sebelum dia membubarkan kami semua untuk istirahat.

•>

•>

Pov 3rd.


“Dia menguasai dua elemen, bahkan salah satu elemen yang di kuasainya adalah elemen yang di hasilkan dari penggabungan dua buah elemen!” seru seorang lelaki yang melihat ujian yang di lakukan anak didik Velerin, dan tentu Yuta beserta ketiga temannya cukup menyita perhatiannya.

“Apa menurut tuan, anak muda itu bisa kita masukkan ke dalam salah satu kandidat yang kelak akan menjadi satu dari empat penguasa negeri ini?” tanya seorang wanita yang sejak ujian di mulai, dia sudah tertarik dengan keberadaan Yuta.

“Bukannya kamu sudah pernah merasakan beradu kekuatan dengannya, dan kamu kalah telak!” tutur si lelaki.

“Dalam beberapa menit dia sudah sadar dan pulih setelah beradu kekuatan denganku. Sedangkan aku, meski aku tetap sadar, hampir sehari semalam aku memulihkan tenagaku karena efek kekuatannya yang menyumbat aliran tenagaku!” kata si wanita.

“Kamu yang seorang wanita paling kuat di kota ini saja mengakuinya, apa lagi aku yang tentu bukan lawan sebanding bagimu” ungkap si lelaki.

“Tuan Hermes jangan anda merendah, aku tidak mungkin sepadan dengan tuan. Kecerdasan tuan tentu bisa mengalahkanku dengan mudah!” tutur si wanita.

“Ayolah Jeni putriku, hentikan sandiwara kamu, dan panggil aku Ayah!” pinta si lelaki.

“Tapi kan ini masih jam kerja tuan, dan tidak sopan rasanya saya memanggil seorang penguasa kota ini dengan panggilan dalam keluarga saat masih menjalankan pekerjaan!” sanggah wanita bernama Jeni.

“Selalu bisa membantah!. Baiklah, anggap saja kamu memanggilku Ayah di jam kerja itu adalah sebuah perintah, dan kamu sebagai pelindung kota ini, sekaligus bawahanku, kamu tidak boleh membantah perintah yang sudah aku berikan ke kamu!” perintah Hermes ke Jeni, yang merupakan putrinya sendiri.

“Baiklah aku akan tetap memanggil tuan dengan Ayah, seperti saat kita di rumah” jawab Jeni.

“Itu lebih baik” ungka Hermes.

“Aku punya tugas untuk kamu, dan secepatnya harus kamu lakukan!” tutur Hermes melanjutkan perkataannya.

“Apapun tugas yang Ayah berikan, pasti akan aku lakukan”.

“Besok kamu segera kembali ke Ibu Kota!” seru Hermes.

“Kenapa mendadak Ayah menyuruhku kembali ke Ibu Kota?. Apa Ayah tidak senang dengan keberadaanku di kota ini?” tanya Jeni.

“Ayah sangat senang kamu di sini, tapi bukannya kamu harus mengantar surat untuk perdana menteri perihal perwakilan kota ini untuk memperebutkan salah satu posisi penguasa negeri!, bukannya kamu juga yang ngotot mau memasukkan nama anak itu untuk mewakili kota ini!” tutur Hermes yang membuat bahagia putri cantik yang sangat dia sayangi.

“Jadi, Ayah sudah setuju dengan usulku?” tanya Jeni dengan penuh kebahagiaan.

“Setelah melihat apa yang barusan terjadi, sulit bagiku untuk tidak menyetujui yang kamu usulkan. Bersiaplah, besok kamu akan memulai perjalanan panjang ke Ibu Kota. Untuk surat pemberitahuan yang akan kamu antar, sekarang juga akan aku siapkan!” ungkap Hermes.

“Baik Ayah, kalau begitu aku pamit kembali ke rumah untuk menyiapkan semua keperluanku” kata Jeni.

Setelah pamit, Jeni segera meninggalkan Ayahnya, sedangkan Hermes, dengan keyakinan terhadap apa yang di miliki Yuta dan ke tiga temannya, dia merasa kota yang dia pimpin akan sedikit di perhitungkan untuk kedepannya. Kertas surat yang harus di antar Jeni ke Ibu Kota segera dia persiapkan, dan dengan senyum penuh syukur karena begitu banyak bakat yang lahir di kotanya, Hermes mulai menulis kata demi kata di secarik kertas yang akan di jadikannya sebuah surat.

•>

•>


Pov Yuta.


“Bukannya masih 6 bulan lagi, kenapa kamu sudah pulang?” tanyaku ke Kleo yang saat ini sedang duduk berdua denganku di taman yang tak begitu jauh dari rumahku.

Sepulang sekolah, aku mengjak Kleo ke tempat ini karena banyak yang ingin aku tanyakan padanya. Sebenarnya hari ini aku ada jadwal kerja, namun setelah kedatangan Kleo yang tidak pernah aku duga, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil libur hari ini.

“Apa kamu tidak merindukanku?. Ayolah Yuta, jangan murung terus, apa kamu tidak senang di temani wanita secantik aku, atau kamu sudah lupa kalau aku ini adalah wanita yang sudah terikat hubunhan dengan kamu?” tanya Kleo tanpa memalingkan pandangannya dariku.

“Apa kamu lupa, siapa malam itu yang memaksaku melakukan hal konyol itu?” tanyaku.

“Bukannya kamu menyukainya?” tutur Kleo seraya dia membelai wajahku dengan tangan kanannya.

“Cukup basa-basinya, lebih baik kamu jujur saja, apa yang membuat kamu kembali lebih cepat dari biasanya?”.

“Seperti biasa, kamu bukan tipe orang yang suka basa-basi. Baiklah, aku akan jawab pertanyaan kamu, tapi kamu harus jawab dulu pertanyaanku!”.

“Apa yang mau kamu tanyakan?” seruku yang mulai kesal dengan tingkah Kleo.

“Selalu tidak sabaran, tapi itu yang semakin membuatku menyukaimu!” bisik Kleo yang mendekatkan bibirnya ke dekat telingaku. “Cuma satu pertanyaanku, adakah wanita lain yang kamu harap hadir di kehidupanmu?” tanya Kleo dengan manjanya.

“Penyihir wanita terkuat, wanita yang paling di kagumi lelaki se antero negeri, bahkan di perebutkan ratusan bangsawan. Apa menurutmu aku bisa melirik wanita lain saat aku sudah memiliki kamu?” ungkapku yang seketika membuat Kleo tersenyum.

“Sekarang giliran kamu menjawab yang aku tanyakan tadi!” pintaku.

Mendengar permintaanku yang semula Kleo terlihat santai dan senyum-senyum padaku. Kini dia terlihat begitu serius dengan pandangan lurus ke arahku.

“Kamu tentu tau kalau ada empat pemimpin yang menjaga keseimbangan dunia ini, dan sudah hampir 10 tahun dari ke empat pemimpin, cuma tersisa satu pemimpin yang kita sebut pemimpin agung. Bahkan seorang perdana mentri yang begitu di segani, dia cuma bawahan seorang pemimpin agung” jawab Kleo.

“Kalau itu, aku juga sudah tau!” kataku.

“Tentu kamu tau tentang semua itu, namun kamu tentu belum tau tentang tragedi pembunuhan pemimpin agung yang di lakukan oleh orang yang tidak di kenal, tepat seminggu sebelum acara penerimaan sepuluh kandidat penerus empat pemimpin yang baru” ungkap Kleo yang seketika membuatku begitu terkejut.

Pemimpin agung bukanlah orang sembarangan, bahkan dia di juluki dewa dari langit. Orang seperti itu bisa terbunuh, artinya ada orang yang mempunyai kekuatan lebih besar darinya.

“Apa kamu sekarang tau situasi yang di hadapi negeri ini?” tanya Kleo.

“Pemimpin agung adalah satu-satunya penyeimbang yang tersisa setelah kematian tiga pemimpin yang lain, dan sekarang pemimpin agung juga sudah tiada. Tanpa seorang penyeimbang, kekuasaan tertinggi tentu akan jadi rebutan para bangsawan kerajaan. Pemberontakan, bahkan perang saudara bisa saja terjadi kalau situasi kekosongan pemimpin terlalu lama dibiarkan” jawabku.

“Karena kamu sudah mengetahuinya, aku tidak perlu menjelaskan semua itu ke kamu!” tutur Kleo.

“Terus, apa hubungannya semua itu dengan kamu yang pulang lebih cepat?” tanyaku.

“Tentu semua itu ada hubungannya dengan kepulanganku yang lebih cepat, karena aku harus mengawal salah satu kandidat calon empat pemimpin yang baru, dan kebetulan kandidat yang harus aku kawal berasal dari kota ini” jawab Kleo.

“Siapa orang itu?”.

“Aku belum mengetahuinya!. Tapi, sebentar lagi aku akan menghadap Gubernur untuk mengetahui orang yang dia tunjuk sebagai kandidat yang berasal dari kota ini. Karena itu, malam ini aku akan telat pulang!” tutur Kleo selesai dia menjawab pertanyaanku.

“Sekalipun kamu tidak pulang, aku juga tidak peduli!” kataku seraya aku bangkit dari posisi dudukku.

“Mulut kamu bisa berkata seperti itu, tapi dari sorot matamu aku menangkap kejujuran yang berbeda dengan yang barusan kamu katakan padaku” tutur Kleo.

“Baiklah, sampai jumpa nanti malam suamiku. Ingat, kamu sudah ada janji juga kan dengan tiga teman kamu!. Tepati janji kamu, buatlah mereka bahagia dengan kehadiranmu!” pesan Kleo sebelum dia menghilang.

Sihir ruang dan waktu, sihir yang membuat penggunanya bisa berpindah tempat dengan begitu cepat, dan di negeri ini cuma Kleo yang bisa menggunakan sihir itu, karena sihir ruang dan waktu adalah sihir yang Kleo ciptakan khusus untuk dirinya sendiri.

“Elemen kegelapan tingkat lanjutan memang begitu luar biasa, sayang aku bukan pengguna elemen kegelapan!” kataku membatin.

Malam ini sebenarnya aku sudah punya rencana. Rencana yang sudah aku susun jauh-jauh hari. Rencanaku tidak lain adalah malam ini aku cuma ingin bermalas-malasan di rumah. Tapi gara-gara Keyko, rencanaku berantakan, dan sialnya aku harus bersiap-siap untuk datang ke kediaman Keyko.

“Wanita memang menyebalkan!”.




Bersambung....

•>

•>

catatan : mau sepi atau ramai, cerita akan tetap saya up sampai tamat, meski agak lama up-nya.

THE SECRET di remake lagi suhu
 
benar benar jadi deku bahkan lebih mungkin .... i s t i m e w a si Yuta !!
dan ikatan darah itu prawan to .... wah wah bisa menang banyak 7 ikatan darah
i s t i m e w a si Yuta , bisa jadi 3 wanita di klompok na dan istri pertama Cleo plus bu Vel dan Jeni .... lhah kok masih kurang satu yoo ??? siapa lagi gan !!!!
wadeeew ...

tankiyu up na
sehat selalu
semangat ...
 
Bimabet
Ayo lah teman.. percepat up nya.. setiap hari saya selalu intip ini cerita..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd