Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mid-Life Love Story

Wadidaw... sinetrooon!!
Drama kali ini, ts.. 🤣🙏

Tapi keren. Sumpah keren. Ah.. jadi kangen liat sunset dibali dan lewatin popies lane 1.. karena popies lane 2 terlalu besar buat jalan kaki.. 😂
 
Siang Suhu-Suhu. Maap baru bisa update lagi. Lagi ribet kerjaan. Anyway, enjoy...
Cheers & Enjoy Sex
@MB

DRRT

‘Pak, saya sudah di lokasi.’ isi pesan WA di HPku singkat padat. Pengirimnya Bambang AsMen

“Yah. Cepetan mandinyaa. Pak Bambang udah di lokasi katanya.” Teriakan istriku membuatku hampir terpeleset.

“Iyaaa.” Jawabku singkat lalu byar byur timba air berlanjut.

Masih handukan sambil membuka lemari memilih baju, istriku nongol duluan membawa satu stel kemeja plus celana dan menaruhnya di kasur.

“Ini udah Ibu siapin Yah. Tadi distetrika dulu.” Istriku berkata sambil menarik handukku.

“Ets, ets..” aku refleks memegang handuk yang sudah akan jatuh, tapi istriku lebih lincah menggelitik perutku membuatku menyerah melepas handuk.

“Ibu ngagetin ah.” Kataku

“Biarin. Mau ngasih servis dulu.” Jawabnya.

Kemudian dia berlutut di hadapanku mengelap bagian selangkangan yang masih lembab. Lalu Hap…

Mulutnya lincah bergerak menampung helm k*ntolku di mulut mungilnya laku mengisap kuat. No hands! Hebat kan.

Aku meringis merasakan hisapannya. Lembut tapi kuat menyeruput, lama-lama bikin semaput ini.

Harus cepat beraksi.

Aku meraih kepala istriku dengan lembut dan memberi kode dengan anggukanku menunjuk kasur. Genjot time…

Istriku tersenyum, menggeleng dan memberi tanda x dengan dua telunjuknya. Haid? Lah Kok?

“Kapan Bu? Semalam kan belom?” jawabku bingung.

Ya, semalam kami memang sempat seronde, tapi akhirnya ketiduran setelah istriku org*sme.

Itu sebabnya sekarang istriku pengen menyamakan skor.

Aku kemudian ditarik untuk duduk di kasur.

“Ayah garang banget semalam. Aku 2 kali dapet tu. Sampe ketiduran. Hihi” istriku berkata sambil mendorong tubuhku berbaring, meraih k*ntolku dan mulai mengocok.

“Ayah santai aja yaa, Ibu yang kerja.” Kata istriku mengerling dan memulai ‘kerja’nya.

Aku harus menarik nafas dan meringis menahan nikmat. BJ pagi-pagi emang nikmat. Yang ngalahin Cuma satu. Ng*ntot pagi-pagi hahah.

Dan kenikmatan makin keras mendesak saat tangan lembut istriku mulai bermain di pangkal batangku, turun ke kantung di bawahnya, meremas pelan, sementara 1 jarinya nakal bergerak lebih ke bawah lagi memberi rasa geli di an*sku.

Jebol deh.

Aku megap-megap menatap kaca di langit-langit melihat pemandangan indah istriku yang masih telaten membersihkan batangku dari sedikit lelehan sp*rma yang lolos dari mulutnya.

Bener kata istriku mengenai kaca ini. Seksi.

Daster baby doll tanpa lengan berwarna hijau toska manis berpadu dengan kulit kuning langsat istriku.

Setelah dirasa bersih, istriku merangkak naik ke atasku dan menduduki k*ntolku yang pingsan sempurna.

Bibirnya kini bergerak mendekatiku, dan aku bergerak cepat...
Membalik istriku dan kini menindihnya.

“Hahaha, ga kenaaa. Dasar evil womaan.” Kataku tertawa jumawa.

Ini candaan nakal istriku ‘membagi rejeki tuhan’ katanya, alias memandikan aku dengan spermaku sendiri sehabis BJ.

Oh tapi ga semudah itu Fergusoo..

“Ih Ayah, Ibu mau nyium beneran kook.” Istriku pasang muka manyun.

“Mana mana. Periksa dulu. Haa. Buka mulut” kataku belum percaya.

Istriku lalu membuka mulutnya yang ternyata memang sudah bersih dari sp*rmaku.

“Iih, ditelen Bu?” Aku bertanya tak percaya.

“Ya kan Ayah buru-buru. Biar ga usah mandi lagi.” Istriku merajuk beneran deh.

“Duuh, maaf Buu. Kirain mau becanda sadis lagi.” Kataku terenyuh dan perlahan mencium dahi, pipi, kemudian bibir istriku mesra.

“Ayah ga jijik? Masih bau kan?” tanya istriku bingung. Biasanya aku ga mau ciuman setelah BJ. Tapi istriku juga biasanya ga mau nelan.

Aku menatap istriku bahagia dan penuh syukur. Dia milikku. Sama seperti Aku miliknya.

“I Love U” kataku tanpa suara. Membuat istriku tersenyum dan membalas dengan cara yang sama.
DRRT. Vibrate HP menydarkan kami.

“Yah, cepet pakean. Itu dah ditungguin dari tadi sama Pak Bambang.” Istriku balik ke morning mode dan mendorongku ke samping, cepat merapihkan kemeja dan celana yang tadi tertimpa tubuhku.

Aku beranjak mengambil sempak di lemari dan perlahan mengenakan kemeja dan celana kerjaku.

Kemudian aku berdiri di depan kaca lemari menatap pantulanku dan merengut jijik.

Kenapa harus dirusak?

Ga bakal rusak kalau ga ketahuan. Toh ini untuk menghindari kerusakan lebih besar.

Bakal ada yang luka.

Ga kalo lo bisa mainin kartu Lo dengan bener.

Tapi tega?

Yang ini ga bisa kujawab. Membuatky menarik nafas dan berbalik menatap istriku di ambang pintu yang menatapku dengan mata bulatnya.

DEG
Rileks, rileks.

Aku tersenyum dan nyengir memasang topeng tebal menyembunyikan takutku. Hanya jantung yang ga kooperatif dan berdegup makin kencang.

DRRRT. Lalu disambung dering standar HPku. Naik pangkat jadi telepon kayanya.

Aku berjalan meraih HP dan menjawabnya.

“Pagi Pak…”

“Iya jadi. Ini baru mau jalan kok. Ditunggu ya Pak.”

Aku kemudian mematikan HP dan mendekati istriku mengecup jidatnya.

“Udah telat Bu. Ibu siiih iseng.” Kataku mencoba bercanda.
Istriku hanya tersenyum.

“Ngosongin peluru dulu yah. Biar ga nembak diluar. Hihi” jawab istriku sambil menyenggol pinggulku.

Aku hanya tertawa kecil dan meremas pantat istriku.

“Mending buang disini Bu.” Kataku sambil menowel belahannya mendekati ke an*snya.

“Iih maunya.” Istriku mencibir menanggapi permintaan an*lku yang sudah ditolak ribuan kali.

“Yaa kali aja Ibu khilaf bilang iya gitu.” Kataku berjalan meraih tas kerja.

“Mau nyobain Yah?”jawaban istriku membuatku hampir jatuh.

Aku hanya menatapnya. Hari yang penuh kejutan.

Yang kutatap menatap balik nakal.

Aku mengangkat alis. Ciyus?

Dijawab anggukan kecil dengan kerlingan nakal.

Aku melonjak-lonjak kesenangan udah mupeng duluan.

Ringtone standar bunyi lagi
Aku lalu manyun dan mematikannya.

“Kasian udah dari tadi nunggu tuh Yah.” Istriku mentapku penuh sayang meredam mupengku.

“Namanya juga orang baru Bu. Semangat banget kerjanya” Jawabku mengenakan tas,jaket, headset dan helm sebelum melangkah ke luar.

“Ayah juga semangat kerjanyaa.” Istriku menjawab masih penuh cinta.
Aku hanya mengangguk.

Awas p*ntatnya si Pak Bambang jangan ditowel-towel. Hihi.” Istriku menambahkan saat aku berjalan menaiki CBRku.

“Emang Homo.” Aku hanya memeletkan lidah.

“Ya kan sama-sama lubang Yah.” Istriku makin kejem aja becandanya.

“Jijay.” Jawabku pendek menstarter.

“Yaah, ibu serius tadi mau nyoba.” Istriku menatapku tersenyum.

Aku menghela nafas sedikit sesak.

“I love u” kembali kugumamkan tanpa suara pada istriku membuat istriku tersipu.

Ringtone bunyi lagi.

“Jalan dulu ya Bu.” kataku sambil memutar bola mata dan memencet tombol receive di kabel headset dan mulai menjalankan CBRku.

“Iya ini baru jalan Pak. Tunggu yaa.” Kataku sambil tersenyum pada istriku yang memberi kiss bye jarak jauh.

Tersenyum kecut.

***

“Woi, lo jadinya mau ikut ga niiih. Lama bener mutusinnya.”

Gadis cantik berambut panjang dengan baju ketat dan celana jeans berdiri di ambang pintu kamar Kos menatap sebel pada yang punya kamar yang masih menatap HP di tangannya.

Yang ditatap nyengir kecil, melempar HP di tangannya ke kasur dan berdiri meraih gitar yang nangkring di stand sebelah kasurnya.

“Ga ah. Gue ada date.” Jawabnya tersenyum.

“Wauuu, lo ngedate? Tumben. Cewek mana ni?” tanya si cantik usil.

“Enak aja. Cowok tauuu.” Yang ditanya nyolot membuat gadis cantik tadi tergelak.

“Gue cabut kalo gitu.” Si gadis cantik akhirnya memutuskan pergi. Tapi sebelumnya melemparkan bungkusan kecil yang sukses mendarat di jidat kawannya yang masih asyik ngulik gitar.

“Apa Ni?” tanyanya sambil meraba jidatnya yang ketimpuk kemudian ngakak ketika lebih jelas melihat benda itu.

“Safety dong say.” Kata temannya mulai berbalik dan berjalan pergi menutup pintu.

“Thanks yaa.” Teriaknya sambil melempar bungkusan durex itu ke sebelah bantalnya dan kembali sibuk dengan gitarnya.

Vibrate WA mengalihkan perhatiannya ke HP.

‘Dah nyampe. Kamar Lo yang mana nih?’ isi WA itu.

Si gadis berpikir sejenak, kemudian membalas.

‘Telpon aja. Terus ikutin suaranya.’ Balas pesannya.

Ringtone HPnya berbunyi.

Lagu ini selalu membuatnya tersenyum dua hari terakhir. Tapi tidak diangkat, malah volumenya dimax kan dan HP itu dibawa ke arah pintu kosan dan diangkat tinggi menggaungkan theme song pink panther ke penjuru bangunan kosan.

Lalu langkah-langkah terdengar mendekat dan ketukan di pintunya.

Si empunya HP me reject panggilan, kemudian berdehem menatap ke kaca sejenak, merapihkan rambut sebahunya, meraba tiga anting di telinganya dan melangkah membuka pintu.

“Ringtonenya norak deh.” Belum apa-apa tamu di depan pintunya berceloteh.

“Ya kan lagu kita.” Si empunya kamar berkata membuat si tamu tertawa.

“Siang Pak Bambang.” Si tamu mengerdip usil dan nyengir membuat yang punya kamar mencibir manyun dan berbalik.

“Ee jangan marah doong.” Si tamu kurang ajar mengejar dan memegang bahu si empunya kamar dan lembut menariknya berbalik.

“Siang Weni cantik.” Kata si Tamu tersenyum mengulang sapa.

“Siang Kak Dion.” Jawabnya tersipu menatap rindu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd