Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Menyesal? Tentu Saja Tidak! (NO SARA)

Status
Please reply by conversation.
UPDATE
Selamat siang semproterss...!!!

Mohon maaf atas keterlambatan update yang teramat sangat, udah berhari hari gak ada kabar dari kelanjutan cerita ini dan hari ini baru bisa dilanjutin ceritanya.
Semoga update kali ini tidak mengecewakan suhu2.

Jangan lupa beri like dan saran yaa huu...

Akhir kata,
Keep semproott..!!


Part 11
'Tok tok tok...'
"Non bangun non, Solat Shubuh trus berangkat sekolah..." Suara Bi Asih yang membangunkanku dari tidur malamku.
"Iyaa Bi, makasih udah dibangunin." Ucapku singkat dari dalam kamar. Aku duduk dan merenggangkan sendi2 tulangku. Rasanya sungguh melelahkan kemaren, semua gara2 Bella yang menyuruhku menggunakan vibrator sialan itu. Aku jadi haus seks bagaikan pelacur kemaren, bahkan aku dipakai 4 lelaki dan baru bisa berakhir petualangan kemaren tadi malam. Vaginaku terasa sedikit ngilu akibat terus menerus dikoyak oleh penis dan berdenyut denyut tapi bukan menandakan aku horny. Pantat dan payudaraku juga mati rasa, bahkan pentilku sampai sekarang masih menegang padahal aku sedang tidak horny. Ditambah lagi rasa lelah dan badanku yang sedikit panas, mungkin aku terserang demam ringan pagi ini. Aku bangun mematikan AC dan berjalan tertatih menuju toilet, aku mengambil air wudhu dan solat subuh. Setelahnya aku kembali ke kasur dan melanjutkan tidurku. Ketika sedang mencoba untuk tidur lagi suara ketukan muncul di balik pintuku.
'tok tok tok'
"Non bangun non, solat subuh trus sekolah. Udah siang nih nanti non telat lagi." Ucap Bi Asih dengan nada khawatir.
"Aku udah solat subuh Bi, aku gak sekolah dulu ya lagi gak enak badan." Balasku sambil mengumpat di balik selimut.
"Oalah non, Bibi bikinkan sop ayam sama teh anget ya biar non cepet sembuh. Nanti Bibi anterin ke sini makanannya." Ucapnya peduli padaku.
"Iya boleh Bi, makasih yaa bi." Ucapku berterimakasih padanya. Kemudian kudengar langkah kaki Bi Asih yang menjauh dari depan kamarku.

Bi Asih selalu merawatku seperti anaknya sendiri. Dia sudah merawatku sejak aku kecil sampai sekarang. Wanita yang umurnya lebih tua daripada orang tuaku ini sangat loyal pada keluargaku, perlakuannya yang tulus membuatnya selalu dipercaya untuk merawatku dikala kedua orangtua ku tidak di rumah. Aku sudah mengganggapnya sebagai 'orangtua' , oleh karna itu aku merasa bersalah ketika membentaknya semalam. Sama halnya dengan Pak Herman, dia juga sudah lama menjadi supir pribadi keluargaku. Dia merupakan suami Bu Asih. Dia juga sangat sopan dan loyal pada keluargaku. Kemanapun kami ingin pergi, serumit apapun permintaan kami, Pak Herman dan Bi Asih tidak pernah mengeluh sama sekali.

Kembali ke keadaanku sekarang. Aku mengechat Sherly untuk memberitau kalo aku sedang sakit dan tidak bisa ke sekolah. Tak lama kemudian Sherly langsung membalas chatku dan mendoakanku agar cepat sembuh. Setelahnya aku pun berusaha untuk tidur agar keadaanku membaik.
'tok tok tok..' suara ketukan pintu kamarku membuatku terbangun
"Non bangun non sarapan dulu, Bibi bawa sop ayam buat Non Olive." Ucap Bi Asih dari luar kamar. Dari dalam kamar dapatku cium wangi masakan Bi Asih, wanginya membuat perutku keroncongan.
"Iya Bi masuk aja." Ucapku yang masih tiduran di kasur. Pintu pun terbuka dan kulihat Bi Asih membawa nampam yang di atasnya terdapat semangkuk sop dengan sepiring nasi dan segelas teh hangat.
"Bibi taro meja ya." Ucapnya yang kemudian menaruh nampan itu di meja. Dia kemudian menghampiriku dan memegang keningku.
"Hmm lumayan anget non, cepet dimakan sarapannya nanti keburu dingin." Ucapnya peduli padaku.
"Iya Bi, makasih ya udah dibawain sarapannya." Ucapku sambil terduduk di kasurku. Kemudian Bi Asih pun melangkah pergi meninggalkanku di kamar. Sesaat dia pergi aku langsung berjalan ke arah meja belajarku untuk sarapan. Hmm.... Masakan Bi Asih memang tak ada duanya.

Sambil memakan sarapan ini, aku teringat dengan Mamaku yang sedang di luar kota mengurusi pekerjaannya. Rasa kangen tiba2 menghinggapi perasaanku. Terbesit wajah Mama dan Papa yang sedang tersenyum.
"Mama, Papa. Olive kangen kalian." Ucapku dalam hati dengan air mata yang menetes. Mereka memang sering meninggalkanku di rumah karna urusan pekerjaan. Aku juga sudah terbiasa dengan ini semua, tapi hari ini perasaanku berbeda.
"Jangan tinggalin solat, jaga kesehatan, dan pilin teman2 yang baik untukmu dan jauhi yang buruk." Pesan Mamaku sebelum dia pergi.
"Yang pinter di sekolahan ya..." Pesan Papa sambil mengecup keningku, setelahnya mereka pergi meninggalkanku. Tangisanku semakin menjadi jadi ketika mengingat pesan mereka. Mereka menginginkanku untuk menjadi anak yang taat. Tapi lihatlah aku sekarang. Aku telah kehilangan perawanku. Minuman keras pun sudah kucicipi. Hubungan seks sudah menjadi aktivitas yang lumrah untukku dalam beberapa hari belakangan ini. Aku takut mereka kecewa padaku. Aku takut membuat mereka kecewa. Aku takut mereka mengetahui semua kegiatanku selama ini. Aku takut....
'AAARRRGHHHH....' Teriakku dalam hati. Tangisanku semakin deras. Kenapa aku jadi begini? Apakah ini yang aku inginkan? Kenapa aku sebodoh ini mengikuti dan menuruti semua kata2 Sherly dan Bella.
Wait.... Sherly dan Bella! Ini semua salah mereka! Arrrgghhhh... Bodohnya akuuuu...!!!
Seharusnya aku mendengarkan ucapan Vina. Seharusnya aku berteman dengan Dea dan Vina, bukan dengan Sherly dan Bella. Teman yang baik untukku adalah Dea dan Vina, buka Sherly dan Bella. Pesan Ibuku itu merujuk pada Dea dan Vina, bukan pada Sherly dan Bella. Seketika nafsu makanku menghilang. Baru beberapa suap aku makan, aku kembali ke kasur dan berusaha untuk tidur. Aku menangisi diriku yang sudah ternodai ini. Air mataku tak henti2nya menetes, kemudian aku tertidur dengan air mata yang masih mengalir. Aku harus bisa menjauhi Sherly dan Bella

Aku terbangun di siang hari. Sop ayam di mejaku sudah digantikan dengan sop ayam yang baru, kayaknya waktu aku tidur Bi Asih sempat masuk untuk mengantarkan makan siang dan mengambil makan pagiku. Di mejaku juga terdapat parasetamol. Bi Asih benar2 merawatku dengan sepenuh hati. Aku pun makan siang dengan lahap dan meminum obat itu, setelahnya aku mandi dan solat zuhur. Badanku menjadi segar kembali setelah mandi di siang hari, badanku juga lebih enakan daripada tadi siang. Rasa sedih yang menghantuiku tadi pagi juga berangsur angsur menghilang. Perasaanku sudah tenang seperti biasa meskipun mataku sembab akibat tangisan tadi pagi. Aku turun membawa piring bekas aku makan siang, Bi Asih yang sedang menyapu tuang tv segera mengambil piring yang kubawa.
"Non Olive udah sehat?" Tanyanya tersenyum sambil membawa piringku.
"Udah Bi, makasih ya udah dibawain makanan ke kamar Olive." Balasku sambil tersenyum. Aku pun duduk2 di sofa ruang tv sambil bermain hp membuka buka sosmed. Tidak sedikit teman2ku yang mengucapkan 'gws' padaku, terutama anak2 grup MT, Dea dan Vina. Aku agak males membalas chat di grup MT dan hanya membalas chat dari Dea dan Vina. Aku bermain hp dengan tv yang menyala sampai tak sadar hari sudah semakin sore.

"Assalamualaikum" suara yang tak asing ditelingaku dari arah ruang tamu.
"Waalaikumsalam" balasku sambil berjalan ke ruang tamu.
"Eh kalian ternyata." Ucapku kaget, ternyata Dea dan Vina datang ke rumahku membawa buah2an. Tidak hanya mereka, tapi ada Sandra juga yang kemari.
"Katanya kamu lagi sakit, makanya aku bawain buah2an biar cepet sembuh." Ucap Vina sambil memberikan buah itu padaku.
"Wah makasih ya, tapi aku udah gapapa kok sekarang hehe." Ucapku sambil menerima buah2an itu. Tak kusangka mereka menyempatkan diri untuk menjengukku, mereka sepertinya langsung dari sekolah kesini karna mereka masih memakai seragam. Seperti biasa mereka kupersilakan menuju kamarku untuk mengobrol ngobrol, tak lupa kubawa air putih dingin di teko untuk menjamu teman2ku. Aku menaruh teko itu di meja belajarku dan menyalakan ac kamar.
"Eh itu seragam siapa Liv?" Tanya Vina padaku sambil menunjuk seragam kak fira. Mataku langsung melotot melihat seragam itu dan tanganku secepat kilat mengambil seragam itu dan berkata
"Ehh.. itu seragam kak fira, aku cuma iseng2 nyoba kok hehe" ucapku yang dibalas anggukan Vina. Sepertinya alibiku berhasil dipercaya olehnya. Kemudian kubawa seragam itu ke kamar kak fira dan memasukannya lagi ke lemari. Kusimpan paket dalamanku di lemari kak fira terlebih dulu, setelahnya aku kembali ke kamar dan mengobrol dengan teman2ku.

Bersama mereka, aku merasakan sebuah persahabatan yang sesungguhnya. Vina dan Dea benar2 paham dengan diriku, begitu juga diriku pada mereka. Kehadiran Sandra tidak menggangguku sama sekali, bahkan memberikan warna baru dipersahabatan kami. Dengan cepat kami berdua bisa mengakrabkan diri masing2. Canda tawa menghiasi obrolan santai di sore ini, melupakan segala kesedihanku tadi pagi. Begitu hangatnya obrolan kami tak terasa mentari sudah menghilang ditelan bumi.
"Kita solat magrib dulu yuk, trus lanjut ngobrol lagi" ajakku pada mereka. Kami bergantian mengambil air wudhu dan kemudian melaksanakan solat fardu. Setelahnya kami melanjutkan obrolan yang sempat tertunda sampai menjelang azan isya.
"Aku pulang dulu ya Liv, udah malem nanti dicariin mama" Ucap Dea padaku. Pamitnya Dea juga diikuti oleh Vina dan Sandra. Kuantar mereka sampai pagar dan berpamitan disana.
"Eh supirku udah dateng, duluan yaa San. Cepet sembuh Olive!" Ucap Dea sambil menaiki mobilnya, begitu juga dengan Vina. Rumah Vina dengan Dea tidaklah begitu jauh, jadinya Vina menebeng pada Dea malam ini. Setelah mereka pergi, aku masih di pagar bersama dengan Sandra. Sambil menunggu ojol Sandra tiba, kami kembali mengobrol ringan, hingga tiba ke satu topik pembicaraan yang dibuka oleh Sandra.
"Kamu masih temenan sama Bella Sherly?" Tanya Sandra padaku. Pertanyaan ini membuatku agak malas menjawab 'iya', tapi memang sebenarnya aku masih berteman dengan mereka.
"Masih kok, kenapa emangnya?" Tanyaku heran pada Sandra.
"Gapapa sih, cuma hati2 ya bergaul sama mereka." Ucapnya memperingatkanku, peringatan yang maknanya hampir sama dengan peringatan Vina dahulu.
"Emangnya kenapa San?" Tannyaku kembali, aku ingin mendengarkan alasan dari mantan sahabat Bella dan Sherly ini.
"Yaa hati2 aja... Eh ojolnya udah dateng, aku pulang dulu ya Liv." Ucapnya sambil berjalan menuju ojol itu dengan bibirnya yang tersenyum. Senyumannya sedikit aneh, tidak seperti senyuman yang tulus. Entah apa maksud dari senyuman itu, tapi segera kubalas senyuman itu. Kemudian aku kembali masuk ke dalam rumah

Setelah bermacam macam kegiatan 'malam' seperti makan malam dan solat isya, aku kembali ke kamar untuk tidur. Sambil mencoba untuk tidur, aku kembali memikirkan kunjungan sahabat2ku itu. Aku bersyukur memiliki sahabat yang baik untukku. Mungkin inilah pesan Mama padaku untuk mencari teman yang baik. Dea, Vina, dan Sandra merupakan teman yang baik untukku, teman yang tidak akan membuat kedua orangtuaku kecewa. Selain karna orangtuaku, aku juga nyaman bersama mereka. Dengan mata yang terpejam, aku senyum2 sendiri memutar memori obrolan kami sore ini. Aku tidak ingin kembali bersedih seperti tadi pagi, aku hanya kembali mengingat kejadian tadi sore, dari awal mereka tiba sampai mereka pulang. Kejadian itu membuatku tenang. Hingga mataku kembali terbuka karna mengingat peringatan dari Sandra. Aku sedikit bingung dengan senyumnya itu, apa maksud senyumannya itu?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mantap hu, sebuah rencana yang mungkin bakal menjerumuskan ketiga persahabatan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd