Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah cerita ini terlalu kejam dan sadis? Perlu di softin lagi?

  • Dikurangi kejamnya

    Votes: 96 39,0%
  • Sudah pas

    Votes: 50 20,3%
  • lebih kejam lagi

    Votes: 100 40,7%

  • Total voters
    246
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Agak bingung, akhwat tp dalemnya cowok wkwkwk....
Body tetep cewe suhu
Genre baru nh lmyan buat sange unch
Terima kasih suhuuu
Lesbi sama dewi seru nih hu
Hmmm patut dicoba, nanti setelah Dewi juga dirusak
Kalo dalemannya cowo, maen ama cowo jadinya adu pedang? Kubinun
Body tetap cewe suhu
Kontolku bingung 🙄
Anggap saja suhu ketemu cewe nih, cewek cantik.. Lalu cewek itu begitu agresif ke suhu dan mau diexe suhu, padahal jiwanya sudah dikendalikan iblis tanpa suhu tau sehingga cewe itu tanpa kesadarannya, melakukan apapun yang seharusnya tidak ia lakukan. tapi suhu tetap klimak. Gt kurang lebihnya Hehehe🙏
 
berharap Rista dikasih kekuatan sama iblis kaya kekuatan sugesti gitu terus dia ajak temen" akhwatnya jadi lonte kaya dia wkwk. btw sugesti sama hipnotis beda ya kalo hipnotis itu sepenuhnya gak sadar kalo sugesti masih sadar tapi pikirannya cenderung setuju sama saran si pengasih sugesti
 
berharap Rista dikasih kekuatan sama iblis kaya kekuatan sugesti gitu terus dia ajak temen" akhwatnya jadi lonte kaya dia wkwk. btw sugesti sama hipnotis beda ya kalo hipnotis itu sepenuhnya gak sadar kalo sugesti masih sadar tapi pikirannya cenderung setuju sama saran si pengasih sugesti
Idenya menarik suhu, ane tanyakan ke iblisnya bisa nggak kalau kayak gitu. maybe setelah jiwa Rony terlepas dari tubuh Rista, atau mungkin ane buat season dua lanjutan dari cerita ini kelak. Hehehe
 
Scene 2 : Kegilaan di Taman

"Gimana sih cara pakai kerudung yang benar!!!", aku berteriak stress sambil membanting jarum pentul

Selama 1 jam ini aku sudah berusaha mengenakan jilbab pashmina syari. Lalu setelah dirasa tidak mampu, akupun terpaksa membuka yutup dan mencari video tutorial mengenakan jilbab syari yang anggun. Pelan-pelan kucoba dan kuikuti langkahnya dengan teliti, sampai pada akhirnya akupun berhasil memakainya dengan anggun

"Fiuh.. akhirnya kelar juga.. Nah gini kan oke kayak ustadzah. Heheheh", gumamku puas sambil memandangi dan mengelus lembut pipi wajah cantik akhwat bernama Rista ini.

Semenjak jiwaku bersemayam didalam tubuh gadis ini, perlahan sikap maskulinku berubah menjadi lebih feminim. Bukannya menjadi seperti banci, bukan seperti itu. Hanya saja, sepertinya jiwaku sedikit termodifikasi. Menyesuaikan kemana dia saat ini bersemayam. Seolah Jiwaku sedang beradaptasi ditubuh wanita. Itulah mengapa, semakin kurasakan aku semakin bersikap lembut, ramah, kadang manja dan centil,. Namun aku tetap sadar siapa aku sebenarnya. Bingung sih iya, tetapi aku mencoba menjalani kehidupan baruku ini dan mencoba menikmatinya

Aku beranikan diri keluar kamar. Rupanya Dewi sudah duduk di ruang tamu Pakaiannya nampak anggun berwarna pink dengan cadar berwarna senada membuatnya terlihat cantik walau wajahnya hanya terlihat matanya saja. Tatapan Mbak Dewi teduh dan sinar matanya menenangkan, membuat siapa saja pasti merasa nyaman memandangi matanya berlama lama, aku perkirakan bentuk tubuhnya sedikit lebih berisi daripada bentuk tubuhku. Kulit tubuh mbak Dewi lebih ke arah kuning langsat sedangkan kulitku cenderung berwarna putih.

Mbak Dewi sumringah melihat kehadiranku diruang tamu dan sudah berani keluar kamar semenjak kemarin aku tiba di rumah ini, aku hanya mengurung diri dikamar asyik masturbasi mengeksplore nikmatnya tubuh baruku. Mbak Dewi lalu mengajakku untuk duduk disebelahnya. Aku harap dia tidak bertanya macam macam kepadaku sambil berjalan kearahnya.

"Sudah bangun dek? gimana sudah ada perkembangan?"

"Eehhh.. Errrr.... Belum kayaknya mbak", aku bingung menjawab apa

"Masih pusing?", tanya wanita yang kini menjadi kakakku itu sambil membelai kepalaku lembut

"Sudah lumayan", jawabku salting tidak pernah diperlakukan selembut ini selama hidupku

"Makan dulu Ris... ini sudah aku masakin sayur sup. Lumayan buat menghangatkan badan"

"Iya boleh mbak", jawabku semangat karena dari kemarin rasanya aku belum makan karena setelah seharian masturbasi, aku langsung tertidur pulas hingga pagi tadi bangun

"Abi sudah aku kabari Ris, Kamu habis kena begal dan motormu hilang. beliau memaksa datang kesini, tetapi aku bilang ga perlu. Aku pastikan semua bisa aku handle. Kasihan abi kalau sampai jauh2 datang kesini. Beliau juga sudah sakit2an", katanya sambil menyerangkan sepiring nasi sup hangat itu

"abi? abi siapa mbak?"

"Abi itu bapak dek. Wah sampai kosakata aja kamu ada yg lupa ya. Semoga lekas sembuh adikku yang cantik dan manjaaa..", kata Mbak Dewi sambil memelukku erat

Aku bingung membalas pelukan lembut gadis bercadar itu. Akupun hanya diam sejenak tubuhku dipeluknya sampai dia puas.

Karena perut sudah teriak dari tadi, Akupun segera menyantap sepiring nasi sup itu dengan lahap. Tangan kanan untuk sendok tangan kiri untuk krupuk. Mbak Dewi terlihat kaget dan shock memandangi cara makanku yang barbar tidak anggun sama sekali

"Eh doa dulu atuh Ris... Makannya juga harus pakai tangan..", katanya lemah lembut sambil memberi gesture contoh kepadaku cara makan

"oiya.. was wes wos was wes wos amin", aku lalu pura-pura komat kamit membaca doa karena aku tidak tau doanya seperti apa.

Lalu aku kembali menikmati sepiring sup ini dengan lahap, tetapi kali ini lebih tenang dan berusaha anggun. Sebisa mungkin aku harus belajar membiasakan diri bersikap seperti layaknya seorang wanita. Mbak Dewi melihatku dengan tatapan penuh sayang. Aku jadi salting dibuatnya dipandangi terus seperti ini.

"Mbak jangan diliatin terus.. Aku malu.. Mbak Dewi makan juga sana", protesku mencoba mulai mengakrabkan diri dengannya.

"Hehehe.. Habisnya mbak bersyukur banget adikku yang cantik ini masih bisa selamat.. Yasudah Mbak makan juga ya Ris..", katanya sambil segera mengambil sepiring nasi lengkap dengan sayur sup yang dimasaknya

"Mas Eko kemana mbak?", tanyaku basa basi

"Kan kerja Ris Mas Eko"

"Ohhh.. kerja apa mbak?", tanyaku

"Masih belum ingat ya? Hmmmm... Masmu sales dek", jawab wanita bercadar itu

"Sales apa mbak?"

"Jualan obat herbal"

"Owalah.. emang laku jual gitu mbak?", tanyaku penasaran

"Alhmdllh masih ada rejeki yang halal dek. Semua kita serahkan ke yang diatas"

Akupun mengangguk-angguk kagum ke Mbak Dewi. Sepertinya dia adalah gadis yang tak banyak menuntut suaminya. Ia ikhlas menerima apa yang diberikan suaminya selama masih halal.

"Mbak habis gini ada acara kajian ya. Kamu dirumah aja sambil banyak istirahat", lanjutnya mengejutkanku

"Dimana mbak?", tanyaku penasaran

"Dirumah temen aja Ris", jawabnya

"Lama ta mbak?"

"Paling bada ashar sudah sampai rumah"

"Oh yasudah, Aku tunggu deh"

"Iya biasanya kamu jam segini udah sibuk ngelesin lanjut kuliah malam. Pulang sudah malam. Terus gimana kuliahmu?", tanyanya

Aku hanya menggelengkan kepala. Tidak mungkin aku yang bodoh ini bisa meneruskan prestasi gadis yang tubuhnya saat ini kukendalikan

"Yasudah gapapa, kamu fokus kesembuhanmu dulu aja. Nanti kalau mulai ingat sesuatu kamu harus cerita lho Ris", katanya serius

"Iya mbak.."

"Yasudah mbak berangkat dulu ya.. Nitip cuci piringnya ya dek. Hehehe . Asslmlkm..", katanya buru2 sambil segera berlalu menggunakan motor maticnya

"Eehhh? mbak..? yeee....", keluhku

***

Aku melamun sejenak dimeja makan rumah ini. Dulu aku menganggap wanita bercadar itu ngga asik, serius melulu, sulit didekati dan sombong2. Ternyata pandanganku salah. Mereka tetaplah seorang wanita yang bisa bersikap manis sekali, dan bisa juga bercanda seperti wanita pada umumnya.

Hal ini kubuktikan sendiri dengan melihat sosok wanita bercadar bernama Mbak Dewi yang kini menjadi kakakku. Entah mengapa, aku semakin senang jika dekat dengan Mbak Dewi. Mungkin karena aku nyaman, dia memperlakukanku yang bajingan ini dengan baik. Andai dia tau bajingan yang mengancam nyawa adiknya saat ini sedang bersemayam ditubuh adiknya, entah bagaimana perasaannya. Atau mungkin ada perubahan dari jiwaku
sehingga jiwaku lama2 berubah menjadi wanita tulen yang lemah lembut seperti sosok Rista aslinya.

Aku segera kedapur dan mencuci piring2 kotor hingga tuntas bersih, lalu kuputuskan untuk jalan2 sejenak melihat situasi perkampungan ini. Aku berjalan menuju teras rumah, belum selesai aku mengunci pintu rumah, suara berat bapak-bapak sudah menyapaku

"Mau kemana mbak Rista?", sapa bapak tukang sampah dengan ramah sedang sibuk mengangkut sampah dari tempat sampah kontrakanku

"Eh.. ini pak mau jalan2 aja...", jawabku terkejut ternyata dia tahu namaku, sementara aku tidak tahu nama bapak itu

"Oh iya ati2 ya mbak.. Tau sendiri kan banyak anak2 berandal yang godain Mbak Rista akhir2 ini. Mangkanya kok tumben Mbak berani keluar jalan-jalan, bapak sampai heran", pesannya membuatku sedikit mengurungkan niatku

"Oh iya ta pak?"

"Iya, bapak aja sampai jarang lihat mbak lho saking jarangnya mbak keluar rumah. Paling keluar cuma waktu ada urusan"

"Oh gitu ya pak? Maaf pak, bukan bermaksud takut atau apa sama mereka, saya cuma lagi banyak urusan pak jadi jarang dirumah. Hehe", kataku beralasan

*Anak berandal? Gawat juga.. Tentu akan sangat merepotkan kalau ketemu mereka dengan tubuh ini, aku akan kewalahan tidak bisa melawan mereka* kataku dalam hati

"Semoga ngga ketemu mereka ya Mbak, bapak aja sampai kasian kalau liat mbak digodain mereka. Soalnya parah sekali mereka mbak Untung mbakmya sama sekali tidak pernah menoleh sedikitpun ke arah mereka. Bapak ingin melindungi mbak, tapi bapak ga bisa berbuat apa2 karena bapak sudah tua", kata bapak pengangkut sampah itu mengingatkan

"Iya bapak, saya ngga papa kok. Terima kasih ya pak..", kataku sambil berpamitan

Akupun berjalan menyusuri gang kampung ini dan terus berjalan. Rupanya setelah keluar dari gang sempit ini terdapat sebuah taman yang terlihat asri dan sepi. Wajar, mengingat saat ini adalah jam kerja sehingga tak banyak orang yang datang ke taman. Di taman ini, terdapat jogging track yang biasa dipakai warga sekitar untuk berolah raga. Bunga berwarna warni serta pohonnya pun terlihat terawat dan subur.

Pertanda taman ini begitu terawat dan dikelola dengan baik. Kemudian aku clingak clinguk sengaja mencari tempat yang tidak ramai dan sedikit dibelakang, aku berharap tidak akan bertemu anak-anak berandal yang disebutkan bapak tukang sampah tadi.

Lalu kududuk dan istirahat di bangku taman kosong yang terletak sedikit di ujung taman ini. Sisi kanannya terdapat sebuah tiang lampu yang bentuknya klasik. Aku ambil handphone dan mulai mengarahkan kamera selfie ke wajah cantik ini. Ku ambil beberapa foto dan kulatih wajahku agar terbiasa tersenyum manis layaknya selebgram2 berjilbab yang sering kupandangi wajahnya semasa hidupku. Setelah puas berselfie ria, aku lalu mulai mengecek satu persatu aplikasi, history chat, kontak, dan lain sebagainya untuk mencari data yang lengkap tentang kehidupan Rista sebelumnya

"Hmmm kayaknya belum punya suami atau pacar nih cewek... Password ATM adaa di simpen di notes... Lalu... Mahasiswi semester Akhir di Universitas Majuterus Pantangmundur jurusan pendidikan guru. (Wah gw mah gak pinter.. Bodoamat lah ga usah ngurusin kuliah dulu", kataku dalam hati sambil terus scrolling ke bawah

Kulihat ada WA masuk ke handphone Rista.
"Asslmlkm ukh.. Anti apa baik2 saja? Firasat ana kok ngga enak..", tanya ikhwan yang tertulis nama Adi (ikhwan).

*kok tumben Rista menyimpen kontak teman laki2nya? mereka pacaran?* tanyaku dalam hati

"Wllkmslm.. Kok tau sih mas? Aku habis kecelakaan tp ngga papa kok. Wah feeling mas bener nih, jangan2 mas itu beneran jodoh aku. hihihi?" jawabku menggodanya

"Afwan, ini Ukhti Rista kan?", tanyanya balik

"Iya ini aku Rista mas..", jawabku manja

"ngga percaya... Ukhti Rista itu, cuek dan jutek", jawab Adi curiga

"Ya masak aku harus jutek terus sih mas..", godaku

*Nih cowo minta gimana ya biar dia bisa percaya, oh iya aku ada ide* kataku dalam hati

Lalu aku video call sosok ikhwan itu. Agak lama dia angkat sampai beberapa detik kemudian dia akhirnya pun menjawab video callku. Nampaklah wajah ikhwan bernama Adi itu. Wajahnya terlihat biasa saja dengan tubuh gemuk. rambutnya cepak dan kulitnya sawo matang. Dia terlihat canggung melihatku di layar handphonenya

"Percaya kan mas kalau ini Rista?", tanyaku sambil mencoba tersenyum manis sekali

"I.. iyaa.. percayaa kok Ukh...", jawabnya sambil buru2 menutup telponnya.

*Njir.. cemen amat buru2 ditutup. wkwkw* kataku dalam hati lalu kucoba video call ikhwan ini lagi

"Kok ditutup sih mas...? katanya penasaran keadaan Rista...", kataku manja

"Iya... ukh... ada yang sakit.. Ukhti?", tanyanya gelagapan

"Ini masih sakit mas... Kataku sambil menunjukkan luka yang ditutup kain kasa di keningku..", jawabku sambil mendekatkan keningku ke handphone agar terlihat jelas olehnya

"Eeehhh.. I.. iya... Cepet sembuh Ya Ukhti.. Rista...Kok bisa.. kecela..kaan.. sih?", jawabnya masih gelagapan

"Iya mas, jangan cerita siapa2 ya mas. Aku habis dibegal orang. Motorku dirampas sampai aku jatuh. "

"Hah? terussss?? Kamu gimana ukh?", jawabnya tanpa sengaja mengucap aku kamu

"Ciyee perhatian nih ceritanya. Hihihi.. Ya aku bersyukur mas, aku ngga diperkosa juga.. Bayangin aja kalau sampai mereka berdua nekat merkosa aku.. Duh.. gimana rasanya", sengaja kugoda ikhwan lugu ini mengajaknya berfantasy

Kulihat mulutnya sampai ternganga mendengar ucapanku. Jakunnya sampai terlihat naik turun dan menelan ludah yang seolah tersangkut di tenggorokannya

"Diperkosa? Waduhhh.. Jangan sampai lah ukh.. Coba aku disana pasti sudah aku hajar itu para begal yang mau merkosa kamu", Tiba2 ikhwan bernama Adi itu jadi sok keren dan lancar ngomongnya.

"Masak sih kamu mau nolong aku? Jangan2 malah diem aja liat aku diperkosa. Hihihi", jawabku semakin menggodanya

"Eehh... Hehehe.. Masak iya aku cuma diem aja liat ukhti diperkosa.."

"Bener lho ya.. Awas kamu kalau boong", aku malah menantangnya seolah berharap tubuhku diperkosa

"Iya ukh.. Btw, ukhti lagi dimana?"

"Ini lagi di taman, sebel dari tadi diliatin cowok mulu aku mas"

"Ya wa..wajar, ka.. kamu kan can....tik.. Ja.. Jadi ba..nyak yang ter.. tertarik sama kamu"

"Kamu juga kan mas suka sama aku?", kataku langsung skakmat dia

"Glekkk.. Anu.. Afwan lain kali kita sambung lagi Ukhti.."

*tut tut tut* tiba2 telepon ditutup

*Laahh udahan... Padahal mau gw godain sampe dia sange.. wkwkw*, kataku dalam hati

Kemudian aku lanjut mengorek dalam-dalam isi handphone Rista. Kulihat beberapa chat dengan bapaknya Rista yang ditulisnya Abi itu..

Setelah kubaca2 history chatnya, rupanya umminya si Rista ini sudah meninggal 2 tahun yg lalu. Sehingga abinya tinggal seorang diri di kampung halaman

"Bi, afwan Rista habis terkena musibah.. Rista habis dibegal bi.. Motor yang abi belikan dibawa mereka. Sekarang Rista ngga ada motor bi..", kuketik saja sesukaku menanti respon bapaknya ni cewek, kali aja dikirimin duit

Tak berapa lama bapaknya Rista menelepon anak kesayangannya itu.

"Halo...", jawabku

"Aslmlkm Ris.. Anak abi ngga papa? ngga ada yang terluka? Iya mbakmu sudah cerita ke abi" tanya Bapaknya cemas

"Alhmdlh Rista ngga papa bi.. Cuma motor rista hilang... Afwan ya bi.."

"Gimana ceritanya putriku?", tanya bapak

"Rista keasyikan ngerjakan tugas kampus bi sampai pulang malam... Sampe akhirnya pas malam dan jalanan sepi, Rista dipepet sama 2 orang pria berboncengan.. Satu orang nendang motor Rista sampai rista jatuh dan pingsan bi, lalu Motor Rista Raib. Rista takut.. Hiks hiks", kataku sambil menangis. Entah kenapa berada dalam tubuh gadis ini aku menjadi mudah menangis dan terharu

"Yg penting kamu ngga papa sayang.. Terus rencana Rista sekarang gimana..?", tanya bapak

"Rista butuh motor lagi bi buat jalan ke kampus sama buat keluar kalau ada urusan...", kataku beralasan

Lalu Abi berhenti berbicara sejenak, sepertinya dia berpikir

"Oh iya,kebetulan dirumah ada satu sepeda motor yang udah jarang dipakai, yang biasa dipakai ummimu. Abi nanti minta tolong Mas Anwar tetangga kita buat anter kesana ya nak.. Maaf ya nak, abimu sudah terlalu tua buat perjalanan jarak jauh..", kata bapak Rista

"Tapi apa tidak merepotkan Mas Anwar bi? kan jauh....", kataku pura2 peduli. Padahal mah bodoamat

"Gapapa, dia sering bolak balik bawa pickup ke sana kok sayang", kata Bapak Rista

"Oh yasudah kalau gitu bi.. Sama Rista minta dikirimin uang ya bi...", aku semakin menjadi merepotkan seseorang yang sekarang bapakku itu

"Iya sayang? kamu butuh berapa sayang?", tanya bapak

"3juta aja bi..", kataku pura2 sungkan

"Banyak sekali sayang... Tapi abi akan carikan buat kamu ya.. Semenjak ditinggal umimu dan mbakmu sudah menikah, Rista menjadi hal yang paling berharga bagi Abi. Abi usahakan ya sayang", kata bapak Rista penuh perhatian

"Makasih ya bi.. Abi baik banget.. Yasudah rista tutup dulu telponnya", jawabku menutup telepon tanpa mengucap salam

Kuamati gallery handphonenya banyak sekali foto selfie di dalam handphone itu selain selfie telanjangku yang semalam kuabadikan. Dari banyaknya foto selfienya, sama sekali tidak pernah dia post ke sosmed, sosmednya hanya berisi tulisan2 motivasi dan juga tulisan positif lainnya, dengan postingan begitu saja likenya sudah ada ratusan dan sebagian besar yg kasih like adalah para lelaki

*Gimana kalau aku posting foto selfie senyum manis ya? bisa2 makin banyak likenya malah bisa dijadikan bacol. haha..*

Akupun memilih satu foto selfieku dengan tersenyum manis memgangi bagian depan kerudungku, dan kucoba post ke sosial media, berharap cemas bagaimana respon2 followers gadis ini yang mencapai ribuan itu.

Kamudian aku scroll lagi kebawah album foto pada ponsel ini. Terpampanglah foto2 nakalku kemarin tanpa busana dengan pose2 nakal yang tidak mungkin dilakukan oleh gadis sealim Rista ini. Foto posisi menungging sambil membuka lubang pantatnya yang masih sempit, foto mengangkang sambil membuka lebar tempik berjembutnya yang bagian dalamnya berwarna merah muda itu, foto berdiri sambil meremas payudara dan menjulurkan lidah menggoda dan naughty sekali tampaknya, lalu ada foto colmek, dan banyak foto lain dengan pose yang cukup berani menunjukkan aurat terjaga gadis ini

*sialan gara2 gw liat foto nih cewek telanjang dan menantang gw jadi sange * gumamku sambil mulai duduk gelisah lalu perlahan mulai kujepit memek gadis ini dengan kedua paha lalu kugesek pahaku menjepit vaginanya seperti sedang menahan pipis

Tiba-tiba terlintas ide nakal yang dari dulu ingin kucoba. Aku selalu membayangkan bagaimana cara seorang akhwat eksib. karena seluruh pakaiannya memang tertutup dan serba lebar, tidak ada celah untuk memamerkan aurat sedikit pun. Kuamati keadaan sekitar, lalu setelah semua dirasa aman, aku buru-buru berdiri dan dengan cepat menurunkan celana dalamku hingga terlepas. Terasa agak aneh saat memekku ini tidak bersentuhan dengan kain celana dalam, sedikit terasa plong, sejuk dan lebih bebas bergerak. Kuamati celana dalam akhwat ini yang sudah lumayan basah.

*baru sange bentar aja udah becek gini. Apa jangan2 aslinya Rista memang sangean ya dulu? Apa benar kata orang, kalau gadis baik yang tidak pernah pacaran akan ganas saat diranjang karena selama ini mereka jarang disentuh dab birahinya ditahan-tahan?*, gumamku sambil membuang celana dalamnya ke tempat sampah tanpa sadar

*Lhaaa kok malah gw buang sempaknyaa.. Geblek. Gak nyadar tangan gw..*

Lalu kuintip bagian dalam tempat sampah itu, benar saja tempat sampah itu sudah lumayan penuh, kulihat celana dalamku sudah tercampur bekas nasi bungkus yang tidak habis dan dihinggapi lalat berbau busuk

*Hmmm Yaweslah, sekalian nyoba nakal gak pakai sempak. heheheh*, ujarku

Aku coba berdiri dan kuamati bagian bawahku yang hanya dibungkus kain gamis saja tanpa ada kain yang lain. Terlihat bongkahan pantatku yang menonjol menujukkan lekukan tanpa terlihat mengecap garis celana dalam seperti biasanya. Aku memang begitu mengagumi bongkahan pantat para akhwat. Terlihat mempesona dengan gamis yang mereka kenakan. Goyangan serta getaran pantat mereka saat mereka berjalan yang tercetak samar dari balik gamis, adalah sebuah kenikmatan sensasi tersendiri

Kuamati sekeliling kembali memastikan tidak ada orang disekitarku. Lalu Ku letakkan handphoneku dalam posisi record di bangku seberang yang berhadapan dengan bangku tempatku duduk. Akupun duduk bersandar pada kursi taman, lalu kuangkat kedua kaki pada dudukan sambil posisi mengangkang. Pelan pelan kuangkat gamisku keatas hingga kelamin akhwat ini nampak jelas dengan bulu jembutnya yang dipotong rapi. Kuludahi jemariku dan mulai kurangsang memek perawan ini sambil duduk bersandar pada kursi

"Ooohhh... gila sensasinyaa....", aku semakin semangat mengocok memekku sendiri di tempat terbuka ini sambil terus direkam oleh handphoneku diseberang sana.

*cret cret crettttt* lendir memek Rista belum apa2 sudah tumpah dengan volume cukup banyak membasahi jari dan paving taman.

Kakiku langsung terasa lemas tidak mampu menyangga tubuhku untuk berdiri. Akupun berganti posisi, kali ini berdiri bersandar pada tiang lampu taman yang berbentuk klasik. Kuangkat rok gamisku keatas. Kuraba sebentar pahaku yang mulus ini sebelum tanganku kembali mendarat di bibir vaginaku. Kubuka kulit labia memekku hingga terlihat daging bagian dalamnya yang berwarna pink dengan menggunakan jari telunjuk serta jempolku.

Lalu setelah kurasakan vaginaku mulai terbuka, aku lalu mengocok vaginaku sambil bersandar pada tiang lampu. Kupejamkam mataku menikmati sentuhan tanganku sendiri sambil terus masturbasi di taman ini. Kubayangkan aku masturbasi sambil para pria memandangi tubuh indah akhwat ini yang selalu tertutup dan dengan kukendalikan tubuhnya, kubuka auratnya dihadapan mereka bak sebuah pameran. Membayangkan itu saja, aku sudah kembali mengejang hebat. Tubuhku bergetar2 kecil sebelum akhirnya menumpahkan isi cairan vaginanya yang bening dan encer itu.

*cret cret cret*

"Aaahhh . enak bener memek kalau becek gini... Shhh", kataku sambil tak peduli aku sudah orgasme dua kali.

Yang kuinginkan saat ini adalah memakai tubuh gadis berkerudung cantik ini untuk mewujudkan segala fantasy ku dahulu. Aku garuk sedikit biji clitoris memeknya, lama kelamaan memek akhwat ini terasa semakin gatal seluruhnya dan semakin nikmat saja jika disentuh sehingga menimbulkan rasa nikmat berkepanjangan. Tanganku tak berhenti merangsang biji itil itu dan kupercepat kocokanku pada biji clitorisku, sontak membuat kedua kakiku bergetar hebat

"Sssshhhh.... Enak.... aaaahhh.. senikmat ini memek cewek kalau dikocok" kataku sambil mengocok organ kewanitaan gadis ini semakin kencang sampai cairannya itu tumpah berhamburan membasahi rumput taman

*sret sret sret*

"Hah.. Hah.. Hah..", nafasku tersengal setelah aku orgasme untuk ketiga kalinya dalam waktu tidak sampai 5 menit ini. Setelah puas masturbasi di taman, aku dudukkan tubuhku dikursi sambil menikmati sisa2 orgasmeku barusan dengan memejamkam mata sambil terengah-engah

"Ehemmm.. Kita boleh duduk disini ngga?", kata seseorang tiba2 mengejutkanku

Belum sempat kujawab, mereka sudah duduk mengapitku. 3 anak berandalan, 2 orang duduk di sisi kanan dan kiriku. Satunya lagi duduk di bangku panjang tempatku meletakkan handphoneku tadi. Sadar handphoneku masih disana, aku lalu segera bangkit untuk mengambil handphone tersebut karena takut mereka akan melihat isi dari dalam handphoneku yang penuh dengan foto dan video cabulku. Untungnya mereka tidak curiga dan membiarkanku mengambil handphone diseberang.

"Lagi ngapain duduk sendirian?", kata salah satu diantara mereka. Seorang pria berkulit cokelat dengan rambut disemir cokelat dengan tindik di telinganya.

"Eehh.. aku.. selfie aja di taman..", kataku kelagapan

"Direspon broooo.. Biasanya dicuekin kita. Hahaha. ", katanya disambut tepuk tangan kawan2nya

"Boleh kenalan?"

"Ehh.. Iya.. Bolehhh.."

"Aku Bobby", katanya sambil mengulurkan tangan

"Aku.. Rista...", jawabku sambil meraih tangannya menjabat tangannya.

*sialan jari gw kan bekas cairan lendir memek gw*, batinku

"Rista? nama yang cantik secantik orangnya. Hehehe...", kata pria itu sambil tak segera melepas tanganku

"Gantian woi.. Aku Itonk...", kata lelaki bertubuh tambun dengan rambut keriting dekil berebut berjabat tangan denganku, akupun meraih tangan gemuknya

"Aku Endrix", kata pria yang satunya berambut cepak bertubuh paling atletis diantara mereka. Sepertinya pemimpin berandal ini, wajahnya penuh tindik dan tubuhnya penuh tatoo

"Rista...", kataku bergantian berjabat tangan dengan mereka

"Busyettt.. Alus bener tangannya...", puji Itonk

"Daripada foto sendiri, mending foto sama aku aja Ris.. Eh Tonk.. Fotoin dong", kata Bobby sambil menyerahkan handphonenya ke Itonk

Pria dekil bertindik ini semakin merapatkan badannya ke tubuhku. Kucium samar aroma tubuhnya yang tak sedap namun kucoba kutahan. Beberapa kali temannya bernama Itonk mengambil foto. Sampai pada akhirnya Bobby semakin berani berpose mendekap pundakku dari belakang. Lalu teman2nya pun tidak mau kalah, mereka secara bergantian memintaku berfoto bersama mereka. Mulai dari pose biasa hingga pose mesra. Mereka tidak sungkan lagi melingkarkan lengan mereka ke bahuku dan juga dipeluknya pinggangku. Terkadang mereka memegang pahaku dan kurasakan sedikit tangan mereka mengelus-elus pahaku, Aku hanya diam saja tidak bisa melawan. Karena sadar diri tenaga gadis ini tidak akan cukup kuat untuk melawan mereka

"Maaf saya harus pulang mas mas..", ijinku sambil bergegsa berdiri tiba2 karena merasa khawatir mereka semakin berani kurang ajar kepadaku

"Lho kok buru2 sekali.. Sini dululah temani kita sebentar...", kata Endrix sambil menarik kembali tubuhku dan didudukkannya tubuhku diatas pangkuannya. Mereka mulai berani meraba wajahku dengan jemari kasar mereka, serta membelai2 tangan serta bahuku yang masih tertutup gamis. Jari Endrix pun dengan kurang ajar mengelus punggungku dan usil menarik tali behaku. Tangannya sedikit turun ke bawah bergerilya meraba bagian pantatku. Kurasakan vaginaku kembali mengeluarkan lendir deras. Kurasakan nafasku mulai semakin berat. Jika tidak kulawan, aku bisa tergoda dan terjadi hal yang tak senonoh ditaman ini

"Maaf mas.. Saya harus pulang...", pintaku sambil menepis tangan Endrix yang saat ini masih megelus dan meremas pahaku. Aku berusaha bangkit dan meloloskan diri dari pangkuannya

"Heheheh.. Yawes yawes.. Lagian juga disini gak aman. hehehe... Yasudah, kamu boleh pergi tetapi syaratnya kamu tulis nomor handphonemu ke handphoneku ini.. Kalau kamu gak mau, kita bawa kamu sekarang juga. Hehehe", kata Endrix disambut anggukan teman2nya

"Eh iya mas.. Bolehh..", kataku sambil mulai menuliskan nomor handphoneku yang untungnya sudah kuhafal karena nomornya cukup mudah dihafal. daripada bisa berabe jika aku tak menuruti kemauan mereka

Setelah diijinkan pergi oleh para berandalan itu, Aku putuskan berjalan pulang kembali ke rumah kontrakan tanpa mengenakan celana dalam. Sensasinya sungguh luar biasa, rasanya memek gadis ini bisa terlihat oleh orang-orang terlebih lagi godaan para berandal tadi begitu merangsang naluri birahiku. Memikirkan hal itu saja, gamisku jadi sedikit basah terkena cairan tempikku yang mulai basah lagi. Akupun tak peduli, terus kususuri jalan kampung ini dengan rasa sensasi yang mendebarkan sekaligus menegangkan. Tiap pria yang berpapasan denganku, 95% pasti melirik kearahku, entah karena melihat wajahku, atau mereka seolah bisa melihat jauh menerawang ke balik gamisku, tepatnya bagian kelaminku yang terus meneteskan lendir lengket. Sebuah Sensasi yang sangat luar biasa yang belum pernah kurasakan. Sensasi yang dulunya hanyalah sebuah fantasi. Satu demi satu ingin ku wujudkan dengan tubuh indah gadis berjilbab lebar ini.

***

Malam harinya seperti biasa, aku rebahkan tubuhku dalam keadaan telanjang karena hawanya begitu terasa gerah.

*cling cling* suara notif WA dari nomor tak dikenal, aku diundang ke dalam sebuah grup oleh nomor tak dikenal. Sebuah grup WA dengan nama "Grup Belajar Kelompok" Hanya ada 4 nomor di grup tersebut, salah satunya adalah nomorku. 3 nomor lainnya aku tidak tahu milik siapa.

*Apakah ini grup kampus? ataukah grup ilmiah?* aku bertanya2 dalam hati

"Selamat datang di grup ini Ristaa ukhti cantik", sapa seseorang didalam grup WA tersebut

"Maaf ini siapa ya?", tanyaku bingung

"Tebak hayoo...", godanya

"Hmmm yaudah aku keluar group aja kalau gak dijawab kamu siapa", ancamku

"Hahaha.. Kamu dilarang keluar dari group ini, atau kamu bakal nyesel seumur hidup!! Ini aku Bobby.. Inget kan? nomor yang lain punya Itonk sama Endrix"

"Ohh.. kalian ternyata... Ngapain pakai bikin grup segala sih? Kirain grup dari kampus aku soalnya namanya gitu..", Kataku

"Biar ga ada yang curiga Ris kesannya kita belajar gitu. Hahaha.. ", jawabnya

"Belajar apaan..", jawabku

"Ya buat belajar. Kita bakalan belajar banyak hal kok tenang aja. Terlebih pelajaran reproduksi biologi. Heheheh", jawabnya sambil terkekeh

"Haloo Rista, cewek paling cantik dikampung...", sapa seorang lainnya. Muncul nama Itonk di nomor tersebut

"Eehh.. iya, halo mas Itonk. Masak aku cantik mas?", tanyaku butuh pengakuan

"Beneran kok, kamu cantik 80% Hehehe", kata berandal gendut dekil itu

"20%nya jelek donk?"

"Nggak gitu.. kalau mau 100% cantik, kamu telanjang kasih liat tubuhmu ke kita. Heheheh", kata Itonk begitu mesum

"Ih paan sih..", jawabku pura2 sewot padahal aku semakin horny

"Lagi ngapain cantik kamu sayang?", tanya Endrix tiba2

"Hmmmm gak lagi ngapa2in mas..", jawabku berbohong padahal aku saat ini sedang mengobok2 lubang kelamin becekku ini

"Oh kirain..."

"Kirain apa?", tanya Bobby

"Lagi colmek", kata Endrix terang2an

"Anjing masak iya Ukhti syari kayak Rista colmek", kata Itonk

"Ya bisa aja, ukhti kan cewek, butuh kontol juga buat muasin memek mereka Wkwkwk", jawab Endrix begitu vulgar

"Ris, lu pernah colmek ta?", tanya Itonk ceplas ceplos

"Colmek apaan ya?", tanyaku pura2 lugu, padahal tempikku semakin deras saja diberikan pertanyaan seperti ini

"colok memek.. Masturbasi bahasa ilmiahnya. Hahaha", jawab Itonk

"Ihhhh.. apaan sih kalian.. Masak nanya gitu ke cewek. Pantesan kalian jomblo terus. hihihi"

Vaginaku semakin kumainkan dengan intens. Tanpa sadar, tanganku sudah bergerak semakin dalam mengocok bagian dalam vaginaku yang sudah berlendir hangat ini. Kakiku kubuka lebar sambil tangan kananku mengetik dan membaca layar handphone, sedangkan tangan kiriku asyik mengobok2 vaginaku sendiri

"Lu kan jomblo juga Ris..", kata Bobby

"Yee sotoy.. tau darimana aku jomblo?"

"Kalau ga jomblo, gak mungkin jalan2 sendirian ditaman. Hehehe", jawab Bobby

"Emang ga boleh kalau punya cowok jalan2 sendirian di taman?" tanyaku balik

"Eh back to topic.. Rista, pernah colmek gak?" goda Itonk lagi

"wkwkwk... bgsd.. Pernah kemarin di taman kan", kata Bobby

*glekkk* rupanya mereka melihat aktivitasku saat itu

"Kata siapa?", tanyaku mencoba ngeles

"Kemarin kita tuh liatin kamu terus. Kamu duduk mengangkang diatas bangku, lalu tanganmu dengan nakal mainin memekmu yang terbuka itu. hehehe. Kirain lagi garuk tempik kamu di kursi taman karena gatal, ternyata bener lagi colmek. Hahahah", kata Bobby

Lalu Bobby mengirimkan beberapa foto candid yang memperlihatkan sosokku yang sedang terlihat mengangkamg sambil memainkan alat kelaminku sendiri ditaman

"...", aku bingung menjawab mereka tak kusangkan tindakanku ketauan oleh berandal ini. Pantesan mereka berani kurang ajar

"Gw nemu celana dalam lu yang lu buang di tong sampah." Katanya lagi sambil memotret celana dalam bekas yang rupanya sudah diambil oleh Bobby

"Becek bener sempak lu Ris, basah gini. Biuhh aroma tempikmu Ristaa..", kata Bobby memancing

"Hahaha.. Parah Lu Ris, gatel yah tempik lu waktu itu sampai ga betah pakai sempak becek lu?", kata Endrix

Tak terasa vagina akhwat ini sudah banjir membasahi kasur karena meladeni pembicaraan cabul mereka. Kutengkurap dikasur sambil terus mengocok area vaginaku Kukocok semakin cepat klitorisku sampai kedutan. Sesekali kutusuk tidak terlalu dalam lubang vaginaku sambil meladeni pembicaraan nakal ini. Cairan cintaku semakin membasahi kasur kapuk berwarna pink ini

"Hahaha.. Mantab bener cantik jilbaban tapi nafunya gede. Brarti lu pulang gak sempakan tadi? hahaha...", tanya Itonk

"Ehhh Hmmmm... Iya deh aku ngaku.. kalian jangan bilang siapa2 lho.. Pleaseeeeee", kataku sambil pasrah karena mereka sudah mendapatkan kartu asku

"Mulai sekarang kita panggil lu Lonte aja", kata Endrix serius

"Ih.. jahat banget kamu mas.."

"Habis kelakuan lu lebih parah dari lonte, mana ada cewek baik2 colmek di taman? mentok palingan dikamar mandi atau di kamar. Lu malah di Taman. Berharap diperkosa lu?, ejek Endrix

"Lu tadi pasti Bayangin kontol besar buat nyodok memek lu itu ya?.", kata Bobby

"wkwkw.. Anjing... bener Ris kalau lu colmek bayangin kontol besar?", tanya Itonk

"eehhh?", aku tak sanggup menjawab perkataanmya

*Ssshhhhh... Aaaahhhh...* sembari kunikmati proses colmekku yang penuh kenikmatan dan semakin basah saja

"Ga usah lu bayangin Lonte! Ini kontol gw siap muasin lu.. Daripada lu colmek ditaman.. Mending datang kekita minta kita entotin lu", kata Endrix sambil mengirim foto penisnya

Entah mengapa aku semakin tergoda, Birahi alamiah dari Naluri kewanitaan Rista lagi2 menguasai kesadaranku. Aku seharusnya lelaki normal, tidak mungkin aku senang melihat dan melototin foto penis, sangat menjijikkan. Namun didalam tubuh seorang wanita, sebaliknya aku begitu terangsang melihat alat kelamin pria. Membayangkan aku mengulum penis mereka, dan penis mereka keluar masuk didalam kelaminku saat ini. Vaginaku semakin berkedut kencang membayangkan hal itu, apalagi setelah melihat foto kontol berotot panjang milik Endrix.

*srettt srett sretttt* beberapa detik saja melihat foto kontol itu, cairan vagina akhwat ini sudah muncrat berkali kali

*Ssshhhhh.... Tempik lonteeee.... Liat kontol aja jadi sangeee... Aaaahhhh..* desahku

"Bgsd. Ngeri juga punya lu. Berotot gitu. Ini Ris punya gw. Bayangin memek lu diewe punya gw juga", kata Itonk sambil mengirim foto kontolnya

"Paan kecil gitu punya lu. Wkwkw", kata Endrix menghina punya Itonk

"Yawes sekalian ini Ris punya gw. Lu bisa liatin kontol2 kita sepuas lu biar colmek lu semakin bergairah. Wkwkw", kata Bobby sambil menunjukkan kontolnya

"Ihhhh kalian mesummm...", komentarku

"Sekarang gantian lu dong fotoin memek lu kirim ke kita", goda Bobby lagi

"Nggak mauuu..", jawabku

"Heh lonte, jawab kontol sapa yang terbaik?", tanya Endrix

"Eehh.. Hmm.. Ya kalau boleh jujur punya Endrix paling panjang dan besar, yang kedua punya Bobby, walau ngga sepanjang dan berotot seperti punya Endrix tapi tebalnya lumayan. Kalau punya Itonk kayaknya kurang. Hihihi...", jawabku canggung

"Awas lu Lonte.. Bakalan Gw ewe sampai nangis lu", kata Itonk

"Ayo Ris dijadwalin praktek Biologi bareng2.. Lu mau kan?", tanya Bobby

"Hah..? Maksudnya?", tanyaku balik

"Belajar kelompok tentang reproduksi,alias bercinta, berhubungan badan, ngentot!"

"Ih paan sih. Emang aku cewe apaan"

"Ya lu kan lonte! Pasti lu butuh kontol buat muasin birahi dan tempik lu.. Daripada colmek mulu. Wkwkw", kata Bobby

"Betul, saking sangenya sampe colmek ditaman ngarep ada yang mergokin dan minta ngentotin memek lu. Dasar lonte gatel lu Ris", kata Endrix merendahkanku

"Eh Ris, lu masih perawan ta?"

"Hah? iya lah aku masih perawan"

"Serius? Masih perawan beneran? Asyik nih lubang memek lu belum buka segel. Jadi pengen genjot memek lu", kata Bobby

"Ihhh kalian ini mesum melulu... Udah ah aku tidur dulu yaa... Capek nih..."

"capek ngapain lu?", tanya Itonk

"Capek colmek lah pasti ini lonte. Hehehe..", kata Endrix

*sialan bener banget tebakan Endrix* kataku dalam hati

"Jadi kapan lu bersedia kita entot?", tanya Bobby mancing2 lagi

"Gak mau ahh.. keperawananku buat suamiku kelak. Hihihi"

"Yaelah hari gini... Suamimu kelak tinggal nerusin aja, yang penting buka segelnya ama kita. Pokoknya lu janji lu bakal lepas perawan memek lu ke kontol2 kita. Hahaha", kata Itonk

"Ya, atau foto cabul lu ditaman kita sebar di kampung, kita tempel di pos siskamling lalu mbak lu yang cadaran itu tau tingkah polah adiknya kayak apa. hahaha"

*mereka mulai main ancam nih. gawat..* kataku dalam hati

"Hmmm.. aku pikirin dulu deh.. Please jangan kalian sebar foto itu", pintaku

"Iya itu tadi, syaratnya lu lepas perawan sama kita. Heheheh", kata Endrix

"Hmmmmm iya iya udah ah aku tidur dulu.."

Akupun menyudahi chat cabul ini dan segera kuletakkan handphoneku disampingku, lalu tertidur karena lubang vagina dan tanganku sudah lelah karena seharian sudah berkali-kali mengocok dan memproduksi cairan tiap saat tiap waktu hingga vaginaku becek lecek tak karuan

**Bersambung***
mksh updatenya hu
 
Hmmm sepertinya eko si kakak iparnya, Adi temennya atau anwar tetangga bapaknya dapat perawan si Rista

Tapi gak asyik kalau si Rony yang preman cowok tulen keenakan waktu ngeseks, masak dia suka sama pisang hahaha, lebih asyiknya kalau tiba-tiba Rista juga muncul dan Rony tiba-tiba gak bisa ngendalikan tubus si Rista dan itu terus-terusan berulang, jadi ada kesan penolakan dari si Akhwat juga
 
Bimabet
nah kan gua bilang apa agak liar nih akhwat btw tetenya gedein hu biar tambah montok
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd