Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah cerita ini terlalu kejam dan sadis? Perlu di softin lagi?

  • Dikurangi kejamnya

    Votes: 96 39,0%
  • Sudah pas

    Votes: 50 20,3%
  • lebih kejam lagi

    Votes: 100 40,7%

  • Total voters
    246
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Scene 8 : Babak Baru (POV : Rista)

Aku terbaring telanjang diatas ranjang dibilik kamar ini. Aku tidak ingat betul bagaimana aku bisa berada ditempat ini. Tetapi aku yakin aku datang kesini atas kemauanku sendiri

Rasanya aku baru saja mengalami tidur yang sangat panjang. Samar2 kuingat beberapa kejadian erotis yang terjadi pada tubuhku. Namun aku tak ingat siapa dan bagaimana semua itu terjadi. Kurasakan vaginaku mulai lembab dan basah. Kuarahkan tanganku pada vaginaku

"Ssshhh.. Perihh..", kataku sambil meringis

Satu2nya hal yang kuingat adalah aku sudah berzina dengan seorang pemuda semalaman. Yang aku tahu, Pemuda itu adalah pemuda yang sering menggodaku dilingkungan rumah bersama teman2nya. Aku tidak begitu ingat bagaimana aku bisa bersamanya. Yang kuingat sekilas, akulah yang mengajaknya bertemu.

"Apa yang terjadi padaku.. Mengapa aku menjadi seperti ini"

Kulihat alat kelaminku, semalam akhirnya lepas juga keperawananku yang sudah kujaga ini. Keperawanan yang seharusnya kelak kuberikan kepada imamku. Tak terasa air mata mulai jatuh dari mataku. Membayangkan aku bukanlah gadis baik-baik yang bisa menjaga diri, dan kini aku merasa begitu hina dan kotor karena telah kehilangan keperawananku. Aku merasa berdosa. Bagaimana bisa aku bersetubuh dengan pria tanpa adanya ikatan halal.. Aku sudah berzina. Dan semalam aku merasakan birahiku begitu menggelora, birahiku yang selama ini kutahan dan coba slalu kupalingkan. Yaa, aku merasakan sendiri birahiku semalam meledak-ledak, Aku pun bahkan mengakui aku menikmati berzina dengan pemuda itu

"Menikmatinya? Astghfrlhdzm.. Apa yang sudah kupikirkan", kataku sambil menyadari tanganku malah mengucek2 area vaginaku hingga becek dan menimbulkan rasa nikmat.

Aku buru2 menarik tanganku menjauh dari vaginaku. Kuatur perlahan pikiranku yang kacau. Perlahan otakku mengajakku jalan2 mengingat kejadian yang rasanya sudah berlalu cukup lama.

aku ingat semua berawal akibat aku pulang larut malam dari kampus untuk menyelesaikan skripsiku, ditengah perjalanan pulang, aku dihadang oleh dua orang pemuda yang berniat jahat padaku, aku ketakutan dan panik hingga pada akhirnya motorku ditendang oleh pemuda yang dibelakang hingga aku terjatuh dan.. Entahlah aku tak mengingat kejadian setelah itu

Lalu otakku samar2 memperlihatkan diriku yang nakal setelah kejadian itu. Setiap hari aku telanjang ketika dikamar, memainkan area kelaminku dengan desahan nikmat, melihat film porno yang haram itu begitu sering

*Itu aku?? Aku tak percaya*

Aku juga mengingat samar2, aku tak hanya melakukan perbuatan rendah itu dikamar tapi juga diruang tamu hingga bahkan seseorang memergokiku. Aku tak ingat siapa orang itu. Aku juga melakukannya di taman, 3 berandalan itu memergokiku melakukan perbuatan cabul itu. Kali ini aku sedikit mengingatnya. Lalu mereka memasukkanku ke grup WA.. aku buru2 memeriksa handphoneku. Benar saja kudapati sebuah grup yang tak kuketahui bernama "Grup Belajar Kelompok"

"Astghflhdzm.. Apa ini!!!", mataku terbelalak melihat betapa mesum isi dalam group itu. Beberapa chat mesum bahkan kutanggapi dengan gaya cabul puka. Lalu kudapati Brandal2 itu mengirimkan foto penis mereka kepadaku. Kupandangi foto2 itu sedikit lama, lalu aku segera sadar dan menutup foto2 itu dari handphoneku sambil berkali kali istighfar

"Apa yang sudah ana lihat.. Zina mata ana. astghflh...", kataku sambil buru-bur menghapus foto2 itu dari gallery handphoneku

Tanpa keraguan, aku putuskan untuk keluar dari group penuh dosa itu. Aku scroll ke bawah gallery, kudapati beberapa fotoku yang nakal. Dengan berbagai pose menampakkan auratku seutuhnya dengan gaya sexy

"Ana melakukan ini? bagaimana bisaa.. Apa yang terjadi pada ana? Kenapa ana melakukan semua kenakalan ini dan tubuh ana rasanya menikmatinya dengan ikhlas tanpa terpaksa", buru2 aku hapus foto2ku yang sexy dan telanjang itu dari gallery handphone

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15, waktu yang sangat kesiangan bagiku untuk bangun tidur. Biasanya aku terbangun pukul 04.00 untuk melakukan ibadah shubuh lanjut membaca ayat2 suci. Tetapi kali ini aku bangun jam 9. Aku meninggalkan kewajiban 5 waktuku untuk pertama kalinya sejak aku memasuki usia baligh. Aku memang menyesal, tidak melakukan ibadah itu. Tetapi entah mengapa, aku tidak begitu memikirkannya. Aku cium aroma tubuhku yang masih tak karuan. Aroma tubuh pria bernama Endrix itu masih samar tercium pada tubuhku. Wajar saja semalam aku dan dia sudah berhubungan layaknya suami istri, kuingat keringat kami saling bercampur satu sama lain selama pergumulan panas. Aku dan dirinya bergantian saling menindih dan saling melumat satu sama lain

Tiba2 air mataku menetes, teringat betapa susah payahnya aku menjaga harga diriku dan mencoba taat pada ajaran agama selurus mungkin. Namun, semua itu akhirnya percuma. Aku mengganggap betapa rendahnya harga diriku. Aku benci dengan tubuhku sendiri, bagaimana bisa tubuhku menikmati perbuatan dosa yang baru saja kulakukan. Aku mulai terisak-isak, menyesali semua kejadian yang sudah terjadi. Aku ingat sekali malam itu, saat pemuda itu terus mencumbuku.

Tubuhku dan tubuhnya sama2 telanjang, saling menindih satu sama lain dengan berbagai macam posisi. Kelamin kami saling bertemu dan vaginaku benar2 menerima penisnya. Terbukti dari vaginaku yang tak pernah berhenti menghasikkan pelumas. Aku benar2 bingung, bagaimana bisa aku berhubungan suami istri dengan pemuda itu. Pemuda yang aku tak kenal. Pemuda yang seingatku hanya sering menggodaku ketika lewat didekatnya. Bagaimana bisa aku bersamanya. Aku benar2 tidak begitu mengingatnya.

Aroma sperma pria benar-benar kuat menempel di seluruh tubuhku. Kembali kurebahkan tubuhku mengingat kejadian semalam. Penuh penyesalan, tetapi ada syawhat yang timbul setelah memikirkan hal itu dalam-dalam, tanpa sadar tanganku sudah bermain pada vaginaku kembali

Kubuka kedua kakiku, tanganku dengan nakal mulai mengucek area vaginaku. perlahan-lahan saja karena terasa masih sedikit perih. jemariku mulai merambah area dalam vaginaku. Mengocok dan menggelitik bagian dalam vaginaku. Nikmat, terasa nikmat sekali meraba kelaminku sendiri hingga cairan vaginaku kembali banjir. Aku semakin bersemangat merangsang tubuhku. Tangan kiriku memilin puting susuku yang semalam digigit, dihisap, dan dilumat oleh pria itu

"Aahhhhh... Sshhhh.." aku mendesis keenakan melakukan hal memalukan ini. Namun tubuhku menginginkannya

Kutambahkan jari yang masuk ke dalam vaginaku. Rasanya telunjuk saja tidak cukup. Kucoba menggunakan jari tengahku. Jari yang kata orang artinya Fuck Sign. Tubuhku menggeliat keenakan, nikmat sekali rasanya.

"Aahhh. Aahh.. Aahhh", aku mencoba dua jari sekarang yaitu telunjuk dan jari tengah agar rasanya lebih mantap

Tubuhku menggelinjang sexy penuh gairah. Vaginaku terasa nikmat tersodok dua jariku sendiri. Gairah yang biasanya aku tahan-tahan, kali aku lepaskan dengan penuh imajinasi nakal dengan bermasturbasi. Geliatan2 pada tubuhku semakin liar saking nikmatnya.

Masturbasi, aku tahu tentang hal itu, namun aku tidak pernah tertarik melakukannya. Karena aku merasa, kegiatan itu berdosa dan hanya akan membawa banyak kemudharatan (keburukan). Tetapi kali ini aku melakukannya dengan kesadaranku sendiri, setelah malam panas bersama pemuda itu. Sedang asyik2nya meraba kelaminku dengan mata terpejam, aku baru menyadari sedari tadi security tempat ini memandangiku yang sedang asyik2nya berusaha mencapai puncak birahiku sendiri.

"Kyaaa....", teriakku dan Langsung kututup rapat auratku yang terbuka telanjang seutuhnya dengan gamis transparanku sebisanya sambil meminta Pria itu keluar dari kamar, pemuda yang bekerja sebagai security di club malam ini hanya memandangku dengan mesum sambil tersenyum nakal.

"Maaf mbak mengganggu colinyaa. Heheheh.. Saya diminta Mas Endrix memeriksa keadaan mbak dan membangunkan Mbak, karena tempat ini mau dibersihkan. Btw sexy bener mbaknya.. Style Ukhti - ukhti tapi sangean. heheheh..", ujar seorang security sambil tertawa menyebalkan

"Err.... Ma.. Mas.. Tolong keluar dulu.. Saya belum berpakaian..", kataku sambil panik berusaha menutup sebisanya auratku

Senyumnya begitu merendahkanku. Bagaimana tidak, seorang gadis berkerudung sedang masturbasi telanjang dan menggeliat mendesah keenakan seperti tadi. Tentu saja security itu pasti menganggapku pelacur seperti gadis2 lainnya. Dia lalu menutup pintu kembali sambil menungguku diluar.

*Duh betapa malunya diriku.. Yaa Tuhaan apa yang sebenarnya terjadi.. Kejadian demi kejadian memalukan terus2 terjadi padaku.. Jika memang ini cobaanMu, kuatkan hambamu ini..*, aku merasa begitu malu

pertama kalinya dalam hidupku auratku terlihat oleh pria bukan mahrom, bukan hanya sebagian aurat namun seluruhnya, tubuh telanjangku sudah terlihat. Bukan hanya 1 orang namun 2 orang dalam jarak waktu yang berdekatan. Mana posisiku saat dilihat sedang begitu memalukan yaitu saat bermasturbasi.

"Kalau sudah selesai berpakaian bilang mbak", teriak security itu memberikanku waktu untuk berpakaian.

Aku segera mencari bra dan cd, namun tidak kutemukan. Aku hanya menemukan sebuah benda yang bentuknya tali2an.

"Apa ini? ini bra dan cd yang kupakai sebelumnya?" kataku kebingungan sambil membolak2 balik benda itu

Kucoba memakai kedua benda yang hanya berupa tali2 itu. Benar saja ini memang cd dan bra, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bra yang kupakai hanya menutup bagian putingku. itu pun areolanya masih keliatan, dan kulihat vagina ku lebih parah lagi. Bulu pubisku terlihat seutuhnya, bahkan vaginaku hanya tertutup dengan tali pada bagian belahannya. Tali cd itupun bahkan terselip di belahan vaginaku sehingga aku terlihat tidak mengenakan apa2 dan malah membuat semakin basah saja.

"Astghflhdzm.. aku kok memakai daleman seperti ini.."

Lalu kulihat baju gamis yang kubawa, memang benar ini adalah gamis syari, tetapi biasanya dikenakan menggunakan daleman agar tidak menerawang. Mana ukurannya kekecilan bagi ukuran tubuhku. Kulihat size tagnya XS, jauh dari ukuran tubuhku yang biasanya M. Aku tidak bisa dan tidak seharusnya mengenakan pakaian seketat ini. Tetapi karena tidak ada pakaian lain, aku putuskan memakainya saja dan segera meninggalkan tempat maksiat ini.

Akhirnya akupun selesai mengenakan pakaian. Kuperhatikan diriku yang memakai gamis ini. Pakaian yang sangat membuatku terlihat seperti wanita murahan. Entah bagaimana ceritanya aku bisa memakai pakaian seperti ini. Padahal aku selalu berdakwah agar wanita menutup aurat secara sempurna, menghindari pacaran, dan lain2, namun kali ini aku lah yang terjatuh pada lubang dosa, bukan hanya pacaran. Bahkan aku sudah kehilangan keperawanan dengan pemuda yang tak kukenal.

Kulihat bagian dadaku begitu menonjol, pantatku pun terlihat semok dari biasanya saking ketatnya gamis yang kupakai. Sebalnya lagi, gamis ini sama sekali tidak menutup tubuhku. Bagian dalam lekuk tubuhku terlihat jelas, puting susuku, lekuk payudaraku, warna kulitku dan bulu pubisku terlihat menerawang dari gamis ini. Aku belum terbiasa memakai pakaian ini. Kuberanikan untuk bertanya pada security

"Mas disini sedia baju kah? Buat aku.. ", tanyaku

"Biasanya ada sih mbak, kami sering menemukan pakaian sisa pengunjung club ini yang ketinggalan. Tapi kayaknya ngga cocok sama style mbak yang model ukhti2 gini. Karena yang ada seingat saya hanya tanktop mini", jawab security itu

"Saya boleh pinjam tanktopnya mas? pleasee.. Nanti saya kembalikan"

"Ada tapi ngga usah dikembalikan juga mbak. Toh saya juga ga tau baju itu punya siapa, saya ambilkan dulu mbak. Tapi mini ya..", kata security itu sambil berlalu mengambilkan baju yang dimaksud

Setelah beberapa saat, pria itu sudah kembali membawakan pakaian yang dimaksud. Aku segera menerima pakaian itu dan melepas kembali gamisku. Kuputuskan untuk mengenakan tanktop sebagai pakaian rangkepanku. Lalu kembali kututup dengan gamis transparan. Ini jauh lebih baik daripada membiarkan auratku terexpose menerawang.

Lalu setelah selesai aku beranikan untuk keluar dari bilik, dan menemui security. Security ini matanya jelalatan memandangiku. Aku dibuat risih dengan tatapan matanya dan kualihkan dengan menundukkan pandangan

"Mbak mau mandi dulu? Tubuh mbak bau sperma. Heheheh", kata security itu sambil terkekeh

Betapa malunya aku, bahkan mas security bisa mencium aroma ini saking kuatnya aroma air mani lelaki itu menempel pada tubuhku. Aku setujui saja usulnya karena aku sendiri tidak nyaman dengan keberadaan aroma anyir ini. Kemudian security itu mengantarkanku pada kamar mandi yang biasanya digunakan karyawan yang bekerja di tempat ini.

"Silakan mbak kalau mandi dulu", kata Mas Security sambil menunjuk sebuah kamar mandi kecil khusus karyawan

Didalam kamar mandi, kutanggalkan kembali seluruh pakaian ku. Kusiram tubuhku yang baunya tak karuan ini dengan banyak air. Lalu Kubasuh dengan sabun hingga aroma amis tersebut benar-benar hilang, berganti dengan aroma sabun yang menyegarkan. Aku sempat berpikir, mengapa sabun batang ini berlubang bagian tengahnya, namun kutepis pemikiran tidak penting itu

Setelah selesai mandi, kubiarkan tubuh telanjangku sejenak sambil menunggu sedikit kering karena tidak ada handuk disini. Tapi lama2 gerah juga berlama2 dikamar mandi sempit dan tertutup ini sehingga aku memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

Setelah beres semua, aku diantar mas security meninggalkan club666, tempatku berada saat ini yang aku tak ingat pasti mengapa aku bisa ada disini.

"Oh iya mbak, ada titipan dari Mas Endrix", kata security sambil merogoh saku bajunya

"Apa itu mas?", tanyaku karena ia hanya memberikanku selembar kertas yang terlipat

"Tidak tau mbak, saya ga berani lancang buka2", kata security

Akupun menerima lembaran kertas itu dan meninggalkan gedung club666, saksi bisu tempat dimana aku sudah berhubungan suami istri dan kehilangan keperawananku, dengan pria yang tidak kukenal. Aku putuskan untuk segera menemui pemuda brandal bernama Endrix yang sudah mengambil keperawananku untuk meminta pertanggung jawaban dan jawaban mengapa semua ini bisa terjadi.

Kubaca kertas yang ditinggalkannya untukku sembil berjalan perlahan menuju jalan raya.

"Untuk Budak Sexku bernama Rista, yang sedang membaca tulisan ini. Setelah kau baca tulisan ini, kau resmi menjadi budakku. Tugasmu hari ini adalah memamerkan auratmu kepada orang2 dijalan yang kau temui. Mulai sekarang itulah caramu bersedekah! Sedekahmu sudah tidak dengan harta tetapi dengan auratmu. Semakin banyak yang menerima sedekahmu, semakin baik! Ingat ini adalah kewajiban! Kau tidak bisa menolak perintah ini. Lalu sebagai bukti kau sudah berhasil melaksanakan tugas ini dengan baik, kau harus berfoto dengan mereka dan kirimkan bukti foto itu kepadaku di grup kita, awas kalau lupa akan ada hukuman buatmu"

Mataku terbelalak membaca isi pesan ini. Endrix, pemuda itu memintaku untuk sengaja memamerkan auratku yang kujaga selama ini. Katanya sebagai ganti dari sedekah harta. Aku mencoba memikirnya dalam2. Akal sehatku tentu saja langsung menolaknya. Tidak seharusnya wanita menampakkan tubuhnya. Karena itu aku selali menutup seluruh tubuhku dan memastikan tidak ada yang nampak hingga menggoda pria.

Aku tidak ingin mematuhi perintah itu, tetapi tidak dengan tubuhku. Semakin kutolak, rasanya tubuhku semakin penasaran untuk mencoba melakukannya dan menstimulasi otakku untuk membayangkannya. Bagaimana rasanya bersedekah aurat seperti yang pemuda itu minta. Diotakku semakin jelas memvisualisasikan bagaimana jika aku melakukan perbuatan gila itu, seorang wanita yang kesehariannya berpakaian syari, mulai menunjukkan auratku kepada pria bukan mahrom, dan pria2 itu menggodaku, menyentuhku, bahkan sampai menyetubuhiku.

"Ssshhhh... aduuuuhh", tiba2 putingku mengeras dan vaginaku terasa gatal dan lembab

*Apa yang terjadi dengan tubuhku Ya Tuhann.. Membayangkan perbuatan nakal itu syahwatku langsung naik..*, pikirku dalam hati dan kembali untuk tidak memikirkan tindakan cabul itu

Aku terus mencoba tidak mematuhi perintah itu dan mengabaikannya. Namun yang kurasakan justru rasa takut. Rasa takut yang tak terhingga. Aku takut pria itu benar2 marah dan menghukumku. Aku takut jika aku melanggar perintahnya dia akan murka. Ini adalah rasa takut yang sama seperti yang kurasakan jika aku tidak menjalankan ibadah 5 waktu yang menjadi kewajiban agamaku.

"Addduuuuhhh..", tiba2 aku mengaduh

Putingku rasanya gatal dan mengacung maksimal. Tanpa sadar aku malah memilin pucuk payudaraku itu dipinggir jalan. Nikmat, rasa gatal pada puting susuku sedikit lega, namun sekarang rasa gatal itu berpindah pada alat kelaminku. Vaginaku juga rasanya banjir sekali saat ini. Terasa sekali bebera cairan meluncur menetes jatuh melewati pahaku.

Entah mengapa tubuh ini rasanya malah bernafsu, akal pikiranku tidak bisa membendung syahwatku. Semakin aku tolak, semakin aku bergairah. Aku bingung bagaimana menggaruk alat kelaminku di trotoar yang banyak kendaraan lalu lalang ini.

Nafasku mendadak tersengal-sengal, tubuhku mulai memanas. Pikiranku kemana-mana, membayangkan pria2 itu senang dengan apa yang sudah kuberikan. Aku sedekahkan auratku kepada mereka dan mereka menerimanya dengan bahagia. Ada rasa puas yang menggebu yang membuat jantungku berdebar kencang. Ada rasa nikmat yang kurasakan ketika aku berbagi tubuh. Senikmat ketika aku menyisihkan sebagian penghasilanku untuk mereka yang membutuhkan. Akhirnya setelah menimang2, Aku putuskan untuk mencoba, menaati perintah yang sudah ia berikan tanpa membuatnya kecewa.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00, cuaca hari ini sedang terik-teriknya. Jalanan di sekitarku ini ramai dengan berbagai macam kendaraan yang melintas, baik mobil ataupun motor. Memang tempat ini berada dipusat kota dan berbatasan dengan salah satu ruas jalan utama dikotaku. Suara klakson kendaraan bermotor silih berganti bersahutan. Kondisi jalan siang ini begitu padat sehingga traffic light didekatku sering mengunci tidak ada yang mau mengalah. Kendaraan dari jalur lain yang seharusnya hijau, tidak bisa melintas.

Aku berjalan sendirian ditrotoar. Tak banyak memang orang yang berjalan kaki di sini. Mereka lebih memilih menggunakan motor atau mobil karena tidak perlu capek-capek berjalan panas panasan di cuaca terik ini. Aku terus berjalan tanpa arah, sambil terus memikirkan cara bagaimana aku bersedekah dengan auratku. Ditambah lagi, aku berjalan dengan gamis super ketat ini, walau sudah kurangkap dengan tanktop rasanya tubuhku masih terlihat sexy dengan gamis menerawang yang mengundang.

Bagian belakang tubuhku rasanya berbeda deperti biasanya, setiap aku berjalan dengan gamis sexy ini,goyangan pantatku rasanya menggoda saking ketatnya. Aku seperti merasakan beberapa pasang mata pengguna motor melirik ke arahku. Yaa walau itu hanya perasaanku saja. Belum tentu mereka memandangiku. Aku hanya mulai dikuasai imajinasi. Karena kondisi lekuk pantatku yang terlihat jelas tercetak sempurna. Ditambah lagi, celana dalam tali yang kukenakan mulai terselip pada belahan pantatku sehingga membuatku harus berkali2 membetulkan posisi celana dalamku diam-diam

Entah hanya perasaanku atau tidak, aku merasakan para pengguna motor sengaja memelankan kendaraanya agar bisa menikmati tubuhku dari belakang yang sedang berjalan, dan kadang membetulkan posisi celana dalam. Terdengar riuh klakson dari belakang yang tidak sabaran. Padahal kendaraan yang didepan sedang sibuk memandangi getaran pada pantatku ketika sedang berjalan

Aku menjadi semakin tergoda, pikiranku semakin nakal, mungkin sekali ini tidak apa lah aku berbuat seperti ini. Toh kenyataannya aku sudah kehilangan keperawananan. Ini adalah bukti, aku tidaklah sebaik penampilanku. Yang penting tujuanku hanya satu, bersedekah membahagiakan orang lain. Kusingkap kerudungku kebelakang, sehingga kali ini puting susu dan payudaraku tercetak jelas. walau sudah dilapisi tanktop berwarna putih dan gamis transparan. Aku pilin sebentar kedua putingku agar semakin menonjol keluar dan tercetak menempel di kain gamis super tipis ini.

Kulihat seorang tukang becak yang sepertinya sedang tertidur di bawah sebuah pohon, sambil menutup mukanya dengan topi koboinya. Sepertinya bapak itu kelelahan hingga tertidur dibawah pohon rindang itu. Usianya tidak terlalu tua. Mungkin sekitar 45-50 tahunan. Kudekati bapak itu sambil berjalan perlahan mendekatinya. Jantungku semakin berdegup kencang memikirkan apa yang akan kulakukan

Kulirik kebelakang ke arah jalan raya, suasana masih cukup padat kendaraan. Beberapa pemotor ada yang menoleh kearahku dan memandangiku karena laju kendaraan yang padat merayap. Hal ini semakin membuatku nervous tak karuan. Aku ragu apakah benar aku wajib melakukan ini. Namun rasanya, gairahku sudah diujung dan tidak bisa kutahan lagi. Gairah yang biasa kutahan dengan melakukan hal2 positif, akan segera meledak seperti bom waktu

Rista-Eksib-di-Trotoar.jpg


Kulihat ke bagian dada gamisku, tercetak jelas putingku yang hanya tertutup tali kecil, sudah sangat mengeras dan mancung. Kuturunkan perlahan resleting gamisku yang berada di bagian dada hingga belahan payudaraku mulai terbuka dibalik tanktop. Setelah resletingku mentok, aku mencoba mengeluarkan satu payudaraku dari tanktop yang kukenakan dihadapan bapak tukang becak yang tertidur itu. Kudiamkam beberapa saat posisiku mengeluarkan payudaraku dihadapannya. Sampai pada akhirnya sebuah angin kencang bertiup akan menerbangkan topinya, dengan sigap tangan bapak itu menahan topinya agar tidak terbang dan beliau langsung terduduk, memandangi keheranan kearahku..

"Eeehhhh...", betapa terkejut aku saat tau bapak tukang becak itu sudah terbangun dan melihat ke arah payudaraku yang kubuka didepan matanya

Bapak tukang becak sampai melongo memandagi pemandangan didepannya. Sialnya lagi, resleting gamisku malah macet tidak mau dinaikkan. Aku begitu panik sampai resleting itu kutarik paksa hingga rusak.

*Aaaa.. berakhir sudah harga diriku..* sesalku sambil terus membetulkan pakaianku dan memasukkan kembali payudaraku ke dalam

"Eeee.. Lg ngapain mbak? kok.. su.. su.. sunya di.. bukaa..", kata bapak itu tak kalah paniknya

Aku langsung membenarkan kembali posisi kerudungku yang sebelumnya kusingkap ke belakang dan segera menutup bagian payudaraku dengan kain kerudung panjang yang kupakai. Aku kira semua sudah aman, namun ternyata salah. Bapak tua itu fokus memandang kearah gamis transparanku yang samar2 mencetak jelas tubuhku. Ingin rasanya aku kabur saat itu juga, tetapi kakiku terasa tidak sanggup melangkah

"itu tem..tempik.. Mbaknya keliatan...", kata tukang becak sambil menunjuk ke arah vaginaku yang samar2 menerawang bagian kelaminku itu

"Ehh iya ta pak? maaf saya ngga sadar", kataku sambil mengecek pakaian gamisku dan berusaha menutup nya dengan tanganku walau percuma

"Iya Mbak, duh bajunya sexy bener, keliatan semua. Hehehe", kata bapak tukang becak memandangiku mupeng sambil menggaruk pangkal pahanya

"Hmmm.. Pak...", aku mencoba memulai pembicaraan walau bingung harus bagaimana

"Iya mbak?", tanya bapak itu sambil matanya terus jelalatan

"Aduhh.. bapaknya liatin saya terus.. Saya jadi malu..", kataku semakin salah tingkah menutup kembali beberapa auratku yang terexpose

"Hehehe.. Habis mbaknya menggoda saya.. Kasih liat susunya ke saya.. Mbak lagi butuh ya?"

*Glekk.. betapa malunya aku, rasanya diriku sudah tidak ada harganya*

"Butuh apa pak?"

"Dibelai.. Hehehheh*

"Sa.. saya...", aku semakin gugup tidak tau harus berkata apa

"pindah tempat aja yuk mbak.. Saya carikan tempat yang aman", kata bapak tukang becak sambil membetulkan posisi celana bagian tengahnya

"Ke.. Kemana pak?"

"Saya tau tempat yang sepi mbak.."

*Yaa Tuhann.. Aku malu.. Tapi tubuhku sepertinya menginginkan lebih..* kataku dalam hati sambil merasakan vaginaku mulai gatal

"Eehhh.. Hmmm.. iya pak...", katanya sambil menyiapkan becaknya agar bisa kunaiki

Akhirnya aku dibawa tukang becak menjauh dari jalan raya kota. Dia belokkan becaknya ke sebuah gang sempit, tak kulihat sama sekali ada orang yang melintas di gang sempit ini

"Saya hafal jam segini mereka biasanya pada tidur mbak, jadi aman. Heheheh", kata Bapak itu sambil turun dari becaknya

"Mbak.. Liat susunya lagi dong", pinta bapak tukang becak sambil menyeringai dihadapanku

"Err... pak.. iyaa.. boleh..", jawabku sambil menyibak kembali kerudungku kebelakang memamerkan payudaraku yang tidak tertutup belahannya karena resleting gamisku yang rusak. Aku perlihatkan auratku itu sambil tertunduk malu tidak sanggup memandang wajahnya yang tersenyum mesum kearahku

Mata bapak itu terus mengarah ke payudaraku. Iya pandangi puas2 pemandangan indah dihadapannya. Sepertinya ia tidak percaya ada seorang gadis berkerudung lebar pakaiannya menerawang dan lebih parahnya sedang menunjukkan bagian tubuh yang seharusnya dia jaga. Kubiarkan beberapa saat bapak itu memandangi payudaraku ini.

*Rista apa yang kamu lakukaaann.. Auratmu lagi dilihatin terus sama bapak tukang becak. Dan kamu biarkan bapak itu memandangimu* kataku dalam hati merasa berdosa namun juga ada rasa penasaran yang terpuaskan dari tubuhku

Tiba2 tangan kasar bapak itu meremas payudaraku yang kukeluarkan dihadapannya. Betapa terkejutnya aku karena secara tiba2 dia berani menyentuhku. Tubuhku terus dipepetnya pada tembok gang, lalu bapak itu mulai menjilati puting susuku dengan penuh nafsu

"Aaahhhh.. Pak.... Jangann..", aku berusaha meronta dan menutup kembali payudaraku, mendorong tubuh tuanya. Namun sayang tenaganya masih cukup kuat untuk memojokkanku

Si bapak tukang becak menahan tanganku. Mulutnya terus2 menjilati, mengulum serta memainkan puting susuku. Rasa geli yang tertahankan, karena bibirnya yang kering itu terus menggesek bagian payudaraku

"Pak...", aku memanggilnya lirih

Bagian bawahku rasanya sudah banjir. Nafasku sudah tersengal sepertinya birahiku sudah tak sanggup kukuasai. aku mulai pasrah, Kubiarkan bapak itu terus menetek ke puting susuku yang sudah dilumatnya habis2an

"Nikmat bener pentilmu mbak, beda sama punya istri saya. Heheheh"

"Aaaahhh... Ssshhh.. Jangan digigit bapak..", kataku sambil memejamkan mata menahan nikmat didada, tiba2 seperti tersengat karena gigitan nakal bapak tukang becak

"Eh? maaf mbak habis tetek mbaknya bagus sekali. Nikmat sekali.. Saya jadi gemas.. Kok mbak mau ngelakuin ini? Mbaknya perek ya? Gak laku ya mbak? Heheheh", kata tukang becak mulai berani menghinaku

"Sa.. Saya.. bukan.. pelacur.. pak.. Sa.. Saya.. cu..cuma.. berniat sedekah...", jawabku terbata saking malunya rupanya bapak ini kembali membahas tubuhku, aku terus menggelinjang akibat dadaku yang terus dirangsangnya

"Sedekah? sedekah pakai tetek? Oh gitu.. Ya udah ikut saya aja mbak saya ajak ke tempat yang cocok buat mbaknya", kata Bapak itu menawariku sambil menghentikan lumatannya pada payudaraku. Entah mengapa aku malah kecewa dia berhenti menyusu ke payudaraku

"Eehh? Sa.. Saya.." kataku semakin kebingungan karena bapak tikang becak itu menarikku kembali ke becaknya

*Ya Tuhann.. aku mau dibawa kemanaa..*, kakiku sampai lemas membayangkan aku dibawa ke suatu tempat lalu bapak tukang becak ini mencabuliku, dan gawatnya vaginaku sekarang malah semakin banjir karena pikiranku

"Mbak ikut saya biar sedekahnya bisa maksimal. heheheh..", kata bapak tukang becak dan akupun hanya bisa pasrah saat beliau mulai mengayuh becaknya meninggalkan gang sepi ini.

"Mbak namanya siapa? rumahnya dimana?", tanya bapak tukang becak sambil terus menggowes becaknya mencoba basa basi

"Sa.. Saya Rista pak. Saya ngon
. ngontrak pak di da.. da..erah Ngewejaya", kataku terbata karena ketakutan

Kami melewati jalanan kota yang padat kendaraan. Bapak tukang becak cukup lihai mencari jalan2 tikus sehingga perjalanan kami tidak terjebak kemacetan yang terjadi di ruas jalan utama. Setelah 10 menit mengayuh sepedanya, bapak itu mulai memelankan laju sepedanya

Sampai pada akhirnya bapak itu berhenti, aku sampai terkejut kenapa dia malah berhenti disebuah warung. Jantungku semakin berdegup kencang. Diwarung ini lumayan banyak orang dan semua yang ada disana ternyata pria. Mata mereka seketika memandang kearahku. Kulihat ada beberapa bapak tukang becak lainnya, bapak ojol, dan bapak2 yang sepertinya tidak bekerja dan hanya ngopi saja di warung itu mengenakan singket putih lusuh. Mereka terus memandang ke arah tubuhku

"Ayo Mbak katanya mau berbagi", goda bapak tukang becak sambil memintaku turun dari becaknya

"Pak.. kok malah kesini kan banyak orang...", aku mencoba protes tapi tidak digubrisnya

"Bapak2, Mbak ini namanya Mbak Rista, kesini katanya mau berbagi", kata Bapak tukang becak sambil memperkenalkan diriku.

*Glek.. Sepertinya aku mulai paham tujuan Bapak Tukang becak*

"Berbagi apa nih pak Dirno? Kenapa mbaknya bajunya nerawang gitu? Tanktopnya sampai keliatan lalu sempaknya malah ngga nutup sama sekali, keliatan itu teteknya nonjol sama jembutnya", tanya bapak ojol yang rupanya kenal bapak tukang becak. Matanya terus menatapku tajam

"Eehh.. Pak.. Bukan gini maksud saya...", Aku jadi panik tak bisa berkata

"Ini Pak, Mbaknya mau sedekah badan. Kalau mau berbagi jangan nanggung atuh Mbak, masak ke saya aja. saya nanti khilaf.. Hehe.. lebih baik ramai2 biar sedekahnya mbak lebih terasa manfaatnya. heheheh..", kata bapak tukang becak itu sambil menyeringai

"Mas, utangku mangan wingi tak saur nggawe mbak'e yo? heheheh.." (Mas utangku makan kemarin saya bayar pakai mbaknya ya?), kata Pak Dirno sambil terkekeh

"Iya boleh Pak, monggo.. silakan. Heheheh", jawab penjaga warung juga turut tersenyum menyeringai sambil menyiapkan meja"

"Tutup sebentar aja pak warungnya", saran bapak tukang ojek dan Mas Penjual Warung lamgsung menutup sebentar warungnya.

Suasana mendadak gelap. Hanya lampu remang2 yang menyinari kami didalam. Ditambah lagi, karena ruangan pengap dan tertutup sehingga membuat suhu didalam menjadi terasa panas dan gerah.

"sini!!", kata bapak tukang becak menarik tanganku dengan sedikit kasar

Tubuhku dibaringkan diatas meja olehnya. Seketika bapak2 semua yang ada diwarung mengelilingi tubuhku yang sudah terlentang diatas kasur

"Mbak Rista, mau berbagi tubuhnya ke bapak2 semua. Saya lagi baik nih pak tidak saya nikmatin sendiri. Hehe.. selamat menikmati bapak bapak", kata Pak Dirno sambil memegangi kedua tanganku keatas dalam posisi terbaring

"Beneran nih pak? Mbaknya ikhlas?", kata seorang bapak yang masih ragu

"Ikhlas pak. Mana ada cewek berpakaian seperti itu. Ini cewek kerudungan tapi lonte pak, kayaknya lagi depi orderan. Heheheh", Kata Pak Dirno

"Cantik2 kok sepi toh mbak.. Mbakmya kemahalan kali pasang tarifnya. Hahahah", goda Pak Ojek sambil mulai mengelus kakiku yang terus meronta

"Ayo pak jangan lama2 keburu nanti digrebek", kata Mas penjaga warung mengingatkan

"Iya juga ya... Daripada jadi pada curiga. Heheheh.. Yasudah ayo..", kata bapak singlet putih yang kepalanya botak

Mereka sudah memandangiku sangat bernafsu. Wajah mereka tersenyum sumringah melihat kepasrahanku. Aku begitu ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi.

"Pak.. jangan.. bukan gini maksud saya..", kataku ketakutan sambil mencoba melawan dengan sisa tenaga yang ada

"Tadi katanya kamu mau berbagi rejeki? Ayo ini waktunya!", kata Pak Dirman

*Aku kebingungan disituasi seperti ini, aku tau ini salah.. Tetapi aku merasa ini adalah kewajibanku! Aku wajib bersedekah dengan tubuhku yang dulu kujaga ini kepada mereka, jika tidak aku sedekahkan justru aku merasa berdosa sekali*, hatiku begitu bimbang, entah mengapa aku malah berpikir seperti itu

"I..Iya udah.. Pak.. Boleh.. Tapi.. jangan dimasukin ya pak...", pintaku memohon

"Hahaha... Oke, setuju asal kamu bersedia ikhlas dicabuli dan ditelanjangi, lagian bisa kena penyakit saya kalau asal colok ke lonte. Saya gak tau lonte kayak kamu udah main sama sapa aja", kata bapak tukang becak yang lain

*Jlebbb.. sakit hatiku dipanggil lonte oleh mereka,
Mereka benar2 menganggapku seorang pelcaur yang sudah sering melayani Pria.. Padahal aku adalah seorang akhwat yang sudah berusaha taat pada agamaku..*

"Yaudah ayoo mulai", kata penjaga warung sudah tidak tahan sambil melucuti celananya

Gamisku langsung disingkap keatas oleh mereka, dan lubang vaginaku langsung menjadi target utama mereka. Celana dalamku yang berupa tali itu diselipkan dan digesekkan ke sela sela dinding vaginaku

"Ooouuhh.. Pak...", desahku. Tangan2 kasar bapak-bapak itu mulai berebutan berusaha menyentung kelaminku

"Memekmu indah sekali Mbak Rista", puji seorang bapak yang tak kukenal namanya itu sambil menusukkan telunjuknya kedalam vaginaku

"Aaahh.. pelan pelan bapak..", kataku sambil menahan malu yang amat sangat. Area intimku sudah menjadi pertunjukan gratis bagi mereka

"Kalau begitu ayo lebih ngangkang lagi!!", perintah bapak ojek sambil mengobel-obel vaginaku yang sudah langsung lembab dan berair

Kakiku kupasrahkan mengangkang membiarkan tangan-tangan kasar bapak ini mengocok alat kelaminku. Bukan hanya 1 tangan, tetapi 3 tangan sudah berebutan memainkan alat kelaminku. Jemari mereka terus mengocok bagian dalam vaginaku. Jari yang lain pun mengucek-ucek clitorisku dengan kecepatan tinggi. Sebentar saja, keringatku sudah mulai membasahi tubuhku karena dikelilingi bapak2 yang tak kukenal ini menjadi gerah. Lama kelamaan kurasakan vaginaku terasa panas dan juga pedas. Aku merintih sejadi-jadinya karena rasa panas yang menyiksa pada kulit vaginaku

"Aaaaahhhhh... Ouuuuhhh.. Sakittt..Perihhh"

"Oiya, Bapak sampai ngga sempat cuci tangan gara2 dikasih kesempatan cabulin gadis secantik kamu. Maaf ya Mbak tangan bapak masih belepotan sambal. Paling memekmu sekarang panas ya?", kata bapak ojol sambil terus mengocok vaginaku dengan tangannya yang masih belepotan sambal

"Aaaaahhhh... Pak.. cuci tangan dulu.. Panass pak...", aku mendesah sambil memohon karena rasa panasnya sungguh luar biasa menyiksa

Bapak itu tak peduli permintaanku, tangannya yang masih berlumuran sambal itu terus mengocok vaginaku dengan cepat. Mungkin saat ini vaginaku rasanya sudah berasa aroma bawang karena terkontaminasi sambal yang melekat pada jari2nya. Kurasakan semakin lama vaginaku yang sudah banjir ini terasa semakin panas dan perih membuat perasaan yang cukupenyiksa

"Ssshh.. Sakit Pak... Sudaaahhhh... Adduuuhhh..", pintaku sambil mencoba menahan tangannya yang terus mengocok area intimku

"Sudah om.. Kasian mbaknya, becek-becek perih. Heheheh", kata Pak Dirno

Bapak itu akhirnya setuju, dihentikannya jemarinya mengocok memekku. Lalu untuk membersihkan sisa sambal yang menempel pada bagian dalam vaginaku. Seorang bapak mengambil sepotong es batu yang bentuknya pipih dari dalam gelas yang berisi es teh, lalu dengan es batu itu, ia mulai membasuh vaginaku

Tubuhku sampai tersontak kuat saat rasa dingin mulai menjalar pada kelaminku. Tetap ada sedikit perasaan perih dan tidak nyaman saking nyelekitnya suhu es batu itu pada vaginaku. Kurasakan seluruh vaginaku mendadak semakin terasa sejuk dan dingin. Es Batu itu pun terasa sedikit lengket pada bibir vaginaku saking dinginnya.

"Ouuhh Pak.... Sudaahh.. Sshhh..", desahku mulai tak terkendali

Ditempel-tempelkannya benda dingin yang lama2 mencair itu terus ke area kelaminku. Aku mencoba menahan untuk tidak mendesah lagi karena semakin aku mendesah maka harga diriku semakin hilang. Bibirku kututup rapat saat bapak itu mengusap seluruh sisi vaginaku dengan es batu.

"Mmmm...Ooohhhh..", aku tidak sanggup menahan rasa cabul penuh nikmat ini sampai akhirnya aku mendesah lagi

"Hahaha.. Mbaknya malah semakin ngangkang. Nantangin ya?", ejek Pak Dirno

Aku benar2 tak menyadari kalau kakiku semakin mengangkang memberikan jalan agar es batu itu bisa menyeka seluruh vaginaku. Sedikit demi sedikit rasa panasnya hilang, tetapi lama2 kurasakan es batu itu pun mulai mencair. Menyisakan air yang terasa dingin membasuh vaginaku.

"Sudah bersih nih pak. Monggo dilanjut cabulin memek mbaknya", katanya

Lalu mereka memintaku untuk duduk diatas meja, dan mereka langsung menarik lepas gamisku keatas. Aku hanya bisa mengangkat tangan pasrah saat mereka menarik lepas pakaian utamaku sehingga auratku semakin terbuka semakin banyak

"Baju ga ada fungsinya nih. Hahaha", kata bapak yang menarik gamisku lalu dilemparkannya ke lantai, kemudian tanktop yang kukenakan pun berakhir sama, dilemparkan oleh mereka ke lantai

Tubuhku hanya menyisakan beha dan cd tali yang juga tidak menutup sama sekali. Lalu dalam posisi duduk, merek berebutan meremasi dan memainkan puting susuku. Tangan2 mereka dengan nakal mencoba menyusup sambil terus memberikan rangsangan pada kedua puncak gunung kembarku itu. Tubuhku menggelinjang sexy ke kiri dan ke kanan perlahan, betapa nikmat yang kurasakan saat tangan mereka menjamah aurat2ku yang slalu kujaga

"Bagus banget tetekmu Mbak, pentilmu juga mungil ga kayak punya istri saya yang sudah kendor", puji salah seorang bapak sambil terus memilin puting susuku seperti sedang memutar kenop radio

Aku terduduk pasrah memandangi tangan2 kasar itu meremas payudaraku serta berebutan memelintir puting susuku. Mereka terus meremas-remas payudaraku dengan kasar, memilin dan memelintir kedua puting susuku hingga semakin terasa menebal dan mengeras

"Sange ya kamu pentilmu kami mainkan. Hehehe", kata tukang becak lainnya

Seorang bapak2 yang sudah telanjang dada dari belakang tiba2 meremasi kedua payudaraku bersamaan. Menyandarkan tubuh langsingku kepada tubuhnya yang gemuk penuh bulu. Kulitku terlihat sangat kontras paling cerah saat duduk diantara mereka. Bapak2 yang lain berusaha menciumi tubuhku dengan bibir serta kumisnya yang tebal itu

"Aaahhh.. Ssshhhh..." aku mendesis kencang menerima rangsangan bertubi tubi seperti ini

"Angkat tanganmu cantik, bapak kepingin jilatin ketiakmu yang wangi"

Kuangkat kedua lenganku keatas pasrah dan kuletakkan tanganku diatas kepala. 2 orang bapak2 mulai menciumi dan menjilati ketiakku yang sudah berkeringat basah itu, karena suasana didalam warung ini pengap dan tertutup rapat. Kedua ketiakku yang berkeringat langsung dijilati oleh mereka dengan lahap. Ciuman dsn lumatan mereka membuatku semakin kelojotan akibat sensasi geli yang luar biasa

Dalam posisi tetap seperti ini, kedua kaki kembali dibuka, tubuhku masih bersandar pada perut seorang bapak yang badannya gemuk dan dadanya berbulu itu. Kemudian Pak Dirno yang mengantarkan aku tadi kepalanya sudah berada diantara pahaku. Lidahnya mulai perlahan menjilati garis lubang vaginaku. Terasa begitu basah dan berlendir, yang pasti liurnya semakin lama tercampur dengan lendir pelumas yang diproduksi oleh organ intimku

"Ssssshhhh... Aaaahhh..Aaahhh", tubuhku bergoyang hebat menerima rangsangan hebat ini. Tak terasa tubuhku malah bergoyang goyang dirangsang total seperti itu. Ketiak diciumi, leherku digigiti, payudaraku dikulumi, serta vaginakupun dijilati. Semua rangsangan ini benar2 sudah membawaku merasakan nikmatnya tubuh seorang wanita ketika dirangsang bersamaan. Hal yang tidak bisa dirasakan jika hanya melayani 1 pria. Tanpa sadar aku terbuai dalam permainan, tubuhku semakin bergoyang dengan nakal terbawa nikmat syahwat yang menggebu, aku seolah lupa statusku adalah akhwat yang seharusnya menjaga kesuciannya. Tapi saat ini dimata mereka, aku hanyalah wanita berkerudung yang binal dan nakal seperti seorang pelacur

Sudah hampir 10 menit posisiku masih sama duduk bersandar sambil mengangkang. Kedua tanganku masih kuangkat keatas membiarkan bapak-bapak ini bergantian menciumi dan menjilati ketiakku. Puting susuku pun rasanya sudah mengeras maksimal karenal meneteki seluruh bapak2 diruangan ini secara bergantian, sedangkan lubang vaginaku sudah dijilati oleh aaah sudahlah aku tidak bisa mengingat mereka satu persatu.

"Aaaahhh.. Ouuuhhh.. Aahhh.. Sssshhh..", rancauku menerima rangsangan demi rangsangan yang sangat menyiksa penuh kenikmatan ini

"Tempikmu enak sekali Mbak Rista, pasti sering dijilatin pacarmu ya?", kata Bapak tukang becak terus menghisap lendir pelumas vaginaku

"Ssshh.. Saya.. belum punya.. pacar.. sshhh.. paakkkk"

"Masa sih cantik cantik belum punya pacar? kalau gitu Mbak Rista jadi pacar saya saja. Biar saya bisa nikmatin tempik mbak rista setiap saat", kata Mas pemilik warung

"Hahaha.. Saya juga mau pak.. Saya juga.. Saya juga pak...", jawab bapak2 yang lain.

Salah seorang bapak pun akhirnya mendaratkan ciumannya ke bibir tipisku, dilumatnya bibirku dan disapunya lidahku oleh lidahnya dengan ganas. Aku berusaha meronta dan menghindar karena rasanya sangat tidak nyaman, namun sayangnya dia terus memaksa menciumku. Akhirnya aku sudah tak sanggup menghindar dan bibirku pun sudah dikuasainya Lidah kami saling beradu didalam rongga mulut yang saling bertemu. Liurku sampai menetes netes karena bibir tipisku dipaksa terus terbuka menerima liurnya.

Lalu bapak gemuk dibelakangku menarik kepalaku dan memaksa kepalaku untuk menoleh kebelakang. Kali ini bapak gemuk yang menahan tubuhku dari belakang itu menciumiku dengan beringas sambil kedua tangannya meremasi gunung kembarku. Aroma rokok yang kuat terasa sekali pada rongga mulutnya. Remasan pada pyayudaraku juga sangat kuat sehingga membuatku sedikit merasakan sakit pada tiap remasannya. Aku mencoba menahan rasa sakit dan lebih berkonsentrasi pada aroma nafas saat mulutnya terus melumat bibirku yang tipis ini. Lidahku terus dilumatnya habis, bersamaan dengan liurku yang terasa ia hisap sampai habis pula

Tubuhku tiba2 bergetar getar hebat. Pertama kali aku merasakan seperti ini. Antara rasa malu dan nikmat bercampur menjadi satu. Kurasakan vaginaku terasa terbuka tanda tubuhku sebenarnya sudah sangat siap untuk disetubuhi. Namun karena sepakat untuk tidak berhubungan badan, bapak2 itu sama sekali tidak menusukkan penisnya pada vaginaku. Justu saat ini malah aku yang memikirkan rasanya dimasuki alat kelamin mereka satu persatu. Membayangkan hal itu saja tak terasa membuatku semakin birahi tak karuan

"Saya mau pipis pakkk.....Ooohh... berhenti pakkkk", pekikku seketika

"Keluarin aja mbak ga usah ditahan", kata seorang bapak ojel online yang terus mengucek vaginaku dengan cepay

"Aaahhh.. Aduuuhhhh... Jangan disini pakk.
jorokk.. saya.. aaahhh!"

*sret sret sret* lendir cintaku muncrat beberapa kali, menyemprot membasahi meja makan warung ini, karena tak sanggup kutahan lagi

Lalu kurasakan kembali sebuah jilatan yang cukup intens menyapu sisa2 cairan lendir kelaminku. Tubuhku bergetar hebat kembali saat vaginaku yang masih terasa sensitif itu disentuh. Mereka tidak memberikanku kesempatan untuk istirahat. Ingin rasanya kututup kakiku rapat-rapat sesaat karena saat ini vaginaku sedang terasa geli dan sangat sensitif akibat selesai orgasme

"Berhenti pak.. saya mohooonn... Ssshhh.", kataku

*Ya Tuhan, spa yang terjadi dengan tubuhku. Tubuhku sangat menikmati perlakuan kurang ajar mereka*, kstaku dalam hati disela2 kenikmatan ini

Aku berusaha menutup kakiku rapat agar mereka menghentikan sentuhan mereka pada area kelaminku, namun sayangnya kedua kakiku malah dipegangi dan ditahan agar terus mengangkang lebar memberikan akses kepada mereka untuk terus menjilati dan mengocok2 vaginaku sesuka mereka

"Aaaaahhhh sudaaahhh... Aku keluar lagi pakkkkk"

*serrr serrr serrrrrr* kembali aku menembakkan cairan bak air mancur

Pantatku sampai turut terdorong 3x saking kencangnya semburan air mancurku

Tubuhku lemas tak berdaya setelah aku orgasme kedua kalinya. Namun mereka sama sekali tak memberikanku waktu istirahat. Pak Dirno, menarik tubuhku yang lemas dan diposisikan menungging. Betapa malunya diriku diperlakukan seperti ini. Mereka terdiam memandangi lubang vaginaku dan anusku. Tidak menunggu waktu lama, sebuah jari telunjuk mulai bermain mengitari lubang anusku. Mataku terbelalak menyadari mereka mulai bermain2 pada lubang haram itu

"Aaahhh.. Pak Jangan main2 disituu.. kotorr... Uuhh..", desahku tak berdaya

"Tubuhmu yang ksu berikan gratisan ini dudh kotor mbak. Hahahah", kata bapak itu sambil mulai merangdang lubang pantatku agar terbuka

Bapak itu terus meraba lubang pantatku itu dengan nakal. Sesekali telunjukanya dimasukkan sedikit ke lubang anusku. Lalu sebuah tangan yang lain sudah mulai mengincar lubang vaginaku kembali. Garis pantatku dibukanya lebar sehingga kedua lubang tubuh bawahku tanpak jelas. Yang satunya mulai terbuka yang satunya lagi mulai menganga. Tangan2 mereka terus merangsang area anus dan vaginaku dengan sedikit tusukan dan belaian nakal. Kurasakan sebuah benda masuk ke lubang anusku. Rupanya mereka mulai menancapkan satu persatu sedotan ke lubang anusku Kepalaku sampai mendongak keatas

"Bapak2 ngapainnn aahh..", desahku semakin terang2an karena sudah tertanam beberapa sedotan ke lubang anusku

"Mbak, 1 sedotan 500 rupiah ya, nanti Mbak Rista wajib ganti kerugian saya karena sedotan saya ditancepin ke lubang bokongnya Mbak Rista

Kulihat kebelakang, mereka tersenyum menyebalkan memandangi lubang pantatku yang sudah dipenuhi sedotan

"1..2..3..4..5..6..7..8..9..10..11..12..13..14..15..16..17..18, ada 18 sedotan nih ya sudah nancep di lubang bokongnya Mbak Rista. Heheheh", ujar Pak Dirno memandangiku yang sedang melihat kebelakang memastikan kondisi pantatku yang sudah tertancap 18 sedotan. Rasanya lubang pantatku begitu terbuka saat ini. membuatku semakin malu saja, dihadapan para bapak2 ini dalam posisi anus tertancap 18 sedotan

"Aaahhh.. Aaahhh.. Ouuuhh..", lalu mereka mulai menarik dan memasukkan sedotan2 itu secara random membuat area kubang anusku geli sekali

Kepalaku menegang ketika sebuah sedotan ditarik dan ditancapkan. Belum lagi jari2 mereka bergantian mulai menusuk2 perlahan lubang vagina kembali. vaginaku terasa semakin terbuka dan belum lagi lubang anusku yang terasa semakin kedutan dan melebar serasa ingin kuberteriak

*Jangan siksa aku pak, setubuhi aku sajaaa... Ya Tuhann apa yang kupikirkan. Bagaimana bisa aku berharap mereka menyetubuhiku saat ini. tubuhku benar2 menikmati pencabulan mereka kepadaku..* pikirku dalam hati

"Sssshhh...", aku hanya mampu mendesis pelan berusaha menahan libido yang semakin memuncak

"Tempikmu gatal ya mbak sekarang? Suka ya dicolok2 gini? Masih becek terus aja. Haha.." kata bapak kaos dinglet yang saat ini menjilatiku membuatku tersipu malu

Payudaraku yang menggantung bebas pun tak luput dari jemahan bapak2 pengunjung warung ini. Sentuhan-sentuhan mereka benar2 membuyarkan imanku dan merobohkan keyakinanku. Aku benar2 menikmati pencabulan mereka kepadaku. Bahkan pinggulku kugoyang2kan karena aku sudah lupa martabatku sebagai seorang muslimah. Beberapa kepala menyusup kebawah untuk menjilati puting susuku yang menggantung

"Aahhhh.. Pak...", aku mendesak nikmat daat kedua putingku dikenyot bersamaan

"Itilmu bapak gigit yaaa..", kata Pak Dirno tiba2

"Aaaakhhhhh.. jangann.. Oouuhh.. sakit pakkkk..", Bapak itu beneran menggigit clitorisku tanpa menunggu persetujuanku hingga membuat tubuhku tersedak

Tubuhku lagi lagi bergetar hebat, nafasku sudah memburu dan keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhku. Kepalaku terasa paling gerah karena mereka tidak melepas kerudungku

"Bapak2, Kita sudahi yuk. Saya mau buka warung lagi nih pak", ajak pemilik warung karena dia ingin segera membuka warungnya lagi.

"Iya pak, yasudah ayo kita pejuin tubuh lonte ini rame2", ajak Pak Dirmo dan disetujui oleh bapak2 yang lain.

Lalu mereka melepas satu persatu sedotan yang ditancapkan ke lubang anusku dan ditata dengan rapi sedotan2 itu di atas bulu pubisku

Mereka tanpa malu malu mengelilingi tubuhku yang terlentang sambil mengeluarkan batang2 penis mereka. Mereka lalu mengocok alat kelamain mereka bersamaan sambil memandangi tubuhku

"Coli bareng2 yuk mbak. Mbaknya juga juga harus coli"

"Hahhh? Iya deh pak...", jawabku pasrah.

Akupun memainkan vaginaku sendiri dihadapan mereka. Tanganku mulai perlahan mengocok vaginaku yang sudah basah dijilati dan dicabuli oleh bapak2 itu sedari tadi. Entah sepertinya tubuhku sudah biasa melakukan masturbasi ini. Wajah mereka sangat bernafsu memandangiku yang sedang masturbasi dihadapan mereka. Kubuang harga diriku untuk sesaat, menyingkirkan status muslimah taatku menjadi gadis yang sedang masturbasi dihadapan para bapak2. Kocokan mereka pun semakin cepat, beberapa ada yang melenguh saking menikmatinya

"Mbak buka tempikmu!"

Akupun reflek membuka labia vaginaku lebar lebar memamerkan isinya dihadapan bapak bapak ini. Bapak itu memandangi lubang vaginaku sambil terus mengocok batang kelaminnya dengan cepat

"Aaaarrrgggghh" tiba tiba beliau mengerang

*crot crot crot* penis bapak itu langsung menyemprotkan spermanya ke bibir vaginaku. Rasanya hangat dan meleleh membasahi tepat di sela lubang kelaminku.

"Waaa asyik nih kita buang aja ke tempik Mbak Rista semua yuk pak", ajak bapak tukang becak dan disetujui

Akhirnya mereka mulai berbaris rapi mendekat ke arah vaginaku. Kulihat penis2 mereka mengacung semua menghadap ke arahku. Akupun hanya menunggu sambil memandangi mereka beronani seolah berharap mereka kembali menyiram kelaminku dengan sperma mereka.

"Arrrhggghhh keluarr..."

*crot crot crot crot crot crot crot crot crot*

Satu persatu mereka menumpahkan spermanya tepat ke bibir vaginaku yang masih kubuka lebar dengan kedua tanganku ini. Beberapa ada yang tepat pada bagian dalam vaginaku yang terbuka dan beberapa ada yang mengenai tangan serta bulu pubisku.

"Aaah lega... Jadi semangat kerja nih kalau gini. Hehehe" kata bapak ojol sambil kembali mengenakan jaket kebesarannya.

Aku masih membuka vaginaku lebar lebar, menunggu sperma mereka semua jatuh menetes kebawah sembari mengistirahatkan tubuhku yang masih bernafas tersengal sengal. Vaginaku terasa begitu lengket dan bau. Sungguh tumpahan sperma mereka banyak sekali membasahi vaginaku. Untungnya tidak ada yang masuk dirahim jadi akupun merasa aman

*cekrik cekrik cekrik* suara kamera handphone memotret

"Jangan difoto bapak..", pintaku malu sambil reflek menutup auratku

"Buat konsumsi pribadi kok mbak. Pose mbak ini sexy sekali. buat saya bacolin sering sering. Heheheh.." kata seorang bapak sambil terkekeh

"Udah jangan ditutupin badan lu. Toh udah kita grepe2 tadi. Hehehe", ujsr bapak singlet putih

Perlahan kubuka kembali tanganku yang menutup dada serta vaginaku. Lalu kembali kubuat kakiku mengangkang dihadapan mereka. Lalu bapak2 yang lain pun mulai ikut memotret poseku yang mengangkang membuka vagina yang berlumuran sperma itu

"Mbak kasih tanda peace dong", pinta salah seorang bapak

Dengan tertunduk malu, aku tak punya pilihan selain berpose peace dihadapan kamera mereka sambil menunjukkan vaginaku yang dipenuhi ceceran sperma mereka. Awalnya aku difoto tanpa expresi, namun mereka memintaku tersenyum menghadap ke arah kamera dan akupun melakukannya kuberikan senyum terbaikku

"busyet cakeo benerr", puji tukang becak yg lain

Setelah semua puas, akhirnya mereka mulai mengenakan pakaiannya satu persatu dan mulai meninggalkan lokasi ini secara buru2.

"Pak.. Saya boleh minta tisu...", pintaku kepada pemilik warung yang sudah bersiap membuka kembali warungnya

"untuk apa?", tanyanya sambil mengatur kembali barang dagangannya

"Buat membersihan air mani bapak2", jawabku

"Tisu saya memang gratis buat bersihin sisa makan mbak. Kalau buat bersihin peju, mbaknya bayar saya 20.000 per 5 lembar", godanya

*Hah? Aku harus membayar 20ribu untuk mengambil tisu dan kugunakan untuk membersihkan air mani mereka ke tubuhku? Gila.. Seolah aku yang menginginkan ini semua sehingga harus membayar demi sebuah tissu*

Akupun bangkit setelah beberapa saat rabahan di meja. Sperma mereka langsung jatuh meluber ke meja ini. Lalu kuambil uang 100ribuan yang kukantongi di gamis transparanku dan kuserahkan ke mas penjaga warung

"Total 18 sedotan dikali 500 jadi 9000, tisunya 20ribu, jadi total mbaknya harus bayar 29ribu ya..", ujar mas penjual warung sambil terkejut melihatku memberikan uang 100ribuan

"Waduh, saya ngga ada kembaliannya Mbak. Kembaliannya ngga usah ya.. Itung2 biaya buat mbaknya, karena beruntung bapak2 pembeli di warung saya bersedia menikmati tubuh mbak. Heheheh", lanjut pemilik warung secara tak sadar merendahkanku

*Astghfrlhdzm.. Seolah aku yang bayar mereka untuk menikmati tubuhku* kataku dalam hati

Aku hanya tersenyum kecut karena masih kecapekan. Lalu kuambil beberapa helai tissue dan kubersihkan peju2 kental yang menempel di sekitar vagina serta tanganku

"Nitip bersihkan peju yang dimeja dan lantai juga mbak", perintah Mas Penjaga Warung

"Iyaaaa mas....." jawabku malas2an

Lalu kumeninggalkan warung itu dengan berjalan terseok seok, karena vagina dan anusku rasanya hancur dikocok-kocok kasar dengan mereka, dan kakiku yang terus dipaksa mengangkang serasa mau copot. Aku tutup kembali tubuhku dengan gamis transparan yang kukenakan, tak lupa kerudung panjang untuk menutup to jolan dadaku, dan berharap tidak dikerjai lagi.

Akupun mulai melangkah meninggalkan warung menuju jalan Raya, berharap ada angkot yang bersedia mengantarkanku kembali ke rumah kontrakan. Setelah menunggu beberapa saat, untunglah ada sebuang angkot. Aku tutup tubuhku rapat2 selama di dalam mobil angkutan umum ini. Cukuplah sedekah yang kulakukan hari ini

*Astghfrlhdzm.. aku sampai lupa tidak meminta dokumentasi foto sebagai laporan untuk berandalan itu, teledornya aku Ya Tuhaann..*

**bersambung**
 
Terakhir diubah:
Scene 8 : Babak Baru (POV : Rista)

Aku terbaring telanjang diatas ranjang dibilik kamar ini. Aku tidak ingat betul bagaimana aku bisa berada ditempat ini. Tetapi aku yakin aku datang kesini atas kemauanku sendiri

Rasanya aku baru saja mengalami tidur yang sangat panjang. Samar2 kuingat beberapa kejadian erotis yang terjadi pada tubuhku. Namun aku tak ingat siapa dan bagaimana semua itu terjadi. Kurasakan vaginaku mulai lembab dan basah. Kuarahkan tanganku pada vaginaku

"Ssshhh.. Perihh..", kataku sambil meringis

Satu2nya hal yang kuingat adalah aku sudah berzina dengan seorang pemuda semalaman. Yang aku tahu, Pemuda itu adalah pemuda yang sering menggodaku dilingkungan rumah bersama teman2nya. Aku tidak begitu ingat bagaimana aku bisa bersamanya. Yang kuingat sekilas, akulah yang mengajaknya bertemu.

"Apa yang terjadi padaku.. Mengapa aku menjadi seperti ini"

Kulihat alat kelaminku, semalam akhirnya lepas juga keperawananku yang sudah kujaga ini. Keperawanan yang seharusnya kelak kuberikan kepada imamku. Tak terasa air mata mulai jatuh dari mataku. Membayangkan aku bukanlah gadis baik-baik yang bisa menjaga diri, dan kini aku merasa begitu hina dan kotor karena telah kehilangan keperawananku. Aku merasa berdosa. Bagaimana bisa aku bersetubuh dengan pria tanpa adanya ikatan halal.. Aku sudah berzina. Dan semalam aku merasakan birahiku begitu menggelora, birahiku yang selama ini kutahan dan coba slalu kupalingkan. Yaa, aku merasakan sendiri birahiku semalam meledak-ledak, Aku pun bahkan mengakui aku menikmati berzina dengan pemuda itu

"Menikmatinya? Astghfrlhdzm.. Apa yang sudah kupikirkan", kataku sambil menyadari tanganku malah mengucek2 area vaginaku hingga becek dan menimbulkan rasa nikmat.

Aku buru2 menarik tanganku menjauh dari vaginaku. Kuatur perlahan pikiranku yang kacau. Perlahan otakku mengajakku jalan2 mengingat kejadian yang rasanya sudah berlalu cukup lama.

aku ingat semua berawal akibat aku pulang larut malam dari kampus untuk menyelesaikan skripsiku, ditengah perjalanan pulang, aku dihadang oleh dua orang pemuda yang berniat jahat padaku, aku ketakutan dan panik hingga pada akhirnya motorku ditendang oleh pemuda yang dibelakang hingga aku terjatuh dan.. Entahlah aku tak mengingat kejadian setelah itu

Lalu otakku samar2 memperlihatkan diriku yang nakal setelah kejadian itu. Setiap hari aku telanjang ketika dikamar, memainkan area kelaminku dengan desahan nikmat, melihat film porno yang haram itu begitu sering

*Itu aku?? Aku tak percaya*

Aku juga mengingat samar2, aku tak hanya melakukan perbuatan rendah itu dikamar tapi juga diruang tamu hingga bahkan seseorang memergokiku. Aku tak ingat siapa orang itu. Aku juga melakukannya di taman, 3 berandalan itu memergokiku melakukan perbuatan cabul itu. Kali ini aku sedikit mengingatnya. Lalu mereka memasukkanku ke grup WA.. aku buru2 memeriksa handphoneku. Benar saja kudapati sebuah grup yang tak kuketahui bernama "Grup Belajar Kelompok"

"Astghflhdzm.. Apa ini!!!", mataku terbelalak melihat betapa mesum isi dalam group itu. Beberapa chat mesum bahkan kutanggapi dengan gaya cabul puka. Lalu kudapati Brandal2 itu mengirimkan foto penis mereka kepadaku. Kupandangi foto2 itu sedikit lama, lalu aku segera sadar dan menutup foto2 itu dari handphoneku sambil berkali kali istighfar

"Apa yang sudah ana lihat.. Zina mata ana. astghflh...", kataku sambil buru-bur menghapus foto2 itu dari gallery handphoneku

Tanpa keraguan, aku putuskan untuk keluar dari group penuh dosa itu. Aku scroll ke bawah gallery, kudapati beberapa fotoku yang nakal. Dengan berbagai pose menampakkan auratku seutuhnya dengan gaya sexy

"Ana melakukan ini? bagaimana bisaa.. Apa yang terjadi pada ana? Kenapa ana melakukan semua kenakalan ini dan tubuh ana rasanya menikmatinya dengan ikhlas tanpa terpaksa", buru2 aku hapus foto2ku yang sexy dan telanjang itu dari gallery handphone

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15, waktu yang sangat kesiangan bagiku untuk bangun tidur. Biasanya aku terbangun pukul 04.00 untuk melakukan ibadah shubuh lanjut membaca ayat2 suci. Tetapi kali ini aku bangun jam 9. Aku meninggalkan kewajiban 5 waktuku untuk pertama kalinya sejak aku memasuki usia baligh. Aku memang menyesal, tidak melakukan ibadah itu. Tetapi entah mengapa, aku tidak begitu memikirkannya. Aku cium aroma tubuhku yang masih tak karuan. Aroma tubuh pria bernama Endrix itu masih samar tercium pada tubuhku. Wajar saja semalam aku dan dia sudah berhubungan layaknya suami istri, kuingat keringat kami saling bercampur satu sama lain selama pergumulan panas. Aku dan dirinya bergantian saling menindih dan saling melumat satu sama lain

Tiba2 air mataku menetes, teringat betapa susah payahnya aku menjaga harga diriku dan mencoba taat pada ajaran agama selurus mungkin. Namun, semua itu akhirnya percuma. Aku mengganggap betapa rendahnya harga diriku. Aku benci dengan tubuhku sendiri, bagaimana bisa tubuhku menikmati perbuatan dosa yang baru saja kulakukan. Aku mulai terisak-isak, menyesali semua kejadian yang sudah terjadi. Aku ingat sekali malam itu, saat pemuda itu terus mencumbuku.

Tubuhku dan tubuhnya sama2 telanjang, saling menindih satu sama lain dengan berbagai macam posisi. Kelamin kami saling bertemu dan vaginaku benar2 menerima penisnya. Terbukti dari vaginaku yang tak pernah berhenti menghasikkan pelumas. Aku benar2 bingung, bagaimana bisa aku berhubungan suami istri dengan pemuda itu. Pemuda yang aku tak kenal. Pemuda yang seingatku hanya sering menggodaku ketika lewat didekatnya. Bagaimana bisa aku bersamanya. Aku benar2 tidak begitu mengingatnya.

Aroma sperma pria benar-benar kuat menempel di seluruh tubuhku. Kembali kurebahkan tubuhku mengingat kejadian semalam. Penuh penyesalan, tetapi ada syawhat yang timbul setelah memikirkan hal itu dalam-dalam, tanpa sadar tanganku sudah bermain pada vaginaku kembali

Kubuka kedua kakiku, tanganku dengan nakal mulai mengucek area vaginaku. perlahan-lahan saja karena terasa masih sedikit perih. jemariku mulai merambah area dalam vaginaku. Mengocok dan menggelitik bagian dalam vaginaku. Nikmat, terasa nikmat sekali meraba kelaminku sendiri hingga cairan vaginaku kembali banjir. Aku semakin bersemangat merangsang tubuhku. Tangan kiriku memilin puting susuku yang semalam digigit, dihisap, dan dilumat oleh pria itu

"Aahhhhh... Sshhhh.." aku mendesis keenakan melakukan hal memalukan ini. Namun tubuhku menginginkannya

Kutambahkan jari yang masuk ke dalam vaginaku. Rasanya telunjuk saja tidak cukup. Kucoba menggunakan jari tengahku. Jari yang kata orang artinya Fuck Sign. Tubuhku menggeliat keenakan, nikmat sekali rasanya.

"Aahhh. Aahh.. Aahhh", aku mencoba dua jari sekarang yaitu telunjuk dan jari tengah agar rasanya lebih mantap

Tubuhku menggelinjang sexy penuh gairah. Vaginaku terasa nikmat tersodok dua jariku sendiri. Gairah yang biasanya aku tahan-tahan, kali aku lepaskan dengan penuh imajinasi nakal dengan bermasturbasi. Geliatan2 pada tubuhku semakin liar saking nikmatnya.

Masturbasi, aku tahu tentang hal itu, namun aku tidak pernah tertarik melakukannya. Karena aku merasa, kegiatan itu berdosa dan hanya akan membawa banyak kemudharatan (keburukan). Tetapi kali ini aku melakukannya dengan kesadaranku sendiri, setelah malam panas bersama pemuda itu. Sedang asyik2nya meraba kelaminku dengan mata terpejam, aku baru menyadari sedari tadi security tempat ini memandangiku yang sedang asyik2nya berusaha mencapai puncak birahiku sendiri.

"Kyaaa....", teriakku dan Langsung kututup rapat auratku yang terbuka telanjang seutuhnya dengan gamis transparanku sebisanya sambil meminta Pria itu keluar dari kamar, pemuda yang bekerja sebagai security di club malam ini hanya memandangku dengan mesum sambil tersenyum nakal.

"Maaf mbak mengganggu colinyaa. Heheheh.. Saya diminta Mas Endrix memeriksa keadaan mbak dan membangunkan Mbak, karena tempat ini mau dibersihkan. Btw sexy bener mbaknya.. Style Ukhti - ukhti tapi sangean. heheheh..", ujar seorang security sambil tertawa menyebalkan

"Err.... Ma.. Mas.. Tolong keluar dulu.. Saya belum berpakaian..", kataku sambil panik berusaha menutup sebisanya auratku

Senyumnya begitu merendahkanku. Bagaimana tidak, seorang gadis berkerudung sedang masturbasi telanjang dan menggeliat mendesah keenakan seperti tadi. Tentu saja security itu pasti menganggapku pelacur seperti gadis2 lainnya. Dia lalu menutup pintu kembali sambil menungguku diluar.

*Duh betapa malunya diriku.. Yaa Tuhaan apa yang sebenarnya terjadi.. Kejadian demi kejadian memalukan terus2 terjadi padaku.. Jika memang ini cobaanMu, kuatkan hambamu ini..*, aku merasa begitu malu

pertama kalinya dalam hidupku auratku terlihat oleh pria bukan mahrom, bukan hanya sebagian aurat namun seluruhnya, tubuh telanjangku sudah terlihat. Bukan hanya 1 orang namun 2 orang dalam jarak waktu yang berdekatan. Mana posisiku saat dilihat sedang begitu memalukan yaitu saat bermasturbasi.

"Kalau sudah selesai berpakaian bilang mbak", teriak security itu memberikanku waktu untuk berpakaian.

Aku segera mencari bra dan cd, namun tidak kutemukan. Aku hanya menemukan sebuah benda yang bentuknya tali2an.

"Apa ini? ini bra dan cd yang kupakai sebelumnya?" kataku kebingungan sambil membolak2 balik benda itu

Kucoba memakai kedua benda yang hanya berupa tali2 itu. Benar saja ini memang cd dan bra, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bra yang kupakai hanya menutup bagian putingku. itu pun areolanya masih keliatan, dan kulihat vagina ku lebih parah lagi. Bulu pubisku terlihat seutuhnya, bahkan vaginaku hanya tertutup dengan tali pada bagian belahannya. Tali cd itupun bahkan terselip di belahan vaginaku sehingga aku terlihat tidak mengenakan apa2 dan malah membuat semakin basah saja.

"Astghflhdzm.. aku kok memakai daleman seperti ini.."

Lalu kulihat baju gamis yang kubawa, memang benar ini adalah gamis syari, tetapi biasanya dikenakan menggunakan daleman agar tidak menerawang. Mana ukurannya kekecilan bagi ukuran tubuhku. Kulihat size tagnya XS, jauh dari ukuran tubuhku yang biasanya M. Aku tidak bisa dan tidak seharusnya mengenakan pakaian seketat ini. Tetapi karena tidak ada pakaian lain, aku putuskan memakainya saja dan segera meninggalkan tempat maksiat ini.

Akhirnya akupun selesai mengenakan pakaian. Kuperhatikan diriku yang memakai gamis ini. Pakaian yang sangat membuatku terlihat seperti wanita murahan. Entah bagaimana ceritanya aku bisa memakai pakaian seperti ini. Padahal aku selalu berdakwah agar wanita menutup aurat secara sempurna, menghindari pacaran, dan lain2, namun kali ini aku lah yang terjatuh pada lubang dosa, bukan hanya pacaran. Bahkan aku sudah kehilangan keperawanan dengan pemuda yang tak kukenal.

Kulihat bagian dadaku begitu menonjol, pantatku pun terlihat semok dari biasanya saking ketatnya gamis yang kupakai. Sebalnya lagi, gamis ini sama sekali tidak menutup tubuhku. Bagian dalam lekuk tubuhku terlihat jelas, puting susuku, lekuk payudaraku, warna kulitku dan bulu pubisku terlihat menerawang dari gamis ini. Aku belum terbiasa memakai pakaian ini. Kuberanikan untuk bertanya pada security

"Mas disini sedia baju kah? Buat aku.. ", tanyaku

"Biasanya ada sih mbak, kami sering menemukan pakaian sisa pengunjung club ini yang ketinggalan. Tapi kayaknya ngga cocok sama style mbak yang model ukhti2 gini. Karena yang ada seingat saya hanya tanktop mini", jawab security itu

"Saya boleh pinjam tanktopnya mas? pleasee.. Nanti saya kembalikan"

"Ada tapi ngga usah dikembalikan juga mbak. Toh saya juga ga tau baju itu punya siapa, saya ambilkan dulu mbak. Tapi mini ya..", kata security itu sambil berlalu mengambilkan baju yang dimaksud

Setelah beberapa saat, pria itu sudah kembali membawakan pakaian yang dimaksud. Aku segera menerima pakaian itu dan melepas kembali gamisku. Kuputuskan untuk mengenakan tanktop sebagai pakaian rangkepanku. Lalu kembali kututup dengan gamis transparan. Ini jauh lebih baik daripada membiarkan auratku terexpose menerawang.

Lalu setelah selesai aku beranikan untuk keluar dari bilik, dan menemui security. Security ini matanya jelalatan memandangiku. Aku dibuat risih dengan tatapan matanya dan kualihkan dengan menundukkan pandangan

"Mbak mau mandi dulu? Tubuh mbak bau sperma. Heheheh", kata security itu sambil terkekeh

Betapa malunya aku, bahkan mas security bisa mencium aroma ini saking kuatnya aroma air mani lelaki itu menempel pada tubuhku. Aku setujui saja usulnya karena aku sendiri tidak nyaman dengan keberadaan aroma anyir ini. Kemudian security itu mengantarkanku pada kamar mandi yang biasanya digunakan karyawan yang bekerja di tempat ini.

"Silakan mbak kalau mandi dulu", kata Mas Security sambil menunjuk sebuah kamar mandi kecil khusus karyawan

Didalam kamar mandi, kutanggalkan kembali seluruh pakaian ku. Kusiram tubuhku yang baunya tak karuan ini dengan banyak air. Lalu Kubasuh dengan sabun hingga aroma amis tersebut benar-benar hilang, berganti dengan aroma sabun yang menyegarkan. Aku sempat berpikir, mengapa sabun batang ini berlubang bagian tengahnya, namun kutepis pemikiran tidak penting itu

Setelah selesai mandi, kubiarkan tubuh telanjangku sejenak sambil menunggu sedikit kering karena tidak ada handuk disini. Tapi lama2 gerah juga berlama2 dikamar mandi sempit dan tertutup ini sehingga aku memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

Setelah beres semua, aku diantar mas security meninggalkan club666, tempatku berada saat ini yang aku tak ingat pasti mengapa aku bisa ada disini.

"Oh iya mbak, ada titipan dari Mas Endrix", kata security sambil merogoh saku bajunya

"Apa itu mas?", tanyaku karena ia hanya memberikanku selembar kertas yang terlipat

"Tidak tau mbak, saya ga berani lancang buka2", kata security

Akupun menerima lembaran kertas itu dan meninggalkan gedung club666, saksi bisu tempat dimana aku sudah berhubungan suami istri dan kehilangan keperawananku, dengan pria yang tidak kukenal. Aku putuskan untuk segera menemui pemuda brandal bernama Endrix yang sudah mengambil keperawananku untuk meminta pertanggung jawaban dan jawaban mengapa semua ini bisa terjadi.

Kubaca kertas yang ditinggalkannya untukku sembil berjalan perlahan menuju jalan raya.

"Untuk Budak Sexku bernama Rista, yang sedang membaca tulisan ini. Setelah kau baca tulisan ini, kau resmi menjadi budakku. Tugasmu hari ini adalah memamerkan auratmu kepada orang2 dijalan yang kau temui. Mulai sekarang itulah caramu bersedekah! Sedekahmu sudah tidak dengan harta tetapi dengan auratmu. Semakin banyak yang menerima sedekahmu, semakin baik! Ingat ini adalah kewajiban! Kau tidak bisa menolak perintah ini. Lalu sebagai bukti kau sudah berhasil melaksanakan tugas ini dengan baik, kau harus berfoto dengan mereka dan kirimkan bukti foto itu kepadaku di grup kita, awas kalau lupa akan ada hukuman buatmu"

Mataku terbelalak membaca isi pesan ini. Endrix, pemuda itu memintaku untuk sengaja memamerkan auratku yang kujaga selama ini. Katanya sebagai ganti dari sedekah harta. Aku mencoba memikirnya dalam2. Akal sehatku tentu saja langsung menolaknya. Tidak seharusnya wanita menampakkan tubuhnya. Karena itu aku selali menutup seluruh tubuhku dan memastikan tidak ada yang nampak hingga menggoda pria.

Aku tidak ingin mematuhi perintah itu, tetapi tidak dengan tubuhku. Semakin kutolak, rasanya tubuhku semakin penasaran untuk mencoba melakukannya dan menstimulasi otakku untuk membayangkannya. Bagaimana rasanya bersedekah aurat seperti yang pemuda itu minta. Diotakku semakin jelas memvisualisasikan bagaimana jika aku melakukan perbuatan gila itu, seorang wanita yang kesehariannya berpakaian syari, mulai menunjukkan auratku kepada pria bukan mahrom, dan pria2 itu menggodaku, menyentuhku, bahkan sampai menyetubuhiku.

"Ssshhhh... aduuuuhh", tiba2 putingku mengeras dan vaginaku terasa gatal dan lembab

*Apa yang terjadi dengan tubuhku Ya Tuhann.. Membayangkan perbuatan nakal itu syahwatku langsung naik..*, pikirku dalam hati dan kembali untuk tidak memikirkan tindakan cabul itu

Aku terus mencoba tidak mematuhi perintah itu dan mengabaikannya. Namun yang kurasakan justru rasa takut. Rasa takut yang tak terhingga. Aku takut pria itu benar2 marah dan menghukumku. Aku takut jika aku melanggar perintahnya dia akan murka. Ini adalah rasa takut yang sama seperti yang kurasakan jika aku tidak menjalankan ibadah 5 waktu yang menjadi kewajiban agamaku.

"Addduuuuhhh..", tiba2 aku mengaduh

Putingku rasanya gatal dan mengacung maksimal. Tanpa sadar aku malah memilin pucuk payudaraku itu dipinggir jalan. Nikmat, rasa gatal pada puting susuku sedikit lega, namun sekarang rasa gatal itu berpindah pada alat kelaminku. Vaginaku juga rasanya banjir sekali saat ini. Terasa sekali bebera cairan meluncur menetes jatuh melewati pahaku.

Entah mengapa tubuh ini rasanya malah bernafsu, akal pikiranku tidak bisa membendung syahwatku. Semakin aku tolak, semakin aku bergairah. Aku bingung bagaimana menggaruk alat kelaminku di trotoar yang banyak kendaraan lalu lalang ini.

Nafasku mendadak tersengal-sengal, tubuhku mulai memanas. Pikiranku kemana-mana, membayangkan pria2 itu senang dengan apa yang sudah kuberikan. Aku sedekahkan auratku kepada mereka dan mereka menerimanya dengan bahagia. Ada rasa puas yang menggebu yang membuat jantungku berdebar kencang. Ada rasa nikmat yang kurasakan ketika aku berbagi tubuh. Senikmat ketika aku menyisihkan sebagian penghasilanku untuk mereka yang membutuhkan. Akhirnya setelah menimang2, Aku putuskan untuk mencoba, menaati perintah yang sudah ia berikan tanpa membuatnya kecewa.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00, cuaca hari ini sedang terik-teriknya. Jalanan di sekitarku ini ramai dengan berbagai macam kendaraan yang melintas, baik mobil ataupun motor. Memang tempat ini berada dipusat kota dan berbatasan dengan salah satu ruas jalan utama dikotaku. Suara klakson kendaraan bermotor silih berganti bersahutan. Kondisi jalan siang ini begitu padat sehingga traffic light didekatku sering mengunci tidak ada yang mau mengalah. Kendaraan dari jalur lain yang seharusnya hijau, tidak bisa melintas.

Aku berjalan sendirian ditrotoar. Tak banyak memang orang yang berjalan kaki di sini. Mereka lebih memilih menggunakan motor atau mobil karena tidak perlu capek-capek berjalan panas panasan di cuaca terik ini. Aku terus berjalan tanpa arah, sambil terus memikirkan cara bagaimana aku bersedekah dengan auratku. Ditambah lagi, aku berjalan dengan gamis super ketat ini, walau sudah kurangkap dengan tanktop rasanya tubuhku masih terlihat sexy dengan gamis menerawang yang mengundang.

Bagian belakang tubuhku rasanya berbeda deperti biasanya, setiap aku berjalan dengan gamis sexy ini,goyangan pantatku rasanya menggoda saking ketatnya. Aku seperti merasakan beberapa pasang mata pengguna motor melirik ke arahku. Yaa walau itu hanya perasaanku saja. Belum tentu mereka memandangiku. Aku hanya mulai dikuasai imajinasi. Karena kondisi lekuk pantatku yang terlihat jelas tercetak sempurna. Ditambah lagi, celana dalam tali yang kukenakan mulai terselip pada belahan pantatku sehingga membuatku harus berkali2 membetulkan posisi celana dalamku diam-diam

Entah hanya perasaanku atau tidak, aku merasakan para pengguna motor sengaja memelankan kendaraanya agar bisa menikmati tubuhku dari belakang yang sedang berjalan, dan kadang membetulkan posisi celana dalam. Terdengar riuh klakson dari belakang yang tidak sabaran. Padahal kendaraan yang didepan sedang sibuk memandangi getaran pada pantatku ketika sedang berjalan

Aku menjadi semakin tergoda, pikiranku semakin nakal, mungkin sekali ini tidak apa lah aku berbuat seperti ini. Toh kenyataannya aku sudah kehilangan keperawananan. Ini adalah bukti, aku tidaklah sebaik penampilanku. Yang penting tujuanku hanya satu, bersedekah membahagiakan orang lain. Kusingkap kerudungku kebelakang, sehingga kali ini puting susu dan payudaraku tercetak jelas. walau sudah dilapisi tanktop berwarna putih dan gamis transparan. Aku pilin sebentar kedua putingku agar semakin menonjol keluar dan tercetak menempel di kain gamis super tipis ini.

Kulihat seorang tukang becak yang sepertinya sedang tertidur di bawah sebuah pohon, sambil menutup mukanya dengan topi koboinya. Sepertinya bapak itu kelelahan hingga tertidur dibawah pohon rindang itu. Usianya tidak terlalu tua. Mungkin sekitar 45-50 tahunan. Kudekati bapak itu sambil berjalan perlahan mendekatinya. Jantungku semakin berdegup kencang memikirkan apa yang akan kulakukan

Kulirik kebelakang ke arah jalan raya, suasana masih cukup padat kendaraan. Beberapa pemotor ada yang menoleh kearahku dan memandangiku karena laju kendaraan yang padat merayap. Hal ini semakin membuatku nervous tak karuan. Aku ragu apakah benar aku wajib melakukan ini. Namun rasanya, gairahku sudah diujung dan tidak bisa kutahan lagi. Gairah yang biasa kutahan dengan melakukan hal2 positif, akan segera meledak seperti bom waktu

Kulihat ke bagian dada gamisku, tercetak jelas putingku yang hanya tertutup tali kecil, sudah sangat mengeras dan mancung. Kuturunkan perlahan resleting gamisku yang berada di bagian dada hingga belahan payudaraku mulai terbuka dibalik tanktop. Setelah resletingku mentok, aku mencoba mengeluarkan satu payudaraku dari tanktop yang kukenakan dihadapan bapak tukang becak yang tertidur itu. Kudiamkam beberapa saat posisiku mengeluarkan payudaraku dihadapannya. Sampai pada akhirnya sebuah angin kencang bertiup akan menerbangkan topinya, dengan sigap tangan bapak itu menahan topinya agar tidak terbang dan beliau langsung terduduk, memandangi keheranan kearahku..

"Eeehhhh...", betapa terkejut aku saat tau bapak tukang becak itu sudah terbangun dan melihat ke arah payudaraku yang kubuka didepan matanya

Bapak tukang becak sampai melongo memandagi pemandangan didepannya. Sialnya lagi, resleting gamisku malah macet tidak mau dinaikkan. Aku begitu panik sampai resleting itu kutarik paksa hingga rusak.

*Aaaa.. berakhir sudah harga diriku..* sesalku sambil terus membetulkan pakaianku dan memasukkan kembali payudaraku ke dalam

"Eeee.. Lg ngapain mbak? kok.. su.. su.. sunya di.. bukaa..", kata bapak itu tak kalah paniknya

Aku langsung membenarkan kembali posisi kerudungku yang sebelumnya kusingkap ke belakang dan segera menutup bagian payudaraku dengan kain kerudung panjang yang kupakai. Aku kira semua sudah aman, namun ternyata salah. Bapak tua itu fokus memandang kearah gamis transparanku yang samar2 mencetak jelas tubuhku. Ingin rasanya aku kabur saat itu juga, tetapi kakiku terasa tidak sanggup melangkah

"itu tem..tempik.. Mbaknya keliatan...", kata tukang becak sambil menunjuk ke arah vaginaku yang samar2 menerawang bagian kelaminku itu

"Ehh iya ta pak? maaf saya ngga sadar", kataku sambil mengecek pakaian gamisku dan berusaha menutup nya dengan tanganku walau percuma

"Iya Mbak, duh bajunya sexy bener, keliatan semua. Hehehe", kata bapak tukang becak memandangiku mupeng sambil menggaruk pangkal pahanya

"Hmmm.. Pak...", aku mencoba memulai pembicaraan walau bingung harus bagaimana

"Iya mbak?", tanya bapak itu sambil matanya terus jelalatan

"Aduhh.. bapaknya liatin saya terus.. Saya jadi malu..", kataku semakin salah tingkah menutup kembali beberapa auratku yang terexpose

"Hehehe.. Habis mbaknya menggoda saya.. Kasih liat susunya ke saya.. Mbak lagi butuh ya?"

*Glekk.. betapa malunya aku, rasanya diriku sudah tidak ada harganya*

"Butuh apa pak?"

"Dibelai.. Hehehheh*

"Sa.. saya...", aku semakin gugup tidak tau harus berkata apa

"pindah tempat aja yuk mbak.. Saya carikan tempat yang aman", kata bapak tukang becak sambil membetulkan posisi celana bagian tengahnya

"Ke.. Kemana pak?"

"Saya tau tempat yang sepi mbak.."

*Yaa Tuhann.. Aku malu.. Tapi tubuhku sepertinya menginginkan lebih..* kataku dalam hati sambil merasakan vaginaku mulai gatal

"Eehhh.. Hmmm.. iya pak...", katanya sambil menyiapkan becaknya agar bisa kunaiki

Akhirnya aku dibawa tukang becak menjauh dari jalan raya kota. Dia belokkan becaknya ke sebuah gang sempit, tak kulihat sama sekali ada orang yang melintas di gang sempit ini

"Saya hafal jam segini mereka biasanya pada tidur mbak, jadi aman. Heheheh", kata Bapak itu sambil turun dari becaknya

"Mbak.. Liat susunya lagi dong", pinta bapak tukang becak sambil menyeringai dihadapanku

"Err... pak.. iyaa.. boleh..", jawabku sambil menyibak kembali kerudungku kebelakang memamerkan payudaraku yang tidak tertutup belahannya karena resleting gamisku yang rusak. Aku perlihatkan auratku itu sambil tertunduk malu tidak sanggup memandang wajahnya yang tersenyum mesum kearahku

Mata bapak itu terus mengarah ke payudaraku. Iya pandangi puas2 pemandangan indah dihadapannya. Sepertinya ia tidak percaya ada seorang gadis berkerudung lebar pakaiannya menerawang dan lebih parahnya sedang menunjukkan bagian tubuh yang seharusnya dia jaga. Kubiarkan beberapa saat bapak itu memandangi payudaraku ini.

*Rista apa yang kamu lakukaaann.. Auratmu lagi dilihatin terus sama bapak tukang becak. Dan kamu biarkan bapak itu memandangimu* kataku dalam hati merasa berdosa namun juga ada rasa penasaran yang terpuaskan dari tubuhku

Tiba2 tangan kasar bapak itu meremas payudaraku yang kukeluarkan dihadapannya. Betapa terkejutnya aku karena secara tiba2 dia berani menyentuhku. Tubuhku terus dipepetnya pada tembok gang, lalu bapak itu mulai menjilati puting susuku dengan penuh nafsu

"Aaahhhh.. Pak.... Jangann..", aku berusaha meronta dan menutup kembali payudaraku, mendorong tubuh tuanya. Namun sayang tenaganya masih cukup kuat untuk memojokkanku

Si bapak tukang becak menahan tanganku. Mulutnya terus2 menjilati, mengulum serta memainkan puting susuku. Rasa geli yang tertahankan, karena bibirnya yang kering itu terus menggesek bagian payudaraku

"Pak...", aku memanggilnya lirih

Bagian bawahku rasanya sudah banjir. Nafasku sudah tersengal sepertinya birahiku sudah tak sanggup kukuasai. aku mulai pasrah, Kubiarkan bapak itu terus menetek ke puting susuku yang sudah dilumatnya habis2an

"Nikmat bener pentilmu mbak, beda sama punya istri saya. Heheheh"

"Aaaahhh... Ssshhh.. Jangan digigit bapak..", kataku sambil memejamkan mata menahan nikmat didada, tiba2 seperti tersengat karena gigitan nakal bapak tukang becak

"Eh? maaf mbak habis tetek mbaknya bagus sekali. Nikmat sekali.. Saya jadi gemas.. Kok mbak mau ngelakuin ini? Mbaknya perek ya? Gak laku ya mbak? Heheheh", kata tukang becak mulai berani menghinaku

"Sa.. Saya.. bukan.. pelacur.. pak.. Sa.. Saya.. cu..cuma.. berniat sedekah...", jawabku terbata saking malunya rupanya bapak ini kembali membahas tubuhku, aku terus menggelinjang akibat dadaku yang terus dirangsangnya

"Sedekah? sedekah pakai tetek? Oh gitu.. Ya udah ikut saya aja mbak saya ajak ke tempat yang cocok buat mbaknya", kata Bapak itu menawariku sambil menghentikan lumatannya pada payudaraku. Entah mengapa aku malah kecewa dia berhenti menyusu ke payudaraku

"Eehh? Sa.. Saya.." kataku semakin kebingungan karena bapak tikang becak itu menarikku kembali ke becaknya

*Ya Tuhann.. aku mau dibawa kemanaa..*, kakiku sampai lemas membayangkan aku dibawa ke suatu tempat lalu bapak tukang becak ini mencabuliku, dan gawatnya vaginaku sekarang malah semakin banjir karena pikiranku

"Mbak ikut saya biar sedekahnya bisa maksimal. heheheh..", kata bapak tukang becak dan akupun hanya bisa pasrah saat beliau mulai mengayuh becaknya meninggalkan gang sepi ini.

"Mbak namanya siapa? rumahnya dimana?", tanya bapak tukang becak sambil terus menggowes becaknya mencoba basa basi

"Sa.. Saya Rista pak. Saya ngon
. ngontrak pak di da.. da..erah Ngewejaya", kataku terbata karena ketakutan

Kami melewati jalanan kota yang padat kendaraan. Bapak tukang becak cukup lihai mencari jalan2 tikus sehingga perjalanan kami tidak terjebak kemacetan yang terjadi di ruas jalan utama. Setelah 10 menit mengayuh sepedanya, bapak itu mulai memelankan laju sepedanya

Sampai pada akhirnya bapak itu berhenti, aku sampai terkejut kenapa dia malah berhenti disebuah warung. Jantungku semakin berdegup kencang. Diwarung ini lumayan banyak orang dan semua yang ada disana ternyata pria. Mata mereka seketika memandang kearahku. Kulihat ada beberapa bapak tukang becak lainnya, bapak ojol, dan bapak2 yang sepertinya tidak bekerja dan hanya ngopi saja di warung itu mengenakan singket putih lusuh. Mereka terus memandang ke arah tubuhku

"Ayo Mbak katanya mau berbagi", goda bapak tukang becak sambil memintaku turun dari becaknya

"Pak.. kok malah kesini kan banyak orang...", aku mencoba protes tapi tidak digubrisnya

"Bapak2, Mbak ini namanya Mbak Rista, kesini katanya mau berbagi", kata Bapak tukang becak sambil memperkenalkan diriku.

*Glek.. Sepertinya aku mulai paham tujuan Bapak Tukang becak*

"Berbagi apa nih pak Dirno? Kenapa mbaknya bajunya nerawang gitu? Tanktopnya sampai keliatan lalu sempaknya malah ngga nutup sama sekali, keliatan itu teteknya nonjol sama jembutnya", tanya bapak ojol yang rupanya kenal bapak tukang becak. Matanya terus menatapku tajam

"Eehh.. Pak.. Bukan gini maksud saya...", Aku jadi panik tak bisa berkata

"Ini Pak, Mbaknya mau sedekah badan. Kalau mau berbagi jangan nanggung atuh Mbak, masak ke saya aja. saya nanti khilaf.. Hehe.. lebih baik ramai2 biar sedekahnya mbak lebih terasa manfaatnya. heheheh..", kata bapak tukang becak itu sambil menyeringai

"Mas, utangku mangan wingi tak saur nggawe mbak'e yo? heheheh.." (Mas utangku makan kemarin saya bayar pakai mbaknya ya?), kata Pak Dirno sambil terkekeh

"Iya boleh Pak, monggo.. silakan. Heheheh", jawab penjaga warung juga turut tersenyum menyeringai sambil menyiapkan meja"

"Tutup sebentar aja pak warungnya", saran bapak tukang ojek dan Mas Penjual Warung lamgsung menutup sebentar warungnya.

Suasana mendadak gelap. Hanya lampu remang2 yang menyinari kami didalam. Ditambah lagi, karena ruangan pengap dan tertutup sehingga membuat suhu didalam menjadi terasa panas dan gerah.

"sini!!", kata bapak tukang becak menarik tanganku dengan sedikit kasar

Tubuhku dibaringkan diatas meja olehnya. Seketika bapak2 semua yang ada diwarung mengelilingi tubuhku yang sudah terlentang diatas kasur

"Mbak Rista, mau berbagi tubuhnya ke bapak2 semua. Saya lagi baik nih pak tidak saya nikmatin sendiri. Hehe.. selamat menikmati bapak bapak", kata Pak Dirno sambil memegangi kedua tanganku keatas dalam posisi terbaring

"Beneran nih pak? Mbaknya ikhlas?", kata seorang bapak yang masih ragu

"Ikhlas pak. Mana ada cewek berpakaian seperti itu. Ini cewek kerudungan tapi lonte pak, kayaknya lagi depi orderan. Heheheh", Kata Pak Dirno

"Cantik2 kok sepi toh mbak.. Mbakmya kemahalan kali pasang tarifnya. Hahahah", goda Pak Ojek sambil mulai mengelus kakiku yang terus meronta

"Ayo pak jangan lama2 keburu nanti digrebek", kata Mas penjaga warung mengingatkan

"Iya juga ya... Daripada jadi pada curiga. Heheheh.. Yasudah ayo..", kata bapak singlet putih yang kepalanya botak

Mereka sudah memandangiku sangat bernafsu. Wajah mereka tersenyum sumringah melihat kepasrahanku. Aku begitu ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi.

"Pak.. jangan.. bukan gini maksud saya..", kataku ketakutan sambil mencoba melawan dengan sisa tenaga yang ada

"Tadi katanya kamu mau berbagi rejeki? Ayo ini waktunya!", kata Pak Dirman

*Aku kebingungan disituasi seperti ini, aku tau ini salah.. Tetapi aku merasa ini adalah kewajibanku! Aku wajib bersedekah dengan tubuhku yang dulu kujaga ini kepada mereka, jika tidak aku sedekahkan justru aku merasa berdosa sekali*, hatiku begitu bimbang, entah mengapa aku malah berpikir seperti itu

"I..Iya udah.. Pak.. Boleh.. Tapi.. jangan dimasukin ya pak...", pintaku memohon

"Hahaha... Oke, setuju asal kamu bersedia ikhlas dicabuli dan ditelanjangi, lagian bisa kena penyakit saya kalau asal colok ke lonte. Saya gak tau lonte kayak kamu udah main sama sapa aja", kata bapak tukang becak yang lain

*Jlebbb.. sakit hatiku dipanggil lonte oleh mereka,
Mereka benar2 menganggapku seorang pelcaur yang sudah sering melayani Pria.. Padahal aku adalah seorang akhwat yang sudah berusaha taat pada agamaku..*

"Yaudah ayoo mulai", kata penjaga warung sudah tidak tahan sambil melucuti celananya

Gamisku langsung disingkap keatas oleh mereka, dan lubang vaginaku langsung menjadi target utama mereka. Celana dalamku yang berupa tali itu diselipkan dan digesekkan ke sela sela dinding vaginaku

"Ooouuhh.. Pak...", desahku. Tangan2 kasar bapak-bapak itu mulai berebutan berusaha menyentung kelaminku

"Memekmu indah sekali Mbak Rista", puji seorang bapak yang tak kukenal namanya itu sambil menusukkan telunjuknya kedalam vaginaku

"Aaahh.. pelan pelan bapak..", kataku sambil menahan malu yang amat sangat. Area intimku sudah menjadi pertunjukan gratis bagi mereka

"Kalau begitu ayo lebih ngangkang lagi!!", perintah bapak ojek sambil mengobel-obel vaginaku yang sudah langsung lembab dan berair

Kakiku kupasrahkan mengangkang membiarkan tangan-tangan kasar bapak ini mengocok alat kelaminku. Bukan hanya 1 tangan, tetapi 3 tangan sudah berebutan memainkan alat kelaminku. Jemari mereka terus mengocok bagian dalam vaginaku. Jari yang lain pun mengucek-ucek clitorisku dengan kecepatan tinggi. Sebentar saja, keringatku sudah mulai membasahi tubuhku karena dikelilingi bapak2 yang tak kukenal ini menjadi gerah. Lama kelamaan kurasakan vaginaku terasa panas dan juga pedas. Aku merintih sejadi-jadinya karena rasa panas yang menyiksa pada kulit vaginaku

"Aaaaahhhhh... Ouuuuhhh.. Sakittt..Perihhh"

"Oiya, Bapak sampai ngga sempat cuci tangan gara2 dikasih kesempatan cabulin gadis secantik kamu. Maaf ya Mbak tangan bapak masih belepotan sambal. Paling memekmu sekarang panas ya?", kata bapak ojol sambil terus mengocok vaginaku dengan tangannya yang masih belepotan sambal

"Aaaaahhhh... Pak.. cuci tangan dulu.. Panass pak...", aku mendesah sambil memohon karena rasa panasnya sungguh luar biasa menyiksa

Bapak itu tak peduli permintaanku, tangannya yang masih berlumuran sambal itu terus mengocok vaginaku dengan cepat. Mungkin saat ini vaginaku rasanya sudah berasa aroma bawang karena terkontaminasi sambal yang melekat pada jari2nya. Kurasakan semakin lama vaginaku yang sudah banjir ini terasa semakin panas dan perih membuat perasaan yang cukupenyiksa

"Ssshh.. Sakit Pak... Sudaaahhhh... Adduuuhhh..", pintaku sambil mencoba menahan tangannya yang terus mengocok area intimku

"Sudah om.. Kasian mbaknya, becek-becek perih. Heheheh", kata Pak Dirno

Bapak itu akhirnya setuju, dihentikannya jemarinya mengocok memekku. Lalu untuk membersihkan sisa sambal yang menempel pada bagian dalam vaginaku. Seorang bapak mengambil sepotong es batu yang bentuknya pipih dari dalam gelas yang berisi es teh, lalu dengan es batu itu, ia mulai membasuh vaginaku

Tubuhku sampai tersontak kuat saat rasa dingin mulai menjalar pada kelaminku. Tetap ada sedikit perasaan perih dan tidak nyaman saking nyelekitnya suhu es batu itu pada vaginaku. Kurasakan seluruh vaginaku mendadak semakin terasa sejuk dan dingin. Es Batu itu pun terasa sedikit lengket pada bibir vaginaku saking dinginnya.

"Ouuhh Pak.... Sudaahh.. Sshhh..", desahku mulai tak terkendali

Ditempel-tempelkannya benda dingin yang lama2 mencair itu terus ke area kelaminku. Aku mencoba menahan untuk tidak mendesah lagi karena semakin aku mendesah maka harga diriku semakin hilang. Bibirku kututup rapat saat bapak itu mengusap seluruh sisi vaginaku dengan es batu.

"Mmmm...Ooohhhh..", aku tidak sanggup menahan rasa cabul penuh nikmat ini sampai akhirnya aku mendesah lagi

"Hahaha.. Mbaknya malah semakin ngangkang. Nantangin ya?", ejek Pak Dirno

Aku benar2 tak menyadari kalau kakiku semakin mengangkang memberikan jalan agar es batu itu bisa menyeka seluruh vaginaku. Sedikit demi sedikit rasa panasnya hilang, tetapi lama2 kurasakan es batu itu pun mulai mencair. Menyisakan air yang terasa dingin membasuh vaginaku.

"Sudah bersih nih pak. Monggo dilanjut cabulin memek mbaknya", katanya

Lalu mereka memintaku untuk duduk diatas meja, dan mereka langsung menarik lepas gamisku keatas. Aku hanya bisa mengangkat tangan pasrah saat mereka menarik lepas pakaian utamaku sehingga auratku semakin terbuka semakin banyak

"Baju ga ada fungsinya nih. Hahaha", kata bapak yang menarik gamisku lalu dilemparkannya ke lantai, kemudian tanktop yang kukenakan pun berakhir sama, dilemparkan oleh mereka ke lantai

Tubuhku hanya menyisakan beha dan cd tali yang juga tidak menutup sama sekali. Lalu dalam posisi duduk, merek berebutan meremasi dan memainkan puting susuku. Tangan2 mereka dengan nakal mencoba menyusup sambil terus memberikan rangsangan pada kedua puncak gunung kembarku itu. Tubuhku menggelinjang sexy ke kiri dan ke kanan perlahan, betapa nikmat yang kurasakan saat tangan mereka menjamah aurat2ku yang slalu kujaga

"Bagus banget tetekmu Mbak, pentilmu juga mungil ga kayak punya istri saya yang sudah kendor", puji salah seorang bapak sambil terus memilin puting susuku seperti sedang memutar kenop radio

Aku terduduk pasrah memandangi tangan2 kasar itu meremas payudaraku serta berebutan memelintir puting susuku. Mereka terus meremas-remas payudaraku dengan kasar, memilin dan memelintir kedua puting susuku hingga semakin terasa menebal dan mengeras

"Sange ya kamu pentilmu kami mainkan. Hehehe", kata tukang becak lainnya

Seorang bapak2 yang sudah telanjang dada dari belakang tiba2 meremasi kedua payudaraku bersamaan. Menyandarkan tubuh langsingku kepada tubuhnya yang gemuk penuh bulu. Kulitku terlihat sangat kontras paling cerah saat duduk diantara mereka. Bapak2 yang lain berusaha menciumi tubuhku dengan bibir serta kumisnya yang tebal itu

"Aaahhh.. Ssshhhh..." aku mendesis kencang menerima rangsangan bertubi tubi seperti ini

"Angkat tanganmu cantik, bapak kepingin jilatin ketiakmu yang wangi"

Kuangkat kedua lenganku keatas pasrah dan kuletakkan tanganku diatas kepala. 2 orang bapak2 mulai menciumi dan menjilati ketiakku yang sudah berkeringat basah itu, karena suasana didalam warung ini pengap dan tertutup rapat. Kedua ketiakku yang berkeringat langsung dijilati oleh mereka dengan lahap. Ciuman dsn lumatan mereka membuatku semakin kelojotan akibat sensasi geli yang luar biasa

Dalam posisi tetap seperti ini, kedua kaki kembali dibuka, tubuhku masih bersandar pada perut seorang bapak yang badannya gemuk dan dadanya berbulu itu. Kemudian Pak Dirno yang mengantarkan aku tadi kepalanya sudah berada diantara pahaku. Lidahnya mulai perlahan menjilati garis lubang vaginaku. Terasa begitu basah dan berlendir, yang pasti liurnya semakin lama tercampur dengan lendir pelumas yang diproduksi oleh organ intimku

"Ssssshhhh... Aaaahhh..Aaahhh", tubuhku bergoyang hebat menerima rangsangan hebat ini. Tak terasa tubuhku malah bergoyang goyang dirangsang total seperti itu. Ketiak diciumi, leherku digigiti, payudaraku dikulumi, serta vaginakupun dijilati. Semua rangsangan ini benar2 sudah membawaku merasakan nikmatnya tubuh seorang wanita ketika dirangsang bersamaan. Hal yang tidak bisa dirasakan jika hanya melayani 1 pria. Tanpa sadar aku terbuai dalam permainan, tubuhku semakin bergoyang dengan nakal terbawa nikmat syahwat yang menggebu, aku seolah lupa statusku adalah akhwat yang seharusnya menjaga kesuciannya. Tapi saat ini dimata mereka, aku hanyalah wanita berkerudung yang binal dan nakal seperti seorang pelacur

Sudah hampir 10 menit posisiku masih sama duduk bersandar sambil mengangkang. Kedua tanganku masih kuangkat keatas membiarkan bapak-bapak ini bergantian menciumi dan menjilati ketiakku. Puting susuku pun rasanya sudah mengeras maksimal karenal meneteki seluruh bapak2 diruangan ini secara bergantian, sedangkan lubang vaginaku sudah dijilati oleh aaah sudahlah aku tidak bisa mengingat mereka satu persatu.

"Aaaahhh.. Ouuuhhh.. Aahhh.. Sssshhh..", rancauku menerima rangsangan demi rangsangan yang sangat menyiksa penuh kenikmatan ini

"Tempikmu enak sekali Mbak Rista, pasti sering dijilatin pacarmu ya?", kata Bapak tukang becak terus menghisap lendir pelumas vaginaku

"Ssshh.. Saya.. belum punya.. pacar.. sshhh.. paakkkk"

"Masa sih cantik cantik belum punya pacar? kalau gitu Mbak Rista jadi pacar saya saja. Biar saya bisa nikmatin tempik mbak rista setiap saat", kata Mas pemilik warung

"Hahaha.. Saya juga mau pak.. Saya juga.. Saya juga pak...", jawab bapak2 yang lain.

Salah seorang bapak pun akhirnya mendaratkan ciumannya ke bibir tipisku, dilumatnya bibirku dan disapunya lidahku oleh lidahnya dengan ganas. Aku berusaha meronta dan menghindar karena rasanya sangat tidak nyaman, namun sayangnya dia terus memaksa menciumku. Akhirnya aku sudah tak sanggup menghindar dan bibirku pun sudah dikuasainya Lidah kami saling beradu didalam rongga mulut yang saling bertemu. Liurku sampai menetes netes karena bibir tipisku dipaksa terus terbuka menerima liurnya.

Lalu bapak gemuk dibelakangku menarik kepalaku dan memaksa kepalaku untuk menoleh kebelakang. Kali ini bapak gemuk yang menahan tubuhku dari belakang itu menciumiku dengan beringas sambil kedua tangannya meremasi gunung kembarku. Aroma rokok yang kuat terasa sekali pada rongga mulutnya. Remasan pada pyayudaraku juga sangat kuat sehingga membuatku sedikit merasakan sakit pada tiap remasannya. Aku mencoba menahan rasa sakit dan lebih berkonsentrasi pada aroma nafas saat mulutnya terus melumat bibirku yang tipis ini. Lidahku terus dilumatnya habis, bersamaan dengan liurku yang terasa ia hisap sampai habis pula

Tubuhku tiba2 bergetar getar hebat. Pertama kali aku merasakan seperti ini. Antara rasa malu dan nikmat bercampur menjadi satu. Kurasakan vaginaku terasa terbuka tanda tubuhku sebenarnya sudah sangat siap untuk disetubuhi. Namun karena sepakat untuk tidak berhubungan badan, bapak2 itu sama sekali tidak menusukkan penisnya pada vaginaku. Justu saat ini malah aku yang memikirkan rasanya dimasuki alat kelamin mereka satu persatu. Membayangkan hal itu saja tak terasa membuatku semakin birahi tak karuan

"Saya mau pipis pakkk.....Ooohh... berhenti pakkkk", pekikku seketika

"Keluarin aja mbak ga usah ditahan", kata seorang bapak ojel online yang terus mengucek vaginaku dengan cepay

"Aaahhh.. Aduuuhhhh... Jangan disini pakk.
jorokk.. saya.. aaahhh!"

*sret sret sret* lendir cintaku muncrat beberapa kali, menyemprot membasahi meja makan warung ini, karena tak sanggup kutahan lagi

Lalu kurasakan kembali sebuah jilatan yang cukup intens menyapu sisa2 cairan lendir kelaminku. Tubuhku bergetar hebat kembali saat vaginaku yang masih terasa sensitif itu disentuh. Mereka tidak memberikanku kesempatan untuk istirahat. Ingin rasanya kututup kakiku rapat-rapat sesaat karena saat ini vaginaku sedang terasa geli dan sangat sensitif akibat selesai orgasme

"Berhenti pak.. saya mohooonn... Ssshhh.", kataku

*Ya Tuhan, spa yang terjadi dengan tubuhku. Tubuhku sangat menikmati perlakuan kurang ajar mereka*, kstaku dalam hati disela2 kenikmatan ini

Aku berusaha menutup kakiku rapat agar mereka menghentikan sentuhan mereka pada area kelaminku, namun sayangnya kedua kakiku malah dipegangi dan ditahan agar terus mengangkang lebar memberikan akses kepada mereka untuk terus menjilati dan mengocok2 vaginaku sesuka mereka

"Aaaaahhhh sudaaahhh... Aku keluar lagi pakkkkk"

*serrr serrr serrrrrr* kembali aku menembakkan cairan bak air mancur

Pantatku sampai turut terdorong 3x saking kencangnya semburan air mancurku

Tubuhku lemas tak berdaya setelah aku orgasme kedua kalinya. Namun mereka sama sekali tak memberikanku waktu istirahat. Pak Dirno, menarik tubuhku yang lemas dan diposisikan menungging. Betapa malunya diriku diperlakukan seperti ini. Mereka terdiam memandangi lubang vaginaku dan anusku. Tidak menunggu waktu lama, sebuah jari telunjuk mulai bermain mengitari lubang anusku. Mataku terbelalak menyadari mereka mulai bermain2 pada lubang haram itu

"Aaahhh.. Pak Jangan main2 disituu.. kotorr... Uuhh..", desahku tak berdaya

"Tubuhmu yang ksu berikan gratisan ini dudh kotor mbak. Hahahah", kata bapak itu sambil mulai merangdang lubang pantatku agar terbuka

Bapak itu terus meraba lubang pantatku itu dengan nakal. Sesekali telunjukanya dimasukkan sedikit ke lubang anusku. Lalu sebuah tangan yang lain sudah mulai mengincar lubang vaginaku kembali. Garis pantatku dibukanya lebar sehingga kedua lubang tubuh bawahku tanpak jelas. Yang satunya mulai terbuka yang satunya lagi mulai menganga. Tangan2 mereka terus merangsang area anus dan vaginaku dengan sedikit tusukan dan belaian nakal. Kurasakan sebuah benda masuk ke lubang anusku. Rupanya mereka mulai menancapkan satu persatu sedotan ke lubang anusku Kepalaku sampai mendongak keatas

"Bapak2 ngapainnn aahh..", desahku semakin terang2an karena sudah tertanam beberapa sedotan ke lubang anusku

"Mbak, 1 sedotan 500 rupiah ya, nanti Mbak Rista wajib ganti kerugian saya karena sedotan saya ditancepin ke lubang bokongnya Mbak Rista

Kulihat kebelakang, mereka tersenyum menyebalkan memandangi lubang pantatku yang sudah dipenuhi sedotan

"1..2..3..4..5..6..7..8..9..10..11..12..13..14..15..16..17..18, ada 18 sedotan nih ya sudah nancep di lubang bokongnya Mbak Rista. Heheheh", ujar Pak Dirno memandangiku yang sedang melihat kebelakang memastikan kondisi pantatku yang sudah tertancap 18 sedotan. Rasanya lubang pantatku begitu terbuka saat ini. membuatku semakin malu saja, dihadapan para bapak2 ini dalam posisi anus tertancap 18 sedotan

"Aaahhh.. Aaahhh.. Ouuuhh..", lalu mereka mulai menarik dan memasukkan sedotan2 itu secara random membuat area kubang anusku geli sekali

Kepalaku menegang ketika sebuah sedotan ditarik dan ditancapkan. Belum lagi jari2 mereka bergantian mulai menusuk2 perlahan lubang vagina kembali. vaginaku terasa semakin terbuka dan belum lagi lubang anusku yang terasa semakin kedutan dan melebar serasa ingin kuberteriak

*Jangan siksa aku pak, setubuhi aku sajaaa... Ya Tuhann apa yang kupikirkan. Bagaimana bisa aku berharap mereka menyetubuhiku saat ini. tubuhku benar2 menikmati pencabulan mereka kepadaku..* pikirku dalam hati

"Sssshhh...", aku hanya mampu mendesis pelan berusaha menahan libido yang semakin memuncak

"Tempikmu gatal ya mbak sekarang? Suka ya dicolok2 gini? Masih becek terus aja. Haha.." kata bapak kaos dinglet yang saat ini menjilatiku membuatku tersipu malu

Payudaraku yang menggantung bebas pun tak luput dari jemahan bapak2 pengunjung warung ini. Sentuhan-sentuhan mereka benar2 membuyarkan imanku dan merobohkan keyakinanku. Aku benar2 menikmati pencabulan mereka kepadaku. Bahkan pinggulku kugoyang2kan karena aku sudah lupa martabatku sebagai seorang muslimah. Beberapa kepala menyusup kebawah untuk menjilati puting susuku yang menggantung

"Aahhhh.. Pak...", aku mendesak nikmat daat kedua putingku dikenyot bersamaan

"Itilmu bapak gigit yaaa..", kata Pak Dirno tiba2

"Aaaakhhhhh.. jangann.. Oouuhh.. sakit pakkkk..", Bapak itu beneran menggigit clitorisku tanpa menunggu persetujuanku hingga membuat tubuhku tersedak

Tubuhku lagi lagi bergetar hebat, nafasku sudah memburu dan keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhku. Kepalaku terasa paling gerah karena mereka tidak melepas kerudungku

"Bapak2, Kita sudahi yuk. Saya mau buka warung lagi nih pak", ajak pemilik warung karena dia ingin segera membuka warungnya lagi.

"Iya pak, yasudah ayo kita pejuin tubuh lonte ini rame2", ajak Pak Dirmo dan disetujui oleh bapak2 yang lain.

Lalu mereka melepas satu persatu sedotan yang ditancapkan ke lubang anusku dan ditata dengan rapi sedotan2 itu di atas bulu pubisku

Mereka tanpa malu malu mengelilingi tubuhku yang terlentang sambil mengeluarkan batang2 penis mereka. Mereka lalu mengocok alat kelamain mereka bersamaan sambil memandangi tubuhku

"Coli bareng2 yuk mbak. Mbaknya juga juga harus coli"

"Hahhh? Iya deh pak...", jawabku pasrah.

Akupun memainkan vaginaku sendiri dihadapan mereka. Tanganku mulai perlahan mengocok vaginaku yang sudah basah dijilati dan dicabuli oleh bapak2 itu sedari tadi. Entah sepertinya tubuhku sudah biasa melakukan masturbasi ini. Wajah mereka sangat bernafsu memandangiku yang sedang masturbasi dihadapan mereka. Kubuang harga diriku untuk sesaat, menyingkirkan status muslimah taatku menjadi gadis yang sedang masturbasi dihadapan para bapak2. Kocokan mereka pun semakin cepat, beberapa ada yang melenguh saking menikmatinya

"Mbak buka tempikmu!"

Akupun reflek membuka labia vaginaku lebar lebar memamerkan isinya dihadapan bapak bapak ini. Bapak itu memandangi lubang vaginaku sambil terus mengocok batang kelaminnya dengan cepat

"Aaaarrrgggghh" tiba tiba beliau mengerang

*crot crot crot* penis bapak itu langsung menyemprotkan spermanya ke bibir vaginaku. Rasanya hangat dan meleleh membasahi tepat di sela lubang kelaminku.

"Waaa asyik nih kita buang aja ke tempik Mbak Rista semua yuk pak", ajak bapak tukang becak dan disetujui

Akhirnya mereka mulai berbaris rapi mendekat ke arah vaginaku. Kulihat penis2 mereka mengacung semua menghadap ke arahku. Akupun hanya menunggu sambil memandangi mereka beronani seolah berharap mereka kembali menyiram kelaminku dengan sperma mereka.

"Arrrhggghhh keluarr..."

*crot crot crot crot crot crot crot crot crot*

Satu persatu mereka menumpahkan spermanya tepat ke bibir vaginaku yang masih kubuka lebar dengan kedua tanganku ini. Beberapa ada yang tepat pada bagian dalam vaginaku yang terbuka dan beberapa ada yang mengenai tangan serta bulu pubisku.

"Aaah lega... Jadi semangat kerja nih kalau gini. Hehehe" kata bapak ojol sambil kembali mengenakan jaket kebesarannya.

Aku masih membuka vaginaku lebar lebar, menunggu sperma mereka semua jatuh menetes kebawah sembari mengistirahatkan tubuhku yang masih bernafas tersengal sengal. Vaginaku terasa begitu lengket dan bau. Sungguh tumpahan sperma mereka banyak sekali membasahi vaginaku. Untungnya tidak ada yang masuk dirahim jadi akupun merasa aman

*cekrik cekrik cekrik* suara kamera handphone memotret

"Jangan difoto bapak..", pintaku malu sambil reflek menutup auratku

"Buat konsumsi pribadi kok mbak. Pose mbak ini sexy sekali. buat saya bacolin sering sering. Heheheh.." kata seorang bapak sambil terkekeh

"Udah jangan ditutupin badan lu. Toh udah kita grepe2 tadi. Hehehe", ujsr bapak singlet putih

Perlahan kubuka kembali tanganku yang menutup dada serta vaginaku. Lalu kembali kubuat kakiku mengangkang dihadapan mereka. Lalu bapak2 yang lain pun mulai ikut memotret poseku yang mengangkang membuka vagina yang berlumuran sperma itu

"Mbak kasih tanda peace dong", pinta salah seorang bapak

Dengan tertunduk malu, aku tak punya pilihan selain berpose peace dihadapan kamera mereka sambil menunjukkan vaginaku yang dipenuhi ceceran sperma mereka. Awalnya aku difoto tanpa expresi, namun mereka memintaku tersenyum menghadap ke arah kamera dan akupun melakukannya kuberikan senyum terbaikku

"busyet cakeo benerr", puji tukang becak yg lain

Setelah semua puas, akhirnya mereka mulai mengenakan pakaiannya satu persatu dan mulai meninggalkan lokasi ini secara buru2.

"Pak.. Saya boleh minta tisu...", pintaku kepada pemilik warung yang sudah bersiap membuka kembali warungnya

"untuk apa?", tanyanya sambil mengatur kembali barang dagangannya

"Buat membersihan air mani bapak2", jawabku

"Tisu saya memang gratis buat bersihin sisa makan mbak. Kalau buat bersihin peju, mbaknya bayar saya 20.000 per 5 lembar", godanya

*Hah? Aku harus membayar 20ribu untuk mengambil tisu dan kugunakan untuk membersihkan air mani mereka ke tubuhku? Gila.. Seolah aku yang menginginkan ini semua sehingga harus membayar demi sebuah tissu*

Akupun bangkit setelah beberapa saat rabahan di meja. Sperma mereka langsung jatuh meluber ke meja ini. Lalu kuambil uang 100ribuan yang kukantongi di gamis transparanku dan kuserahkan ke mas penjaga warung

"Total 18 sedotan dikali 500 jadi 9000, tisunya 20ribu, jadi total mbaknya harus bayar 29ribu ya..", ujar mas penjual warung sambil terkejut melihatku memberikan uang 100ribuan

"Waduh, saya ngga ada kembaliannya Mbak. Kembaliannya ngga usah ya.. Itung2 biaya buat mbaknya, karena beruntung bapak2 pembeli di warung saya bersedia menikmati tubuh mbak. Heheheh", lanjut pemilik warung secara tak sadar merendahkanku

*Astghfrlhdzm.. Seolah aku yang bayar mereka untuk menikmati tubuhku* kataku dalam hati

Aku hanya tersenyum kecut karena masih kecapekan. Lalu kuambil beberapa helai tissue dan kubersihkan peju2 kental yang menempel di sekitar vagina serta tanganku

"Nitip bersihkan peju yang dimeja dan lantai juga mbak", perintah Mas Penjaga Warung

"Iyaaaa mas....." jawabku malas2an

Lalu kumeninggalkan warung itu dengan berjalan terseok seok, karena vagina dan anusku rasanya hancur dikocok-kocok kasar dengan mereka, dan kakiku yang terus dipaksa mengangkang serasa mau copot. Aku tutup kembali tubuhku dengan gamis transparan yang kukenakan, tak lupa kerudung panjang untuk menutup to jolan dadaku, dan berharap tidak dikerjai lagi.

Akupun mulai melangkah meninggalkan warung menuju jalan Raya, berharap ada angkot yang bersedia mengantatrkanku kembali ke rumah kontrakan. Setelah menunggu beberapa saat, untunglah ada sebuang angkot.

*Astghfrlhdzm.. aku sampai lupa tidak meminta dokumentasi foto sebagai laporan untuk berandalan itu, teledornya aku Ya Tuhaann..*

**bersambung**
Gokil abis gan
 
Scene 8 : Babak Baru (POV : Rista)

Aku terbaring telanjang diatas ranjang dibilik kamar ini. Aku tidak ingat betul bagaimana aku bisa berada ditempat ini. Tetapi aku yakin aku datang kesini atas kemauanku sendiri

Rasanya aku baru saja mengalami tidur yang sangat panjang. Samar2 kuingat beberapa kejadian erotis yang terjadi pada tubuhku. Namun aku tak ingat siapa dan bagaimana semua itu terjadi. Kurasakan vaginaku mulai lembab dan basah. Kuarahkan tanganku pada vaginaku

"Ssshhh.. Perihh..", kataku sambil meringis

Satu2nya hal yang kuingat adalah aku sudah berzina dengan seorang pemuda semalaman. Yang aku tahu, Pemuda itu adalah pemuda yang sering menggodaku dilingkungan rumah bersama teman2nya. Aku tidak begitu ingat bagaimana aku bisa bersamanya. Yang kuingat sekilas, akulah yang mengajaknya bertemu.

"Apa yang terjadi padaku.. Mengapa aku menjadi seperti ini"

Kulihat alat kelaminku, semalam akhirnya lepas juga keperawananku yang sudah kujaga ini. Keperawanan yang seharusnya kelak kuberikan kepada imamku. Tak terasa air mata mulai jatuh dari mataku. Membayangkan aku bukanlah gadis baik-baik yang bisa menjaga diri, dan kini aku merasa begitu hina dan kotor karena telah kehilangan keperawananku. Aku merasa berdosa. Bagaimana bisa aku bersetubuh dengan pria tanpa adanya ikatan halal.. Aku sudah berzina. Dan semalam aku merasakan birahiku begitu menggelora, birahiku yang selama ini kutahan dan coba slalu kupalingkan. Yaa, aku merasakan sendiri birahiku semalam meledak-ledak, Aku pun bahkan mengakui aku menikmati berzina dengan pemuda itu

"Menikmatinya? Astghfrlhdzm.. Apa yang sudah kupikirkan", kataku sambil menyadari tanganku malah mengucek2 area vaginaku hingga becek dan menimbulkan rasa nikmat.

Aku buru2 menarik tanganku menjauh dari vaginaku. Kuatur perlahan pikiranku yang kacau. Perlahan otakku mengajakku jalan2 mengingat kejadian yang rasanya sudah berlalu cukup lama.

aku ingat semua berawal akibat aku pulang larut malam dari kampus untuk menyelesaikan skripsiku, ditengah perjalanan pulang, aku dihadang oleh dua orang pemuda yang berniat jahat padaku, aku ketakutan dan panik hingga pada akhirnya motorku ditendang oleh pemuda yang dibelakang hingga aku terjatuh dan.. Entahlah aku tak mengingat kejadian setelah itu

Lalu otakku samar2 memperlihatkan diriku yang nakal setelah kejadian itu. Setiap hari aku telanjang ketika dikamar, memainkan area kelaminku dengan desahan nikmat, melihat film porno yang haram itu begitu sering

*Itu aku?? Aku tak percaya*

Aku juga mengingat samar2, aku tak hanya melakukan perbuatan rendah itu dikamar tapi juga diruang tamu hingga bahkan seseorang memergokiku. Aku tak ingat siapa orang itu. Aku juga melakukannya di taman, 3 berandalan itu memergokiku melakukan perbuatan cabul itu. Kali ini aku sedikit mengingatnya. Lalu mereka memasukkanku ke grup WA.. aku buru2 memeriksa handphoneku. Benar saja kudapati sebuah grup yang tak kuketahui bernama "Grup Belajar Kelompok"

"Astghflhdzm.. Apa ini!!!", mataku terbelalak melihat betapa mesum isi dalam group itu. Beberapa chat mesum bahkan kutanggapi dengan gaya cabul puka. Lalu kudapati Brandal2 itu mengirimkan foto penis mereka kepadaku. Kupandangi foto2 itu sedikit lama, lalu aku segera sadar dan menutup foto2 itu dari handphoneku sambil berkali kali istighfar

"Apa yang sudah ana lihat.. Zina mata ana. astghflh...", kataku sambil buru-bur menghapus foto2 itu dari gallery handphoneku

Tanpa keraguan, aku putuskan untuk keluar dari group penuh dosa itu. Aku scroll ke bawah gallery, kudapati beberapa fotoku yang nakal. Dengan berbagai pose menampakkan auratku seutuhnya dengan gaya sexy

"Ana melakukan ini? bagaimana bisaa.. Apa yang terjadi pada ana? Kenapa ana melakukan semua kenakalan ini dan tubuh ana rasanya menikmatinya dengan ikhlas tanpa terpaksa", buru2 aku hapus foto2ku yang sexy dan telanjang itu dari gallery handphone

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15, waktu yang sangat kesiangan bagiku untuk bangun tidur. Biasanya aku terbangun pukul 04.00 untuk melakukan ibadah shubuh lanjut membaca ayat2 suci. Tetapi kali ini aku bangun jam 9. Aku meninggalkan kewajiban 5 waktuku untuk pertama kalinya sejak aku memasuki usia baligh. Aku memang menyesal, tidak melakukan ibadah itu. Tetapi entah mengapa, aku tidak begitu memikirkannya. Aku cium aroma tubuhku yang masih tak karuan. Aroma tubuh pria bernama Endrix itu masih samar tercium pada tubuhku. Wajar saja semalam aku dan dia sudah berhubungan layaknya suami istri, kuingat keringat kami saling bercampur satu sama lain selama pergumulan panas. Aku dan dirinya bergantian saling menindih dan saling melumat satu sama lain

Tiba2 air mataku menetes, teringat betapa susah payahnya aku menjaga harga diriku dan mencoba taat pada ajaran agama selurus mungkin. Namun, semua itu akhirnya percuma. Aku mengganggap betapa rendahnya harga diriku. Aku benci dengan tubuhku sendiri, bagaimana bisa tubuhku menikmati perbuatan dosa yang baru saja kulakukan. Aku mulai terisak-isak, menyesali semua kejadian yang sudah terjadi. Aku ingat sekali malam itu, saat pemuda itu terus mencumbuku.

Tubuhku dan tubuhnya sama2 telanjang, saling menindih satu sama lain dengan berbagai macam posisi. Kelamin kami saling bertemu dan vaginaku benar2 menerima penisnya. Terbukti dari vaginaku yang tak pernah berhenti menghasikkan pelumas. Aku benar2 bingung, bagaimana bisa aku berhubungan suami istri dengan pemuda itu. Pemuda yang aku tak kenal. Pemuda yang seingatku hanya sering menggodaku ketika lewat didekatnya. Bagaimana bisa aku bersamanya. Aku benar2 tidak begitu mengingatnya.

Aroma sperma pria benar-benar kuat menempel di seluruh tubuhku. Kembali kurebahkan tubuhku mengingat kejadian semalam. Penuh penyesalan, tetapi ada syawhat yang timbul setelah memikirkan hal itu dalam-dalam, tanpa sadar tanganku sudah bermain pada vaginaku kembali

Kubuka kedua kakiku, tanganku dengan nakal mulai mengucek area vaginaku. perlahan-lahan saja karena terasa masih sedikit perih. jemariku mulai merambah area dalam vaginaku. Mengocok dan menggelitik bagian dalam vaginaku. Nikmat, terasa nikmat sekali meraba kelaminku sendiri hingga cairan vaginaku kembali banjir. Aku semakin bersemangat merangsang tubuhku. Tangan kiriku memilin puting susuku yang semalam digigit, dihisap, dan dilumat oleh pria itu

"Aahhhhh... Sshhhh.." aku mendesis keenakan melakukan hal memalukan ini. Namun tubuhku menginginkannya

Kutambahkan jari yang masuk ke dalam vaginaku. Rasanya telunjuk saja tidak cukup. Kucoba menggunakan jari tengahku. Jari yang kata orang artinya Fuck Sign. Tubuhku menggeliat keenakan, nikmat sekali rasanya.

"Aahhh. Aahh.. Aahhh", aku mencoba dua jari sekarang yaitu telunjuk dan jari tengah agar rasanya lebih mantap

Tubuhku menggelinjang sexy penuh gairah. Vaginaku terasa nikmat tersodok dua jariku sendiri. Gairah yang biasanya aku tahan-tahan, kali aku lepaskan dengan penuh imajinasi nakal dengan bermasturbasi. Geliatan2 pada tubuhku semakin liar saking nikmatnya.

Masturbasi, aku tahu tentang hal itu, namun aku tidak pernah tertarik melakukannya. Karena aku merasa, kegiatan itu berdosa dan hanya akan membawa banyak kemudharatan (keburukan). Tetapi kali ini aku melakukannya dengan kesadaranku sendiri, setelah malam panas bersama pemuda itu. Sedang asyik2nya meraba kelaminku dengan mata terpejam, aku baru menyadari sedari tadi security tempat ini memandangiku yang sedang asyik2nya berusaha mencapai puncak birahiku sendiri.

"Kyaaa....", teriakku dan Langsung kututup rapat auratku yang terbuka telanjang seutuhnya dengan gamis transparanku sebisanya sambil meminta Pria itu keluar dari kamar, pemuda yang bekerja sebagai security di club malam ini hanya memandangku dengan mesum sambil tersenyum nakal.

"Maaf mbak mengganggu colinyaa. Heheheh.. Saya diminta Mas Endrix memeriksa keadaan mbak dan membangunkan Mbak, karena tempat ini mau dibersihkan. Btw sexy bener mbaknya.. Style Ukhti - ukhti tapi sangean. heheheh..", ujar seorang security sambil tertawa menyebalkan

"Err.... Ma.. Mas.. Tolong keluar dulu.. Saya belum berpakaian..", kataku sambil panik berusaha menutup sebisanya auratku

Senyumnya begitu merendahkanku. Bagaimana tidak, seorang gadis berkerudung sedang masturbasi telanjang dan menggeliat mendesah keenakan seperti tadi. Tentu saja security itu pasti menganggapku pelacur seperti gadis2 lainnya. Dia lalu menutup pintu kembali sambil menungguku diluar.

*Duh betapa malunya diriku.. Yaa Tuhaan apa yang sebenarnya terjadi.. Kejadian demi kejadian memalukan terus2 terjadi padaku.. Jika memang ini cobaanMu, kuatkan hambamu ini..*, aku merasa begitu malu

pertama kalinya dalam hidupku auratku terlihat oleh pria bukan mahrom, bukan hanya sebagian aurat namun seluruhnya, tubuh telanjangku sudah terlihat. Bukan hanya 1 orang namun 2 orang dalam jarak waktu yang berdekatan. Mana posisiku saat dilihat sedang begitu memalukan yaitu saat bermasturbasi.

"Kalau sudah selesai berpakaian bilang mbak", teriak security itu memberikanku waktu untuk berpakaian.

Aku segera mencari bra dan cd, namun tidak kutemukan. Aku hanya menemukan sebuah benda yang bentuknya tali2an.

"Apa ini? ini bra dan cd yang kupakai sebelumnya?" kataku kebingungan sambil membolak2 balik benda itu

Kucoba memakai kedua benda yang hanya berupa tali2 itu. Benar saja ini memang cd dan bra, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bra yang kupakai hanya menutup bagian putingku. itu pun areolanya masih keliatan, dan kulihat vagina ku lebih parah lagi. Bulu pubisku terlihat seutuhnya, bahkan vaginaku hanya tertutup dengan tali pada bagian belahannya. Tali cd itupun bahkan terselip di belahan vaginaku sehingga aku terlihat tidak mengenakan apa2 dan malah membuat semakin basah saja.

"Astghflhdzm.. aku kok memakai daleman seperti ini.."

Lalu kulihat baju gamis yang kubawa, memang benar ini adalah gamis syari, tetapi biasanya dikenakan menggunakan daleman agar tidak menerawang. Mana ukurannya kekecilan bagi ukuran tubuhku. Kulihat size tagnya XS, jauh dari ukuran tubuhku yang biasanya M. Aku tidak bisa dan tidak seharusnya mengenakan pakaian seketat ini. Tetapi karena tidak ada pakaian lain, aku putuskan memakainya saja dan segera meninggalkan tempat maksiat ini.

Akhirnya akupun selesai mengenakan pakaian. Kuperhatikan diriku yang memakai gamis ini. Pakaian yang sangat membuatku terlihat seperti wanita murahan. Entah bagaimana ceritanya aku bisa memakai pakaian seperti ini. Padahal aku selalu berdakwah agar wanita menutup aurat secara sempurna, menghindari pacaran, dan lain2, namun kali ini aku lah yang terjatuh pada lubang dosa, bukan hanya pacaran. Bahkan aku sudah kehilangan keperawanan dengan pemuda yang tak kukenal.

Kulihat bagian dadaku begitu menonjol, pantatku pun terlihat semok dari biasanya saking ketatnya gamis yang kupakai. Sebalnya lagi, gamis ini sama sekali tidak menutup tubuhku. Bagian dalam lekuk tubuhku terlihat jelas, puting susuku, lekuk payudaraku, warna kulitku dan bulu pubisku terlihat menerawang dari gamis ini. Aku belum terbiasa memakai pakaian ini. Kuberanikan untuk bertanya pada security

"Mas disini sedia baju kah? Buat aku.. ", tanyaku

"Biasanya ada sih mbak, kami sering menemukan pakaian sisa pengunjung club ini yang ketinggalan. Tapi kayaknya ngga cocok sama style mbak yang model ukhti2 gini. Karena yang ada seingat saya hanya tanktop mini", jawab security itu

"Saya boleh pinjam tanktopnya mas? pleasee.. Nanti saya kembalikan"

"Ada tapi ngga usah dikembalikan juga mbak. Toh saya juga ga tau baju itu punya siapa, saya ambilkan dulu mbak. Tapi mini ya..", kata security itu sambil berlalu mengambilkan baju yang dimaksud

Setelah beberapa saat, pria itu sudah kembali membawakan pakaian yang dimaksud. Aku segera menerima pakaian itu dan melepas kembali gamisku. Kuputuskan untuk mengenakan tanktop sebagai pakaian rangkepanku. Lalu kembali kututup dengan gamis transparan. Ini jauh lebih baik daripada membiarkan auratku terexpose menerawang.

Lalu setelah selesai aku beranikan untuk keluar dari bilik, dan menemui security. Security ini matanya jelalatan memandangiku. Aku dibuat risih dengan tatapan matanya dan kualihkan dengan menundukkan pandangan

"Mbak mau mandi dulu? Tubuh mbak bau sperma. Heheheh", kata security itu sambil terkekeh

Betapa malunya aku, bahkan mas security bisa mencium aroma ini saking kuatnya aroma air mani lelaki itu menempel pada tubuhku. Aku setujui saja usulnya karena aku sendiri tidak nyaman dengan keberadaan aroma anyir ini. Kemudian security itu mengantarkanku pada kamar mandi yang biasanya digunakan karyawan yang bekerja di tempat ini.

"Silakan mbak kalau mandi dulu", kata Mas Security sambil menunjuk sebuah kamar mandi kecil khusus karyawan

Didalam kamar mandi, kutanggalkan kembali seluruh pakaian ku. Kusiram tubuhku yang baunya tak karuan ini dengan banyak air. Lalu Kubasuh dengan sabun hingga aroma amis tersebut benar-benar hilang, berganti dengan aroma sabun yang menyegarkan. Aku sempat berpikir, mengapa sabun batang ini berlubang bagian tengahnya, namun kutepis pemikiran tidak penting itu

Setelah selesai mandi, kubiarkan tubuh telanjangku sejenak sambil menunggu sedikit kering karena tidak ada handuk disini. Tapi lama2 gerah juga berlama2 dikamar mandi sempit dan tertutup ini sehingga aku memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

Setelah beres semua, aku diantar mas security meninggalkan club666, tempatku berada saat ini yang aku tak ingat pasti mengapa aku bisa ada disini.

"Oh iya mbak, ada titipan dari Mas Endrix", kata security sambil merogoh saku bajunya

"Apa itu mas?", tanyaku karena ia hanya memberikanku selembar kertas yang terlipat

"Tidak tau mbak, saya ga berani lancang buka2", kata security

Akupun menerima lembaran kertas itu dan meninggalkan gedung club666, saksi bisu tempat dimana aku sudah berhubungan suami istri dan kehilangan keperawananku, dengan pria yang tidak kukenal. Aku putuskan untuk segera menemui pemuda brandal bernama Endrix yang sudah mengambil keperawananku untuk meminta pertanggung jawaban dan jawaban mengapa semua ini bisa terjadi.

Kubaca kertas yang ditinggalkannya untukku sembil berjalan perlahan menuju jalan raya.

"Untuk Budak Sexku bernama Rista, yang sedang membaca tulisan ini. Setelah kau baca tulisan ini, kau resmi menjadi budakku. Tugasmu hari ini adalah memamerkan auratmu kepada orang2 dijalan yang kau temui. Mulai sekarang itulah caramu bersedekah! Sedekahmu sudah tidak dengan harta tetapi dengan auratmu. Semakin banyak yang menerima sedekahmu, semakin baik! Ingat ini adalah kewajiban! Kau tidak bisa menolak perintah ini. Lalu sebagai bukti kau sudah berhasil melaksanakan tugas ini dengan baik, kau harus berfoto dengan mereka dan kirimkan bukti foto itu kepadaku di grup kita, awas kalau lupa akan ada hukuman buatmu"

Mataku terbelalak membaca isi pesan ini. Endrix, pemuda itu memintaku untuk sengaja memamerkan auratku yang kujaga selama ini. Katanya sebagai ganti dari sedekah harta. Aku mencoba memikirnya dalam2. Akal sehatku tentu saja langsung menolaknya. Tidak seharusnya wanita menampakkan tubuhnya. Karena itu aku selali menutup seluruh tubuhku dan memastikan tidak ada yang nampak hingga menggoda pria.

Aku tidak ingin mematuhi perintah itu, tetapi tidak dengan tubuhku. Semakin kutolak, rasanya tubuhku semakin penasaran untuk mencoba melakukannya dan menstimulasi otakku untuk membayangkannya. Bagaimana rasanya bersedekah aurat seperti yang pemuda itu minta. Diotakku semakin jelas memvisualisasikan bagaimana jika aku melakukan perbuatan gila itu, seorang wanita yang kesehariannya berpakaian syari, mulai menunjukkan auratku kepada pria bukan mahrom, dan pria2 itu menggodaku, menyentuhku, bahkan sampai menyetubuhiku.

"Ssshhhh... aduuuuhh", tiba2 putingku mengeras dan vaginaku terasa gatal dan lembab

*Apa yang terjadi dengan tubuhku Ya Tuhann.. Membayangkan perbuatan nakal itu syahwatku langsung naik..*, pikirku dalam hati dan kembali untuk tidak memikirkan tindakan cabul itu

Aku terus mencoba tidak mematuhi perintah itu dan mengabaikannya. Namun yang kurasakan justru rasa takut. Rasa takut yang tak terhingga. Aku takut pria itu benar2 marah dan menghukumku. Aku takut jika aku melanggar perintahnya dia akan murka. Ini adalah rasa takut yang sama seperti yang kurasakan jika aku tidak menjalankan ibadah 5 waktu yang menjadi kewajiban agamaku.

"Addduuuuhhh..", tiba2 aku mengaduh

Putingku rasanya gatal dan mengacung maksimal. Tanpa sadar aku malah memilin pucuk payudaraku itu dipinggir jalan. Nikmat, rasa gatal pada puting susuku sedikit lega, namun sekarang rasa gatal itu berpindah pada alat kelaminku. Vaginaku juga rasanya banjir sekali saat ini. Terasa sekali bebera cairan meluncur menetes jatuh melewati pahaku.

Entah mengapa tubuh ini rasanya malah bernafsu, akal pikiranku tidak bisa membendung syahwatku. Semakin aku tolak, semakin aku bergairah. Aku bingung bagaimana menggaruk alat kelaminku di trotoar yang banyak kendaraan lalu lalang ini.

Nafasku mendadak tersengal-sengal, tubuhku mulai memanas. Pikiranku kemana-mana, membayangkan pria2 itu senang dengan apa yang sudah kuberikan. Aku sedekahkan auratku kepada mereka dan mereka menerimanya dengan bahagia. Ada rasa puas yang menggebu yang membuat jantungku berdebar kencang. Ada rasa nikmat yang kurasakan ketika aku berbagi tubuh. Senikmat ketika aku menyisihkan sebagian penghasilanku untuk mereka yang membutuhkan. Akhirnya setelah menimang2, Aku putuskan untuk mencoba, menaati perintah yang sudah ia berikan tanpa membuatnya kecewa.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00, cuaca hari ini sedang terik-teriknya. Jalanan di sekitarku ini ramai dengan berbagai macam kendaraan yang melintas, baik mobil ataupun motor. Memang tempat ini berada dipusat kota dan berbatasan dengan salah satu ruas jalan utama dikotaku. Suara klakson kendaraan bermotor silih berganti bersahutan. Kondisi jalan siang ini begitu padat sehingga traffic light didekatku sering mengunci tidak ada yang mau mengalah. Kendaraan dari jalur lain yang seharusnya hijau, tidak bisa melintas.

Aku berjalan sendirian ditrotoar. Tak banyak memang orang yang berjalan kaki di sini. Mereka lebih memilih menggunakan motor atau mobil karena tidak perlu capek-capek berjalan panas panasan di cuaca terik ini. Aku terus berjalan tanpa arah, sambil terus memikirkan cara bagaimana aku bersedekah dengan auratku. Ditambah lagi, aku berjalan dengan gamis super ketat ini, walau sudah kurangkap dengan tanktop rasanya tubuhku masih terlihat sexy dengan gamis menerawang yang mengundang.

Bagian belakang tubuhku rasanya berbeda deperti biasanya, setiap aku berjalan dengan gamis sexy ini,goyangan pantatku rasanya menggoda saking ketatnya. Aku seperti merasakan beberapa pasang mata pengguna motor melirik ke arahku. Yaa walau itu hanya perasaanku saja. Belum tentu mereka memandangiku. Aku hanya mulai dikuasai imajinasi. Karena kondisi lekuk pantatku yang terlihat jelas tercetak sempurna. Ditambah lagi, celana dalam tali yang kukenakan mulai terselip pada belahan pantatku sehingga membuatku harus berkali2 membetulkan posisi celana dalamku diam-diam

Entah hanya perasaanku atau tidak, aku merasakan para pengguna motor sengaja memelankan kendaraanya agar bisa menikmati tubuhku dari belakang yang sedang berjalan, dan kadang membetulkan posisi celana dalam. Terdengar riuh klakson dari belakang yang tidak sabaran. Padahal kendaraan yang didepan sedang sibuk memandangi getaran pada pantatku ketika sedang berjalan

Aku menjadi semakin tergoda, pikiranku semakin nakal, mungkin sekali ini tidak apa lah aku berbuat seperti ini. Toh kenyataannya aku sudah kehilangan keperawananan. Ini adalah bukti, aku tidaklah sebaik penampilanku. Yang penting tujuanku hanya satu, bersedekah membahagiakan orang lain. Kusingkap kerudungku kebelakang, sehingga kali ini puting susu dan payudaraku tercetak jelas. walau sudah dilapisi tanktop berwarna putih dan gamis transparan. Aku pilin sebentar kedua putingku agar semakin menonjol keluar dan tercetak menempel di kain gamis super tipis ini.

Kulihat seorang tukang becak yang sepertinya sedang tertidur di bawah sebuah pohon, sambil menutup mukanya dengan topi koboinya. Sepertinya bapak itu kelelahan hingga tertidur dibawah pohon rindang itu. Usianya tidak terlalu tua. Mungkin sekitar 45-50 tahunan. Kudekati bapak itu sambil berjalan perlahan mendekatinya. Jantungku semakin berdegup kencang memikirkan apa yang akan kulakukan

Kulirik kebelakang ke arah jalan raya, suasana masih cukup padat kendaraan. Beberapa pemotor ada yang menoleh kearahku dan memandangiku karena laju kendaraan yang padat merayap. Hal ini semakin membuatku nervous tak karuan. Aku ragu apakah benar aku wajib melakukan ini. Namun rasanya, gairahku sudah diujung dan tidak bisa kutahan lagi. Gairah yang biasa kutahan dengan melakukan hal2 positif, akan segera meledak seperti bom waktu

Kulihat ke bagian dada gamisku, tercetak jelas putingku yang hanya tertutup tali kecil, sudah sangat mengeras dan mancung. Kuturunkan perlahan resleting gamisku yang berada di bagian dada hingga belahan payudaraku mulai terbuka dibalik tanktop. Setelah resletingku mentok, aku mencoba mengeluarkan satu payudaraku dari tanktop yang kukenakan dihadapan bapak tukang becak yang tertidur itu. Kudiamkam beberapa saat posisiku mengeluarkan payudaraku dihadapannya. Sampai pada akhirnya sebuah angin kencang bertiup akan menerbangkan topinya, dengan sigap tangan bapak itu menahan topinya agar tidak terbang dan beliau langsung terduduk, memandangi keheranan kearahku..

"Eeehhhh...", betapa terkejut aku saat tau bapak tukang becak itu sudah terbangun dan melihat ke arah payudaraku yang kubuka didepan matanya

Bapak tukang becak sampai melongo memandagi pemandangan didepannya. Sialnya lagi, resleting gamisku malah macet tidak mau dinaikkan. Aku begitu panik sampai resleting itu kutarik paksa hingga rusak.

*Aaaa.. berakhir sudah harga diriku..* sesalku sambil terus membetulkan pakaianku dan memasukkan kembali payudaraku ke dalam

"Eeee.. Lg ngapain mbak? kok.. su.. su.. sunya di.. bukaa..", kata bapak itu tak kalah paniknya

Aku langsung membenarkan kembali posisi kerudungku yang sebelumnya kusingkap ke belakang dan segera menutup bagian payudaraku dengan kain kerudung panjang yang kupakai. Aku kira semua sudah aman, namun ternyata salah. Bapak tua itu fokus memandang kearah gamis transparanku yang samar2 mencetak jelas tubuhku. Ingin rasanya aku kabur saat itu juga, tetapi kakiku terasa tidak sanggup melangkah

"itu tem..tempik.. Mbaknya keliatan...", kata tukang becak sambil menunjuk ke arah vaginaku yang samar2 menerawang bagian kelaminku itu

"Ehh iya ta pak? maaf saya ngga sadar", kataku sambil mengecek pakaian gamisku dan berusaha menutup nya dengan tanganku walau percuma

"Iya Mbak, duh bajunya sexy bener, keliatan semua. Hehehe", kata bapak tukang becak memandangiku mupeng sambil menggaruk pangkal pahanya

"Hmmm.. Pak...", aku mencoba memulai pembicaraan walau bingung harus bagaimana

"Iya mbak?", tanya bapak itu sambil matanya terus jelalatan

"Aduhh.. bapaknya liatin saya terus.. Saya jadi malu..", kataku semakin salah tingkah menutup kembali beberapa auratku yang terexpose

"Hehehe.. Habis mbaknya menggoda saya.. Kasih liat susunya ke saya.. Mbak lagi butuh ya?"

*Glekk.. betapa malunya aku, rasanya diriku sudah tidak ada harganya*

"Butuh apa pak?"

"Dibelai.. Hehehheh*

"Sa.. saya...", aku semakin gugup tidak tau harus berkata apa

"pindah tempat aja yuk mbak.. Saya carikan tempat yang aman", kata bapak tukang becak sambil membetulkan posisi celana bagian tengahnya

"Ke.. Kemana pak?"

"Saya tau tempat yang sepi mbak.."

*Yaa Tuhann.. Aku malu.. Tapi tubuhku sepertinya menginginkan lebih..* kataku dalam hati sambil merasakan vaginaku mulai gatal

"Eehhh.. Hmmm.. iya pak...", katanya sambil menyiapkan becaknya agar bisa kunaiki

Akhirnya aku dibawa tukang becak menjauh dari jalan raya kota. Dia belokkan becaknya ke sebuah gang sempit, tak kulihat sama sekali ada orang yang melintas di gang sempit ini

"Saya hafal jam segini mereka biasanya pada tidur mbak, jadi aman. Heheheh", kata Bapak itu sambil turun dari becaknya

"Mbak.. Liat susunya lagi dong", pinta bapak tukang becak sambil menyeringai dihadapanku

"Err... pak.. iyaa.. boleh..", jawabku sambil menyibak kembali kerudungku kebelakang memamerkan payudaraku yang tidak tertutup belahannya karena resleting gamisku yang rusak. Aku perlihatkan auratku itu sambil tertunduk malu tidak sanggup memandang wajahnya yang tersenyum mesum kearahku

Mata bapak itu terus mengarah ke payudaraku. Iya pandangi puas2 pemandangan indah dihadapannya. Sepertinya ia tidak percaya ada seorang gadis berkerudung lebar pakaiannya menerawang dan lebih parahnya sedang menunjukkan bagian tubuh yang seharusnya dia jaga. Kubiarkan beberapa saat bapak itu memandangi payudaraku ini.

*Rista apa yang kamu lakukaaann.. Auratmu lagi dilihatin terus sama bapak tukang becak. Dan kamu biarkan bapak itu memandangimu* kataku dalam hati merasa berdosa namun juga ada rasa penasaran yang terpuaskan dari tubuhku

Tiba2 tangan kasar bapak itu meremas payudaraku yang kukeluarkan dihadapannya. Betapa terkejutnya aku karena secara tiba2 dia berani menyentuhku. Tubuhku terus dipepetnya pada tembok gang, lalu bapak itu mulai menjilati puting susuku dengan penuh nafsu

"Aaahhhh.. Pak.... Jangann..", aku berusaha meronta dan menutup kembali payudaraku, mendorong tubuh tuanya. Namun sayang tenaganya masih cukup kuat untuk memojokkanku

Si bapak tukang becak menahan tanganku. Mulutnya terus2 menjilati, mengulum serta memainkan puting susuku. Rasa geli yang tertahankan, karena bibirnya yang kering itu terus menggesek bagian payudaraku

"Pak...", aku memanggilnya lirih

Bagian bawahku rasanya sudah banjir. Nafasku sudah tersengal sepertinya birahiku sudah tak sanggup kukuasai. aku mulai pasrah, Kubiarkan bapak itu terus menetek ke puting susuku yang sudah dilumatnya habis2an

"Nikmat bener pentilmu mbak, beda sama punya istri saya. Heheheh"

"Aaaahhh... Ssshhh.. Jangan digigit bapak..", kataku sambil memejamkan mata menahan nikmat didada, tiba2 seperti tersengat karena gigitan nakal bapak tukang becak

"Eh? maaf mbak habis tetek mbaknya bagus sekali. Nikmat sekali.. Saya jadi gemas.. Kok mbak mau ngelakuin ini? Mbaknya perek ya? Gak laku ya mbak? Heheheh", kata tukang becak mulai berani menghinaku

"Sa.. Saya.. bukan.. pelacur.. pak.. Sa.. Saya.. cu..cuma.. berniat sedekah...", jawabku terbata saking malunya rupanya bapak ini kembali membahas tubuhku, aku terus menggelinjang akibat dadaku yang terus dirangsangnya

"Sedekah? sedekah pakai tetek? Oh gitu.. Ya udah ikut saya aja mbak saya ajak ke tempat yang cocok buat mbaknya", kata Bapak itu menawariku sambil menghentikan lumatannya pada payudaraku. Entah mengapa aku malah kecewa dia berhenti menyusu ke payudaraku

"Eehh? Sa.. Saya.." kataku semakin kebingungan karena bapak tikang becak itu menarikku kembali ke becaknya

*Ya Tuhann.. aku mau dibawa kemanaa..*, kakiku sampai lemas membayangkan aku dibawa ke suatu tempat lalu bapak tukang becak ini mencabuliku, dan gawatnya vaginaku sekarang malah semakin banjir karena pikiranku

"Mbak ikut saya biar sedekahnya bisa maksimal. heheheh..", kata bapak tukang becak dan akupun hanya bisa pasrah saat beliau mulai mengayuh becaknya meninggalkan gang sepi ini.

"Mbak namanya siapa? rumahnya dimana?", tanya bapak tukang becak sambil terus menggowes becaknya mencoba basa basi

"Sa.. Saya Rista pak. Saya ngon
. ngontrak pak di da.. da..erah Ngewejaya", kataku terbata karena ketakutan

Kami melewati jalanan kota yang padat kendaraan. Bapak tukang becak cukup lihai mencari jalan2 tikus sehingga perjalanan kami tidak terjebak kemacetan yang terjadi di ruas jalan utama. Setelah 10 menit mengayuh sepedanya, bapak itu mulai memelankan laju sepedanya

Sampai pada akhirnya bapak itu berhenti, aku sampai terkejut kenapa dia malah berhenti disebuah warung. Jantungku semakin berdegup kencang. Diwarung ini lumayan banyak orang dan semua yang ada disana ternyata pria. Mata mereka seketika memandang kearahku. Kulihat ada beberapa bapak tukang becak lainnya, bapak ojol, dan bapak2 yang sepertinya tidak bekerja dan hanya ngopi saja di warung itu mengenakan singket putih lusuh. Mereka terus memandang ke arah tubuhku

"Ayo Mbak katanya mau berbagi", goda bapak tukang becak sambil memintaku turun dari becaknya

"Pak.. kok malah kesini kan banyak orang...", aku mencoba protes tapi tidak digubrisnya

"Bapak2, Mbak ini namanya Mbak Rista, kesini katanya mau berbagi", kata Bapak tukang becak sambil memperkenalkan diriku.

*Glek.. Sepertinya aku mulai paham tujuan Bapak Tukang becak*

"Berbagi apa nih pak Dirno? Kenapa mbaknya bajunya nerawang gitu? Tanktopnya sampai keliatan lalu sempaknya malah ngga nutup sama sekali, keliatan itu teteknya nonjol sama jembutnya", tanya bapak ojol yang rupanya kenal bapak tukang becak. Matanya terus menatapku tajam

"Eehh.. Pak.. Bukan gini maksud saya...", Aku jadi panik tak bisa berkata

"Ini Pak, Mbaknya mau sedekah badan. Kalau mau berbagi jangan nanggung atuh Mbak, masak ke saya aja. saya nanti khilaf.. Hehe.. lebih baik ramai2 biar sedekahnya mbak lebih terasa manfaatnya. heheheh..", kata bapak tukang becak itu sambil menyeringai

"Mas, utangku mangan wingi tak saur nggawe mbak'e yo? heheheh.." (Mas utangku makan kemarin saya bayar pakai mbaknya ya?), kata Pak Dirno sambil terkekeh

"Iya boleh Pak, monggo.. silakan. Heheheh", jawab penjaga warung juga turut tersenyum menyeringai sambil menyiapkan meja"

"Tutup sebentar aja pak warungnya", saran bapak tukang ojek dan Mas Penjual Warung lamgsung menutup sebentar warungnya.

Suasana mendadak gelap. Hanya lampu remang2 yang menyinari kami didalam. Ditambah lagi, karena ruangan pengap dan tertutup sehingga membuat suhu didalam menjadi terasa panas dan gerah.

"sini!!", kata bapak tukang becak menarik tanganku dengan sedikit kasar

Tubuhku dibaringkan diatas meja olehnya. Seketika bapak2 semua yang ada diwarung mengelilingi tubuhku yang sudah terlentang diatas kasur

"Mbak Rista, mau berbagi tubuhnya ke bapak2 semua. Saya lagi baik nih pak tidak saya nikmatin sendiri. Hehe.. selamat menikmati bapak bapak", kata Pak Dirno sambil memegangi kedua tanganku keatas dalam posisi terbaring

"Beneran nih pak? Mbaknya ikhlas?", kata seorang bapak yang masih ragu

"Ikhlas pak. Mana ada cewek berpakaian seperti itu. Ini cewek kerudungan tapi lonte pak, kayaknya lagi depi orderan. Heheheh", Kata Pak Dirno

"Cantik2 kok sepi toh mbak.. Mbakmya kemahalan kali pasang tarifnya. Hahahah", goda Pak Ojek sambil mulai mengelus kakiku yang terus meronta

"Ayo pak jangan lama2 keburu nanti digrebek", kata Mas penjaga warung mengingatkan

"Iya juga ya... Daripada jadi pada curiga. Heheheh.. Yasudah ayo..", kata bapak singlet putih yang kepalanya botak

Mereka sudah memandangiku sangat bernafsu. Wajah mereka tersenyum sumringah melihat kepasrahanku. Aku begitu ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi.

"Pak.. jangan.. bukan gini maksud saya..", kataku ketakutan sambil mencoba melawan dengan sisa tenaga yang ada

"Tadi katanya kamu mau berbagi rejeki? Ayo ini waktunya!", kata Pak Dirman

*Aku kebingungan disituasi seperti ini, aku tau ini salah.. Tetapi aku merasa ini adalah kewajibanku! Aku wajib bersedekah dengan tubuhku yang dulu kujaga ini kepada mereka, jika tidak aku sedekahkan justru aku merasa berdosa sekali*, hatiku begitu bimbang, entah mengapa aku malah berpikir seperti itu

"I..Iya udah.. Pak.. Boleh.. Tapi.. jangan dimasukin ya pak...", pintaku memohon

"Hahaha... Oke, setuju asal kamu bersedia ikhlas dicabuli dan ditelanjangi, lagian bisa kena penyakit saya kalau asal colok ke lonte. Saya gak tau lonte kayak kamu udah main sama sapa aja", kata bapak tukang becak yang lain

*Jlebbb.. sakit hatiku dipanggil lonte oleh mereka,
Mereka benar2 menganggapku seorang pelcaur yang sudah sering melayani Pria.. Padahal aku adalah seorang akhwat yang sudah berusaha taat pada agamaku..*

"Yaudah ayoo mulai", kata penjaga warung sudah tidak tahan sambil melucuti celananya

Gamisku langsung disingkap keatas oleh mereka, dan lubang vaginaku langsung menjadi target utama mereka. Celana dalamku yang berupa tali itu diselipkan dan digesekkan ke sela sela dinding vaginaku

"Ooouuhh.. Pak...", desahku. Tangan2 kasar bapak-bapak itu mulai berebutan berusaha menyentung kelaminku

"Memekmu indah sekali Mbak Rista", puji seorang bapak yang tak kukenal namanya itu sambil menusukkan telunjuknya kedalam vaginaku

"Aaahh.. pelan pelan bapak..", kataku sambil menahan malu yang amat sangat. Area intimku sudah menjadi pertunjukan gratis bagi mereka

"Kalau begitu ayo lebih ngangkang lagi!!", perintah bapak ojek sambil mengobel-obel vaginaku yang sudah langsung lembab dan berair

Kakiku kupasrahkan mengangkang membiarkan tangan-tangan kasar bapak ini mengocok alat kelaminku. Bukan hanya 1 tangan, tetapi 3 tangan sudah berebutan memainkan alat kelaminku. Jemari mereka terus mengocok bagian dalam vaginaku. Jari yang lain pun mengucek-ucek clitorisku dengan kecepatan tinggi. Sebentar saja, keringatku sudah mulai membasahi tubuhku karena dikelilingi bapak2 yang tak kukenal ini menjadi gerah. Lama kelamaan kurasakan vaginaku terasa panas dan juga pedas. Aku merintih sejadi-jadinya karena rasa panas yang menyiksa pada kulit vaginaku

"Aaaaahhhhh... Ouuuuhhh.. Sakittt..Perihhh"

"Oiya, Bapak sampai ngga sempat cuci tangan gara2 dikasih kesempatan cabulin gadis secantik kamu. Maaf ya Mbak tangan bapak masih belepotan sambal. Paling memekmu sekarang panas ya?", kata bapak ojol sambil terus mengocok vaginaku dengan tangannya yang masih belepotan sambal

"Aaaaahhhh... Pak.. cuci tangan dulu.. Panass pak...", aku mendesah sambil memohon karena rasa panasnya sungguh luar biasa menyiksa

Bapak itu tak peduli permintaanku, tangannya yang masih berlumuran sambal itu terus mengocok vaginaku dengan cepat. Mungkin saat ini vaginaku rasanya sudah berasa aroma bawang karena terkontaminasi sambal yang melekat pada jari2nya. Kurasakan semakin lama vaginaku yang sudah banjir ini terasa semakin panas dan perih membuat perasaan yang cukupenyiksa

"Ssshh.. Sakit Pak... Sudaaahhhh... Adduuuhhh..", pintaku sambil mencoba menahan tangannya yang terus mengocok area intimku

"Sudah om.. Kasian mbaknya, becek-becek perih. Heheheh", kata Pak Dirno

Bapak itu akhirnya setuju, dihentikannya jemarinya mengocok memekku. Lalu untuk membersihkan sisa sambal yang menempel pada bagian dalam vaginaku. Seorang bapak mengambil sepotong es batu yang bentuknya pipih dari dalam gelas yang berisi es teh, lalu dengan es batu itu, ia mulai membasuh vaginaku

Tubuhku sampai tersontak kuat saat rasa dingin mulai menjalar pada kelaminku. Tetap ada sedikit perasaan perih dan tidak nyaman saking nyelekitnya suhu es batu itu pada vaginaku. Kurasakan seluruh vaginaku mendadak semakin terasa sejuk dan dingin. Es Batu itu pun terasa sedikit lengket pada bibir vaginaku saking dinginnya.

"Ouuhh Pak.... Sudaahh.. Sshhh..", desahku mulai tak terkendali

Ditempel-tempelkannya benda dingin yang lama2 mencair itu terus ke area kelaminku. Aku mencoba menahan untuk tidak mendesah lagi karena semakin aku mendesah maka harga diriku semakin hilang. Bibirku kututup rapat saat bapak itu mengusap seluruh sisi vaginaku dengan es batu.

"Mmmm...Ooohhhh..", aku tidak sanggup menahan rasa cabul penuh nikmat ini sampai akhirnya aku mendesah lagi

"Hahaha.. Mbaknya malah semakin ngangkang. Nantangin ya?", ejek Pak Dirno

Aku benar2 tak menyadari kalau kakiku semakin mengangkang memberikan jalan agar es batu itu bisa menyeka seluruh vaginaku. Sedikit demi sedikit rasa panasnya hilang, tetapi lama2 kurasakan es batu itu pun mulai mencair. Menyisakan air yang terasa dingin membasuh vaginaku.

"Sudah bersih nih pak. Monggo dilanjut cabulin memek mbaknya", katanya

Lalu mereka memintaku untuk duduk diatas meja, dan mereka langsung menarik lepas gamisku keatas. Aku hanya bisa mengangkat tangan pasrah saat mereka menarik lepas pakaian utamaku sehingga auratku semakin terbuka semakin banyak

"Baju ga ada fungsinya nih. Hahaha", kata bapak yang menarik gamisku lalu dilemparkannya ke lantai, kemudian tanktop yang kukenakan pun berakhir sama, dilemparkan oleh mereka ke lantai

Tubuhku hanya menyisakan beha dan cd tali yang juga tidak menutup sama sekali. Lalu dalam posisi duduk, merek berebutan meremasi dan memainkan puting susuku. Tangan2 mereka dengan nakal mencoba menyusup sambil terus memberikan rangsangan pada kedua puncak gunung kembarku itu. Tubuhku menggelinjang sexy ke kiri dan ke kanan perlahan, betapa nikmat yang kurasakan saat tangan mereka menjamah aurat2ku yang slalu kujaga

"Bagus banget tetekmu Mbak, pentilmu juga mungil ga kayak punya istri saya yang sudah kendor", puji salah seorang bapak sambil terus memilin puting susuku seperti sedang memutar kenop radio

Aku terduduk pasrah memandangi tangan2 kasar itu meremas payudaraku serta berebutan memelintir puting susuku. Mereka terus meremas-remas payudaraku dengan kasar, memilin dan memelintir kedua puting susuku hingga semakin terasa menebal dan mengeras

"Sange ya kamu pentilmu kami mainkan. Hehehe", kata tukang becak lainnya

Seorang bapak2 yang sudah telanjang dada dari belakang tiba2 meremasi kedua payudaraku bersamaan. Menyandarkan tubuh langsingku kepada tubuhnya yang gemuk penuh bulu. Kulitku terlihat sangat kontras paling cerah saat duduk diantara mereka. Bapak2 yang lain berusaha menciumi tubuhku dengan bibir serta kumisnya yang tebal itu

"Aaahhh.. Ssshhhh..." aku mendesis kencang menerima rangsangan bertubi tubi seperti ini

"Angkat tanganmu cantik, bapak kepingin jilatin ketiakmu yang wangi"

Kuangkat kedua lenganku keatas pasrah dan kuletakkan tanganku diatas kepala. 2 orang bapak2 mulai menciumi dan menjilati ketiakku yang sudah berkeringat basah itu, karena suasana didalam warung ini pengap dan tertutup rapat. Kedua ketiakku yang berkeringat langsung dijilati oleh mereka dengan lahap. Ciuman dsn lumatan mereka membuatku semakin kelojotan akibat sensasi geli yang luar biasa

Dalam posisi tetap seperti ini, kedua kaki kembali dibuka, tubuhku masih bersandar pada perut seorang bapak yang badannya gemuk dan dadanya berbulu itu. Kemudian Pak Dirno yang mengantarkan aku tadi kepalanya sudah berada diantara pahaku. Lidahnya mulai perlahan menjilati garis lubang vaginaku. Terasa begitu basah dan berlendir, yang pasti liurnya semakin lama tercampur dengan lendir pelumas yang diproduksi oleh organ intimku

"Ssssshhhh... Aaaahhh..Aaahhh", tubuhku bergoyang hebat menerima rangsangan hebat ini. Tak terasa tubuhku malah bergoyang goyang dirangsang total seperti itu. Ketiak diciumi, leherku digigiti, payudaraku dikulumi, serta vaginakupun dijilati. Semua rangsangan ini benar2 sudah membawaku merasakan nikmatnya tubuh seorang wanita ketika dirangsang bersamaan. Hal yang tidak bisa dirasakan jika hanya melayani 1 pria. Tanpa sadar aku terbuai dalam permainan, tubuhku semakin bergoyang dengan nakal terbawa nikmat syahwat yang menggebu, aku seolah lupa statusku adalah akhwat yang seharusnya menjaga kesuciannya. Tapi saat ini dimata mereka, aku hanyalah wanita berkerudung yang binal dan nakal seperti seorang pelacur

Sudah hampir 10 menit posisiku masih sama duduk bersandar sambil mengangkang. Kedua tanganku masih kuangkat keatas membiarkan bapak-bapak ini bergantian menciumi dan menjilati ketiakku. Puting susuku pun rasanya sudah mengeras maksimal karenal meneteki seluruh bapak2 diruangan ini secara bergantian, sedangkan lubang vaginaku sudah dijilati oleh aaah sudahlah aku tidak bisa mengingat mereka satu persatu.

"Aaaahhh.. Ouuuhhh.. Aahhh.. Sssshhh..", rancauku menerima rangsangan demi rangsangan yang sangat menyiksa penuh kenikmatan ini

"Tempikmu enak sekali Mbak Rista, pasti sering dijilatin pacarmu ya?", kata Bapak tukang becak terus menghisap lendir pelumas vaginaku

"Ssshh.. Saya.. belum punya.. pacar.. sshhh.. paakkkk"

"Masa sih cantik cantik belum punya pacar? kalau gitu Mbak Rista jadi pacar saya saja. Biar saya bisa nikmatin tempik mbak rista setiap saat", kata Mas pemilik warung

"Hahaha.. Saya juga mau pak.. Saya juga.. Saya juga pak...", jawab bapak2 yang lain.

Salah seorang bapak pun akhirnya mendaratkan ciumannya ke bibir tipisku, dilumatnya bibirku dan disapunya lidahku oleh lidahnya dengan ganas. Aku berusaha meronta dan menghindar karena rasanya sangat tidak nyaman, namun sayangnya dia terus memaksa menciumku. Akhirnya aku sudah tak sanggup menghindar dan bibirku pun sudah dikuasainya Lidah kami saling beradu didalam rongga mulut yang saling bertemu. Liurku sampai menetes netes karena bibir tipisku dipaksa terus terbuka menerima liurnya.

Lalu bapak gemuk dibelakangku menarik kepalaku dan memaksa kepalaku untuk menoleh kebelakang. Kali ini bapak gemuk yang menahan tubuhku dari belakang itu menciumiku dengan beringas sambil kedua tangannya meremasi gunung kembarku. Aroma rokok yang kuat terasa sekali pada rongga mulutnya. Remasan pada pyayudaraku juga sangat kuat sehingga membuatku sedikit merasakan sakit pada tiap remasannya. Aku mencoba menahan rasa sakit dan lebih berkonsentrasi pada aroma nafas saat mulutnya terus melumat bibirku yang tipis ini. Lidahku terus dilumatnya habis, bersamaan dengan liurku yang terasa ia hisap sampai habis pula

Tubuhku tiba2 bergetar getar hebat. Pertama kali aku merasakan seperti ini. Antara rasa malu dan nikmat bercampur menjadi satu. Kurasakan vaginaku terasa terbuka tanda tubuhku sebenarnya sudah sangat siap untuk disetubuhi. Namun karena sepakat untuk tidak berhubungan badan, bapak2 itu sama sekali tidak menusukkan penisnya pada vaginaku. Justu saat ini malah aku yang memikirkan rasanya dimasuki alat kelamin mereka satu persatu. Membayangkan hal itu saja tak terasa membuatku semakin birahi tak karuan

"Saya mau pipis pakkk.....Ooohh... berhenti pakkkk", pekikku seketika

"Keluarin aja mbak ga usah ditahan", kata seorang bapak ojel online yang terus mengucek vaginaku dengan cepay

"Aaahhh.. Aduuuhhhh... Jangan disini pakk.
jorokk.. saya.. aaahhh!"

*sret sret sret* lendir cintaku muncrat beberapa kali, menyemprot membasahi meja makan warung ini, karena tak sanggup kutahan lagi

Lalu kurasakan kembali sebuah jilatan yang cukup intens menyapu sisa2 cairan lendir kelaminku. Tubuhku bergetar hebat kembali saat vaginaku yang masih terasa sensitif itu disentuh. Mereka tidak memberikanku kesempatan untuk istirahat. Ingin rasanya kututup kakiku rapat-rapat sesaat karena saat ini vaginaku sedang terasa geli dan sangat sensitif akibat selesai orgasme

"Berhenti pak.. saya mohooonn... Ssshhh.", kataku

*Ya Tuhan, spa yang terjadi dengan tubuhku. Tubuhku sangat menikmati perlakuan kurang ajar mereka*, kstaku dalam hati disela2 kenikmatan ini

Aku berusaha menutup kakiku rapat agar mereka menghentikan sentuhan mereka pada area kelaminku, namun sayangnya kedua kakiku malah dipegangi dan ditahan agar terus mengangkang lebar memberikan akses kepada mereka untuk terus menjilati dan mengocok2 vaginaku sesuka mereka

"Aaaaahhhh sudaaahhh... Aku keluar lagi pakkkkk"

*serrr serrr serrrrrr* kembali aku menembakkan cairan bak air mancur

Pantatku sampai turut terdorong 3x saking kencangnya semburan air mancurku

Tubuhku lemas tak berdaya setelah aku orgasme kedua kalinya. Namun mereka sama sekali tak memberikanku waktu istirahat. Pak Dirno, menarik tubuhku yang lemas dan diposisikan menungging. Betapa malunya diriku diperlakukan seperti ini. Mereka terdiam memandangi lubang vaginaku dan anusku. Tidak menunggu waktu lama, sebuah jari telunjuk mulai bermain mengitari lubang anusku. Mataku terbelalak menyadari mereka mulai bermain2 pada lubang haram itu

"Aaahhh.. Pak Jangan main2 disituu.. kotorr... Uuhh..", desahku tak berdaya

"Tubuhmu yang ksu berikan gratisan ini dudh kotor mbak. Hahahah", kata bapak itu sambil mulai merangdang lubang pantatku agar terbuka

Bapak itu terus meraba lubang pantatku itu dengan nakal. Sesekali telunjukanya dimasukkan sedikit ke lubang anusku. Lalu sebuah tangan yang lain sudah mulai mengincar lubang vaginaku kembali. Garis pantatku dibukanya lebar sehingga kedua lubang tubuh bawahku tanpak jelas. Yang satunya mulai terbuka yang satunya lagi mulai menganga. Tangan2 mereka terus merangsang area anus dan vaginaku dengan sedikit tusukan dan belaian nakal. Kurasakan sebuah benda masuk ke lubang anusku. Rupanya mereka mulai menancapkan satu persatu sedotan ke lubang anusku Kepalaku sampai mendongak keatas

"Bapak2 ngapainnn aahh..", desahku semakin terang2an karena sudah tertanam beberapa sedotan ke lubang anusku

"Mbak, 1 sedotan 500 rupiah ya, nanti Mbak Rista wajib ganti kerugian saya karena sedotan saya ditancepin ke lubang bokongnya Mbak Rista

Kulihat kebelakang, mereka tersenyum menyebalkan memandangi lubang pantatku yang sudah dipenuhi sedotan

"1..2..3..4..5..6..7..8..9..10..11..12..13..14..15..16..17..18, ada 18 sedotan nih ya sudah nancep di lubang bokongnya Mbak Rista. Heheheh", ujar Pak Dirno memandangiku yang sedang melihat kebelakang memastikan kondisi pantatku yang sudah tertancap 18 sedotan. Rasanya lubang pantatku begitu terbuka saat ini. membuatku semakin malu saja, dihadapan para bapak2 ini dalam posisi anus tertancap 18 sedotan

"Aaahhh.. Aaahhh.. Ouuuhh..", lalu mereka mulai menarik dan memasukkan sedotan2 itu secara random membuat area kubang anusku geli sekali

Kepalaku menegang ketika sebuah sedotan ditarik dan ditancapkan. Belum lagi jari2 mereka bergantian mulai menusuk2 perlahan lubang vagina kembali. vaginaku terasa semakin terbuka dan belum lagi lubang anusku yang terasa semakin kedutan dan melebar serasa ingin kuberteriak

*Jangan siksa aku pak, setubuhi aku sajaaa... Ya Tuhann apa yang kupikirkan. Bagaimana bisa aku berharap mereka menyetubuhiku saat ini. tubuhku benar2 menikmati pencabulan mereka kepadaku..* pikirku dalam hati

"Sssshhh...", aku hanya mampu mendesis pelan berusaha menahan libido yang semakin memuncak

"Tempikmu gatal ya mbak sekarang? Suka ya dicolok2 gini? Masih becek terus aja. Haha.." kata bapak kaos dinglet yang saat ini menjilatiku membuatku tersipu malu

Payudaraku yang menggantung bebas pun tak luput dari jemahan bapak2 pengunjung warung ini. Sentuhan-sentuhan mereka benar2 membuyarkan imanku dan merobohkan keyakinanku. Aku benar2 menikmati pencabulan mereka kepadaku. Bahkan pinggulku kugoyang2kan karena aku sudah lupa martabatku sebagai seorang muslimah. Beberapa kepala menyusup kebawah untuk menjilati puting susuku yang menggantung

"Aahhhh.. Pak...", aku mendesak nikmat daat kedua putingku dikenyot bersamaan

"Itilmu bapak gigit yaaa..", kata Pak Dirno tiba2

"Aaaakhhhhh.. jangann.. Oouuhh.. sakit pakkkk..", Bapak itu beneran menggigit clitorisku tanpa menunggu persetujuanku hingga membuat tubuhku tersedak

Tubuhku lagi lagi bergetar hebat, nafasku sudah memburu dan keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhku. Kepalaku terasa paling gerah karena mereka tidak melepas kerudungku

"Bapak2, Kita sudahi yuk. Saya mau buka warung lagi nih pak", ajak pemilik warung karena dia ingin segera membuka warungnya lagi.

"Iya pak, yasudah ayo kita pejuin tubuh lonte ini rame2", ajak Pak Dirmo dan disetujui oleh bapak2 yang lain.

Lalu mereka melepas satu persatu sedotan yang ditancapkan ke lubang anusku dan ditata dengan rapi sedotan2 itu di atas bulu pubisku

Mereka tanpa malu malu mengelilingi tubuhku yang terlentang sambil mengeluarkan batang2 penis mereka. Mereka lalu mengocok alat kelamain mereka bersamaan sambil memandangi tubuhku

"Coli bareng2 yuk mbak. Mbaknya juga juga harus coli"

"Hahhh? Iya deh pak...", jawabku pasrah.

Akupun memainkan vaginaku sendiri dihadapan mereka. Tanganku mulai perlahan mengocok vaginaku yang sudah basah dijilati dan dicabuli oleh bapak2 itu sedari tadi. Entah sepertinya tubuhku sudah biasa melakukan masturbasi ini. Wajah mereka sangat bernafsu memandangiku yang sedang masturbasi dihadapan mereka. Kubuang harga diriku untuk sesaat, menyingkirkan status muslimah taatku menjadi gadis yang sedang masturbasi dihadapan para bapak2. Kocokan mereka pun semakin cepat, beberapa ada yang melenguh saking menikmatinya

"Mbak buka tempikmu!"

Akupun reflek membuka labia vaginaku lebar lebar memamerkan isinya dihadapan bapak bapak ini. Bapak itu memandangi lubang vaginaku sambil terus mengocok batang kelaminnya dengan cepat

"Aaaarrrgggghh" tiba tiba beliau mengerang

*crot crot crot* penis bapak itu langsung menyemprotkan spermanya ke bibir vaginaku. Rasanya hangat dan meleleh membasahi tepat di sela lubang kelaminku.

"Waaa asyik nih kita buang aja ke tempik Mbak Rista semua yuk pak", ajak bapak tukang becak dan disetujui

Akhirnya mereka mulai berbaris rapi mendekat ke arah vaginaku. Kulihat penis2 mereka mengacung semua menghadap ke arahku. Akupun hanya menunggu sambil memandangi mereka beronani seolah berharap mereka kembali menyiram kelaminku dengan sperma mereka.

"Arrrhggghhh keluarr..."

*crot crot crot crot crot crot crot crot crot*

Satu persatu mereka menumpahkan spermanya tepat ke bibir vaginaku yang masih kubuka lebar dengan kedua tanganku ini. Beberapa ada yang tepat pada bagian dalam vaginaku yang terbuka dan beberapa ada yang mengenai tangan serta bulu pubisku.

"Aaah lega... Jadi semangat kerja nih kalau gini. Hehehe" kata bapak ojol sambil kembali mengenakan jaket kebesarannya.

Aku masih membuka vaginaku lebar lebar, menunggu sperma mereka semua jatuh menetes kebawah sembari mengistirahatkan tubuhku yang masih bernafas tersengal sengal. Vaginaku terasa begitu lengket dan bau. Sungguh tumpahan sperma mereka banyak sekali membasahi vaginaku. Untungnya tidak ada yang masuk dirahim jadi akupun merasa aman

*cekrik cekrik cekrik* suara kamera handphone memotret

"Jangan difoto bapak..", pintaku malu sambil reflek menutup auratku

"Buat konsumsi pribadi kok mbak. Pose mbak ini sexy sekali. buat saya bacolin sering sering. Heheheh.." kata seorang bapak sambil terkekeh

"Udah jangan ditutupin badan lu. Toh udah kita grepe2 tadi. Hehehe", ujsr bapak singlet putih

Perlahan kubuka kembali tanganku yang menutup dada serta vaginaku. Lalu kembali kubuat kakiku mengangkang dihadapan mereka. Lalu bapak2 yang lain pun mulai ikut memotret poseku yang mengangkang membuka vagina yang berlumuran sperma itu

"Mbak kasih tanda peace dong", pinta salah seorang bapak

Dengan tertunduk malu, aku tak punya pilihan selain berpose peace dihadapan kamera mereka sambil menunjukkan vaginaku yang dipenuhi ceceran sperma mereka. Awalnya aku difoto tanpa expresi, namun mereka memintaku tersenyum menghadap ke arah kamera dan akupun melakukannya kuberikan senyum terbaikku

"busyet cakeo benerr", puji tukang becak yg lain

Setelah semua puas, akhirnya mereka mulai mengenakan pakaiannya satu persatu dan mulai meninggalkan lokasi ini secara buru2.

"Pak.. Saya boleh minta tisu...", pintaku kepada pemilik warung yang sudah bersiap membuka kembali warungnya

"untuk apa?", tanyanya sambil mengatur kembali barang dagangannya

"Buat membersihan air mani bapak2", jawabku

"Tisu saya memang gratis buat bersihin sisa makan mbak. Kalau buat bersihin peju, mbaknya bayar saya 20.000 per 5 lembar", godanya

*Hah? Aku harus membayar 20ribu untuk mengambil tisu dan kugunakan untuk membersihkan air mani mereka ke tubuhku? Gila.. Seolah aku yang menginginkan ini semua sehingga harus membayar demi sebuah tissu*

Akupun bangkit setelah beberapa saat rabahan di meja. Sperma mereka langsung jatuh meluber ke meja ini. Lalu kuambil uang 100ribuan yang kukantongi di gamis transparanku dan kuserahkan ke mas penjaga warung

"Total 18 sedotan dikali 500 jadi 9000, tisunya 20ribu, jadi total mbaknya harus bayar 29ribu ya..", ujar mas penjual warung sambil terkejut melihatku memberikan uang 100ribuan

"Waduh, saya ngga ada kembaliannya Mbak. Kembaliannya ngga usah ya.. Itung2 biaya buat mbaknya, karena beruntung bapak2 pembeli di warung saya bersedia menikmati tubuh mbak. Heheheh", lanjut pemilik warung secara tak sadar merendahkanku

*Astghfrlhdzm.. Seolah aku yang bayar mereka untuk menikmati tubuhku* kataku dalam hati

Aku hanya tersenyum kecut karena masih kecapekan. Lalu kuambil beberapa helai tissue dan kubersihkan peju2 kental yang menempel di sekitar vagina serta tanganku

"Nitip bersihkan peju yang dimeja dan lantai juga mbak", perintah Mas Penjaga Warung

"Iyaaaa mas....." jawabku malas2an

Lalu kumeninggalkan warung itu dengan berjalan terseok seok, karena vagina dan anusku rasanya hancur dikocok-kocok kasar dengan mereka, dan kakiku yang terus dipaksa mengangkang serasa mau copot. Aku tutup kembali tubuhku dengan gamis transparan yang kukenakan, tak lupa kerudung panjang untuk menutup to jolan dadaku, dan berharap tidak dikerjai lagi.

Akupun mulai melangkah meninggalkan warung menuju jalan Raya, berharap ada angkot yang bersedia mengantarkanku kembali ke rumah kontrakan. Setelah menunggu beberapa saat, untunglah ada sebuang angkot. Aku tutup tubuhku rapat2 selama di dalam mobil angkutan umum ini. Cukuplah sedekah yang kulakukan hari ini

*Astghfrlhdzm.. aku sampai lupa tidak meminta dokumentasi foto sebagai laporan untuk berandalan itu, teledornya aku Ya Tuhaann..*

**bersambung**
mksh updatenya suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd