Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menagih Dendam (Closed)

Status
Please reply by conversation.
Post 14

Setelah mendapat apa yang mereka inginkan, Aska, Rezky dan Salma meninggalkan daerah villa yang mereka tempati dengan mobil merah milik Salma. Kembali mereka menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat tadi pagi. Nampak Salma duduk di kursi belakang dengan wajah ceria. Sedangkan di depan Rezky dan Aska dengan wajah serius berbincang-bincang membahas rencana mereka selanjutnya.

Salma merasa gembira karena dia sudah tak lagi berada dalam cengkeraman Amin, suaminya yang tak setia itu. Perempuan itu belum mengetahui kalau mantan suaminya itu sudah tak lagi bernyawa setelah dia tinggalkan tadi. Dia hanya terus tersenyum dan mencoba membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya.

“Bro.. lu anterin mbak Salma pulang ke rumah, gua ada perlu dikit sama tante Selly” ucap Aska sambil menjalankan mobil dengan kecepatan sedang.

“Tante Selly? Emang lu ada urusan apa sih?” balas Rezky penasaran.

“Tadi gua dapat pesan dari Fenny.. katanya ga bisa datang karena ada urusan sama mama.. aku curiga pasti ada hubungannya sama tante Selly..”

“Masak sih? jangan-jangan maksud kamu.....”

“Iya bener.. gua curiga aja sih... belum kebukti kebenarannya..”

“Iya deh bro..”

Tanpa ada hambatan sama sekali, mobil yang mereka tumpangi itu sudah mulai masuk ke dalam komplek perumahan Selly. Begitu mereka tiba di depan rumah Selly, pemuda bernama Aska itu langsung turun. Sedangkan Rezky langsung menggantikannya untuk membawa mobil itu kembali ke rumah Salma.

“Lu ati-ati deh bro.. gua punya feeling habis ini bakal terjadi sesuatu di rumah mbak Salma” ucap Aska sambil melihat ke belakang, ke arah Salma duduk.

“Oke deh bro.. kita jalankan rencana semula..”

“Betul.. mbak Salma, jangan lupa sama apa yang aku bilang yah..” Aska masih melihat ke Arah perempuan cantik di dalam mobil yang kini pindah ke depan.

“Sipp.. seperti rencana semula..” balas Salma menirukan ucapan Rezky.

Selepas mereka berpisah, Aska langsung masuk ke dalam halaman rumah Selly. Sore itu rumah Selly terlihat sepi dengan sebuah mobil terparkir di depan pintu garasi. Sepertinya mobil itu akan dipakai oleh pemiliknya.

“Ehh.. ada Aska.. tumben kamu kesini sayang?” sapa Selly yang kebetulan berada di ruang tamu.

“Iya te.. eh tante mau pergi yah?” balas Aska santai.

“Em.. iya.. mau ke.. ke.. eh, ada janji sama temennya tante” ucapan Selly sepertinya menyembunyikan sesuatu.

“Hehe.. jangan bohong deh te.. tante Selly ini paling buruk kalo lagi bohong.. ayo dong, bilang yang jujur.. tante ada acara kan sama mama?” tukas Aska tanpa basa-basi lagi.

“Eh..itu.. itu.. ahh.. i..iiya sayang..” balas Selly tanpa bisa bersembunyi dari kejaran Aska.

“Bilang aja mama lagi ada klien kan? Siapa sih te?”

“Itu.. ahh.. itu kan urusan mama kamu.. tante ga tau menau”

“Hahahaha... Fenny udah bilang ke aku kalo lagi ada acara sama temennya mama, itu berarti mama lagi ngelonte kan? Masak tante ga tau...cerita dong te...” ujar Aska terus memaksa Selly.

“Ahh, kamu ini.. ga bisa bohong kalo sama kamu.. hhhh... iya tadi mama kamu ada tamu, sebenernya tante mau kesana juga habis ini..”

“Emm.. kebetulan dong.. aku ikut yah!?”

“Enggak..enggakk.. ntar mama kamu marah sama tante.. urusannya jadi runyam kalo ada kamu..” tolak Selly.

“Udah deh te.. aku janji cuma mau ketemu sama mama.. habis itu aku pulang” ujar Aska merayu Selly supaya dia mau.

“Beneran? Aku pegang yah ucapan kamu... yaudah.. kita berangkat sekarang...”

Dengan persetujuan itu, Selly dan Aska kemudian masuk ke dalam mobil yang ada di parkiran depan pintu garasi. Sengaja Aska membiarkan Selly yang menyertir mobilnya, karena dia tak tahu arah mereka pergi kemana.

***

Seperti yang sudah direncanakan oleh Aska, hari itu seharusnya Fenny menjemput Astri dari kantornya lalu mereka berdua pergi ke tempat yang diminta oleh pemuda itu. namun karena Astri sudah terlanjur menerima booking dari seseorang pelanggannya, akhirnya Astri malah mengajak anak perempuannya itu pergi menemui laki-laki hidung belang yang sudah terlanjur membayarnya.

Fenny hanya bisa pasrah saja pada kemauan mamanya, meski gadis itu tahu kalau kakaknya pasti marah besar kalau sampai dia tahu. Gadis itu kini hanya bisa mengekor di belakang mamanya saat mereka berjalan memasuki sebuah rumah mewah di pinggiran kota.

“Ntar kalo kak Aska marah giman nih mah? Padahal kan aku udah janji buat jemput dia” ujar Fenny setengah berbisik.

“Udah kamu tenang.. itu nanti urusan mama.. tugas kamu disini cuma temenin mama” balas Astri tak mau kalah.

Mereka terus berjalan menyusuri sebuah lorong yang kondisinya temaram. Meski ada penerarangan berupa lampu, tapi tak cukup terang untuk menyinari seluruh lorong itu.

“Mah.. yakin ini tempatnya?” ucap Fenny mulai ragu pada kondisi sekitarnya.

“Hihi.. iya sayang.. kenapa? kamu takut yah?”

“Iya sih.. hawa rumahnya bikin ngeri..”

Memang kondisi rumah itu meski terlihat mewah dan bagus tapi ada hawa dingin yang menyelimutinya. Bukan angker, tapi lebih tepatnya sepi dan sunyi. Namun begitu suasana yang sepi itu mendadak jadi berbeda kala kedua perempuan itu masuk lebih jauh ke dalam rumah. Dari arah belakang rumah mulai terdengar alunan musik classic yang menunjukkan kalau ada orang di rumah itu.

“Wahh.. ternyata bidadari kita sudah datang... halo cantik.. long time no see yahh..” sapa seorang lelaki bertubuh atletis dengan tubuh hanya tertutup celana pendek saja.

“Hai Rick.... iya nih, lama ga jumpa... kamu sih ga pernah panggil aku..” balas Astri samil mendekati lelaki itu, setelahnya mereka berciuman mesra layaknya sudah kenal lama.

“Oiya... kenalin ini anakku.. Fenny...” sambung Astri sambil mengarahkan tangannya pada pinggang Fenny.

“Halo Om..”

“Hehe.. cantiknya anak kamu... ck ck ck... mirip mamanya..” balas lelaki itu sambil melihat wajah Fenny dengan teliti.

“Ini Ricky... temennya mama.. hihi..”

“Nahh.. kenalin juga ini temen bisnisku.. hari ini kita ada acara bareng nih.. ini Ken.. dan ini Wei...” ucap Ricky mengenalkan dua lelaki berwajah oriental di belakangnya.

“Hai guys...” sapa Astri yang kemudian dibalas dengan senyuman sumringah dari kedua lelaki berumuran 30 tahun itu.

“Kita baru aja renang nih... mungkin kamu bisa mulai bikin hangat lagi suasananya” ujar Ricky lalu menuangkan minuman untuk tamu-tamunya.

“Oke deh...”

Fenny mulai mengambil tempat agak menjauh dari posisi Astri. Gadis itu hanya diam dan melihat saja saat mamanya mulai melepaskan baju seragam kantornya. Fenny sudah tau kalau tujuan mamanya datang kesitu adalah untuk memberi pelayanan pada orang yang telah menyewanya.

“Aduhh... cantiknya..” puji Ricky saat Astri hanya memakai bra dan celana dalam putih berenda saja. Selera lelaki itu memang lain dari yang lain, dia lebih senang pada perempuan yang sudah berumur lebih dari 40 tahun. Tapi tentu saja perempuan yang tubuhnya terawat seperti Astri.

“Kita mulai?” tanya Astri centil.

“Tunggu.. kamu layani kedua tamuku saja, biarkan mereka tau kemampuan kamu.. hahaha..”

“Baiklah.. “

Astri langsung mendekati dua lelaki yang sedang duduk santai di kursi sofa. Keduanya nampak duduk berdekatan hingga memudahkan Astri untuk menyentuh tubuh mereka.

“Hemmm.... tuan-tuan, saya hanya disewa dua jam saja... kita langsung mulai aja yah?” ucap Astri yang kini merangkak di depan dua lelaki berwajah oriental itu.

“Ohh silahkan.. kamu atur saja” balas lelaki bernama Ken.

Astri tanpa ragu mulai merangkak di depan Ken lalu mendekatkan wajahnya di paha lelaki itu. Jilatan dan kecupan lembut dari mulut Astri mendarat di paha putih lelaki bernama Ken itu. Tentu saja perbuatan Astri itu mampu membangkitkan gairah Ken.

“Damn!! pinter banget kamu..” puji Ken. Dia merasa mulai tertantang untuk menyambut Astri.

Perempuan beranak dua itu tanpa peduli lagi pada sekitarnya terus berusaha melayani lelaki itu. Jilatan lidahnya dan kecupan bibirnya terus mendarat di pangkal paha Ken yang masih tertutup celana boxer hitam. Lalu dengan sekali tarikan saja lepaslah celana pendek itu. Lelaki itu membiarkan saja Astri terus mengerjai tubuhnya meski kini batang penisnya sudah menyembul keluar dan mulai menunjukkan ukuran sebenarnya.

“Hihihi.. enak gak?” tanya Astri sambil melirik ke arah wajah Ken.

“Ohh.. shit... kamu pinter banget..” balas Ken.

Sebelum Astri mulai lagi, tiba-tiba dari arah belakang tubuh Astri, rupanya Wei sudah ikutan terpancing juga rasa penasarannya. Tangannya dengan tanpa sopan santun langsung meraih kait bra putih yang dipakai Astri lalu melepasnya dengan mudah. Kini hanya tinggal celana dalam putih saja yang masih melekat di tubuh Astri.

“Ashhh... buru-buru amat.. udah ga tahan yah!?” goda Astri sambil menoleh ke belakang, tempat Wei berada.

“Hahaha.. iya, aku gemes sama tubuh kamu..” balas Wei dengan nada kocak.

Astri hanya terus melakukan tugasnya, kini dia mulai mengoral penis Ken yang sudah tersaji di depan mukanya. Wanita itu tanpa kesulitan langsung memasukkan seluruh permukaan penis Ken ke dalam mulutnya. Tentu saja karena ukuran penis Ken masih standar ukuran penis Asia.

“Ahhhh... hebat.. pantas kamu yang dipanggil kesini” ujar Ken sambil membelai rambut panjang Astri yang tergerai menutupi wajahnya.

“Hemmmpphh... hiihihi....” balas Astri hanya bisa tersenyum, karena mulutnya tersumpal batang kejantanan milik Ken.

Wei, pemuda tampan berwajah manis yang berada di belakang Astri rupanya sudah mulai tak sabar. Tangannya tanpa disuruh pun langsung menelanjangi tubuh Astri. Celana dalam wanita itu dia turunkan sampai benar-benar lepas dari kedua kaki Astri.

“Hemm.. bagus banget nih memek pecun, pasti lezat nih rasanya..” ungkap Wei kemudian mendekatkan wajahnya pada celah kemaluan Astri yang sedang menungging di depannya.

Kini kedua lelaki itu saling memberi kenikmatan berantai. Astri masih terus mengoral penis Ken, sedangkan Wei sibuk menjilati memeknya dari belakang. Astri yang diperlakukan sepeerti itu hanya bisa mendesah dan sesekali menggelinjang saat ujung lidah Wei mampu mengenai klitorisnya.

Fenny yang melihat mamanya sedang berusaha memberi pelayanan terbaik pada lawan mainnya hanya bisa diam sambil sesekali melihat sekeliling. Wajah gadis cantik itu masih saja gusar karena dia yakin kakaknya pasti akan marah kalau sampai tahu apa yang tengah terjadi. Dia pun sesekali memeriksa Hpnya, Fenny terus membuka layar Hp itu karena khawatir kakaknya akan bertanya dimana lokasinya sekarang. Namun sampai detik itu dia belum menerima pesan dari Aska.

“Kenapa? ada yang ditungguin yah?” tiba-tiba saja Ricky telah berada di sampingnya. Kini lelaki itu sudah totally naked, tanpa pakaian apapun melekat di tubuhnya.

“Eh, enggak kok Om..” balas Fenny berusaha menutupi kegelisahannya.

“hehe.. kamu nikmatin aja disini.. biar mama kamu yang kerja..”

“I..ii... iya Om.. hihi..” balas Fenny gugup tapi terus berusaha menutupinya.

“ga usah gugup gitu.. biasa aja... sini Om lepasin baju kamu biar gak gerah...” ucap Ricky lalu memegang ujung kaos lengan panjang yang dipakai Fenny.

“Eh.. Om.. gausah.. Omm.. gausahh...”

Fenny terus berusaha menolak tangan Ricky dari tubuhnya. Dia memang agak risih berada di dekat lelaki itu. Dari awal gadis itu sudah tahu kalau lelaki itu mengincarnya. Tapi sekuat hati dia menolak, tangan Ricky terus saja menarik kaos yang dipakai Fenny sampai lepas dari badannya.

“Wah..wahh.. ternyata kamu udah ga pake daleman yah? duhh.. jadi makin nambah cantiknya..” puji Ricky menyadari kalau Fenny dari awal memang tak memakai Bra, begitu kaos yang dipakainya lepas langsung saja payudara mengkal membusung milik gadis itu terumbar tanpa penutup.

“Hihihi... iya om.. nyaman sih kalo ga pake daleman..” ujar Fenny berusaha tenang, meski dadanya sekarang berdegub kencang.

“Oke... aku akan memberi kamu uang satu juta kalau kamu bersedia melepas celana.. gimana?” tanya Ricky serius. Dia benar-benar tertarik dengan tubuh gadis itu.

“Udah kasih aja Fenn... lumayan tuh uang satu juta...” celetuk Astri yang masih terus bergumul dengan dua lelaki di dekatnya.

“Tuhh.. dengerin mama kamu.. ayo dong lepas aja” rayu Ricky.

“Emm.. cuma liatin aja ya Om.. jangan dipegang..”

“Hehe.. oke... deal”

Meski masih ragu, Fenny mulai membuka resleting celana jeans yang dipakainya. Gadis itu mulai tertantang mendapatkan uang dengan cara mudah. Hanya menunjukkan tubuhnya saja dia sudah mendapat uang satu juta. Tangannya dengan cekatan mulai melepas celananya sampai benar-benar pisah dari tubuhnya.

“Nihh.. udah kan Om..” ujar Fenny. Kini tubuh gadis cantik itu hanya tertutup celana dalam warna merah maroon saja.

“Wuahh... bagus banget tubuh kamu sayang... hemm.. umur berapa sih kamu sekarang?”

“Umur.. hihihi.. masih 20 tahun Om..” balas Fenny, dia sudah mulai bisa mengendalikan rasa gugupnya.

“Ohh.. masih terlalu muda... tapi udah pengalaman ngentot kan? Hehehe..”

“Udah dong, udah pengalaman dia..” celetuk Astri lagi.

“Huhh.. mama! napa sih diomongin segala!?” balas Fenny mulai jengah pada ucapan mamanya.

“Hehehe.. buka dong sekalian.. aku tambah satu juta nih..”

“Be... beneran nih Om? Jangan bohong yah..”

“Iya.. beneran, nih uangnya..” balas Ricky sambil mengeluarkan tumpukan uang dari dalam laci meja.

Merasa kepalang tanggung, Fenny mulai timbul keberanian dalam dirinya. Dia menerima saja tawaran dari Ricky tanpa ada paksaan sedikitpun. Hanya disuruh telanjang saja sudah dapat uang dua juta, kapan lagi bisa seperti itu pikirnya.

“Hihihi.. oke deh Om.. nih aku lepasin yah...”

Dengan sedikit menggeliatkan tubuh rampingnya, Fenny mulai menarik turun celana dalam yang dipakainya. Tentu saja Ricky yang melihatnya semakin merasa penasaran.

“Waoooow.. bagus banget tubuh kamu sayang... punya kamu masih rapet, trus bulunya juga masih belum tumbuh semua.. bikin tambah ngiler aja nih, hehe..”

“Hihihi.. apaan sih Om? Ga pernah liat cewe telanjang yah?”

“Jasmine.. aku tambah dua kali lipat bayaran kamu.. asal anak kamu mau melayaniku” tawar Ricky pada Astri.

“Ehh.. Om.. ga begitu, ihh.. ini apaan sih?” ujar Fenny mendadak kebingungan.

“Baiklah.. kasih dulu uangnya..” jawab Astri. Dia melihat ke arah Fenny dengan tatapan mesumnya.

“Hahahaa.. nih.. udah aku siapin semuanya...” ujar Ricky lalu menumpuk lagi uang kertas di atas meja.

“Udahh kasih aja Fenn.. lumayan bisa buat uang jajan..”

“Mama... apaan sih? ntar kalo... ahh.. mama gimana sih?” balas Fenny bimbang.

“Sini sayang.. liat tuh mama kamu udah keenakan... yukk.. Om bikin kamu keenakan juga, hahaha...”

Fenny mulanya terpaksa menuruti kemauan lelaki di depannya itu. Gadis itu kini duduk di atas meja bar, masih dalam kondisi telanjang bulat sepenuhnya. Sebentar kemudian Ricky mulai mendekatkan kepalanya menuju dada Fenny. Langsung saja sebuah kecupan lembut mendarat di permukaan payudara Fenny tanpa bisa dihalangi lagi.

“Ahhh..” Fenny tersentak kaget begitu ujung lidah Ricky mengenai ujung puting susunya.

Lelaki itu begitu pintar memainkan puting susu Fenny dengan lidahnya. Sementara itu tangan kirinya mulai meremas payudara Fenny sebelah kanan. Adegan itu bertambah panas, kini mereka sudah saling memagut dan berpelukan. Lidah Ricky menjalar bagai bagai ular ke telinga dan leher Fenny, sementara tangannya masih terus meremas-remas payudara bulat milik gadis itu. Semua perlakuan lembut lelaki itu membuat Fenny mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual.

Kepala Ricky mulai turun lagi. Kedua puting susu Fenny kembali jadi bulan-bulanan hisapan dan jilatan mulutnya. Lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di puting susu Fenny, ditambah sesekali mulutnya menghisap dan mengenyot payudara Fenny. Sementara lidahnya terus mengerjai susu Fenny, tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif milik gadis cantik itu.

“Ahhh.. sssshhhhhh... emmmmmhhhh...” tak terasa Fenny semakin mendesah dibuatnya.

Ricky tidak membuang-buang waktu, dia terus menikmati bukit kembar milik Fenny yang indah itu. Perlahan mulutnya merayap makin kebawah, kebawah dan kebawah terus. Lelaki itu kini mulai mengecup-ngecup gundukan diantara paha Fenny sekaligus membasahinya dengan ludah. Dengan hati-hati Ricky membuka kedua paha Fenny dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Fenny semakin bergetar merasakan lidah Ricky menari-nari di celah vaginanya.

“Agghh.. Omm.. oohh.. enakk Omm...” desah Fenny yang mulai menikmati permainan itu.

Mendengar desahan gadis itu, Ricky semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Fenny dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Fenny, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya tanpa sadar mulai mengusap-usap dan menarik-narik rambut Ricky, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

Fenny semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Ricky melahap kewanitaannya. Kepalanya menggeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengkramnya kuat-kuat. Fenny sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Ricky tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, dia membaringkan tubuh Fenny di atas lantai dan merangkak naik keatas tubuh mulus gadis itu. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Fenny di atas, sesekali dibawah, disertai gerakan erotis pinggulnya. Ricky tidak tinggal diam, ia melakukan hal yang sama juga. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan terus menekan-nekan.

Setelah beberapa saat lamanya, Ricky kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Ricky mengarahkan batang penisnya ke sela-sela paha Fenny.

“Rileks ya sayang..” bujuk Ricky, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di celah kewanitaan Fenny.

“Ehh.. akkhh.. mpphh... ahhhh...” Fenny semakin mendesah.

“Enak kan sayang?”

“Ehh.. enaakk Om... uhhh... lanjutin aja Om..” balas Fenny dengan mata terpejam.

“Aku masukin ya sayang...” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Ricky langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya langsung tenggelam dalam liang kewanitaan Fenny yang memang sudah becek sedari tadi.

“Aakhh.. Om.. eengghh... aahhh..” erang Fenny cukup keras. Kini gadis itu tak menahan lagi suara teriakan kenikmatannya.

Ricky lebih merunduk lagi dengan siku tangannya menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Fenny.

“Teruss.. Omm... ahh.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass Omm..” Fenny tanpa bisa ditahan lagi terus meracau.

“Aku suka sekali payudara kamu sayang.. mmhh... bulet... kenyal banget”

“Ahhh... iya Om.. aku juga suka Om isep.. ahh..” Fenny menyorongkan dadanya membuat Ricky bertambah mudah melumatnya.

Ricky tahu kalau Fenny sudah berada pada situasi menyerah. Dia lalu merebahkan badannya menindih Fenny dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga gadis itu. Semakin dalam Ricky menekan pinggulnya, dapat dibayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Fenny semakin kuat.

“Ahhhh.. goyang Om... genjot yang kenceng.. aahh.. iya.. ahhh..”

Fenny meracau merasakan kejantanan Ricky terus berputar-putar di liang kewanitaannya. Kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Ricky tidak ragu lagi untuk menarik-masukkan batang kemaluannya.

“Aaauugghh.. sshh.. Omm.. ohh.. enakkkk...” Fenny tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya.

“Ohhh... iya sayang.. punya kamu juga enaakk banget.. uugghh..”

“Aduhh.. Omm.. rasanya memekku... ahhh.. sshh... enakkk...” desah Fenny seraya memeluk tubuh lelakinya, pujian Ricky rupanya membuat Fenny lebih agresif. Kini pantatnya mulai bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Rcky.

Di sisi lain ruangan itu, Astri kini berjongkok di karpet di sebelah kursi sofa. Kedua cowok jatahnya malam itu bergerak mendekatinya. Astri kembali menelan ludah ketika dua batang penis yang sudah mengacung tegak mengelilingi kepalanya. Bau khas lelaki yang sangat kuat membuatnya pusing sekaligus terbuai. Dengan kedua tangan halusnya, dua batang kejantanan di kanan-kirinya dikocok pelan. Astri lalu menciumi ujung penis Ken yang berada di depan mukanya dan menjilati batangnya bagai menikmati es krim. Wanita itu melakukan servis mulutnya sambil memandang ke atas, menatap wajah Ken dengan binal. Dilanjutkan dengan masuknya kemaluan Ken seluruhnya dalam mulutnya yang sensual itu.

“Mmmmhhhh... Slurrrrppp... Cppllkcpllkkk....” suara kecipak dari mulut Astri mengiringi servisnya pada batang kemaluan Ken.

Batang penis milik Wei yang ada di sebelah kirinya dikocok dengan tangan halusnya. Tubuh atas Astri yang sibuk melayani kedua lelaki itu mulai berkeringat, bulatan susunya ikut bergoyang seiring gerakan tubuhnya. Sementara di bawah, cairan memek Astri ikut menetes-netes ke karpet tempat ia jongkok.

“Happpp... mmmmhhhh..” Astri melepas penis Ken dan beralih ke penis Wei. Service pada penis Ken dia ganti dengan tangannya. Tanpa sungkan dan ragu wanita itu mengulum dan menyedot-nyedot batang milik Wei dengan nikmat. Si pemilik kemaluan hanya bisa memejamkan mata menikmati sepongan mulut Astri.

“Aduhhh... hebat banget perempuan ini.. gilaa!!” ungkap Wei begitu menikmati perbuatan Astri pada penisnya.

“Ahh.. gak salah bang Ricky panggil dia..” ucap Ken.

Kedua tangan Wei lalu mencengkram kepala Astri. Dengan kasar digerakkannya kepala perempuan itu, sementara pinggulnya bergerak berlawanan arah, yang membuat Astri terbeliak kelabakan.

“Heemmmnnnnggghhh!” Astri mencoba melawan, tapi tak bisa karena kepalanya dipegang erat oleh Wei. Sementara Ken memegang tangannya. Astri hanya bisa pasrah merelakan mulutnya diperkosa oleh batang kemaluan Wei.

Lelaki berwajah oriental itu terus mengentot mulut Astri dengan kasar. Bukannya menolak, wanita itu malah terus menikmati momen dimana dia diperlakukan dengan kasar. Mata Astri membelalak ketika dirasakannya ada cairan kental hangat yang langsung menyemprot ke tenggorokkannya.

“Aaahhhhh... shiitt!!” teriak Wei. Rupanya saat itu spermanya sudah menyembur keluar di dalam rongga mulut Astri.

Setelah beberapa lama, akhirnya Wei melepas kepala Astri dari cengkramannya. Wanita itu langsung terbatuk-batuk, liur mengalir dari sudut mulutnya dengan bercampur cairan putih kental menempel di sana.

“Uhukkk.. uhuuukk... puahhhh... uhukk.. banyak banget pejuhnya..” ujar Astri sambil mengusap mulutnya dan menatap binal ke arah Wei yang masih berdiri di depannya.

“Ahh.. kamu hebat banget, cuma pake mulut sudah bisa buat aku keluar.. aduhh... lain kali kita main lagi.. jangan lupa nanti kamu kasih nomor kamu yah” ucap Wei sambil menjauhi Astri.

Giliran Ken yang masih butuh dipuasi. Kini lelaki itu menarik tangan Astri untuk mengikutinya duduk di kursi sofa. Tapi bukannya duduk di sebelahnya, Astri justru duduk di pangkuan Ken. Wanita itu tahu apa yang harus dilakukan untuk memuasi lawan mainnya. Blesss... kepala penis Ken yang seperti jamur mulai masuk membelah memek Astri. Membuat perempuan beranak dua itu mendesah nikmat, seerotis mungkin untuk menggoda pejantannya.

“Ahh.. mentok nihh.. mentok di memek akuu.. mau di gerakin? Hihihi...” goda Astri setelah penis Ken menerobos seluruhnya. Si pemilik batang penis sangat jelas mengerti godaan Astri yang menggairahkan itu sambil disuguhi pemandangan punggung mulus dan pantat sekal Astri di depannya.

“Do it !”

Dengan nakal Astri meliukkan pinggulnya sehingga tubuhnya terangkat. Setelah setengah penis Ken tercabut, dia menurunkan tubuhnya lagi, dengan liukan pinggul yang sungguh binal. Ken merasakan persetubuhan ini begitu nikmat, rayuan nakal Astri, desahan yang begitu erotis dan cengkraman memek Astri yang lain dari biasanya. Astri benar-benar menjadi sosok yang lain saat itu, sosok yang mampu mengalahkan keperkasaan lelaki manapun dengan kemampuan bersetubuhnya.

“Aahhhh.. kamu... kamu... ahh... hebat banget..” puji Ken kemudian.

Astri terus bergoyang naik turun, kiri-kanan, memutar, maju-mundur dengan liar. Ken yang hanya bisa pasrah menerima kebinalan Astri mulai merasa dirinya akan kalah. Sebaliknya, Astri seakan tak ingin kalah dengan Fenny yang dilihatnya sedang bersetubuh dengan Ricky. Wanita itu seakan ingin menunjukkan kalau dirinya punya kemampuan yang lebih baik daripada anaknya sendiri.

“Enaak sayang.. terus goyang.. uhh.. eenngghh..” merasakan goyangan Fenny, lelaki bertubuh atletis bernama Ricky itu semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.

“Ahh.. aahh.. Omm.. teruss.. aahhhhh..” pekik Fenny. Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.

“Ohhh.. memek kamu.. ahh... bisa ngempot.. aduhh.. mati aku..” rutuk Ricky merasa dirinya tak akan bertahan lama.

“Ahh.. jangan tahan Om.. ahh.. aku... mau.. ahh.. terussss!”

Ricky dengan sekuat tenaga menahan luncuran lahar panas sperma dari dalam batang penisnya. Lelaki itu benar-benar kewalahan menghadapi empotan dan jepitan memek Fenny yang belum pernah dia rasakan dari wanita panggilan lainnya.

“Ohhh.. Omm... tekan.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Fenny.

“Aduhhh... ngempot lagi.. aahhh.. kurang ajar... aahhhhh...!!” pekik Ricky mengiringi semburan cairan spermanya yang tak bisa ditahan lagi.

“Aaahh.. aauugghh.. teruss Ommm.. masih... ahh.. enaaakkkk” desah Fenny.

Meski sudah melemas, batang penis Ricky masih bersarang di kemaluan Fenny. Lelaki itu merasa telah kalah dari gadis 20 tahun yang baru saja dia senggamai. Biasanya Ricky bisa bermain berpuluh-puluh menit, tapi entah kenapa dia sudah kalah dari Fenny hanya kurang dari setengah jam saja.

“Ahhh.. ahhh.. ahhhh.. aku nyampeee!! Ahhhhh.. Oohhhh!” Astri memekik dan memekik lagi ketika orgasmenya datang melanda. Tubuh bugil wanita itu meliuk-liuk seperti penari mengikuti ritme tarian birahinya.

“Aaasshhhhhhh......oohh...ohhh... ohhh..” suara lenguhan Ken juga terdengar.

Keduanya kini sudah berhasil mencapai puncak kenikmatan mereka. Ken terduduk lemas, sementara Astri masih berada di pangkuannya.

“Selamat malam tuan-tuan...” tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara lelaki lainnya.

“Siapa kamu?” tanya Ricky yang menyadari ada orang lain yang masuk ke dalam rumahnya.

“Saya? Hehe.. saya cuma mau mengambil barang saya yang ada disini..” ucap pemuda bernama Aska itu sambil menatap tajam ke arah Astri dan Fenny.

“Aduh jeng.. sorry gangguin nih.. anaknya maksa ikut” ucap Selly yang tiba-tiba muncul dari belakang Aska.

“Aduhh.. kok bisa sih kalian?” hanya itu yang keluar dari mulut Astri.

“Tuan... kalian sudah puas kan? Dan perempuan ini sudah dibayar kan? Oke.. kalau begitu saya ajak mereka pulang dulu.. ada hal yang harus kita selesaikan..” ucap Aska lagi.

“Baik.. aku tak mau ada keributan disini.. kalau memang itu maumu.. silahkan..” balas Ricky.

“Ayo kita pulang..” tatap Aska pada Fenny dan Astri, ada amarah meluap-luap dalam pandangan mata pemuda itu.

“Iya sayang, tapi sebentar.. mama... mama.. aahhhh... aduhhh...!!”

Tanpa bisa dilarang, Aska langsung menarik rambut Astri dan menyeretnya. Begitu juga dengan Fenny, gadis itu tak sempat menutupi tubuhnya, dia dengan kondisi telanjang bulat hanya bisa pasrah saat tangan kakaknya menyeretnya keluar.

“Tante Selly... urus semuanya.. aku ga mau tau..” ucap Aska sebelum dia menghilang bersama mama dan adik perempuannya.

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
Astri bener² b4j1ngan
Anak sendiri diumpanin
Ane harap aska tau kondisi yang dialami fenny
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd