Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Membalas Perbuatan Mamaku

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
POV Aslam
Setelah selesai mandi aku, Mama, dan Bunda pun sudah bersiap-siap menunggu kedatangan Tante Mumtaz beserta keluarganya. Pagi itu Mama memakai baju Salwar Kameez khas Pakistan berwarna merah lengkap dengan aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting yang disebut Jhumka. Bunda sendiri memakai Salwar Kameez berwarna putih namun ditambah dengan kerudung. Aku pun juga memakai pakaian khas Pakistan tersebut dengan warna hijau yang trendi.

D-T7IdaXUAEOUx6

Mamaku Aisha Sultan

Tepat jam 7 pagi ketika kami sedang sarapan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Mamaku pun bangkit dari meja makan dan bergegas membukakan pintu. Saat pintu dibuka ternyata yang datang adalah Tante Mumtaz beserta keluarganya yaitu anaknya Zoya dan suaminya Tulang Tigor. Mama pun langsung mempersilahkan mereka masuk dan makan bersama kami.

"Assalamualaikum Ibu, Aslam". Sapa Tante Mumtaz ramah.
"Waalaikumsalam". Balasku dan Bunda secara bersamaan. Aku pun langsung mencium tangan Tante Mumtaz dan juga Om Tigor.
"Eh Mumtaz, Tigor, Zoya ayo makan dulu sini". Ajak Bunda pada mereka.
"Eh bos, lama ya kita gak ketemu hehehe". Kata Zoya menyapaku sambil mengajakku toast tangan. Aku pun membalas ajakan toast tangannya lalu dia duduk di sampingku.

Pagi itu Tante Mumtaz dan Zoya kompak memakai Salwar Kameez warna kuning. Mereka terlihat sangat cantik dan anggun. Pagi itu kami pun sarapan bersama dengan menu Roti Canai dan Kari Kambing.

https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcRB2pI2-1pZbE6k_FnHav5V-n-S6WIwo9NU63j3DSTfj_2MsIR0
Tante Mumtaz

35a4ed8edad74f2e61a237e921158f67.jpg

Sepupuku Zoya Harahap

Suasana makan pagi itu pun cukup meriah. Tulang Tigor yang suka melawak dan Tante Mumtaz yang cukup cerewet pun mendominasi pembicaraan. Kami semua pun sering tertawa mendengar ocehan mereka berdua. Ya Tante Mumtaz walaupun sama-sama cantik seperti Mama namun dia ini memang jauh lebih cerewet dibandingkan Mamaku yang cenderung kalem. Walau gaya mereka cenderung ceplas-ceplos namun kami merasa nyaman dengan gaya mereka berdua yang ceriwis.

Setelah selesai makan tepat jam 8 pagi kami pun bersiap-siap meninggalkan rumah. Sebelum berangkat Bunda pun berpesan pada Mbok Sumi untuk menjaga rumah selama kami pergi. Setelah itu kami pun pergi meninggalkan rumah.

Pagi itu kami pergi naik Toyota Fortuner milik Tulang Tigor. Kursi depan ditempati Tulang Tigor sebagai supir dan Bunda. Kursi tengah ditempati oleh Mama dan Tante Mumtaz. Terakhir kursi belakang ditempati olehku dan Zoya. Selama perjalanan kami pun banyak mengobrol tentang keseharian kami
"Kak Aisha kok si Afiq gak dibawa kesini". Tanya Tante Mumtaz.
"Ya kan dia sekolah Taz, makanya gak aku bawa kesini". Jawab Mamaku
"Terus Nadia kemana, apa masih kuliah". Tanya Tante Mumtaz lagi
"Iya dia masih kuliah di Semarang". Balas Mamaku.
"Kak, aku mau liat foto Afiq dong, udah lama nih gak ketemu sama si "bule kecil" itu hihihihi!" Pinta Tante Mumtaz pada Mamaku.
"Yaudah nih liat aja". Kata Mamaku sambil menyodorkan HPnya pada Tante Mumtaz. Setelah membuka HP Mama dan melihat foto Afiq disitu dia pun berkomentar.
"Wah lucu juga ya si Afiq, mirip banget sama Papanya hihihi". Komentar Tante Mumtaz pada foto Afiq.
"Sini Ma aku juga mau ngeliat fotonya Afiq". Pinta Zoya pada Mamanya. Tante Mumtaz pun memberikan HP Mama pada Zoya.
"Ihh lucu banget sih kamu gemes deh ngeliatnya". Komentar Zoya pada foto Afiq.
"Ma, nanti kalo ada waktu kita ke Jakarta ya nengokin Afiq". Lanjut Zoya meminta pada Tante Mumtaz.
"Iya nih Mama juga udah kangen sama si "bule kecil" itu hihihi, gimana Pa mau gak nanti kalo ada waktu kita nengokin ponakan kecilmu ini di Jakarta?" Tanya Tante Mumtaz pada Om Tigor.
"Ya tinggal menunggu perintah Nyonya besar Papa siap jalan ke Jakarta hahahaha!" Balas tulang Tigor yang juga membuat seisi mobil tertawa mendengar ocehannya.

Tak berapa lama akhirnya kami pun tiba di tempat pesta yang bertempat di salah satu gedung di pinggir Kota Medan. Saat itu tamu pun sudah mulai berdatangan. Setelah memarkirkan mobil kami semua pun turun dan menuju pintu masuk gedung.
 
Terakhir diubah:
Lanjutan
POV Aslam
Setelah mengisi buku tamu dan menaruh kado pernikahan di tempat yang disediakan, kami pun langsung masuk ke gedung tempat acara berlangsung. Kami pun bertemu saudara-saudara yang telah lama tidak bertemu. Setelah bersalaman sebentar kami langsung mencari Mira yang sedang duduk di make up dan kami pun menyalaminya dan bercanda dengan sang pengantin baru. Tante Mumtaz yang heboh pun bercanda dengan Mira.
"Wah ponakan Tante udah jadi penganten aja ya sekarang. Perasaan dulu masih tante gendong-gendong sampe ngompol lagi di baju tante hihihihi"
"Ihh Tante kok malah buka kartu sih, aku kan malu". Kata Mira dengan bibir manyun.
"Becanda kok Mir hihihihi, Oh ya mempelai laki-lakinya dimana?" Tanya Tante Mumtaz.
"Lagi di tempat lain Tante sama keluarganya". Jawab Mira.
"Oh ya calonnya orang mana Mir? Terus kenal dimana?" Tanya Mamaku yang memang belum tahu banyak tentang calon suami Mira.
"Oh dia campuran Arab Jawa Tante dari Tebing Tinggi. Namanya Ibrahim Al Haddad, panggilannya Baim. Kita kenal karena pernah sekantor waktu kerja di Bank Mega". Kata Mira pada Mamaku.
"Oh temen sekantor toh". Balas Mamaku.
"Iya Tante". Jawab Mira.

Setelah selesai di make up, Mira pun diantar di salah satu ruangan sementara mempelai Pria berada di tempat lain. Ya memang beginilah adat Pakistan. Mempelai Perempuan dan Laki-laki duduk terpisah sebelum ada ijab kabul. Setelah itu ijab kabul pun dimulai. Kulihat Baim sedang mengucapkan ijab kabul di hadapan ayah Mira pamanku yang biasa kupanggil Om Hasan. Setelah selesai dan ijab kabul dinyatakan sah barulah Mira bergabung dengan Baim dan para tamu pun mulai menyalaminya.

Tak lama kemudian pesta pun dimulai. Alunan musik khas Pakistan pun menggema di ruangan ini. Aku dan keluargaku banyak yang menari-nari mengikuti irama musik. Suasana pesta pun berlangsung meriah. Keluarga Baim yang keturunan Arab pun juga ikut menari bersama kami.

Makanan yang tersedia saat itu juga lumayan lezat perpaduan dari Pakistan, Melayu, Arab, Jawa sesuai dengan latar belakang etnis kedua mempelai. Ada Nasi Biryani, Roti Jala, Kari Kambing, Nasi Mandi, Soto Ayam dll. Aku pun makan dengan lahap pada siang itu menikmati hidangan yang ada.

Pesta pun berlangsung hingga menjelang sore hari. Setelah selesai pesta kami pun bersalaman dengan keluarga yang lain dan menaiki mobil untuk meninggalkan tempat acara. Setelah mobil berjalan cukup lama, Mama pun membuka pembicaraan dengan Zoya.
"Zoya, nanti kamu mau kuliah dimana?" Tanya Mamaku.
"Pengennya sih di Jawa Tante, cuman gak tahu nih Mama nyuruhnya malah ke Malaysia bareng kak Nadir". Jawab Zoya sambil memanyunkan bibirnya.
"Ya kalo di Malaysia kan ada Kak Nadir yang jagain kamu, coba kalo di Jawa kamu kan sendirian gak ada sodara". Jawab Tante Mumtaz judes.
"Udahlah Taz, biarin aja dia mau kuliah dimana aja. Ya hitung-hitung kan belajar mandiri mulai dari sekarang". Kata Mamaku menengahi perdebatan mereka.
"Tuh kan Ma, Tante Aisha aja ngerti apa mauku". Jawab tak mau kalah.
"Yaudah tapi kalo bisa barengan sama Aslam ya, biar Mama tenang ngelepas kamu". Kata Tante Mumtaz melunak.
"Iya moga aja nanti kita sekampus, iya gak Lam". Kata Zoya sambil menepuk pundakku. Aku pun hanya tersenyum dan membalas menepuk pundaknya balik.
"Eh kita mau langsung pulang apa jalan-jalan dulu sambil makan malem baru pulang". Tanya Tulang Tigor pada kami semua.
"Lanjut jalan-jalan sama makan malem aja pa, lagian ini kan hari Sabtu males kalo langsung pulang". Ceplos Zoya pada Papanya.
"Ibu gak apa-apa nih kalo kita pulang malem". Tanya Mamaku pada Bunda.
"Gak apa-apa kok, lagian Ibu juga udah lama gak keluar malem minggu". Balas Bunda pada Mamaku.
"Emangnya kita mau makan apa Tulang?" Tanyaku pada Tulang Tigor.
"Kita makan Sop Sipirok, itu makanan Khas kampung Tulang di Sidempuan". Jawab Tulang Tigor mantap.
"Wah boleh tuh, ayolah Pa kita kesana, gimana Kak Aisha mau gak?" Tanya Tante Mumtaz pada Mamaku.
"Ok lah aku ikut kalo gitu". Jawab Mamaku ikut.

Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan dan berhenti di warung makan khas Sidempuan yang menjual Sop Sipirok. Setelah duduk dan menunggu sebentar akhirnya pesanan makanan kami pun datang. Sop Sipirok sendiri adalah Sop Sumsum Sapi yang cukup lezat. Kami pun makan dengan lahap malam itu. Selama makan kami pun mengobrol cukup akrab layaknya keluarga pada umumnya. Setelah selesai makan kami pun meninggalkan rumah makan tersebut dan pulang menuju rumah Bunda.

Setelah sampai di rumah Bunda, Tante Mumtaz sekeluarga pun pamit pulang ke rumah. Dia pun menawarkan Mama untuk main ke rumahnya selama berada di Medan. Mama pun bilang dia akan usahakan untuk datang ke rumah adiknya tersebut.
"Kak Aisha, Ibu, Aslam, kami pulang dulu ya. Nanti sebelum pulang ke Jakarta kalo ada waktu Kak Aisha sama Aslam mampir ke rumahku ya". Kata Tante Mumtaz.
"Iya Taz, nanti aku usahain main ke rumahmu sebelum pulang ke Jakarta". Janji Mamaku pada Tante Mumtaz.
"Ok Tante nanti aku ingetin Mama buat mampir ke rumah Tante". Kataku pada Tante Mumtaz.
"Yaudah kalo gitu kita pulang dulu ya Assalamualaikum". Pamit Tulang Tigor.
"Waalaikumsalam hati-hati di jalan ya". Kata Bunda. Kami pun saling bersalaman dan cipika cipiki sebelum akhirnya berpisah dan mobil Tante Mumtaz meninggalkan rumah Bunda.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Karena kelelahan kami pun langsung menuju kamar masing-masing. Sampai di kamar Mama pun membuka bajunya dan melepaskan aksesoris di tubuhnya hingga ia telanjang bulat. Melihat itu pun kontan saja kontolku mengeras bukan main. Aku pun juga ikut membuka bajuku hingga kami sama-sama telanjang bulat. Mama pun tersenyum melihat tingkahku itu.
"Ihh anak Mama baru aja pulang udah nafsu aja". Kata Mamaku sambil tersenyum.
"Habisnya tadi aku banyak makan daging Ma, apalagi ngeliat badan Mama yang seksi itu makanya tititku jadi keras". Kataku sambil memegang kontolku yang mengeras.
"Makanya jangan kebanyakan makan daging sayang, jadi nafsu kan tititmu sama Mama". Balas Mamaku sambil tersenyum.
"Ma, mandi bareng yuk biar cepet". Kataku sambil mendekatinya
"Kalo mandi bareng mana bisa cepet, yang ada kamu pasti gituin Mama". Kata Mamaku.
"Udah ah Ma, aku udah gak tahan nih ayo". Kataku sambil menarik tangannya ke dalam kamar mandi.
"Iya sabar dong sayang kita ambil handuk dulu". Kata Mamaku. Kami pun mengambil handuk masing-masing dan akhirnya masuk ke dalam kamar mandi secara bersamaan.

Di dalam kamar mandi pun kami mandi sambil menyalakan shower. Selama mandi aku dan Mama pun saling menciumi dan menyabuni tubuh masing-masing. Mama pun mengelus-elus penisku dan menghisap-hisapnya dengan bibirnya yang seksi. Aku pun membalasnya dengan meremas-remas payudaranya yang montok itu. Karena sudah tidak tahan aku pun meminta Mama untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya.
"Ma, udahan dong, aku mau masukin ke punya Mama".
"Aduh Mama capek sayang seharian pergi pesta. Mama kocokin aja ya sampe keluar".
"Gak mau Ma, aku maunya dimasukin ke punya Mama". Kataku merengek padanya.
"Aduh kamu nih banyak maunya ya, yaudah deh tapi sekali aja ya soalnya Mama udah capek banget sayang". Jawab Mamaku.
"Makasih ya Ma, kita mainnya di atas ranjang aja ya biar kalo kecapean bisa langsung tidur". Tawarku pada Mama.
"Ok sayang Mama mau kalo gitu". Setuju Mamaku.
Akhirnya kami pun melanjutkan acara mandi bersama kami hingga selesai dan saling mengeringkan tubuh masing-masing dengan handuk.

Karena sudah tidak sabar, aku pun menggendong Mama dan membawanya ke ranjang kami. Mamaku pun hanya tersenyum dan memeluk leherku selama aku menggendongnya. Setelah menelentangkannya di atas ranjang aku pun membuka handukku dan membuka handuknya lalu kujemur di gantungan pakaian kami. Setelah itu aku mengunci pintu kamar dan menutup dan mematikan lampu kamar mandi. Setelah selesai semua aku langsung menuju ranjang dan mencumbui Mama yang sudah dalam keadaan telanjang bulat.
"Ahh sayang kamu gak sabaran banget sih Ohh Ohh". Kata Mamaku sambil mendesah.
"Ohh Mama montok banget aku gak tahan sama Mama Slurp Slurp Slurp Slurp". Kataku sambil menjilati memeknya.

Kujilati terus memek Mamaku hingga membuatnya mendesah-desah.
"Ahh terus Aslam jilatin punya Mama Ahh Ahh Ahh!". Teriak Mamaku hingga mendesah-desah.
"Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp!" Begitulah bunyi jilatanku pada memeknya.
Setelah menjilatinya beberapa menit akhirnya Mamaku pun mencapai orgasmenya. Dijambaknya rambutku dan akhirnya dia berteriak menyemburkan cairan orgasmenya membasahi mukaku.
"Ahh Mama keluar sayang Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Teriak Mamaku sambil menyemprotkan cairan sampai membasahi mukaku. Kujilati cairan bening dari memek Mamaku hingga bersih dan selanjutnya kami pun menuju permainan utama.

"Ma, aku masukin ya ke punya Mama". Pintaku padanya.
"Iya sayang, tapi yang cepet ya Mama udah lemes banget ini". Jawab Mamaku dengan mata sayu.
"Iya Ma yaudah kita mulai ya". Kataku padanya.
Aku pun mulai menggesek-gesekkan kontolku pada memeknya. Mamaku pun mendesah tak karuan dan memintaku untuk cepat memulainya. Karena sudah tak tahan lagi akhirnya kumulailah permainan ini.
"BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!" Kumasukkan kontolku hingga mentok ke dalam rahim Mamaku.
"Ohh pelan-pelan sayang punyamu gede banget mentok Ohh Ohh!" Desah Mamaku merasakan penetrasi kontolku ke dalam memeknya.
Selanjutnya kugenjot Mamaku dengan lumayan cepat. Malam itu Mama terlihat pasrah dengan genjotan kontolku. Dia hanya memeluk tubuhku sambil memejamkan mata menikmati sodokan kontolku.
"Ahh Mama cantik Ohh Ohh Ohh!" Jeritku sambil terus menyodoknya.
"Ahh Ahh Ahh Ahh!" Desah Mamaku pelan.
Selama menyetubuhinya tetek montok dan leher putih mulus Mama menjadi sasaran ciuman dan hisapanku. Kujilati dan kuhisap puting teteknya yang merah kecoklatan.

Setelah 20 menit berlalu, kurasakan spermaku sudah akan keluar. Kupercepat sodokanku dengan brutal hingga membuat Mama berteriak agak keras. Saat sudah benar-benar diujung, kumasukkan dalam-dalam kontolku hingga mencapai rahimnya dan keluarlah cairan spermaku.
"Ohh Ohh Ohh aku keluar Ma Ahh Ahh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!" Spermaku pun menyemprot dengan deras sebanyak 6 kali ke dalam rahimnya.
"Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Desah Mamaku yang juga telah mencapai orgasmenya. Setelah selesai persetubuhan itu ambruklah tubuhku menimpa tubuh montok Mamaku.

Mama pun mengelus-elus rambutku dan menciumi wajahku. Terlihat tatapan matanya yang sayu namun puas dengan permainan tadi. Mama pun membuka percakapan denganku.
"Udah puas kan sayang?" Tanya Mamaku sambil tersenyum.
"Hahhh puas Ma, aku puas Cupp Cupp". Desahku sambil mencium wajahnya.
"Kalo udah kita tidur ya sekarang, Mama udah gak kuat lagi capek banget". Kata mamaku sambil memohon padaku.
"Ok deh, tapi kita tidurnya tetep begini ya Ma sampe pagi". Kataku memohon untuk tidur tetap dalam posisi menindihnya dari atas.
"Aduh kamu nih, badan kamu berat sayang Mama pegel ini".
"Bodo, pokoknya aku mau tidur kayak gini sampe pagi". Ngototku pada Mama.
"Hah yaudah deh, oh ya besok kamu temenin Mama dateng ke reuni ya". Pinta Mamaku.
"Iya Ma besok aku temenin". Jawabku pada Mama. Akhirnya kami pun tertidur dalam posisi kutindih Mamaku dari atas sembari kontolku masih menancap kuat di memek Mamaku.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd