ada banyak jenis penyimpangan seksual, seperti
sadomasokisme, fetishme, eksibisionisme, voyeurism, bestialisme, flotteurisme, pedophilia dan lainnya.
ane mengalami penyimpangan yang voyeurism.
kadang rasanya nggak ngerti kenapa si bisa dapat penyimpangan seksual kaya gitu, kadang rasanya pengen bisa jadi normal aja.
padahal kita nggak pernah minta punya penyimpangan atau diajarkan hal yang membuat kita memiliki penyimpangan seksual, tapi kita mendapatkannya tanpa disadari, dan melekat erat dalam diri kita.
kadang ane sering merenung soal voyeurism ane, ternyata ane udah punya bawaan voyeurism dari masa kecil. waktu msh sd, ane udah suka liat cd teman, dan ane udah mulai suka lihat belahan dada pembantu ane saat lg beresin barang. kadang kepikiran dari mana si datangnya si sifat ini padahal ortu nggak pernah ajarin. waktu kecil nggak ada juga akses bokep krn ane tinggal dikampung yg nggak ada akses internetnya.
akhirnya terbawa sampai sekarang dan makin berat.
ane sering merasa bersalah tiap melakukan voyeurism, tp sulit mengendalikan diri, berkali2x berusaha berhenti, tp sulit untuk berhenti.
rasanya seakan2x voyeurism itu udah kaya bagian dari ane. kalau membuangnya seperti membuang bagian diri ane yang sudah melekat sekian lama sama ane.
lama2x jadi sering muncul perdebatan dalam pikiran ane, haruskan ane menerima penyimpangan seksual diri ane atau ane melawan penyimpangan tersebut?
mungkin ada suhu2x yang juga pernah merasakan dilema dalam hal menerima atau melawan penyimpangan seksual dalam diri?
sadomasokisme, fetishme, eksibisionisme, voyeurism, bestialisme, flotteurisme, pedophilia dan lainnya.
ane mengalami penyimpangan yang voyeurism.
kadang rasanya nggak ngerti kenapa si bisa dapat penyimpangan seksual kaya gitu, kadang rasanya pengen bisa jadi normal aja.
padahal kita nggak pernah minta punya penyimpangan atau diajarkan hal yang membuat kita memiliki penyimpangan seksual, tapi kita mendapatkannya tanpa disadari, dan melekat erat dalam diri kita.
kadang ane sering merenung soal voyeurism ane, ternyata ane udah punya bawaan voyeurism dari masa kecil. waktu msh sd, ane udah suka liat cd teman, dan ane udah mulai suka lihat belahan dada pembantu ane saat lg beresin barang. kadang kepikiran dari mana si datangnya si sifat ini padahal ortu nggak pernah ajarin. waktu kecil nggak ada juga akses bokep krn ane tinggal dikampung yg nggak ada akses internetnya.
akhirnya terbawa sampai sekarang dan makin berat.
ane sering merasa bersalah tiap melakukan voyeurism, tp sulit mengendalikan diri, berkali2x berusaha berhenti, tp sulit untuk berhenti.
rasanya seakan2x voyeurism itu udah kaya bagian dari ane. kalau membuangnya seperti membuang bagian diri ane yang sudah melekat sekian lama sama ane.
lama2x jadi sering muncul perdebatan dalam pikiran ane, haruskan ane menerima penyimpangan seksual diri ane atau ane melawan penyimpangan tersebut?
mungkin ada suhu2x yang juga pernah merasakan dilema dalam hal menerima atau melawan penyimpangan seksual dalam diri?