Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mbak Yem

Hari sedang beranjak malam saat aku keluar dari plaza dan sialnya lagi mulai gerimis. Nekat aja ku terobos tirai rinai lari ke motor yang ku parkir di pojokan plaza karena sore tadi tempat itu cukup teduh namun saat malam ternyata agak sepi dan gelap. Saat aku tiba dekat motor, hujan turun dengan deras. Untung ada atap kalo gak kepaksa lari lagi ke dalam plaza. Sambil nunggu reda, aku menyalakan rokok dan membuka minuman kaleng yang tadi ku beli.
" Boleh minta minumnya dik" suara itu asli ngagetin. Aku cepat berbalik dan melihat seorang wanita paruh baya yang terlihat kucel. Aku menyodorkan minuman kaleng padanya.
"Makasih dik" katanya sambil dengan cepat membuka dan langsung minum. Dari cara berpakaiannya, aku tau kalo dia dari kampung. Mengenakan baju terusan berbahan jeans yang kaku, bersendal jepit dan satu tas ukuran sedang. Kembali ku sodorkan sebungkus makanan ringan. Agak ragu ia mengambil namun dengan cepat juga makan itu habis.
" Laper ya mbak". Ia tersenyum namun terlihat sedih.
" Iya dik, dari tadi pagi blon makan" sahutnya dan tanpa ku minta dia cerita. Namanya sariyem, 39 tahun dan emang tadi pagi baru dateng dari luar kota buat nyari lakinya yang kerja di kota ini. Mbak yem ini blon punya keturunan dan saat mendatangi alamat ysng diberikan suaminya, terlihat bahwa lakinya itu dan nikah lagi dan punya anak. Ia cerita dengan sesegukan dan aku dengan sok arif ngangguk2 bingung.
" Kok gak pulang aja mbak"
" Gak ada lagi tempat lagi dik. Udah dijual semua oleh laki ku" jawabnya iba.
" Jadi mbak mo tinggal dimana"
" Gak tau juga sih". Entah napa aku kepikiran usahaku sebuah laundry mungil yang baru ku rintis beberapa bulan ini.
" Maaf mbak, kalo mau mbak ikut aku aja". Dia terlihat curiga.
" Gini lho mbak, aku punya usaha dan karena aku masih kuliah, gak terlalu keurus. Kalo mbak mau, mbak kerja ama aku aja sekalian tinggal dan beres2 juga". Walau terlihat masih ragu, dia ngangguk juga.
" Ya udah mbak nurut aku aja tapi kita makan dulu ya. Aku dah laper dan gak ada makanan di rumah" kataku sambil stater motor maticku. Ku ambil tasnya dan meletakkan di depan. Mbak yem duduk nyamping. Aku pun mengarahkan motorku ke warung makan yang biasa dipakai orang mojok. Nasi goreng disini sangat enak buatku dan biasanya aku mbungkus tapi aku pengen makan disini aja.
" Yang biasa dua mas"
" Bungkus kan" tanya yang jual
" Makan sini sekali2". Mas yang jual senyum aja. Ku ajak mbak yem ke dalam. Tempat makan ini terdiri dari kamar berdinding tepas bambu yang bagian depannya tertutup dinding setinggi dada dengan pintu yang tingginya sama. Setiap dua ruang, ada penerangan lampu redup dan pepohonan juga setinggi dada. Cukup sepi. Kami masuk ke salah satu tempat yang hanya berisi meja yang bersatu dengan dinding depan dan bangku kayu.
" Kamu sering makan disini ya" tanyanya tersenyum.
" Iya mbak sama pacarku dulu, sekarang dah bubaran"
" Ngapain aja" senyumnya makin merekah
" Biasalah mbak anak muda" jawabku cengengesan
" Kok sekarang yang tua dibawa juga".
" Kan mau makan"
" Kan bisa dibungkus" godanya makin sengit.
" Ya udah kalo mbak gak mau, kita bungkus aja" kataku sambil berdiri. Mbak yem nahan tanganku dan tertawa.
" Wah juraganku ngambekan". Aku kembali duduk disampingnya.
" Kamu betulan mo nampung mbak" . Aku ngangguk.
" Namamu siapa". He..he..he.. aku dah ngambek ma dia tapi blom ngasih nama.
"Adit mbak"
" Kamu emang serius punya usaha dit, karena kalo gak, mbak bingung mo kemana. Tapi mbak seneng kamu ajakin makan.
" Beneran mbak" dan aku ceritain tentang papa yang udah meninggal, tentang perusahaannya yang tengah dikelola adik papa, tentang mama yang nemenin adik perempuanku kuliah di aussie dan ruko yang kutempati. Makan dateng.
" Makan dulu aja yuk. Dah laper nih" ajakku. Kami makan dengan lahap. Gak pake lama. Mbak yem terlihat kekenyangan. Kunyalakan sebatang rokok sambil bersandar. Mbak yem menelungkup ke meja sambil menatapku dan karena tempatnya cukup sempit, toketnya terasa di pahaku.
" Makasih dit" ucapnya perlahan. Aku menoleh padanya tersenyum. Ku jepit rokok dengan bibirku dan meletakkan tangan kananku ke punggungnya mengelus. Mbak yem tersenyum namun dalam remang cahaya, aku melihat air matanya.
" Kok nangis". Mbak yem langsung menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan kanannya diatas meja sementara tangan kirinya mencubit paha ku. Aku terpekik pelan. Tangan kirinya tetap berada di paha ku. Ku dekatkan wajahku ke arahnya sehingga kontieku menekan lengan kirinya.
" Kenapa nangis mbak". Dia hanya menggeleng. Ku sibak rambut yang nutupin lehernya dan menaruh wajahku disana. Tangan kanan ku memeluk pinggangnya. Dia menarik tangan kanannya yang dipakainya sebagai alas di meja dan mengelus pipiku.
" Kamu baik banget dit, padahal baru kenal"
" Wong ada maunya" candaku. Dia menoleh hingga wajah kami berhadapan. Sangat dekat.
" Jadi kamu boongin mbak ya dit" walau pelan tapi terasa nada marah. Aku terkekeh dan merapatkan wajahku. Walau belum berciuman namun bibir kami telah bersentuhan. Tangan kanannya meraih tangan kananku. Mencubit lembut dan menyelipkan jemari.
" Kamu gak boong kan dit" saat dia berbicara, aku merasakan gerak bibirnya dengan bibirku. Jemari tangannya terasa meremas jemariku. Aku menggeleng lembut yang mengakibatkan bibir jami bergesekan. Mbak yem lah yang pertama mencium dan kami langsung tenggelam dalam ciuman yang penuh nafsu. Ku tarik lengan kirinya agar menekan kontieku yang ngaceng sempurna. Tsngan kanannya menarik tangan kananku kedadanya. Yah... Tanpa komando aku langsung meremas toket gedenya nan kenyal. Mbak yem menarik wajahnya.
" Kamu sering begini ya ma pacar kamu dit" bisiknya. Aku menggeleng.
" Lebih" sahutku sama lembut. Mbak yem senyum dan kami kembali berciuman. Kedua tangannya mencari sleting celanaku. Cukup susah karena posisi duduk kami. Aku kini yang melepas ciuman dan melonggarkan tali pinggang, membuka kancing serta sleting celanaku. Ku tarik kolorku ku bawah sehingga kontie tegangku mengacung ke wajahnya. Mbak yem tersenyum dan meraih kontieku dan menjulurkan lidahnya menjilati kepala kontie. Aku langsung duduk karena lututku bergetar.
" Gak mau di emut ya dit"
" Mau mbak tapi lututku gak kuat". Dia tersenyum dan kami berciuman dan tangannya secara brutal ngocok kontieku. Ku cari kancing bajunya dan ku buka. Ku keluarkan toketnya dari dakam bra dan ku pilin cukup kuat kedua putingnya.
"Awww..." Bisiknya lirih. Ku tekan kepalanya agar dia ngoral kontieku dan kumiringkan tubuhnya biar toketnya bisa ku emut. Mbak yem cukup ngerti dan mulai ngemut dan cukup jago. Memainkam lidahnya mengikuti kontur kepala kontie, menggigit halus dari batang ke arah atas dan menghisap kuat dan lembut bergantian. Permainannya yang cukup variatif membuatku semakin mendekati titik orgasme. Ku hentikan permainanku di dadanya.
" Mbak, aku mo keluar" bisikku lirih. Mulutnya menjepit kepala kontie dengan lidah bermain di bagia bawah serta kocokan yang mantap pada batang kontieku memaksa spermaku menyembur. Ku remas kedua toketnya sambil mengejan2 baguan pantatku saat spermaku keluar dalam mulutnya. Setelah mereda, nafasku memburu kencang. Mbak yem masukin kontie ke dalam celana dan menutupnya. Dia beberes bajunya.
" Nanti di rumah, mbak pengen di entot lhi dit" bisiknya. Aku ngangguk tersenyum.
Trnyata mbak Yem lmyn lonte, ya...
Bru knal, diajak makan nasgor, n abis mkn mnm peju...

Monggo dilanjt, hu....

:D
 
Sisi cerita sariyem

" Udah sampai mbak" katanya. Aku memang sedari tadi hanya menyandarkan kepalaku di bahunya sambil memeluk pinggangnya. Aku turun dari motor dan dia membuka pintu ruko dua lantai. Tampak olehku sebuah mobil dalam ruang yang terasa nyaman. Adit mendorong motornya masuk dan aku sambil memegangi motornya ikut juga. Aku gak mau ini hanya mimpi.
" Kita keatas aja mbak" ajaknya. Ku peluk tasku mengikutinya naik kelantai dua. Ada 4 ruang disini dapur, dua kamar dan ruang nonton. Adit berjalan ke salah satu pintu dan membukanya.
" Kamar mbak yang ini ya" katanya. Dengan malu2 aku masuk ke dalam. Aku sudah sangat siap bila dia menerkamku namun dia hanya mundur membiarkan aku masuk. Aku ragu untuk menutup pintu kamar. Entahlah aku sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi. Bukan. Aku sudah sangat ingin terjadi. Adit memberiku rasa menjadi wanita. Dia cukup pengertian dan lembut. Yah.. memang di tempat makan tadi dia menunjukkan sikap kasar tapi aku juga tau pasti kalo setiap pria yang memandangiku di kampung juga akan lebih agresif bila diposisinya tadi. Mas karyo hampir tidak pernah memahamiku saat bersetubuh. Suamiku itu membaringkanku, menarik lepas pakaian bawahku dan memasukkan kontolnya ke memekku dan genjot hanya dengan satu posisi itu. Adit beda. Tadi dia merayuku, mendekatkan wajahnya dan mencumbuku dengan nafsu ysng membuatku merasa dibutuhkannya.
Selesai mandi, aku pun mengenakan pakaianku dan keluar kamar. Ku lihat adit tertidur di atas permadani tebal di depan tv berbantal lengan kanannya. Perlahan ku dekati dan melihat dada bidangnya turun naik. Hati2 aku duduk bersimpuh di sampingnya. Ku perhatikan wajah manisnya. Duh jantungku. Ku letakkan tangan kananku melewati tubuhnya dan perlahan ku dekatkan wajahku untuk mencium keningnya. Saat aku melihatnya, dia tersenyum dengan terpejam. Tangan kanannya terulur ke perutku dan dengan lembut membelai.
"Udah siap mandi mbak" . Aku akan mengangkat tubuhku namun ditahannyanya dan malah kedua tangannya memeluk tubuhku. Tetekku menekan dadanya. Adit membuka matanya menatap padaku. Tangannya menekan belakang kepalaku hingga wajah kami mendekat. Ciumannya terasa begitu lembut menghanyutkanku. Aku sampai memejamkan mata menikmati kemesraannya. Terasa tangannya mendorong pinggangku kemudian mengarahkan tubuhku ke atas tubuhnya. Kini aku telah berada diatas tubuhnya mengangkanginya. Rok daster terusanku telah terangkat ke pertengahan pahaku dan tangannya membelai kulit pahaku yang tak tertutup kain dan terus naik menyusup masuk meremas pantatku. Aku memandangnya dengan bertumpu kedua siku membiarkannya melakukan apa yang dia mau dengan tubuhku. Aku menginginkannya. Tangannya tidak berhenti dan terus naik membelai samping tubuhku dan saat tangannya membelai kedua lenganku, dasterku pun terangkat dan aku rela saat daster itu lepas dari tubuhku meninggalkan bh dan celdamku. Namun gak lama berselang, bhku pun lepas hingga tetekku menggantung bebas. Adit meremas lembut keduanya dan terasa pentilnya di pilin halus. Aku menarik nafas dan tanpa sadar menekan memekku ke tubuhnya. Aku mendesah memejam saat pentilku masuk ke mulutnya member sensasi nikmat yang belum pernah ku dapat dari laki ku. Adit membalikkan tubuh kami sehingga kini ia berada diatasku dan berlutut di selangkanganku menarik celana dalamku. Ia memandangku tersenyum kemudian berdiri dan mulai telanjang. Tubuhnya kekar di selimuti bulu2 yang membuatku geli. Adit berjalan berlutut ke atas kepalaku dan dalam posisi berlawanan dia mencium keningku. Mataku dan bibirku yang kali ini terasa sangat bernafsu. Lidah kami saling membelit kadang dalam mulutnya dan kadang dalam mulutku. Ku pegang sisi wajahnya dengan kedua tanganku sementara satu tangannya menggapai tetekku dan meremas. Ciumannya kemudian berpindah ke leherku dan lehernya juga ku ciumi dan ku jilati. Aku melakukan persis yang dia lakukan padaku karena aku ingin dia mendapatkan kenikmatan seperti ysng ku dapat. Ciumannya berpindah lagi ke tetekku dan aku juga memainkan bagian tubuh yang sama. Menjilati pentilnya dan bahkan ikut menggigit halus. Erangan kami cukup seru. Tubuhku tersentak saat ciumannya sampai ke memekku yang belum pernah diciumi. Kontolnya tepat di wajahku. Mengacung keras dan kepalanya berwarna kemerahan. Cairan bening terlihat keluar dari lubang kencingnya. Tubuhku menyentak2 saat benda hangat nan basah yang terasa kasar menjilati kelentitku. Ku peluk panggulnya erat hingga kontolnya menekan pipiku.
"Akkkkhhhgh......" Erangku keras. Lidahnya terasa menusuk masuk memekku. Adit menjepit sebelah kakiku di bawah ketiaknya dan jilatannya terasa membelah memekku. Bahkan aku merasakan lubang pantatku pun terkena jilatan. Geli. Ku genggam kontolnya erat dan dengan nafsu yang terasa memuncak, aku mulai melahapnya. Tubuhku kembali tersentak saat merasa sebuah jarinya masuk ke lubang pantatku. Ku lepas kontolnya dari mulutku dan memandang ke bawah bertumpu siku.
" Sakit mbak". Aku geleng karena emang gak sakit. Adit terlihat menarik perlahan jarinya. Tubuhku terasa berkedut nikmat. Aku memang telah memasrahkan tubuhku namun aku belum pernah dientot pantatku. Jujur aku penasaran. Aku terpekik sambil meremas kuat kontolnya saat adit menusukkan dua jarinya.
" Sakit dit" kataku memelas. Dia hanya senyum tanpa melepas jarinya. Terasa kedua jarinya bergerak menggelitik di dalam lubang pantatku membuat rada sakit perlahan memudar. Adit menarik jarinya dan berputar menindihku. Kami pun berciuman dengan ganas sambil menggerakkan pinggul menghantar kemaluan kami saling gesek. Adit meremas tetekku dengan gemas sampai terasa agak sakit. Ku angkat tinggi kedua kakiku agar kontolnya masuk dan saat itu terjadi eranganku terdengar keras. Memekku terasa penuh oleh kontolnya. Urat yang bertonjolan di kontolnya menggesek liang memekku. Ku raih psntatnya dengan kedua tanganku sambil ku lingkarkan kakiku agar gerakannya mendorong kontol semakin kuat dan dalam. Adit melengkungkan tubuh meraih tetekku dengan mulutnya dan memainkan pentilku dalam mulutnya. Terasa 2 jarinya masuk ke lubang pantatku dan menguakkannya. Aku memeluknya erat2 dengan tangan dan kakiku saat kenikmatan ini memuncak. Bahkan bahunya ku gigit. Tubuhku mengejang dan tersentak2. Kontolnya tertancap dalam.

Nyambung.....
Ayo dit...
Abis MQ, lngsung diAnalisa ya, mbak Yemnya....

:D
 
Bimabet
" shit...." Batinku. Mbak yem melekat erat di tubuhku, hingga aku gak bisa menggerakkan pinggulku. Bahuku sakit digigitnya. Kontieku terbenam penuh di mekinya dan aku merasa remasan mekinya di kontie. Nikmat dan hangat. Tubuhnya menyentak menimbulkan sensasi nikmat. Wajahnya memperlihatkan puncak kenikmatan yang di dapatnya. Seperti menahan sesuatu dengan mulut terbuka namun tanpa suara. Cukup lama sampai akhirnya erangan panjang pun terdengar seiring pelukannya mengendur. Mbak yem perlahan telentang dengan kedua tangan membuka lebar diatas kepalanya. Toket bulatnya mengendur kesamping hingga membuat lembah yang cukup lebar didadanya. Bulu2 halus dan jarang2 mewarnai ketiaknya yang perlahan ku dekat kan wajahku untuk menjilat.
" Isshhh... Jorok dit" katanya dengan tubuh yang menyentak. Mungkin geli. Aku santuy aja terus menjilat. Karena kakinya sudah tidak lagi menjepit, aku pun kembali memompa mekinya lembut. Aku melengkungkan tubuhku agar jilatanku bisa sampai ke toketnya. Puting yang segede ujung telunjukku dengan warna hitam sangat menggodaku. Pinggul mbak yem mulai mengimbangi gerakan pinggulku saat putingnya ku mainkan dengan mulutku. Erangannya mengeras dan aku gak ngelarang karena ruang ini cukup kedap suara sehingga seandainya teriakpun gak akan terlalu terdengar keluar.
" Dit...akkhhh...." Erang dan desah bersahutan saat kontieku memompa mekinya dengan tempo yang makin naik.
"Cepattt...cepatt..." Racaunya dengan pinggulnya yang meliar naik turun menyambut hentakan kontieku. Ku dorong pinggulku kuat2 hingga kontieku terbenam dalam mekinya sekaligus menghentikan gerakan pinggulnya.
" Jaangaannn...." Mbak yem memelas dengan pinggul yang dia coba untuk memompa kontieku. Wajahnya memerah.
" Entot lagi dit...argghhh....." Racaunya geram. Aku senyum dan tetap menekan. Entah bagaimana aku terbalik dan mbak yem kini berada diatasku dengan kontieku yang tetap berada dalam mekinya. Kontieku terasa ngilu saat pinggul mbak yem bergerak liar. Tangannya meraih tanganku dan meletakkan di toket besarnya yang tadinya bergerak liar.
" Remasss dittt... Okkhhhh..."
Aku meremas dengan geram terbawa suasana hebohnya. Ku angkat tubuhku agar bisa menghisap putingnya dan tangan kananku meremas sebelah pantatnya yang berkeringat. Pinggul mbak yem semakin cepat bergerak.
" Okkhhh..." Teriaknya sambil mendorong pinggulnya kuat2. Kembali nafsunya muncak. Tubuhnya pun menyentak sambil memelukku erat. Keringatnya membajir dan nafas menyengal. Wajahnya mengeras. Aku merasa cairan hangat di pahaku.
" Mbak ngompol ya" tanyaku dan dia membalas dengan cubitan pada punggung ku.
" Kok belum keluar juga dit"
" Mbak aja yang gampang keluar". Mbak yem senyum.
" Apa mau mbak isep kayak tadi biar cepat keluar"
"Kalo yang lain boleh mbak"
" Kalo bisa buat kamu keluar, mbak pasrah aja". Ada nada keinginan yang membuatku merasa kalo apa pun mauku, mbak yem gak akan nolak.
" Mbak, aku pengen entotin pantat mbak" . Mbak yem agak kaget dan memandangku. Bukan ekspresi marah namun rasa heran.
" Apa kamu gak jijik dit, kan kotor"
" Aku pengen aja mbak. Pantat mbak semok banget". Dia senyum bangga.
" Mbak blom pernah dit. Takut"
" Ya udah kalo mbak gak mau"
" Ihh..jadi cowok kok suka ngambek. Bukan mbak gak mau. Mbak blom pernah. Takut sakit banget"
" Kalo sakit ya gak usah aja". Aku sangat yakin bisa dapet jadi ngambek cuma jalan biar mulus. ๐Ÿคฉ๐Ÿคฉ๐Ÿคฉ.
" Mbak mau kok dit" jawabnya cepat.
" Ya udah mbak nungging" perintahku. Dengan agak tergesa mbak yem bangkit melepas kontieku dari mekinya dan nungging.
" Pelan2 ya dit" pintanya memelas takut. Ku arahkan kontieku ke sun holenya yang basah oleh keringat dan cairan orgasmenya tadi. Ku dorong pelan dan tubuh mbak yem mengejang saat kepala kontieku terbenam.
"Sakit mbak" tsnyaku cemas. Ini kali pertama aku anal.
" Gak dit" suaranya bergetar. Aku tsu dia nahan sakit. Aku pun mendiamkan kontieku sesaat agar rasa sakitnya hilang. Mbak yem berpaling melirik ke belakang.
" Kok berenti" tanyanya.
" Aku gak mau nyakitin mbak" jawabku jujur. Mbak yem senyum dan tanpa ku duga mendorong tubuhnya ke belakang dengan cepat hingga seluruh kontieku terbenam. Kami mengerang bareng menikmati kenikmatan yang baru kali ini kami rasa. Ku pegang pinggulnya dengan kedua tangan. Dan agak susah karena sun holenya masih sempit dan mulai memompa.
"Arrgghhhh.....yang cepat dit...". Mbak kembali meracau. Ku angkat sebelah kakinya sehingga ia jatuh tertidur menyamping. Ku peluk sebelah kakinya itu dan meraih sebelah pergelangan tangannya agar aku busa memompanya lebih cepat. Mbak yem salah mengartikan tarikan pada tangannya itu, karena jemarinya langsung mengocok mekinya namun hal itu membuat indra rangsangku meningkat. Aku makin cepat memompa saat melihatnya masturbasi dengan mekinya yang nganggur. Bahkan saat jemarinya menyusup masuk ke dalam meki, akupun memadukkan jemariku juga ke mekinya. Mukanya mengeras tanda orgasmenya mendekat. Ku kocok kontieku secepat dan sekuat yang ku bisa agar muncak bareng. Ruangan riuh rendah dengan erangan, desah dan tubuh kami yang beradu. Tiba2 tubuhnya menyentak2, air kencingnya menyembur deras membasahi perutku. Tangannya menekan kuat kelentitnya.
"Akkkkhhhhh......."
Kali ini aku gak berenti, kocokan kontieku meliar dan saat orgasmeku mendekat, ku cabut kontieku dan berdiri mengejar wajahnya. Walau terlihat jijik, mbak yem gak berusaha menghindar. Ku arahkan kontieku ke wajahnya dan tersemburlah spermaku ke wajahnya yang matanya terpejam. Mbak yem terlihat kaget di semburan pertama, namun membuka matanya dan langsung menggenggam kontieku serta ngocokin dengan mantap.
" Keluarin semua dit" pintanya manja yang membuat semburanku makin terasa nikmat. Ku raih belakan kepalanya dan mbak yem sendiri yang memajukan wajahnya hingga kontieku menyentuh pipinya. Aku menggeram nikmat dengan tubuh menyentak.
" Udah dit" tsnyanya lembut
" Udah mbak" jawabku lemas dan duduk disampingnya.
" Enak dit" tanyanya lagi sambil rebah di pahaku dan wajah menghadap kontieku.
" Enak banget mbak" jawabku membelai toketnya.
" Hebat banget ini nih" katanya merapatkan kontieku ke bibirnya. Aku senyum dan memilin putingnya.
" Mbak suka" . Dia ngangguk dan menciumi kontieku. Jam menunjukkan pukul 23.57. Jadi hampir 2 jam kami ngewe dan ini membuat perutku laper lagi.
" Mbak aku laper nih. Cari makan yuk". Dengan enggan mbak yem bangkit dan mengambil dalemannya.
" Gak usah pake daleman mbak" kataku meremas toketnya. Dia tersenyum langsung make daster. Putingnya tercetak jelas. Dengan gemas aku menciumnya.
" Katanya mau makan" ucapnya sambil ngeremas kontieku dari luar celana.
" Ya udah ayuk" jawabku sambil ambil kunci mobil. Kami berjalan berpelukan ke bawah. Aku ngeluarin mobil dan mbak yem nutup pintu. Saat di mobil aku menariknya lembut dan dia langsung rebah di atas kontie ku.
" Manja banget". Dia memandangku tersenyum dan tangannya menarik celanaku hingga kontiku keluar. Mulutnya langsung melahapnya. Untung kaca mobilnya gelap.
" Mbak gak marah ku entot pantatnya tadi kan "
" Gak dit" jawabnya sambil ngocokin kontieku dengan lembut
" Mbak rela melakukan apa aja buatmu. Mbak sangat berterima kasih"
" Yakin mbak mau melakukan apa pun". Dia mengangguk mantap.
" Biarpun nanti ku suruh macem2"
" Ya"
" Ati2 lho mbak, kadang mauku aneh2 lho" dit selain kebaikanmu, mbak juga terima kasih karena udah memberi kenikmatan yang baru kali ini mbak dapetkan"
Dalam pikiranku ni orang kelewat lugu atau apa.

Ane demen neeh sm modelnya mbak Yem...
Maudi....
Mau diapain aja, boleh....

Keep up the good work, dit....

:top:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd