Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mba Merry ; Impian yang jadi Kenyataan

Update!!!

Chapter 3
Tragedi Malang

Setelah beberapa jam kembali berjalan, tak terasa kami pun beberapa menit lagi sampai di Surabaya bersama matahari yang perlahan naik. Sekedar informasi, untuk menuju Malang kita memang harus melalui tol Surabaya - Mojokerto dahulu untuk kemudian lanjut ke tol Pandaan - Malang. Di Surabaya kami pun memutuskan kan untuk keluar tol untuk mencari sarapan serta menikmati pagi di kota Surabaya. Selesai itu semua kami memutuskan jalan kembali bersama matahari yang sudah cukup terik pagi itu.

Tepat pada pukul 09.00 pagi akhirnya kami tiba di kediaman om ku di kota malang. Keluarga om ku pangling melihatku yang telah tumbuh menjadi pria dewasa. Bagaimana tidak, aku terakhir kesini tepat pada 10 tahun yg lalu ketika pernikahan mereka. Setelah sedikit berbasa-basi akhirnya aku pun memilih beristirahat di kamar yang telah di sediakan untukku seorang diri. Sebelum tertidur aku masih memikirkan kejadian yang baru saja kualami. Bagaimana bisa aku mendapatkan servis handjob dari orang yang selama ini hanya ada dalam imajinasi seksualku. Sungguh aku merasa senang sekali. Aku harus mencoba lebih jauh pikirku.

Akhirnya aku terbangun pada sore hari. Badanku terasa sangat pegal saat itu. Sehingga aku memutuskan untuk mandi. Ketika keluar kamar, aku tidak mendapati mba merry, om ku bahkan dimas. Ketika ke dapur aku hanya mendapati si mbah (orang tua si om) yang sedang memasak.

"Eh udah bangun nak Dika?" Tanya si Mbah
"Iya Mbah, mau mandi nih. Dimas sama om kemana Mbah?"
"Oh itu lagi pada main ke kali, kamu ga kesana?"
"Engga deh mbah, aku mandi aja. Bentar lagi Maghrib juga pada pulang"
"Yaudah mandi sana abis itu makan, dari siang belum makan kan"
"Iya Mbah makasih"

Selesai mandi aku pun kembali ke kamar sebelum akhirnya kami berkumpul untuk makan malam bersama di ruang tengah. Suasana cukup ramai saat itu. Seluruh sanak saudara om yang di malang datang kesini. Jujur aku adalah orang yang sangat tidak suka dengan keramaian seperti ini. Akhirnya saat itu aku izin untuk ke kamar saja. Di kamar aku hanya Rebahan sambil main sosmed. Diselingi dengan bermain mobile legend tentunya.

Tepat pada pukul 22.00 sudah tidak terdengar apapun di ruang tengah. Beberapa saudara om sudah pulang saat itu. Dan ruang tengah pun sudah kosong. Mba Merry dan om di kamar sebelahku, sedangkan Dimas tidur berasama sepupu sebayanya di kamarnya. Baru jam 10 tidak mungkin aku bisa tidur. Akhirnya aku kembali bermain dengan gadget ku. 1 jam kemudian aku mendengar suara desahan dari kamar sebelah. Ya tepatnya kamar om dan mba Merry.

POV mba Merry
Malam itu setelah saudara-saudara suamiku pulang. Aku dan suamiku mulai memasuki kamar. Sementara suamiku sedang di kamar mandi, aku hanya sedang terpaku di depan cermin. Sebenernya rencana kami sebelumnya adalah untuk berbulan madu dengan suamiku dengan harapan aku bisa hamil untuk anak kedua kami. Ya kami memang sudah beberapa tahun ini sedang proses untuk kehamilanku yang kedua dikarenakan usia Dimas yang sudah pas untuk memiliki seorang adik. Namun usaha yang kami lakukan hasilnya nihil. Kami berpikir belum rezekinya mungkin, namun kami selalu berusaha. Yang jelas saat ini kondisinya kesehatan kami berdua baik baik saja. Namun disisi lain suamiku ingin berkunjung ke kampung halamannya. Karena waktu luang suamiku yang terbatas, akhirnya aku sebagai istri hanya menurut saja dan aku tidak permasalahkannya. Toh tempat ini adalah tempat malam pertama kami pada 10 tahun yang lalu.

Ketika aku sedang bercermin, suamiku pun datang menghampiriku.

"Sayang sudah siap?" Ucap suamiku sambil mencium leher ku dari belakang.
"Sudah pah"
"10 tahun yang lalu hari pernikahan kita mah. Ditempat ini juga adalah malam pertama kita mah"
"Iya pah, gakerasa yaa kita udah punya dimas dan dia sudah tumbuh besar menjadi lelaki tampan sepertimu"
"Iya semoga rezeki kita ya mah bisa mempunyai anak kedua"

Setelah itu kami mulai berciuman. Setelah cukup lama berciuman, suamiku mulai menggendongku untuk pindah ke tempat tidur. Disana ia mulai membuka seluruh bajunya hingga telanjang hingga memperlihatkan badan six pack nya. Tidak lama kemudian ia mulai membuka baju tidur yang bermodel dress saat itu. Tidak butuh waktu lama kami berdua sudah full telanjang. Setelahnya kami kembali berciuman dengan posisi suamiku berada tepat di atas tubuhku.

"Sekarang ya mah?"
"Iya pah"

Suamiku mulai mengarahkan penisnya tepat di depan liang vaginaku. Ketika melihat penisnya aku terbayang akan penis Dika yang aku kocok semalam. Aku pun membayangkan kalo di depanku adalah dika keponakanku. Namun tidak selang begitu lama, lamunan ku terbuyarkan oleh penis suamiku yang mulai memasuki vaginaku.

"Bless.."
"Ahh pahh"

Setelahnya suamiku kembali menciumku sambil mulai menggoyangkan pinggulnya secara perlahan. Setelah melumat bibirku, ia mulai turun ke payudara ku.

"Sshh pahh"

Suamiku mulai mempercepat gerakannya di vaginaku. Hingga akhirnya aku merasa ingin mencapai orgasmeku.

"Pah mamah bentar lagi pahh... Ahh.. ahh.."
"Iya mah papah juga bentar lagi sampe mah.. bareng yaa.. "

Sebelum mencapai orgasme kami berdua, suamiku mengambil bantal disamping ku, sambil tetap menggerakkan pinggulnya di vaginaku. Aku pun paham maksudnya, aku pun mengangkat pinggangku dengan tujuan untuk mempertinggi pinggul ketika sperma suamiku mulai menyemprot vaginaku. Hingga akhirnya...

"Papah keluar Mah... Uhh" ia pun mulai lebih dalam penis kedalam vaginaku.
"Iyaa pah.. mamah juga pah... Ahh.. ahh... Ahh..." Seakan mencengkram penisnya di dalam vaginaku.

Ya tepat sekali itu adalah suara mba Merry. Apakah mereka sedang bersetubuh? Ya kalo tidak bersetubuh tentu apalagi pikirku. Namun terdapat perasaan aneh di dadaku, sepertinya aku cemburu. Tapi toh om ku adalah suaminya. Namun aku tetap cemburu. Ah persetan pikirku. Akhirnya aku menghiraukan suara itu dan lebih memilih untuk ke kamar mandi untuk membuat secangkir kopi.

Ketika sedang membuat kopi aku dikagetkan dengan kedatangan mbak Merry yang sangat membuatku terpana dan membangkitkan gairahku tentunya. Mba Merry hanya memakai dress pendek putih sepaha yang membuat tubuhnya sangat seksi malam itu. Tidak salah lagi mereka habis bersetubuh. Pentil mbak Merry pun masih tercetak jelas dibalik dress tidurnya. Sepertinya ia tidak memakai bra. Aku pun berulang kali menelan ludah. Rasanya ingin sekali aku menerkamnya lalu menyetubuhinya.

"Lho kamu belun tidur dik?' tanya mba Mery.
"Belum mba, aku gabisa tidur makanya ini bikin minum buat nemenin begadang hehehe"
"Oalah yaudah mba mau ke kamar mandi dulu ya"
"Iyaa mba"

Jujur pandanganku sangat tidak fokus saat itu. Sekali kali mataku melihat menuju payudara dan paha putih nya yg mulus itu. Apalagi ketika mba Merry dilihat dari belakang, pantatnya tercetak bulat dibalik itu semua. Dan aku rasa mba Merry tidak memakai CD. Aku sangat horny saat itu, aku pun berpikir apakah aku harus memperkosanya? Tapi bagaimana jika mba Merry menolak dan teriak? Tetapi bukannya mba Merry sudah pernah melihat kontolku bahkan mengocoknya, tidak mungkin dia marah. Ah, aku sangat bingung saat itu. Akal sehat dan hawa nafsu seakan sedang bertempur demi sebuah keputusan. Hingga akhirnya pikiran ku terbuyarkan oleh panggilan mba Merry.

"Dik.. kamu masih disana?" Panggil mba Merry dari kamar mandi.
"Iyaa mba kenapa?" Aku pun menghampirinya.
"Kamu bawa hape kan?"
"Iyaa bawa mba, kenapa emangnya?"
"Tolong senterin dong dik, anting mba jatoh nih"
"Oh yaudah mba nih aku senterin"

Mba merrry pun mulai mencari antingnya kesudut sudut kamar mandi sambil sedikit membungkukkan badannya demi lebih menjelikan penglihatannya. Dengan posisi normalnya saja sudah membuat kontolku berontak tidak karuan. Apalagi dengan posisi seperti ini. Tentu saat itu aku sangat ingin langsung menyingkap dress nya itu yang sedikit lagi mungkin akan kelihatan liang indahnya dan kemudian memasukkan kontolku dari belakang. Namun saat itu aku masih di ambang keraguan dan rasa takut. Padahal kontolku sudah sangat tegang hingga mungkin akan sangat terlihat menonjol jika mba Merry mengalihkan pandangannya.

"Ketemu ga mba?" Ujarku
"Itu sih kayanya dik, coba mba ambil'

Mba Merry pun mulai berposisi rukuk untuk mengambil antingnya. Dengan posisi rukuk tersebut tentu dress tidur mba Merry agak sedikit naik sehingga sedikit menampilkan memek indahnya. Sangat indah merah bersih dan terlihat agak basah.
Entah apa yang aku pikirkan saat itu, tiba tiba aku mengeluarkan kontolku dan langsung mengarahkan kontolku ke dalam vagina mba Merry.

"Blesssss..."

Kontolku masuk hingga mentok ke dalam memek mba Merry. Sampai saat ini aku pun masih heran. Saat itu adalah pertama kalinya aku memasukkan kontolku ke dalam memek seorang wanita. Namun aku dapat memasukkan dengan sangat mudah. Entah karena memek mba Merry yang masih agak basah? Entahlah yang jelas kejadian saat itu sangat cepat sekali. Namun kehangatan memek mba Merry masih terasa hingga saat ini.

"Ahhh... Dikaaa! Kurang ajar kamu!"

Mba Merry langsung berdiri dan menamparku.

"Plakk"

Tamparan yang sangat kencang saat itu.

"Kurang ajar kamu dika.. aku ini bibimu.." ucap mba Merry dengan lirih bersama tangisannya sambil berjalan pergi meninggalkanku.

Aku bak seperti di tembak peluru yang tepat menembus di dadaku. Aku tidak habis pikir apa yang telah aku lakukan. Aku pikir mba Merry tidak akan marah karena sebelumnya dia telah mengocok kontolku. Sungguh memek mba Merry membuat kekalahan telak bagi akal sehatku dari hawa nafsuku.

Pov Mba Merry
Selepas bersetubuh dengan suamiku, suamiku tertidur dan Aku pun kebelet untuk pipis. Akhirnya aku memutuskan ke kamar mandi. Saat menuju kamar mandi aku kaget ternyata Dika masih belum tidur. Apakah dia mendengar proses pergumulanku dengan suamiku. Ah biarlah toh aku melakukan itu dengan suamiku bukan dengan orang lain pikirku. Sekalipun toh dia pasti ngerti, karna aku rasa Dika bukan lagi seorang anak kecil.

"Lho kamu belun tidur dik?' tanya mba Mery.
"Belum mba, aku gabisa tidur makanya ini bikin minum buat nemenin begadang hehehe"
"Oalah yaudah mba mau ke kamar mandi dulu ya"
"Iyaa mba"

Akupun meninggalkan Dika yang sedang membuat secangkir kopi. Ketika di kamar Manding sialnya anting ku jatuh ketika aku sedang mencuci muka ku. Kamar mandi disana sangat gelap dan hanya disinari lampu kuning kecil zaman dulu yang sinar tidak cukup terang. pada akhirnya aku meminta bantuan dika untuk menerangiku dengan senter di gadgetnya.

"Dik.. kamu masih disana?"
"Iyaa mba kenapa?"
"Kamu bawa hape kan?"
"Iyaa bawa mba, kenapa emangnya?"
"Tolong senterin dong dik, anting mba jatoh nih"
"Oh yaudah mba nih aku senterin"

Aku pun mulai menundukkan badanku untuk mencari antingku. tidak butuh lama aku pun melihat antingku. Namun tiba tiba ketika aku hendak mengambil antingku.

"Blesssss"
"Ahh.. Diika.."

Aku terbelalak dengan sesuatu yang masuk kedalam vaginaku. Ya tidak salah lagi itu adalah penis Dika. Terasa sangat penuh penis dika di vaginaku. Dengan spontan aku pun berdiri dan menamparnya cukup kencang saat itu. Aku sangat merasa bersalah saat itu. Aku baru saja bersetubuh dengannya, tetapi hanya selang beberapa menit sudah ada penis lain yang masuk ke vaginaku. Dan itu pun milik keponakanku. Namun disisi lain itu sangat nikmat saat penis Dika mengisi penuh setiap sisi dari vaginaku

"Kurang ajar kamu dika.. aku ini bibimu.."

Akhirnya aku segera meninggalkan Dika untuk menuju ke kamar dengan isakan tangisan dan pergolakan yang terjadi dalam perasaanku.

Setelah itu aku pun mulai menuju kamarku. Aku sangat bingung saat itu setelah apa yang semua telah terjadi. Aku sungguh bodoh tidak memikirkan saat ini aku sedang dimana. Aku gatau apa yang akan terjadi besoknya. Untuk sedikit menghilangkan penat aku pun mulai menyalakan rokokku.

Setelah aku sedikit tenang. Aku memutuskan untuk chat mba Merry melalui WA.

"Mba.. Dika minta maaf mba.. Dika menyesal mba.. bukannya Dika kurang ajar mba.. tapi Dika pikir mba Merry gaakan marah.. Dika khilaf mba.."

Setelah aku menge chat dia, tidak lama kemudian pesanku di baca olehnya. Namun hanya sebatas di baca tanpa dibalasnya.

Akhirnya pada saat itu aku memutuskan untuk tidur dan berpikir bahwa tidak terjadi apa-apa untuk menghibur diriku sendiri.

Keesokannya di pagi hari aku mulai packing barangku dan mulai perjalanan pulang. Ya pagi ini kami memutuskan untuk pulang. Karena ini sudah hari ketiga dari hari libur om ku. Mba Merry tidak melihat ke diriku sedikit pun. Bahkan sampai ketika di perjalanan pulang dan dirumah pun mba Merry masih sama sekali tidak menganggapku ada. Namun aku bersyukur bahwa mba Merry tidak memberi tahu ini semua kepada siapapun. Namun tidak dianggap ada oleh orang yang kita cinta tentu cukup menyakitkan.

Bersambung..

Jangan lupa jejak hu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd