Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Yang kentang semoga tercerahkan 😁😁

Terik cahaya mentari tidak mampu menembus rimbunnya daun pohon mangga yang lebat. Dibawah pohon, semilir angin teraja sejuk saat dua sejoli berbeda usia sedang berpelukan mesra. Wanita paruh baya yang sedang mengatur nafasnya yang memburu dengan tangan masih memeluk leher seorang remaja yang tersenyum menyeringai tanpa diketahuinya. Kedua tangan remaja itu mengelus punggung dan pinggang si ibu dengan mesra.


"Adrian.." ujar wanita itu terengah-engah sambil menunduk dan memejamkan mata.


Adrian dengan lembut melepaskan rangkulan tangan Bu Laila dari lehernya. Ia mundur dan berjalan memutar hingga di belakang Bu Laila. Dengan senyum binal, ia mengecup leher belakang wanita paruh baya yang berkulit mulus dengan rambut tipis. Rambut panjang Bu Laila tersanggul di atas kepala.


"Cup..cup..cup.." bibir Adrian menggerayangi leher itu dengan pelan dan mesra.


Tubuh Bu Laila menegang, tangannya memegang erat tangan Adrian.


"Sssshhhhh..eeeegghhhh.." sebuah desisan terlontar dari bibir bergincu merah yang terlihat seksi.


Gigi Adrian beraksi menggigit resleting gaun yg berada persis di bawah leher belakang Bu Laila. Giginya bergerak turun hingga menampakkan punggung yang mulus hingga ke pinggang. Dengan memegang pinggang Bu Laila, lidahnya bebas menelusuri tiap centi punggung mulus itu tanpa hambatan.


"Riaaaann...sssshhh..ooouuhhhh.."


Wajah Bu Laila makin memerah, kepalanya mendongak dan matanya masih terpejam. Punggungnya terasa geli akibat lidah kasar Adrian yang menggerayanginya.


"Maafkan saya Bu, saya terbawa arus birahi yang telah Ibu hempaskan ke jiwa saya. Naluri kelelakian saya menuntun saya untuk melakukan ini." Bisik Adrian mesra di telingan Bu Laila yang dipeluknya.


"Apakah kamu sudah pernah melakukan ini sebelumnya?" Tanya Bu Laila dengan terengah tanpa berani membuka mata.


Adrian tidak menjawab, bibirnya dengan mesra dan lembut mencumbu leher dan telingan Bu Laila yang menjadikan wanita itu semakin belingsatan. Bu Laila dengan tiba-tiba memutar tubuhnya,


"Mmmppphhh..muaaachhh..mmmpphh..mmmppphhh.."


Bibirnya ganas menyerang, melumat dan mencium bibir Adrian, kedua tangannya mendekap erat pipi remaja itu agar serangan bibirnya tepat sasaran sehingga aliran syahwat di seluruh syarafnya membesar. Setelah melepaskan ciumannya, ia menarik tangan Adrian dan mengajaknya pindah di sebuah kamar kosong di dekat dapur.


Kamar itu berjendela besar, menghadap ke latar di belakang rumah dengan pemandangan ladang singkong. Suasana kamar itu sejuk ditambah kipas angin besar yang menempel di plafon. Sebuah ranjang kecil, lemari pakaian dan meja kosong dengan sebuah bangku kecil menjadi isi kamar itu.


Setelah menutup pintu, Bu Laila mendorong tubuh Adrian hingga ke jendela. Kedua tangan Adrian menopang di kusen jendela itu saat ia melihat bagaiman Bu Laila dengan sensual melepaskan gaun yang resletingnya sudah diturunkan Adrian.


Bra hitam itu pas mengcover payudara mulus yang berukuran sedang tapi tampak kencang. Celana dalamnya pun berwarna senada dengan bra nya. Kulit eksotis itu terlihat mulus dan menggoda untuk dijamah.


Dengan gerakan sensual, ia pun mendekati Adrian,


"Muaaacchhh..mmmppphhhh..mmmppphhh.."


Bibirnya lahap melumat bibir Adrian, tangannya bergerak pelan membuka kancing celana jeans pendek Adrian dan menurunkan resletingnya. Tangan itu tidak berhenti bergerak, mengelus penis Adrian yang masih setengah ngaceng dari balik celana dalamnya.


"Panjang Rian." Bisiknya di telinga Adrian.


Adrian hanya bisa mendongak memejamkan mata menikmati cumbuan Bu Laila yang terbakar gairah. Tangannya mencengkeram kusen jendela sementara hembusan angin sepoi-sepoi dari luar membuat suasana foreplay Bu Laila semakin syahdu.


Bu Laila agresif menarik kaos Adrian dan melucutinya sehingga remaja itu hanya tinggal memakai celana dalam. Bu Laila menjilati leher Adrian dan jilatan itu terus menurun hingga ke puting. Tangannya pun menyusup ke dalam celana dalam lalu menurunkannya.


"Cup..cup..cup."


"Aaaahhh...ssssshhh.."


Adrian mendesis saat ciuman bibir merah itu mendarat di puting kirinya. Lidah Bu Laila bergoyang manja menjilati puting hitam remaja itu. Badan Adrian menegang hebat, serangan awal Bu Laila mampu meningkatkan aliran darah di jantungnya semakin cepat. Bu Laila semakin bersemangat saat mengetahui aksinya ternyata berpengaruh dahsyat bagi syahwat Adrian.


"Makin panjang dan besar." Bisiknya jalang.


Bibirnya bergerak semakin menurun hingga ke perut lalu berhenti di tengah-tengah selangkangan Adrian. Adrian membuka mata untuk menyaksikan Bu Laila berlutut di depan penisnya. Seringai Sang Predator terlihat, si mangsa telah masuk ke dalam perangkap nafsu yang telah dipasangnya.


"Apa yang panjang dan besar bu?" Tanya Adrian menggoda.


"Ini." Bisik Bu Laila sambil mengocok penis Adrian dan menghirup aromanya.


"Kontol bu?" Tanya Adrian meyakinkan.


"Iya, kontol ini besar dan panjang." Jawab Bu Laila seakan tanpa sadar.


"Apa yang akan ibu lakukan dengan kontol ini?" Tanya Adrian sambil membuka sanggul Bu Laila hingga tergerailah rambutnya.


"Aku akan memberinya kenikmatan, kenikmatan yang belum pernah kamu dapatkan Rian." Jawab Bu Laila sombong.


Adrian tidak menjawab, ia hanya tersenyum mesum menatap mata merah penuh gairah Bu Laila yang mulutnya sudah terbuka dan lidahnya sudah menjulur menjilat seluruh batang penisnya.


"Sluuurrrppp."


"Aaaaahhh...ssssshhhh.." Adrian mendesah.


"Enak Rian?" Tanya Bu Laila yang kembali menjilat penis yang mulai mengekar.


"Aaaaahhh.."


Adrian menjawab pertanyaan Bu Laila dengan desahan keras. Tawa cekikian para siswi di ruangan depan terdengar, tapi kedua sejoli itu seakan tidak peduli.


"Ku kasih yang lebih nikmat Rian." Ujar Bu Laila dengan tatapan menggoda.


"Cleeeggg..cleeeggg..cleeggg.."


Penis itu dilumatnya hingga ke pangkal, kepalanya bergoyang maju mundur, lidahnya menjilati seluruh batang penis disertai sedotan2 kecil mulutnya.


"Eehhhmmppp...eehhhmmmppp..eehhhmmpp.."


Bu Laila bersemangat untuk membuat Adrian ejakulasi hanya dengan oral yang jadi andalannya selama ini terhadap suaminya. Ia yakin sepongan maut miliknya bakal menuntaskan gairah remaja yang dianggapnya polos. Si mangsa tidak akan pernah sadar bahwa dirinya lah yang menjadi korban.


"Eeeghhhh..enak banget sepongan ibu..oooohhh..apa ini bu...aaaahhh..oouuuhhh.."


Adrian meracau, mendesis dan mendesah. Sepongan Bu Laila memang istimewa. Seandainya dia tidak terbiasa dengan oral sex, bisa dipastikan dia tidak akan bertahan lebih dari 10 menit. Tapi kali ini Bu Laila ketemu lawan berat.


"Eeuummppp..eeuummppp..eeuummppp."
Bu Laila berusaha terus untuk menaklukkan penis di mulutnya. Tapi setelah 15 menit ia bersusah payah, hasilnya nihil.


"Ouurrrggggghhh.."
Ia melakukan deep throat sebagai opsi terakhir untuk melemaskan penis itu hingga ludahnya meluber ke dagunya, hasilnya tetel nihil. Penis itu justru makin mengeras bak kayu.


"Hoeegg..heeehhh..heeehhh.." Bu Laila melepas mengeluarkan penis itu dari mulutnya karena ia sudah kehabisan nafas.


Wajahnya memerah saat ia mendongak menatap si pemilik penis yang tersenyum mesra kepadanya.


"Ini bukan kali pertama kan Rian?" Tanya Bu Laila penasaran.


Adrian mengelus rambut Bu Laila lalu memajukan penisnya hingga menempel di mulut wanita paruh baya itu. Entah kenapa mulut Bu Laila otomatis membuka memberi jalan masuk.


"Kontol saya belum puas dengan mulut ibu."


"Eeeegghhh..eeegghhh..eegghhh.."


"Cleegghh..cleeghh..cleegghh.."


Pinggul Adrian bergerak pelan dan teratur keluar masuk di mulut Bu Laila. Tangannya memegang erat kepala Bu Laila hingga tidak mampu bergerak. Tusukan penis Adrian makin cepat dan makin dalam hingga mencapai kerongkongan Bu Laila. Saat tusukan itu mencapai yang terdalam, ia menahan kepala Bu Laila hingga wanita paruh baya itu meronta.


"Aaaaahhhhh..mulut ibu nikmat banget..oouuuhh.."


Adrian mengulangi gerakan itu hingga beberpa kali.


"Hoeeegghh..hoeegghhh..ooouummmppphhh...heeehh..heeehhhh..heeehhh.."


Wajah Bu Laila makin memerah karena beberapa kali ia kehabisan nafas akibat Adrian menahan kepalanya. Ia bahkan tidak mampu berkata-kata, hanya menatap Adrian penuh nafsu. Ada sedkit pertanyaan kepada dirinya sendiri,


"Kenapa aku tidak marah dengan perlakuan Adrian ini, padahal aku pernah memarahi suamiku karena berlaku kasar saat bercinta."


"Kenapa dengan Adrian aku justru menikmati dan semakin bernafsu?"



Adrian mengajak Bu Laila berdiri, dan mereka kembali berciuman dengan panas.


"Mmuuacchh..mmmpphhh..mmppphh..mmppphhh.."


Adrian membalikkan tubuh Bu Lalila lalu melucuti bra dan celana dalamnya. Kali ini gantian Bu Laila yang mencengkeram kusen jendela besar itu.


Adrian memandang Bu Laila dengan gairah yang tinggi. Wanita paruh baya itu sedang dalam kondisi terbakar nafsu. Dadanya bergoyang karena nafasnya yang memburu mengakibatkan payudara nya ikut terayun. Payudara yang berukuran sedang tapi kencang dengan puting mencung kehitaman. Pahanya terbuka memperlihatkan vagina yang rambutnya tercukur rapi.


"Tete ibu kencang, putingnya menantang." Kata Adrian sambil mendekat lalu menjilat kedua puting itu bergantian.


"Aaaaahhhhh...Riaaaannn.."


Bu Laila mendongak laksana tersetrum akibat gerak nakal lidah Adrian pada putingnya. Adrian meremas payudara kanannya saat lidahnya bermin di puting kiri, dan bergantian meremas payudara kiri saat lidahnya menjilati puting kanannya.


"Sssshhhh..adduuuhhh...Riaaaaa...aaaaahhh.." Desah Bu Laila keras saat Adrian menyedot kuat bergantian kedua putingnya.


Kenikmatan itu membuatnya hanya bisa mendongakkan kepala dan memejamkan mata. Tangannya mencengkeram kuat kusen jendela karena Adrian tidak mempebolehkan tanganya memeluk remaja itu.


Dengan tenang, bibir Adrian menyusuri seluruh tubuh Bu Laila hingga ke tengah selangkangan. Adrian menjilati dan menggigit kecil kedua paha mulus itu,


"Ooouuuhhh...maaaiiii..sssshhhiiitttt..aaaaahhh.."


Umpatan terlontar dari wanita dewasa yang sedang berdiri dan dibawahnya seorang remaja sedang mencumbu paha dan selangkangannya. Ia merasakan vaginanya semakin melembab dan rasa geli berbarengan.


"Sekarang saatnya ibu merasakan lidah nakal saya." Kata Adrian


"Cup..cup..cup." Adrian menciumi vagina yang berbau wangi,


"Sluurrrppp..sluurrrpp.." Lidahnya menjilati labia mayora yang mulai membuka.


"Sssshhhiiiiittt...oooouuuhhhh...Adriaaaannn.." sedikit kesadaran Bu Laila masih mampu menahan desahannya agar tidak terlalu keluar dengan keras karena ada siswi-siswi yang sedang belajar di ruang depan.


Adrian mengangkat kaki kanan Bu Laila dan meletakkan di bahunya. Vagina itu semakin terbuka.


"Memek ibu berkedut." Goda Adrian lalu menjilat ganas tonjolan kecil di yang berada di bagian atas vagina.


"Gooooooodddddddd...oooouuuuhhh..Riaaaaannnn..aaaaaaahhhhh.."


Bu Laila tidak mampu mempertahankan diri untuk tidak orgasme akibat goyangan lidah Adrian pada klitorisnya. Kedutan vaginanya semakin cepat yang berakibat melubernya cairan kenikmatan vaginanya.


Adrian bangkit lalu mencium kembali bibir merekah yang menggoda. Mereka kembali berciuman dengan ganas, tapi kali ini jari tengah Adrian menyerang vagina Bu Laila. Jati tengah itu melakukan penestrasi dengan cepat.


"Mmmpppphhh..mmmmppphhh..Riaaaaa...mmmppphhh...mmmppphhh.."


"Oooouuuuhhhh...oooouuuhhhh..uuuu..ddaaaahhhh...aaaahhhh...Riiiii..aaaannnn...ooouuuhhhh.."


Bu Laila hanya mampu mendekap kepala Adrian sambil mendesah dan meracau. Kocokan jari Adrian pada vaginanya yang belum sempat meredakan orgasme pertamanya membuat kegelian itu kembali menyeruak masuk. Vaginanya kembali merasakan kegatalan yang amat sangat.


"Ffffuuuuuccckkk..sssshhhiiiiitttt...ooouuuuhhhh..Aaaa..driiii..aaaannn.."


Jeritan tertahan menjadi penanda orgasme kedua Bu Laila telah tercapai. Badan nya mengejang, dadanya bergemuruh, bibirnya gemetaran. Ia tidak menyangka akan mendapatkan hal luar biasa di dalam kamar kosong di rumahnya sendiri oleh seorang remaja yang dianggapnya masih bau kencur.


Adrian yang masih dalam kesadaran tinggi menyadari kalau waktu mereka tidak banyak. Kali ini dia membalikkan tubuh Bu Laila menghadap keluar, ia menarik sedikit ke belakang bokong Bu Laila lalu mencoba memasukkan penisnya.


"Rian..tunggu dulu, aku harus istirahat sebentar." Pinta Bu Laila.


"Tidak banyak waktu Bu, saya harus menyelesaikan ini sekarang juga." Sahut Adrian


"Eeeegghhhh..sssshhhh..memek ibu ternyata benar-benar senikmat seperti yang saya banyangkan." Lenguh Adrian setelah berhasil memasukkan penisnya.


"Aduuuhhh...sssshhhh..aaaaahhh..panjang banget kontol mu..ssshhhh.." racau Bu Laila.


"Eeeegghhhh..eeeggghhh..eeeggghhh..eeggghhh.."


Adrian melakukan penetrasi dengan cepat, ia tidak mau membuang banyak waktu karena ia takut Tiata dan Dini akan mencari mereka.


"Eeehhh..eeehhhh..teruuusss...yang keee...raaassss..."


"Ssshhh..oouuuhhh..yang daaaa...laaaammm"


Rasa capek Bu Laila karena dua kali orgasme seakan pudar saat penetrasi penis Adrian berhasil mengubah rasa capek itu menjadi kenikmatan yang luar biasa. Penetrasi penis itu hampir mencapai rahimnya. Akibatnya tasa geli pafa vaginanya menjadi-jadi.


"Plak!!"
"Plak!!"
"Plak!!"


"Ooouuuhhh...ooouuuhh.."


Adrian menamapar bokong mulus itu beberapa kali sambil terus memompa vagina legit Bu Laila dengan intensitas cepat.


"Addduuuhhh..Riaaaaannnn..sakiiittt..aaaaahhhh..."


"Taa..piiii...eeee..naaakkk..kaaaann??"
"Oouuuhhhh...ooouuuhhh..ooouuuhhh.."


Adrian bertanya menggoda tanpa menghentikan penetrasi penisnya.


"Yeeeeessss...ooouuuuhhhh...ooouuuhhhhh..."


"Aaa...kuuuu...taaa..kuuuttt..aaa..daaa..yang..liii..haaattt..ooouuuhhh. .ooouuuhhh.." kata Bu Laila ditengah goncangan tubuhnya.


Adrian semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Setelah 5 menit,


"Fuuuuuccckkk..yeeeessss...aaaaa..kuuuu...aaaaaahhhh...ooouuuhhhh.." orgasme ke tiga berhasil diraih Bu Laila.


Adrian mulai kecapekan karena berdiri terlalu lama,tapi ia pun tidak ingin berganti gaya karena ejakulasinya semakin dekat.


"Plak!!"
"Plak!!"
"Plak!!"


"Maaa..siiiihhh..kuuuu..aaattt..kan bu..eeegghhh..eeeeggghhh.." tanya Adrian tanpa mengendorkan penetrasinya.


"Jaa..ngaaann..laaa..maaa..caaa..peeekkk.."


Kata Bu Laila yang kakinya sudah mulai gemeteran dan kepalanya pun sudah lemah, hanya menempel di kedua lengan yang sudah tergeletak di kusen.


5 menit kemudian,


"Saaa..yaaa..maa..uuu..kee..luuu..aaarrr.." racau Adrian yang merasakan kedutan di kepala penisnya semakin kuat.


"Cee..peee..tttiiinnn..oooouuuhhhh...ooouuuhhh..aadduuuhh...aaaaaahhhh....aaaahhh.."


"Oooouuughhhh..seeerrr...seeeerr..seeerrr..aaaccchhhhh..giii..laaaaa.." Bu Laila mengalami puncak orgasme hingga air kenikmatannya memancur dari vaginanya.


Adrian dengan cepat mengeluarkan penisnya,


"Aaaarrrgggghhh..aaaahhh..ooouuuhhhh.."


Pejuhnya memuncrat hingga ke punggung Bu Laila yang tubuhnya sudah ambruk karena kakinya sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya. Seluruh tubuhnya bergemetar dan menggelinjang karena squirt yang didapatnya.


Tubuh Adrian pun lunglai, keduanya bersimpuh di lantai kamar akibat pencapaian puncak kenikmatan mereka. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata dibalik pintu yang sedikit terbuka sedang memandang mereka dengan terbelalak dan sembab. Mata jelita itu berkaca-kaca.
Waahhh mata horor...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd