Lah, suhu Zhalyoh sumpah kena ban SARA? Ban permanen atau ban sementara? Kebangetan sih. Saatnya pertimbangin pindah nulisnya kalo udah gini.Breaking:
Suhu Zhalyoh kena ban sara. Hilang sepertinya satu per satu cerita yang bagus dan niat di forum tercinta ini. Padahal ane udah ngikutin dari sekitar 5 tahun lalu. Ternyata imajinasi harus disembunyikan di forum ini.
Ceritanya ada di k4ry4k4rsa suhu Bajul. Tapi ya sayangnya, berbayar.cerbung prahara pesantren ilang ya wkkwkw
Gak mungkin suhu Zhalyoh sendiri yg request soalnya keterangannya "SARA" ane baru cekPostink aja hu, mungkin suhu zhayloh yg req
Apakah ini "the great purge"? Terpaksa ngungsi kalo gini..Waduh banyak yang jadi anak ban
Kalau minta banned sama momod, ada keterangan di akunnya suhu. Banned permintaan sendiri.Postink aja hu, mungkin suhu zhayloh yg req
Mungkin lagi ada perubahan aturan tentang penetapan unsur SARA yang baru kali ya?Apakah ini "the great purge"? Terpaksa ngungsi kalo gini..
Nah iya bener suhu.Jadi, ada yang bisa memberi tahu saya dimana batasan SARA untuk saat ini?
Soalnya saya sendiri pernah ke banned SARA yang sebenarnya saya sendiri gak nyadar, dimana SARA yang membuat saya kebanned. Padahal di cerita itu ga ada unsur apapun yang mengejek suku, ras atau agama apapun.
Apakah cerita bertema pesantren saat ini dilarang?
Menurut saya selama gak ada batasan yang jelas malah berpotensi jadi "pasal karet" sih dan selama alasan SARA nya gak dispesifikkan kenapa bener kata suhu akan memunculkan asumsi2 liar.Nah iya bener suhu.
Selama ini saya kira belum ada batasan atau parameter yang cukup jelas dan objektif buat nentuin batasan SARA ini.
Penilaiannya justru terkesan subjektif, berdasarkan asumsi momodnya aja.
Batasan SARA yang saya tau selama ini, hanyalah pada bagian "Jangan mendiskreditkan" atau "Mengejek" salah satu golongan aja.
Tapi apakah berarti selama kita tidak mendiskreditkan golongan tertentu dalam cerita, cerita itu bisa terbebas dari unsur SARA? Jawabannya enggak juga.
Masih ada ranah penggunaan simbol-simbol agama seperti pemakaian hijab dll. Ada juga jabatan atau sebutan seseorang misal Ustad dan Ustadzah. Ada pula berupa tempat-tempat seperti pesantren.
Nah pertanyaan kita semua balik lagi, sejauh mana parameter SARA itu?
Katakan saya menulis cerita tentang seorang Ustad, orang yang berlabel guru secara agama, tapi doyan ngentot sama cewe lain yang sudah pasti bukan sahnya. Latar belakang cerita itu pun di pesantren, dengan kejadian peranan tidak jauh antara Santriwati, Ustad maupun Ustadzah.
Saya yakin banyak dari para pembaca disini juga sudah ketemu sama cerita-cerita dengan premis seperti ini.
Pertanyaannya lagi, apakah semua cerita seperti itu sudah termasuk SARA dan bisa ditindak?
Jawaban yang saya lihat masih ambigu.
Ada yang sudah ditindak, ada yang belum ditindak. Ada yang dulu tidak ditindak, tapi sekarang malah ditindak. Ada juga yang dulu sudah ditindak, tapi sekarang cerita premis yang sama dibiarkan berkeliaran.
Jadi?
udh ada alesannya masih tanya kenapa?Ada suhu di atas dibanned alasan promo situs lain itu maksudnya kenapa tuh. Kalo lama2 di sini, bikin karya tapi didor juga akhirnya kayak suhu Zhalyoh buat apa?
"Bukan tempat peribadatan yang mengarah pada suatu agama tertentu"? Srsly? Pesantren emang sekolah, tapi fokusnya ke sekolah agama. Kalo sekolah umum tuh macam SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri. Pesantren itu muatan pendidikan agamanya aja diatas 50%. Yang diajarin agama apa? You better know the answer.Berati menulis cerita bertema pesantren aman kan hu @willdick ? Karena pesantren kan ibarat sekolah bukan tempat peribadatan yang mengarah pada suatu agama tertentu?
Baik. Kita bedah satu-satu, ya.Kebetulan ane bekerja di lingkungan pesantren. Pesantren tuh ada macem-macem. Ada salafi ada juga yang modern. Pesantren modern tuh proses pembelajarannya kayak sekolah umum loh hu.
Pagi sekolah sampe dhuhur. Dan materinya juga gak full agama. Ada juga umum kayak mtk, ipa, georgrafi dll.
Ustadzah disana pun ya bukan cuma ngajar ngaji aja. Ya ngajar kelas pagi itu, statusnya jadi mirip bu guru kan?
Nah, klo ente pernah baca cerita "Ada Cerita Di Pesantren (ACDP). Tempat yang dipake buat "ekse" tuh kebanyakan di kelas, di teras sekitar kelas, di belakang pesantren deket sawah, di rumah ustadzahnya. Ga ada yang eksenya di masjid atau di tempat yang dipake setelah ibadah.
Ane juga pasti mikir 2x lah kalau mau buat cerita yg ngarah ke agama gitu.
Mengenai status tokoh agama, okelah kalau kiyai nya ikut ngekse bisa kena banned. Karena statusnya tokoh utama pesantren. Tapi untuk ustadzah kan masih tergolong aman kan ya?
Nah maksud ane nanya gini tuh bukan mau protes atau apalah. Tapi untuk memastikan aja karena ane gak mau ke banned untuk kedua kalinya dong.
Sekaligus menjelaskan bahwa konsep pesantren yang ane buat tuh "gini" loh. Berkonsep modern yang bentuknya gak jauh beda dengan sekolahan lain pada umumnya.