Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mama pujaan hatiku

andx

Semprot Kecil
Daftar
23 Jan 2020
Post
81
Like diterima
921
Bimabet
MAMA PUJAAN HATIKU
Di ulang tahunku yang ke 24 aku mendapat kado spesial dari mama. Aku sempat heran karena tak biasanya mama memberi kado ultah. Apalagi sekarang aku juga sudah dewasa, jadi rasanya cukup malu kalau menerima kado ultah. Setelah kotak kado aku buka, aku sungguh terperanjat. Ternyata isi kado tersebut sebuah BH wanita. Dan aku segera tahu bahwa BH tersebut tak lain milik mama. Kulihat BH tersebut tampak belum dicuci. Hatiku segera berdebar tak karuan. Aku baca tulisan mama di secarik kertas.
"Selamat ulang tahun, Ari. Semoga panjang umur dan sehat sentosa. Maaf mama hanya bisa kasih ini sebagai kado ultahmu. Semoga kamu menyukainya.. --Mama"
Aku tak tahu harus bersikap apa saat itu. Rasa Senang, tegang, malu bercampur jadi satu. Kado mama tersebut memang menyiratkan sesuatu. Sebenarnya aku memang sudah lama memendam hasratku pada mama, ibu kandungku sendiri. Entah kenapa aku selalu bernafsu pada mama yang sekarang telah menginjak usia 46 tahun. Aku ingin sekali bisa bercinta dengan mama, namun aku sadar bahwa hal itu mustahil. Maka demi memuaskan hasratku aku sering mengintip mama ketika lagi mandi, atau juga menciumi pakaian dalamnya sembari beronani membayangkan mama. Penampilan mama tergolong biasa. Cuma mama memiliki kulit putih n mulus. Meski udah agak berlemak tapi susunya terlihat masih padat berisi. Ya intinya masih sangat layak pakai lah hehe.
Dan sekarang tiba-tiba mama memberiku kado seperti itu. Kado tersebut menunjukkan bahwa mama ternyata telah mengetahui perilakuku yang tersembunyi itu. Saat itu sebenarnya mama sedang sering bertengkar dengan papa. Papaku memang memiliki temperamen yang keras. Jika sudah terbakar emosi maka tak jarang papa memukuli mama. Keadaan itu tentu saja membuatku prihatin.
Malamnya aku tak bisa tertidur karena terus memikirkan kado dari mama tersebut. Aku bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim sms pada mama yang mungkin sudah terlelap.
"Terimakasih buat kadonya ya ma." bunyi smsku, singkat.
Tak disangka-sangka, beberapa saat kemudian hp ku berbunyi menandakan ada sms masuk. Ternyata dari mama.
"Sama-sama ri. Maaf ya BH nya belum dicuci, pasti bau tuh." sms mama.
"Baunya justru wangi banget ma."
"hm..diam-diam ada yang naksir mama nie :)"
"Wajar dong, habis yang ditaksir orangnya cantik sih."
"Istighfar ri, ini mama, ibu kandung kamu sendiri."
"Aku cuma ingin membuat mama bahagia. Kita jalani saja pelan-pelan ma."
"Ya sudah, kita lihat saja nanti." pungkas mama.
Aku sungguh merasa bahagia dengan kenyataan mama mau membuka diri untuk memahami perasaanku padanya. Memang ini semua seperti sulit dipercaya, namun aku sungguh bersyukur karenanya. Mama saat ini memang sedang labil dan seperti butuh pelarian. Mengingat akhir-akhir ini papa sering mengamuk tanpa alasan yang jelas, sehingga membuat suasana di rumah jadi tak nyaman.
Keesokan harinya, kami bersikap wajar seperti biasanya, sembari menjalani aktivitas masing-masing. Mama bekerja sebagai karyawati di sebuah pabrik garmen. Sementara aku cuma kerja serabutan, seperti papa juga. Siangnya tiba-tiba mama sms aku minta dijemput di tempat kerja. Dengan antusias aku pun segera menuju kesana untuk menjemput pujaan hatiku tersebut hehe.
"Lho mama emangnya nggak kerja?" tanyaku.
"Mama tadi kerasa agak ngga enak badan, makanya minta ijin pulang," jawab mama.
Dalam perjalanan pulang tiba-tiba turun hujan deras. Aku lalu menepikan motorku dan kami berteduh di sebuah warung gubug kecil yang kosong dan tak terpakai. Melihat mama yang cukup kedinginan, aku lantas memakaikan jaketku padanya supaya hangat. Perlahan-lahan kami pun saling mendekatkan diri. Aku mulai merangkul mama, dan mama bersandar di bahuku. Suasana intim segera menyergap kami berdua. Sebuah ciuman hangat aku daratkan di pipi mama, sembari kubelai rambutnya dengan lembut.
"Tumben-tumbenan kamu ngesun mama. Biasanya nggak pernah," kata mama.
Aku tersenyum. "Iya, pengen aja, ma. Masa ngga boleh."
"Ya tapi kamu jangan malas mandi
 
Dalam perjalanan pulang tiba-tiba turun hujan deras. Aku lalu menepikan motorku dan kami berteduh di sebuah warung gubug kecil yang kosong dan tak terpakai. Melihat mama yang cukup kedinginan, aku lantas memakaikan jaketku padanya supaya hangat. Perlahan-lahan kami pun saling mendekatkan diri. Aku mulai merangkul mama, dan mama bersandar di bahuku. Suasana intim segera menyergap kami berdua. Sebuah ciuman hangat aku daratkan di pipi mama, sembari kubelai rambutnya dengan lembut.
"Tumben-tumbenan kamu ngesun mama. Biasanya nggak pernah," kata mama.
Aku tersenyum. "Iya, pengen aja, ma. Masa ngga boleh."
"Ya tapi kamu jangan malas mandi, ri. Bau tau," canda mama.
Kami saling tersenyum. Sekali lagi aku cium pipi mama, kami saling berpandangan, dan perlahan-lahan kukecup bibir mama dengan mesra dan mama membalasnya. Bibir kami bertautan dengan penuh gairah. Belum pernah aku melakukan french kiss senikmat itu. Ataukah mungkin itu karena aku melakukannya dengan mama?
Sembari berciuman, tanganku mulai bergerilya untuk menangkap gunung kembar mama yang pejal. Sungguh nikmat rasanya menggerayangi susu mama yang terasa kenyal dan cukup montok itu. Tak terbayangkan bagaimana dulu aku sungguh ingin dapat meremas-remas susu indah tersebut. Sampai-sampai aku selalu berusaha mengintip mama ketika mandi, hanya agar aku bisa melihat sepasang susunya yang sekal dan pejal.
"Mama cantik banget," bisikku mesra. "Sudah lama ari menginginkan mama."
"Kamu benar-benar pintar mencumbu wanita, ri," desah mama. "Tidak seperti papamu."
"Ma, kenapa mama tidak minta cerai saja sama papa?" tanyaku. "Papa udah banyak nyakitin mama."
Mama terdiam sejenak. "Ya, kamu benar ri. Mama sebenarnya juga udah nggak tahan menjalani biduk rumah tangga dengan papamu."
"Ma, gimana kalau habis ini kita check in bentar?" usulku.
Mama tersenyum, dan paham maksudku. "Jangan sekarang lah ri, mama kan lagi ngga enak badan. Lagian ni juga udah terlalu sore."
"Jadi kapan ma? Ari pengen banget nie."
"Sabar, nanti pasti mama kasih."
"Mama masih bisa hamil ya?"
"Iya, sepertinya sih gitu. Kenapa? Jangan bilang kamu pengen menghamili mama ya."
Aku terkekeh. "Pengennya sih gitu."
Mama tersenyum. "Ya, kalo mama nanti udah bener-bener pisah dari papamu, mama sih mau-mau aja kamu hamili."
Aku merangkul mama dengan lembut. "Seandainya mama nanti udah lepas dari papa, aku siap mengawini mama. Mama mau kan jadi istriku?"
"Kalau kamu pengen mama jadi istrimu, maka mama minta kamu juga harus bisa tanggung jawab ri," ujar mama. "Carilah pekerjaan tetap mulai dari sekarang, karena sebagai istri kan mama juga butuh dinafkahi."
"Iya mama benar. Kalau begitu aku janji aku akan mulai cari pekerjaan tetap."
"Nah, gitu dong, itu baru namanya laki-laki," kata mama.
 
Ayo ri cepet check in, biar cepet cere. Ikut absen hu
 
Ditunggu kelanjutannya.. kalo bisa dibikin sudut pandang berbeda.. biar makin bergairah.. hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd