Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Luka Yang Merubahku

RAMUAN KHUSUS



Eko Anto Baskoro

"Berbuatlah baik kepada siapapun, jangan pernah ragu untuk menolong orang yang membutuhkan, karena segala sesuatu yang baik pasti akan mendapatkan balasan yang baik pula, jika tidak di dunia maka kelak di akhirat kita pasti mendapatkan balasannya. begitu pula sebaliknya, jika kamu berbuat buruk kepada orang lain dan tidak mau menolong orang lain, maka kamu juga akan mendapatkan balasan yang buruk pula" begitulah pesan dari bapak yang selalu aku ingat sampai sekarang, dan itu pula yang menjadi dasar aku ingin membantu pak bari sebisa ku.

hari ini semua persiapan dan bahan untuk membangun rumah sudah siap, peletakan batu pertama untuk pondasi rumah siap dilaksanakan. aku akan membangun rumah di samping peternakan ku agar dapat di jadikan tempat tinggal oleh pak bari dan keluarga nya. ini adalah ide ku dan aku juga sudah mendapat izin dari bapak dan ibu ku, serta pak bari juga telah setuju dengan ide ku ini, walaupun awalnya pak bari menolak ide ku ini, namun setelah aku menjelaskan maksud ku dan pak bari juga menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya, akhirnya pak bari tidak menolak dan bersedia tinggal di rumah yang akan aku bangun ini.



> flash back satu bulan yang lalu <

pagi ini aku bangun agak lambat, biasanya paling siang aku bangun bangun jam 5 pagi, namun hari ini aku bangun sudah hampir jam 7 pagi, padahal semalam jam 10 lebih sedikit aku sudah tertidur, mungkin karena akumulasi dari rasa capek ku setelah 5 hari di sibukan dengan urusan mencari perusahaan export import yang mau membantu ku mendatangkan sapi dari Australia dan saat aku pulang ke rumah malah kedatangan tamu dari keluarga pak coko yang membuat ku kurang istirahat, karena tidak enak rasanya jika di rumah ku ada tamu tapi malah aku tinggal tidur.

setelah bangun tidur aku langsung bergegas untuk mandi, karena hari ini aku harus menemui pak bari dan berbicara dengan pak bari untuk memastikan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga pak bari. setelah selesai mandi dan berpakaian, aku lalu memanasi motor ku agar siap untuk aku bawa keluar.

sekitar jam 7 lebih 50 menit aku berangkat menuju rumah orang tua ku, aku berharap masih sempat bertemu dengan pak bari sebelum pak bari dan yang lainnya berangkat mencari rumput untuk pakan sapi. aku menggeber motor ku dengan kecepatan yang lumayan tinggi, karena kalau sampai keduluan pak bari dan yang lainnya berangkat mencari rumput, maka aku harus menunggu sampai jam 11 ketika semua pulang mencari rumput.

aku sampai di rumah orang tua ku sekitar jam 8 lebih 3 menit, setelah mengucap salam aku langsung masuk ke dalam rumah, dan bertanya kepada ibu ku

"assallamualaikum...."

"walaikumsalam..., udah sarapan to?" tanya ibu ku

"belum buk, pak bari sama yang lain sudah sudah berangkat nyari rumput buk?" tanya ku

"sudah, setelah selesai sarapan langsung berangkat tadi" jawab ibu ku

"di kandang ada siapa buk?" tanya ku lagi

"gak tau, ibuk gak ngecek ke kandang og"

"bapak kemana buk?" tanya ku lagi

"ke kebun, ada orang kerja di kebun, jadi bapak nganter sarapan untuk orang yang kerja di kebun" jawab ibu ku

"putri sama indah sudah berangkat?"

"indah sudah dari tadi pagi, kalau putri masih di kamar"

"lho, putri gak kuliah to buk?"

"gak tau, coba kamu tanya adik mu" jawab ibu ku
lalu aku berjalan ke kamar adik ku, aku mau ngomelin putri kalau dia males kuliah. setelah sampai di depan kamar putri aku lalu mengetuk pintu kamar nya

tok... tok... tok...

"siapa?" tanya putri

"mas anto, kamu nggak kuliah dek?" jawab ku sambil membuka pintu kamar adik ku

"masuk siang mas" jawab putri

"jam berapa? ini udah jam 8 lebih lo" kata ku

"aku ada jadwal jam 11 mas, jadi santai dulu aku"

"owalah... tak pikir lak kamu males kuliah dek, awas aja kalau sampai kamu males kuliah dek" kata ku

"yeee... enggak ya, emang jadwal kuliah itu kadang pagi kadang siang mas, gak selalu pagi" jawab putri

"owh gitu. kan mas gak ngerti dek, maklum, mas kan gak pernah kuliah. hehehe..."

"makanya, mas tu kuliah, biar ngerti"

"gak sempat dek, mas sibuk" kata ku

"ngambil kuliah jam malam kan ada mas" jawab putri

"kalau mas kuliah malam, kapan mas istirahat nya?"

"bilang aja mas males kuliah"

"lha itu kamu tau dek, hahaha..." jawab ku.

setelah dari kamar putri aku lalu ke dapur untuk sarapan, saat aku di dapur aku melihat mak prapti sedang menyuapi syaina cucu nya, lalu aku menyalakan kompor untuk memanas kan air dan membuat kopi, mendengar suara kompor yang aku nyalakan mak prapti menoleh dan langsung berjalan ke arah ku

"mas anto mau bikin apa mas?" tanya mak prapti

"mau bikin kopi mak" jawab ku

"biar saya buatin mas" kata mak prapti

"gak usah mak, saya bisa buat sendiri kok, mak prapti lanjutin suapin cucu syaina saja" kata ku

"anu, udah selesai kok mas saya nyuapin syaina nya"

"udah, saya tau kalau mak prapti belum selesai suapin syaina, tenang saja mak, saya bisa kok bikin kopi sendiri" kata ku sambil tersenyum, lalu setelah mendengar jawaban ku mak prapti kembali menyuapi cucu nya.

setelah membuat kopi aku mengambil nasi dan lauk untuk sarapan, setelah selesai sarapan aku lalu berjalan ke belakang rumah ke arah kandang, setelah masuk ke kandang sapi ku aku melihat imron dan zainal sedang memberi makan pada sapi-sapi ku.

"nal, mron udah di kasih vitamin belum?" tanya ku

"belum mas" jawab imron

"ya udah, jangan lupa nanti setelah selesai kasih makan langsung di kasih vitamin ya, owh iya nal, itu konsentrat nya masih nggak?" tanya ku lagi

"tinggal dikit to, paling 4 atau 5 hari lagi habis konsentrat nya" jawab zainal

"waduh, belum di kirim yo? padahal udah dari minggu lalu aku pesan. ya wes nanti tak telfun suplaiyer e" kata ku.

setelah dari kandang aku lalu menelfon suplaiyer konsentrat, dan katanya besok baru akan di kirim karena stok di suplaiyer juga tinggal sedikit, jadi harus menunggu kiriman dari pabrik dulu. setelah itu aku kembali ke rumah, saat di belakang rumah aku melihat syaina cucu pertama pak bari dan mak prapti bermain sendiri di belakang rumah, lalu aku menghampirinya dan mengajak syaina bermain. tak berapa lama mak prapti keluar dari dalam rumah, lalu aku mengobrol dengan mak prapti.

"mak, isti kerja di mana lo mak?" tanya ku

"di batam mas" jawab mak prapti

"lha suami nya isti?" tanya ku lagi

"nggak tau kemana mas, sudah dua tahun ngilang tanpa kabar mas" jawab mak prapti

"owh... lha apa nggak di cari ke rumah orang tuanya mak?"

"sudah, dulu sebelum isti berangkat ke batam sudah nyari suaminya kemana-mana, bahkan isti nginap di rumah mertuanya seminggu tapi suami nya juga gak pulang, keluarga suami isti juga nggak tau di mana suami isti berada" jawab mak prapti

"owh... kasihan syaina lo mak, jauh sama ibu dan bapak nya" kata ku

"ya iya mas, tapi ya mau gimana lagi mas, kalau isti gak kerja siapa yang memenuhi kebutuhannya? ya kalau untuk makan sehari-hari mungkin saya sama bapaknya masih sanggup, tp untuk kebutuhan lainya kan berat, apa lagi ana juga masih sekolah" jawab mak prapti

(NB: isti adalah anak pertama pak bari, dan ana adalah anak ke dua nya, sementara syaina itu anaknya isti)

"iya juga sih mak, tapi aku kasihan lihat syaina mak, masih sekecil ini tapi harus terpisah dari orang tua nya. owh iya, ana kelas berapa sekarang mak? udah lama gak ketemu ana aku mak" kata ku

"ana sudah kelas 3 sma mas" jawab mak prapti

"owh... udah mau lulus ya, rencana nya ana mau lanjut kuliah atau gimana mak?" tanyaku

"nggak tau mas, untuk kondisi sekarang masih serba sulit, kayaknya cukup sma saja mas" jawab mak prapti

"owh begitu. nanti semisal ana sudah lulus sma dan bingung mau kerja di mana, kalau ana mau mungkin bisa bantu-bantu aku ngurus peternakan mak, itupun kalau ana mau mak" kata ku

"iya, nanti biar saya kasih tau ana nya mas. owh iya mas, mohon maaf, saya belum sempat izin mas anto, saya ana sama syaina sementara tinggal di sini dan nempati kamar nya mas anto"

"iya, gak apa-apa mak, saya juga sudah di kasih tau sama ibuk, lagi pula kan kamar saya juga kosong mak, jadi gak masalah saya mak"

"kalau boleh tau, sebenarnya apa yang terjadi mak?" tanya ku kepada mak prapti.

mendengar pertanyaan ku, raut wajah mak prapti berubah jadi sedih dan mata nya berkaca-kaca, aku jadi tidak enak telah menanyakan perihal apa yang terjadi dengan keluarga mak prapti.

"kalau memang mak prapti nggak mau menjawab gak apa-apa mak, gak usah di jawab." lanjut ku

"nggak mas, gak apa-apa" jawab mak prapti dengan senyum yang di paksa kan

"jadi, dua tahun yang lalu, saat isti sedang hamil 4 bulan, suami isti meminjam sertifikat rumah dan sertifikat tanah yang kami punya, katanya mau di gunakan untuk nencari pinjaman untuk modal usaha, kalau usahanya berhasil nanti akan segera di kembalikan dan pak bari mau di belikan tanah, namun setelah kami tunggu selama satu tahun, bukannya di kembalikan tapi suami isti malah menghilang, sampai kami sekeluarga mendatangi rumah orang tua nya, tapi dia nggak pernah pulang kata orang tuanya. selain itu isti dan syaina juga tidak pernah di nafkahi, bahkan ketika isti lahiran pun suami isti juga nggak pulang dan gak ada kabar. kami tidak tau di mana dia meminjam uang dengan jaminan sertifikat rumah dan tanah kami, sampai akhirnya bulan lalu ada petugas bank yang datang ke rumah untuk melakukan eksekusi rumah dan tanah, kami hanya di beri waktu satu bulan untuk mengosongkan dan meninggalkan rumah" ucap mak prapti sambil menitikan air mata

"kami bimgung mau kemana, sementara harta kami hanya rumah dan sebidang tanah itu, kami coba kembali ke rumah orang tua suami isti, namun hasilnya tetap nihil, bahkan rumah orang tua suami isti juga sudah di segel bank karena juga di jadikan jaminan oleh suami isti, kami coba menghubungi isti, tapi isti juga bingung karena tidak ada uang untuk menebus ke bank. kami bingung mau kemana, sementara kami kerja di sini, sampai akhirnya ibu mas anto menawarkan kami untuk tinggal di sini mas, kami benar-benar merasa tertolong dengan bantuan dari ibu mas anto. hiks hiks hiks" ucap mak prapti yang kini sudah sesengukan menangis

"yang sabar ya mak, ini ujian dari tuhan untuk keluarga mak prapti" kata ku

"kalau boleh tau mak, berapa pinjaman suami isti ke bank?" tanya ku

"kalau dari yang di sampaikan oleh petugas bank yang datang ke rumah, pinjaman suami isti totalnya 250 juta dengan jaminan sertifikat rumah kami, sertifikat tanah dan sertifikat rumah orang tuanya" jawab mak prapti

"waduh, lumayan juga ya pinjaman nya. di bank mana mak itu pinjaman nya?" tanya ku lagi

"di BPR harta dunia kencana mas" jawab mak prapti

"waduh, di BPR lagi. kalau di bank BUMN insyaallah masih bisa di kejar mak, tapi kalau di BPR agak susah" kata ku

"kalau dari kami sekeluarga sudah sangat tidak mungkin menebus nya mas, kami sudah tidak punya apa-apa lagi" kata mak prapti

"ya sudah, mak prapti yang sabar ya mak, insyaallah akan saya bantu sebisa saya mak" kata ku

"terima kasih mas" jawab mak prapti

setelah mengobrol dengan mak prapti aku lalu masuk ke rumah dan berbicara dengan ibu ku

"buk, ibuk tau nggak nama lengkap menantu nya pak bari?" tanya ku

"ya nggak tau le, ibuk cuma tau nama panggilannya saja, buat apa kamu nanyain nama menantu pak bari?" jawab ibu ku

"mau mencoba menyelamat kan rumah nya pak bari buk" jawab ku

"kamu serius le?" tanya ibu ku

"iya buk, anto kasihan sama mak prapti dan keluarganya" jawab ku

"coba kamu tanya mak prapti" kata ibu ku

"nggak ah bu, sungkan aku, ibuk aja yang tanyain ke mak prapti, ya buk" kata ku

"ya wes, tunggu sebentar" kata ibu ku

tak berapa lama ibu ku kembali dari belakang, dan memberi tahu nama lengkap dari menantu pak bari. setelah mendapat nama lengkap dari menantu pak bari, aku lalu berangkat menuju kantor BPR harta dunia kencana, setelah sampai di kantor kas BPR harta dunia kencana, aku lalu masuk dan langsung menemui custemer service BPR tersebut

"selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya CS bpr tersebut

"iya, selamat siang mbak, saya mau tanya perihal eksekusi anggunan atas nama budi gunarto mbak" kata ku

"owh, sebentar ya pak" jawab CS tersebut
setelah pengecekan data di komputer akhirnya cs tersebut berbicara dengan ku lagi

"mohon maaf, apakah bapak ini bapak budi gunarto?" tanya cs kepada ku

"owh, bukan mbak. saya anto bukan budi gunarto" jawab ku

"owh begitu, mohon maaf pak anto, untuk penyampain data dan keterangan terkait eksekusi penyitaan anggunan harus kepada yang bersangkutan langsung dan tidak bisa di wakilkan" kata cs tersebut

"owh begitu ya mbak, maaf sebenarnya saya secara pribadi tidak mengenal saudara budi gunarto, hanya saja saya ingin membantu orang yang sertifikat rumah dan tanah nya di jadikan jaminan oleh saudara budi gunarto mbak, apakah bisa?" tanya ku

"mohon maaf, jika seperti itu saya tidak bisa membantu pak, karena prosedurnya harus ada yang bersangkutan langsung atau paling tidak harus ada surat kuasa dari bapak budi gunarto" jawab cs tersebut

"waduh, harus begitu ya prosedurnya?" tanya ku lagi

"iya pak"

"maaf, kalau boleh tau proses lelang untuk anggunan tersebut kapan ya mbak?" tanya ku lagi

"untuk itu kami tidak tau pak, karena itu di tentukan di kantor pusat pak, bukan di kantor kas atau kantor cabang" jawab cs tersebut

"owh begitu. ya sudah mbak, terima kasih atas informasinya" kata ku

"sama-sama" jawa cs tersebut.

karena tidak mendapatkan hasil apa-apa akhirnya aku putuskan untuk pulang ke rumah orang tua ku. setelah sampai di rumah aku berbicara dengan bapak ku yang sudah pulang dari kebun.

"pak, maaf, anto pengen bicara sama bapak" kata ku

"iya, mau ngomong apa to?" tanya bapak ku

"begini pak, terkait masalah keluarga pak bari, anto mau membantu mereka pak. tadi anto sudah ke kantor BPR tempat menantu pak bari meminjam uang, tapi hasilnya nihil karena harus bersama dengan yang bersangkutan langsung dan gak bisa di wakilkan. jadi anto gagal untuk mendapatkan akses menebus rumah pak bari, tapi setelah anto fikirkan lagi, mungkin lebih baik anto buatkan rumah baru untuk pak bari dan keluarganya pak, ya nggak perlu besar atau mewah pak, yang penting layak untuk di huni pak bari beserta keluarga nya, bagaimana menurut bapak?" kata ku

"bapak sih tidak masalah to, tapi apa kamu nggak berat? kan kamu masih ada banyak keperluan untuk penambahan sapi baru" kata bapak

"insyaallah nggak pak, uang yang di kembalikan pak coko kemarin yang akan anto gunakan, jadi gak akan mengganggu rencana penambahan sapi baru pak" jawab ku

"owh begitu, ya kalau begitu terserah kamu saja to, untuk tanah yang akan di bangun rumah bagaimana, sudah ada?" tanya bapak

"nah, itu dia yang ingin anto tanyakan ke bapak. kalau boleh, anto pengen bangun rumah untuk pak bari di samping kandang pak, biar gak usah beli tanah lagi. bagaimana menurut bapak?" tanya ku

"kalau itu bapak mesti izin ke ibuk mu dulu. biar bagaimanapun kan itu tanah keluarga" jawab bapak

"kalau begitu anto panggil ibuk dulu ya pak " kata ku

lalu aku ke belakang untuk memanggil ibu ku, setelah ibu masuk ke dalam rumah dan duduk di samping bapak, kami pun berdiskusi lagi

"buk, ini anto berencana membangunkan rumah untuk mas bari dan keluarganya, tapi anto minta tempatnya di samping kandang, ibu gimana, boleh nggak?" tanya bapak ke ibu ku

"kamu serius le?" tanya ibu ku

"iya buk, anto serius" jawab ku

"ya ibuk sih gak apa-apa, itu nanti mau nya kamu di berikan ke pak bari dan keluarganya atau hanya menempati saja?" tanya ibu ku lagi

"hanya menempati buk, biar pak bari dan keluarga gak bingung dan lebih tenang. intinya selama pak bari dan keluarganya masih mau tinggal di rumah yang akan anto bangun ya selama itu pula rumah itu akan di tempati pak bari dan keluarga tanpa harus bayar sewa atau kontrak buk. bagaimana?" tanya ku

"ibuk sih setuju setuju saja, toh apa salah nya kita berbuat baik dan membantu orang lain yang sedang kesususahan. kalau bapak gimana?" tanya ibu ke bapak

"bapak juga setuju buk" jawab bapak ku

"berarti sudah setuju semua ya, pak, buk?" tanya ku

"iya" jawab bapak dan ibu ku

"kalau begitu nanti anto akan berbicara dengan pak bari pak, buk" kata ku

"iya, yang penting jangan sampai menimbulkan rasa iri dan cemburu sosial untuk pekerja yang lainnya" kata bapak

"iya pak, insyaallah nanti anto juga akan menjelaskan kepada yang lainnya" jawab ku

setelah berbicara dengan bapak dan ibu aku pun bersantai di teras rumah sambil menunggu waktu makan siang, setelah makan siang aku akan berbicara dengan pak bari terkait rencana ku, aku pun meminta mak prarpti untuk membuatkan aku kopi, setelah kopi datang aku menyalakan satu batang rokok marlboro black kesukaan ku, sambil santai dan menikmati rokok aku mulai mimikirkan banyak hal, salah satunya tentang perjodohan ku dengan niken. owh iya, kan pak coko meminta aku untuk main ke rumah nya, minggu depan aja lah kalau senggang aku tak main ke rumah pak coko.

tak terasa waktu sudah menunjukan jam 12 siang, waktu makan siang pun tiba. aku lalu berjalan ke dapur untuk makan siang bersama pekerja peternakan ku. setelah selesai makan siang kami ngobrol-ngobrol sebentar dan akhirnya aku meminta pak bari untuk tidak ke kandang dan berbicara dengan ku, aku juga meminta mak prapti untuk ikut berbicara bersama.

"pak bari, maaf kalau saya lancang, tapi izinkan saya untuk membantu pak bari dan keluarga. jadi saya tadi sudah berbicara dengan bapak dan ibu, saya berencana membangunkan rumah untuk tempat tinggal pak bari dan keluarga, insyaallah tempat nya di samping kandang pak" kata ku

"mas, gak usah mas, saya dan keluarga sudah sangat bersyukur di izinkan tinggal di sini oleh orang tua mas anto" jawab pak bari

"pak, bukan saya berniat untuk mengusir bapak dan keluarga dari rumah ini pak, tapi saya tau jika pak bari tidur nya di kandang sama imron dan harsono, selain itu mak prapti, ana dan syaina tidur nya satu kamar di bekas kamar saya, saya yakin itu sangat tidak nyaman, apa lagi pak bari dan mak prapti pasti juga punya privasi sendiri, jadi menurut saya akan lebih baik lagi jika saya membangunkan rumah untuk pak bari dan keluarga, pak bari tidak perlu membayar sewa atau kontrak kepada saya ataupun orang tua saya, cukup pak bari tempati saja rumah yang akan saya bangunkan itu. saya harap pak bari dan mak prapti mau menerima bantuan dari saya ini pak, saya tidak mengharapkan apa pun dari bapak, niat saya tulus untuk membantu pak bari dan keluarga, jadi tolong jangan di tolak ya pak" kata ku menjelaskan

"tapi mas, apa ini nggak berlebihan mas? siapa lah saya ini mas, sampai mas anto sebegitunya kepada saya dan keluarga" kata pak bari

"nggak ada yang berlebihan pak, pak bari, mak prapti dan keluarga sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri. pak bari sudah bertahun-tahun membantu saya mengembangkan peternakan ini pak, jadi sudah selayaknya saya juga membantu pak bari di saat pak bari dan keluarga kesusahan" jawab ku

"tapi mas"

"tidak usah tapi tapi an pak, saya sungguh-sungguh ingin membatu pak bari" kata ku
aku melihat pak bari dan mak prapti menangis, air mata itu membuat ku terharu dan ingin ikut menangis, tapi sebisa mungkin aku tahan agar tidak ikut menangis.

"bagaimana pak, mak?" tanyaku

"baik mas, saya sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada mas anto, entah dengan apa saya mampu membalas kebaikan mas anto kepada saya dan keluarga saya. terima kasih mas, terima kasih yang sebesar-besarnya" kata bari yang langsung berdiri dan ingin bersujud di depan ku, namun langsung aku tahan tubuh pak bari dan langsung memeluknya, pak bari menangis sesengukan dalam pelukan ku, mak prapti beediri dan menenangkan pak bari sambil mengucap terima kasih kepadaku

"terima kasih mas anto, terima kasih. saya tidak tau harus berkata apa lagi atas kebaikan mas anto kepada keluarga saya, saya tidak tau harus bagaimana membalas semua kebaikan mas anto" kata mak prapti


"sama-sama mak, tidak perlu berkata apa-apa dan tidak perlu memikirkan bagaimana cara membalasnya, karena saya tidak pernah memikirkan dan mengharapkan balasan dari mak prapti dan pak bari" ucap ku

setelah pak bari tenang dan mak prapti juga tenang, aku meminta bapak dan ibu ku untuk ikut berkumpul di dapur dan membicarakan mengenai semua keperluan untuk membangun rumah bagi pak bari dan keluarganya.

> flash back end<

Setelah prosesi slametan di laksanakan, maka di mulailah peletakan batu pertama untuk pondasi rumah yang akan aku bangun, meskipun semua biaya prmbangunan rumah ini aku yang menanggung, akan tetapi tetap nama bapak ku lah yang di yang di pakai, karena aku belum menikah dan berdasarkan hukum adat, seseorang yang belum menikah tidak boleh membangun rumah dengan namanya sendiri, dalam artian ketika penyebutan nama si tuan rumah oleh kyai atau orang yang mebacakan doa untuk pembangunan rumah maka nama bapak ku lah yang di sebut kan, bukan nama ku.

setelah peletakan batu pertama untuk pondasi rumah, maka para tukang langsung melanjutkan pekerjaan mereka, tukang bangunan dan kuli yang membangun rumah ini adalah tukang dan kuli yang sebelumnya mengerjakan pembangunan pelebaran kandang sapi ku, pelebaran kandang sudah selesai sejak 5 hari yang lalu, dan tinggal menunggu sapi-sapi yang aku datangkan dari Australia, jika semua berjalan dengan lancar maka minggu depan sapi-sapi itu akan datang, namun harus menjalani karantina rerlebih dahulu di balai karantina peternakan di ibu kota provinsi selama 3x 24 jam sebelum bisa aku bawa pulang ke peternakan ku.

setelah para tukang bangunan dan kuli mulai berkerja, aku kembali ke rumah untuk sarapan dan makan bersama dengan pekerja peternakan ku. selesai sarapan aku dan pekerja peternakan ku ngobrol-ngobrol sambil merokok di belakang rumah orang tua ku.

"mas, jadi kapan sapi nya datang?" imron bertanya kepadaku tentang sapi import yang aku beli dari Australia

"insyaallah minggu depan mron, tapi harus di karantina 3 hari terlebih dahulu" jawab ku

"nggak sabar aku mas pengen tau kayak gimana sapi nya hehehe..." lanjut imron

"ho'oh mas, aku juga penasaran sama sapi sapi import yang katanya guede gede itu mas" kata harsono ikut berbicara

"ya sabar saja, semoga lancar dan gak ada halangan apa-apa, sehingga sapi nya bisa segera kita bawa pulang ke kandang setelah sampai" jawab ku

"nanti ngangkut sapi nya gimana mas?" tanya mas parno

"ya mungkin nanti sebagian pakai truck dan pick up kita mas, lainnya ya nyewa truck buat ngangkut" jawab ku

"sapi nya berapa ekor to mas?" tanya imron

"20 ekor" jawab ku

"betina semua?" tanya imron lagi

"yo enggak to mron, kalau betina semua gimana membiakkan nya?" jawab ku

"imron aja yang jadi pejantan nya to. hahaha... udah ngaceng pengen ngentu sapi bule itu imron to" ucap zainal dan di ikuti gelak tawa pekerja yang lain nya

"yeee... ngawur kowe mas, aku iseh normal yo, aku ngaceng nya sama perempuan cantik, bukan sapi mas nal" jawab imron menanggapi candaan zainal

"lah, tenane mron? bukane kemarin kamu sudah ngelus-ngelus pantat sapi mau kamu perkosa? hahaha..." lanjut zainal yang masih becandain imron

"merkosa sapi gundul mu kui mas, kan kemarin kita ngelus pantat sapi nya barengan to, berarti yo kamu mau merkosa sapi juga" jawab imron gak mau kalah

"yo beda no, tidak bisa di samakan. kemarin aku ngelus pantat sapi kan posisi nya lagi mandiin sapi mron" jawab zainal

"lha kan aku juga mandiin sapi kemarin mas, apa beda nya?" lanjut imron

"oohh... tentu beda, yang tak mandiin kemarin sapi jantan, sementara kamu sapi betina mron, jadi gak mungkin aku nafsu sama sapi jantan. hahaha..." ucap zainal

"berarti lak sama sapi betina kamu nafsu nal?" tanya ku

"yo ora lah to" jawab zainal

"lha tadi kamu bilang kamu gak nafsu sama sapi jantan, kan itu berarti kamu nafsu sama sapi betina. hahaha..." lanjut ku dan di ikuti tawa dari pekerja ku yang lain

"wes, wes, wes, niat ku bully imron kok malah aku yang kena bully" jawab zainal

lalu kami pun melanjutkan obrolan kami lagi

"betina nya berapa, jantan nya berapa mas?" tanya mas sudar


"betina nya 15 ekor, jantan nya 5 ekor. aku mau mencoba membiakan jenis aslinya mas, kalau yang campuran, di sini sudah banyak. jadi aku pengen yang ras asli yang kita kembang biakan di sini, kalau bisa kan lumayan harga nya. makanya, nanti aku minta ke semuanya untuk lebih intensif perawatannya terhadap sapi-sapi import ini, treatment nya harus khusus, nanti rencana aku juga akan menambah tiga sampai empat orang lagi untuk membantu di sini, karena aku pengen nanti ada pembagian tugas untuk perawatan sapi-sapi di sini. yang merawat sapi-sapi import nanti hanya khusus merawat sapi import saja" kata ku panjang lebar menjelaskan

"wah, manteb itu mas. sudah ada yang mau ikut kerja di sini mas?" tanya pak bari

"belum pak, mungkin nanti jika pak bari atau yang lainnya ada teman atau saudara yang mau ikut membantu di sini bisa di kenalkan ke saya" jawab ku

"aku ada to, itu rahmat sama yoyok butuh kerjaan, siapa tau kamu mau nerima mereka kerja di sini" kata zainal

"yoyok anak nya pak trimo yang kamu maksud nal?" tanya ku

"ho'oh, emang kenapa to?" tanya zainal

"kamu serius nal mengajukan yoyok untuk ikut kerja di sini?" tanya ku lagi

"iya to, aku serius. soalnya minggu lalu yoyok sempat nanyain kerjaan ke aku to" jawab zainal

"kalau rahmat sih aku ok ok aja nal, lha kalau yoyok ini, aku masih ragu nal. kan kamu tau sendiri yoyok itu anak bos tebu yang gak pernah bingung soal duit, masa iya dia mau kerja di sini nal" kata ku

"ya nggak tau, wong dia sendiri yang tanya ke aku og, jadi pas kamu ngomong mau nyari orang buat kerja di sini ya aku rekomendasikan saja" kata zainal

"ya wes lah gak apa-apa, nunggu sapi nya datang dulu baru kamu suruh rahmat sama yoyok nemuin aku nal" kata ku

"ok" jawab zainal santai

"ini sudah ada dua orang ya yang mungkin ikut bantuin disini, berarti masih kurang 1 sampai 2 orang lagi. kira-kira ada yang lainnya nggak?" tanya ku

"nganu mas, adik saya bisa ikut kerja di sini nggak mas?" tanya yadi

"boleh di, tapi bukannya adik mu masih sekolah di?" tanya ku

"nggak mas, sudah keluar dari sekolah" jawab yadi

"lho, lha kenapa kok keluar?" tanya ku

"nganu mas, katanya mumet sekolah terus, pengen kerja saja katanya" jawab yadi

"owalah... apa gak eman-eman kalau gak sekolah? kan adikmu sudah kelas 2 sma di" kata ku

"ya eman sih mas sebenarnya, tapi ya gimana, wong anak nya sudah nggak mau og" kata yadi

"yo wes lah kalau begitu, nanti lak sapinya sudah datang suruh nemuin aku yo adik mu" kata ku

"iya mas, siap" jawab yadi

"ya wes, sudah hampir jam 8, kalian semua bisa kembali ke kandang dan nyari rumput" kata ku

"iya mas" jawab meraka serempak. setelah itu mereka sumua bergegas menuju kandang guna melanjutkan pekerjaan mereka, kecuali pak bari dan mas parno yang aku tugas kan untuk mengantar sapi ke rumah pemotongan hewan. saat semua sudah meninggalkan aku dan mulai beraktifitas di kandang tiba-tiba mas sudar datang menghampiri aku yang masih duduk di belakang rumah sambil menikmati kopi dan rokok.

"ada apa mas?" tanya ku

"nganu mas, ini buat mas anto" jawab mas sudar menyerahkan selembar kertas yang di lipat

"ini apa mas?" tanya ku penasaran

"itu resep ramuan yang beberapa hari lalu saya bicarakan sama mas anto itu mas" jawab mas sudar

"lha katane sampean sudah lupa karena sudah lama gak bikin ramuannya, kok ini ada" kata ku

"semalam aku pulang ke rumah orang tua ku mas, mumpung lagi di rumah orang tua ku aku tanya saja ke mbah ku resep ramuannya terus tak tulis, beruntungnya mbah ku belum pikun mas, jadi ya itu hasil nya. hehehe..." kata mas sudar sambil tertawa

"hahaha... sampean ini mas mas, kok ya sampean seriusi becandaan ku kemarin mas, tapi makasih lo mas" kata ku

"sama-sama mas, semoga bermanfaat ya mas" jawab mas sudar tersenyum lalu berangkat mencari rumput

sepeninggal mas sudar lalu aku membuka lipatan kertas yang di berikan mas sudar tadi, di bagian atas kertas terdapat tulisan


<RAMUAN OBAT KUAT KHUSUS PRIA>


lalu aku baca isi nya, ternyata di tulisan ini menjelaskan dengan detail apa-apa saja bahan yang harus di campurkan lalu cara untuk konsumsinya juga, wah lumayan nih, kalau buat aku secara pribadi ukuran penis ku sudah standart sih, panjang saat ereksi 17cm dan diameter sekitar 4cm, menurutku untuk standart di negara ini ukuran penis ku sudah lumayan, hanya saja yang aku tidak tau adalah bagaimana ketahanan ku saat berhubungan, bisa tahan lama atau tidak? aku jelas tidak tau, karena aku memang belum pernah berhubungan badan dengan wanita.

kalau dari yang di sampaikan mas sudar beberapa hari lalu sih, resep ramuan yang di berikan ke aku ini bisa bikin tahan lama dan bikin stamina makin ok.

kata mas sudar, mas sudar bisa berhubungan sampai 4 jam gak berhenti kalau rutin mengkonsumsi ramuan ini, meskipun sudah crot tapi penis masih bisa tegak mengacung dan siap main lagi.

kalau benar bisa begitu, berarti luar biasa khasiat ramuan ini, nanti lah aku coba, yang pasti sebelum aku menikah aku harus rutin mengkonsumsi ramuan ini, semoga saja aku bisa merasakan khasiatnya nanti.

setelah kopi dan rokok ku habis aku beranjak masuk ke dalam rumah untuk bersantai di dalam rumah, baru saja aku duduk di kursi rumah, ibu ku datang dan langsung bertanya kepada ku

"le, kamu kenapa kok belum main ke rumah nya pak coko, hmmm...?" tiba-tiba ibu ku bertanya dan sepertinya ibu ku marah kepada ku

"waduh, anto lupa buk, banyak kerjaan dan banyak pikiran, jadi anto lupa" jawab ku, aku benar-benar lupa kalau aku di minta main ke rumah pak coko

"kamu itu gimana to le, masa sampe lupa? kamu itu sudah di jodohkan dengan niken, putri nya mas coko, masa kamu nggak mau main ke rumah calon mertua mu, apa jangan-jangan kamu juga lupa kalau kamu sudah di jodohkan dengan niken?" kata ibu ku

"ya gimana buk, wong anto bener-bener lupa og, jujur buk anto bukan nya lupa kalau sudah di jodohkan dengan niken, tapi anto masih belum yakin kalau niken itu beneran mau di jodohin sama anto, jadi anto gak terlalu memikirkan perjodohan itu buk" jawab ku sedikit berbohong ke ibuk ku, kalau aku jujur bahwa aku lupa kalau sudah di jodohkan dengan niken putri pak coko, bisa makin marah ibu ku

"udah, pokoknya nanti kamu harus main ke rumah pak coko, jangan sampai lupa" kata ibu ku

"iya buk, insyaallah. kok ibu tau kalau anto belum main ke rumah pak coko buk?" tanya ku

"ya tau, wong ibuk sering telfun telfunan sama mbak siti og, mbak siti lo cerita kalau mas coko itu sering berharap kamu main ke rumah nya, tapi kamu nya malah gak pernah main ke sana" kata ibu ku

"owh... pantes ibu tau" kata ku

"ya wes, pokoknya nanti kamu harus ke rumah pak coko, awas kalau sampai nggak ke sana" kata ibu ku mengancam

"injih ndoro, sendiko dawuh..." jawab ku sambil cengengesan.

aku benar-benar lupa dengan janji ku untuk main ke rumah pak coko, bahkan aku juga lupa kalau aku sudah di jodohkan dengan niken putri pak coko.

ya wes lah, mungkin nanti sore aku akan main ke rumah pak coko.

untuk sekarang aku mau nyantai dulu sambil mencari informasi di mana aku bisa mendapatkan beberapa bahan ramuan yang ada di catatan yang di berikan mas sudar tadi, karena ada beberapa bahan yang belum pernah aku ketahui, seperti tanaman akar dewa, pasak bumi, purwo ceng dan buah bidara merah. untuk bahan-bahan lainnya aku sudah paham karena banyak di jual di pasar.

semoga aku bisa segera mendapatkan bahan-bahan yang aku butuhkan untuk membuat ramuan ini, sehingga aku segera bisa mengkonsumsinya dengan rutin sebelum aku menikah nanti.

sekitar jam 2 siang aku pulang ke rumah ku untuk mandi dan bersiap-siap untuk berkunjung ke rumah pak coko, ya mumpung ada waktu jadi mending aku segera berkunjung ke rumah pak coko, kalau sampai lupa lagi bisa-bisa di amuk ibu ku lagi nanti.

setelah selesai mandi dan berpakaian aku lalu memanasi mesin mobil ku, karena sudah beberapa hari tak ku bawa keluar mobil ku.

sekitar jam 3 sore aku berangkat ke rumah pak coko, setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam seperempat, sampailah aku di depan rumah pak coko, setelah turun dari mobil aku lalu mengucap salam dari luar pintu gerbang rumah pak coko, beberapa kali aku mengucap salam tapi tak ada jawaban dari si pemilik rumah.

sudah lima belas menitan aku berdiri di depan pintu gerbang rumah pak coko dan sudah berkali-kali aku mengucap salam tapi tetap tak ada jawaban, mungkin pak coko dan keluarga nya sedang tidak di rumah, jadi aku putuskan untuk pulang saja, dari pada di sini terus seperti orang bodoh teriak-teriak mengucap salam tapi gak ada jawaban.

saat aku mau masuk ke dalam mobil, aku melihat ada motor yang mengarah ke rumah pak coko, dan setelah sudah dekat ternyata itu adalah bagas, putra ke dua pak coko.

"lho, mas anto. sudah dari tadi mas?" ucap bagas turun dari motor nya dan menghampiri ku

"udah lumayan gas, pak coko sama bu siti lagi keluar ya gas?" tanya ku pada bagas

"tadi sih ibuk ndek rumah mas, kalau bapak masih di gudang beras mas. berarti mas anto tadi belum masuk ya mas?" jawab bagas

"belum gas, dari tadi aku ngucap salam gak ada jawaban" jawab ku

"ya wes, ayo masuk mas" kata bagas sambil membuka pintu gerbang lalu memasukan motor nya ke halaman rumah

"iya" jawab ku

"mas, duduk du situ dulu, aku bukain pintu nya" kata bagas

setelah masuk ke halaman rumah bagas meminta ku untuk duduk di kursi yang ada di teras, sementara bagas masuk ke dalam rumah melalui pintu garasi samping rumah.

tak berapa lama aku duduk di kursi yang ada di teras, pintu rumah terbuka dan bu siti mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam rumah

"oalah, nak anto, maaf, tadi ibu ketiduran, jadi nggak denger nak anto ngucap salam. maaf ya nak" ucap bu siti

"iya buk, nggak apa-apa" jawab ku

"ayo nak anto masuk" lanjut bu siti

"iya buk, assalamualaikum..." ucap ku sambil sambil mencium punggung tangan bu siti lalu masuk ke dalam rumah

"walaikumsalam... duduk nak, ibuk buat kan minum dulu" ucap bu siti saat aku sudah masuk ke dalan rumah

"nggak usah repot-repot buk" jawab ku

"enggak, gak repot kok nak" jawab bu siti

aku lalu duduk di kursi ruang tamu rumah pak coko sambil melihat sekeliling ku, tak berapa lama bu siti kembali ke ruang tamu sambil membawa nampan berisi kopi satu gelas dan tiga toples berisi kue dan makanan ringan.

"di minum nak" ucap bu siti

"iya buk, terima kasih, maaf jadi ngerepotin ibuk" jawab ku

"enggak, ibu gak repot kok nak anto, kan cuma kopi sama cemilan saja" jawab bu siti

"sebentar ya nak, ibu telfon bapak dulu, ibu mau kasih tau kalau ada tamu spesial di rumah. hihihi..." ucap bu siti

"iya buk" jawab ku

lalu bu siti beranjak meninggalkan ku sendiri di ruang tamu, beberapa saat kemudian bu siti kembali ke ruang tamu dan mengajak ku berbincang-bincang di ruang tamu.

obrolan kami tak terlalu banyak, hanya seputar kabar bapak, ibu dan adik-adik ku, karena bu siti hanya menayakan tentang kabar mereka dan aku jawab sesuai dengan pertanyaan dari bu siti kepadaku saja.

"assalamualaikum..." ucap pak coko saat mau masuk rumah

"walaikumsalam..." jawab ku dan bu siti bersamaan

aku lalu berdiri dan bersalaman dengan pak coko, tak lupa aku juga mencium punggung tangan beliau, biar bagaimanapun ini adalah adat ketimuran di mana yang muda harus menghormati yang lebih tua, salah satunya dengan mencium punggung tangannya ketika bersalaman.

"alhamdulillah.... akhirnya calon mantu kita mau mengunjungi gubuk kita buk" ucap pak coko setelah bersalaman dengan ku

"iya pak, alhamdulillah" jawab bu siti sambil tersenyum menatap ku

sementara aku hanya cengar cengir saja karena merasa malu dan sungkan.

bagaimana tidak malu, wong sudah dari sebulanan yang lalu aku di suruh main ke rumah pak coko tapi aku malah lupa, kesannya seolah aku tidak menghargai ajakan untuk main dan berkunjung ke rumah pak coko.

"nak anto, bapak mandi dulu ya" ucap pak coko

"iya pak, silahkan" jawab ku

lalu pak coko berjalan masuk ke arah dalam dan meninggal kan aku bersama bu siti di ruang tamu.

"nak anto, ayo di minum kopinya" kata bu siti

"iya bu" jawab ku lalu menyeruput kopi yang ada di depan ku

"nak, maaf, ibu boleh tanya?" kata bu siti

"iya bu, boleh" jawab ku

"nak anto merintis usaha ternak sapi dari kapan kalau boleh tau?" tanya bu siti

"dari sma bu" jawab ku

"owh... udah lama berarti ya" lanjut bu siti

"hehe... lumayan bu" jawab ku

"tapi nak anto hebat lo, masih sma sudah memulai usaha, ibuk kagum sama nak anto" lanjut bu siti

"ya alhamdulillah bu, semua berkat doa dan dukungan dari bapak dan ibu saya juga bu, jika tanpa doa dan dukungan dari bapak dan ibu saya, mungkin saya nggak akan seperti sekarang bu" jawab ku

"kalau itu pasti nak, dulu awal mula memulai ternak sapi, sapinya berapa ekor nak?" tanya bu siti lagi

"kalau awalnya dulu malah bukan sapi bu, pertama saya belajar ternak itu saya ternak kambing bu" jawab ku

"owh... berarti mulai dari ternak kambing lalu pindah ke ternak sapi gitu ya?" tanya bu siti lagi

"ya kurang lebih begitu lah bu. hehe..." jawab ku

"berarti pas sma ternak kambing terus lanjut ternak sapi gitu ya nak?" lanjut bu siti

"bukan bu, saya awal ternak kambing sejak sd bu" jawab ku

"lhoh, berarti mulai ternak itu sejak sd, bukan sma ya" lanjut bu siti

"iya bu, saat smp kambing saya jual dan saya belikan sapi, nah pas sma semua kambing saya ganti sapi semua" jawab ku

"owalah... begitu to" lanjut bu siti

"hehe... iya bu" ucap ku

tak lama aku berbincang dengan bu siti, pak coko kembali ke ruang tamu setelah selesai mandi.

"nak anto, bagaimana kabar bapak dan ibu nak anto, sehat kan?" tanya pak coko

"alhamdulillah, sehat pak" jawab ku

"syukur alhamdulillah kalau bapak sama ibu nak anto sehat. owh iya, kenapa baru sekarang main ke rumah bapak nak?" lanjut pak coko

"maaf pak, saya sedikit agak sibuk akhir-akhir ini pak, jadi baru sekarang sempat main ke sini. hehe..." jawab ku

"owh... gak apa-apa nak, bapak mengerti kalau nak anto sibuk" kata pak coko

"iya pak" jawab ku

"buk, niken kemana?" tanya pak coko ke bu siti

"tadi niken pamit, katanya mau jalan-jalan sam april pak, tapi ibu nggak tau niken sama april jalan-jalan kemana" jawab bu siti

"coba ibu telfon, suruh cepat pulang" lanjut pak coko

"iya pak" jawab bu siti

lalu bu siti terlihat mengambil hp dan menghubungi seseorang melalui hp nya.

"gak di angkat pak" kata bu siti

"coba telfon lagi sampai di angkat" lanjut pak coko

dan bu siti kembali menghubungi niken melalui hp nya, terlihat beberapa kali bu siti mencoba menghubungi niken hingga akhirnya panggilan nya tersambung.

"walaikumsalam.... kamu di mana nduk?" bu siti bertanya melalui hp nya

"......................."

"masih lama di situ?" lanjut bu siti

"....................."

"ini ada nak anto di rumah, kamu bisa segera pulang ndak?" lanjut bu siti

"...................."

"owh begitu, ya sudah, kalau bisa segera pulang ya nduk" kata bu siti

"...................."

"ya sudah, hati-hati, assalamualaikum..." kemudian terlihat bu siti mematikan panggilan telfon nya

"niken lagi di mana buk?" tanya pak coko

"lagi main ke rumah teman kuliah nya pak" jawab bu siti

"di mana rumah teman nya?" lanjut pak coko

"di kota K pak" jawab bu siti

"owh... masih lama gak pulangnya?" tanya pak coko lagi

"kata nya sih nggak pak, paling bentar lagi udah pulang katanya" jawab bu siti

"owh.... ya sudah kalau begitu" kata pak coko

"nak anto, maaf ya, nak anto main ke rumah bapak malah nggak ketemu sama putri bapak" kata pak coko

"iya pak, nggak apa-apa. toh saya kesini kan juga untuk menepati janji saya ke pak coko, jadi nggak masalah kalau misal nggak ketemu sama mbak niken pak" jawab ku

"iya, tapi bapak nggak enak sama nak anto, masa main ke rumah calon mertua malah nggak ketemu sama calon istri nya" lanjut pak coko

"gak apa-apa pak, sudah bisa bertemu dengan bapak dan ibu saja saya sudah senang pak" jawab ku

tak terasa kami mengobrol sudah cukup lama, waktu menunjukan jam 7 malam, namun niken belum juga pulang ke rumah nya.

karena sudah malam, jadi aku berniat untuk pamit pulang kepada pak coko dan bu siti, namum saat aku mengutarakan niat ku untuk pamit malah di larang oleh bu siti.

"maaf pak, bu, karena sudah malam saya mohon izin untuk pamit pulang pak, bu" kata ku

"eehhh... jangan pulang dulu nak, nak anto makan malam dulu bareng bapak" kata bu siti

"nggak usah bu, soalnya sudah malam ini. gak enak saya" lanjut ku

"udah, nak anto temenin bapak makan malam dulu, ayuk nak" ajak pak coko

"nggak usah pak, terima kasih" jawab ku

"udah, gak usah malu-malu gitu, ibu tau kalau nak anto belum makan, udah ayuk makan dulu" bu siti tetap memaksa ku untuk makan malam bersama

karena tak enak jika terus-terusan menolak, akhirnya aku mengikuti ajakan pak coko dan bu siti untuk makan malam bersama.

setelah selesai makan malam bersama, bukan nya di izinkan untuk pulang, malah aku di buat kan kopi lagi oleh bu siti.

"nak, itu kopi nya ibu taruh di meja depan ya" kata bu siti

"iya bu, terima kasih" jawab ku

"malah di buatin kopi lagi, kalau begini, kapan aku pulang nya" ucap ku bermonolog dalam hati

"yuk nak anto, kita ngopi di teras" ajak pak coko

"iya pak" jawab ku

lalu aku dan pak coko beranjak ke teras dan ngopi bersama di teras sambil ngerokok dan berbincang-bincang.

"kata mas karman, nak anto mau mendatangkan sapi import, kapan sapinya datang nak?" tanya pak coko sambil menyedot rokok nya

"insyaallah minggu depan pak" jawab ku

"owh... pasti mahal ya nak biaya mendatangkan sapi dari luar negri" lanjut pak coko

"iya pak, lumayan besar biaya nya" ucap ku menimpali perkataan pak coko

"hmm... tapi saya salut dengan keberanian kamu nak, jarang-jarang lo ada peternak muda yang berani mendatangkan sapi langsung dari luat negri, biasanya kan pada lebih milih sapi yang blasteran dari pada harus mendatangkan langsung jenis sapi alsinya dari luar negri" ucap pak coko

"hehe... ya saya pingin nya mengembangbiakkan jenis aslinya pak, jadi ya harus berani mendatangkan langsung dari luar negri pak" jawab ku

"tapi apa nggak susah perawatan nya nak? kan iklim di negara kita dengan iklim di negara asal sapi yang kamu datangkan beda nak" ucap pak coko

"ya memang harus khusus perawatannya pak, beda dengan sapi lokal. kalau berbicara perbedaan iklim menurut saya masih bisa beradaptasi pak, seperti contoh kucing ras yang dari luar negri kan juga bisa beradaptasi dengan iklim negara kita pak, jadi saya rasa itu bukan masalah pak" jawab ku mencoba menjelasakan kepada pak coko

"hmm... iya juga ya, semoga nak anto semakin sukses dengan rencana besar yang akan nak anto jalankan ini" kata pak coko

"amiinn... terima kasih doa nya pak" jawab ku

"owh iya, kira-kira nih, nak anto kapan mau melamar putri bapak?" tanya pak coko lagi

"eehhh.... emm... kalau itu saya serahkan ke mbak niken saja pak, saya ngikut saja. saya juga nggak akan memaksa mbak niken untuk melanjutkan perjodohan kami pak jika memang mbak niken tidak ingin melanjutkan perjodohan kami" jawab ku

"lho, kenapa begitu nak?" tanya pak coko

"mohon maaf pak, tapi sepertinya masih ada yang menggangjal di hati mbak niken, mungkin karena mbak niken sudah ada calon pilihan nya sendiri pak" jawab ku

"hmm... begitu ya, jadi nak anto sudah tau kalau niken masih punya pacar?" lanjut pak coko

"nggak begitu tau pak, hanya saja perasaan saya mengatakan bahwa mungkin ada yang mengganjal dalam hati mbak niken itu karena mbak niken masih punya pacar pak" ucap ku sedikit berbohong, karena sebenarnya aku tau niken masih punya pacar dari pengakuan niken sendiri pada ku

"ya, ya, ya... bapak mengerti. tapi bapak yakin jika niken akan tetap melanjutkan perjodohan kalian, bapak juga sudah berbicara dengan niken mengenai hal ini nak, bapak harap nak masih tetap mau melanjutkan perjodohan nak anto dengan putri bapak" lanjut pak coko

"iya pak, insyaallah saya masih mau melanjutkan perjodohan ini, tapi saya juga berharap bapak dan ibu tidak memaksakan pejodohan ini kepada mbak niken, biar kan hati mbak niken sendiri yang menentukan dan memutuskan pak" jawab ku

"iya, saya dan ibu nya niken nggak pernah memaksakan perjodohan kalian nak, kami sudah berbicara dengan niken dan kami juga sudah menyerahkan keputusan untuk lanjut atau tidak nya kepada niken sendiri" kata pak coko

"hmm... mungkin nak anto harus sering-sering main ke rumah bapak, dan kalau perlu nak anto ajak niken jalan-jalan, biar kalian semakin dekat" lanjut pak coko

"wah, kalau itu saya nggak berani janji pak, saya sama mbak niken kan belum lama kenal pak, masa saya langsung ngajakin mbak niken jalan-jalan pak" jawab ku

"biarpun belum lama kenal, tapi nak anto sama niken kan sudah kami jodohkan, jadi gak apa-apa nak, biar lebih saling mengenal dan tidak terlalu canggung antara kalian" kata pak coko

"iya pak, insyaallah pak" jawab ku



tak terasa jam sudah menunjukan pukul 8 malam, kopi ku juga sudah habis, lalu aku kembali berpamitan ke pak coko, karena waktu sudah semakin malam dan niken juga belum pulang ke rumah nya.

"pak, terima kasih karena saya sudah di terima dengan baik di rumah ini, dan tanpa memgurangi rasa hormat saya kepada bapak dan ibu, saya mohon izin pamit pulang pak" kata ku

"lho, udah mau pulang beneran ta nak? ini masih jam 8 lo, bapak masih mau ngobrol sama nak anto" jawab pak coko

"iya pak, nggak enak sama tetangga pak kalau saya pulang terlalu larut malam, insyaallah lain waktu saya janji akan main lagi ke sini pak" kata ku

"hmm... begitu ya, ya sudah gak apa-apa, tapi minggu depan kalau bisa nak anto main ke gubuk bapak lagi ya" kata pak coko

"iya pak, insyaallah kalau urusan sapi import saya sudah selesai, saya akan main lagi ke sini pak" jawab ku

"nanti sekalian nak anto ajak putri bapak jalan-jalan, biar nak anto sama niken semakin dekat" lanjut pak coko

"iya pak, insyaallah. tapi apa mbak niken nya mau pak kalau saya ajak jalan-jalan?" jawab ku

"insyaallah pasti mau nak, yang penting nak anto janji sama bapak minggu depan main lagi ke rumah bapak" kata pak coko

"insyaallah saya janji pak" jawab ku

"ya sudah, bentar bapak panggilkan ibu dulu. buk, ibuk, ini nak anto mau pamit pulang nih" kata pak coko

"iya pak, sebentar" jawab bu siti dari dalam rumah

saat bu siti sudah keluar ke teras aku segera salim dan mencium tangan pak coko dan bu siti untuk pamit.

"hati-hati nak" kata bu siti

"iya bu" jawab ku

"assalamualaikum..." kata ku saat setelah salim

"walaikumsalam...." jawab pak coko dan bu siti bersamaan

aku lalu menuju mobil ku dan segera masuk ke dalam mobil, saat mesin sudah kunyalakan aku lalu membuka kaca mobil ku dan kembali mengucap salam kepada pak coko dan bu siti.

aku melajukan mobil ku dengan kecepatan sedang menuju rumah ku.

sampai di rumah ku sekitar jam 9.30 malam, aku lalu bergegas masuk ke kamar, aku mau istirahat agar besok kembali fit lagi.

semoga semua urusan ku kedepan semakin lancar dan tak ada halangan.




~~~end of part 6~~~
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd