Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Love become Lust

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
ditunggu updatenya gan

Siap Hu, pantengin aja yaah

Kritik dan saranya =








Segera Updet suhu Itu aja ;)

Hahaha, thanks Hu ditunggu yaah

kali ini om megatron jd antagonis wkwk

Megatron ??
:bingung:

Kalo sudah pegang kartu as..
Asli bakalan menang kalo main poker..
Eh gak nyambung yaa..
:baca:lanjutkan saja update nya suhu..

Hahah, suhu bisa aja

Siap Hu, tunggu aja yah pantengin Chapter 2 nya
:Peace:
 
Maaf nubie terlambat menyimak Suhu..
Bagus nih cerita.. Bakal ada hardcore nih kayaknya.. Wkwkek

Kripiknya dikit aja suhu, mulustrasinya dikasih nama suhu.. Jadi nanti kalo di dalam cerita ada dua tokoh/korban yg masuk, pembaca jelas menyambungkan dengan mulustrasinya

Eh kenapa suhu sebut mereka korban ya? Hehe

Lalu sepengetahuan nubie ukuran beha itu angka genap hu bukan ganjil. Mohon koreksi kalo nubie salah..

Semangaaaaaat
:semangat:
 
Maaf nubie terlambat menyimak Suhu..
Bagus nih cerita.. Bakal ada hardcore nih kayaknya.. Wkwkek

Kripiknya dikit aja suhu, mulustrasinya dikasih nama suhu.. Jadi nanti kalo di dalam cerita ada dua tokoh/korban yg masuk, pembaca jelas menyambungkan dengan mulustrasinya

Eh kenapa suhu sebut mereka korban ya? Hehe

Lalu sepengetahuan nubie ukuran beha itu angka genap hu bukan ganjil. Mohon koreksi kalo nubie salah..

Semangaaaaaat
:semangat:

Wah, makasih banyak Hu koreksi nya...
Nubie baru ngeh juga mslh ukuran BH nubie salah nulis, maklum penulis pemula Hu, thanks suhu koreksi nya bakal nubie ubah...

Bener banget Hu, nanti bakalan ada adegan hardcore rencana nya plus juga bakal ada lebih dari 1 cewe yang bakal di takluk in ama Tommy

Mohon nanti di simak juga Hu chapter II nya, dan tolong di koreksi kalo ada salah2, kalo ga ada halangan bsk atau lusa nubie rilis dah chapter II nya

:ampun::ampun:
 
ditunggu elizabeth disodokin. hahaha
 
Kayaknya seger nih...
Tapi mulustrasinya cuman Eliz aja nih gan?

Yg lain juga sedikit di tampilkan donk mulustrasinya. Biar ada bayangan.
Hehe...

Nice gan. Lancrottt....
 
Tuang kopi dulu gan..
Sambil nunggu video rekaman nya..
:kretek:
 
Update hadir para suhu semua...semoga berkenan

:ampun::ampun:


Chapter II

The Slavery Begins


Setelah melihat live show sepasang kekasih tersebut, Tommy pun pergi menemui sang sahabat di foodcourt sesuai rencana awal. Disana ia sempat ikut mengobrol ini dan itu menanggapi obrolan yang sedang berlansung antara Ivan dan teman – teman nya yang lain, namu Tommy kemudian lebih memilih diam dan tidak terlalu menghiraukan percakapan yang terjadi di hadapannya. Di dalam otak nya kini sibuk menyusun rencana untuk menjebak Elizabeth dan memaksa nya untuk memenuhi hasrat seksual yang selama ini terpendam. Tidak lama, Tommy dan Ivan pun memutuskan untuk pulang dari kampus dan menuju kost2 an dimana mereka berdua tinggal.


Di kamar, Tommy pun menceritakan apa yang ia lihat di kampus kepada Ivan. Mungkin karena secara tidak langsung juga ini semua berkat Ivan yang memintanya untuk menjemput sehingga Tommy dapat menyaksikan live show di kampus barusan dan berhasil pula memegang bukti dari persetubuhan panas tersebut.


“Wah, serius lo Bro ? ! Si Eliz yang cewe primadona di kampus itu ? seru kebingungan Ivan.


“iya seriusan Van, nih gua ada barbuk foto n video nya” jawab Tommy dengan yakin.


“gila, hot banget nih…ngmng2 mau lo apain nih foto sama video nya ?” sang sahabat bertanya lagi.


“haha, gue udah kepikiran ide busuk buat bales perbuatan si Eliz ke gue dan juga si bangsat Adit yang selama ini suka jadiin gw babu nya dia” seru penuh amarah dan kebencian Tommy. Mereka berdua pun lalu berdiskusi mengenai rencana untuk menjebak Elizabeth dan Adit.


Keesokan hari nya, mereka berdua pun pergi ke kampus dan mengikuti kuliah seperti biasanya. Di saat matakuliah mengenai makro ekonomi yang membosankan selesai, mereka berdua pun menuju ke foodcourt untuk makan siang, sambil terus berdiskusi mematangkan rencana penjebakan terhadap Elizabeth. Disana, mereka pun bertemu dengan Elizabeth yang saat itu mengenakan kemeja lengan panjang putih tipis memperlihatkan bentuk tubuh nya yang langsing serta bra berwarna pink yang ia kenakan, beserta dengan rok pendek berbahan jeans. Sesuai rencana yang telah mereka berdua diskusikan, Ivan memberitahu Elizabeth, bahwa Adit mencari nya sejak tadi, dan berpesan untuk menemui nya di lab bahasa nanti sore, Elizabeth pun hanya menggangguk pelan dan tidak menjawab apapun, namun suasana dalam hati nya mungkin sedang berbunga bunga saat itu, karena membayangkan apa yang Adit akan lakukan untuknya. Ivan pun kemudian berlalu mendekati Tommy dan membisikan sesuatu padanya, kedua nya pun langsung memasang wajah senyum penuh arti.





Sekitar pukul 4 sore keadaan kampus sudah cukup sepi hanya ada beberapa mahasiswa yang masih berkeliaran karena masih harus menunggu kelas malam. Saat itu, Elizabeth pun menuju ke lab bahasa, untuk menemui Adit sebagaimana tadi siang Ivan memberitahukannya. Namun, ia tidak menyadari bahwa ini semua hanya jebakan belaka. Saat hanya tinggal beberapa langkah lagi menuju ke lab bahasa, seseorang menyekap Elizabeth dari belakang dan menggiring nya masuk ke dalam lab bahasa tersebut dengan paksa . Orang itu tidak lain adalah Tommy yang telah bersiap sejak setengah jam yang lalu di dekat toilet yang tidak jauh jaraknya dari lab bahasa. Begitu mereka berdua masuk, Ivan yang telah terlebih dulu berada di dalam lab bahasa langsung mengunci pintu ruangan itu.


“ehmm..ehmm…le..pasin..ehm…” ronta Elizabeth yang masih di sekap mulut nya oleh Tommy. Tommy pun lalu mendorong tubuh Elizabeth hingga ia tersungkur. “heh..apa apaan sich lo ? ngapain pake bekep2 gue segala ?” seru amarah Elizabeth yang masih berusaha untuk mengatur nafas nya.


“Hi Eliz, masih inget sama gue ? Haha..itu pertanyaan tolol, mana mungkin cewe sepopuler loe inget sama gue, bahkan mungkin loe jijik deket2 ama gue, makanya loe selalu menganggap remeh gue dan selalu menolak perasaan cinta gue ke loe..hehehe” kata Tommy sambil tertawa penuh benci.


“siapa loe ? kenapa loe lakuin ini ke gue ?!” bentak Elizabeth


“haha..iya kan loe ga akan inget sama gue, tapi mungkin loe bakalan inget sama foto2 ini…” Tommy pun memperlihatkan beberapa foto dari layar handphone miliknya.


Ia pun terkejut melihat foto2 persetubuhan nya dengan Adit di layar handphone milik Tommy “brengsek loe…serahin foto2 itu !” seru Elizabeth sambil berusaha untuk merebut handphone Tommy, tapi Tommy lebih sigap dan tenaganya lebih besar. Dengan mudah didorongnya gadis itu hingga tersungkur di lantai. Sambil menyeringai matanya memandang tajam tubuh Elizabeth.


“mau apa loe, jangan mendekat, pergi !” Elizabeth berusaha untuk menggeser-geser tubuhnya menjauh dari Tommy yang mendekatinya, dalam kepanikannya dia tidak sadar bahwa rok jeans yang ia kenakan tersingkap dan celana dalam berwana pink miliknya pun terlihat oleh Tommy yang menambah nafsu birahinya.


Tommy, di bantu sang sahabat Ivan, dengan mudah menangkap dan menahan tubuh Elizabeth agar ia tidak lagi meronta-ronta. “haha…kemauan gue sederhana aja Eliz, gue pengen nikmatin tubuh loe plus juga service oral yang loe kasih ke cowo loe kaya kmrn” kata Tommy sambil cengengesan. Ia pun lalu mulai meraba dan meremas remas payudara kanan Elizabeth yang masih terbungkus baju dan bra. Ivan pun tak mau tinggal diam, ikut meremas remas payudara yang kiri.


“kalo loe gamau ikutin kemauan gue, bakal gue sebarin foto2 ini biar loe dan pacar loe di drop out dari kampus ini, dan orang orang akan memandang loe sebagai cewe murahan…” ucap Tommy yang masih terus meraba2 payudara Elizbeth


Elizabeth tidak tahu harus berbuat apa lagi dalam situasi seperti itu. Ketakutan akan dicelakai dan fotonya tersebar membuat rontaannya berkurang dan pasrah pada nasibnya.

“Brengsek loe, tega-teganya kalian berbuat gini ke gue, salah gue ke kalian apa !” maki Elizabeth pada Tommy dengan tatapan penuh kebencian.
“Hehehe, udah gini masih sombong juga loe Liz !” Tommy terkekeh sambil mengelus pipi Elizabeth “denger yah, gue dulu jatuh hati sama loe, tapi loe ga pernah gubris gue, dan bahkan loe sering merendahkan gue dengan kata kata tolakan yang loe ucapin ke gue ! Sekarang, perasaan suka gue ke eloe udah ilang, tapi tetep nafsu gue buat nikmatin tubuh loe ga ilang Liz!”



Wajahnya makin pucat mendengar perkataan itu, dia sadar sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia sudah dalam cengkeraman mereka. Keangkuhannya runtuh seketika itu juga, dadanya sesak dipenuhi emosi karena direndahkan dan diancam.


Tatapan mata Tommy yang penuh nafsu binatang itu membuat nyalinya ciut sehingga memalingkan muka tak berani menatapnya, wajahnya jadi memelas memohon belas kasih. Tiba-tiba dirasakan darahnya berdesir ketika Tommy menggerayangi pahanya yang jenjang.

“Udah dari dulu gua pengen megang nih paha, akhirnya bisa juga sekarang, gile mulusnya!” komentarnya


Tangan Tommy meraba makin naik hingga menyingkap roknya dan meremasi bongkahan pantatnya, sementara dari belakang Ivan meremas payudara kirinya. Air mata Elizabeth pun mengalir dan memohon-mohon minta dilepaskan.

“Jangan, jangan perkosa gue, ampun !” katanya terisak
“Santai Liz, nanti juga enak kok” sahut Tommy
Ivan mulai menciumi pipi Elizabeth, leher dan telinga juga tak luput darinya, Hembusan nafas dan lidahnya membuatnya bergidik juga merasakan sensasi aneh yang meskipun dia menolaknya tapi ingin terus merasakannya.



Kemudian tangannya meraih kepala Elizabeth dan mencium bibirnya yang tipis dengan kasar, dia menggeleng-gelengkan kepala berusaha menolak, namun pegangan Tommy pada kepalanya terlampau kuat sehingga terpaksa diterimanya serbuan bibir itu.

Eeemmhh…emmphhh !” hanya itu yang terdengar dari mulutnya yang tersumbat bibir Tommy. Tangan Tommy kini sudah meraba kemaluannya yang masih tertutup celana dalam, jari-jarinya bergerak liar mengosoki belahan kemaluannya. Sementara Ivan makin bernafsu meremasi payudara Elizabeth, perlakuan kasarnya membuatnya ingin menjerit kesakitan tapi mulutnya tersumbat bibir Tommy sehingga bibirnya yang terkatup malah terbuka dan lidah Tommy pun menerobos masuk, lidahnya menyapu rongga mulut Elizabeth dan beradu dengan lidahnya.


Ivan mulai mempreteli kancing baju Elizabeth dan menarik lepas baju itu dari tubuhnya. Kini tubuh atas Elizabeth cuma tersisa bra pink.

“Bukain kaitnya Van, dari dulu gue penasaran pengen liat toked cewe sombong ini !” kata Tommy tak sabaran
Ivan pun melucuti branya, Elizabeth menutupi payudaranya dengan tangan dan terus memohon agar mereka tidak meneruskan aksinya. Tanpa mempedulikan ocehannya, Tommy menyingkirkan tangan yang menghalanginya itu. Terpesonalah keduanya melihat keindahan buah dada Elizabeth yang putih, kencang dan berputing kemerahan itu.
“Wah cewe idaman loe ini, tokednya bagus banget, putih bulat kaya bakpao !” kata Ivan sambil mengusap-usap payudara itu.
“Iya nih, pentilnya juga ngegemesin, imut gini !” timpal Tommy yang tangannya memencet puting itu dan menarik-nariknya.”Nah, sekarang coba kita liat bawahnya !”
Elizabeth berusaha menahan roknya dengan tangan ketika Tommy akan memelorotinya, tapi kemudian Ivan kembali menelikung tangannya ke belakang sehingga dengan leluasa Tommy membuka sabuk dan resletingnya, rok berbahan Jeans itu pun meluncur jatuh melalui kakinya, disusul celana dalamnya berwarna pink yang di pakai oleh Elizabeth pun dipeloroti hingga ke lutut. Kedua mahasiswa itu pun kini dapat menikmati tubuh polos Elizabeth, tangan-tangan kasar mereka berdua, berkeliaran menggerayangi lekuk tubuhnya yang indah. Tommy yang berjongkok mulai menyentuh kemaluan Elizabeth yang dilebati bulu-bulu tipis yang tercukur rapi.



“Hhmm…memek yang bagus, masih rapat, jembutnya juga rapih, gue suka yang kaya gini ! cowo loe itu jarang jebolin memek loe ya ?” celoteh Tommy


Dari belakang Ivan mencaplok kedua payudaranya, jari-jarinya memencet-mencet dan memilin-milin putingnya sehingga Elizabeh pun terpancing libidonya, nafasnya makin berat. Walaupun sesekali dia memelas minta dilepaskan, namun tubuhnya berkata lain, terlebih ketika lidah panas Ivan menyapu telak leher dan belakang telinganya. Saat itu satu tangan Ivan turun ke bawah dan meremas pantatnya, jarinya terkadang menyentuh anusnya, belum lagi jari dan lidah Tommy yang kini sedang bermain di vaginanya. Perbuatan mereka membuat Elizabeth semakin tak berdaya, tak berdaya karena nikmat dan tak cukup tenaga untuk melawan.


Tommy melepas celana dalam yang menyangkut di tungkai Elizabeth dan dibukanya sepasang paha itu, wajahnya mendekati kemaluannya, lidahnya menjilati paha, pangkal paha, hingga akhirnya menyentuh bibir vaginanya. Di tempat lain Ivan dengan rakus mencium dan menghisap payudaranya, lidahnya yang menari-nari liar itu menyebabkan puting itu makin mengeras.

“Toked yang montok, eemmhh…sluurpp…!”
Beberapa menit lamanya Ivan mengeksploitasi payudara Elizabeth sebelum akhirnya jilatannya meluas ke lekuk tubuh lainnya, ketiak, bahu, leher, hingga akhirnya bibir mereka bertemu. Dari matanya yang terpejam air mata terus mengalir, namun birahinya terus naik tak terkendali.



“Hhhmmpphh…!” rintih Elizabeth tersendat saat lidah Tommy menyentil-nyentil klitorisnya, tubuhnya menggeliat-geliat menahan siksaan birahi itu.

“Udah mulai kerasa enaknya yah Liz ,tuh udah banjir gini !” ejek Tommy sambil terus menjilatinya.
Kalah oleh desakan nafsunya, Elizabeth pun tak terasa membalas permainan lidah Ivan, untuk mengurangi rasa jijik dia membayangkan yang dicium itu adalah Adit. Dia merasakan kemaluannya sudah sangat basah akibat jilatan Tommy, tak lama kemudian dirasakan badannya menggelinjang. Tommy dan Ivan pun tertawa-tawa melihat reaksinya.
“Hahaha…akhirnya nikmatin juga kan !” ejek Ivan
“Dasar loe memang pantesnya jadi perek, munafik banget loe tadi sok jual mahal juga lagi, tapi baru diginiin aja udah keenakan !” timpal Tommy
Betapa panasnya telinga Elizabeth mendengar hinaan seperti itu. Apalagi yang mengucapkan itu adalah seseorang yang tidak mengenal dirinya. Dia mulai menyesali seandainya dulu ia tidak bersikap merendahkan dan mengolok olok Tommy, kejadian hari ini tidak akan menimpa nya, tapi segalanya sudah terlambat.



Kini Tommy menariknya hingga berlutut di depan selangkangannya, lalu dia membuka celananya sendiri. Dan terlihatlah kemaluannya yang membuat Elizabeth terkesiap karena panjangnya, lebih kaget lagi saat dia melihat milik Ivan yang sudah berdiri di sebelahnya karena miliknya walaupun tak sepanjang Tommy namun lebih kokoh dan berurat. Sambil berkacak pinggang seolah tanda kemenangan, Tommy memerintahkan untuk mengoral penisnya. Di bawah ancaman, Elizabeth meraih penis itu dengan tangan gemetar lalu sambil menutup mata menahan rasa jijik dimasukkannya benda itu ke mulutnya.

“Huehehe…bener kata loe Tom, si Eliz ini cocoknya jadi ayam kampus aja !” ejek Ivan melihat adegan itu.
“Sepongannya yahud banget, daripada nyepongin pacar loe yang kontolnya kecil itu mendingan yang gue punya kan, lebih gede, lebih muasin lagi !” Tommy menimpali
“Ayo Liz, yang gue juga pengen diservis !” Ivan meraih tangan Elizabeth dan meletakkannya pada penisnya.



Elizabeth mengulum dan mengisap penis Tommy sambil tangannya sesekali mengocoknya, sementara tangan satunya mengocok punyanya Ivan. Sepuluh menit lebih dia mengocok dan mengulum penis kedua mahasiswa itu secara bergantian. Dia menyadari betapa kotor dirinya saat melakukan hal itu, tapi entah dorongan apa yang membuatnya merasa terangsang dan menikmati perlakuan mereka.

“Sshhh…sshh…mau ngecrot nih Liz, ditelen yah…awas kalo dimuntahin !” perintah Ivan sambil melenguh nikmat.
Akhirnya dengan satu lenguhan panjang Ivan, menekan kepala Elizabeth ke selangkangannya sehingga batang itu melesak lebih dalam ke tenggorokan gadis itu lalu menumpahkan isinya yang kental disana. Cairan itu langsung memenuhi mulutnya dan tertelan tanpa bisa ditahan. Elizabeth gelagapan dan meronta ingin melepaskan benda itu tapi Tommy menahan kepalanya dan kalah tenaga. Dia langsung terbatuk-batuk dan nafasnya terengah-engah mencari udara segar begitu Ivan mencabut penisnya, aroma sperma yang menusuk itu masih terasa di mulutnya.



Elizabeth sempat beristirahat sekitar dua menitan sebelum Tommy menarik pergelangan kakinya dan membentangkan kedua pahanya, lalu dia mengambil posisi diantara kedua paha itu.

“Ok, Liz sekarang saatnya ngejos hehehe!” seringainya mesum
“Jangan,gue mohon…oohh, maafin gue !” Elizabeth mengiba dengan berurai air mata.
“Waktu gue dulu memohon ke loe buat terima cinta gue, loe juga nolak sekarang buat apa gue dengerin permohonan loe ?!” cibir Tommy tanpa menghentikan aksinya mendorong penisnya memasuki vagina Elizabeth.
“Sakit…akh…lepaskan…uuhh !” rintihnya saat penis itu menyeruak masuk menggesek dinding kemaluannya.
“Ooohh…enak banget memeknya loe Loz, biar udah ga perawan tapi masih seret !” komentar Tommy
“Tuh kan kebukti kontol pacar loe si Adit itu kecil, kalo ngga pasti udah ga seseret sekarang, ya ga Tom !” sahut Ivan disambut gelak tawa keduanya.



“Siap yah Liz, gue bakal ngebuktiin kalo gue lebih bisa muasin loe daripada pacar loe itu, hiihh !” habis mengucapkan kalimat itu Tommy langsung menyodokkan penisnya diiringi erangan panjang Elizabeth.

Tommy terus menghentak-hentakkan pinggulnya membuat tubuh Elizabeth berkelejotan, mulutnya mengap-mengap mengeluarkan rintihan yang justru membuat kedua orang itu tambah bernafsu.
“Ayo liat sini, asyik nih buat nambah bahan bacolan kita bedua !” sahut Ivan mengarahkan cameraphone itu pada mereka.
“Jangan…tolong jangan ahhh…direkam…ahhh !” Elizabeth mencoba menutupi wajahnya dengan tangan
Namun Tommy malah merentangkan kedua tangannya itu ke samping sehingga Elizabeth tidak bisa menutupi wajahnya lagi. Tommy tertawa-tawa melihat ke arah kamera seolah bangga bisa menikmati tubuh cewe paling poluper dan cantik di kampus itu. Sekitar tiga menit Ivan mengabadikan adegan perkosaan itu sebelum dia sendiri bergabung menikmati tubuh mulus itu.



Ivan menggerayangi seluruh tubuh Elizabeth serta menjilatinya, leher jenjang itu dicupangi sampai memerah. Lidah Ivan yang menggelitik tubuhnya membuatnya makin menggelinjang.

“Busyet nih memek, emang cewe amoy kaya loe selalu bikin ketagihan buat di sodok!” kata Tommy sambil terus menyetubuhinya tanpa ampun.
Tak lama kemudian, tubuh Elizabeth mengejang dan menekuk ke atas sampai tulang-tulang rusuknya terjiplak di kulitnya. Dia merasa seperti ada suatu ledakan hebat dari dalam tubuhnya yang tidak bisa ditahan dan menyebabkan tubuhnya menggelepar-gelepar bak ikan keluar dari air. Tidak dapat disangkal bahwa perasaan itu nikmat luar biasa melebihi kenikmatan yang pernah dirasakan bersama pacarnya. Tommy masih terus menggenjotnya selama beberapa menit ke depan, dan akhirnya dia pun mencabut penisnya lalu buru-buru mendekati wajah Elizabeth dimana dia menyemprotkan spermanya. Cairan putih kental pun berceceran membasahi wajah dan rambut gadis itu. Sebelum sempat membersihkan cairan berbau tak sedap itu dari wajahnya, Ivan sudah mengambil giliran memperkosanya.



Ivan membalikkan tubuhnya yang masih lemas itu ke posisi telungkup, kemudian pantatnya dia tarik hingga menungging.

“Aaahhkkk…aahh !” erang Elizabeth dengan mata terbelakak, kedua tangannya mengepal keras ketika Ivan melakukan penetrasi dari belakang.
Setidaknya dia masih bersyukur karena Ivan tidak mengincar anusnya, terbayang olehnya betapa sakitnya di anal seks dengan penis sebesar itu sementara anusnya masih perawan. Berkat bantuan cairan kemaluannya, penis Ivan lebih mudah menusuk vaginanya, itupun masih terasa nyeri. Ivan mulai menyodok vagina Elizabeth, mulanya perlahan tapi lama-lama kecepatannya semakin meningkat. Elizabeth sebentar mendesah, sebentar menggigit bibir merasakan kenimatan yang diberikan Ivan, sepertinya dia sudah begitu mengikuti permainan yang dipimpin oleh kedua pemerkosanya itu. Rasa jijik dan marah yang sedaritadi menyelubunginya berubah menjadi gairah kenikmatan, setidaknya untuk saat ini. Semakin kasar perlakuan yang diterimanya semakin nikmat rasanya, pinggulnya pun ikut bergoyang mengimbangi irama genjotan Ivan. Desahan yang keluar dari mulutnya makin menunjukkan kenikmatan bukannya desahan korban perkosaan.



Tommy menaruh kursi di depan Elizabeth dan duduk di sana, selain kaos berkerahnya, bagian bawahnya sudah telanjang. Tubuh atas Elizabeth yang bertumpu di lantai itu diangkatnya ke antara dua pahanya.

“Ayo…Liz tadi belum dibersihin nih, jilatin sampai bersih yah !” suruhnya
Tanpa harus disuruh kedua kalinya, Elizabeth yang sudah setengah sadar itu, meraih batang itu lalu menyapukan lidahnya membersihkan cairan yang belepotan di sana, sesekali dimasukkan ke mulut dan diemut sehingga pemiliknya merem-melek dan melenguh keenakan, penis itu pun perlahan-lahan membesar lagi di dalam mulutnya. Sementara dari belakang Ivan masih asyik menyodok-nyodok vaginanya sambil kedua tangannya berpegangan pada kedua payudaranya. Butir-butir keringat sudah nampak pada kulit punggungnya seperti embun, wajahnya pun sudah bersimbah peluh bercampur sperma. Suatu saat Ivan membenamkan penis itu hingga mentok dan memuntahkan isinya di dalam sana, tubuh pria itu mengejang sambil mengerang dengan suara berat. Nampak cairan putih itu meluber di sela-sela kemaluan Elizabeth membasahi daerah sekitar selangkangannya.



Mereka berganti posisi lagi, Tommy berkata bahwa dia ingin mencoba posisi yang pernah dilihatnya di sebuah film porno. Mula-mula diperintahkannya Elizabeth naik ke pangkuannya berhadapan. Dia sudah memegangi penisnya yang mengacung tegak itu ketika Elizabeth menurunkan tubuhnya sehingga otomatis penis itupun melesak ke vaginanya diiringi desahan.

“Pegangan Liz, kalo jatuh jangan salahin gue ntar !” suruhnya
Setelah Elizabeth berpegangan pada bahunya, Tommy pelan-pelan bangkit dari bangku, kedua tangannya menopang pantat Elizabeth sehingga kini posisinya digendong Tommy dengan kedua tungkai menjepit pinggang Tommy. Merasa pijakannya telah mantap, Tommy pun menyentakkan badannya menggenjot vagina cewe idamannya itu dengan gaya berdiri.



“Wow…boleh juga jurus baru lu Tom, sekali-sekali bisa gue coba nih !” kata Ivan

“Berguna juga tuh film bokep, dapat pelajaran baru yang emang sip” sahut Tommy yang makin ganas menggenjot Elizabeth. Dengan posisi demikian Elizabeth merasa vaginanya ditusuk dengan lebih keras dan dalam, payudaranya pun turut bergoyang-goyang seirama badannya.


Tommy dapat bertahan sekitar belasan menit dalam posisi yang cukup menguras tenaga itu, namun selama itu dia berhasil mengirim Elizabeth mencapai klimaks. Mereka terus menggarapnya tanpa mempedulikan kondisi Elizabeth yang sudah kepayahan. Sekarang Ivan berbaring di lantai dengan memakai pakaiannya sebagai alas kepala, disuruhnya Elizabeth melakukan gaya woman on top dengan bergoyang di atas penisnya. Dengan pertimbangan mengakhiri perkosaan itu secepatnya, Elizabeth pun menaiki penis Ivan lalu mulai menaik-turunkan tubuhnya. Belum sampai semenit bergoyang, dari belakangnya Tommy mendorong punggungnya ke depan sehingga pantatnya agak terangkat.

“Ntar dulu Van, geu belum keluar nih tadi, sekarang mau nyoba ngejos disini nih !” katanya sambil memasukkan dua jari ke anusnya.
“Jangan…., pliss…jangan disana, gue takut !” mohon Elizabeth saat Tommy mulai meludahi daerah itu agar licin serta mengeluarmasukkan jarinya sejenak.
“Heh, udah diem aja loe Liz, ntar juga enak kok !” Tommy mulai membuka lubang itu dan tangan satunya mengarahkan senjatanya ke sana.
Ivan yang dalam posisi berbaring memegangi kedua lengan Elizabeth agar tidak berontak.



“Aaahh…aduh…sakit, ampun… tolong hentikan !” rintih Elizabeth menyayat hati, tubuhnya mengejang, dan wajahnya meringis menahan perih

Tanpa merasa iba, Tommy terus saja melesakkan penisnya dan menikmati jepitan dubur itu terhadap penisnya, begitu juga Ivan di bawahnya, dia malah makin bergairah melihat ekpresi kesakitan Elizabeth, sesekali dia menyapukan lidahnya pada payudara yang menggelantung dekat wajahnya. Mereka berdua pun mulai menggenjot tubuh Elizabeth, dua penis menghujam-hujam vagina dan anusnya, sungguh suatu derita birahi yang luar biasa dialami gadis malang itu.
“Gile, masih perawan loh pantatnya, sempit banget sampe berdarah gini !” kata Tommy sambil meremasi bongkahan pantatnya.
Darah segar memang mulai nampak pada kulit pantatnya yang putih dan tangisan Elizabeth pun makin menjadi, namun itu tidak mengurangi kebiadaban kedua orang itu.



Beberapa saat kemudian ketiganya mencapai orgasme dalam waktu hampir bersamaan, yang paling awal adalah Tommy, mungkin karena sempitnya, sperma itu menyemprot di dalam pantatnya dan meluber keluar bercampur cairan darah. Elizabeth pun menyusul beberapa menit kemudian bersamaan dengan Ivan yang menumpahkan spermanya di dalam vagina Elizabeth. Tubuh Elizabeth pun akhirnya ambruk menindih Ivan dengan penis masih menancap. Tommy memakai kembali celananya, dia tersenyum puas bisa menikmati tubuh cewe secantik Elizabeth. Sebentar kemudian Ivan pun bangkit dan melihat jam yang sudah menunjukkan jam lima kurang, dia membuka pintu dan memantau keadaan sekitar, sepi tidak ada ada tanda seseorang lewat sini. Elizabeth masih terbaring di lantai menangis sesegukan, keringat telah membasahi badannya, daerah selangkangannya penuh lelehan sperma dan di pantatnya sperma itu bercampur darah. Tommy dan Ivan mengancamnya bahwa bila dia berani buka mulut atau pindah ke kampus lain, foto dan video klip itu akan disebarluarkan bahkan keselamatan pacarnya pun mungkin terancam. Mereka berdua pun lalu meninggalkan lab bahasa itu, tanpa memperdulikan kondisi Elizabeth yang masih telanjang dan lemas akibat pemerkosaan yang baru saja ia alami.


 
Terakhir diubah:
Ditunggu apdetnya Pa De

Sudah tersedia hu, silahkeun di nikmati

ane tungguin di pojokan hu.

Kopi... Ada.
Udud... Ada.
Korek api...? Korek api mana... korek api.

Monggo Hu, mungkin ane bisa pnjemin nih korek api nya
(lho..kmn korek api ane??)

Malam ini mo apdet yak...???

Ditunggu sambil :ngeteh:



Ni bang. Adanya kompor ga pa" kan :pandapeace:

Tuang kopi dulu gan..
Sambil nunggu video rekaman nya..
:kretek:

semoga suka Hu..

lancrotttt

udah di update yah Hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd