"kalau kamu benar cinta kepadaku..."
"buktikan sekarang..." Jawabnya pelan di iringi sunggingan senyuman misteriusnya. Sebuah senyuman yang sulit untuk ku artikan maknanya, dan sebuah senyuman yang aku sesali kenapa harus ada di dunia ini.
Perlahan dia bangkit dari duduknya dan berdiri di atas ranjang tepat di hadapanku. Air mata yang tadi membasahi pipinya sudah mulai mengering.
Perlahan dia mulai melepas semua kain yang menutup auratnya. Daster tidur berbahan sutra berwarna biru muda, celana dalam warna merah dan bh berwarna senada yang di kenakannya dia tanggalkan satu persatu sampai dia telanjang bulat.