Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA LOOK MAN : A THUG’S LIFE

DianTemimbok

Semprot Holic
Daftar
2 Oct 2015
Post
380
Like diterima
56
Lokasi
Somewhere between earth and the sky
Bimabet
Hola...
Ane kembali lagi mencoba bercerita tentang sebuah kehidupan seorang anak manusia.
Seperti biasa, cerita ane ini selalu memiliki banyak kekurangan. Jadi ane mohon dengan sangat agar suhu suhu besar disini bisa memberikan kripik pedas level 10 nya supaya ane bisa menjadi lebih baik lagi dalam menulis.
Cerita kali ini kembali ane angkat berdasarkan kisah nyata, namun masih tetap ane tambahin bumbu penyedap supaya terasa lebih gurih.
Mohon maaf apabila cerita ane ini minim SS, karena jujur ane ga pinter buat cerita SS.
Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, maupun situasi yang menyangkut orang lain ane mohon di maaafkan. Itu semua hanya faktor ketidak sengajaan.
Dan sekali lagi ane tekankan tidak ada unsur menyangkut Suku, golongan, ataupun agama yang berusaha menjelek jelekkan.
Kejadian sekitar tahun 2006 - 2012 dan berlokasi di pulau tercinta, LOMBOK.
Ane harap cerita ini bisa sampai dapat prefix TAMAT.
Semoga Updatenya bisa lancar.
Sambil menanti update mungkin suhu suhu sekalian bisa mampr ke thread ane yang satunya (Sekalian promosi) Judulnya :

CERITA SMA
https://v1.semprot.com/threads/cerita-sma.1243966/
Akhir kata... Selamat menikmati cerita ane... Semoga ga boring
 
PROLOG...







Malam sudah semakin larut, jalanan di depan sebuah kampus negeri ternama di kota inipun sudah mulai sepi. Nampak Cak Ipul penjual sate madura dan bang Udin penjual martabak pinggir jalan sudah mulai merapikan dagangannya bersiap hendak tutup. Hanya tinggal rombongnya Bohri si penjual bubur kacang hijau Madura dan mas Paijo si Jawa medok tukang tambal ban yang masih bertahan buka sampai nanti dinihari.

Tampak seorang pemuda menggunakan baju tanpa lengan dan celana jeans belel yang sudah robek di bagian lututnya berjalan sedikit terhuyung sambil mendekat ke arah Cak Ipul dan Bang Udin. Sang pemuda dengan postur tubuh sedikit kekar namun tidak terlalu tinggi dan potongan rambut model mohawk berwarna pirang dengan kuncir ekor kuda di bagian belakangnya langsung menarik sebuah bangku panjang. Dengan santai sang pemuda langsung duduk di bangku panjang diantara kedua penjual makanan tersebut dan mencomot sepotong martabak serta mengambil beberapa biji lontong dari rombong Cak Ipul.

“Cak... Bakarin dulu sate kambingnya 10 tusuk... Pake lontong, jangan nasi... sekalian bawa sini sisa martabak yang belum laku kejual itu.” Perintahnya kepada Cak Ipul dan Bang Udin. Tercium bau alkohol keluar dari mulutnya yang berasal dari minuman murahan merek topi miring yang baru saja habis di tenggaknya sendirian di depan kuburan di dekat pintu masuk kawasan kampus.

“Sate jeroan aja ya mas... atau sate ayam saya buatin 5 tusuk... Jangan sate kambing lah... Ini stok untuk jualan besok... Soalnya malam ini rada sepi pengunjung mas...” Cak Ipul memohon kearah sang pemuda.

“Halah... Jangan pelit pelit...!! Udah mau nutup ini... Lagian itung itung sebagai bayar jasa saya jagain keamanan disini..!! Daripada nanti saya suruh anak anak komplek obrak abrik rombong kalian gimana?? Harusnya kalian ini ga boleh jualan disini, di depan kompleks perumahan Angkatan Laut... Coba saya ga akrab sama orang dalem, mungkin kalian udah digusur semua dari kapan lalu...” Omel sang pemuda sambil mulai menggebrak gebrak rombong milik Cak Ipul.

Cak Ipul yang sudah mulai kelihatan takut langsung menghidupkan kembali bara api panggangan satenya dan menyusun beberapa tusuk sate kambing diatasnya. Begitu pula Bang Udin langsung menyodorkan sepiring martabak dihadaan sang pemuda.

“Nah... Gitu dong... Harusnya kalian tau, kalo saya dateng kesini dalam kondisi pusing gini butuh camilan... Masa abis nenggak sebotol topi miring ga ada camilannya... Pait nih mulut..!!!” Sungutnya.

Sang pemuda kemudian pergi meninggalkan penjual sate tersebut dan berjalan menuju arah bengkel tambal ban mas Paijo. Si Jawa Banyuwangi satu ini, walaupun berasal dari daerah yang katanya terkenal dengan sebutan tanah penuh mistik dan ilmu kanuragan itu, tapi tidak berlaku bagi mas Paijo. Dengan perawakan kurus kering dan bertubuh mungil, mas Paijo ini lebih memilih untuk menghindari keributan dan selalu memberikan apapun yang diminta oleh preman preman yang sering memalaknya.

“Jo.. Njaluk Filter’e sebungkus. Sesuk tak bayar...” Sapa sang pemuda sambil langsung merogohkan tangannya kedalam etalase rokok milik mas Paijo dan mengambil sebungkus rokok Gudang Garam Filter dari dalamnya.

“Lhoo... Mas... Jangan ambil sebungkus lah... Bisa tekor saya tiap hari sampeyan ambili daganganku. Ambil ketengan aja ya mas...” Mohon Mas Paijo sambil tetap melaksanakan tugasnya menambal ban motor pengunjung yang datang.

“Halah... Sesuk nek ono duitku tak bayari kabeh, tak genteni rokokmu. Ojo pelit pelit ambe aku...!” Sang pemuda tetap memaksa mengambil sebungkus rokok dan membukanya serta langsung membakarnya dan berlalu, kembali menuju penjual sate dan martabak tanpa menghiraukan mas Paijo yang masih tetap memohon kepadanya.

Ya, Seorang pemuda yang menganggap dirinya preman di kawasan ini. Yang selalu menganggap dirinya paling berkuasa dan ditakuti di sepanjang jalan utama di salah satu kawasan kampus dan perkampungan di ibukota porvinsi di pulau Lombok ini.

Dia memang berasal dari kampung belakang kompleks perumahan TNI angkatan Laut, sehingga tak heran apabila dia sangat dekat dengan penghuni kompleks yang notabene dihuni oleh perwira menengah tersebut.

Latar belakang kehidupannya yang sedikit keras membuatnya terpaksa harus melalui perjalanan hidup menjadi Preman kampung. Awalnya dahulu dia merupakan salah satu atlit tinju kebanggan salah satu kabupaten di pulau ini. Dia bahkan sempat ikut bertanding mengharumkan nama baik kabupaten dengan menjadi atlit PON dan meraih medali perak. Namun kehidupannya berubah sejak sang kakak yang juga menjadi pelatih sekaligus manajernya gagal melambungkan namanya untuk naik ke tingkat ASEAN, karena persaingan tidak sehat dan sang kakak dituduh menggunakan obat terlarang sehingga membuat sang kakak menjadi frustasi dan bunuh diri.

Hal itulah yang membuat kehidupan sang pemuda berubah total, dari seorang yang menjalani kehidupan yang sehat hingga menjadi seorang preman yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan sebelumnya.

Bahkan diapun sempat mengadu nasib hingga ke Timor Timur ( Sekarang menjadi Timor Leste). Namun sayang, bukannya menjadi lebih baik, malah kehidupannya menjadi semakin gelap dan runyam. Terutama setelah peristiwa pisahnya Timor Timur dengan Indonesia dan berubah menjadi Timor Leste. Kerusuhan yang terjadi di daerah itu harus memaksanya menjadi pengungsi di negaranya sendiri. Sang pemuda sempat bersembunyi di hutan untuk dapat kembali ke kampungnya.

Setelah tiba di kampungnya, bukan ketenangan yang di dapatinya. Ia bahkan menjadi semakin depresi sehingga seorang sanak familinya mengajaknya untuk kembali merantau ke tanah jawa. Dia sempat berkelana dan mencari nafkah di Surabaya, di terminal Bungurasih dan daerah pasar loak di Jalan Demak. Disana dia mulai mengenal kehidupan keras jalanan dan membentuknya menjadi preman.

Mungkin bosan dengan kehidupan keras kota besar, diapun memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah sekitar 5 tahun bergelut dengan kerasnya kehidupan Surabaya.

Begitulah sekelumit kisah hidup sang pemuda yang tiba tiba muncul dan memalak tukang sate, tukang martabak dan mas Paijo si tukang tambal ban pinggir jalan.

Pemuda yang menurut dirinya sendiri sangat berarti bagi lingkungan sekitarnya, namun bisa jadi sangat mengganggu ketenangan para pedangang pinggir jalan di seputaran kampus itersebut, selain Pol PP tentunya.

Dialah sang pemuda paruh baya yang akan menjadi tokoh cerita kita kali ini, pemuda yang sampai detik ini masih belum ada satu gadispun yang berani mendekatinya. Pemuda cuek dan slenge’an yang hanya bisa mendengarkan kata hatinya.

Sang pemuda yang bernama LUKMAN HAKIM SUPARJO, atau yang biasa dipanggil LUKMAN. Yang nama dan kelakuannya sangat bertolak belakang.

Dan inilah awal cerita kehidupan sang preman kampung, si bujang lapuk dan takut apabila bertemu pak ustad ataupun kyai.
 
Terakhir diubah:
Bakar rokok sambil seduh kopi, dan nongkrong menunggu updet cerita baru
 
Asik araq cerite baru malik hep
Ane comment juluk
Bareh te bace kane lalo mulud juluk
Hehehe;):khappy::baca:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd