Nubie yang merah ini, mencoba menulis suatu cerita fiksi anak muda. Cerita ringan yang tidak berbobot dan ndeso.
Mohon maaf kelancangan nubie menulis. Juga mohon maaf jika ada kesamaan nama, lokasi dan situasi, itu adalah ketidaksengajaan.
Mohon kripik dan saran ya para reader, terlebih para subes semprot. Ini cerita perdana nubie. SALAM SEMPROT..
Story of...
Perjalanan (Lonely Adventure)
Aku Anto, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu Universitas Swasta terkenal di Jakarta. Sedang duduk dikamar setelah habis melakukan olahraga ringan pada sore itu.
Aku saat ini memang sudah banyak waktu luang, sebab perkuliahan sudah habis, dan tinggal menuju sidang skripsi.
Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Adik dua, cewek semua. Yang pertama selisih dua tahun dari ku saat ini masih kuliah semester tiga, yang bungsu selisih tujuh tahun. Masih sekolah kelas tiga SMP.
Aku memang sangat mudah bergaul, teman banyak, lelaki dan perempuan. Karena memang aku juga seorang mantan aktivis kampus, dan pernah menjabat wakil ketua BEM. Dimana aku juga mengasah jiwa berorganisasi dan berpolitik kampus.
Seperti sore itu, setelah olah raga dan melakukan pendinginan, berencana hendak mandi. Aku mengambil handuk, tiba tiba handphone berbunyi.
Terlihat nama yang kukenal :
Aku : "Hallo.. knapa neh? tumben nelpon kemana aja lo? masih idup lo?"
Ridwan : "Busyet, kasih salam kek apa
kek.. baik gue.. lo dimana? ketemuan yuk, gue mau cerita nih pengalaman gue sebulan terakhir. Gue mau ajak lo kalo lo mau itu juga."
Anto : "Kapan nyet, gue juga bete nih nganggur."
Ridwan : "Malam ini aja jing, di warung bubur nya kang Ujang aja deket kampus. Ditengah rumah lo ama rumah gue. Jam 7 yah ketemuan."
Aku : "Oke lah.."
Aku dan Ridwan memang teman dekat sejak awal kuliah. Dari semester satu kami satu kelas, jurusan yang sama. Kami pisah kelas setelah kami mulai mengambil jadwal perkuliahan dengan SKS yang berbeda. Tetapi kami tetap berteman dan kerap bertemu. Selain Ridwan, ada juga 6 teman sepermainan kami semua nya lelaki. Dan mereka selama ini juga semua aktivis mahasiswa.
Malam itu jam 7 lewat sedikit, Aku dan Ridwan sudah duduk di warung bubur kang Ujang. Di meja sudah ada 2 mangkok bubur kacang hijau dan 2 gelas es teh, disantap masing masing sambil melepas rindu, karena sudah lama tak bertemu akibat sudah sibuk masing masing sejak mulai menyusun skripsi 6 bulan lalu.
Ridwan : "To, lo gimana skripsi lo, dah
selesai?"
Aku : "Udah Wan, sudah acc semua. Tinggal nunggu jadwal sidang. Bulan depan jadwal gue. Tanggal 19 April."
Ridwan : "Wah masih sebulan lebih yah.. pantes bakalan bete lo."
Aku : "Iya. Kalo lo gimana? udah acc juga?"
Ridwan : "Belom nih, masih mentok gue di bab 4. Kemaren gue penelitian di kampung nyokap sukabumi selama sebulan. Ini baru balik. Tapi kayanya... skripsi gue mau gue tunda dulu deh.. Ada yang lebih penting lagi, hehehe.."
Anto melihat ada senyum lebar diwajah sahabat nya, seperti nya ini berbeda dengan senyum dalam pergaulan mereka selama ini. Ini senyum... entah lah.. seperti senyum orang yang sedang kasmaran.. jangan bilang dia kecantol perawan desa. Berita baik juga, maklum dia sama kaya Aku saat kami terakhir bertemu 7 bulan lalu, jomblo. Kita banyak temen, tapi giliran mau serius takut. Kita teori banyak, dari yang rumit dan panjang sampai yang pendek alias simpel. Tapi, hanya teori. Disuruh gebet cewek yang di demenin, langsung ciut dengan berbagai alasan.
Kita pernah memimpin rapat organisasi berjam jam dalam beberapa hari, kata sambutan dan bicara di depan rektor atau ketua yayasan juga sudah, sampai pada menjadi ketua sie keamanan acara besar kampus pun sudah dilakukan yang mana menuntut kerjasama sampai ke tingkat MABES POLRI. Tetaaapi.... disuruh mengamankan hati seorang gadis, langsung tergagap gagap panik.
Ini suatu kemajuan dalam hal per cewek an ditengah ke mandek an selama 4 tahun sejak Aku kenal Ridwan.
Aku : "Senyum lo gue tau, senyum selalu licik bro. Tapi senyum yang ini beda gue liat. Jangan bilang lo dah punya cewek."
Ridwan : "Ah, gue dah bosen tebar pesona man.. gue mau cari yang serius.."
Aku : "Dapet...?"
Ridwan : "Hampir, dikit lagi.. tinggal
nembak.."
Aku : "Jiahhh... justru itu yang penting. Dari dulu lo mentok disitu kan"
Ridwan : "Yang penting gue dah ada
sasaran pasti. Dari pada lo? lo kalo dah ada target pasti dah omong ke gue. Nyata nya?"
Tepat memang tebakan teman ku ini. Aku masih jomblo setidaknya sampai 7 bulan lalu. Bukan gak ada yang mau dengan ku, tapi selalu nggak matching. Aku suka cewek, cewek nya dah ada pacar nya dan baik baik saja. Giliran cewek suka aku, aku yang gak suka. Nah pernah ada ke dua nya sama available, eh sikon yang gak mendukung. Tiba tiba dia harus pindah kota yang jauh sebelum aku ngomong perasaan ku. Hadeuhhh..
Tapi ada satu alasan kuat yang membuat aku tidak mau sembarangan mendekati seorang gadis. Yang aku dekati adalah yang memang cocok dengan kondisiku. Dan itu tidak banyak, sangat sedikit.
Aku sebenarnya tidak benar benar menganggur, sudah setahun ini aku menggantikan ayahku.
Aku setahun terakhir menjadi pimpinan di perusahaan eksport import yang dirintis ayah sejak nol.
Perusahaan mengimport bahan baku, memproduksi disini ditambah dengan bahan lokal, dan mengeksport lagi hasil produk jadi nya. Aku masih terus dibimbing ayah, terutama dalam pengambilan keputusan krusial yang menyangkut deal kontrak skala besar. Tapi ayah sudah tidak aktif sepenuhnya, karena faktor usia dan kesehatannya. Karena ayah tergolong telat berumah tangga dengan ibu. Saat itu usia beliau sudah mendekati 40 tahun. Suatu usia yang sangat telat memang untuk menikah.
Dikarenakan ayah sangat sibuk dan fokus saat mendirikan dan mengembangkan perusahaan. Seluruh waktu dan perhatiannya tercurah kesana. Setelah perusahaan berkembang dan stabil, baru ayah berpikir untuk dirinya sendiri. Dan ayah bertemu ibu, ibu dulunya pernah bekerja di kantor ayah, sempat resign selama 3 tahun, lalu bertemu lagi, dan mulai menjalin hubungan sampai dengan menikah. Beda usia ayah dan ibu 8 tahun, dan memang ibu pun menikah dengan ayah sudah usia awal kepala 3. Suatu usia yang sangat matang bagi seorang wanita untuk menikah. Setahun kemudian lahir lah aku.
Sekarang umur ku 21 tahun. Ayah sudah berusia 62 tahun. Dan beliau memutuskan pensiun saat umur 60 tahun. Tapi tertunda satu tahun karena kuliah ku sedang padat padat nya. Akhir nya saat umurku 20 tahun, aku resmi menggantikan posisi ayah. Tapi ya itu, ayah tetap meng cover aku.
Kembali ke cerita...
Ridwan : "Woi nyuk.. malah bengong. Lo mau ikut gue ke kampung nyokap gue gak? Sepupu gebetan gue ada yang cakep noh. Baru lulus SMA tahun ini rencana mau nyari kerja. Tapi mendingan dia nikah katanya kalo ada yang lamar."
Aku :"Muke gile lo.. emang nikah gampang gitu nyet? Kagak ah.. gue mau main ke kampung nyokap lo, tapi bukan tujuan nya cari jodoh. Tapi karena memang gue seneng jalan. Lo emang ngapain aja di kampung?"
Ridwan :" Awal nya gue mau penelitian masalah laporan keuangan disalah satu koperasi simpan pinjam yang besar di sana. Karena pengaruh nenek dari nyokap, gue di kasih izin analisa laporan keuangan nya buat bahan skripsi gue. Ternyata staff keuangan koperasi nya cewek cantik dan bohay man. Lo tau kan tipe gue gimana?"
Aku : "Iya tau, inget gue. Chubby and big size kan? plus manjaaahhh.."
Ridwan : "Chubby iya, tp gak big size lah.. montok tepat nya. Klo manja, yah memang gitu deh."
Aku : "Dapet?"
Ridwan : "Kampret... dibilang hampir."
Aku : "Ini menghibur diri atau realita nih?"
Ridwan : "Dikit lagi man... gue betah disana man, asli. Udara nya enak, suasana nya damai dan tenang. Jauh beda ama Jakarta. Gue senen mau balik lagi kesono. Gue jadi tenaga freelance di koperasi nya. Gue mau ajak lo kesana, yah liburan lah."
Aku : "Ntar gue pikirin deh. Besok gue kabarin lo. Tapi menurut gue, jangan lo tunda kuliah lo man. Selesai in kalo lo bisa. Kasihan ortu lo udah biayain lo biar jadi sarjana. Giliran mau akhir jadi mandek. Sekalian aja garap skripsi lo disana kan bisa. Jangan gebet anak orang mulu, skripsi gak beres beres, kalo lo yakin, tuh cewek gak kemana. Lagian ini buat masa depan lo juga. Kalo lo dah resmi jadi sarjana, paling nggak tugas ke ortu lo yang udah sekolahin lo susah payah udah terbayar. Ya gue tau sih lo bukan dari keluarga biasa, tapi keluarga lumayan juga, tapi kan tetap tugas adalah tugas, yang di amanat kan ortu buat lo man."
Ridwan : "Iya To. Thanks yah atas nasehat lo. Lo memang dari dulu paling bisa nasehatin kita semua. Pantas lo dulu bisa jadi orang ke 2 di BEM. Sebenarnya lo bisa jadi no 1, tapi kenapa lo gak mau sih waktu itu? kita yakin betul lo pasti naik kok. Tapi malah lo larang buat menang. Aneh..."
Aku : "Nggak man, tidak perlu di top posisi untuk bisa lebih berguna. Gue melihat dengan gue hanya wakil, beban dan perhatian pihak luar jauh berkurang jika harus menjadi ketua. Gue lebih bisa langsung masuk ke bawah dan keatas dengan lebih leluasa. Biar si ketua, Ajie yang pegang posisi. Gue kerja silent.. tapi beres kan?"
Ridwan : "Iya man, banyak yang memuji keberhasilan kepengurusan kita. Baik alumni, senior, junior dan pihak luar. Kegiatan kita skala nasional itu sukses besar. Semua puas, hebat. Karena arahan dan strategi lo man. Bahkan si Ajie sampe di undang presentasi ke Universitas Tokyo. Mumet deh dia, selama ini kan dia tinggal terima laporan, otak nya kan di lo semua man. Gimana tuh presentasi nya, gak ada kabar yah? hilang gitu aja berita nya. Jangan jangan hancur hancuran.. dia kan... ah.. semua tau lah.."
Aku : "Presentasi nya gak hancur kok, sukses. Malah tahun depan Univ Tokyo mau ada kan kerjasama sama kampus kita buat follow up kegiatan kita kemarin. Kalo kemarin hanya sebatas teori seminar, tahun depan diimplementasikan ke masyarakat, sebagai tindakan nyata dan pengabdian akademisi terhadap masyarakat."
Ridwan : "Gila lo Ndro.. mantep bener. Wah sayang lo ama gue dah gak mahasiswa lagi ntar itu yah."
Aku : "Gak masalah gak ada kita juga. Organisasi yang bagus itu, gak hanya bagus satu saat aja, harus ada kaderisasi dan penerus yang lebih baik dari pendahulunya. Kalo itu mandek, organisasi rapuh man. Gak bagus organisasi itu kalau cuma bagus hanya satu masa. Makanya kemarin kita kader penerus kita dengan keras kan, karena mereka harus lebih baik dari kita Wan. Terserah mau dibilang kejam atau keras, sebab tugas mereka tahun depan itu berat. Berkaitan dengan kampus luar dan membawa nama kampus kita juga negara kita man."
Ridwan : "Salut gue.. kerja keras kita akhirnya berguna juga. Omong omong, kata lo presentasi Ajie itu sukses, kok lo tau? kalo sukses kenapa senyap gitu gak ada berita lanjutan nya? Pasti dia gagap di tanyakan para mahasiswa sana kan.."
Aku : "Iya sukses kok. Karena... lo bisa pegang rahasia? Ini sebenarnya bukan konsumsi umum, entah sudah berapa orang dari pihak kampus yang tau. Tapi kalo dari pihak Tokyo sih tau karena mereka yang menerima utusan kita."
Ridwan : "Iya apa man. Gue akan keep kok. Kan lo kenal gue man.. bukan 1 atau 2 tahun.. atau.. tunggu....tunggu..."
Ridwan menatap mataku dengan tajam tanpa berkedip, tiba tiba :
Ridwan : "Ha ha ha ha... anjing anjing lo man.. pinter amat lo simpen ini semua ke kita. Ngehe bener lo.."
Aku : "Iya gitu lah. Tapi waktu itu kita komit, yang tau hanya 3 orang dari kampus kita. Ajie, pak Hendy sebagai Pembantu Dekan III bagian kemahasiswaan, dan gue. Sekarang lo jadi orang ke 4."
Ridwan : "Lo musti cerita ma gue. Gue tagih terus lo kalo gak cerita."
Akhirnya aku bercerita ke Ridwan yang terjadi ketika itu. 7 Bulan lalu sebelum aku ambil skripsi, aku menyelesaikan satu tugas berat dari kampus, yaitu presentasi di depan civitas akademika Universitas Tokyo.
Dan, tanpa persiapan yang mendalam sama sekali. Aku hanya berdasarkan hal hal yang sudah aku dan teman teman panitia alami. Karena aku yang membuat konsep, juga team ku yang mengeksekusi nya, jadi aku tau betul secara rinci seluk beluk nya.
Bahkan bahan presentasi power point yang dibawa Ajie adalah Made in Anto, jadi ya aku yang menjelaskan semua. Dan semua puas dan standing aplaus yang aku terima, tapi segera aku katakan ini semua peran banyak pihak. Mulai ketua BEM, panitia, juga pihak kampus ku yang mendukung terlaksananya acara itu. Kalo dibuka website Univ Tokyo sih ada berita ini dalam bahasa mereka, dan disana jelas ditulis yang presentasi adalah aku sebagai perwakilan kampus ku.
Mengenai kenapa kok jadi aku yang presentasi bukan Ajie? dan kenapa berita nya menghilang begitu saja?
BERSAMBUNG...
Mohon maaf kelancangan nubie menulis. Juga mohon maaf jika ada kesamaan nama, lokasi dan situasi, itu adalah ketidaksengajaan.
Mohon kripik dan saran ya para reader, terlebih para subes semprot. Ini cerita perdana nubie. SALAM SEMPROT..
Story of...
Perjalanan (Lonely Adventure)
Aku Anto, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu Universitas Swasta terkenal di Jakarta. Sedang duduk dikamar setelah habis melakukan olahraga ringan pada sore itu.
Aku saat ini memang sudah banyak waktu luang, sebab perkuliahan sudah habis, dan tinggal menuju sidang skripsi.
Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Adik dua, cewek semua. Yang pertama selisih dua tahun dari ku saat ini masih kuliah semester tiga, yang bungsu selisih tujuh tahun. Masih sekolah kelas tiga SMP.
Aku memang sangat mudah bergaul, teman banyak, lelaki dan perempuan. Karena memang aku juga seorang mantan aktivis kampus, dan pernah menjabat wakil ketua BEM. Dimana aku juga mengasah jiwa berorganisasi dan berpolitik kampus.
Seperti sore itu, setelah olah raga dan melakukan pendinginan, berencana hendak mandi. Aku mengambil handuk, tiba tiba handphone berbunyi.
Terlihat nama yang kukenal :
Aku : "Hallo.. knapa neh? tumben nelpon kemana aja lo? masih idup lo?"
Ridwan : "Busyet, kasih salam kek apa
kek.. baik gue.. lo dimana? ketemuan yuk, gue mau cerita nih pengalaman gue sebulan terakhir. Gue mau ajak lo kalo lo mau itu juga."
Anto : "Kapan nyet, gue juga bete nih nganggur."
Ridwan : "Malam ini aja jing, di warung bubur nya kang Ujang aja deket kampus. Ditengah rumah lo ama rumah gue. Jam 7 yah ketemuan."
Aku : "Oke lah.."
Aku dan Ridwan memang teman dekat sejak awal kuliah. Dari semester satu kami satu kelas, jurusan yang sama. Kami pisah kelas setelah kami mulai mengambil jadwal perkuliahan dengan SKS yang berbeda. Tetapi kami tetap berteman dan kerap bertemu. Selain Ridwan, ada juga 6 teman sepermainan kami semua nya lelaki. Dan mereka selama ini juga semua aktivis mahasiswa.
Malam itu jam 7 lewat sedikit, Aku dan Ridwan sudah duduk di warung bubur kang Ujang. Di meja sudah ada 2 mangkok bubur kacang hijau dan 2 gelas es teh, disantap masing masing sambil melepas rindu, karena sudah lama tak bertemu akibat sudah sibuk masing masing sejak mulai menyusun skripsi 6 bulan lalu.
Ridwan : "To, lo gimana skripsi lo, dah
selesai?"
Aku : "Udah Wan, sudah acc semua. Tinggal nunggu jadwal sidang. Bulan depan jadwal gue. Tanggal 19 April."
Ridwan : "Wah masih sebulan lebih yah.. pantes bakalan bete lo."
Aku : "Iya. Kalo lo gimana? udah acc juga?"
Ridwan : "Belom nih, masih mentok gue di bab 4. Kemaren gue penelitian di kampung nyokap sukabumi selama sebulan. Ini baru balik. Tapi kayanya... skripsi gue mau gue tunda dulu deh.. Ada yang lebih penting lagi, hehehe.."
Anto melihat ada senyum lebar diwajah sahabat nya, seperti nya ini berbeda dengan senyum dalam pergaulan mereka selama ini. Ini senyum... entah lah.. seperti senyum orang yang sedang kasmaran.. jangan bilang dia kecantol perawan desa. Berita baik juga, maklum dia sama kaya Aku saat kami terakhir bertemu 7 bulan lalu, jomblo. Kita banyak temen, tapi giliran mau serius takut. Kita teori banyak, dari yang rumit dan panjang sampai yang pendek alias simpel. Tapi, hanya teori. Disuruh gebet cewek yang di demenin, langsung ciut dengan berbagai alasan.
Kita pernah memimpin rapat organisasi berjam jam dalam beberapa hari, kata sambutan dan bicara di depan rektor atau ketua yayasan juga sudah, sampai pada menjadi ketua sie keamanan acara besar kampus pun sudah dilakukan yang mana menuntut kerjasama sampai ke tingkat MABES POLRI. Tetaaapi.... disuruh mengamankan hati seorang gadis, langsung tergagap gagap panik.
Ini suatu kemajuan dalam hal per cewek an ditengah ke mandek an selama 4 tahun sejak Aku kenal Ridwan.
Aku : "Senyum lo gue tau, senyum selalu licik bro. Tapi senyum yang ini beda gue liat. Jangan bilang lo dah punya cewek."
Ridwan : "Ah, gue dah bosen tebar pesona man.. gue mau cari yang serius.."
Aku : "Dapet...?"
Ridwan : "Hampir, dikit lagi.. tinggal
nembak.."
Aku : "Jiahhh... justru itu yang penting. Dari dulu lo mentok disitu kan"
Ridwan : "Yang penting gue dah ada
sasaran pasti. Dari pada lo? lo kalo dah ada target pasti dah omong ke gue. Nyata nya?"
Tepat memang tebakan teman ku ini. Aku masih jomblo setidaknya sampai 7 bulan lalu. Bukan gak ada yang mau dengan ku, tapi selalu nggak matching. Aku suka cewek, cewek nya dah ada pacar nya dan baik baik saja. Giliran cewek suka aku, aku yang gak suka. Nah pernah ada ke dua nya sama available, eh sikon yang gak mendukung. Tiba tiba dia harus pindah kota yang jauh sebelum aku ngomong perasaan ku. Hadeuhhh..
Tapi ada satu alasan kuat yang membuat aku tidak mau sembarangan mendekati seorang gadis. Yang aku dekati adalah yang memang cocok dengan kondisiku. Dan itu tidak banyak, sangat sedikit.
Aku sebenarnya tidak benar benar menganggur, sudah setahun ini aku menggantikan ayahku.
Aku setahun terakhir menjadi pimpinan di perusahaan eksport import yang dirintis ayah sejak nol.
Perusahaan mengimport bahan baku, memproduksi disini ditambah dengan bahan lokal, dan mengeksport lagi hasil produk jadi nya. Aku masih terus dibimbing ayah, terutama dalam pengambilan keputusan krusial yang menyangkut deal kontrak skala besar. Tapi ayah sudah tidak aktif sepenuhnya, karena faktor usia dan kesehatannya. Karena ayah tergolong telat berumah tangga dengan ibu. Saat itu usia beliau sudah mendekati 40 tahun. Suatu usia yang sangat telat memang untuk menikah.
Dikarenakan ayah sangat sibuk dan fokus saat mendirikan dan mengembangkan perusahaan. Seluruh waktu dan perhatiannya tercurah kesana. Setelah perusahaan berkembang dan stabil, baru ayah berpikir untuk dirinya sendiri. Dan ayah bertemu ibu, ibu dulunya pernah bekerja di kantor ayah, sempat resign selama 3 tahun, lalu bertemu lagi, dan mulai menjalin hubungan sampai dengan menikah. Beda usia ayah dan ibu 8 tahun, dan memang ibu pun menikah dengan ayah sudah usia awal kepala 3. Suatu usia yang sangat matang bagi seorang wanita untuk menikah. Setahun kemudian lahir lah aku.
Sekarang umur ku 21 tahun. Ayah sudah berusia 62 tahun. Dan beliau memutuskan pensiun saat umur 60 tahun. Tapi tertunda satu tahun karena kuliah ku sedang padat padat nya. Akhir nya saat umurku 20 tahun, aku resmi menggantikan posisi ayah. Tapi ya itu, ayah tetap meng cover aku.
Kembali ke cerita...
Ridwan : "Woi nyuk.. malah bengong. Lo mau ikut gue ke kampung nyokap gue gak? Sepupu gebetan gue ada yang cakep noh. Baru lulus SMA tahun ini rencana mau nyari kerja. Tapi mendingan dia nikah katanya kalo ada yang lamar."
Aku :"Muke gile lo.. emang nikah gampang gitu nyet? Kagak ah.. gue mau main ke kampung nyokap lo, tapi bukan tujuan nya cari jodoh. Tapi karena memang gue seneng jalan. Lo emang ngapain aja di kampung?"
Ridwan :" Awal nya gue mau penelitian masalah laporan keuangan disalah satu koperasi simpan pinjam yang besar di sana. Karena pengaruh nenek dari nyokap, gue di kasih izin analisa laporan keuangan nya buat bahan skripsi gue. Ternyata staff keuangan koperasi nya cewek cantik dan bohay man. Lo tau kan tipe gue gimana?"
Aku : "Iya tau, inget gue. Chubby and big size kan? plus manjaaahhh.."
Ridwan : "Chubby iya, tp gak big size lah.. montok tepat nya. Klo manja, yah memang gitu deh."
Aku : "Dapet?"
Ridwan : "Kampret... dibilang hampir."
Aku : "Ini menghibur diri atau realita nih?"
Ridwan : "Dikit lagi man... gue betah disana man, asli. Udara nya enak, suasana nya damai dan tenang. Jauh beda ama Jakarta. Gue senen mau balik lagi kesono. Gue jadi tenaga freelance di koperasi nya. Gue mau ajak lo kesana, yah liburan lah."
Aku : "Ntar gue pikirin deh. Besok gue kabarin lo. Tapi menurut gue, jangan lo tunda kuliah lo man. Selesai in kalo lo bisa. Kasihan ortu lo udah biayain lo biar jadi sarjana. Giliran mau akhir jadi mandek. Sekalian aja garap skripsi lo disana kan bisa. Jangan gebet anak orang mulu, skripsi gak beres beres, kalo lo yakin, tuh cewek gak kemana. Lagian ini buat masa depan lo juga. Kalo lo dah resmi jadi sarjana, paling nggak tugas ke ortu lo yang udah sekolahin lo susah payah udah terbayar. Ya gue tau sih lo bukan dari keluarga biasa, tapi keluarga lumayan juga, tapi kan tetap tugas adalah tugas, yang di amanat kan ortu buat lo man."
Ridwan : "Iya To. Thanks yah atas nasehat lo. Lo memang dari dulu paling bisa nasehatin kita semua. Pantas lo dulu bisa jadi orang ke 2 di BEM. Sebenarnya lo bisa jadi no 1, tapi kenapa lo gak mau sih waktu itu? kita yakin betul lo pasti naik kok. Tapi malah lo larang buat menang. Aneh..."
Aku : "Nggak man, tidak perlu di top posisi untuk bisa lebih berguna. Gue melihat dengan gue hanya wakil, beban dan perhatian pihak luar jauh berkurang jika harus menjadi ketua. Gue lebih bisa langsung masuk ke bawah dan keatas dengan lebih leluasa. Biar si ketua, Ajie yang pegang posisi. Gue kerja silent.. tapi beres kan?"
Ridwan : "Iya man, banyak yang memuji keberhasilan kepengurusan kita. Baik alumni, senior, junior dan pihak luar. Kegiatan kita skala nasional itu sukses besar. Semua puas, hebat. Karena arahan dan strategi lo man. Bahkan si Ajie sampe di undang presentasi ke Universitas Tokyo. Mumet deh dia, selama ini kan dia tinggal terima laporan, otak nya kan di lo semua man. Gimana tuh presentasi nya, gak ada kabar yah? hilang gitu aja berita nya. Jangan jangan hancur hancuran.. dia kan... ah.. semua tau lah.."
Aku : "Presentasi nya gak hancur kok, sukses. Malah tahun depan Univ Tokyo mau ada kan kerjasama sama kampus kita buat follow up kegiatan kita kemarin. Kalo kemarin hanya sebatas teori seminar, tahun depan diimplementasikan ke masyarakat, sebagai tindakan nyata dan pengabdian akademisi terhadap masyarakat."
Ridwan : "Gila lo Ndro.. mantep bener. Wah sayang lo ama gue dah gak mahasiswa lagi ntar itu yah."
Aku : "Gak masalah gak ada kita juga. Organisasi yang bagus itu, gak hanya bagus satu saat aja, harus ada kaderisasi dan penerus yang lebih baik dari pendahulunya. Kalo itu mandek, organisasi rapuh man. Gak bagus organisasi itu kalau cuma bagus hanya satu masa. Makanya kemarin kita kader penerus kita dengan keras kan, karena mereka harus lebih baik dari kita Wan. Terserah mau dibilang kejam atau keras, sebab tugas mereka tahun depan itu berat. Berkaitan dengan kampus luar dan membawa nama kampus kita juga negara kita man."
Ridwan : "Salut gue.. kerja keras kita akhirnya berguna juga. Omong omong, kata lo presentasi Ajie itu sukses, kok lo tau? kalo sukses kenapa senyap gitu gak ada berita lanjutan nya? Pasti dia gagap di tanyakan para mahasiswa sana kan.."
Aku : "Iya sukses kok. Karena... lo bisa pegang rahasia? Ini sebenarnya bukan konsumsi umum, entah sudah berapa orang dari pihak kampus yang tau. Tapi kalo dari pihak Tokyo sih tau karena mereka yang menerima utusan kita."
Ridwan : "Iya apa man. Gue akan keep kok. Kan lo kenal gue man.. bukan 1 atau 2 tahun.. atau.. tunggu....tunggu..."
Ridwan menatap mataku dengan tajam tanpa berkedip, tiba tiba :
Ridwan : "Ha ha ha ha... anjing anjing lo man.. pinter amat lo simpen ini semua ke kita. Ngehe bener lo.."
Aku : "Iya gitu lah. Tapi waktu itu kita komit, yang tau hanya 3 orang dari kampus kita. Ajie, pak Hendy sebagai Pembantu Dekan III bagian kemahasiswaan, dan gue. Sekarang lo jadi orang ke 4."
Ridwan : "Lo musti cerita ma gue. Gue tagih terus lo kalo gak cerita."
Akhirnya aku bercerita ke Ridwan yang terjadi ketika itu. 7 Bulan lalu sebelum aku ambil skripsi, aku menyelesaikan satu tugas berat dari kampus, yaitu presentasi di depan civitas akademika Universitas Tokyo.
Dan, tanpa persiapan yang mendalam sama sekali. Aku hanya berdasarkan hal hal yang sudah aku dan teman teman panitia alami. Karena aku yang membuat konsep, juga team ku yang mengeksekusi nya, jadi aku tau betul secara rinci seluk beluk nya.
Bahkan bahan presentasi power point yang dibawa Ajie adalah Made in Anto, jadi ya aku yang menjelaskan semua. Dan semua puas dan standing aplaus yang aku terima, tapi segera aku katakan ini semua peran banyak pihak. Mulai ketua BEM, panitia, juga pihak kampus ku yang mendukung terlaksananya acara itu. Kalo dibuka website Univ Tokyo sih ada berita ini dalam bahasa mereka, dan disana jelas ditulis yang presentasi adalah aku sebagai perwakilan kampus ku.
Mengenai kenapa kok jadi aku yang presentasi bukan Ajie? dan kenapa berita nya menghilang begitu saja?
BERSAMBUNG...
Terakhir diubah: