Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lonely Adventure story 2

mantabs ada sedihnya ada hotnya ada serunya komplit dah.... lanjut suhu......
 
Keren, saran sih, mohon di buat sewajar mungkin, jgn terlalu sempurna, krn tokoh itu semua manusia, lanjutkan hu
 
Mantap... bgm cara ngomongnya dah tuh ke Dea sama 41Ko
Gak ada tambahan lagi kah suhu.....
mantabs ada sedihnya ada hotnya ada serunya komplit dah.... lanjut suhu......
wahhh nunggu kelanjutan baper2nya pa ss nya deh, ....thtesome apa nambah juga gpp kuat mah antonya....
lanjut suhu...
Gak sabar nunggu penyergapannya, lanjut bro
Terima kasih suhu udah mampir.. maaf baru sempat balas. Next chapter mengenai strategi tempur nya suhu.. kita ikuti sama-sama suhu...
 
Keren banget hu ceritanya.

Saran aja, tambahin perang di ranjangnya. Hehehe..

Mantab dah :army:
 
Selamat pagi untuk momod, king, pertapa, pendekar, guru besar, senpai, master, guru, dan para suhu semua yang terhormat, semoga sehat dan sukses....
 
Mulustrasi...



Aiko Nakazawa





Neng Dea





Winda






Lanjut lagi ya suhu-suhu yang terhormat...




*Chapter dua puluh delapan, hari kesepuluh



•••©©©•••


"Ini adalah pengakuan ku yang pertama secara terbuka, dan aku siap menanggung akibat nya. Mas Surya sebetulnya sudah tau status aku, dan aku berterima kasih pada mas. Aku sudah menganggap semua sudah jadi saudara dan bagian dari hidup ku. Dan juga untuk memulai operasi ini, saat ini rumah ini sudah kedatangan 3 orang tamu.
Dua orang dari TNI murni, Mayor Saiful dan Kapten Manik. Juga seorang agen independent utusan dari Nakazawa Jepang, sama seperti aku utusan dari ayahku walau aku bukan independent. Dia kesini menjalankan tugas untuk keluarga, perusahaan nya, juga secara berkaitan untuk negara nya karena menumpas pencuri alat militer berlisensi negara nya untuk di jual pada pihak yang jahat dan tidak resmi Dia nama nya Aiko Nakazawa."



Semua terkejut. Ridwan bicara pertama

"Jadi Aiko udah di sini man? wah....... mantap dia juga agen??.. wah, lo beruntung tapi gimana yah ngomong nya. Lo tuh... asli gue yang merasa kenal lo banget, ternyata gue gak tau apa-apa. Gue hormat ama lo man, lo memang dari dulu gue akuin, lo satria sejati. Lo pahlawan buat gue man."

"A Anto... jadi ama Aiko itu...gimana sekarang?"
Winda bertanya

"Iya, saya harus jujur ama semua, Neng sudah tau kondisi ini sebelum aku menerima dia dan aki Tama juga sudah aku beri tahu. Tanpa ada yang aku tutupi. Aiko adalah calon istri aku. Aku mencintai nya dengan segenap hati ku. Dia memang sudah disiapkan oleh orang tua kami untuk saling melengkapi. Walaupun kami tidak dijodohkan, tapi jalan hidup memang mempertemukan nya. Sehingga kami saat ini masih bersama. Dan untuk Neng, aku juga cinta ama Neng, Neng sudah merawat aku saat aku sakit dan sekarat dengan sepenuh hati dan segenap cinta Neng. Aku bisa rasakan itu, bohong kalau aku sangkal hal itu, dan aku juga jadi bisa mencintai Neng. Aku tidak membeda-bedakan ke duanya, walaupun memang berbeda. Tapi perbedaan itu melengkapi aku. Ini lah kenyataan nya, Anto saat ini mencintai dua orang wanita yang sangat berarti untuk hidupnya, dan akan memperjuangkan dengan sungguh agar kedua nya bisa di terima dengan sama. Kalau ada yang keberatan dan tidak terima, aku siap menghadapi akibat nya, tapi aku mohon itu di bicarakan nanti setelah operasi ini selesai. Karena jika berhasil, kita akan bersama dan membereskan masalah itu, kalau gagal, biarlah itu hanya menjadi cerita indah pengantar tidur semata. Aku sudah mengutarakan isi hati ku. Aku lega, kalian berdua sudah mendengar yang sebenarnya dari aku kan?."

"Berdua gimana lae?"

"Iya berdua, Neng dan Aiko. Aiko, kamu kesini sayang. Abang tau kamu mendengar dari tadi. Kesini, kenalan dulu." Aku tau dan dapat rasakan kehadiran Aiko yang menunduk di balik tembok belakangku.

Semua hening beberapa saat. Kemudian sesuatu bergerak ke arah pintu luar.
Tampak sesosok tubuh putih, cantik, manis, mata sipit, menunduk malu sambil berjalan ke arah luar.

Semua mata memandang pada Aiko. Aiko juga membalas satu demi satu. Terlihat tidak ada pandangan kebencian atau kekesalan di wajah semua, yang ada pandangan kagum dan tidak percaya. Sosok cantik, lembut dan malu-malu ini ternyata seorang agen rahasia yang mematikan. Tidak ada seorang pun akan percaya sebelum dia melihat langsung dia beraksi. Termasuk aku pun juga demikian.

"Kakek, Ridwan, Winda, Mas Surya, Neng, kenalkan ini Aiko, kalian mungkin ada yang sudah beberapa kali mendengar nama nya. Ini orang nya, asli Tokyo, Jepang. Aiko akan bergabung dalam operasi besok. Jadi hari ini, beberapa saat lagi, kami akan mulai sibuk bekerja dan konsentrasi penuh. Ini saat nya semua mengeluarkan uneg-uneg, keluh kesah, dan keinginan nya, pada ku mungkin terutama. Pasti banyak yang ingin ditanyakan kan?"

"Gini bro, gue cuma mau bilang, lo lucky guy. Itu aja."

"Maksudnya a? Beruntung apa nya?"
Winda bertanya

"Nggak apa-apa, yah beruntung aja. Eh.. maksudnya punya dua..."

"Dua apa a?"

"Dua nyawa maksud nya, dia gak bakal mati besok ah... gitu... ya.. ya.. gitu.."
pintar juga dia ngelak nya

"Ih gaje pisan. Mau dua juga gitu?" Winda sewot

"Bukaaaannn.... denger atuh aa ngomong apa.. dua nyawa maksud nya itu, gak gampang finish... kitu.."

"Kirain.."
Winda manyun. Emang nih satu kadang nggak bisa nempatin diri liat sikon.

"Buat semua nya, kenalkan saya Aiko Nakazawa dari Jepang. Senang bisa kenal ama semua." Aiko senyum lalu menundukkan badan tanda hormat.

"Selamat kenal Aiko, saya Winda pacar nya aa Ridwan."

Winda mencoba akrab. Iya suasana ini agak kaku. Neng aku lihat menunduk tapi sesekali tetap melirik pada Aiko. Mereka pasti nunggu aku bertindak.

"Oke lah, aku yang maju. Kaya nya kaku yah.. Aiko ada yang ingin disampaikan, pada Neng? Neng ada yang mau disampaikan sama Aiko?"

"Malu a, Neng malu dan merasa gak pantas sama aa. Aa orang hebat melihat kenyataan aa itu bukan orang biasa aja, Neng udah minder, dan ternyata calon aa, Aiko ini cantik pisan. Neng rasanya gak pantas a. Neng sadar, siapa Neng ini. Neng Malu pisan a"

Aiko maju didepan Neng

"Neng, abang udah cerita ama Aiko kalau abang ditolong aki dan di rawat Neng waktu kemarin. Aiko rasa, Aiko yang gak pantas sama abang, sebab saat abang kritis perlu bantuan dan perhatian, aku nggak ada yang ada itu Neng. Aiko tau juga, kalau Neng juga menolong abang, dengan kemampuan Neng, abang setengah malam udah pulih kan? Kalau bukan Neng yang bantu, mana bisa secepat itu pulih? Aiko jadi ngerti, kenapa abang juga cinta Neng, Aiko paham dan bisa terima... Asal abang nya gak bedain, sama rata, Aiko gak apa-apa kita berdua sama-sama milikin abang."

Neng memandang Aiko mencari kepastian disana. Secercah senyum kecil muncul di keduanya..

Aku maju disamping kedua wanita ini. Mereka berdua sedikit memutar tubuh ke arah ku. Aku pandangi satu per satu, dan aku senyum. Kedua wanita ini senyum dan tertunduk.

"Ada ganjalan lain gak? kalau gak ada aku mau cerita yang lain."

Kedua wanita sama menggeleng. Aku julurkan tangan kanan ambil tangan kanan Aiko, dan tangan kiri ku ambil tangan kanan Neng.

"Kalo kenalan itu salaman, kok lirik-lirikan terus."

Aku menemukan tangan kedua nya, dan... akhirnya saling bertaut...

"Neng cantik, Aiko senang. Aiko sudah lama ingin punya saudara, karena Aiko anak tunggal. Mau kan jadi keluarga Aiko?"

"Iya mau, Neng juga anak tunggal. Tapi ternyata ada kakak tapi beda ibu. Itu mas Surya."

"Oh, kakak nya Neng... salam kenal kakak.."

"Iya salam kenal juga, Aiko. Mas Senang lihat kalian berdua bisa saling terima. Mas gak bisa omong lagi. Semoga kalian bahagia.."


"Makasih mas atas restunya mas." sahut ku

"Kalau sudah plong, aku mau minta doa restu, buar besok bisa menuntaskan tugas ku."

"aa.. ini nggak adil. Aa bilang mau adil, tapi belum apa-apa sudah tidak adil."

"Hah, tidak adil kumaha?"

"Aa dan Aiko besok bertempur mati-matian taruhan nyawa, tapi ini disuruh Neng diam aja gak apa-apa. Itu adil tidak?"

Aku mengerti arah pembicaraan nya. Aku senyum..

"Neng.. aa jawab yah.. kalo misal ada orang tidak bisa atau belum lancar setir mobil, terus tiba-tiba diminta balapan sampe membahayakan karena ada temannya juga ikut balap, sedang temen nya itu sudah lulus sekolah balap. Kira-kira adil nte buat orang yang tidak bisa setir itu kalo dipaksa ikut balapan? kan namanya konyol itu.. yang ada dia akan membahayakan dirinya dan orang lain yang menonton bukan?" jelas ku pada Neng menggunakan pengandaian.

"Iya a, maaf." Neng menunduk

"Aa bukan tidak izinkan Neng turun, tapi lihat situasi saja. Aa tau apa yang Neng bisa lakukan, dan Neng sudah lihat juga apa yang bisa aa lakukan waktu pagi buta di lapangan latihannya Neng sama Aki, yang waktu itu tidak sengaja aa temuin."

"Jadi aa tau kalo ada yang intip."

"Dan juga tau itu siapa." aku senyum

Neng menunduk malu, aku tangkap basah. Ya, Neng dan Aki yang mengintip aku latihan di sebuah tanah lapang tersembunyi, di balik semak dan kebon singkong yang ternyata tidak terlalu jauh dari belakang rumah aki. Itu adalah tempat latihan Neng dan Aki. Aki Pratama, seorang mantan pendekar yang sangat di segani pada masa mudanya, mempunyai hanya seorang yang merupakan darah dan penerusnya yaitu Neng. Wajar dan seperti nya wajib Neng belajar kemampuan dari aki, jika Neng fisik nya mendukung. Dan aku sudah tau hal itu.

"Sekarang ada hal lain yang mau aku ungkap disini. Ini berhubungan dengan mas Surya dan Neng. Tadi pagi aku dapat satu informasi penting dan pasti dari seorang teman dari BC Jogja. Teman ini sangat baik dan bersih. Aku sudah hampir 5 tahun kenal beliau. Bahwa, Harris Sanjoyo, Agus Mercon dan Fajri Dono, pernah dalam satu struktur yang sama gugus tugas yang sama yaitu di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Pada tahun 199f sampai 199h. Itu 20 tahun yang lalu."

"Yang benar lae? apa posisi nya?"

"Harris Sanjoyo Kepala KPU, Agus Mercon Kabid P2, Fajri Dono Kasie Intel P2. Dan mereka juga kenal dengan ayah Denny Suryadi."

"Hah, sungguhan a... jadi mereka yang bunuh ayah?"

"Teman aku ini saksi nya, dan dia siap untuk bersaksi jika diperlukan. Sayang waktu nya tidak ada, yang penting kita sudah tau siapa biang penyebab itu semua. Besok akan aku pastikan semua disana."

"Lae, kalo memang begitu, biar aku ikut masuk lae, itu bagian ku, sudah dibunuh nya bapak ku. Harus dia terima juga bagiannya."

"Besok kita liat mas.. yang pasti sudah aku izin sama bang Saiful, dan ia mengizinkan untuk mas bertemu dulu dengan ketiga orang itu."

"Ya Tuhan memang baik, Dia masih mengizinkan aku untuk bertemu dengan pembunuh bapak ku. Dan aku juga di amanatkan aki menemukan si pembunuh bapak ku. Besok tangan ku sendiri yang akan menyelesaikannya." ucap mas Surya penuh geram

Kami sama terdiam dalam pikiran masing-masing.

Tanpa diduga..

"Assalamualaikum." sapa seseorang

Kami sama terkejut.. ternyata bang Saiful dan bang Manik. Mereka muncul dari samping rumah

"Wa'alaikumsalam" jawab ku

"Eh, bang.... Kek, dan semua, kenalkan ini bang Saiful dan ini bang Manik." aku mengenalkan

"Saya Saiful dan ini Manik. Kami temannya Balak."

"Balak?"


"Oh, itu maksud nya aku."

Mereka langsung paham kalo aku memakai nama tugas.

"Bang, aku siap mulai bang."

"Aku juga bang." kata Aiko

"Tidak langsung, saya jadi orang kurang sopan kalau mangacuhkan tuan rumah. Yang penting kalian sudah siap lahir bathin?"

"Siap bang." jawab aku dan Aiko

"Maaf menyela bapak, apa tidak lebih baik makan siang dulu? sudah waktu nya." ajak kakek

"Iya boleh juga, kita makan, sholat dulu minta petunjuk dan biar jiwa kita tenang."

"Oh lupa, kek, a, semua Winda pamit ke dalam bantu nenek."

"Neng juga pamit ke dalam yah."

"Pak, Aiko boleh ikut ke dalam? belum mulai kan?"

"Belum, silahkan."

"Terima kasih, Aiko kedalam dulu."


Ketiga wanita muda itu menghilang ke dalam. Sejuk melihat nya.

"Bang, ini mas Surya. Polisi dari polsek cibadak bang."

"Saya Surya bang, saya juga kebetulan keluarga di sini. Tapi untuk pertemuan resmi dengan abang, nanti sore jam 3 ya bang. Komandan saya Wakapolsek yang akan kesini bang."

"Baik, tapi kami rapat internal dulu. Baru kemudian menjadwalkan dengan kepolisian disini."

"Iya bang, dimengerti."


Kami berbincang bersama. Masih secara umum. Lalu tidak lama, nenek bilang ke kakek, jika makanan sudah siap. Kami para lelaki masuk ke rumah. Tampak tiga gadis saling membantu menyiapkan makanan. Semua kompak.


Aku sendiri tidak menyangka akan mempunyai urusan yang lancar untuk ke dua wanita ku yang sangat aku cintai.
Terlihat semua lancar dan senang. Mudah-mudahan seperti yang terlihat, itu juga yang real dialami. Memang bagaimana pun kita masih manusia yang mempunyai emosi dan perasaan.


Kami makan bersama dengan keceriaan. Dipimpin oleh kakek dan nenek. Setengah jam kemudian, kami telah berpencar. Aku pamit ke kakek, nenek, juga Ridwan, Neng dan Winda, untuk rapat internal. Rapat kami lakukan di kamar belakang yang kami fungsikan sebagai markas.

Rapat dipimpin oleh bang Saiful, dengan berdasar layar kamera. Dibagi 3 tugas, Aku penerobos dan pendobrak didepan, saat sudah lewat, bertemu dengan orang moro, abang dari TNI akan maju, dan jika ketemu Kurzawa, Aiko yg maju. Aku menghabisi semua yang menghalangi, termasuk BC, para pejabat mantan pejabat dan Keluarganya. Tapi untuk tiga orang bajingan itu, biar Surya yang eksekusi. Nanti diluar berjaga polisi dan anak buah nya. Rumah di kepung seluruh. Dan kami bertarung habis-habisan di dalam. Tidak ada bantuan apapun, semua berjaga di luar. Bang Saiful menanyakan keteguhan dan keberanian kami sekali lagi. Kami jawab siap mati. Bantuan dari polres kami butuhkan. Hanya untuk berjaga diluar supaya jangan ada yang lari atau lolos. Itu rencana nya, simple saja yang penting menang kata bang Saiful, kami tinggal nanti bicara dengan polsek cibadak untuk diterus kan ke polres sukabumi. Musuh ada yang keluar dari rumah, eksekusi tanpa ampun, tembak mati. Kalau polisi hanya berani melumpuhkan, gak apa-apa juga, terakhir nya tetap akan aku bolongi kepalanya. Perintah jelas. Siapa menghalangi, kami libas.. maaf.."

Setelah selesai rapat, masih setengah jam ke jam 3. Bang Saiful memberi izin kami rehat. Dapat istirahat, aku masuk kamar depan dan merenung. Aiko juga tadi minta ditinggal sendiri. Ini moment gila dalam perjalanan hidup ku, mungkin juga dengan Aiko. Tidak ada jalan mundur lagi. Aku betul-betul konsentrasi sekarang sampai hari H. Aku berpikir mundur flash back atas apa yang sudah aku alami. Masa-masa pendaftaran, pendidikan, dan pelatihan menjadi agen rahasia. Dan pada sampai titik ini aku ikut pertarungan terbuka yang total. Membunuh atau terbunuh, hanya itu pilihannya.

Aku yakin sama juga yang di alami Aiko.
Dia baru kali ini menjalankan operasi, tapi langsung di hadapkan pilihan hidup atau mati. Dan dia yang sepanjang hidup nya senang, harus memasuki suatu tahap yang sangat menentukan buat hidupnya kedepan. Dan tidak ada kata mundur atas keputusan yang sudah diambil.

Akhirnya jam 3, kami kembali berkumpul. Kali ini di ruang keluarga, karena ini bukan lagi rapat internal, tapi rapat koordinasi lintas lembaga.

Disini bang Saiful ingin meminta polisi mem-back up kami dari luar. Mengepung ketat rumah itu, jangan ada musuh yang boleh keluar. Kalau keluar, tembak mati. Wakapolsek keberatan karena itu sewenang-wenang. Ada hukum katanya. Baiklah, kata bang Saiful, tapi kalau ada kaluar, lumpuhkan jangan sampai lolos. Kalau itu di sanggupi oleh Wakapolsek. Juga mengenai warga sekitar, nanti akan dipindah kan secara tidak sadar ke panggung hiburan. Polisi wajib menjaga warga yang di jalan maupun sudah dipanti. Rumah dan asset warga yang mereka tinggal harus di jaga. Wakapolsek berjanji akan menjaga warga desa ini.

Rapat koordinasi selesai. Wakapolsek dan satu staff nya mohon diri. Kami pun bubar. Sudah 4 sore. Tapi dilayar, belum ada tanda-tanda kedatangan orang Moro.

Aku dan Aiko bisa dibilang hampir tidak bicara. Beda ama kedua abang ini yang masih bisa ngobrol walau sudah sedikit dan sudah tidak ada basa-basi. Semua kami sangat serius.

Ridwan, Winda, Neng, kakek dan nenek tidak ada yang berani mengganggu aksi serius ku. Aku merasa tegang, walau penyerangan baru besok, saat semua yang kita sasar sudah berkumpul semua disana. Aku hampir tidak berpikir mereka, kepada anggota keluarga yang lain di rumah ini. Iya, aku sudah menganggap mereka satu keluarga.

Hari sudah lewat maghrib, aku telah mandi. Tiba-tiba ada ajakan untuk makan malam, semua ikut makan. Tapi tetap tegang, kaku. Dan bang Saiful juga mengatakan, rapat internal satu kali lagi setelah makan.

Saat ini kami kembali rapat koordinasi di kamar belakang..

"Oke, ini kita akan finalisasi strategi kita. Balak, nanti masuk setelah pintu gerbang saya buka dengan granat. Siapa yang didalam asal dia musuh, bunuh. Langsung masuk rumah, cari tiga orang biang otak nya itu, lumpuhkan dulu.. jika bertemu orang moro, biar aku dan manik yang maju. Aku tau dia pasti bawa senjata, tapi mungkin tidak semua. Jika ketemu orang Kurzawa juga tetap hadapi, sampai Sakura masuk, baru kamu cari 3 orang itu. Kalau 3 orang itu sudah dilumpuhkan, kamu bisa bantu yang lain, khusus nya Sakura.
Orang moro sampai saat ini belum tiba, tapi info masuk, mereka sudah lewat pintu tol cawang belum lama, ada 2 mobil van. Perkiraan tengah malam tiba disini. Orang Kurzawa juga sama, info masuk mereka sudah juga lewati pintu tol cawang. Ini mungkin hanya kebetulan, karena mereka kemungkinan tidak saling kenal.
Dari tambahan orang BC anak buah Fajri Dono sudah datang tadi jam 5 lewat. Mereka semua orang P2. Ada 50 orang, yang tim khusus sergap ada 10 orang. Mereka membawa senjata lengkap senapan serbu buatan pindad.
Saya berkeputusan, kita sergap saat subuh. Saat orang moro dan orang kurzawa pasti masih lelah dan tidak siap.
Mereka tengah malam tiba pasti akan menerima jamuan dulu dari tuan rumah. Mungkin mereka akan mulai istirahat beberapa jam setelah tiba.
Untuk kamera, itu bisa dikendalikan dari jauh? setelah Orang moro tiba, kita sudah periksa situasi mereka berapa orang nya, langsung kamera kita non aktifkan, kalau bisa di copot lebih baik. Saya khawatir mereka membawa alat pelacak signal, itu bahaya. Dia bisa tau keberadaan kamera ini..."

Hening sejenak, bang Saiful melihat kami semua..

"Oke, terakhir.. untuk senjata..
Balak, kamu pegang apa"


"Maaf bang, aku tidak bawa senjata apa-apa."

"Bukan, kamu bisa pegang apa. Senjata saya tau kamu gak bawa."

"Magnum dan Baretta bang"

"Sakura?"

"Saya bawa sendiri bang.."


"Wah, hebat kamu bisa lolos di gate bandara"

"Iya bang, kami ada alat dan cara sendiri bang."

"Jenis nya yang ada?"

"Pistol terbaru buatan perusahaan kami, belum ada di jual bang, juga ada katana pendek, dan shuriken."

"Baik. Saya bawa granat nanas, peledak, uzi, flasher, belati komando.

"Manik dia bawa M-16, pisau, dan revolver."


Kemudian kami masing-masing di berikan senjata. Kami isi dengan baik. Dan amunisi juga sudah disiapkan

Rapat masih belum selesai. Kami masih memantau di kamar. Semua makin tegang..

"Udah, pada titik ini, kita hanya bisa pasrah. Tenang kan pikiran kalian. Semua kita kembalikan pada Tuhan.. " hibur bang Saiful.

"Bang, izin maaf tanya.."

"Iya?"

"Jadi polisi juga akan stand by dari subuh? Masyarakat bagaimana"

"Kita rubah strategi, saya sudah survey kemarin. Makanya di luar polisi wajib siaga, menjaga jika ada yang kabur dan membahayakan warga. Polisi tameng di luar. Kita bergerak bersamaan dengan polisi. Mereka mengepung, kita masuk."

"Siap paham bang.."

"Sakura, ada yang ingin di sampaikan?"

"Iya bang Saiful, bang Manik, saya pribadi dan atas nama keluarga Nakazawa mengucapkan terima kasih pada abang dan tentara lndonesia yang mengizinkan aku ikut bagian dari team ini, ini kehormatan dan pengalaman yang tidak terhingga buat saya anak kecil dan agen hijau ini bang. Saya hormat, terima kasih."

"Sama-sama Sakura. Senang bisa bekerja sama dengan anda. Selepas ini, sakura bisa memulai petualangan untuk kasus sendiri kan, mungkin juga berdua dengan si Balak, yayang nya."

"Abang Saiful bisa saja... kalau ini berhasil atau tidak, mungkin ini aksi saya yang terakhir. Saya mau jadi orang biasa lagi. Kecuali nanti ada hal yang sangat mengharuskan saya kembali."

"Kenapa, udah ngebet kawin yah?"
Bang Saiful melirik pada ku.

"Hehehe... abang Saiful tau ajah..."

"Oke, kita siapkan diri kita, sudah hampir jam 10. Kita masing-masing memakai pakaian sekarang, agar kita saling mengenali. jam 11 kita kumpul lagi disini. Rapat saya tutup."


Bersambung lagi ya suhu....

Mohon kritik dan saran nya suhu...
 
Terakhir diubah:
baca update dulu akh sebelum aktivitas. thanx suhu atas update di pagi harinya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd