Pecahankaca
Semprot Kecil
- Daftar
- 11 Feb 2017
- Post
- 73
- Like diterima
- 300
Setiap manusia telah dianugerahi sebuah kemampuan oleh Tuhannya. Demikian guru agamaku dulu pernah berkata. Anugerah tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal baik, tapi juga bisa digunakan untuk hal-hal buruk, dalam hal ini melakukan apa yang dilarang agama.
Aku masih sangat ingat dengan perkataan guru agamaku itu, karena beliau adalah guru favoritku. Kalimat itu masih tersimpan di dalam otakku hingga kini, dari sebelum aku benar-benar paham dengan maksudnya, sampai dengan ketika aku mampu memahami kalimat tersebut, bahkan menjadi objeknya.
Sayangnya, aku adalah manusia yang memanfaatkan anugerah tuhan itu untuk keburukan alias melanggar aturan agama.
Eh bukan begitu. Aku kan sekarang sudah terlalu percaya pada agama. Jadi, tidak seharusnya aku berkata seperti itu. Lebih tepatnya begini: aku memanfaatkan kemampuanku untuk kepuasan egoku, yang oleh ajaran agama, itu dilarang.
Dan inilah cerita kehidupanku, seorang laki-laki yang menjadikan kemampuan mendengarkannya untuk menikmati tubuh wanita.
****
Aku yakin, aku bukanlah satu-satunya laki-laki yang pandai menjadi pendengar yang baik untuk perempuan. Sudah menjadi rahasia umum laki-laki, cara terbaik memikat hati wanita ialah dengan menjadi pendengar cerita-ceritanya. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Tanpa menghakimi. Tanpa menasihati. Lalu perempuan-perempuan itu pun secara perlahan akan jatuh ke pelukan.
Aku pun begitu. Sejak kecil aku adalah pendengar ulung. Aku suka mendengarkan ceramah agama, nasihat orangtua, dan cerita-cerita dongeng. Bahkan bisa dibilang, kepribadianku dibentuk oleh apa yang kudengar di masa kecil hingga aku tumbuh dewasa.
Di masa remaja, kemampuan mendengarku masih kumanfaatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan dan agama. Namun semua itu berubah setelah aku beranjak dewasa dan bergaul dengan kehidupan kota. Oh iya, dulu aku adalah anak desa yang tak banyak tahu tentang isi dunia.
Selapas SMA, aku diterima di sebuah perguruan tinggi tinggi negeri di kota Jogja. Aku mengambil jurusan ilmu pemerintahan. Pilihan jurusanku murni karena aku ingin terjun ke dunia politik dan pemerintah ketika aku lulus kelak. Namun ternyata aku mendapatkan bonus berlimpah. Di fakultasku, aku banyak menemukan mahasiswi-mahasiswi dengan wajah yang sangat cantik dan mempesona. Terus terang saja, itu membuat libidoku naik.
Aku masih sangat ingat dengan perkataan guru agamaku itu, karena beliau adalah guru favoritku. Kalimat itu masih tersimpan di dalam otakku hingga kini, dari sebelum aku benar-benar paham dengan maksudnya, sampai dengan ketika aku mampu memahami kalimat tersebut, bahkan menjadi objeknya.
Sayangnya, aku adalah manusia yang memanfaatkan anugerah tuhan itu untuk keburukan alias melanggar aturan agama.
Eh bukan begitu. Aku kan sekarang sudah terlalu percaya pada agama. Jadi, tidak seharusnya aku berkata seperti itu. Lebih tepatnya begini: aku memanfaatkan kemampuanku untuk kepuasan egoku, yang oleh ajaran agama, itu dilarang.
Dan inilah cerita kehidupanku, seorang laki-laki yang menjadikan kemampuan mendengarkannya untuk menikmati tubuh wanita.
****
Aku yakin, aku bukanlah satu-satunya laki-laki yang pandai menjadi pendengar yang baik untuk perempuan. Sudah menjadi rahasia umum laki-laki, cara terbaik memikat hati wanita ialah dengan menjadi pendengar cerita-ceritanya. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Tanpa menghakimi. Tanpa menasihati. Lalu perempuan-perempuan itu pun secara perlahan akan jatuh ke pelukan.
Aku pun begitu. Sejak kecil aku adalah pendengar ulung. Aku suka mendengarkan ceramah agama, nasihat orangtua, dan cerita-cerita dongeng. Bahkan bisa dibilang, kepribadianku dibentuk oleh apa yang kudengar di masa kecil hingga aku tumbuh dewasa.
Di masa remaja, kemampuan mendengarku masih kumanfaatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan dan agama. Namun semua itu berubah setelah aku beranjak dewasa dan bergaul dengan kehidupan kota. Oh iya, dulu aku adalah anak desa yang tak banyak tahu tentang isi dunia.
Selapas SMA, aku diterima di sebuah perguruan tinggi tinggi negeri di kota Jogja. Aku mengambil jurusan ilmu pemerintahan. Pilihan jurusanku murni karena aku ingin terjun ke dunia politik dan pemerintah ketika aku lulus kelak. Namun ternyata aku mendapatkan bonus berlimpah. Di fakultasku, aku banyak menemukan mahasiswi-mahasiswi dengan wajah yang sangat cantik dan mempesona. Terus terang saja, itu membuat libidoku naik.