Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lembaran Yang Hilang [Rega Universe]

Selain Amanda Rein !! Siapa karakter yang kalian ingin ada di kamar tidur kalian malam ini?

  • CatWoman

  • Angel

  • Luna

  • Winry

  • Mira

  • Jessica

  • Billa

  • Melly

  • Bu Fiona

  • Kak Fanny

  • Mbak Tina

  • Oliv

  • New : Mommy

  • Kirana


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
TEASER CHAPTER 5. BIDADARI TAK BERSAYAP


MALAM HARI SEBELUMNYA

----POV WINRY----




Beberapa hari berlalu sejak pertama kali menginjakkan kaki pertama kali di rumah ini. Memulai chapter baru dalam cerita kehidupanku sebagai anak kost. Selama itu juga aku tidak mendengar kabar apapun tentang papa tiriku ataupun Dion. Bukan berarti aku ingin tau tentang kabar mereka, tetapi sampai sekarang mereka sama sekali tidak mencariku ataupun berusaha menghubungiku. Padahal aku pergi begitu saja dari rumah tanpa berpamitan kepada mereka. Apakah mereka tidak menyadari ketidakhadiranku dirumah selama beberapa hari?. Hmmm Mungkin Bi’ Tati sudah memberitahu mereka. Atau mungkin mereka memang sudah tidak peduli lagi denganku. Dan mungkin saja mereka senang dengan kepergianku dari rumah mereka. Jadi mereka tidak perlu susah susah mengusirku dari sana.

Whoaaa, aku benar-benar sudah lepas dari mereka. Rasanya begitu menyenangkan. Hidup mandiri rasanya seperti memiliki kekuatan kendali hidupku mutlak di telapak tanganku sendiri. Tetapi memikirkan hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sempat membuatku cemas, apakah aku bisa hidup mandiri? Harus bagaimanakah aku menjalani hidup ini?. Ahhhh, kepada siapapun aku bertanya pasti mereka akan menjawab “tidak ada seorangpun yang tahu kecuali dirimu sendiri”.

Yang kuinginkan hanyalah agar hidupku tidak menderita lagi. Egoiskah aku jika hanya menginginkan kebahagiaan dalam hidup? Aku hanya ingin melihat melihat langit malam dengan tenang. Bukan dengan kesedihan dan air mata lagi. Sebelum ini, rasanya aku seperti sedang menjalani peran di hidupku sebagai tokoh protagonis yang sering menderita, berulang kali ditinggalkan orang-orang yang paling kucintai dan ditinggalkan kepada orang-orang yang tidak mengharapkan kehadiranku. Hufttt !!

Seharunya aku layak mendapatkan piala penghargaan atas peranku yang selalu dramatis di dunia ini. Terkadang memikirkan itu membuatku bertanya tanya, apakah di akhir cerita nanti aku akan mendapatkan kebalikannya?. Seperti kebanyakan cerita novel dan komik atau cerita fiksi lainnya dimana protagonis dibuat menderita dulu di awal cerita dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan di akhir cerita. Lagi, orang-orang pasti mengatakan “tidak ada seorangpun yang tahu kecuali dirimu sendiri”.

Malam ini di dalam kamar, aku sedang iseng mencoba menulis sebuah cerita pendek di laptop. Uhmm menulis atau mengetik?. Menurutku sih tetep dibilang menulis sih. Mencoba mengembangkan imajinasi level rendahan didalam kepalaku mengenai kisah pengembara galaksi, alien berwajah tampan seperti penghuni planet krypton yang datang ke Bumi dengan pesawat luar angkasanya yang tidak bisa dilihat manusia lalu alien itu bertemu dan jatuh cinta dengan cewek Bumi.

GLLLEEEEEEEEEEEEKK!! Saat sedang asik menulis tiba-tiba terdengar suara pintu menuju balkon lantai dua terbuka.

Sekarang aku tinggal di sebuah rumah yang dijadikan pemiliknya sebagai tempat kost. Kamarku berada di lantai dua. Saling berhadap-hadapan dengan kamarnya Kak Rega, teman kost sekaligus pemilik kost ini. Dan di rumah ini aku hanya tinggal berdua bersama Kak Rega. Sudah pasti dia yang membuka pintu menuju teras atau balkon lantai dua. Tapi kenapa? tidak biasanya kak Rega malam-malam seperti ini berada di balkon lantai dua, kenapa tidak di balkon kamarnya?. Biasanya setiap malam seperti ini dia ada dibawah, menonton tv.

Karena tinggal di rumah yang sama dan pintu kamar kami berdua yang saling berhadap-hadapan, sangat mudah bagiku dan Kak Rega untuk bertemu satu sama lain setiap hari. Seolah kita ditakdirkan untuk bertatap muka setiap hari meskipun kami tidak menghendakinya. Menjalani hidup sebagai anak kost berarti aku akan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat ini, seharusnya akan sangat mudah untuk dekat atau berteman dengan penghuni kost yang lain.

Tetapi masalahnya, aku bukan Miranda yang mudah bergaul dengan orang lain. Bagiku harus bersosialisasi dengan orang lain ataupun orang yang baru kukenal adalah sebuah mimpi buruk. Karena aku memang tidak suka pergaulan, teman baru, suasana baru. Bisa dikatakan aku sangat membenci permulaan. Aku juga tidak suka keramaian dan lebih nyaman berteman dengan keheningan.

Aku tidak mengalami apa yang dianamakan krisis kepercayaan diri, tetapi aku hanyalah seorang cewek biasa yang kadang hanya dipandang sebelah mata oleh orang-orang, tidak dipedulikan, tidak diperhatikan, kadang kurasa keberadaanku tidak dilihat atau dirasakan orang-orang karena tidak ada satupun yang menarik dalam diriku. Bahkan Miranda sering mengatakan kalau aku adalah cewek yang aneh. Tapi aku tidak masalah dengan itu semua. Meskipun hanya cewek biasa-biasa yang berdiri di pojokan jauh dari keramaian dan tidak terlihat oleh orang lain, tapi kupikir aku suka dengan itu. Yang kuinginkan hanyalah ketenangan hidup bersama orang-orang yang dekat denganku.

Beberapa menit berlalu sejak pintu menuju balkon lantai dua terbuka, tidak ada tanda-tanda terdengar pintu itu tertutup lagi. Apakah Kak Rega masih berada di balkon?. Rasa penasaran membawaku untuk keluar dari kamar dan memeriksanya. Dan benar, dia masih disana.



Dia sedang bersandar pada tepian balkon dengan pandangan tertuju pada langit yang malam ini tampak cerah sama seperti malam-malam sebelumnya. Musim kemarau masih singgah dengan nyaman seakan enggan untuk pergi. Membawa suasana panas yang menimbulkan gerah di siang hari. Padahal bumi sudah kering dan rindu dibasahi air hujan. Seperti aku, aku sangat merindukan kehangatan dan kenyamanan dikala air hujan yang dingin membasahi tubuhku.

Kuberanikan diri mendekati Kak Rega. Tidak mungkin selamanya aku terus-terusan terjebak dalam suasana awkward saat hanya berdua bersamanya. Karena mulai sekarang kami tinggal serumah. Aku menginginkan suasana yang lebih ‘mencair’ dengannya. Aku ingin lebih dari sekedar saling bertukar senyum saat tidak sengaja berpapasan di dalam rumah. Tapi kenapa rasanya begitu sulit? Hei Winry, sadarlah !! dia itu Kak Rega, cowok yang sudah kamu kenal cukup lama.

Apakah karena dia itu Kak Rega?. Yang membuat suasana saat berdua dengannya menjadi begitu canggung. Karena kami dulu pernah dekat, kami pernah bergandengan tangan dan pernah saling berpelukan bahkan dia pernah ‘melihat’ tubuhku. Walaupun cuma sesaat dan terjadi sudah cukup lama, Apakah Kak Rega masih mengingatnya? Atau sudah melupakannya? Haruskah kuingatkan dia?. AAAAaaaaaa, tidak.. tidak… tidak... membicarakan itu sebagai topik pembicaraan dengan Kak Rega akan membuat suasana semakin terasa canggung. Huffttt.

Kemudian aku berdiri di dekatnya, bersandar pada tepian balkon. Saat aku akan menyapanya, dia menangkapku dengan matanya yang tajam itu. Sungguh tatapan matanya itu membuatku gila, sepersekian detik mampu membuatku lumpuh. Dari jarak sedekat ini dengan jelas aku melihat persamaannya antara binar matanya kak Rega dengan Bintang. Membuatku merindu, membuatku berangan-angan akan kenangan masa lalu saat tatapan mata yang sama menghujamku, menghempaskan tubuhku menjadi tak berdaya dan pasrah dengan segala yang dia lakukan kepadaku, pada tubuhku…. sepanjang malam.

Tidak ingin terlalu lama terbuai dengan tatapan matanya Kak Rega yang bisa membuatku salah tingkah, aku berusaha mengendalikan diri, mengendalikan emosiku dan meredam detak jantungku yang entah kenapa kali ini berdetak begitu bersemangat. Aku berusaha untuk tetap tenang dihadapannya, melemparkan senyum kepadanya lalu mengalihkan pandanganku ke langit, memandang kemilau jutaan bintang-bintang di angkasa. Itulah sebabnya kenapa aku tidak bisa mencairkan kebekuan saat sedang bersama Kak Rega.

Beberapa saat kemudian suasana menjadi sangat hening. Sambil sama-sama menatap bintang-bintang di langit, Aku dan kak Rega diam seribu bahasa. Kami berdua membisu. Padahal kami beridiri bedekatan, tapi rasanya seperti kami tidak saling mengenal satu sama lain. Kira-kira apa yang sedang dia pikirkan?

Apakah dia juga bertanya tanya tentang apa yang sedang kupikirkan?. Sambil terpesona dan takjub dengan keindahan bintang-bintang di langit, aku memikirkannya, memikirkanmu. Memikirkan seberapa jauh jarak diantara kita. Seandainya aku punya sayap yang bisa membuatku terbang ke langit menuju……. Bintang. Aku ingin menuju ke tempatnya, ke tempatmu. Sudah lama aku ingin bertemu denganmu. Aku telah menulis banyak hal yang akan aku lakukan jika aku bisa bertemu denganmu. Pertama, mungkin aku akan marah dan berteriak kepadamu, memukul-mukul dadamu, bertanya sambil berteriak kepadamu kenapa kamu melakukan itu?. bertanya mengapa kamu pergi meninggalkanku?. Lalu Aku akan bilang kepadamu, tanpamu semua tidak lagi sama. Dan aku akan menangis memelukmu sambil mengatakan kalau tanpamu.. cinta ini terasa sangat menyakitkan.

“Tumben Mira tidak kesini?”
tanya Kak Rega memecahkan keheningan, membuyarkan lamunanku.

Aku menatapnya .“umm, dia tadi bilang sedang pergi dengan mamanya, ada acara keluarga ” Jawabku,

“ohhh gitu..” Ucapnya sambil mengangguk pelan “Uhm, Win…” Kak Rega akan berkata sesuatu tapi terpotong bunyi dering handphone yang daritadi kupegang.

TRINGGGGGGGGGGGGGGGGGG!!!

Aku tau siapa yang sedang menghubungiku meskipun tanpa melihat layar handphone. Karena ini sudah waktunya. Setiap hari di jam yang sama, dia pasti akan menghubungiku melalui panggilan video. Kemudian aku memberi gestur anggukan kepala kepada Kak Rega bermaksud untuk pergi meninggalkannya. Lalu berjalan kembali ke dalam kamarku sambil menerima panggilan di handphoneku.

“Hai,, sudah di kampus?” Tanyaku padanya sambil membuka pintu kamarku.

.

.

.

KEESOKAN HARINYA



“Halo Mir,, kamu dimana sih? “Tanyaku kepada Mira melalui handphone. “Ayo pulang..!!”

Aku sedang berdiri di depan perpustakaan sambil melihat sekeliling berusaha mencari keberadaan Mira. . Tadi dia menolak saat kuajak mencari dan meminjam buku mata kuliah di dalam, dan dia bilang akan menungguku di sini, di depan perpus. Tapi setelah aku selesai meminjam buku, dia tidak ada di depan perpus. Setelah menunggu sekitar lima belas menit akhirnya aku memutuskan untuk menghubunginya

Panggilanku ke handhponenya Mira tersambung tapi suaranya Mira terdengar sangat jauh dan samar. Aku berusaha memfokuskan pendengaranku dan yang terdengar adalah. “,, ahhh,, ssh, bentar Kak bentar….. ahhh ahh,, Kakkkk berenti dulu.. aku mau, Halo Win.. enghhh, ahhh,,”

Aku begitu shock dan terkejut saat samar-samar mendengar erangan Mira sambil berbicara dengan seseorang selain bicara denganku.

“Mira kamu dimana?” Tanyaku sekali lagi dengan nada meninggi. Tapi kemudian sambungan telepon kami terputus, aku mencoba menghubunginya beberapa kali tapi dia tidak mengangkatnya. Berbagai pertanyaan muncul dikepalaku. Apa yang sedang dia lakukan? Apakah dia sedang melakukan apa yang sedang kupikirkan? Dimana? Dengan siapa?.




Hmm,, Lagi ngapain tuhh Mira? Dengan siapa? ,, selain itu masih banyak yang terjadi,,, masih ada Rega dan Angel yang akan bertatap muka untuk pertama kalinya.. Rein juga bakal ena2, dan muncul karakter baru, oliv. apa perannya? nantikan kelanjutannya di versi lengkap chapter 5., sooonnn... diusahakan dalam tujuh hari kedepan sudah selesai.
masih harus menunngu 😖
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd