ASUPAN TEASER
“Bee.. !! Kayaknya kamu melewatkan sesuatu deh..” Seru Meta memotong Ceritaku.
“Ada yang belum kamu katakan kepadaku?.
Aku menggelengkan kepala
“Enggak ada Sayang”.
“Ngapain aja semalaman bersamanya di apartemen? hmm” Tanya dia sambil senyum sinis.
“Nggak ngapa-ngapain Bee” Jawabku. Aku berusaha bersikap sewajarnya padanya.
Meta terdiam seraya menatap tajam mataku. Mencoba mencari sesuatu dari sorot mataku. Dia masih belum percaya dengan ceritaku.
“kamu masih tidak mau jujur kepadaku” Ucapnya lalu mengalihkan pandangannya dariku. Memandang keramaian kota dari ketinggian di malam hari.
“Tadi kamu bilang kalau kamu sudah tidak peduli lagi dengan wanita lain dari masa lalumu, seharusnya kamu ga perlu ragu mengatakan semuanya kepadaku.”
Shit. Aku meraih tangan Meta yang masih duduk di pangkuanku kemudian mengusapnya. Hembusan angin malam menerpa tubuh kami.
“Aku tidak mengatakannya karena kupikir itu akan menyakitimu” Ucapku.
Meta menatapku lagi
“I DON’T FUCKING CARE” Bentaknya
“Bukankah sudah kubilang kalau aku sudah menerima apapun masa lalumu?”
“Maaf.. aku Cuma gak ingin kamu kecewa denganku karena mengetahui semua apa yang aku lakukan di masa lalu. Aku ga pengen ngecewain kamu lagi Bee, aku ga ingin kamu pergi lagi dariku… dan aku ga mau kehilanganmu lagi..” Ucapku.
Meta mendekatkan wajahnya kepadaku lalu dia mencium bibirku. Hembusan angin yang agak kencang tidak mengganggu bibir kami saling berpagutan.
“Bodoh !!” Serunya setelah ciuman kami terlepas
“Kamu tau aku sudah tidak bisa lagi melepaskanmu. Meskipun suatu saat nanti masa lalumu datang kembali berusaha merebutmu dariku, aku tetap tidak akan pernah melepasakanmu lagi kepada siapapun”
Aku sangat bahagia mendengar ucapannya. Seakan Meta menegaskan kalau dia tidak peduli dengan apapun yang terjadi padaku di masa lalu. Dan dia akan selalu ada disiku apapun yang akan terjadi nanti.
“Lihat mataku,,,,” Perintahnya, kutatap mata sipit kekasih yang sangat kucintai ini
”Aku ingin hidup bersamamu Bee,.. maka dari itu jangan sembunyikan apapun lagi dariku. Katakan yang sejujurnya.. aku tidak akan marah..” Ucapnya. Kami berdua saling bertukar senyum.
“Kalau kamu tidak marah, kenapa daritadi kamu memukul, mencubit dan berusaha menamparku selama aku cerita?” Tanyaku sambil tersenyum sinis kepadanya.
Meta malah nyengir
“Anggep saja sebagai penebusan dosa masa lalumu”