Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Leila pembantuku

Bimabet
ayo leila dientot lagi..
leila oh leila
pembantu impian

:ejek: :adek:
 
Menjadi milik Husni Part 1 : keputusan harus dibuat.

2 bulan berlalu, Penikahan Dinda sudah terjadi. Perut buncit Dinda terlihat dalam pesta pernikahan menjadikan terlihat seksi dan cantik. Entah kenapa perempuan yang sedang hamil menjadi semakin cantik dan seksi. Untuk sedikit mengelabui para undangan, Burhan dan Dinda mengaku sudah menikah siri berberapa bulan sekarang adalah resepsi disebuah hotel bintang 5. Cukup mewah, wajar saja, Suaminya sekarang terkenal sebagai pembisnis cukup dikenal dikancah nasional. Jika semua betanya, bagimana dengan Diyar? Baiklah aku memiliki kesepakatan untuk 2 Bulan terakhir Diyar ikut denganku. Sedangkan Dinda mengatakan akan menyekolahkan Diyar di Surabaya. Jika ada liburan sekolah baru aku diperkenankan untuk mengambil Diyar. Meski kesal, aku harus menerima terlebih sejak pernikahan sampai 2 bulan kedepan Diyar masih tanggung jawabku.

Selama berada di Rumah, Diyar sangat disayangi oleh Leila. Maklum saja, Leila yang dipanggil “Ibu.” Sejak dulu, Dinda mengajarkan Leila adalah “Ibu” lain dari Diyar, dahulu aku memikirkan bahwa untuk mengajar Diyar menjaga sopan santun pada yang lebih tua. Dulu aku mengira, Dinda egois. Karena membuatku terpisah dari anakku sendiri, meski Diyar mulai cepat beradaptasi dengan situasi sekarang. Bahkan Diyar pernah mengatakan kapan aku dan Leila menikah? Padahal kami berusaha tidak menunjukan kemersaanku dengan Leila didepan Diyar. Meskipun secara teknis, adalah keputusan dari Leila. Untuk membuat Diyar nyaman, Leila memintaku untuk bersikap seperti dahulu padanya demi Diyar. Aku menyetujuinya bagimanapun, Diyar adalah anakku.

Akan lebih sulit untuk anak 5 tahun lebih untuk mengetahui bahwa perceraian orangtua, memberikan situasi yang lain. Maka Diyar sering tidur dengan Leila, di kmara Diyar yang sudah kosong hampir 1 tahun. Akibatnya aku jarang sekali mendapatkan pelayanan dari “Sexyku.” Panggilan sayangku kepada Leila yang kini seperti Ibu Rumah Tangga. Bahkan untuk mendapatkan Leila pun aku harus 2 kali dalam seminggu. Itupun dilakukan tengah malam, saat Diyar sudah bisa ditinggalkan. Sedangkan untuk dimata masyarkat, kami masih bermain aman, dengan Leila tidak mengunakan pakaian bermerk dan seksi atau aku bermain “aman” dengan Leila. Pada akhirnya, Diyar seperti mengetahui dan meminta aku dan Leila menikah.

Kami menjawab belum waktunya, karena aku belum memiliki rencana untuk menikah. Meski aku tahu, Leila mencintaiku. Pekerjaanku selalu membutuhkan perhatian besar, membuatku selalu bingung untuk berpikir ke depan. Sedangkan perubahan terlihat pada kehidupan Guntur dan Pak Raymond. Jika melihat 2 bulan belakangan, Guntur harus kehilangan istrinya 1 bulan lalu. Kini hidup dengan Ninik. Kandungannya sudah sampai 9 bulan, katanya bulan depan akan melahirkan tepat diertengahan bulan. Kematian Istri Pertama, membuat Ninik secara otomatis menjadi Istrinya Sah. Bahkan dia mendapatkan anak sesuai apa yang dia ingin, membuat aku perpikir “apa yang dia nikmati.” Sedangkan Pak Raymond kini tinggal dengan Putri, sedikit rumit dibandingkan kisah aku dan Guntur.

Ia tercyduk dan istrinya minta pisah dengan membagi semua kekayaannya. Namun Pak Raymond kurang menyetujui, Istrinya bisa mendapatkan harta yang besar dan sejumlah saham. Bahkan mendengar cerita dari Istrinya saat pengalihan kepemilikan saham. Pak Raymond tidak masalah jika membagi Saham potensial. Aku menrut saja, karena ketika membaca suarat pengadilan yang ternyata sudah dimulai 3 bulan yang lalu ( Peristiwa Dinda datang ke Rumah). Pak Raymond dan Istrinya sepakat berpisah. Ketika berpikir aku akan kehilangan tuan pontesial, Pak Raymond menghubungiku untuk dimintai bantuan. Aku diminta membeli Saham dari Sejumlah Perusahaan Luar Ngeri yang cukup besar. Uang tersebut ternyata uang dari Bisnis Gelap Pak Raymond.

“Hus, jika butuh bantuan atau pekerjaan kamu hubungin saya aja.” ujar Pak Raymond sambil menengak bir saat pertemuan kami. “Udah banyak bapak bantu tim saya. Kita banyak klien dari pertemanan bapak juga.”kataku dengan sangat sopan. “Bukan gitu, jujur saya beruntung banget punya rekan kaya kamu.” kata Pak Raymond memberikan jeda. “ini masih ada 5 bulan baru bulan Mei toh? Kamu berhasil memberikan profit ke saya tentang saham.” ujar Pak Raymond memberikan alasan. “Tapi berkat Bapak, saya berani, buka peluang saham LuarNegeri. Maaf, jika boleh tahu bapak buka usaha apa?” tanyaku membuka rasa gamang karena aku takut salah ketika diminta datang.

“Saya salahsatu pendana, berberapa Studio Film Dewasa di Jepang. Itu salah satu bisnis gelap saya. Tapi hanya itu saya berani Investasi dengan ke Bursa Saham.” kata Pak Raymond sambil tersenyum, aku terkejut bisa-bisanya Pak Raymond adalah Pendanaa Rumah Film Dewasa di Jepang. Padahal Film seperti itu, sedikit permaslahan utuk dijual secara umu, akhirnya menjadi ilegal. “oh iya, gimana pacar kamu udah punya rencana kedepan?” tanya Pak Raymond bertanya tentang hubunganku dengan Leila. Aku terkejut mendengar pertanyaan,”Gitu pa, masih jaga-jaga situasi saya takut terciduk.” kataku sambil menutupi kegelisahanku. “Kalo kamu sayang udah aja pasang aja, tanda milik.” katanya. “Maksudnya?” tanyaku kembali pada klienku. “Bisa kamu larang hubungan sama orang dari kampungnya. Pindahin ketempat jauh dari kampung, atauapain kek.” ujarnya.

“Bagimana dengan Bapak?” kataku, siapa tahu Pak Raymond bisa memberikan ide untuk hubungan dengan Leila. “Saya jika jujur sebelum sama utri, udah banyak main. Mungkin banyak perempuan yang saya kenal, jika saya amati Leila kalian cocok.” kata Raymond. “Oh, terima kasih pak. Jika begitu saya mohon diri dulu.” kataku. Namun saat, aku ingin berdiri. Pak Raymond memberikan sebuah Map dan Kotak Kecil padaku. Karena menerimanya tiba-tiba, aku menerimannya dan kembali duduk di Sofanya. Ketika saya membukanya, ada Akta Appartement Mewah dan sebuah amplop yang cukup banyak juga sebuah kunci rumah. “Apa ini pa?” tanyaku Pak Raymond yang menegak Bir Jerman kemudian mematikan Cerutunya.

“Buat kamu, jika kamu perlu tempat tinggal baru bisa kamu pakai. Kamu tinggal tanda tangan aja.” kata Pak Raymond. “Aduh Pak, justru ini kebanyakan. Kemarin aja buat beli saham Bapak sudah kasih Bonus makan dan uang 5 juta.” kataku makin segan menerima bantuan dari dirinya. “Itu buat khusus kamu. Pas cairkan dana, aku minta kamu ke Jepang 6 hari buat ketemu rekan saya. Anggap aja uang ganti uang kamu pas bantu saya.” kata Pak Raymond. Benar, aku memang mengurusnya, terlebih karena aku menguasa Bahasa Jepang yang membuat Pak Raymond meminta aku menjadi wakilnya. Aku membuka Amplop Coklat yang ternyata berisi Cek cukup besar yang jumlah 2 kali uang kuhabiskan di Jepang. Aku akhirnya menerima hadiah dari Pak Raymond.

Singkat cerita aku pulang, dan sampai di Rumah. Didalam hanya ada Leila karena tadi siang Leila mengirim SMS bahwa Dinda datang untuk menjemput Diyar. Aku membuka Pintu Rumah, dan Leila menyambutku dengan mengambil Tas dan mencium tanganku. Semenjak kejadian Jamu 2 bulan lalu, Leila memang melakukannya. Namun kali ini Leila terlihat berbeda. “Kamu kenapa Sexyku?”tanyaku sambil memeluknya. “Aku kesal pak, ada dua kejadian bikin sedih.” Katanya dengan manja. Aku terdiam sebentar, kemudian menutup pintu dan menguncinya. “Mau cerita?” tanyaku pada Leila.” Nanti aja, Bapak Mandi dulu, baru pas makan Leila ceritain.” jawab sambil menundukan kepalanya. Aku pun melaksanakan keinginannya, 20 menit kemudian aku ada dimeja makan dan memberikan Leila menyiapkan makanan untukku.

“Saya diminta pulang kampung Pak, saya mau dikawinkan dengan Juragan Darman.” kata Leila sambil menghentikan sejenak keinginannya mengambil nasi dan lauk. “Terus Paman kamu mau ?” tanyaku pada Leila. Leila menganggukan kepalanya. “Jika begitu saya akan minta Paman kamu jangan hubungin kamu jika kamu akan dinikahan karena utang.” ujarku sambil melanjutkan makananku. Leila terdiam, kemudian mengambil lauk dan nasi kemudian duduk. “Lebih baik saya pulang pak. Saya akan melupakan Bapak meski saya sangat mencintai bapak.” kata Leila membalas perkataanku. Aku kesal mudah sekali dia menyerah, jika dia tidak datang bulan aku berniat menyetubuhinya dan mengajaknya pindah. Namun aku tidak bisa memaksanya seperti di Bali dulu, aku harus mencari jalan keluar.

“Memang kapan Pamanmu mau kesini?” tanyaku sedikit ketus. “Sabtu Pagi, Pak. Rencananya Paman datang bareng Jurangan Darman. Aku terdiam, tiba-tiba aku memiliki ide untuk menemui mereka tanpa sepengetahuan Leila. Setelah makan malam, aku meminta nomor Pamannya dan Juragan Darman pada Leila. Aku beralasan mencoba bernegosiasi pada Pamannya. Setelah mendapatkannya, aku menceritakan masalahku pada Pak Raymond. Karena Pak Raymond yang paling memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah Leila dengan lebih mudah. “Santai Husni, kamu baik-baik aja. Ini masalah kecil, anggap aja nih bantuan karena kamu selama ini berikan keuntungan saya dan teman saya.” ujar Pak Raymond. Sejujurnya, aku mungkin bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.

Hanya saja, aku tidak yakin bisa memiliki cukup uang untuk menyelesaikannya. Karena maslah ini, aku mengurungkan keinginannku untuk menunjukan hadiah Pak Raymond. Aku memilih beristirahat, paginya berangkat kerja. Namun sampai 3 hari berlalu Pak Raymond tidak meneleponku. Padahal besok Paman Leila akan datang. Aku pun sudah akan meminjam uang pada atasanku untuk membayar utang Paman Leila. Menjelang sore, ketika aku akan menemui Bosku, Pak Raymond ternyata keluar dari pintu ruangan. “Husni, saya ada berita buat kamu. Tolong ikut saya ke Cafenya pulang kerja.” kata Pak Raymond sambil tersenyum. Pada jam 06.30 sore saya pulang namun mampir ke Cafe tempat Pak Raymond dan aku akan bertemu.

Sesampainya disana, aku melihat Pak Husni dengan Putri sedang berciuman. Aku melengos namun rupanya anak buah Pak Raymond memberikan kode pada bosnya dan menghentikan aktvitas ciumannya tersebut. “Hai Pak Husni. Udah lama nunggu ya?” tanya Putri yang berbalik dan menyapaku. Sapaan yang dibuat untuk meredakan rasa khawatirnya, karena tidak lama ia pergi untuk merapihkan Lisptiknya. Kandungannya sudah 7 Bulan, cukup dikatakan Perempuan muda itu akan menyandang Ibu Muda dalam waktu berberapa bulan kedepan. “Kamu tahu, Husni, jika Putri saya rasa jauh lebih seksi saat hamil ketimbang istriku dulu.” ujarnya menyalakan cerutunya. Aku tersenyum, “Mungkin itu banyak orang pikirkan. Mungkin Putri sexy juga meski tidak hamil.” kataku dengan memuji.

“Saya awalnya tidak ingin dia hamil. Namun pada saat mulai bersama Putri lebih lama saya juah lebih mencintainya. memperioritaskan Putri. Bahkan anak-nak saya bisa menerima perceraian kami dan masalah selesai.” kata Pak Rymond aku yang berdiri mencoba duduk pada Kursi depannya. Cappucinno diantar kepadaku Husni. Aku menyalakan rokok. “Husni, saya sudah tahu Leila anak yatim dan piatu. Kamu sangat mencintainya maka bahagialah kalian.” Katanya sambil tersenyum. “Darman itu lintah darat kelas teri. Dia dulu sopir pemilik pabrik di Surabaya yang merupakan rekan bisnis saya. Dia membawa kabur 1 Mobil mewah dan kabur dan kemudian merampok Toko Emas 2 tahun kemudian sejak itu dia mulai bangun bisnis kotor dia. Dalam hal ini, kita saling bantu, Paman Leila sudah bilang kamu pinjam uang ke saya untuk bayar utang Pamanmu.” kata Pak Raymond untuk sambil meminum minumannya.

1 jam kemudian aku memutuskan pulang, memakirkan mobil dan masuk kedalam rumah. Saat akan memasuki kedalam rumah. Tangan Kananku. Ia mencium Tangan Kanan, kemudian ia menarik badanku kedalam rumah dan mengunci Pintu. “Maksud Bapak apa? Kenapa Bapak ambil utang paman saya? Saya sudah pasrah untuk menikah dengan Jurangan Darman.” ucap Leila sedikit emosi. Dalam hati aku sedikit tersenyum, aku terdiam. “iOh jangan-jangan kamu berpikir dia lebih kaya dan bisa memau menjamin semuanya. Kamu mau menikah dengan lelaki paruh baya yang pnya sawah dan ladang itu.” kataku dengan sedikit menekan. Leila langsung tidak menerima tuduhanku, “Sama sekali tidak, Saya hanya berpikir jika Bapak akan kesulitan keuangan dan dipecat karena saya selalu menyulitkan bapak.” ungkapnya.

“Jadi apakah belum cukup? Jika Saya membelikan banyak barang yang kamu butuhkan. Itu semua agar kamu tidak minder, dan bisa menjaga hubungan kita.” kataku. Menanggapi perkataanku kali ini membuat Leila sedikit tertunduk. “Tapi saya berada digaris terendah pak? Bagimana saya bisa mengantikan Ibu Dinda dihati Bapak? Itu semua saya rasa tidak mungkin terjadi. Jadi sebelum saya semakin dalam mencintai Bapak. Saya akan meninggalkan Bapak agar sama-sama enak untuk melupakan satu sama lain. Saya akan meninggalkan Bapak.” ia mulai mengutarakan pendapatnya cukup panjang meski aku tahu ia hanya mencari alasan. “Jadi hubungan kita sampai 9 Bulan ini, tidak memiliki arti?” tanyaku pada Leila. Kemudian aku berniat untuk pergi.

“Jangan pergi pak, jika berkenan biar saya pergi dari rumah ini. Saya mencintai Bapak, benar-benar mencintai bapak. Tapi..” kata Leila saat menahan tubuhku kemudian memeluk. Ia mulai menangis dan menghentikan perkataannya. Aku menjadi tidak tega, namun tidak ingin ia mengetahui bahwa aku meminta Pak Raymond untuk membantu masalah hutang Pamannya yang berakhir tanpa membayar namun menjadi membantu teman baik Pak Raymond yang akhirnya menemukan pengkhianat kelompoknya yang menjadi Rentenir yang menyelengsarakan Leila dan Pamannya. Aku berbalik dan memeluknya erat, “Jangan sampai pergi dari saya. Karena kamu pernah janj dulu untuk mengikuti saya kan?’ tanyaku sedikit menekan. Ia menanggukan kepala. Airmata dan gerakan kepala yang mengangguk terasa berdebar didadaku.

Iya, sepertinya rasa cintaku mulaimenguat padanya, terlebih aku tidak mencari Perempuan yang lebih dari segi kecantikan dan sexy dan memiliki kemampuan ranjang yang sangat memuaskan. Sudah pasti saya tidak ingin kehilangan Leila yang terlalu Istimewa bahkan, bahkan Leila yang mudah terima oleh Diyar dan Leila pun sudah menyayangi Diyar seperti anaknya sendiri. Aku berpikir mungkin ada benarnya ide semua orang disekitarku untuk mulai fokus berkerja dan menjalin hubunganku dengan Leila. Aku pun memutuskan merahasiakan bantuan dari Pak Raymond untuk diketahui Leila. Karena tidak baik jika Leila mengetahui ia adalah korban yang dimanfaatkan orang yang menekan Pamannya. Leila pun meminta aku mandi dan bersiap makan, tanpa pikir panjang aku menyetujuinya.

Setelah makan dan bersantai, sambil menonton TV dan ngobrol. “Kamu sampai kapan libur ranjangnya?” tanyaku sambil mendekap Leila yang sedang asyik menonton tayangan di TV. Ia melirik ke arahku sambil tersenyum. “Sudah kangen ya?” tanya Leila terseyum. “Masih belum pak, hari ini. Mungkin sampai 10 hari lagi.” kata Leila melanjutkan perkataannya sebelumnya dengan manja. “Kangenlah. Kemarin sama Diyar kan terbatas. Harusnya kita bongkar aja, kita lagi ada hubungan.” kataku sambil meminum teh hangat buatan Leila. “Jangan pak, nanti Diyar marah masa Ibu-Ibuan punya nyali jadi ibu beneran?” kata Leila dengan menatapku. “Jadi kamu memang pengen menikah dengan saya suatu hari nanti? Tolong jawab.” kataku.

“Saya...” kata Leila mengeluarkan suaranya. Kemudian dia kembali terdiam tanpa mengutarakan keputusannya. Aku menjadi kesal, “Jawab jangan beri saya jawaban yang tidak jelas.” Ujarku lagi. “Iya Pak, Semuanya terserah pada Bapak.” ujar Leila padaku. Aku senang, dan aku mengecup keningnya. Hari itu diakhiri dengan seperti itu, tanpa persetubuhan karena ia masih dalam masa haidnya. 12 hari berlalu, Aku dan Leila pergi untuk menegok Ninik yang akhirnya melahirkan. Ia melahirkan anak lelaki, anak yang dirindukan oleh Guntur cukup lama. “Selamat ya. Guntur, kini Loe jadi Bapak juga.” kataku sambil mendekap dan memeluknya. “Sama-sama Terima Kasih atas kunjungannya. Semoga kalian juga langgeng.” kata Guntur.

Leila pun awalnya sedikit malu, namun dengan mengatakan Leila adalah seorang kenalan kerabat yang dipercayakan untuk kuliah, membuat dia sedikit nyaman. Banyak rekan kerjaku percaya dengan status yang aku berikan pada Leila. Aku sedang berpikir untuk mengajak Leila liburan selam 4a hari. Ide yang tiba-tiba karena menjenguk Ninik dan Guntur tiba-tiba karena Guntur Pagi hari memintaku untuk mengambil tanggung jawabnya satu hari. Aku tidak masalah, karena kantor pun akan sedang tidak gawat sekali bahkan cukup aman ditinggalkan. Pada pukul 2.00 aku mengirim SMS pada Leila untuk bersiap ke Kantorku untuk menyenguk Ninik dan Guntur bahkan, kami sempat mampir untuk membeli buah-buahan dan satu pakaian bayi.

Masalahnya ketika ingin mengajak Diyar, kesempatanku tidak ada. Karena Diyar namun tidak diizinkan Dinda yang ternyata masih hari sekolah Diyar. Aku sedikit kesal, dia mengatakan akan memberikan Diyar pada akhir Juni yang merupakan liburan anak sekolah. Pikiran kini melayang entah kemana, tiba-tiba aku berniat untuk mengajak Leila kembali liburan panas. Sesampainya di Rumah, Leila asyik memasak makanan, dan aku mencari lokasi liburan, aku teringat bahwa ada Hotel yang mewah saat aku ke Kalimatan diawal tahun, akupun langsung menghubungi Hotel. Untungnya aku masih bisa memesan kamar dan pesawat. Sesudahnya aku memanggil Leila, “Leila. Kamu udah selesai kan?” tanyaku. Leila menganggukan kepala. Saya mau ajak kamu liburan sekarang siapkan pakaian kita 4 hari kita ke Kalimantan penerbangan jam 3 sore besok.” kataku.

Kali ini Leila berbisik, Hayoo.. Bapaku mau ngapain ke Kalimantan? Kok mesti ajak Leila kangennya sama Service Leila? kok main aja sejauh itu. Boleh nggak Leila minta ?” bisiknya nakal penuh arti. “Lei”., belum sempat aku bicara, Leila langsung menciumku di bibir. Bibir kami saling berpagut melakukan french kiss. Penetrasi lidah Leila di mulutku, menunjukkan dia sangat berpengalaman. Tangan Leila memegang dadaku, kemudian mengusap menyusuri perut hingga sampai pada batangku yang sudah berdiri dari tadi. Leila meremas Batang Penisku yang masih terbungkus Celana Panjang, sementara kuremas Dua Payudaranya. Betapa kenyal dan kencang sekali Payudaranya. Entah kenapa temperatur kamar yang hangat menambah gairah kami.

Kubalik Leila membelakangiku. Kuciumi tengkuknya, dan ku remas payudaranya”.Emhh.. Ary.. ahh”, Leila melenguh. Ku susupkan tanganku ke Payudaranya, dari Bagian Samping Bawah Kaosnya. Ku pilih putingnya, dan membuat Leila sedikit menjerit, dan menggelinjang. Untungnya ruangan Kamarku memang kedap suara. “Pak, Saya boleh minta main? Malam ini bisa?.. ahh.”., Leila berbisik di telingaku, sambil masih kumainkan putingnya “Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku. Setelah masuk, pintu ditutup, dan langsung kami merebahkan diri di ranjang. Leila di bawah sementara aku diatasnya menciumi bibimnya. Sesekali kujilat leher dan telinganya. Leila meracau memanggil-manggil namaku. Kubuka Kaosnya. Mungkin karena jarang bersetubuh ia memakai pakaiannya dulu, aku melihat Bra Coklat lama masih menempel.

Kubuka kaitan Branya dengan kemudian membuangnya. Terlihat jelas puting berwarna pink menerawang. Lidahku menyapu dua bukit kembarnya yang mengencang. Rambutku diusapnya sambil dia melenguh dan memanggil ku dengan sebutan Pak berkali-kali. Sesekali kugigit putingnya, Roknya kulepaskan. Kemudian namun hanya membuka sedikit Celana Dalamnya yang juga memakai yang lama. Aku menduga, Leila tidak memakai pakaian yang kubeli saat pergi tanpaku. Hal itu agar tidak membuat kecurigaan para tetangga. Ku jilat Vagina Leila yang masih terhalang Celana Dalamnya. Noda basah di bibir Vagina tercetak jelas di bagian bawah Celana Dalamnya. Aktivitasku kali ini, Leila semakin mecarau dan menggelinjang. Ku gigit sobek Celana Dalam Leila tepat pada bagian yang menutupi Vaginanya yang basah. “Sreek..” aku melepaskan Celana Dalam itu kemudian membuangnya.

Kujilati Labia Mayoranya. Perlahan kusapu bibir Vagina merah merekah itu. Kucari klitorisnya dan kumainkan lidahku di sana. Leila mengejang hebat, tanda orgasme pertamanya.“Emhh Arryy.. ahh”, Leila sedikit berteriak tertahan. “Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..?” kataku membalas desahnya dengan pertanyaan. Kali ini Leila menanggukan kepalanya, “Pokoknya, diganti CD aku. Walaupun murah ya”, Leila merengek sambil cemberut.“Oke, tapi puaskan dulu aku Lei, .”., jawabku sambil rebahan diri di Ranjang. Tepat disebelahnya, Leila kemudian berbalik dan berada di atasku. Rambut Panjangnya ada didepan Dadanya dengan pelan aku mengunakan Kedua Tanganku menyingkirkan ke belakang punggung. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Vagina basah Leila terasa di perutku. Ia mulai menciumku dan mengesekan badannya pada tubuhku.

Hal yang membuat Penisku mulai beraksi. Akupun meminta Leila melepaskan pakaianku, dan ia mulia melakukannya. Dengan pelan Leila membuka Pakaianku, aku membantu dengan mengangkat Badan, Leher dan kepala saat melepaskan Kaos serta Pantat dan Betisku saat melepaskan Celana Pendek dan Celana Dalamku. Setelah semua itu, Leila kembali menciumiku. Lidahnya menyapu dadaku dan putingku. Sesekali digigitnya, membuatku juga menggelinjang kegelian. Kemudian lidahnya menyapu perutku hingga sampai ke batang penisku yang tegak. Leila mengocoknya perlahan. Ujung lidahnya menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu terasa manakala lidahnya menyapu seluruh permukaan penisku. Seluruh batang penisku terbenam di mulut Leila. Sambil dikocok, keluar masuk mulutnya Leila.

“Ohh..!” aku pun tak luput meracau. Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong Leila menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Leila. “Masukkin Pak, puasin... Leila Pak... please, Ohh.. arrghh.. Arryy!”, Leila berteriak seiring dengan masuknya batang penisku sedikitdemi sedikit lewat lubang Pantatnya. “Bless.”..Pantat Leila bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan. “Oh..ooh..ahh..ahh.. sa...kit,....me oh...ah...aahh.. Pak..terus..oh”, begitulah kalinat tak beraturan meluncur dari mulut Leila, bersamaan dengan semakin capatnya gerakanku.Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Leila menjilati jari-jarinya sendiri. “Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Leila yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot Pantatnya. Kemudian kami berganti posisi. Aku berbaring dan Leila berada di atasku. Leila mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisku ke dalam Vagina basahnya.

Leila terlebih dahulu mengusap-usapkan penisku di bibir Vaginanya. Aku makin kelojotan dengan perlakuan Leila. Centi demi centi penisku dilahap Vagina Leila.“Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap Vaginanya. Leila bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian. “Errgh.. erghh.. ahh.”., Leila mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri. Kini kutarik tubuh Leila sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Leila teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Leila berteriak meracau. “Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya. Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.

5 menit dengan posisi seperti itu, Leila mengejang, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit.. Uuuhh.. Ary.. aaihh.”., tanda dia mencapai orgasme. Terlepas Penisku dari Vaginanya tatkala Leila ambruk di sisiku. Leila ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Leila. Kubalik tubuhnya penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu. Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka Kedua Kakinya, dan terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati Lubang Anus Leila, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas. “Pak.. ber..henti..ah...ah.. istirahat..sakit.. Ohh.”., ratapnya ketika menanggapi perlakuanku itu. Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati Lubang Anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku.

Area Perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Leila, karena kulihat Lubang Anus Leila agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi. “Li, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di Penis yang masih berdiri tegak. “Apa.., mau apa Pak.. Pak..Ah.... AAHH, .. Aryy.. Janng.. aahh”, belum selesai Leila bicara, aku telah menancapkan Penisku di Anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut. Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percepat. Leila pasrah, dan meracau tak karuan. “Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. lin..?, tanyaku sambil menggenjot Pantat Leila seksi yang padat. “Ohh.... aagh.. nikmat..ah.. sakit...ta..pi..ah...a....”., jawabnya.

10 menit aku memompa Batang Penisku di Anusnya, terasa cairan sperma sudah ada di Ujung Kepala Penisku. Buru-buru kutarik keluar Penisku, dan kubalik Leila menghadapku. Sambil kukocok, Spermaku muncrat di Muka Leila. Leila yang tidak siap menerima spermaku di mukanya, mengelengkan kepala kiri dan kanan, hingga Spermaku membasahi Rambut Dan Pipinya. Hingga akhirnya mulutnya terbuka, dan Sisa Semprotan Spermaku masuk di mulutnya. Setelah Spermaku habis, dia mengulum Penisku. Aku yang masih merasa geli namun nikmat, semakin menikmati sisa-sisa oragasme panjangku. “Maksih Leila.” kataku sesaat setelah roboh ke samping Leila. “Curang... Leila gak suka di Pantat, Juga kasih tau dong jika mau mucrat di muka, gitu. Leila kurang suka”, Leila cemberut menjawabnya.

“Ya, udah. Mulai besok, Saya kasih tahu. Biar kamu siap, tapi kamu siap tanggung resikonya?” tanyaku. “Apa Pak? Leila siap, asal jangan terlalu sulit.” jawab Leila. “Gampang, kamu harus jadi pendamping saya. Kecuali saat datang bulan, atau Diyar lagi disini jangan bobo diluar kamar dan jangan layanin orang lain.” Kataku. “Baik pak, hanya bapak yang bisa bersetubuh dengan saja. Toh sejak dahulu gitukan?” tanyanya. Malam itu kami tertidur. Kemudian Leila bangun lelbh dahulu dengan Pantat yang sakit. Aku mencari obat dulu untuk memastikan kondisi Leila lebih baik. Untunglah obat ada dan tidak memiliki efek samping. Aku pun pergi kerja sementara Leila mempersiapkan Pakaian dan Pakaiannya ke Koper.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd