Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Laeli, IRT Kesepian Pemuas Birahi

Episode 13

Gontai, Leli kembali ke kontrakannya disaksikan tatapan sinis Pak Basyir, dipeluknya kedua anaknya yang tetap bengong belum mengerti apa yang terjadi. Leli menangis tersedu-sedu menumpahkan segala luka di hatinya, luka ditinggal kekasihnya. Kekasih yang tiba-tiba dicintainya, bukan tanpa sebab Leli jadi jatuh cinta kepada Arief. Seringnya mereka berhubungan badan lambat laun membuat cinta itu tumbuh di hati Leli. Perlakuan Arief kepadanya yang mesra seumpama kepada istrinya juga membuat Leli terlena.

Namun ada hal yang tidak diketahui oleh orang lain bahkan oleh Arief sendiri mengapa Leli sekarang begitu mencintainya. Sejatinya malam ini atau besok malam Leli ingin menyampaikan berita bagus namun tidak baik ini. Leli sengaja mencari waktu yang tepat untuk berbicara. Tapi takdir berkata lain sebelum Leli bicara petaka itu melanda hingga semuanya menjadi berantakan.

Puas menumpahkan airmata kepedihan, perlahan Leli melepaskan pelukannya, anak-anak masih tetap diam tak bersuara. Leli bergegas mengunci pintu kontrakannya, dia tak mau petaka itu datang lagi, kali ini tidak ada Arief yang akan melindungi dirinya maka dia harus mulai berhati-hati. Predator tua bangka itu masih berkeliaran bebas diluar sana. Leli beranjak ke kamar mandi, dibukanya perlahan pakaiannya satu persatu, disiraminya seluruh tubuhnya. Air dingin itu meresap kedalam pori-pori menenangkan sejenak pikiran Leli yang kalut.

Perlahan Leli menyabuni badannya dari leher turun ke dada, hingga usapannya pas di perut, tangannya gemetar, tangisnya kembali pecah. Diusapnya perlahan perutnya penuh perasaan, teringat Arief yang mungkin takkan kembali lagi, tapi sebagian jiwa Arief tertinggal di dalam rahimnya. Leli hamil dua minggu, jauh sebelum diperkosa Lutfi dan Pak Basyir, Leli telah terlambat datang bulan. Kecurigaannya jadi kenyataan ketika membeli testpack dan hasilnya garis dua, antara takut dan bahagia Leli ingin sekali segera menyampaikan kepada Arief.

Yaa…Arief, karena hanya dengan lelaki ini Leli berhubungan badan intensif, tidak ada lelaki lain. Bahkan Sulaeman suaminya pun belum kembali dari rantau. Menurut jadwal suaminya akan kembali akhir pekan ini. Leli berencana mengajak suaminya bercinta sehingga kehamilannya tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak manapun. Tapi benih yang ditanam Arief di dalam tubuhnya membuat perasaan cinta Leli kepada suaminya sedikit berkurang meskipun tidak lantas berubah drastis menjadi benci.

Dengan deraian airmata dan isak tangis Leli mengakhiri kegiatan mandinya, diraihnya handuk dan dibalutkan ke tubuhnya. Leli harus bangkit, kehidupan harus terus berjalan, meski hancur hatinya Leli harus bertahan demi anak-anaknya tercinta. Janin ini tak berdosa. Ia hadir sebagai buah cinta Leli dengan Arief, maka Leli harus menjaganya sebagai kenang-kenangan dari kekasih hatinya yang pergi entah kemana. Beres semuanya Leli menghampiri kedua anaknya, si bayi diraihnya kemudian disusui hingga terlelap di dekapan.

Malam menjelang Leli sedang sibuk menyuapi anaknya yang pertama, si bayi masih terlelap tenang. Selesai menyuapi anaknya, Leli menyalakan TV tayangan kesukaan anaknya sebelum kantuk menjelang. Sang anak serius menatap layar, Leli merapihkan dapur teringat cucian belum sempat dijemurnya tadi siang. Beruntung cucian itu telah diberi cairan pewangi hingga tidak bau apek meski dibiarkan teronggok basah dipojokan. Leli mengangkat cucian itu melangkah keluar, tangannya meraih gagang pintu kontrakan melepas kuncinya dan perlahan membuka. Dari luar dorongan keras menghantam tubuh Leli, cuciannya terjatuh Leli pun terjengkang kaget. Pak Basyir menatap nanar. Lelaki tua itu sudah berdiri tegak di ambang pintu, Leli sadar akan bahaya segera berusaha bangkit namun kalah cepat dari predator itu. Secepat kilat ia meraih tubuhnya dan menyeretnya ke dalam. Dibantingnya tubuh montok itu keatas kasur, anak Leli hanya melirik sebentar ketika dilihatnya kakek tadi yang mengobati Ibunya, kembali dia asyik menatap layar TV.

Leli berusaha melawan, bajunya koyak oleh perbuatan Pak Basyir yang kalap kesetanan.
“Kamu harus aku hamilin, takkan kubiarkan kamu merusak rumah tangga anakku,” bentak Pak Basyir.

Leli tersedu, vaginanya telah terpampang bebas, payudaranya masih tertutup bajunya yang robek di bagian perut ke bawah. Pak Basyir telah melucuti sarungnya, ditariknya bokong Leli mendekat, Leli berontak berusaha mencakar dan memukul dada Pak Basyir. Namun setan yang telah merasuki Pak Basyir begitu kuat.
“Ammmpuuuun Pak jangan sakiti sayaaa.....hikssss..hikkkss....hikkkss... kasihani saya, saya sedang hamil hiks....hikkkkssss.....” Leli keceplosan.

Pak Basyir gusar,
“Hamil??? Bangsaaaattt......ini Anak Arief??”
Leli mengangguk lemah yang justru membuat Pak Basyir naik pitam.
“Setaaan kalian, aku perkosa kamu sampai keguguran hah......!!! Kamu coba-coba mau merusak rumah tangga anakku..hah??? Dasar perempuan jalang, tampang kamu alim tapi pelacurrr.”

“Aaahhhhh...ampuuuun pak Lepaskannnn....aahhhhh.....tidaaaakkkkk...ouuuuwww....”
Leli menjerit menyayat hati, Pak Basyir dengan kasar menusukkan kontolnya yang besar berurat ke dalam memek Leli. Sakit, terasa panas menerjang kelamin Leli, memeknya belum siap menerima benda tumpul itu bersemayam. Pak Basyir yang memang berniat menghancurkan kandungan Leli, dihajarnya memek merekah perempuan montok itu dengan kasar dan beringas. Pak Basyir terus memompa dengan kasar, memek Leli memar kemerahan.

“ahhhhhh....sakiiiit....tolonggg....ahhhhhh,”
Leli kembali menjerit namun tak ada seorang pun yang mendengar. Kontrakan itu sepi ditinggal semua penghuninya dengan urusan masing-masing. Pak Basyir tersenyum bangga melihat hasil perbuatannya. Melihat memek memar itu Pak Basyir semakin ganas. Tekadnya membuat gugur kandungan Leli semakin besar, dicabutnya kontol itu ‘plop’ Leli hanya mendesah manja, tubuhnya sudah lemas tak berdaya,
“Nungging kamu pelacur....” bentakan Pak Basyir membuatnya ketakutan.

Perlahan Leli mengeser tubuhnya, Plaaakkk...Plaaakkk... dua tamparan kuat dilayangkan pak Basyir ke wajah Leli,
“Ahhhhhhhhh........aaamppuunnn Pak,” Leli kembali menjerit.

“Diam kamu perempuan jalang....kamu akan rasakan akibatnya sudah berani menggoda menantu saya hah…”
Pak Basyir membalikkan badan Leli, diangkatnya pantat Leli sedikit menungging sekali hentak kontolnya kembali merobek memek Leli yang melolong kesakitan. “Ahhhhhhh......ouuuwww....tolonggg...ahhhhhhh…”

Bukkkkkk....Plak...Buuukkkkkk tiba-tiba seseorang menghantam kepala pak Basyir, lelaki tua itu tersungkur tak sadarkan diri. Leli tersentak menoleh kebelakang, dilihatnya tetangga sebelahnya memegang sebatang pipa besi.

“Mas Sugiyono? Ahhhhhh.....Masssss…”
Leli bangkit dan refleks menghambur ke pelukan Sugiyono yang gelagapan menerima dekapan perempuan montok dan telanjang. Tangan Sugiyono tanpa sengaja perlahan mengusap memek Leli kemudian mendekap bokongnya.

“Ahhhhh....ehhhhh...maaf Masss...shhhh....ahhhhh,”
Leli tersipu malu menyadari ketelanjangannya.

“Ehhh...iyaaa..***papa Mbak......hmmmmmm....shhhhh,”
Sugiyono mendesah gelora birahinya naik, namun kesadarannya segera pulih.
“Mbak segera bawa anak-anak ke kontrakan saya dulu cepat...”

Leli ikut sadar, diliriknya tubuh Pak Basyir yang tergeletak tak bergerak, diraihnya sarung Pak Basyir yang tergeletak tak jauh dari kakinya, dipakainya sarung itu kemudian meraih bayinya. Sugiyono membopong anak Leli yang pertama hati-hati mereka bergerak menuju kontrakan Sugiyono.

“Mbak disini dulu ya, saya mau lihat Pak Basyir dan lapor pak RT, kunci pintunya rapat-rapat”
Sugiyono memberikan arahan, Leli hanya mengangguk perlahan dan mengunci pintu setelah Sugiyono berlalu.

Perlahan Sugiyono memasuki kontrakan Leli, dirinya waspada dengan sebatang pipa besi di tangannya. Pak Basyir sudah tidak ada di tempat, Sugiyono terkejut kemana gerangan bandot tua itu, bergegas Sugiyono menuju kontrakan Arief.

Dibukanya perlahan kontrakan yang tak dikunci itu, dilihatnya kontrakan itu pun telah kosong, beberapa barang masih tersusun rapih namun baju-baju dilemari sedikit berantakan dan sepertinya beberapa baju sudah ada yang mengambilnya. Sugiyono menarik nafas sepertinya bandot tua itu kabur entah kemana, Sugiyono kembali ke kontrakannya.

“Mbak...buka Mbak ini saya,”
Sugiyono mengetuk pintu kontrakan, Leli bergegas membuka pintu sebelumnya mengintip sejenak melalui kaca jendela.
“Gimana Mas??” tanya Leli.

Sugiyono mengunci pintu dan menarik Leli ke dalam kamarnya,
“Hmmmmm Pak Basyir berhasil kabur Mbak, sebelum saya lapor Pak RT,” jawab Sugiyono lirih.

Leli menutup mulutnya
“Lalu bagaimana nasib saya Mas? Apakah dia akan kembali?”
Leli memberondong dengan pertanyaan.

“Tenang Mbak...tenang...saya yakin dia gak akan berani kembali kesini, besok kita tetap lapor ke Pak RT, mbak bersedia kan?” Leli mengangguk kemudian menunduk lemah.

Sugiyono meraih pinggang Leli yang ramping meski bokongnya montok menggoda, perlahan didekapnya perempuan itu kemudian diusapnya punggung Leli perlahan dan lembut. Leli yang merasa aman terlindungi pasrah saja menerima pelukan dari Sugiyono, birahinya yang semula belum tuntas disirami Pak Basyir kini menuntut pembalasan.

Sugiyono mengecup kening Leli,
“Malam ini sementara Mbak dan anak-anak tidur disini saja ya..”pinta Sugiyono,
“Saya akan tidur diruang tamu.”
Sugiyono melepaskan pelukan kemudian mengambil bantal dan selimut berlalu menuju ruang tamu kontrakannya. Leli yang tak sampai hati tiba-tiba menahan langkah Sugiyono,

“Massss...aku takut sendirian...hiks...hikksss..hikkss,” Leli terisak.

“Mbak aman disini gak perlu takut saya ada didepan kok,” jawab Sugiyono.

“Tapiii sayah takut sendirian Mass...hikss..hikksss...hikksss...” kembali Leli merajuk.

Sugiyono menghela nafas, kembali diraihnya perempuan montok yang sedang ketakutan itu,
“Ya..sudah kita tidur yuk...Mbak kalau masih takut, saya peluk gak papa ya?”
Sugiyono menenangkan Leli.

Keduanya merebahkan tubuh diatas kasur itu, di pojok sana kedua anak Leli sudah terlelap. Sugiyono memeluk perempuan yang bukan muhrimnya itu, tubuhnya harum membangkitkan gairah Sugiyono yang ditinggal istrinya ke kampung. Leli merasa nyaman dalam dekapan Sugiyono. Satpam itu telah menyelamatkan dirinya dari siksaan predator tua. Perasaan bahagia dan ucapan terimakasih kepada Mas Satpam membuat Leli membiarkan lelaki itu memeluk dirinya dan merabai bagian-bagian terlarang tubuhnya.

Keduanya tenggelam dalam dekapan, mengikuti bisikan iblis yang sejak tadi menggoda agar keduanya larut dalam perzinahan. Si Perempuan yang sejak kehamilan mudanya gairahnya mudah sekali naik, sementara si Lelaki kesepian ditinggal istrinya, yang biasanya malam-malam begini tubuh istrinya yang akan jadi pelampiasan. Namun malam ini nasib membawa dirinya dalam situasi harus tidur sekasur dengan perempuan montok yang alim, kesehariannya terbungkus pakaian rapih. Baik budi pekertinya terhadap tetangga.

Pikiran Sugiyono teringat bentuk memek dan pantat montok Leli yang begitu menggoda. Memek tembem berwarna pink merekah dengan lendir-lendir di bibirnya kembali mengganggu pikiran Sugiyono. Direngkuhnya kuat-kuat tubuh Leli dan diciuminya pundak dan leher Leli, yang hanya bisa mendesah lirih menerima ciuman dan usapan lelaki gagah itu.

*Bersambung Ke Episode berikutnya*
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd